Hotel Bisnis Kualanamu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Terminologi Judul
2.1.1
Definisi Hotel
• Menurut Keputusan Menteri Parpostel no Km 94/HK103/MPPT 1987, hotel adalah salah
satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian untuk jasa
pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat
umum yang dikelola secara komersil.
• Menurut Wikipedia, hotel berasal dari kata hostel, konon diambil dari bahasa Perancis kuno
yang artinya tempat penampungan buat pendatang atau bisa juga “bangunan penyedia
pondokan dan makanan untuk umum.
• Menurut Endar Sri,1996:8, pengertian hotel adalah suatu bangunan yang dikelola secara
komersil guna memberikan fasilitas penginapan kepada masyarakat umum dengan fasilitas
antara lain jasa penginapan, pelayanan barang bawaan, pelayanan makanan dan minuman,
penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya serta jasa pencucian
pakaian.
• Menurut Lawson, 1976:27, pengertian hotel adalah sarana tempat tinggal umum untuk
wisatawan dengan memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman
serta akomodasi dengan syarat pembayaran.
Dari pengertian diatas maka pengertian atau definisi hotel secara umum adalah badan usaha
akomodasi atau perusahaan yang menyediakan pelayanan bagi masyarakat umum dengan
fasilitas jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman, jasa layanan kamar, serta jasa
pencucian pakaian. Fasilitas ini diperuntukan bagi mereka mereka yang bermalam di hotel
tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu.
7
Universitas Sumatera Utara
2.1.2
Definisi Bisnis
• Menurut Musselman adalah keseluruhan dari aktivitas yang diorganisir oleh orang yang
tidak berurusan di dalam bidang industri dan perniagaan yang menyediakan barang dan jasa
agar terpenuhinya suatu kebutuhan dalam perbaikan kualitas hidup.
• Menurut Hooper, Pengertian Bisnis ialah keseluruhan yang lengkap pada berbagai bidang
seperti industri dan penjualan, industri dasar dan industri manufaktur dan jaringan,
distribusi, perbankkan, transportasi, insuransi dan lain sebagainya; yang kemudian melayani
dan memasuki dunia bisnis secara menyeluruh.
• Peterson dan Plowman mengemukakan Pengertian Bisnis merupakan serangkaian kegiatan
yang berhubungan dengan pembelian ataupun penjualan barang dan jasa yang dilakukan
secara berulang-ulang. Menurut paterson dan plowman, penjualan jasa ataupun barang yang
hanya terjadi satu kali saja bukanlah merupakan pengertian bisnis.
• menurut Owen adalah suatu perusahaan yang berhubungan dengan distribusi dan produksi
barang-barang yang nantinya dijual ke pasaran ataupun memberikan harga yang sesuai pada
setiap jasanya.
• Menurut Hunt dan Urwick, Pengertian Bisnis ialah segala perusahaan apapun yang
membuat, mendistribusikan ataupun menyediakan berbagai barang ataupun jasa yang
dibutuhkan oleh anggota masyarakat lainnya serta bersedia dan mampu dalam membeli atau
membayarnya.
Dari pengertian diatas maka pengertian atau definisi bisnis secara umum adalah komersial,
perdagangan atau kegiatan keuangan yang mempergunakan waktu, perhatian tenaga kerja, dan
penanaman modal demi perbaikan/kemajuan.
2.1.3
Kesimpulan Judul
Pengertian dari judul “Hotel Bisnis Kualanamu” adalah tempat akomodasi yang terletak
di Kualanamu, Batang Kuis, dimana diperuntukkan khususnya untuk para pelaku bisnis
(pedagang , pengusaha , peserta konvensi , pejabat yang melakukan dinas , dll ) dan juga
menyediakan fasilitas yang mendukung kelancaran aktivitas bisnis.
8
Universitas Sumatera Utara
2.2
Lokasi
2.2.1
Kriteria Pemilihan Lokasi
No
Kriteria Pemilihan Lokasi
1
Tinjauan terhadap arsitektur Lokasi yang dipilih berada pada jangkauan Bandar
kota
Keterangan
udara Kualanamu yang menjadi titik pusat
perancangan.
2
Pencapaian
Lokasi yang mudah dicapai, baik dari arah kota
maupun bandara. (Kendaraan umum, pribadi,
pejalan kaki.)
3
Area Pelayanan
Lokasi memiliki area pelayanan ±1 km dari
berbagai fasilitas seperti bank, pusat perbelanjaan ,
area perdagangan , pasar, kantor, dll
4
Sarana dan Prasarana
Tersedia sarana dan prasarana seperti jalan raya ,
rambu lalu lintas , dll dan jaringan utilitas seperti
jaringan PLN, PDAM, Telkom, Riol Kota, dll
5
Persyaratan lain
Lokasi harus memiliki tingkat privasi yang tinggi
dan cocok digunakan sebagai tempat rekreasi.
Lokasi harus jelas kepemilikannya, terkait dengan
pembebasan lahan, potensi dan peraturan yang
berlaku.
Tabel 3: Kriteria pemilihan lokasi perancangan
2.2.2
•
Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi
•
Luas Site
: ± 2 ha
•
Kontur
: Datar
•
Kondisi Eksisting : Tanah kosong
•
GSB pada site
: 13.5 m
KDB
: 60%
9
Universitas Sumatera Utara
2.3
Tinjauan Fungsi
2.3.1
Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan
Pengguna kegiatan dalam “Hotel Bisnis Kualanamu” terdiri atas pengunjung,
pengelola, servis.
•
Pengunjung adalah pihak yang melakukan kunjungan ke “Hotel Bisnis Kualanamu” yang
terdiri dari pedagang, pengusaha, petugas konvensi, pejabat yang melakukan dinas
(swasta/pemerintah), dll. Tamu hotel bisnis juga terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:
o Bepergian seorang diri atau berdua atau lebih
o Menginap dalam waktu relatif singkat
o Ingin cepat menyelesaikan tugasnya , sehingga pertimbangan jarak pencapaian ke objek
tujuan sependek mungkin
•
o Pertimbangan ekonomis dalam pengeluaran biaya merupakan hal yang utama
Rekreasi bukan merupakan objek utama.
o Pengelola adalah pihak yang melakukan pengelolaan kegiatan administrasi dan
operasional yang dibedakan dalam 2 tingkatan, yaitu :
o Pimpinan, terdiri dari direktur dan wakil direktur. Direktur ini dibantu oleh sekretaris
yang bertanggung jawab langsung kepada direktur
o Kepala bagian, terdiri dari kabag operasional, keuangan, pemasaran, keamanan,
•
pemeliharaan, dan perawatan gedung
Servis adalah pihak yang melakukan kegiatan pelayanan bangunan seperti masalah teknis,
kebersihan, keamanan, utilitas, pantry dan pergudangan.
2.3.2
Tinjauan Hotel
Adapun pengertian, klasifikasi dan perkembangan hotel adalah: Pengertian Hotel
Secara harfiah, kata hotel berasal dari bahasa latin yaitu hospitium, yang artinya ruang tamu.
Kata ini kemudian mengalami proses perubahan pengertian dan untuk membedakan guest
house dengan mansion house yang berkembang saat itu, maka prumah besar itu disebut hostel.
Hostel disewakan pada masyarakat umum untuk menginap dan beristirahat sementara waktu,
dan dikordiniir oleh seorang host.
Seiring perkembangan dan adanya tuntutan terhadap kepuasan, dimana orang tidak
menyukai peraturan yang terlalu banyak pada hostel maka kata hostel kemudian mengalami
perubahan, yakni penghilangan huruf “s” pada kata hostel sehingga menjadi hotel. Defenisi
10
Universitas Sumatera Utara
hotel menurut SK Menparpostel Nomor KM 94/ HK 103/MPPT 1987 adalah suatu jenis
akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyedikan jasa
pelayanan penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara
komersial.
Hotel adalah sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan
pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat
pembayaran ( Lawson, 1976:27) Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang
menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum serta pelayanan lainnya untuk umum
(Kamus Webster)
Jadi, dapat disimpulkan pengertian hotel adalah suatu bangunan yang menyediakan jasa
penginapan, makanan dan minuman, serta jasa lainnya yang diperuntukkan bagi umum dan
dikelola secara komersial.
2.3.2.1 Klasifikasi Hotel
Kriteria klasifikasi hotel di Indonesia secara resmi terdapat pada peraturan pemerintah,
yaitu SK: Kep-22/U/VI/78 oleh Dirjen Pariwisata. Klasifikasi hotel ditinjau berdasarkan
beberapa faktor, yaitu:
1. Harga jual
Klasifikasi hotel berdasarkan system penjualan harga kamar, dimana harga kamar yang
dijual hanya harga kamar saja atau merupakan system paket yaitu:
•
European plan hotel
Hotel dengan biaya untuk harga kamar saja. Keistimewaan:
o Praktis, banyak digunakan di hotel
o Memudahkan system billing
•
o Semua system pemasaran kamar kebanyakan menggunakan system ini.
American plan hotel
Hotel dengan perencanaan biaya termasuk harga kamar dan harga makan, terbagi
•
dua yaitu:
Full American Plan (fap)
Harga kamar termasuk makan tiga kali sehari(sarapan, makan siang dan makan
malam)
11
Universitas Sumatera Utara
•
Modified American Plan (MAP)
Harga kamar temasuk dua kali makan sehari yaitu:
o Kamar + makan pagi + makan siang
•
o Kamar + makan pagi + makan malam
Kontinental plan hotel
Hotel dengan perencanaan harga kamar sudah termasuk dengan continental
•
breakfast.
Bermuda plan hotel
Hotel dengan perencanaan harga kamar yang sudah termasuk dengan American
breakfast.
2. Ukuran Hotel
•
Klasifikasi hotel berdasarkan ukuran ditentukan oleh jumlah kamar yang ada, yaitu:
•
Hotel kecil dengan jumlah kamar dibawah 150 kamar
Small hotel
Medium hotel
Hotel sedang, yang terdiri dari 2 jenis, yaitu:
o Average hotel : jumlah kamar antara 150- 299 kamar
o Above hotel : jumlah kamar antara 300- 600 kamar
o Large hotel : hotel besar dengan jumlah kamar minimal 600 kamar
3. Tipe Tamu Hotel
Klasifikasi hotel berdasarkan asal usul dan latar belakang tamu menginap yaitu:
•
Family hotel
•
Hotel untuk tamu yang menginap bersama keluarga
•
Hotel untuk tamu berupa pengusaha
Business hotel
Tourist hotel
Hotel untuk tamu yang menginap berupa wisatawan, baik domestik maupun luar
•
negri
•
Hotel untuk tamu yang transit (singgah sementara)
Transit hotel
Cure hotel
12
Universitas Sumatera Utara
Hotel untuk tamu yang menginap dalam proses pengobatan atau penyembuhan
penyakit.
4. Sistem Bintang
Semakin banyak jumlah bintang suatu hotel, pelayanan yang dituntut semakin
banyak dan baik. Klasifikasi hotel berdasarkan system bintang yaitu:
•
•
Hotel bintang satu (*)
•
Hotel bintang tiga (***)
•
Hotel bintang dua (**)
•
Hotel bintang empat (****)
Hotel bintang lima (*****)
Khusus untuk hotel bintang lima, terdapat tingkatan yaitu Palm, Bronze, dan diamond.
5. Lama Tamu Menginap
Klasifikasi hotel berdasarkan lamanya tamu menginap, yaitu:
•
•
Transit hotel : hotel dengan lama tinggal tamu rata- rata semalam.
•
tetap dalam jangka waktu pendek, berkisar dua minggu hingga satu bulan.
Semi residential hotel : hotel dengan lama tinggal tamu lebih dari satu hari tetapi
Residential hotel : hotel dengan lama tinggal tamu cukup lama, berkisar paling
sedikit satu bulan.
6. Lokasi
Klasifikasi hotel berdasarkan lokasi yaitu:
•
City hotel : hotel yang terletak dalam kota, dimana sebagian besar yang menginap
•
melakukan kegiatan bisnis
•
Suburb hotel : hotel yang terletak di pinggiran kota
•
Urban hotel : hotel yang terletak di dekat kota
Resort hotel : hotel yang terletak di daerah wisata, dimana sebagian besar tamu yang
menginap tidak melakukan usaha. Hotel Resort berdasarkan lokasinya dibagi atas:
o Mountain hotel : hotel yang berada di pegunungan
o Beach hotel : hotel yang berada di pinngir pantai
o Lake hotel : hotel yang berada di tepi danau
o Hill hotel : hotel yang berada di puncak bukit
o Forest hotel : hotel yang berada di kawasan hutan lindung
o Airport hotel : hotel yang terletak di daerah pelabuhan udara
13
Universitas Sumatera Utara
7. Aktifitas Tamu Hotel
Klasifikasi hotel berdasarkan maksud kegiatan selama tamu menginap, yaitu:
•
•
Sport Hotel : Hotel yang berada pada kompleks kegiatan olahraga
•
Conference Hotel : Hotel yang menyediakan fasilitas lengkap untuk konferensi
•
Pilgrim Hotel : Hotel yang sebagian tempatnya berfungsi sebagai fasilitas ibadah
•
Ski Hotel : Hotel yang menyediakan area bermain ski
•
Convention Hotel : Hotel sebagai bagian dari komplek kegiatan konvensi
Casino Hotel : Hotel yang sebagian tempatnya berfungsi untuk kegiatan berjudi.
8. Jumlah Kamar dan Persyaratannya
Berdasarkan jumlah bintang yang disandang, jumlah persyaratan kamar adan lainnya
yaitu:
•
•
Hotel bintang satu (*) : Jumlah kamar standar, minimal 15 kamar, kamar mandi di
dalam, luas kamar standar, minimum 20
Hotel bintang dua (**) : jumlah kamar standar, minimal 20 kamar. Kamar suite,
minimum 1 kamar. Kamar mandi di dalam. Luas kamar standar, minimum 22. Luas
•
kamar suite, minimum 44
Hotel bintang tiga (***) : jumlah kamar standar, minimal 30 kamar. Kamar suite,
minimum 2 kamar Kamar mandi di dalam. Luas kamar standar, minimum 24. Luas
•
kamar suite, minimum 48
Hotel bintang empat (*****) : jumlah kamar standar, minimal 50 kamar. Kamar
suite, minimum 3 kamar Kamar mandi di dalam. Luas kamar standar, minimum 24.
•
Luas kamar suite, minimum 48
Hotel bintang lima (*****) : jumlah kamar standar, minimum 100 kamar
Kamar suite, minimum 4 kamar Kamar mandi di dalam. Luas kamar standar,
minimum 26. Luas kamar suite, minimum 52
Di Indonesia, klasifikasi hotel dilakukan dengan sistem bintang. Dimulai dari
bintang satu sampai bintang lima. Menurut surat keputusan Menteri Perhubungan
Indonesia No. PM 10/PW 301/ PHB-17 tentang usaha dklasan klasifikasi hotel,
ditetapkan bahwa penilaian klasifikasi hotel secara minimum didasarkan pada beberapa
pertimbangan yaitu:
•
•
Persyaratan umum, antara lain kondisi bangunan dan kelengkapan fasilitas
Bentuk pelayanan yang diberikan
14
Universitas Sumatera Utara
•
•
2.3.3
•
Jumlah kamar yang tersedia
Letak atau keadaan lokasi
Deskripsi Perilaku
Kegiatan pengunjung, altivitas umum yang dilakukan pengunjung adalah:
o Menginap
o Konvensi
o Makan/Minum
• Kegiatan pengelola, aktifitas umum yang dilakukan pengelola adalah:
o Mengelola dan mengatur jalannya operasional bangunan
o Melayani kebutuhan para konsumen
o Memberikan informasi singkat
o Melakukan kegiatan administrasi
o Penyelenggaraan kegiatan penunjang ( bisa saja bekerjasama dengan badan lain yang
bersangkutan )
o Dll
• Kegiatan servis, aktifitas umum yang diakukan adalah:
o Membersihkan setiap ruangan
o Melakukan perawatan dan perbaikan terhadap bangunan dan peralatan-peralatan yang
ada didalamnya
o Mengurus loading dock
o Mengurus utilitas bangunan
o Menjaga keamanan
2.3.4
Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
• Kegiatan pengunjung, altivitas umum yang dilakukan pengunjung adalah:
o Menginap
o Konvensi
o Makan/Minum
• Kegiatan pengelola, aktifitas umum yang dilakukan pengelola adalah:
o Mengelola dan mengatur jalannya operasional bangunan
o Melayani kebutuhan para konsumen
o Memberikan informasi singkat
15
Universitas Sumatera Utara
o Melakukan kegiatan administrasi
o Penyelenggaraan kegiatan penunjang ( bisa saja bekerjasama dengan badan lain yang
bersangkutan )
o Dll
• Kegiatan servis, aktifitas umum yang diakukan adalah:
o Membersihkan setiap ruangan
o Melakukan perawatan dan perbaikan terhadap bangunan dan peralatan-peralatan yang
ada didalamnya
o Mengurus loading dock
o Mengurus utilitas bangunan
o Menjaga keamanan.
16
Universitas Sumatera Utara
2.3.3
Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang
Tabel 4: Program ruang penzoningan administrasi bangunan
17
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5: Program ruang penzoningan hotel bangunan
Tabel 6: Program ruang penzoningan area rekreasi bangunan
18
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7: Program ruang penzoningan convention bangunan
19
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8: Program ruang penzoningan F&B bangunan
20
Universitas Sumatera Utara
Tabel 9: Program ruang penzoningan publik bangunan
21
Universitas Sumatera Utara
22
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10: Program ruang penzoningan admin+ME bangunan
Tabel 11: Program ruang, total keseluruhan
2.3.4
Jenis dan Fasilitas Standar Kamar Tamu
Pada hotel, ruang tidur merupakan ruang privat yang perlu diperhatikan untuk
memenuhi tuntutan kenyamanan dan privatisasi tamu. Aspek efisiensi juga harus diperhatikan
sehingga tamu merasa betah menginap di hotel tersebut. Adapun bentuk kamar tidur pada hotel
adalah seperti gambar di bawah :
23
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1: Bentuk kamar tidur pada hotel
Klasifikasi kelas kamar pada sebuah hotel adalah :
•
Standard room
Jenis kamar yang tersedia untuk dua orang penghuni dengan kondisi, berisi satu tempat
tidur double (double bed) atau dua tempat tidur dan fasilitas yang tersedia di dalam
•
kamar tersebut berlaku umum di semua hotel
Deluxe room
Jenis kamar dengan fasilitas yang lebih dari kamar standar, misalnya dengan ukuran
•
kamar lebih besar dan tambahan fasilitas seperti televisi, lemari es, dll.
President suite room
Jenis kamar paling mahal dalam suatu hotel, tersedia untuk 2-3 atau lebih penghuni
dengan kondisi berisi dua atau tiga kamar lebih dengan ukuran kamar lebih besar, luas,
24
Universitas Sumatera Utara
mewah dan lebih lengkap dengan fasilitas tambahan seperti ruang tamu, makan, dan
dapur kecil (kithenette) seperti mini bar. Tempat tidurnya terdapat double bed, twin bed
atau bahkan single bed. Adapun fasilitas standar yang terdapat pada masing- masing
jenis kamar tersebut adalah sebagai berikut:
•
•
2.3.5
Kamar mandi private (bathroom) dan perlengkapannya
•
Tempat tidur (jumlah dan ukurannya sesuai dengan jenis)
•
Rak untuk menyimpan koper (luggage rack)
•
Radio dan Televisi
•
Meja lampu
•
Lemari pakaian
•
Telepon, lampu, AC
•
Meja rias/ tulis (dressing table) dan kursi
Asbak, korek api, handuk, alat tulis (stationeries), dll
Studi Banding Arsitektur Fungsi Sejenis
Santika Dyandra Medan
Gambar 2: Santika Dyandra Medan
Terletak di Medan, Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention - Medan hanya
beberapa menit dari Sun Plaza dan Shri Mariaman. Hotel bintang 4 ini terletak di dekat Vihara
Borobudur dan Medan Mall. Dilengkapi oleh 324 kamar yang ber-AC, dengan lemari es dan
minibar, televisi LCD dengan pemrograman kabel memberikan hiburan, akses Internet nirkabel
gratis siap menjamin koneksivitas internet.
25
Universitas Sumatera Utara
•
Fasilitas
Gambar 3: Swimming Pool Santika Dyandra
Bersantai di spa dengan layanan lengkap, di mana dapat menikmati pijat, perawatan
tubuh, dan perawatan wajah. Kolam renang dan pusat kebugaran juga tersedia. Hotel ini juga
menyediakan akses Internet nirkabel gratis, layanan concierge, dan layanan pernikahan.
Mendapatkan ke tempat-tempat wisata sangat mudah dengan antar-jemput daerah (biaya
tambahan).
•
Dining
Gambar 4: Restoran Santika Dyandra
Memuaskan selera di restoran hotel, menyajikan sarapan, makan siang, dan makan
malam. Makan juga tersedia di sebuah kedai kopi / kafe, dan layanan kamar 24-jam.
Memuaskan dahaga dengan minuman favorit Anda di bar / lounge.
26
Universitas Sumatera Utara
•
Bisnis, Fasilitas Lainnya
Gambar 5: Ruangan Serba Guna Santika Dyandra
Fasilitas pilihan mencakup pusat bisnis 24 jam, koran gratis di lobi, dan layanan laundry
/ dry cleaning. Fasilitas acara di hotel ini terdiri atas pusat konferensi dan ruang rapat. Antarjemput dari bandara ke hotel disediakan dengan biaya tambahan pada waktu yang dijadwalkan,
dan parkir sendiri gratis tersedia di tempat.
2.4
Elaborasi Tema
2.4.1
Pengertian
Adapun keluaran dari penelitian perancangan “Hotel Bisnis Kualanamu” ini adalah
dengan pendekatan arsitektur bioklimatik, yaitu suatu pendekatan yang mengarahkan arsitek
untuk mendapatkan penyelesaian desain dengan memperhatikan hubungan antara bentuk
arsitektur dengan lingkungannya dalam kaitanyan iklim daerah tersebut. Pendekatan desain
arsitektur bioklimatik dengan demikian mengandung keandalan sebagai salah satu tipe desain
arsitektur yang hemat energi ditinjau dari penggunaan energi saat pengoperasian bangunan
yang bersangkutan. Sebagai bagian dari kelompok eko-arsitektur, maka tujuan dari arsitektur
bioklimatik juga menghadirkan bangunan yang ramah lingkungan, diantaranya turut berperan
serta dalam meredam efek rumah kacapada lingkungan urban, misalnya melalui upaya
pengurangan produksi gas CO2 dan CFC ke atmosfer.
Populasi penduduk Indonesia menempati urutan ke-4 setelah Cina, India, dan Amerika
Serikat. Padatnya populasi masyarakat Indonesia menjadi beban pemerintah untuk
menyediakan pangan dan energi yang memadai. Pertumbuhan penduduk Indonesia pada tahun
2006 adalah 1,6 % pertahun dan sekarang ini populasi penduduk Indonesia mencapai 220 juta
jiwa. Maka pemakaian energi di Indonesia juga akan sangat besar. Untuk itu perlu adanya
kebijakan pemerintah dalam mengatur program pembangunan berkelanjutan. Sehingga
ketergantungan energi yang sangat besar dapat dikurangi. Program pembangunan
27
Universitas Sumatera Utara
berkelanjutan khususnya dalam bidang arsitektur adalah bagaimana menciptakan suatu
rancangan bangunan yang hemat energi. Penerapan dalam bidang arsitektur hemat energi ini
harus diawali di kota-kota besar Indonesia, khususnya Kota Medan. Kota Medan merupakan
kota metropolitan terbesar ke-3 di Indonesia dengan jumlah penduduk kurang lebih 2 juta jiwa
dengan angka pastinya 1.993.602 jiwa. Konsentrasi penduduk yang padat pastinya
menciptakan tata bangunan yang padat seperti perumahan, perkantoran, daerah komersial.
Suatu perkotaan yang padat seperti Kota Medan pasti menimbulkan masalah dalam
menyediakan energi untuk warganya. Dewasa ini Kota Medan telah mengalami krisis energi
listrik. Hampir setiap hari masyarakat Kota Medan harus mengalami pemutusan aliran listrik
secara bergilir.
Arsitektur hemat energi merupakan solusi yang dapat dipakai untuk jangka pendek dan
jangka panjang yang berkelanjutan. Salah satu arsitektur yang berorientasi pada penghematan
energi adalah Arsitektur Bioklimatik. Berikut adalah pengertian dari tema Arsitektur
Bioklimatik:
•
•
Bio : Iklim alam
Klimatik : Pengaruh
Jadi, bioklimatik adalah style dalam bidang Arsitektur yang bentuknya dibentuk dengan
sengaja, mempergunakan teknik dengan tenaga rendah yang pasif agar dapat berinteraksi
positif dengan iklim dan sesuai dengan data meteorologi, menggunakan tenaga yang rendah,
namun memiliki kualitas bangunan yang baik.
Pengertian Arsitektur : Dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia, “Arsitektur adalah
ilmu dan seni merancang bangunan,kumpulan bangunan dan struktur lain yang
fungsional,terstruktur dengan baik serta memiliki nilai-nilai estetika” (Ensiklopedia Nasional
Indonesia, 1990).
Pengertian Bioklimatik : diambil dari bahasa asing Bioclimatology. Menurut Yeang
Kenneth, “ Bioclimatology is the study of the relationship between climate and life, particulary
the effect of climate on the health and activity of living things” Yang artinya adalah, ilmu yang
mempelajari hubungan antara iklim dan kehidupan terutama efek dari iklim pada kesehatan
dan aktifitas sehari-hari.
28
Universitas Sumatera Utara
Yeang juga mengatakan bahwa penggunaan tehnik hemat energi yang berhubungan
dengan iklim setempat dan data meteorolgi, hasilnya adalah bangunan yang berinteraksi
dengan lingkungan,dalam penjelmaan dan operasinya serta penampilan berkualitas tinggi.
2.4.2 Perkembangan Arsitektur Bioklimatik
Perkembangan arsitektur bioklimatik berawal dari tahun 1960-an. Arsitektur
bioklimatik merupakan arsitektur modern yang dipengaruhi oleh iklim. Arsitektur bioklimatik
merupakan pencerminan kembali arsitektur Frank Loyd Wright yang terkenal dengan arsitektur
yang berhubungan dengan alam dan lingkungan dengan prinsip utamanya bahwa di dalam seni
membangun tidak hanya efesiensinya saja yang dipentingkan tetapi juga ketenangan
,keselarasan,kebijaksanaan, kekuatan bangunan dan kegiatan yang sesuai dengan bangunannya
, Oscar Niemeyer dengan falsafah arsitekturnya yaitu penyesuaian terhadap keadan alam dan
lingkungan, penguasaan secara fungsional ,dan kematangan dalam pengolahan serta pemilihan
bentuk, bahan, dan struktur.
Akhirnya dari Frank Lioyd Wright dan Oscar Niemeyer lahirlah arsitek lainseperti
Victor Olgay pada tahun 1963 mulai memperkenalkan arsitektur bioklimatik. Setelah
tahun1990-an Kenneth Yeang mulai menerapkan arsitektur bioklimatik pada bangunan tinggi
bioklimatik yang memenangkan penghargan Aga Khan award tahun 1996 dan Arcasia Award
pada tahun 1996 .
2.4.3 Teori Bioklimatik
Ada beberapa teori mengenai arsitektur bioklimatik yang pada dasarnya teori yang
dipaparkan memiliki banyak kesamaan tentang arsitektur bioklimatik. Salah satu teorinya
seperti yang dikemukan oleh seorang pionir lahirnya arsitektur bioklimatik, Kenneth Yeang.
“What is the justification for designing with climate? Designing the tall building to take
advantage of the meteorological data of the location inevitably means some physical and
economic departure from the criteria outlined above. For instance, sun shading increases the
thickness of the external wall; external lift cores may be less efficient than a central-core
layout. What justification might we have for this departure, besides, of course, reasons of
architectural aesthetics?.”
Kenneth Yeang, merancang bangunan tingkat tinggi dengan pendekatan iklim yang
mengambil keuntungan dari data meteorologika secara fisika dan ekonomi adalah dasar
pemikiran merancang bangunan bioklimatik. Akibat pembayangan matahari dinding luar
29
Universitas Sumatera Utara
dibuat lebih tebal, penempatan core lift yang terpusat dinilai lebih efisien dari penempatan core
luar.
Teori bioklimatik dalam pandangan Yeang dengan menanggapi lingkungan secara
esensial adalah bagaimana strategi merancang dengan merespon lingkungan secara luas.
Pendekatan bioklimatik pada dasarnya memiliki dua penilaian, pertama adalah menciptakan
kenyamanan dalam bangunan secara pasif, dan kedua adalah penggunaan energi yang rendah.
Hemat energi merupakan suatu langkah bijak untuk menghemat keuangan.
2.4.4 Prinsip-Prinsip Bioklimatik Menurut Kenneth Yeang
2.4.4.1 Ekologi
“A further justification is ecological. Designing with climate would result in a reduction of the
overall energy consumption of the building by the use of passive (non-mechanical) structural
devices. Savings in operational costs derive from less use of electrical energy which is usually
derived from the burning of non-renewable fossil fuels. The lowering of energy consumption
would further reduce overall emission of waste heat, thereby cutting the overall heat-island
effect on the locality.”
Ekologi menjadi dasar pertimbangan teori bioklimatik yang dikemukan oleh Yeang.
Menurut Yeang, merancang bangunan dengan pendekatan iklim akan mengurangi konsumsi
energi pada bangunan dengan menggunakan struktur pasif (non-mekanik). Menciptakan
bangunan hemat energi dengan pemakaian energi listrik yang lebih sedikit selanjutnya akan
mengurangi pembakaran bahan bakar fosil dan dapat menurangi akumulasi peningkatan suhu
bumi. Adapun prinsip-prinsip bioklimatik secara ekologi adalah sebagai berikut:
• Penempatan Core
“Service core position is of central importance in the design of the tall building. The service
core not only has structural ramifications, it also affects the thermal performance of the
building and its views, and it determines which parts of the peripheral walls will become
openings and which parts will comprise external walls. Core positions can be classified into
three types: central core, double core and single-sided core. In the tropics, cores should
preferably be located on the hot east and west sides of the building. A double core has many
benefits. With both cores on the hot sides, they provide buffer zones, insulating internal
spaces. Studies have shown that minimum air-conditioning loads result from using the
30
Universitas Sumatera Utara
double-core configuration in which the window openings run north and south, and the cores
are placed on the east and west sides. The same considerations apply in temperate zones.”
Menurut Yeang posisi sevis core sangat penting dalam merancang bangunan tingkat
tinggi. Servis core bukan hanya sebagai bagian struktur, tapi juga mempengaruhi
kenyamanan termal. Posisi core diklasifikasikan dalam tiga bentuk yaitu: core terpusat
(central core), core ganda (double core), core tunggal yang terletak di sisi bangunan (singlesided core), dan core sisi timur dan barat (east and west sides). Core ganda memiliki banyak
keuntungan, dengan memakai dua core dapat dijadikan sebagai penghalang panas yang
masuk ke dalam bangunan. Penelitian harus menunjukkan penggunaan pengkondisian udara
secara minimum dari penempatan sevis core ganda yang tampilan jendela menghadap Utara
dan Selatan, dan core ditempatkanpada sisi Timur dan Barat. Penerapan ini juga bisa
diterapkan pada daerah beriklim sejuk.
Gambar 6: Peletakan Core
Penjelasan di atas merupakan teori peletakan servis core yang umum dipakai pada
bangunan bertingkat tinggi. Akan tetapi yang menjadi bahasan pokok adalah bagaimana
sebenarnya peletakan service core menurut konsep arsitektur bioklimatik? Menurut Yeang
peletakan servis core adalah bagaimana caranya agar servis core tidak hanya berfungsi
sebagai struktur pendukung bangunan tetapi juga sebagai ruang penetralisir panas. Sebagi
contoh pada bangunan Menara Mesiniaga, peletakan sevis corenya ditarik ke arah Utara agar
menciptakan ruang kerja yang lebih leluasa dan gang untuk sirkulasi yang lebih sedikit.
Selain itu menurut Yeang, menempatkan inti bangunan (service core) tangga, lift, toliet dan
mekanikal, elektrikal dan plumbing-di sisi yang paling banyak menerima sengatan matahari
yakni timur gedung. Sehingga dapat disimpulkan bahwa menempatkan servis core pada arah
lintasan matahari adalah salah satu pendekatan Yeang dalam perancangan bangunan
bertingkat tinggi dengan pendekatan bioklimatik.
31
Universitas Sumatera Utara
•
Menentukan Orientasi
“Tall buildings are exposed to the full impact of external temperatures and radiant heat.
Accordingly, the overall building orientation has an important bearing on energy
conservation. In general, arranging the building with its main and broader openings facing
north and south gives the greatest advantages in reducing insolation (and the resulting airconditioning load). It frequently happens that the geometry of the site does not coincide
with sunpath geometry. In these cases, the other built elements may, if expedient for
planning purposes, follow the site geometry (for example, to optimise basement carparking layouts). Typical floor window openings should generally face the direction of least
insolation (north and south in the tropics). Corner-shading adjustments or shaping may
need to be done for sites further north or south of the tropics or for non conformity of the
building plan to the solar path.”
Bangunan bertingkat tinggi mendapatkan penyinaran matahari secara penuh dan radiasi
panas. Orientasi bangunan sangat penting untuk menciptakan konservasi energi. Secara
umum, susunan bangunan dengan bukaan yang menghadap utara dan selatan memberikan
keuntungan dalam mengurangi insulasi panas.
Orientasi bangunan yang terbaik adalah dengan meletakkan luas permukaan bangunan
terkecil menghadap timur-barat memberikan dinding eksternal pada luar ruangan atau pada
emperan terbuka. Kemudian Untuk daerah tropis, peletakan core lebih disenangi pada poros
timur-barat. Hal ini dimaksudkan untuk menyediakan daerah buffer dan dapat menghemat
AC dalam bangunan.
•
Menentukan Bukaan Jendela
“Generally, window openings should orientate north and south unless important views
require other orientations. If required for aesthetic reasons, curtain walling may be used
on non solar-facing facades. On other faces of the building some form of solar shading is
required, while the quality of light entering spaces should also be considered. In temperate
zones, transitional spaces can have adjustable glazing at the other face so that balconies
or recesses can act as 'sun spaces', collecting solar heat, like a greenhouse or
conservatory.”
32
Universitas Sumatera Utara
Bukaan jendela harus sebaiknya menghadap utara dan selatan sangat penting untuk
mendapatkan orientasi pandangan. Jika memperhatikan alasan aesthetic, curtain wall bisa
digunakan pada fasad bangunan yang tidak menghadap matahari. Pada daerah iklim sejuk,
ruang transisional bisa menggunakan kaca pada bagian fasad yang lain maka teras bisa
berfungsi sebagai ‘ruang sinar matahari’, berkumpulnya panas matahari, seperti rumah
kaca.
Menggunakan kaca jendela yang sejajar dengan dinding luar dan menggunakan
kaca dengan sistem Matricial Bioclimatic Window (MBW). MBW didesai sebagai sistem
elemen dengan fungsi yang dikhususkan untuk ventilasi, perlindungan tata surya,
penerangan alami, area visualisasi dan kebebasan pribadi serta mengatur sistem di luar yang
aktif.
•
Penggunaan Balkon
“Deep recesses may provide shade on the building's hot sides. A window can be totally
recessed to form a balcony or a small skycourt that can serve a number of functions besides
shading. Placing balconies on hot elevations permits glazing to these areas to be full-height
clear panels. These can give access to the balcony spaces which can serve as evacuation
spaces, as large terraces for planting and landscaping, and as flexible zones for the
addition of future facilities.”
Menurut Yeang penempatan teras pada bagian dengan tingkat panas yang tinggi
dapat mengurangi penggunaan panel-panel anti-panas. Hal ini dapat memberikan akses ke
teras yang dapat juga digunakan sebagai area evakuasi jika terjadi bencana seperti
kebakaran. Menempatkan balkon akan membuat area tersebut menjadi bersih dari panelpanel sehingga mengurangi sisi panas yang menggunakan kaca. Karena adanya teras-teras
yang lebar akan mudah membuat taman dan menanam tanaman yang dapat dijadikan
pembayang sinar yang alami, dan sebagai daerah yang fleksibel akan mudah untuk
menambah fasilitas-fasilitas yang akan tercipta dimasa yang akan datang.
•
Membuat Ruang Transisional
“Large multi-storey transitional spaces might be introduced in the central and
peripheral parts of the building as air spaces and atriums. These serve as 'in-between'
zones located between the interior and the exterior. They should function like the
verandahways of the old shop houses or the porches of early nineteenth-century masonry
33
Universitas Sumatera Utara
houses of the tropics. Atriums should not be totally enclosed but should be placed in this
in-between space. Their tops could be shielded by a louvered roof to encourage wind-flow
through the inner arcas of the building. These may also be designed to function as wind
scoops to control natural ventilation to the inner parts of the building.”
Ruang transisional dapat diletakkan di tengah dan sekeliling sisi bangunan sebagai
ruang udara dan atrium. Ruang ini dapat menjadi ruang perantara antara ruang dalam dan
ruang luar bangunan. Ruang-ruang ini bisa menjadi koridor luar seperti rumah-rumah toko
tua pada awal abad sembilan belas di daerah tropis. Atrium sebaiknya tertutup, tetapi
diletakkan diantara ruangan. Puncak bangunan seharusnya dilindungi oleh siri-sirip atap
yang mendorong angin masuk ke dalam bangunan. Hal ini juga bisa didesain sebagai fungsi
wind scoops untuk mengendalikan pengudaraan alamiyang masuk ke dalam bagian
gedung.
•
Desain Pada Dinding
“External walls should be regarded as permeable, environmentally interactive membranes
with adjustable openings (rather than as a sealed skin). In temperate climates the external
wall has to serve very cold winters and hot summers. In this case, the external wall should
be filter-like, with variable parts that provide good insulation but are openable in warm
periods. In the tropics the external wall should have moveable parts that control and enable
good cross-ventilation for internal comfort, provide solar protection, regulate wind-driven
rain, besides facilitating rapid discharge of heavy rainfall.”
Penggunaan membran yang menghubungkan bangunan dengan lingkungan dapat
dijadikan sebagai kulit pelindung. Pada iklim sejuk dinding luar harus dapat menahan
dinginnya musim dingin dan panasnya musim panas. Pada kasus ini, dinding luar harus
seperti pelindung, dengan bagian yang variable yang menyediakan insulasi yang bagus
tetapi harus dapat dibuka pada musim kemarau.
Pada daerah tropis dinding luar harus bisa digerakkan yang mengendalikan dan cross
ventilation untuk kenyamanan dalam.
•
Hubungan Pada Landscape
“The ground floor in the tropics should preferably be open to the outside and naturally
ventilated. The relationship of the ground floor to the street is also important. The
introduction of the indoor atrium at the ground floor may mean the demise of street life.
34
Universitas Sumatera Utara
Freestanding fortress-like buildings also tend to separate the building from the pavement,
further alienating the street. Free-standing buildings become isolated on their plots.
Planting and landscaping should be used not only for their ecological and aesthetic
benefits, but also to cool buildings. Planting should be introduced as vertical landscaping
to faces and inner courts of upper parts of tall buildings. Plants absorb carbon dioxide and
generate oxygen, benefiting the building and its surroundings.”
Menurut Yeang, lantai dasar bangunan daerah tropis seharusnya lebih terbuka ke luar
dan menggunakan ventilasi yang alami karena hubungan lantai dasar dengan jalan juga
penting. Fungsi atrium dalam ruangan pada lantai dasar bisa mengurangi tingkat kepadatan
jalan. Tumbuhan dan lanskap digunakan tidak hanya untuk kepentingan ekologis dan
aestetik semata, tetapi juga membuat bangunan menjadi lebih sejuk.
Mengintegrasikan antara elemen biotik tanaman dengan eleman abiotik, yaitu
bangunan. Hali ini dapat memberikan efek dingin pada bangunan dan membantu proses
penyerapan O2 dan pelepasan CO2.
•
Menggunakan Alat Pembayang Pasif
“Solar shading is essential for all glazed walls facing the sun (generally east and west
in the tropics). A number of configurations of passive devices can be used (fins, spandrels,
egg-crates, etc.), depending on facade orientation. Shading blocks insolation in summer
and prevents heat penetration of the building all year round in the tropics and in summer
in temperate zones. Cross ventilation should be used (even in air-conditioned spaces, to
cope with system breakdowns), letting fresh air in and exhausting hot room air. Good air
movement promotes heat emission from the human body surface and gives a feeling of
comfort. Skycourts, balconies, and atriums as open spaces and transitional spaces at the
upper parts of the tall building encourage wind flow into internal spaces. Side vents
operating as wind scoops located at the edges of the facade capture wind and make the
best use of the high wind speeds found at upper levels. Wind can be channelled into ceiling
plenums to ventilate inner spaces.”
Pembayangan sinar matahari adalah esensi pembiasan sinar matahari pada dinding yang
menghadap matahari secara langsung (pada daerah tropis berada di sisi timur dan barat).
Sedangkan cross ventilation seharusnya digunakan (bahkan di ruang ber-ac) meningkatkan
udara segar dan mengalirkan udara panas keluar.
35
Universitas Sumatera Utara
•
Penyekat Pada Lantai
“Good thermal insulation of the building skin reduces heat transfer, both from solar gain
and loss of coolness from the inside. A second skin (a rain wall) can be built over the inner
wall with an air gap in between. Structural building mass may be used to store heat. The
mass loses heat during the night and keeps internal spaces cool during the day. In
temperate climates, structural and building mass can absorb solar heat during the day and
release it at night. A water-spray system on hot facades promotes evaporation and
therefore cooling. In temperate climates, solar windows or a solar-collector wall can be
located on the outer face of the building to collect the sun's heat.”
Insulator panas yang baik pada kulit bangunan dapat mengurangi pertukaran panas yang
terik dengan udara dingin yang berasal dari dalam bangunan. Karakteristik thermal
insulation adalah secara utama ditentukan oleh komposisinya. Dengan alasan tersebut maka
thermal insulation dibagi menjadi lima bagian utama, walaupun banyak insulator yang
utama merupakan turunan produk jenis-jenis ini. Lima jenis utama adalah:
o Flake (serpihan)
o Cellular (terdiri dari sel)
o Fibrous (berserabut)
o Reflective(memantulkan)
o Granular (butiran-butiran)
Flake insulation tersusun oleh partikel-partikel kecil atau serpihan yang tersebar di
udara. Serpihan serpihan ini bisa atau tidak terikat bersama serpihan yang lain. Fibrous
insulation tersusun oleh serat-serat berdiameter kecil yang tersebar di udara. Serat-serat ini
bisa terdiri dari organik maupun anorganik dan bisa atau tidak saling terikat. Serat organik
bisa dari rambut, kayu, atau sintetis. Serat anorganik bisa kaca, benang wol keras, ampas
benang wol, alumina silika, asbestos, atau karbon.
Granular insulation terdiri oleh butiran-butiran kecil yang berongga. Hal ini tidak
dimaksudkan pada material sel sejati sejak gas bisa dipindahkan antara ruang individual.
Materialnya bisa magnesia, kalsium silikat, diatomaceous bumi, dan vegetable cork.
Cellular insulation terdiri dari sel individu yang kecil terpisah dari yang lainnya. Dihasilkan
pada kaca, karet, dan plastik. Reflective insulation terdiri dari lembaran paralel yang tipis
atau foil. Pemantulan suhu panas yang tinggi dan memantulkan radiasi panas pada
sumbernya.
36
Universitas Sumatera Utara
Struktur massa bangunan bekerja melepaskan panas pada siang hari dan melepaskan
udara dingin pada siang hari. Pada iklim yang sejuk struktur bangunan dapat menyerap
panas matahari sepanjang siang hari dan melepaskannya pada siang hari. Solar window
atau solar collector-heat dapat ditempatkan di depan fisik gedung untuk menyerap panas
matahari.
2.4.4.2 Tanggapan Terhadap Lingkungan
“Our current research and development work on the bioclimatic approach is essentially a
sub-set of broader environmentally responsive design strategies. We find that there are
basically two justifications for the bioclimatic approach, one a comfort-based rationale
and the other a passive, low-energy one. The latter eventually was found to be expeditious
for us in explaining our environmentally responsive design agenda to commercially minded
clients. Energy savings could be easily accounted for in terms of monetary savings.”
Teori bioklimatik dalam pandangan Yeang dengan menanggapi lingkungan secara
esensial adalah bagaimana strategi merancang dengan merespon lingkungan secara luas.
Pendekatan bioklimatik pada dasarnya memiliki dua penilaian, pertama adalah
menciptakan kenyamanan dalam bangunan secara pasif, dan kedua adalah penggunaan
energi yang rendah. Hemat energi merupakan suatu langkah bijak untuk menghemat
keuangan. Menurut Yeang sautu bangunan tanggap terhadap lingkungan dapat memberikan
kontribusi yang sangat besar seperti penjelasan di atas yaitu menghemat energi dan
memberikan kenyamanan kepada pengguna, berupa kenyamanan tanpa bantuan alat-alat
mekanis. Artinya keamanan yang tercipta karena desain bangunan yang tanggap terhadap
lingkungannya.
•
Perencanaan Gedung
“The building plan, in addition to responding to the commercial intentions of the building
(for example. enabling single, double or multiple tenancies), should reflect the patterns of
life and culture of the place, and its climate. In part this involves an understanding of the
spatial modalities of the people, the way they work, the way culture arranges privacy and
community. This can be reflected, for example, in the plan configuration, the building's
depth, the position and layout of entrances and exits, the means of movement through and
between spaces, the orientation and views as interpreted in the plan. The plan should also
reflect air movement through the spaces and the provision of sunlight into the building.”
37
Universitas Sumatera Utara
Pada perencanaan gedung berdasarkan teori arsitektur bioklimatik yang dikemukakan
oleh Yeang seharusnya mencerminkan pola kehidupan budaya setempat, dan iklimnya.
Termasuk di dalamnya melibatkan spatial manusia seperti cara mereka bekerja, dan tatanan
budaya. Hal ini dapat dipantulkan sebagai contoh konfigurasi perencanaan, lebar bangunan,
posisi bangunan dan penempatan entrance, serta pergerakan dari ruang ke ruang.
Perencanaan bangunan juga mencerminkan pergerakan udara dan cahaya yang masuk
ke dalam bangunan.
•
Ruang Kerja
“Work spaces, even in a high-rise commercial development, have to have some degree
of humanity, some degree of interest and some use of scale. For example, large skycourts
and terraces might function as communal spaces as well as means of ventilation for the
upper parts of the building.”
Pada perencanaan ruang kerja gedung komersial tingkat tinggi harus memahami
beberapa tingkatan manusia. Artinya manusia harus menjadi standar ukuran dalam
perancangan ruang kerja untuk penentuan skala ukuran dan tingkat kepentingan.
2.4.5
Interpretasi Tema
Perancangan pengembangan rancangan ini ditekankan pada kebutuhan dan aktifitas
serta kenyamanan yang optimal yang kemudian diwujudkan dalam penggunaan ruang-ruang
yang ada serta mengolah sirkulasi yang efektif dan efisien sehingga secara umum rancangan
ini akan berhasil secara bioklimatik. Bangunan bioklimatik ini juga menerapkan desain ramah
lingkungan terhadap bangunan sekitar maupun bangunan itu sendiri. Sehingga menciptakan
kenyamanan ruang dalam dan ruang luar untuk setiap pengguna bangunan tersebut. Hal – hal
yang menjadi fokus terciptanya bangunan ini antara lain mengutamakan kenyamanan
pengguna, bentuk berasal dari iklim atau cuaca tropis, bagian - bagian bangunan dibedakan
sesuai dengan tujuannya dan sruktur disesuaikan dengan fungsi dan penekanan pada
penggunaannya.
Faktor yang mempengaruhi arsitektur bioklimatik :
•
•
Penampilan bentuk arsitektur dipengaruhi lingkungan setempat.
Meminimalkan ketergantungan pada sumber energi yang tidak dapat diperbaharui.
38
Universitas Sumatera Utara
•
•
Penghematan energi dari segi bentuk bangunan,penempatan bangunan,dan pemilihan
material.
Mengikuti pengaruh dari budaya setempat.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mendesain bangunan dengan tema bioklimatik strategi
pengendalian iklim:
• Memperhatikan keuntungan matahari
• Meminimalkan perlakuan aliran panas - Meminimalkan pembesaran bukaan/bidang
terhadap matahari
• Memperhatikan ventilasi
• Memperhatikan penguapan pendinginan,sistem atap
Unsur-unsur perancangan Bioklimatik:
•
Sirkulasi vertikal
Terdiri dari tangga, escalator, elevator, dumb waiters, semua komponen tersebut berada di
dalam core. Sirkulasi vertikal berfungsi :
o Kekakuan struktur
o Pelindung matahari
o Pelindung Angin
o Emergency refuge zone
o Hubungan antara setiap lantai
Penempatan core pada bangunan bioklimatik harus pada sisi bangunan (pheriphery
core) . Untuk iklim tropis seperti di Medan mempunyai banyak keuntungan yaitu :
o Tidak memerlukan ducting fire-fighting presuration.
o Dapat melihat keluar bangunan melalui lobby lift.
o Dapat memasukan ventilasi alami dan pencahayaan alami dalam ruang core.
o Core dapat berfungsi sebagai pelindung matahari.
39
Universitas Sumatera Utara
•
Sirkulasi Landscape
Keuntungannya dari sirkulasi landscape ini adalah:
o Mempunyai nilai estetika untuk pengguna bangunan dan menghasilkan
produktifitas kerja yang tinggi.
o Memperlunak fasade bangunan.
o Melindungi ruang dalam dan dinding luar bangunan
o Meminimalkan radiasi panas pantulan sinar matahari dan kaca ke dalam bangunan.
o Menyerap CO2 dan CO dari polusi udara dan memberikan O2 melalui fotosintesis.
o Menghalangi pandangan dan menyerap suara terutama pada skycourt.
•
Ventilasi
Penggunaan ventilasi pada bangunan bioklimatik lebih mengutamakan ventilasi alami
terutama pada lobby, elevator, tangga dan toilet area. Keuntungan ventilasi alami adalah: a.
untuk menambah kenyamanan pada periode kelembaban tinggi. b. Untuk alasan kesehatan,
menyediakan oksigen yang cukup. c. Untuk kenyamanan penglihatan yang lebih baik pada
penghuni bangunan. d. Untuk konservasi energi melalui pengurangan dan
meniadakan
mekanikal ventilasi.
•
Dinding Luar Bangunan.
o Efesiensi energi maksudnya adalah kulit bangunan harus dapat mengurangi
pemakaian energi.
o Penyediaan of sentral daylight untuk mengurangi radiasi matahari langsung.
o Meminimalkan penembusan udara dan kondensasi.
o Penyediaan pemilihan warna,tekstur dan finising.
o Dilengkapi dengan peralatan pembersih jendela otomatis.
o Dapat mengakomodasikan pergerakan bangunan.
o Meminimalkan beban pada rangka struktur.
o Meminimalkan perlengkapan maintenance.
•
o
Sistem Struktur
Penggunaan struktur pada bangunan bioklimatik tergantung pada penggunaan
system tinggi tiap lantai dan ukuran elemen layout struktur vertical terdiri dari elemen
40
Universitas Sumatera Utara
service core dan kolom dan juga dipengaruhi oleh syarat struktur untuk menahan beban
mati, angin dan gempa serta sitem kekakuan bangunan. Struktur juga dapat
dikombinasikan dengan sistem low energi.
•
Mekanikal dan Energi.
M&E meliputi system AC, ventilasi, system pemanasan, penyediaan air, listrik
dan penerangan, telekomunikasi, sewage, system sanitasi, system komputer, system
keamanan dan intelligent building system. Tujuan utama dari bangunan bioklimatik
ialah untuk mengurangi ketergantungan pemakaian bangunan pada system M&E dan
untuk mengurangi penggunaan energi bangunan melalui system passive low energy.
2.4.6
Studi Banding Arsitektur Tema Sejenis
Menara Mesiniaga (1992), Kuala Lumpur, Malaysia, Kenneth Yeang
Menara mesiniaga merupakan kantor pusat IBM di Subang Jaya dekat Kuala Lumpur.
Bangunan ini merupakan bangunan high-tech yang memiliki tinggi bangunan 15 lantai.
Bangunan tunggal dengan tower tinggi yang modern merupakan hasil penelitian arsitek,
Kenneth Yeang selama sepuluh tahun tentang prinsip-prinsip desain bangunan tinggi medium.
Tiga bangian struktur terdiri dari bangian dasar “hijau” yang dinaikan, sepuluh lantai ruang
kantor yang dilingkari balkon taman, hiasan dinding luar s
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Terminologi Judul
2.1.1
Definisi Hotel
• Menurut Keputusan Menteri Parpostel no Km 94/HK103/MPPT 1987, hotel adalah salah
satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian untuk jasa
pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat
umum yang dikelola secara komersil.
• Menurut Wikipedia, hotel berasal dari kata hostel, konon diambil dari bahasa Perancis kuno
yang artinya tempat penampungan buat pendatang atau bisa juga “bangunan penyedia
pondokan dan makanan untuk umum.
• Menurut Endar Sri,1996:8, pengertian hotel adalah suatu bangunan yang dikelola secara
komersil guna memberikan fasilitas penginapan kepada masyarakat umum dengan fasilitas
antara lain jasa penginapan, pelayanan barang bawaan, pelayanan makanan dan minuman,
penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya serta jasa pencucian
pakaian.
• Menurut Lawson, 1976:27, pengertian hotel adalah sarana tempat tinggal umum untuk
wisatawan dengan memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman
serta akomodasi dengan syarat pembayaran.
Dari pengertian diatas maka pengertian atau definisi hotel secara umum adalah badan usaha
akomodasi atau perusahaan yang menyediakan pelayanan bagi masyarakat umum dengan
fasilitas jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman, jasa layanan kamar, serta jasa
pencucian pakaian. Fasilitas ini diperuntukan bagi mereka mereka yang bermalam di hotel
tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu.
7
Universitas Sumatera Utara
2.1.2
Definisi Bisnis
• Menurut Musselman adalah keseluruhan dari aktivitas yang diorganisir oleh orang yang
tidak berurusan di dalam bidang industri dan perniagaan yang menyediakan barang dan jasa
agar terpenuhinya suatu kebutuhan dalam perbaikan kualitas hidup.
• Menurut Hooper, Pengertian Bisnis ialah keseluruhan yang lengkap pada berbagai bidang
seperti industri dan penjualan, industri dasar dan industri manufaktur dan jaringan,
distribusi, perbankkan, transportasi, insuransi dan lain sebagainya; yang kemudian melayani
dan memasuki dunia bisnis secara menyeluruh.
• Peterson dan Plowman mengemukakan Pengertian Bisnis merupakan serangkaian kegiatan
yang berhubungan dengan pembelian ataupun penjualan barang dan jasa yang dilakukan
secara berulang-ulang. Menurut paterson dan plowman, penjualan jasa ataupun barang yang
hanya terjadi satu kali saja bukanlah merupakan pengertian bisnis.
• menurut Owen adalah suatu perusahaan yang berhubungan dengan distribusi dan produksi
barang-barang yang nantinya dijual ke pasaran ataupun memberikan harga yang sesuai pada
setiap jasanya.
• Menurut Hunt dan Urwick, Pengertian Bisnis ialah segala perusahaan apapun yang
membuat, mendistribusikan ataupun menyediakan berbagai barang ataupun jasa yang
dibutuhkan oleh anggota masyarakat lainnya serta bersedia dan mampu dalam membeli atau
membayarnya.
Dari pengertian diatas maka pengertian atau definisi bisnis secara umum adalah komersial,
perdagangan atau kegiatan keuangan yang mempergunakan waktu, perhatian tenaga kerja, dan
penanaman modal demi perbaikan/kemajuan.
2.1.3
Kesimpulan Judul
Pengertian dari judul “Hotel Bisnis Kualanamu” adalah tempat akomodasi yang terletak
di Kualanamu, Batang Kuis, dimana diperuntukkan khususnya untuk para pelaku bisnis
(pedagang , pengusaha , peserta konvensi , pejabat yang melakukan dinas , dll ) dan juga
menyediakan fasilitas yang mendukung kelancaran aktivitas bisnis.
8
Universitas Sumatera Utara
2.2
Lokasi
2.2.1
Kriteria Pemilihan Lokasi
No
Kriteria Pemilihan Lokasi
1
Tinjauan terhadap arsitektur Lokasi yang dipilih berada pada jangkauan Bandar
kota
Keterangan
udara Kualanamu yang menjadi titik pusat
perancangan.
2
Pencapaian
Lokasi yang mudah dicapai, baik dari arah kota
maupun bandara. (Kendaraan umum, pribadi,
pejalan kaki.)
3
Area Pelayanan
Lokasi memiliki area pelayanan ±1 km dari
berbagai fasilitas seperti bank, pusat perbelanjaan ,
area perdagangan , pasar, kantor, dll
4
Sarana dan Prasarana
Tersedia sarana dan prasarana seperti jalan raya ,
rambu lalu lintas , dll dan jaringan utilitas seperti
jaringan PLN, PDAM, Telkom, Riol Kota, dll
5
Persyaratan lain
Lokasi harus memiliki tingkat privasi yang tinggi
dan cocok digunakan sebagai tempat rekreasi.
Lokasi harus jelas kepemilikannya, terkait dengan
pembebasan lahan, potensi dan peraturan yang
berlaku.
Tabel 3: Kriteria pemilihan lokasi perancangan
2.2.2
•
Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi
•
Luas Site
: ± 2 ha
•
Kontur
: Datar
•
Kondisi Eksisting : Tanah kosong
•
GSB pada site
: 13.5 m
KDB
: 60%
9
Universitas Sumatera Utara
2.3
Tinjauan Fungsi
2.3.1
Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan
Pengguna kegiatan dalam “Hotel Bisnis Kualanamu” terdiri atas pengunjung,
pengelola, servis.
•
Pengunjung adalah pihak yang melakukan kunjungan ke “Hotel Bisnis Kualanamu” yang
terdiri dari pedagang, pengusaha, petugas konvensi, pejabat yang melakukan dinas
(swasta/pemerintah), dll. Tamu hotel bisnis juga terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:
o Bepergian seorang diri atau berdua atau lebih
o Menginap dalam waktu relatif singkat
o Ingin cepat menyelesaikan tugasnya , sehingga pertimbangan jarak pencapaian ke objek
tujuan sependek mungkin
•
o Pertimbangan ekonomis dalam pengeluaran biaya merupakan hal yang utama
Rekreasi bukan merupakan objek utama.
o Pengelola adalah pihak yang melakukan pengelolaan kegiatan administrasi dan
operasional yang dibedakan dalam 2 tingkatan, yaitu :
o Pimpinan, terdiri dari direktur dan wakil direktur. Direktur ini dibantu oleh sekretaris
yang bertanggung jawab langsung kepada direktur
o Kepala bagian, terdiri dari kabag operasional, keuangan, pemasaran, keamanan,
•
pemeliharaan, dan perawatan gedung
Servis adalah pihak yang melakukan kegiatan pelayanan bangunan seperti masalah teknis,
kebersihan, keamanan, utilitas, pantry dan pergudangan.
2.3.2
Tinjauan Hotel
Adapun pengertian, klasifikasi dan perkembangan hotel adalah: Pengertian Hotel
Secara harfiah, kata hotel berasal dari bahasa latin yaitu hospitium, yang artinya ruang tamu.
Kata ini kemudian mengalami proses perubahan pengertian dan untuk membedakan guest
house dengan mansion house yang berkembang saat itu, maka prumah besar itu disebut hostel.
Hostel disewakan pada masyarakat umum untuk menginap dan beristirahat sementara waktu,
dan dikordiniir oleh seorang host.
Seiring perkembangan dan adanya tuntutan terhadap kepuasan, dimana orang tidak
menyukai peraturan yang terlalu banyak pada hostel maka kata hostel kemudian mengalami
perubahan, yakni penghilangan huruf “s” pada kata hostel sehingga menjadi hotel. Defenisi
10
Universitas Sumatera Utara
hotel menurut SK Menparpostel Nomor KM 94/ HK 103/MPPT 1987 adalah suatu jenis
akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyedikan jasa
pelayanan penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara
komersial.
Hotel adalah sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan
pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat
pembayaran ( Lawson, 1976:27) Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang
menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum serta pelayanan lainnya untuk umum
(Kamus Webster)
Jadi, dapat disimpulkan pengertian hotel adalah suatu bangunan yang menyediakan jasa
penginapan, makanan dan minuman, serta jasa lainnya yang diperuntukkan bagi umum dan
dikelola secara komersial.
2.3.2.1 Klasifikasi Hotel
Kriteria klasifikasi hotel di Indonesia secara resmi terdapat pada peraturan pemerintah,
yaitu SK: Kep-22/U/VI/78 oleh Dirjen Pariwisata. Klasifikasi hotel ditinjau berdasarkan
beberapa faktor, yaitu:
1. Harga jual
Klasifikasi hotel berdasarkan system penjualan harga kamar, dimana harga kamar yang
dijual hanya harga kamar saja atau merupakan system paket yaitu:
•
European plan hotel
Hotel dengan biaya untuk harga kamar saja. Keistimewaan:
o Praktis, banyak digunakan di hotel
o Memudahkan system billing
•
o Semua system pemasaran kamar kebanyakan menggunakan system ini.
American plan hotel
Hotel dengan perencanaan biaya termasuk harga kamar dan harga makan, terbagi
•
dua yaitu:
Full American Plan (fap)
Harga kamar termasuk makan tiga kali sehari(sarapan, makan siang dan makan
malam)
11
Universitas Sumatera Utara
•
Modified American Plan (MAP)
Harga kamar temasuk dua kali makan sehari yaitu:
o Kamar + makan pagi + makan siang
•
o Kamar + makan pagi + makan malam
Kontinental plan hotel
Hotel dengan perencanaan harga kamar sudah termasuk dengan continental
•
breakfast.
Bermuda plan hotel
Hotel dengan perencanaan harga kamar yang sudah termasuk dengan American
breakfast.
2. Ukuran Hotel
•
Klasifikasi hotel berdasarkan ukuran ditentukan oleh jumlah kamar yang ada, yaitu:
•
Hotel kecil dengan jumlah kamar dibawah 150 kamar
Small hotel
Medium hotel
Hotel sedang, yang terdiri dari 2 jenis, yaitu:
o Average hotel : jumlah kamar antara 150- 299 kamar
o Above hotel : jumlah kamar antara 300- 600 kamar
o Large hotel : hotel besar dengan jumlah kamar minimal 600 kamar
3. Tipe Tamu Hotel
Klasifikasi hotel berdasarkan asal usul dan latar belakang tamu menginap yaitu:
•
Family hotel
•
Hotel untuk tamu yang menginap bersama keluarga
•
Hotel untuk tamu berupa pengusaha
Business hotel
Tourist hotel
Hotel untuk tamu yang menginap berupa wisatawan, baik domestik maupun luar
•
negri
•
Hotel untuk tamu yang transit (singgah sementara)
Transit hotel
Cure hotel
12
Universitas Sumatera Utara
Hotel untuk tamu yang menginap dalam proses pengobatan atau penyembuhan
penyakit.
4. Sistem Bintang
Semakin banyak jumlah bintang suatu hotel, pelayanan yang dituntut semakin
banyak dan baik. Klasifikasi hotel berdasarkan system bintang yaitu:
•
•
Hotel bintang satu (*)
•
Hotel bintang tiga (***)
•
Hotel bintang dua (**)
•
Hotel bintang empat (****)
Hotel bintang lima (*****)
Khusus untuk hotel bintang lima, terdapat tingkatan yaitu Palm, Bronze, dan diamond.
5. Lama Tamu Menginap
Klasifikasi hotel berdasarkan lamanya tamu menginap, yaitu:
•
•
Transit hotel : hotel dengan lama tinggal tamu rata- rata semalam.
•
tetap dalam jangka waktu pendek, berkisar dua minggu hingga satu bulan.
Semi residential hotel : hotel dengan lama tinggal tamu lebih dari satu hari tetapi
Residential hotel : hotel dengan lama tinggal tamu cukup lama, berkisar paling
sedikit satu bulan.
6. Lokasi
Klasifikasi hotel berdasarkan lokasi yaitu:
•
City hotel : hotel yang terletak dalam kota, dimana sebagian besar yang menginap
•
melakukan kegiatan bisnis
•
Suburb hotel : hotel yang terletak di pinggiran kota
•
Urban hotel : hotel yang terletak di dekat kota
Resort hotel : hotel yang terletak di daerah wisata, dimana sebagian besar tamu yang
menginap tidak melakukan usaha. Hotel Resort berdasarkan lokasinya dibagi atas:
o Mountain hotel : hotel yang berada di pegunungan
o Beach hotel : hotel yang berada di pinngir pantai
o Lake hotel : hotel yang berada di tepi danau
o Hill hotel : hotel yang berada di puncak bukit
o Forest hotel : hotel yang berada di kawasan hutan lindung
o Airport hotel : hotel yang terletak di daerah pelabuhan udara
13
Universitas Sumatera Utara
7. Aktifitas Tamu Hotel
Klasifikasi hotel berdasarkan maksud kegiatan selama tamu menginap, yaitu:
•
•
Sport Hotel : Hotel yang berada pada kompleks kegiatan olahraga
•
Conference Hotel : Hotel yang menyediakan fasilitas lengkap untuk konferensi
•
Pilgrim Hotel : Hotel yang sebagian tempatnya berfungsi sebagai fasilitas ibadah
•
Ski Hotel : Hotel yang menyediakan area bermain ski
•
Convention Hotel : Hotel sebagai bagian dari komplek kegiatan konvensi
Casino Hotel : Hotel yang sebagian tempatnya berfungsi untuk kegiatan berjudi.
8. Jumlah Kamar dan Persyaratannya
Berdasarkan jumlah bintang yang disandang, jumlah persyaratan kamar adan lainnya
yaitu:
•
•
Hotel bintang satu (*) : Jumlah kamar standar, minimal 15 kamar, kamar mandi di
dalam, luas kamar standar, minimum 20
Hotel bintang dua (**) : jumlah kamar standar, minimal 20 kamar. Kamar suite,
minimum 1 kamar. Kamar mandi di dalam. Luas kamar standar, minimum 22. Luas
•
kamar suite, minimum 44
Hotel bintang tiga (***) : jumlah kamar standar, minimal 30 kamar. Kamar suite,
minimum 2 kamar Kamar mandi di dalam. Luas kamar standar, minimum 24. Luas
•
kamar suite, minimum 48
Hotel bintang empat (*****) : jumlah kamar standar, minimal 50 kamar. Kamar
suite, minimum 3 kamar Kamar mandi di dalam. Luas kamar standar, minimum 24.
•
Luas kamar suite, minimum 48
Hotel bintang lima (*****) : jumlah kamar standar, minimum 100 kamar
Kamar suite, minimum 4 kamar Kamar mandi di dalam. Luas kamar standar,
minimum 26. Luas kamar suite, minimum 52
Di Indonesia, klasifikasi hotel dilakukan dengan sistem bintang. Dimulai dari
bintang satu sampai bintang lima. Menurut surat keputusan Menteri Perhubungan
Indonesia No. PM 10/PW 301/ PHB-17 tentang usaha dklasan klasifikasi hotel,
ditetapkan bahwa penilaian klasifikasi hotel secara minimum didasarkan pada beberapa
pertimbangan yaitu:
•
•
Persyaratan umum, antara lain kondisi bangunan dan kelengkapan fasilitas
Bentuk pelayanan yang diberikan
14
Universitas Sumatera Utara
•
•
2.3.3
•
Jumlah kamar yang tersedia
Letak atau keadaan lokasi
Deskripsi Perilaku
Kegiatan pengunjung, altivitas umum yang dilakukan pengunjung adalah:
o Menginap
o Konvensi
o Makan/Minum
• Kegiatan pengelola, aktifitas umum yang dilakukan pengelola adalah:
o Mengelola dan mengatur jalannya operasional bangunan
o Melayani kebutuhan para konsumen
o Memberikan informasi singkat
o Melakukan kegiatan administrasi
o Penyelenggaraan kegiatan penunjang ( bisa saja bekerjasama dengan badan lain yang
bersangkutan )
o Dll
• Kegiatan servis, aktifitas umum yang diakukan adalah:
o Membersihkan setiap ruangan
o Melakukan perawatan dan perbaikan terhadap bangunan dan peralatan-peralatan yang
ada didalamnya
o Mengurus loading dock
o Mengurus utilitas bangunan
o Menjaga keamanan
2.3.4
Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
• Kegiatan pengunjung, altivitas umum yang dilakukan pengunjung adalah:
o Menginap
o Konvensi
o Makan/Minum
• Kegiatan pengelola, aktifitas umum yang dilakukan pengelola adalah:
o Mengelola dan mengatur jalannya operasional bangunan
o Melayani kebutuhan para konsumen
o Memberikan informasi singkat
15
Universitas Sumatera Utara
o Melakukan kegiatan administrasi
o Penyelenggaraan kegiatan penunjang ( bisa saja bekerjasama dengan badan lain yang
bersangkutan )
o Dll
• Kegiatan servis, aktifitas umum yang diakukan adalah:
o Membersihkan setiap ruangan
o Melakukan perawatan dan perbaikan terhadap bangunan dan peralatan-peralatan yang
ada didalamnya
o Mengurus loading dock
o Mengurus utilitas bangunan
o Menjaga keamanan.
16
Universitas Sumatera Utara
2.3.3
Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang
Tabel 4: Program ruang penzoningan administrasi bangunan
17
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5: Program ruang penzoningan hotel bangunan
Tabel 6: Program ruang penzoningan area rekreasi bangunan
18
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7: Program ruang penzoningan convention bangunan
19
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8: Program ruang penzoningan F&B bangunan
20
Universitas Sumatera Utara
Tabel 9: Program ruang penzoningan publik bangunan
21
Universitas Sumatera Utara
22
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10: Program ruang penzoningan admin+ME bangunan
Tabel 11: Program ruang, total keseluruhan
2.3.4
Jenis dan Fasilitas Standar Kamar Tamu
Pada hotel, ruang tidur merupakan ruang privat yang perlu diperhatikan untuk
memenuhi tuntutan kenyamanan dan privatisasi tamu. Aspek efisiensi juga harus diperhatikan
sehingga tamu merasa betah menginap di hotel tersebut. Adapun bentuk kamar tidur pada hotel
adalah seperti gambar di bawah :
23
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1: Bentuk kamar tidur pada hotel
Klasifikasi kelas kamar pada sebuah hotel adalah :
•
Standard room
Jenis kamar yang tersedia untuk dua orang penghuni dengan kondisi, berisi satu tempat
tidur double (double bed) atau dua tempat tidur dan fasilitas yang tersedia di dalam
•
kamar tersebut berlaku umum di semua hotel
Deluxe room
Jenis kamar dengan fasilitas yang lebih dari kamar standar, misalnya dengan ukuran
•
kamar lebih besar dan tambahan fasilitas seperti televisi, lemari es, dll.
President suite room
Jenis kamar paling mahal dalam suatu hotel, tersedia untuk 2-3 atau lebih penghuni
dengan kondisi berisi dua atau tiga kamar lebih dengan ukuran kamar lebih besar, luas,
24
Universitas Sumatera Utara
mewah dan lebih lengkap dengan fasilitas tambahan seperti ruang tamu, makan, dan
dapur kecil (kithenette) seperti mini bar. Tempat tidurnya terdapat double bed, twin bed
atau bahkan single bed. Adapun fasilitas standar yang terdapat pada masing- masing
jenis kamar tersebut adalah sebagai berikut:
•
•
2.3.5
Kamar mandi private (bathroom) dan perlengkapannya
•
Tempat tidur (jumlah dan ukurannya sesuai dengan jenis)
•
Rak untuk menyimpan koper (luggage rack)
•
Radio dan Televisi
•
Meja lampu
•
Lemari pakaian
•
Telepon, lampu, AC
•
Meja rias/ tulis (dressing table) dan kursi
Asbak, korek api, handuk, alat tulis (stationeries), dll
Studi Banding Arsitektur Fungsi Sejenis
Santika Dyandra Medan
Gambar 2: Santika Dyandra Medan
Terletak di Medan, Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention - Medan hanya
beberapa menit dari Sun Plaza dan Shri Mariaman. Hotel bintang 4 ini terletak di dekat Vihara
Borobudur dan Medan Mall. Dilengkapi oleh 324 kamar yang ber-AC, dengan lemari es dan
minibar, televisi LCD dengan pemrograman kabel memberikan hiburan, akses Internet nirkabel
gratis siap menjamin koneksivitas internet.
25
Universitas Sumatera Utara
•
Fasilitas
Gambar 3: Swimming Pool Santika Dyandra
Bersantai di spa dengan layanan lengkap, di mana dapat menikmati pijat, perawatan
tubuh, dan perawatan wajah. Kolam renang dan pusat kebugaran juga tersedia. Hotel ini juga
menyediakan akses Internet nirkabel gratis, layanan concierge, dan layanan pernikahan.
Mendapatkan ke tempat-tempat wisata sangat mudah dengan antar-jemput daerah (biaya
tambahan).
•
Dining
Gambar 4: Restoran Santika Dyandra
Memuaskan selera di restoran hotel, menyajikan sarapan, makan siang, dan makan
malam. Makan juga tersedia di sebuah kedai kopi / kafe, dan layanan kamar 24-jam.
Memuaskan dahaga dengan minuman favorit Anda di bar / lounge.
26
Universitas Sumatera Utara
•
Bisnis, Fasilitas Lainnya
Gambar 5: Ruangan Serba Guna Santika Dyandra
Fasilitas pilihan mencakup pusat bisnis 24 jam, koran gratis di lobi, dan layanan laundry
/ dry cleaning. Fasilitas acara di hotel ini terdiri atas pusat konferensi dan ruang rapat. Antarjemput dari bandara ke hotel disediakan dengan biaya tambahan pada waktu yang dijadwalkan,
dan parkir sendiri gratis tersedia di tempat.
2.4
Elaborasi Tema
2.4.1
Pengertian
Adapun keluaran dari penelitian perancangan “Hotel Bisnis Kualanamu” ini adalah
dengan pendekatan arsitektur bioklimatik, yaitu suatu pendekatan yang mengarahkan arsitek
untuk mendapatkan penyelesaian desain dengan memperhatikan hubungan antara bentuk
arsitektur dengan lingkungannya dalam kaitanyan iklim daerah tersebut. Pendekatan desain
arsitektur bioklimatik dengan demikian mengandung keandalan sebagai salah satu tipe desain
arsitektur yang hemat energi ditinjau dari penggunaan energi saat pengoperasian bangunan
yang bersangkutan. Sebagai bagian dari kelompok eko-arsitektur, maka tujuan dari arsitektur
bioklimatik juga menghadirkan bangunan yang ramah lingkungan, diantaranya turut berperan
serta dalam meredam efek rumah kacapada lingkungan urban, misalnya melalui upaya
pengurangan produksi gas CO2 dan CFC ke atmosfer.
Populasi penduduk Indonesia menempati urutan ke-4 setelah Cina, India, dan Amerika
Serikat. Padatnya populasi masyarakat Indonesia menjadi beban pemerintah untuk
menyediakan pangan dan energi yang memadai. Pertumbuhan penduduk Indonesia pada tahun
2006 adalah 1,6 % pertahun dan sekarang ini populasi penduduk Indonesia mencapai 220 juta
jiwa. Maka pemakaian energi di Indonesia juga akan sangat besar. Untuk itu perlu adanya
kebijakan pemerintah dalam mengatur program pembangunan berkelanjutan. Sehingga
ketergantungan energi yang sangat besar dapat dikurangi. Program pembangunan
27
Universitas Sumatera Utara
berkelanjutan khususnya dalam bidang arsitektur adalah bagaimana menciptakan suatu
rancangan bangunan yang hemat energi. Penerapan dalam bidang arsitektur hemat energi ini
harus diawali di kota-kota besar Indonesia, khususnya Kota Medan. Kota Medan merupakan
kota metropolitan terbesar ke-3 di Indonesia dengan jumlah penduduk kurang lebih 2 juta jiwa
dengan angka pastinya 1.993.602 jiwa. Konsentrasi penduduk yang padat pastinya
menciptakan tata bangunan yang padat seperti perumahan, perkantoran, daerah komersial.
Suatu perkotaan yang padat seperti Kota Medan pasti menimbulkan masalah dalam
menyediakan energi untuk warganya. Dewasa ini Kota Medan telah mengalami krisis energi
listrik. Hampir setiap hari masyarakat Kota Medan harus mengalami pemutusan aliran listrik
secara bergilir.
Arsitektur hemat energi merupakan solusi yang dapat dipakai untuk jangka pendek dan
jangka panjang yang berkelanjutan. Salah satu arsitektur yang berorientasi pada penghematan
energi adalah Arsitektur Bioklimatik. Berikut adalah pengertian dari tema Arsitektur
Bioklimatik:
•
•
Bio : Iklim alam
Klimatik : Pengaruh
Jadi, bioklimatik adalah style dalam bidang Arsitektur yang bentuknya dibentuk dengan
sengaja, mempergunakan teknik dengan tenaga rendah yang pasif agar dapat berinteraksi
positif dengan iklim dan sesuai dengan data meteorologi, menggunakan tenaga yang rendah,
namun memiliki kualitas bangunan yang baik.
Pengertian Arsitektur : Dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia, “Arsitektur adalah
ilmu dan seni merancang bangunan,kumpulan bangunan dan struktur lain yang
fungsional,terstruktur dengan baik serta memiliki nilai-nilai estetika” (Ensiklopedia Nasional
Indonesia, 1990).
Pengertian Bioklimatik : diambil dari bahasa asing Bioclimatology. Menurut Yeang
Kenneth, “ Bioclimatology is the study of the relationship between climate and life, particulary
the effect of climate on the health and activity of living things” Yang artinya adalah, ilmu yang
mempelajari hubungan antara iklim dan kehidupan terutama efek dari iklim pada kesehatan
dan aktifitas sehari-hari.
28
Universitas Sumatera Utara
Yeang juga mengatakan bahwa penggunaan tehnik hemat energi yang berhubungan
dengan iklim setempat dan data meteorolgi, hasilnya adalah bangunan yang berinteraksi
dengan lingkungan,dalam penjelmaan dan operasinya serta penampilan berkualitas tinggi.
2.4.2 Perkembangan Arsitektur Bioklimatik
Perkembangan arsitektur bioklimatik berawal dari tahun 1960-an. Arsitektur
bioklimatik merupakan arsitektur modern yang dipengaruhi oleh iklim. Arsitektur bioklimatik
merupakan pencerminan kembali arsitektur Frank Loyd Wright yang terkenal dengan arsitektur
yang berhubungan dengan alam dan lingkungan dengan prinsip utamanya bahwa di dalam seni
membangun tidak hanya efesiensinya saja yang dipentingkan tetapi juga ketenangan
,keselarasan,kebijaksanaan, kekuatan bangunan dan kegiatan yang sesuai dengan bangunannya
, Oscar Niemeyer dengan falsafah arsitekturnya yaitu penyesuaian terhadap keadan alam dan
lingkungan, penguasaan secara fungsional ,dan kematangan dalam pengolahan serta pemilihan
bentuk, bahan, dan struktur.
Akhirnya dari Frank Lioyd Wright dan Oscar Niemeyer lahirlah arsitek lainseperti
Victor Olgay pada tahun 1963 mulai memperkenalkan arsitektur bioklimatik. Setelah
tahun1990-an Kenneth Yeang mulai menerapkan arsitektur bioklimatik pada bangunan tinggi
bioklimatik yang memenangkan penghargan Aga Khan award tahun 1996 dan Arcasia Award
pada tahun 1996 .
2.4.3 Teori Bioklimatik
Ada beberapa teori mengenai arsitektur bioklimatik yang pada dasarnya teori yang
dipaparkan memiliki banyak kesamaan tentang arsitektur bioklimatik. Salah satu teorinya
seperti yang dikemukan oleh seorang pionir lahirnya arsitektur bioklimatik, Kenneth Yeang.
“What is the justification for designing with climate? Designing the tall building to take
advantage of the meteorological data of the location inevitably means some physical and
economic departure from the criteria outlined above. For instance, sun shading increases the
thickness of the external wall; external lift cores may be less efficient than a central-core
layout. What justification might we have for this departure, besides, of course, reasons of
architectural aesthetics?.”
Kenneth Yeang, merancang bangunan tingkat tinggi dengan pendekatan iklim yang
mengambil keuntungan dari data meteorologika secara fisika dan ekonomi adalah dasar
pemikiran merancang bangunan bioklimatik. Akibat pembayangan matahari dinding luar
29
Universitas Sumatera Utara
dibuat lebih tebal, penempatan core lift yang terpusat dinilai lebih efisien dari penempatan core
luar.
Teori bioklimatik dalam pandangan Yeang dengan menanggapi lingkungan secara
esensial adalah bagaimana strategi merancang dengan merespon lingkungan secara luas.
Pendekatan bioklimatik pada dasarnya memiliki dua penilaian, pertama adalah menciptakan
kenyamanan dalam bangunan secara pasif, dan kedua adalah penggunaan energi yang rendah.
Hemat energi merupakan suatu langkah bijak untuk menghemat keuangan.
2.4.4 Prinsip-Prinsip Bioklimatik Menurut Kenneth Yeang
2.4.4.1 Ekologi
“A further justification is ecological. Designing with climate would result in a reduction of the
overall energy consumption of the building by the use of passive (non-mechanical) structural
devices. Savings in operational costs derive from less use of electrical energy which is usually
derived from the burning of non-renewable fossil fuels. The lowering of energy consumption
would further reduce overall emission of waste heat, thereby cutting the overall heat-island
effect on the locality.”
Ekologi menjadi dasar pertimbangan teori bioklimatik yang dikemukan oleh Yeang.
Menurut Yeang, merancang bangunan dengan pendekatan iklim akan mengurangi konsumsi
energi pada bangunan dengan menggunakan struktur pasif (non-mekanik). Menciptakan
bangunan hemat energi dengan pemakaian energi listrik yang lebih sedikit selanjutnya akan
mengurangi pembakaran bahan bakar fosil dan dapat menurangi akumulasi peningkatan suhu
bumi. Adapun prinsip-prinsip bioklimatik secara ekologi adalah sebagai berikut:
• Penempatan Core
“Service core position is of central importance in the design of the tall building. The service
core not only has structural ramifications, it also affects the thermal performance of the
building and its views, and it determines which parts of the peripheral walls will become
openings and which parts will comprise external walls. Core positions can be classified into
three types: central core, double core and single-sided core. In the tropics, cores should
preferably be located on the hot east and west sides of the building. A double core has many
benefits. With both cores on the hot sides, they provide buffer zones, insulating internal
spaces. Studies have shown that minimum air-conditioning loads result from using the
30
Universitas Sumatera Utara
double-core configuration in which the window openings run north and south, and the cores
are placed on the east and west sides. The same considerations apply in temperate zones.”
Menurut Yeang posisi sevis core sangat penting dalam merancang bangunan tingkat
tinggi. Servis core bukan hanya sebagai bagian struktur, tapi juga mempengaruhi
kenyamanan termal. Posisi core diklasifikasikan dalam tiga bentuk yaitu: core terpusat
(central core), core ganda (double core), core tunggal yang terletak di sisi bangunan (singlesided core), dan core sisi timur dan barat (east and west sides). Core ganda memiliki banyak
keuntungan, dengan memakai dua core dapat dijadikan sebagai penghalang panas yang
masuk ke dalam bangunan. Penelitian harus menunjukkan penggunaan pengkondisian udara
secara minimum dari penempatan sevis core ganda yang tampilan jendela menghadap Utara
dan Selatan, dan core ditempatkanpada sisi Timur dan Barat. Penerapan ini juga bisa
diterapkan pada daerah beriklim sejuk.
Gambar 6: Peletakan Core
Penjelasan di atas merupakan teori peletakan servis core yang umum dipakai pada
bangunan bertingkat tinggi. Akan tetapi yang menjadi bahasan pokok adalah bagaimana
sebenarnya peletakan service core menurut konsep arsitektur bioklimatik? Menurut Yeang
peletakan servis core adalah bagaimana caranya agar servis core tidak hanya berfungsi
sebagai struktur pendukung bangunan tetapi juga sebagai ruang penetralisir panas. Sebagi
contoh pada bangunan Menara Mesiniaga, peletakan sevis corenya ditarik ke arah Utara agar
menciptakan ruang kerja yang lebih leluasa dan gang untuk sirkulasi yang lebih sedikit.
Selain itu menurut Yeang, menempatkan inti bangunan (service core) tangga, lift, toliet dan
mekanikal, elektrikal dan plumbing-di sisi yang paling banyak menerima sengatan matahari
yakni timur gedung. Sehingga dapat disimpulkan bahwa menempatkan servis core pada arah
lintasan matahari adalah salah satu pendekatan Yeang dalam perancangan bangunan
bertingkat tinggi dengan pendekatan bioklimatik.
31
Universitas Sumatera Utara
•
Menentukan Orientasi
“Tall buildings are exposed to the full impact of external temperatures and radiant heat.
Accordingly, the overall building orientation has an important bearing on energy
conservation. In general, arranging the building with its main and broader openings facing
north and south gives the greatest advantages in reducing insolation (and the resulting airconditioning load). It frequently happens that the geometry of the site does not coincide
with sunpath geometry. In these cases, the other built elements may, if expedient for
planning purposes, follow the site geometry (for example, to optimise basement carparking layouts). Typical floor window openings should generally face the direction of least
insolation (north and south in the tropics). Corner-shading adjustments or shaping may
need to be done for sites further north or south of the tropics or for non conformity of the
building plan to the solar path.”
Bangunan bertingkat tinggi mendapatkan penyinaran matahari secara penuh dan radiasi
panas. Orientasi bangunan sangat penting untuk menciptakan konservasi energi. Secara
umum, susunan bangunan dengan bukaan yang menghadap utara dan selatan memberikan
keuntungan dalam mengurangi insulasi panas.
Orientasi bangunan yang terbaik adalah dengan meletakkan luas permukaan bangunan
terkecil menghadap timur-barat memberikan dinding eksternal pada luar ruangan atau pada
emperan terbuka. Kemudian Untuk daerah tropis, peletakan core lebih disenangi pada poros
timur-barat. Hal ini dimaksudkan untuk menyediakan daerah buffer dan dapat menghemat
AC dalam bangunan.
•
Menentukan Bukaan Jendela
“Generally, window openings should orientate north and south unless important views
require other orientations. If required for aesthetic reasons, curtain walling may be used
on non solar-facing facades. On other faces of the building some form of solar shading is
required, while the quality of light entering spaces should also be considered. In temperate
zones, transitional spaces can have adjustable glazing at the other face so that balconies
or recesses can act as 'sun spaces', collecting solar heat, like a greenhouse or
conservatory.”
32
Universitas Sumatera Utara
Bukaan jendela harus sebaiknya menghadap utara dan selatan sangat penting untuk
mendapatkan orientasi pandangan. Jika memperhatikan alasan aesthetic, curtain wall bisa
digunakan pada fasad bangunan yang tidak menghadap matahari. Pada daerah iklim sejuk,
ruang transisional bisa menggunakan kaca pada bagian fasad yang lain maka teras bisa
berfungsi sebagai ‘ruang sinar matahari’, berkumpulnya panas matahari, seperti rumah
kaca.
Menggunakan kaca jendela yang sejajar dengan dinding luar dan menggunakan
kaca dengan sistem Matricial Bioclimatic Window (MBW). MBW didesai sebagai sistem
elemen dengan fungsi yang dikhususkan untuk ventilasi, perlindungan tata surya,
penerangan alami, area visualisasi dan kebebasan pribadi serta mengatur sistem di luar yang
aktif.
•
Penggunaan Balkon
“Deep recesses may provide shade on the building's hot sides. A window can be totally
recessed to form a balcony or a small skycourt that can serve a number of functions besides
shading. Placing balconies on hot elevations permits glazing to these areas to be full-height
clear panels. These can give access to the balcony spaces which can serve as evacuation
spaces, as large terraces for planting and landscaping, and as flexible zones for the
addition of future facilities.”
Menurut Yeang penempatan teras pada bagian dengan tingkat panas yang tinggi
dapat mengurangi penggunaan panel-panel anti-panas. Hal ini dapat memberikan akses ke
teras yang dapat juga digunakan sebagai area evakuasi jika terjadi bencana seperti
kebakaran. Menempatkan balkon akan membuat area tersebut menjadi bersih dari panelpanel sehingga mengurangi sisi panas yang menggunakan kaca. Karena adanya teras-teras
yang lebar akan mudah membuat taman dan menanam tanaman yang dapat dijadikan
pembayang sinar yang alami, dan sebagai daerah yang fleksibel akan mudah untuk
menambah fasilitas-fasilitas yang akan tercipta dimasa yang akan datang.
•
Membuat Ruang Transisional
“Large multi-storey transitional spaces might be introduced in the central and
peripheral parts of the building as air spaces and atriums. These serve as 'in-between'
zones located between the interior and the exterior. They should function like the
verandahways of the old shop houses or the porches of early nineteenth-century masonry
33
Universitas Sumatera Utara
houses of the tropics. Atriums should not be totally enclosed but should be placed in this
in-between space. Their tops could be shielded by a louvered roof to encourage wind-flow
through the inner arcas of the building. These may also be designed to function as wind
scoops to control natural ventilation to the inner parts of the building.”
Ruang transisional dapat diletakkan di tengah dan sekeliling sisi bangunan sebagai
ruang udara dan atrium. Ruang ini dapat menjadi ruang perantara antara ruang dalam dan
ruang luar bangunan. Ruang-ruang ini bisa menjadi koridor luar seperti rumah-rumah toko
tua pada awal abad sembilan belas di daerah tropis. Atrium sebaiknya tertutup, tetapi
diletakkan diantara ruangan. Puncak bangunan seharusnya dilindungi oleh siri-sirip atap
yang mendorong angin masuk ke dalam bangunan. Hal ini juga bisa didesain sebagai fungsi
wind scoops untuk mengendalikan pengudaraan alamiyang masuk ke dalam bagian
gedung.
•
Desain Pada Dinding
“External walls should be regarded as permeable, environmentally interactive membranes
with adjustable openings (rather than as a sealed skin). In temperate climates the external
wall has to serve very cold winters and hot summers. In this case, the external wall should
be filter-like, with variable parts that provide good insulation but are openable in warm
periods. In the tropics the external wall should have moveable parts that control and enable
good cross-ventilation for internal comfort, provide solar protection, regulate wind-driven
rain, besides facilitating rapid discharge of heavy rainfall.”
Penggunaan membran yang menghubungkan bangunan dengan lingkungan dapat
dijadikan sebagai kulit pelindung. Pada iklim sejuk dinding luar harus dapat menahan
dinginnya musim dingin dan panasnya musim panas. Pada kasus ini, dinding luar harus
seperti pelindung, dengan bagian yang variable yang menyediakan insulasi yang bagus
tetapi harus dapat dibuka pada musim kemarau.
Pada daerah tropis dinding luar harus bisa digerakkan yang mengendalikan dan cross
ventilation untuk kenyamanan dalam.
•
Hubungan Pada Landscape
“The ground floor in the tropics should preferably be open to the outside and naturally
ventilated. The relationship of the ground floor to the street is also important. The
introduction of the indoor atrium at the ground floor may mean the demise of street life.
34
Universitas Sumatera Utara
Freestanding fortress-like buildings also tend to separate the building from the pavement,
further alienating the street. Free-standing buildings become isolated on their plots.
Planting and landscaping should be used not only for their ecological and aesthetic
benefits, but also to cool buildings. Planting should be introduced as vertical landscaping
to faces and inner courts of upper parts of tall buildings. Plants absorb carbon dioxide and
generate oxygen, benefiting the building and its surroundings.”
Menurut Yeang, lantai dasar bangunan daerah tropis seharusnya lebih terbuka ke luar
dan menggunakan ventilasi yang alami karena hubungan lantai dasar dengan jalan juga
penting. Fungsi atrium dalam ruangan pada lantai dasar bisa mengurangi tingkat kepadatan
jalan. Tumbuhan dan lanskap digunakan tidak hanya untuk kepentingan ekologis dan
aestetik semata, tetapi juga membuat bangunan menjadi lebih sejuk.
Mengintegrasikan antara elemen biotik tanaman dengan eleman abiotik, yaitu
bangunan. Hali ini dapat memberikan efek dingin pada bangunan dan membantu proses
penyerapan O2 dan pelepasan CO2.
•
Menggunakan Alat Pembayang Pasif
“Solar shading is essential for all glazed walls facing the sun (generally east and west
in the tropics). A number of configurations of passive devices can be used (fins, spandrels,
egg-crates, etc.), depending on facade orientation. Shading blocks insolation in summer
and prevents heat penetration of the building all year round in the tropics and in summer
in temperate zones. Cross ventilation should be used (even in air-conditioned spaces, to
cope with system breakdowns), letting fresh air in and exhausting hot room air. Good air
movement promotes heat emission from the human body surface and gives a feeling of
comfort. Skycourts, balconies, and atriums as open spaces and transitional spaces at the
upper parts of the tall building encourage wind flow into internal spaces. Side vents
operating as wind scoops located at the edges of the facade capture wind and make the
best use of the high wind speeds found at upper levels. Wind can be channelled into ceiling
plenums to ventilate inner spaces.”
Pembayangan sinar matahari adalah esensi pembiasan sinar matahari pada dinding yang
menghadap matahari secara langsung (pada daerah tropis berada di sisi timur dan barat).
Sedangkan cross ventilation seharusnya digunakan (bahkan di ruang ber-ac) meningkatkan
udara segar dan mengalirkan udara panas keluar.
35
Universitas Sumatera Utara
•
Penyekat Pada Lantai
“Good thermal insulation of the building skin reduces heat transfer, both from solar gain
and loss of coolness from the inside. A second skin (a rain wall) can be built over the inner
wall with an air gap in between. Structural building mass may be used to store heat. The
mass loses heat during the night and keeps internal spaces cool during the day. In
temperate climates, structural and building mass can absorb solar heat during the day and
release it at night. A water-spray system on hot facades promotes evaporation and
therefore cooling. In temperate climates, solar windows or a solar-collector wall can be
located on the outer face of the building to collect the sun's heat.”
Insulator panas yang baik pada kulit bangunan dapat mengurangi pertukaran panas yang
terik dengan udara dingin yang berasal dari dalam bangunan. Karakteristik thermal
insulation adalah secara utama ditentukan oleh komposisinya. Dengan alasan tersebut maka
thermal insulation dibagi menjadi lima bagian utama, walaupun banyak insulator yang
utama merupakan turunan produk jenis-jenis ini. Lima jenis utama adalah:
o Flake (serpihan)
o Cellular (terdiri dari sel)
o Fibrous (berserabut)
o Reflective(memantulkan)
o Granular (butiran-butiran)
Flake insulation tersusun oleh partikel-partikel kecil atau serpihan yang tersebar di
udara. Serpihan serpihan ini bisa atau tidak terikat bersama serpihan yang lain. Fibrous
insulation tersusun oleh serat-serat berdiameter kecil yang tersebar di udara. Serat-serat ini
bisa terdiri dari organik maupun anorganik dan bisa atau tidak saling terikat. Serat organik
bisa dari rambut, kayu, atau sintetis. Serat anorganik bisa kaca, benang wol keras, ampas
benang wol, alumina silika, asbestos, atau karbon.
Granular insulation terdiri oleh butiran-butiran kecil yang berongga. Hal ini tidak
dimaksudkan pada material sel sejati sejak gas bisa dipindahkan antara ruang individual.
Materialnya bisa magnesia, kalsium silikat, diatomaceous bumi, dan vegetable cork.
Cellular insulation terdiri dari sel individu yang kecil terpisah dari yang lainnya. Dihasilkan
pada kaca, karet, dan plastik. Reflective insulation terdiri dari lembaran paralel yang tipis
atau foil. Pemantulan suhu panas yang tinggi dan memantulkan radiasi panas pada
sumbernya.
36
Universitas Sumatera Utara
Struktur massa bangunan bekerja melepaskan panas pada siang hari dan melepaskan
udara dingin pada siang hari. Pada iklim yang sejuk struktur bangunan dapat menyerap
panas matahari sepanjang siang hari dan melepaskannya pada siang hari. Solar window
atau solar collector-heat dapat ditempatkan di depan fisik gedung untuk menyerap panas
matahari.
2.4.4.2 Tanggapan Terhadap Lingkungan
“Our current research and development work on the bioclimatic approach is essentially a
sub-set of broader environmentally responsive design strategies. We find that there are
basically two justifications for the bioclimatic approach, one a comfort-based rationale
and the other a passive, low-energy one. The latter eventually was found to be expeditious
for us in explaining our environmentally responsive design agenda to commercially minded
clients. Energy savings could be easily accounted for in terms of monetary savings.”
Teori bioklimatik dalam pandangan Yeang dengan menanggapi lingkungan secara
esensial adalah bagaimana strategi merancang dengan merespon lingkungan secara luas.
Pendekatan bioklimatik pada dasarnya memiliki dua penilaian, pertama adalah
menciptakan kenyamanan dalam bangunan secara pasif, dan kedua adalah penggunaan
energi yang rendah. Hemat energi merupakan suatu langkah bijak untuk menghemat
keuangan. Menurut Yeang sautu bangunan tanggap terhadap lingkungan dapat memberikan
kontribusi yang sangat besar seperti penjelasan di atas yaitu menghemat energi dan
memberikan kenyamanan kepada pengguna, berupa kenyamanan tanpa bantuan alat-alat
mekanis. Artinya keamanan yang tercipta karena desain bangunan yang tanggap terhadap
lingkungannya.
•
Perencanaan Gedung
“The building plan, in addition to responding to the commercial intentions of the building
(for example. enabling single, double or multiple tenancies), should reflect the patterns of
life and culture of the place, and its climate. In part this involves an understanding of the
spatial modalities of the people, the way they work, the way culture arranges privacy and
community. This can be reflected, for example, in the plan configuration, the building's
depth, the position and layout of entrances and exits, the means of movement through and
between spaces, the orientation and views as interpreted in the plan. The plan should also
reflect air movement through the spaces and the provision of sunlight into the building.”
37
Universitas Sumatera Utara
Pada perencanaan gedung berdasarkan teori arsitektur bioklimatik yang dikemukakan
oleh Yeang seharusnya mencerminkan pola kehidupan budaya setempat, dan iklimnya.
Termasuk di dalamnya melibatkan spatial manusia seperti cara mereka bekerja, dan tatanan
budaya. Hal ini dapat dipantulkan sebagai contoh konfigurasi perencanaan, lebar bangunan,
posisi bangunan dan penempatan entrance, serta pergerakan dari ruang ke ruang.
Perencanaan bangunan juga mencerminkan pergerakan udara dan cahaya yang masuk
ke dalam bangunan.
•
Ruang Kerja
“Work spaces, even in a high-rise commercial development, have to have some degree
of humanity, some degree of interest and some use of scale. For example, large skycourts
and terraces might function as communal spaces as well as means of ventilation for the
upper parts of the building.”
Pada perencanaan ruang kerja gedung komersial tingkat tinggi harus memahami
beberapa tingkatan manusia. Artinya manusia harus menjadi standar ukuran dalam
perancangan ruang kerja untuk penentuan skala ukuran dan tingkat kepentingan.
2.4.5
Interpretasi Tema
Perancangan pengembangan rancangan ini ditekankan pada kebutuhan dan aktifitas
serta kenyamanan yang optimal yang kemudian diwujudkan dalam penggunaan ruang-ruang
yang ada serta mengolah sirkulasi yang efektif dan efisien sehingga secara umum rancangan
ini akan berhasil secara bioklimatik. Bangunan bioklimatik ini juga menerapkan desain ramah
lingkungan terhadap bangunan sekitar maupun bangunan itu sendiri. Sehingga menciptakan
kenyamanan ruang dalam dan ruang luar untuk setiap pengguna bangunan tersebut. Hal – hal
yang menjadi fokus terciptanya bangunan ini antara lain mengutamakan kenyamanan
pengguna, bentuk berasal dari iklim atau cuaca tropis, bagian - bagian bangunan dibedakan
sesuai dengan tujuannya dan sruktur disesuaikan dengan fungsi dan penekanan pada
penggunaannya.
Faktor yang mempengaruhi arsitektur bioklimatik :
•
•
Penampilan bentuk arsitektur dipengaruhi lingkungan setempat.
Meminimalkan ketergantungan pada sumber energi yang tidak dapat diperbaharui.
38
Universitas Sumatera Utara
•
•
Penghematan energi dari segi bentuk bangunan,penempatan bangunan,dan pemilihan
material.
Mengikuti pengaruh dari budaya setempat.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mendesain bangunan dengan tema bioklimatik strategi
pengendalian iklim:
• Memperhatikan keuntungan matahari
• Meminimalkan perlakuan aliran panas - Meminimalkan pembesaran bukaan/bidang
terhadap matahari
• Memperhatikan ventilasi
• Memperhatikan penguapan pendinginan,sistem atap
Unsur-unsur perancangan Bioklimatik:
•
Sirkulasi vertikal
Terdiri dari tangga, escalator, elevator, dumb waiters, semua komponen tersebut berada di
dalam core. Sirkulasi vertikal berfungsi :
o Kekakuan struktur
o Pelindung matahari
o Pelindung Angin
o Emergency refuge zone
o Hubungan antara setiap lantai
Penempatan core pada bangunan bioklimatik harus pada sisi bangunan (pheriphery
core) . Untuk iklim tropis seperti di Medan mempunyai banyak keuntungan yaitu :
o Tidak memerlukan ducting fire-fighting presuration.
o Dapat melihat keluar bangunan melalui lobby lift.
o Dapat memasukan ventilasi alami dan pencahayaan alami dalam ruang core.
o Core dapat berfungsi sebagai pelindung matahari.
39
Universitas Sumatera Utara
•
Sirkulasi Landscape
Keuntungannya dari sirkulasi landscape ini adalah:
o Mempunyai nilai estetika untuk pengguna bangunan dan menghasilkan
produktifitas kerja yang tinggi.
o Memperlunak fasade bangunan.
o Melindungi ruang dalam dan dinding luar bangunan
o Meminimalkan radiasi panas pantulan sinar matahari dan kaca ke dalam bangunan.
o Menyerap CO2 dan CO dari polusi udara dan memberikan O2 melalui fotosintesis.
o Menghalangi pandangan dan menyerap suara terutama pada skycourt.
•
Ventilasi
Penggunaan ventilasi pada bangunan bioklimatik lebih mengutamakan ventilasi alami
terutama pada lobby, elevator, tangga dan toilet area. Keuntungan ventilasi alami adalah: a.
untuk menambah kenyamanan pada periode kelembaban tinggi. b. Untuk alasan kesehatan,
menyediakan oksigen yang cukup. c. Untuk kenyamanan penglihatan yang lebih baik pada
penghuni bangunan. d. Untuk konservasi energi melalui pengurangan dan
meniadakan
mekanikal ventilasi.
•
Dinding Luar Bangunan.
o Efesiensi energi maksudnya adalah kulit bangunan harus dapat mengurangi
pemakaian energi.
o Penyediaan of sentral daylight untuk mengurangi radiasi matahari langsung.
o Meminimalkan penembusan udara dan kondensasi.
o Penyediaan pemilihan warna,tekstur dan finising.
o Dilengkapi dengan peralatan pembersih jendela otomatis.
o Dapat mengakomodasikan pergerakan bangunan.
o Meminimalkan beban pada rangka struktur.
o Meminimalkan perlengkapan maintenance.
•
o
Sistem Struktur
Penggunaan struktur pada bangunan bioklimatik tergantung pada penggunaan
system tinggi tiap lantai dan ukuran elemen layout struktur vertical terdiri dari elemen
40
Universitas Sumatera Utara
service core dan kolom dan juga dipengaruhi oleh syarat struktur untuk menahan beban
mati, angin dan gempa serta sitem kekakuan bangunan. Struktur juga dapat
dikombinasikan dengan sistem low energi.
•
Mekanikal dan Energi.
M&E meliputi system AC, ventilasi, system pemanasan, penyediaan air, listrik
dan penerangan, telekomunikasi, sewage, system sanitasi, system komputer, system
keamanan dan intelligent building system. Tujuan utama dari bangunan bioklimatik
ialah untuk mengurangi ketergantungan pemakaian bangunan pada system M&E dan
untuk mengurangi penggunaan energi bangunan melalui system passive low energy.
2.4.6
Studi Banding Arsitektur Tema Sejenis
Menara Mesiniaga (1992), Kuala Lumpur, Malaysia, Kenneth Yeang
Menara mesiniaga merupakan kantor pusat IBM di Subang Jaya dekat Kuala Lumpur.
Bangunan ini merupakan bangunan high-tech yang memiliki tinggi bangunan 15 lantai.
Bangunan tunggal dengan tower tinggi yang modern merupakan hasil penelitian arsitek,
Kenneth Yeang selama sepuluh tahun tentang prinsip-prinsip desain bangunan tinggi medium.
Tiga bangian struktur terdiri dari bangian dasar “hijau” yang dinaikan, sepuluh lantai ruang
kantor yang dilingkari balkon taman, hiasan dinding luar s