Hotel Bisnis Kualanamu

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Kota Medan telah berkembang menjadi kota metropolis dengan ditandai berdirinya

beberapa

gedung – gedung tinggi dan mengesankan beberapa tahun terakhir ini .

Perkembangan ini menyebabkan jumlah wisatawan dan investor akan semakin meningkat dari
tahun ke tahun dengan terbukanya lowongan-lowongan berbisnis yang banyak dan besar. Tidak
dapat dielakkan, bandar udara internasional Kualanamu juga berperan besar pada peningkatan
perkembangan besar-besaran ini. Maka dari itu, perkembangan ini menyebabkan semakin
maraknya aktivitas perekonomian kota sehingga harus didukung dengan akomodasi yang dapat
memenuhi bagi para pelaku bisnis.
Perbisnisan kota Medan yang sedang melonjaknya ini, didorong oleh beberapa fakta
untuk menjadikan Medan sebagai kota sebagai destinasi bisnis. Dikutip dari investmedan.com,
website yang dikelola BPPM (Badan Penanaman Medan dan Perizinan):
• Berada dekat dengan Thailand-Malaysia-Singapura

• Berada di jalur perdagangan yang sibuk, Selat Malaka
• Dikelilingi daerah penghasil sumber daya alam dan tenaga kerja potensial
• Pintu gerbang perekonomian Sumatera bagian barat
• Pertumbuhan ekonomi terbesar di Indonesia
• Memiliki Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
Menurut Kepala Penanaman Modal dan Promosi Sumut, Purnama Dewi, mengatakan
bahwa perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) terus berminat berinvestasi di sektor hotel dan restoran di Sumut. Hampir setiap tahun
ada peningkatan maupun investasi baru PMA dan PMDN di sektor hotel dan restoran.
Menurutnya juga, total realisasi penanaman modal asing (PMA) hingga triwulan III 2015 yang
sebesar Rp11,749 triliun. Selain Perekonomian yang membaik, jumlah wisman yang
berkunjung ke kota Medan juga mengalami peningkatan tiap tahunnya kurang lebih sebanyak
1.74% sesuai daripada tabel dibawah:

1
Universitas Sumatera Utara

Tabel 1: Statistik wisatawan mancanegara yang datang ke Sumatera Utara tahun 2009-2013
(Sumber: Data statistika pariwisata Sumatera Utara)


Adapun perbedaan daripada hotel bisnis dan hotel biasa. Perbedaan ini terletak pada
fasilitas penunjang yang dimiliki hotel bisnis selain sebagai penyedia akomodasi, tetapi juga
sebagai pendukung kegiatan bisnis daripada pengunjung dengan fasilitas ballroom, convention
roo, meeting room yang lebih memadai. Juga pertimbangan pergerakan pengunjung dari
bandara ke hotel, dengan penyediaan shuttle bus khusus untuk mendukung pelaku bisnis yang
cenderung dengan kesibukan padat juga ketersempitan waktu. Hotel bisnis sendiri adalah hotel
yang fasilitas utamanya dapat mengakomodasi seluruh kegiatan bisnis tamu hotel (Meeting
room, Business center, dll) yang dikelola secara komersil.
Berdasarkan data BPS dari Medan Dalam Angka 2009 , perbandingan tingkat
penghunian kamar dari tahun 2005 hingga 2010 (%) dapat dilihat pada tabel di bawah sebagai
berikut :
Tahun

2010

2008

2007

2006


2005

*

28,20

33.8

46.2

50.5

54.6

**

48.10

43.8


47.2

45.5

48.3

***

66,68

60.39

57.07

60.61

50.79

****


59.48

56.19

60.65

63.34

48.54

*****

60.11

62.1

50.6

46.1


62.7

Tabel 2: Perbandingan tingkat penghunian kamar dari tahun 2005 hingga 2010 (%)
(Sumber:BPS Propinsi Sumatera Utara, “ Medan Dalam Angka 2009 “
;http://beritasore.com/2010/09/06/)

Dari perbandingan tabel di atas dapat diperoleh bahwa, tingkat penghunian kamar hotel
bintang 3 (***) merupakan hotel yang mendominasi pasar. Menurut Kepala Bagian Perhotelan
Pemko Medan, Bapak Ali Aman ketika diwawancarai secara langsung menyatakan bahwa para
pengunjung kota Medan pada umumnya lebih memilih hotel berbintang tiga atau empat,
sedangkan bintang lima biasanya lebih banyak dikunjungi oleh para pengunjung yang berasal

2
Universitas Sumatera Utara

dari luar negeri. Pemilihan hotel bintang 3 ini juga didukung oleh letak site bangunan yang
berada didekat bandar udara Kualanamu, yang memiliki peraturan maksimal tinggi 7 lantai
pada bangunan, membuat room hotel menjadi terbatas sehingga mendukung sebagai hotel
berbintang tiga berdasarkan spesifikasi dasar dari hotel bintang 3 itu sendiri.


1.2

Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari perancangan proyek “Hotel Bisnis Kualanamu” ini

adalah:
• Menyediakan akomodasi bagi para pelaku kegiatan bisnis yang melakukan kegiatan bisnis.
• Menyediakan fasilitas dan pelayanan yang baik dan nyaman bagi pengguna.
• Menyediakan efektivitas bagi masyarakat melalui kemudahan pencapaian dalam melakukan
aktivitas dalam satu lokasi.
• Memanfaatkan potensi yang ada untuk meningkatkan kualitas.

1.3

Perumusan Masalah
Beberapa masalah dalam perancangan “Hotel Bisnis Kualanamu” ini adalah:

• Bagaimana merancang sebuah hotel bisnis yang nyaman dan dapat menimbulkan citra
bangunan yang ramah terhadap para tamu hotel.

• Bagaimana menciptakan ruang luar dan dalam yang nyaman untuk menunjang interaksi
manusia dengan lingkungan di sekitarnya.

1.4

Pendekatan Masalah

1.4.1. Studi Literatur
Pendekatan permasalahan perancangan dengan cara memahami bagian-bagian yang
berhubungan dengan kasus perancangan Hotel yaitu pemahaman akan hotel, klasifikasi hotel,
perancangan dengan konsep Arsitektur Bioklimatik. Pemahaman tersebut merupakan
pemahaman teoritis yang didapatkan dari studi literature yang dipertanggung jawabkan bagi
kelayakan.

3
Universitas Sumatera Utara

1.4.2. Studi Lapangan
Studi lapangan terdiri dari:
• Mencari lokasi yang strategis untuk dikembangkan menjadi lokasi proyek.

• Mendapatkan data-data mengenai kondisi, potensi kawasan, dll
• Mempelajari kondisi serta keadaan sekitar daerah kawasan perancangan.

1.4.3. Studi Banding
Mencari studi banding terhadap proyek dan tema sejenis terhadap proyek perancangan,
melihat keadaan yang sudah ada, sumber dapat berupa buku, majalah, internet dsb.

1.5

Lingkup / Batasan Masalah
Lingkup / Batasan dalam perencanaan dan perancangan proyek “Hotel Bisnis

Kualanamu” meliputi :
• Perancangan hotel bisnis mall dengan memperhatikan potensi yang terdapat pada kawasan
tersebut .
• Perancangan memperhatikan aspek fisik dan non fisik , seperti perancangan tapak, massa
bangunan, estetika, pemakai, pengunjung, struktur, kebutuhan ruang, sirkulasi dalam, dan
luar, fungsi bangunan di sekitar gaya bangunan, intensitas pembangunan di sekitarnya, dll.
• Batasan yang dirancang hanya berupa hotel, fasilitas yang ada di dalam site dan jalan di
sekitarnya.


4
Universitas Sumatera Utara

1.6

Kerangka Berpikir
Adapun kerangka berpikir dalam perencanaan dan perencangan proyek “ Hotel Bisnis

Tembakau Deli “ dapat dilihat di bawah ini:

Diagram 1: Kerangka berpikir

5
Universitas Sumatera Utara

1.7

Asumsi – Asumsi
Asumsi – asumsi dalam perancangan proyek “Hotel Bisnis Kualanamu” meliputi:


• Diasumsikan bahwa kondisi lahan dalam keadaan kosong / layak bangun
• Diasumsikan GSB, KLB, dan KDB sesuai perhitungan dari lebar jalan dan perumusan,
dikarenakan tidak tersedianya RDTR daerah perancangan (Belum rampung).
• Diasumsikan kepemilikan oleh pihak swasta
• Diasumsikan bahwa harga tidak menjadi masalah
• Diasumsikan bahwa keberadaan sosial budaya masyarakat setempat tidak menjadi suatu
permasalahan yang dapat menghambat keberadaan dari proyek ini

6
Universitas Sumatera Utara