Hotel Bisnis Kualanamu

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

AKSONOMETRI RENCANA AC

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

PERSPEKTIF BANGUNAN

PERSPEKTIF BANGUNAN


PERSPEKTIF BANGUNAN

DAFTAR PUSTAKA

Tatjana Anholts. 2013. Rethinking The Skyscrapers, Nederland: Architectural thesis.
Yeang, Ken. 2000. The Green Skyscraper : The Basic for Designing Sustainable Intensive
Building. London : Prestel
Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Prov. Sumatera Utara No. 15/03/12/Thn. XIX, 01 Maret
2016. Medan
Lippsmeier ,Georg. 1997. Bangunan Tropis Jakarta, Jakarta: Erlangga
Smith, Peter F, Architechture In a Climate of Change, a Guide to Sustainable Design, Boston:
Architectural Press
Neufert, Ernst dan Sjamsu Amril. 1995. Data Arsitek, Jilid 2 Edisi Kedua, Jakarta: Erlangga
Neufert, Ernst dan Sunarto Tjahjadi. 1997. Data Arsitek, Jilid 1 Edisi 33, Jakarta: Erlangga
Juwana, Jimmy S. 2005. Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta : Erlangga
Snyder, James C.& Catanese, Anthony J. 1989. Pengantar Arsitektur, Jakarta: Erlangga
Ching, D.K. Francis. 2000. Arsitektur Bentuk Ruang Dan Tatanan. Jakarta: Erlangga.
Tentang Teori Bioklimatik. http://alandumalang.blogspot.co.id/2009/06/teori-bioklimatik-bykenyeang.html. Diakses tanggal 20 Mei 2016.
Tentang Teori Bioklimatik. https://www.scribd.com/doc/111751856/Makalah-ArsitekturBioklimatik. Diakses tanggal 20 Mei 2016.

Bioklimatik Menurut Kenneth Yeang. kk.mercubuana.ac.id/.../12036-9-746993979810.doc.
Diakses tanggal 16 Juni 2016.

Universitas Sumatera Utara

BAB III
METODOLOGI
3.1

Lokasi Perancangan dan Objek Perancangan
Lokasi site berada di Jl. Bandara Kuala Namu, terletak 4 KM dari Bandar Udara

Internasional Kualanamu. Bangunan yang menjadi objek perancangan adalah hotel bisnis.

3.2

Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan maka penulis mengunakan metode sebagai

berikut :



Penelitian Lapangan (Field Research)
Mengumpulkan data primer melalui observasi langsung terhadap site, memperhatikan



dan menganalisa kondisi tapak sebelum dilakukannya perancangan.
Studi Literatur
Pendekatan permasalahan perancangan dengan cara memahami bagian-bagian yang
berhubungan dengan kasus perancangan Hotel yaitu pemahaman akan hotel, klasifikasi
hotel, perancangan dengan konsep Arsitektur Bioklimatik. Pemahaman tersebut
merupakan pemahaman teoritis yang didapatkan dari studi literature yang
dipertanggung jawabkan bagi kelayakan.

3.3

Jenis Sumber Data
Data yang digunakan dalam perancangan ini harus dapat dipertanggungjawabkan


kebenarannya, serta dapat memberi gambaran secara menyeluruh tentang gambaran
perancangan. Dalam perancangan ini penulis mengklasifikasikan data atas dua jenis yaitu:



Data kuantitatif yaitu data data yang dapat diukur dalam skala numeric (angka) yang
berkaitan dengan perancangan seperti luas site perancangan, lebar jalan, dll.
Data kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, gambar serta
tidak dapat diukur dalam skala numeric, misalnya informasi-informasi tentang
pengertian dan penjelasan tema serta proyek perancangan.

44
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
ANALISA PERANCANGAN

4.1

Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan


4.1.1

Data Umum Lokasi Proyek
Lokasi proyek berada di Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Sei Beringin. Letak

geografis kota Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut :




Nama Kabupaten: Deli Serdang



Letak : 2°57’-3°16’ LU, 98°33’-99°27’ BT






Luas : 2.808,91 km2

Batas – batas Site : Sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka , Sebelah
timur , Selatan dan Barat berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang.
Iklim : tropis , suhu minimum 23°C – 24,1°C , suhu maksimum 30,6°C – 33,1



°C



Kecepatan angin rata – rata : 0,42 m/sec



Kelembaban udara rata – rata : 78 – 82 %

Laju penguapan tiap bulannya : 100.6 mm


Simpang dari Medan, menuju ke
daerah Jalan Kuala Namu, Batang
Kuis.

Jalan Kuala Namu, Batang Kuis.
Tempat dimana site perancangan
berada.

Bandara Internasional
Kualanamu

Gambar 9: Peta Peletakan Lokasi

45
Universitas Sumatera Utara

4.1.2

Lokasi Site


Lokasi site berada di Jl. Bandara Kuala Namu, terletak 4 KM dari Bandar Udara
Internasional Kualanamu.




Kabupaten

: Deli Serdang

Kecamatan

: Batang Kuis



Status Proyek

: Fiktif


Pemilik Proyek

: Swasta

Luas Site

: ± 2 ha

Kontur

: Datar

Kondisi Eksisting

: Tanah kosong









4.1.3

Kondisi dan Potensi Lahan
Lahan yang berada di lokasi site memiliki potensi yang sangat baik. View sungai yang

dapat dimanfaatkan untuk perancangan, tepat berada bersebelahan dengan site. Site juga hanya
berjarak ± 40 KM dari Bandar Udara Internasional Kualanamu.

Gambar 10: Kondisi Eksisting

Lokasi site berada di Jl. Bandara Kuala Namu, terletak 4 KM dari Bandar Udara
Internasional Kualanamu, Sumatera Utara. Luas lahan site +/- 1.5 ha dengan kontur datar yang
ditanami oleh tanaman hijau. Adapun batas – batas site adalah sebagai berikut :

46
Universitas Sumatera Utara

• Sebelah utara berbatasan dengan lahan kosong.
• Sebelah timur berbatasan dengan lahan kosong.
• Sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Bandara Kuala Namu.
• Sebelah barat berbatasan dengan sungai.
Disekitar area site terdapat proyek hotel dan business center yang berada pada berada
disebelah kanan site.

4.1.4

Peraturan

Luas lahan : ± 15000 m2 ( 1.5 ha )




GSB pada site : 13.5 m
KDB : 60%
o Luas area terbangun : 0,6 x 15.000 = 9.000 m2
o Luas area hijau : 0,4 x 15.000 = 6.000 m2

47
Universitas Sumatera Utara

4.1.5

Analisa Tata Guna Lahan

Gambar 11: Tata Guna Lahan
Keterangan

:
Bangunan komersial disekitar
Hub Kualanamu berupa rumah
makan dan restoran.

Anak sungai yang
berada
bertepatan
disebelah site

Business Center,
Hub Kualanamu.

Eksisting lahan site.

Carwash dan doorsmeer mobil.

Perkebunan Persero.

48
Universitas Sumatera Utara

Potensi :


Site yang terletak dekat dengan Bandar udara Internasional Kualanamu.

Permasalahan:




Banyaknya lahan kosong disekitar site yang hanya dijadikan perkebunan atau sekedar
dengan tanaman liar dibiarkan tumbuh didalamnya.
Bangunan permukiman liar juga tak elak terlihat disekitaran, terutama dipinggiran anak
sungai.

Solusi:


Site yang berada didekat dengan Bandara Internasional Kualanamu ini merupakan
daerah yang tercakup dalam perencanaan pembangunan kota aeropolis berbasiskan
Bandara Internasional Kualanamu. Dengan ini diharapkan proyek pembangunan akan
dilaksanakan sesuai rencana tata ruang, pembangunan liar perumahan warga juga perlu
ditertibkan.

49
Universitas Sumatera Utara

4.1.6

Intensitas Bangunan

Rumah penduduk sekitar,
bangunan 1 lantai.

Carwash, bangunan 1 lantai.

Hotel pada Hub Kualanamu
yang sedang dalam masa
pembangunan, bangunan 8
lantai.

Restoran dan rumah
makan, bangunan 2 lantai.

Gambar 12: Intensitas bangunan

50
Universitas Sumatera Utara

4.1.7

Analisa Matahari dan Arah Angin

Gambar 13: Matahari dan Arah Angin

Daerah sekitar site yang cenderung lebih banyak tanah kosong dan perkebunan dengan
tumbuhan-tumbuhan kecil, cenderung gersang dengan sedikitnya pepohonan rindang yang ada.

Masalah:





Sedikitnya pepohonan rindang pada sekitar site maupun sekitar Jalan Kuala Namu.
Bagian sebelah kiri site yang akan terpapar sinar matahari langsung, memberikan
dampak pada perancangan.
Dikarenakan masih gersangnya daerah perancangan, juga iklim tropis yang cenderung
panas, maka angina yang dibawa juga cenderung angin panas.

Solusi:


Penanaman pohon rindang didalam site perancangan yang akan dapat berfungsi sebagai
shading matahari, juga akan sedikit mengurangi kesan gersang disekitar site yang



berorientasi pada Jalan Kuala Namu.
Orientasi bangunan akan terarah kepada arah utara, kepada Jalan Kuala Namu. Atau
kepada arah barat, ke arah anak sungai yang berada tepat bersebelahan dengan site
perancangan. Dengan ini dapat dimanfaatkan juga view sungai untuk keuntungan
perancangan.

51
Universitas Sumatera Utara

4.1.8

Pemandangan dan Orientasi
Site memiliki view keluar yang langsung menghadap kepada Jalan Bandar Udara Kuala

Namu, menghadap kearah selatan.

Gambar 14: View site

52
Universitas Sumatera Utara

4.1.9

Sirkulasi Sekitar Site

Gambar 15: Sirkulasi sekitar site
4.2

Analisa Fungsional

4.2.1

Ruang
Berdasarkan data BPS dari Medan Dalam Angka 2013 , jumlah yang berkunjung ke

Sumatera Utara melewati Bandara Kualanamu seperti pada table dibawah ini:
Tahun/Bulan
2009
2010
2011
2012
2013
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

Bandar Udara
Polonia
148 193
162 410
192 650
205 845
225 550
14 405
16 419
17 932
15 011
20 659
20 729
15 677
16 275
18 307
17 404
24 784
27 948

Pelabuhan Laut
Belawan
5 075
17 202
18 975
22 132
22 631
2 087
1 682
2 901
1 735
1 918
1 889
1 947
1 464
1 810
1 853
1 619
1 726

Pelabuhan Laut
Tanjungbalai Asahan
9 891
11 854
11 501
13 856
11 118
785
1 034
905
757
1 134
872
564
1 221
832
901
907
1 206

Jumlah
163 159
191 466
223 126
241 833
259 299
17 277
19 135
21 738
17 503
23 711
23 490
18 188
18 960
20 949
20 158
27 310
30 880

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara

Tabel 12 : Statistik wisatawan mancanegara yang datang ke Sumatera Utara tahun 20092013 (Sumber: Data statistika pariwisata Sumatera Utara)
Universitas Sumatera Utara

53

Dari tabel di atas dengan menganggap jumlah wisman yang datang bersifat linear tiap
tahunnya , maka didapat nilai pertambahan jumlah wisman sebesar:

a
=

(191.466 − 163.159) + (223.126 − 191.466) + (241.833 − 223.126) + 259.299 − 241.833)
4
28.307 + 31.660 + 18.707 + 17.466
a=
4
96.140
a=
4
a = 24.035
Dapat disimpulkan bahwa, rata-rata kenaikan wisman yang berkunjung ke Sumatera

Utara melewati Bandara Kualanamu adalah sekitar 24.035 orang .Dengan menerapkan metoda
linear, berdasarkan kesimpulan kenaikan jumlah wisatawan yang bersifat linear setiap tahunnya,
maka dengan menggunakan model matematika dari metoda linear ini diperoleh proyeksi jumlah
kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Sumatera Utara melewati Bandara Kualanamu
beberapa tahun mendatang.. Adapun model matematika dari metoda linear ini antara lain:

Tahun

Jumlah Wisatawan

2009

163.159

2010

191.466

2011

223.126

2012

241.833

2013

259.299

2014

261.702

2015

264.105

2016

266.508

2017

268.911

2018

271.314

2019

295.349

2020

297.752
Tabel 13 : Metoda Linear

54
Universitas Sumatera Utara

�� = �� + ��

Dimana :
Pn

: Jumlah wisatawan mancanegara pada tahun ke-n

Po

: Jumlah wisatawan mancanegara pada tahun awal

a

: Jumlah pertambahan tiap tahun

n

: Jumlah tahun proyeksi

Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah wisatawan akan mencapai 297.752 orang . Dengan
mengasumsikan 70% dari wisman tersebut adalah wisman dengan tujuan berhubungan dengan
“bisnis” maka diperoleh:
70% × 297.752 = 208.426 �����/��ℎ��

Dari ratio minat wisatawan terhadap hotel bintang 3 diperoleh:
57,11
× 208.426 = 45.333
262,57
45.333 orang merupakan wisatawan yang berminat untuk tinggal di hotel bintang 3 dalam
1 tahun . Jumlah wisatawan yang menginap di hotel bintang 3 per harinya adalah:
45.333
= 125 �����
365

Dengan asumsi perbandingan 60% kamar tamu hotel digunakan untuk 1 orang dan
sisanya untuk 2 orang , maka kebutuhan kamar hotel untuk tamu adalah 175 kamar.

4.2.2

Bentuk
Menerapkan analogi pada bagian manapun dari bangunan, bertujuan untuk memberikan

penampilan visual yang menarik serta dapat menjadi sebuah bangunan yang lain dari yang lain,
sehingga membuat bangunan tersebut “remarkable” oleh orang yang melihatnya. Dibawah ini
merupakan proses daripada pola berpikir pemilihan analogi dalam perancangan bangunan.
Perancangan
Bangunan
bisnis

Lokasi

Bentuk

hotel ± 40 KM dari Bandar Bentukan

Analogi
yang Bioklimatik

Udara Internasional disesuaikan dengan
Kualanamu.

iklim, aeropolis.

Tabel 14 : Proses Pemilihan Analogi

55
Universitas Sumatera Utara

4.3

Analisa Teknologi

4.3.1

Struktur

Sistem Struktur

Sistem Struktur

Pertimbangan

Struktur bagian atas (Upper Struktur rangka kaku

Fleksibilitas

Structure)

ruang

serta

dan

efisiensi
ketinggian

bangunan.
Tabel 15 : Analisa Struktur
Struktur ini merupakan struktur yang konstruksinya dikerjakan ditempat dimana
memerlukan bekisting sebagai pembentuknya. Struktur rangka kaku (rigid frame) juga
merupakan struktur yang terdiri dari elemen-elemen linier, umumnya balok dan kolom yang
saling dihubungkan pada ujung-ujungnya oleh joints yang dapat mencegah rotasi iasme
diantara elemen struktur yang dihubungkan, dengan demikian elemen struktur menerus pada
titik hubung tersebut, seperti halnya balok menerus struktur rangka kaku adalah struktur statis
tak tentu, banyak struktur rangka kaku yang tampaknya sama dengan iasm post dan bea, tetapi
pada kenyataannya struktur rangka ini mempunyai perilaku yang sangat berbeda dengan iasm
post dan beam, hal ini karena adanya titik-titik hubungan pada rangka kaku, titik hubung ias
cukup kaku sehingga memungkinkan kemampuan untuk memikul beban lateral pada rangka,
dimana beban demikian tidak dapat bekerja pada struktur rangka yang memperoleh kestabilan
dari hubungan kaku antara kaki dengan papan horizontalnya.

4.3.2

Konstruksi
Secara umum, konstruksi atas bangunan tinggi terbuat dari konstruksi beton, konstruksi

baja, konstruksi kayu atau konstruksi dengan bahan dan teknologi khusus . Berikut persyaratan
teknisnya:


Konstruksi beton. Perencanaan konstruksi beton harus memenuhi standar teknis yang
berlaku, seperti :
a) SNI 03–2847-1992 tentang tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan
gedung.
b) SNI 03–3430-1994 tentang tata cara perencanaan dinding struktur pasangan blok
beton berongga bertulang untuk bangunan rumah dan gedung.
c)

SNI 03-1734-1989 tentang tata cara perencanaan beton dan struktur dinding
bertulang untuk rumah dan gedung.

56
Universitas Sumatera Utara

d) SNI 03–2834 -1992 tentang tata cara pembuatan rencana campuran beton normal.
e) SNI 03–3976-1995 tentang tata cara pengadukan dan pengecoran beton.
f) SNI 03–3449-1994 tentang tata cara rencana pembuatan campuran beton ringan
dengan agregat ringan.


Konstruksi Baja. Perencanaan konstruksi baja harus memenuhi standar yang berlaku
seperti:
a) SNI 03-1729-1989 tentang tata cara perencanaan bangunan baja untuk gedung, tata
cara dan pedoman lain yang masih terkait dalam perencanaan konstruksi baja, tata
cara pembuatan atau perakitan konstruksi baja, tata cara pemeliharaan konstruksi
baja selama pelaksanaan konstruksi.

4.3.3


Utilitas
Air bersih
Sumber penyediaan air bersih didapat dari PAM sedangangkan distribusinya
menggunakan down feed system dengan pertimbangan perancangan mendapatkan
reservoir/tangki air diatap bangunan sehingga distribusi air dari atas ke bawah
mengandalkan gravitasi bumi.

Diagram 2 : Diagram penyediaan air bersih


Air kotor
Air kotor berasal dari air hujan, wastafel, urinoir dan dari kitchen sink yang diolah
kembali agar dapat digunakan untuk kebutuhan lainnya. Karena penggunaan air pada
bangunan hotel atau sejenisnya sangat besar, sehingga harus memikirkan cara untuk
menghemat penggunaan air.

57
Universitas Sumatera Utara



Kotoran padat
Kotoran padat berasal dari kloset yang ditampung STP dimana kotoran tersebut
mengalami proses kimiawi yang kemudian baru dialirkan ke roil kota.

Diagram 3 : Diagram pembuangan kotoran padat

4.4

Analisa dan Penerapan Tema
Terdapat beberapa fitur tema bioklimatik yang dapat diterapkan kedalam bangunan,

antara lain sebagai berikut:


Pemanfaatan sinar matahari dan aliran udara alami.
Dalam perancangan kali ini, lebih ditonjolkan kepada penghematan energi
dengan pemanfaatkan cahaya sinar matahari dan arah hembusan angin.

Gambar 16 : Pemanfaatan Sinar Matahari dan Angin

Coakan pada tower bangunan dibuat demi melancarkan sirkulasi udara yang
masuk melalui void tengah bangunan yang juga berfungsi sebagai vertical garden. Juga
sebagai alat untuk mempermudah masuknya cahaya kebangunan.

58
Universitas Sumatera Utara



Roof Garden.

Gambar 17 : Roof Garden

Roof Garden atau taman diatas atap merupakan solusi peningkatan area hijau
tanpa mengubah lahan. Roof garden dimanfaatkan seefektif mungkin sebagai
penghijauan, perputaran udara, peminimalan emisi, penanggulangan air hujan yang
berlebih tak terserap dan sebagai penghalang panas berlebih kepada bangunan.


Vertical Garden.
Vertical garden, berfungsi untuk mengurangi kadar polusi pada sebuah ruangan
atau sebuah wilayah dan dengan adanya keberadaan taman vertical pada satu area dapat
menciptakan iklim mikro yang lebih menyejukan. Di perancangan ini sendiri
pemakaian vertical garden terletak ditengah bangunan yang menjulang dari lantai
teratas ke lantai ground bangunan demi sirkulasi udara dan cahaya matahari alami
masuk kedalam bangunan.

59
Universitas Sumatera Utara

BAB V
KONSEP PERANCANGAN

Pada konsep ini menyajikan konsep dasar, konsep perancangan tapak, konsep
perancangan bangunan, konsep perancangan struktur, serta konsep perencanaan utilitas.

5.1

Konsep Dasar
Konsep dasar dari perancangan ini adalah merancang sesuai dengan lintasan matahari

dan arah angina untuk meminimalkan beban AC pada bangunan (sun shading) dan
pengudaraan alami pada bangunan.

5.2

Konsep Massa
Bangunan hotel yang dirancang mengambil bentuk dari lingkaran, dan setengah

lingkaran. Dengan pertimbangan sebagai berikut:
Kriteria

Bentuk Dasar Bangunan

Kesesuaian Bentuk

Bidang datar yang Sederetan titik-titik Sebuah bidang datar
mempunyai 4 buah yang disusun dengan yang dibatasi oleh 3
sama

sisi

sama jarak

panjang.

yang

dengan

sama sisi dan mempunyai

seimbang 3 buah sudut

terhadap suatu titik
Orientasi Bangunan

Baik, Orientasi jelas

Baik, Orientasi ke Tidak Jelas
segala arah

Efisiensi Ruang

Efisien

Sistem Struktur dan Lebih Mudah

Kurang Efisien

Tidak Efisien

Cukup Sulit

Mudah

Konstruksi
Bangunan
Kesan Yang Dicapai

Baik

Baik

Kurang Baik

Ekonomi Bangunan

Lebih Hemat

Hemat

Tidak Ekonomis

Tabel 16 : Konsep Massa

60
Universitas Sumatera Utara

Bentukan awal berasal dari bentuk lingkaran yang terdapat lingkaran lebih besar lagi pada
bagian terluarnya. Bentuk ini diambil dengan pertimbangan cahaya dan arah angin site yang
dimanfaatkan untuk masuk dengan mudah kedalam bangunan. Dengan demikian, penggunaan AC
dapat diminimilasir dengan cahaya dan angin alami.

Gambar 18 : Bentukan-Bentukan Awal Perancangan

61
Universitas Sumatera Utara

5.3

Konsep Zoning Perancangan Tapak

Gambar 19 : Zoning Perancangan Tapak

Bangunan perancagan

Area drop off

Vertical garden

Area parkir

Swimming pool

Ram

62
Universitas Sumatera Utara

5.4

Konsep Sirkulasi Tapak

Gambar 20 : Konsep Sirkulasi Tapak

Jalur masuk mobil pribadi tamu
untuk drop off / menuju basement,

Keluar dari basement.

-memutar untuk keluar dari site.

Jalur servis

63
Universitas Sumatera Utara

5.5

Konsep Perancangan Bangunan

5.5.1

Konsep Zoning

Gambar 21 : Konsep Zoning Lantai Ground

Publik

Servis

Semi-privat

Privat

64
Universitas Sumatera Utara

Gambar 22 : Konsep Zoning Lantai 2

Publik

Servis

Semi-privat

Privat

65
Universitas Sumatera Utara

Gambar 23 : Konsep Zoning Lantai 3

Publik

Semi-privat

Servis
Privat

66
Universitas Sumatera Utara

Gambar 24: Konsep Zoning Lantai 4

Publik

Semi-privat

Servis
Privat

67
Universitas Sumatera Utara

Gambar 25 : Konsep Zoning Lantai 5

Publik

Semi-privat

Servis
Privat

68
Universitas Sumatera Utara

Gambar 26 : Konsep Zoning Lantai 6

Publik

Semi-privat

Servis
Privat

69
Universitas Sumatera Utara

`

Gambar 27 : Konsep Zoning Lantai 7

Publik

Semi-privat

Servis
Privat

70
Universitas Sumatera Utara

5.5.2

Konsep Suasana Ruang

Gambar 28 : Suasana Ruang 1

Gambar 29 : Suasana Ruang 2

71
Universitas Sumatera Utara

5.5.3

Estetika Bentuk

Merancang vertical landscape sebagai penghematan energi dan efisiensi cahaya bangunan.

Gambar 30 : Perspektif 1
Upaya pendekatan kearah ekologi yang ramah lingkungan dalam setiap kegiatan manusia
merupakan salah satu cara untuk mengatasi kerusakan alam, termasuk dalam rancangan bangunan
(Arsitektur). Oleh karena itu, pendekatan rancangan bangunan secara ramah (eco-friendly) sangat
besar
manfaatnya. Dimana rancangan bangunan akan selaras dengan perilaku alam. Hingga memberi
kontribusi yang berarti bagi perlindungan dan kelestarian sumber daya alam didalamnya, sehingga
akhirnya mampu membantu mengurangi dampak pemanasan global.

72
Universitas Sumatera Utara

Gambar 31 : Perspektif 2






Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam Eco Friendly antara lain :
Penyesuaian lingkungan alam setempat (memerhatikan orientasi terhadap matahari, angin,
perubahan suhu serta penggunaan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim).
Menghemat sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan efisiensi penggunaan
energi dengan meminimalisasi penggunaan energi untuk AC, optimalisasi pada
penggunaan sumber daya energi alternatif dan energi surya.
Memelihara lingkungan (udara, tanah dan air) dan siklus peredaran alam. Contohnya dalam
kegiatan penggunaan bahan bangunan harus memperhatikan rantai pembentuk bahannya
(sebaiknya daur ulang).
Mengurangi ketergantungan pada sistem pusat energi (listrik, air) dan limbah (air limbah,
sampah) dan pemakai bangunan ikut dalam pemeliharaan bangunan.
Memilih lokasi yang strategis. Hal ini dimaksudkan agar akses atau pencapaian bias
dilakukan dengan berjalan kaki atau bersepeda sehingga mampu mengurangi emisi atau
gas buangan yang terlalu banyak dari kendaraan bermotor.

Gambar 32 : Perspektif 3

Universitas Sumatera Utara

73

5.6

Konsep Perancangan Struktur Bangunan

5.6.1

Konsep Pencapaian
Simpang dari Medan, menuju ke
daerah Jalan Kuala Namu, Batang
Kuis.

Jalan Kuala Namu, Batang Kuis.
Tempat dimana site perancangan
berada.

Bandara Internasional
Kualanamu

Lokasi site yang berada tepat
didpean Jalan Bandar Udara
Kuala Namu, ±40 KM dari
Bandara
Internasional
Kualanamu.

Site

Siteplan lokasi.

Gambar 33: Pencapaian

74
Universitas Sumatera Utara

5.6.2

Konsep Arah Angin dan Matahari

Pada bagian utara dibuat bukaan-bukaan yang cukup banyak, sedangkan pada bagian barat
dan timur digunakan fasad untuk menyaring masuknya sinar matahari kedalam bangunan. Serta
penyertaan dua core bangunan pada sisi barat dan timur.

Gambar 34 : Konsep Matahari dan Angin
Pada sisi bagian timur, yang langsung berhadapan dengan Jalan Bandar Udara Kualan
Namu yang merupakan jalan besar. Bukaan-bukaan dibuat cenderung lebih banyak untuk
masuknya sinar matahari kedalam.

75
Universitas Sumatera Utara

5.6.3

Konsep Orientasi dan View

Orientasi lebih diutamakan kearah utara dan selatan, view menghadap kearah sungai untuk
beberapa ruang-ruang.

++

++

+++
Gambar 35: Konsep Orientasi dan View
5.6.4

Penerapan Konsep Bioklimatik Pada Bangunan

Bentuk bangunan yang berbentuk lingkaran dimaksudkan agar bangunan menjadi lebih
mudah dalam efisiendsi pencahayaan pengkondisian udara alami.

Gambar 36: Perspektif 4

76
Universitas Sumatera Utara

Konsep Bangunan Ini adalah hasil dari analisa matahari dan analisa angin. Dimana bentuk
denah dasar bangunan dibelah menurut arah mata angin untuk memasukkan angin kedalam balkon
pada tower.

Gambar 37 : Tahap Bentukan Tower Bangunan
Tower dibuat dengan lantai yang maju mundur dengan taman yang spiral keatas yang
berfungsi sebagai sun shading. Lantai tower diputar 10 derajat setiap lantai keatas lantai tower
yang selanjutnya.

77
Universitas Sumatera Utara

5.7

Konsep Dasar Struktur dan Konstruksi

Sistem struktur yang dipakai pada bangunan adalah dengan menggunakan struktur rangka
kaku, rigid frame.

Gambar 38 : Struktur Bangunan
Struktur rangka kaku (rigid frame) adalah struktur yang terdiri atas elemen-elemen linier,
umumnya balok dan kolom, yang saling dihubungkan pada ujung-ujungnya oleh joints (titik
hubung) yang dapat mencegah rotasi relatif di antara elemen struktur yang dihubungkannya.
Dengan demikian, elemen struktur itu menerus pada titik hubung tersebut.
5.4.2

Konsep dan Metoda membangun dan Tahapan Pembangunan

Pembebasan lahan dan pemasangan bor pile
Setelah dilakukan studi penelitian tanah, lahan diratakan dan pemasangan bor pile dilakukan.
Basement
Untuk pengerjaan penggalian dan pengecoran basement, metoda pembangunan yang digunakan
metoda top down. Pertimbangan pemakaian sistem ini adalah karena luas basement yang hampir
mencakup seluruh lahan, adanya basement di bawah jalan dan lamanya pengerjaan proyek ini.
Podium
Struktur podium menggunakan rigid frame dari baja. Pekerjaan podium dimulai pada saat strut
telah dipasang pada bor pile dan king post (bersamaan dengan pekerjaan galian)

78
Universitas Sumatera Utara

Tower
Tower dapat menggunakan sistim fabrikasi sesuai dengan desain. Untuk sistim fabrikasi maka
diperlukan lahan yang cukup untuk menampung bahannya, dan crane yang dapat menjangkau
bahan ke bangunan.
Finishing
Pekerjaan finishing yang diperlukan adalah pada sirkulasi umum dan servis untuk umum.

79
Universitas Sumatera Utara

BAB VI
PERANCANGAN ARSITEKTUR

6.1

Suasana Eksterior Bangunan

Gambar 39 : Eksterior 1

Gambar 40 : Eksterior 2

80
Universitas Sumatera Utara

Gambar 41 : Eksterior 3

Gambar 42 : Eksterior 4

81
Universitas Sumatera Utara

Gambar 43 : Eksterior 5

Gambar 44 : Eksterior 6

82
Universitas Sumatera Utara

6.2

Suasana Interior

Gambar 45 : Interior 1

Gambar 46 : Interior 2

83
Universitas Sumatera Utara

6.3

Foto Maket

Gambar 47 : Maket 1

Gambar 48 : Maket 2

84
Universitas Sumatera Utara

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Terminologi Judul

2.1.1

Definisi Hotel

• Menurut Keputusan Menteri Parpostel no Km 94/HK103/MPPT 1987, hotel adalah salah
satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian untuk jasa
pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat
umum yang dikelola secara komersil.

• Menurut Wikipedia, hotel berasal dari kata hostel, konon diambil dari bahasa Perancis kuno
yang artinya tempat penampungan buat pendatang atau bisa juga “bangunan penyedia
pondokan dan makanan untuk umum.

• Menurut Endar Sri,1996:8, pengertian hotel adalah suatu bangunan yang dikelola secara
komersil guna memberikan fasilitas penginapan kepada masyarakat umum dengan fasilitas
antara lain jasa penginapan, pelayanan barang bawaan, pelayanan makanan dan minuman,
penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya serta jasa pencucian
pakaian.

• Menurut Lawson, 1976:27, pengertian hotel adalah sarana tempat tinggal umum untuk
wisatawan dengan memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman
serta akomodasi dengan syarat pembayaran.
Dari pengertian diatas maka pengertian atau definisi hotel secara umum adalah badan usaha
akomodasi atau perusahaan yang menyediakan pelayanan bagi masyarakat umum dengan
fasilitas jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman, jasa layanan kamar, serta jasa
pencucian pakaian. Fasilitas ini diperuntukan bagi mereka mereka yang bermalam di hotel
tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu.

7
Universitas Sumatera Utara

2.1.2

Definisi Bisnis

• Menurut Musselman adalah keseluruhan dari aktivitas yang diorganisir oleh orang yang
tidak berurusan di dalam bidang industri dan perniagaan yang menyediakan barang dan jasa
agar terpenuhinya suatu kebutuhan dalam perbaikan kualitas hidup.

• Menurut Hooper, Pengertian Bisnis ialah keseluruhan yang lengkap pada berbagai bidang
seperti industri dan penjualan, industri dasar dan industri manufaktur dan jaringan,
distribusi, perbankkan, transportasi, insuransi dan lain sebagainya; yang kemudian melayani
dan memasuki dunia bisnis secara menyeluruh.

• Peterson dan Plowman mengemukakan Pengertian Bisnis merupakan serangkaian kegiatan
yang berhubungan dengan pembelian ataupun penjualan barang dan jasa yang dilakukan
secara berulang-ulang. Menurut paterson dan plowman, penjualan jasa ataupun barang yang
hanya terjadi satu kali saja bukanlah merupakan pengertian bisnis.

• menurut Owen adalah suatu perusahaan yang berhubungan dengan distribusi dan produksi
barang-barang yang nantinya dijual ke pasaran ataupun memberikan harga yang sesuai pada
setiap jasanya.

• Menurut Hunt dan Urwick, Pengertian Bisnis ialah segala perusahaan apapun yang
membuat, mendistribusikan ataupun menyediakan berbagai barang ataupun jasa yang
dibutuhkan oleh anggota masyarakat lainnya serta bersedia dan mampu dalam membeli atau
membayarnya.
Dari pengertian diatas maka pengertian atau definisi bisnis secara umum adalah komersial,
perdagangan atau kegiatan keuangan yang mempergunakan waktu, perhatian tenaga kerja, dan
penanaman modal demi perbaikan/kemajuan.
2.1.3

Kesimpulan Judul
Pengertian dari judul “Hotel Bisnis Kualanamu” adalah tempat akomodasi yang terletak

di Kualanamu, Batang Kuis, dimana diperuntukkan khususnya untuk para pelaku bisnis
(pedagang , pengusaha , peserta konvensi , pejabat yang melakukan dinas , dll ) dan juga
menyediakan fasilitas yang mendukung kelancaran aktivitas bisnis.

8
Universitas Sumatera Utara

2.2

Lokasi

2.2.1

Kriteria Pemilihan Lokasi
No

Kriteria Pemilihan Lokasi

1

Tinjauan terhadap arsitektur Lokasi yang dipilih berada pada jangkauan Bandar
kota

Keterangan

udara Kualanamu yang menjadi titik pusat
perancangan.

2

Pencapaian

Lokasi yang mudah dicapai, baik dari arah kota
maupun bandara. (Kendaraan umum, pribadi,
pejalan kaki.)

3

Area Pelayanan

Lokasi memiliki area pelayanan ±1 km dari
berbagai fasilitas seperti bank, pusat perbelanjaan ,
area perdagangan , pasar, kantor, dll

4

Sarana dan Prasarana

Tersedia sarana dan prasarana seperti jalan raya ,
rambu lalu lintas , dll dan jaringan utilitas seperti
jaringan PLN, PDAM, Telkom, Riol Kota, dll

5

Persyaratan lain

Lokasi harus memiliki tingkat privasi yang tinggi
dan cocok digunakan sebagai tempat rekreasi.
Lokasi harus jelas kepemilikannya, terkait dengan
pembebasan lahan, potensi dan peraturan yang
berlaku.

Tabel 3: Kriteria pemilihan lokasi perancangan
2.2.2










Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi

Luas Site

: ± 2 ha

Kontur

: Datar

Kondisi Eksisting : Tanah kosong
GSB pada site

: 13.5 m

KDB

: 60%

9
Universitas Sumatera Utara

2.3

Tinjauan Fungsi

2.3.1

Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan
Pengguna kegiatan dalam “Hotel Bisnis Kualanamu” terdiri atas pengunjung,

pengelola, servis.


Pengunjung adalah pihak yang melakukan kunjungan ke “Hotel Bisnis Kualanamu” yang
terdiri dari pedagang, pengusaha, petugas konvensi, pejabat yang melakukan dinas
(swasta/pemerintah), dll. Tamu hotel bisnis juga terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:
o Bepergian seorang diri atau berdua atau lebih
o Menginap dalam waktu relatif singkat
o Ingin cepat menyelesaikan tugasnya , sehingga pertimbangan jarak pencapaian ke objek
tujuan sependek mungkin



o Pertimbangan ekonomis dalam pengeluaran biaya merupakan hal yang utama
Rekreasi bukan merupakan objek utama.
o Pengelola adalah pihak yang melakukan pengelolaan kegiatan administrasi dan
operasional yang dibedakan dalam 2 tingkatan, yaitu :
o Pimpinan, terdiri dari direktur dan wakil direktur. Direktur ini dibantu oleh sekretaris
yang bertanggung jawab langsung kepada direktur
o Kepala bagian, terdiri dari kabag operasional, keuangan, pemasaran, keamanan,



pemeliharaan, dan perawatan gedung
Servis adalah pihak yang melakukan kegiatan pelayanan bangunan seperti masalah teknis,
kebersihan, keamanan, utilitas, pantry dan pergudangan.

2.3.2

Tinjauan Hotel
Adapun pengertian, klasifikasi dan perkembangan hotel adalah: Pengertian Hotel

Secara harfiah, kata hotel berasal dari bahasa latin yaitu hospitium, yang artinya ruang tamu.
Kata ini kemudian mengalami proses perubahan pengertian dan untuk membedakan guest
house dengan mansion house yang berkembang saat itu, maka prumah besar itu disebut hostel.
Hostel disewakan pada masyarakat umum untuk menginap dan beristirahat sementara waktu,
dan dikordiniir oleh seorang host.
Seiring perkembangan dan adanya tuntutan terhadap kepuasan, dimana orang tidak
menyukai peraturan yang terlalu banyak pada hostel maka kata hostel kemudian mengalami
perubahan, yakni penghilangan huruf “s” pada kata hostel sehingga menjadi hotel. Defenisi

10
Universitas Sumatera Utara

hotel menurut SK Menparpostel Nomor KM 94/ HK 103/MPPT 1987 adalah suatu jenis
akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyedikan jasa
pelayanan penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara
komersial.
Hotel adalah sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan
pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat
pembayaran ( Lawson, 1976:27) Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang
menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum serta pelayanan lainnya untuk umum
(Kamus Webster)
Jadi, dapat disimpulkan pengertian hotel adalah suatu bangunan yang menyediakan jasa
penginapan, makanan dan minuman, serta jasa lainnya yang diperuntukkan bagi umum dan
dikelola secara komersial.
2.3.2.1 Klasifikasi Hotel
Kriteria klasifikasi hotel di Indonesia secara resmi terdapat pada peraturan pemerintah,
yaitu SK: Kep-22/U/VI/78 oleh Dirjen Pariwisata. Klasifikasi hotel ditinjau berdasarkan
beberapa faktor, yaitu:
1. Harga jual
Klasifikasi hotel berdasarkan system penjualan harga kamar, dimana harga kamar yang
dijual hanya harga kamar saja atau merupakan system paket yaitu:


European plan hotel
Hotel dengan biaya untuk harga kamar saja. Keistimewaan:
o Praktis, banyak digunakan di hotel
o Memudahkan system billing



o Semua system pemasaran kamar kebanyakan menggunakan system ini.
American plan hotel
Hotel dengan perencanaan biaya termasuk harga kamar dan harga makan, terbagi



dua yaitu:
Full American Plan (fap)
Harga kamar termasuk makan tiga kali sehari(sarapan, makan siang dan makan
malam)

11
Universitas Sumatera Utara



Modified American Plan (MAP)
Harga kamar temasuk dua kali makan sehari yaitu:
o Kamar + makan pagi + makan siang



o Kamar + makan pagi + makan malam
Kontinental plan hotel
Hotel dengan perencanaan harga kamar sudah termasuk dengan continental



breakfast.
Bermuda plan hotel
Hotel dengan perencanaan harga kamar yang sudah termasuk dengan American
breakfast.

2. Ukuran Hotel



Klasifikasi hotel berdasarkan ukuran ditentukan oleh jumlah kamar yang ada, yaitu:
Small hotel
Hotel kecil dengan jumlah kamar dibawah 150 kamar
Medium hotel
Hotel sedang, yang terdiri dari 2 jenis, yaitu:
o Average hotel : jumlah kamar antara 150- 299 kamar
o Above hotel : jumlah kamar antara 300- 600 kamar
o Large hotel : hotel besar dengan jumlah kamar minimal 600 kamar

3. Tipe Tamu Hotel
Klasifikasi hotel berdasarkan asal usul dan latar belakang tamu menginap yaitu:





Family hotel
Hotel untuk tamu yang menginap bersama keluarga
Business hotel
Hotel untuk tamu berupa pengusaha
Tourist hotel
Hotel untuk tamu yang menginap berupa wisatawan, baik domestik maupun luar




negri
Transit hotel
Hotel untuk tamu yang transit (singgah sementara)
Cure hotel

12
Universitas Sumatera Utara

Hotel untuk tamu yang menginap dalam proses pengobatan atau penyembuhan
penyakit.
4. Sistem Bintang
Semakin banyak jumlah bintang suatu hotel, pelayanan yang dituntut semakin
banyak dan baik. Klasifikasi hotel berdasarkan system bintang yaitu:











Hotel bintang satu (*)
Hotel bintang dua (**)
Hotel bintang tiga (***)
Hotel bintang empat (****)
Hotel bintang lima (*****)

Khusus untuk hotel bintang lima, terdapat tingkatan yaitu Palm, Bronze, dan diamond.
5. Lama Tamu Menginap
Klasifikasi hotel berdasarkan lamanya tamu menginap, yaitu:






Transit hotel : hotel dengan lama tinggal tamu rata- rata semalam.
Semi residential hotel : hotel dengan lama tinggal tamu lebih dari satu hari tetapi
tetap dalam jangka waktu pendek, berkisar dua minggu hingga satu bulan.
Residential hotel : hotel dengan lama tinggal tamu cukup lama, berkisar paling
sedikit satu bulan.

6. Lokasi
Klasifikasi hotel berdasarkan lokasi yaitu:








City hotel : hotel yang terletak dalam kota, dimana sebagian besar yang menginap
melakukan kegiatan bisnis
Urban hotel : hotel yang terletak di dekat kota
Suburb hotel : hotel yang terletak di pinggiran kota
Resort hotel : hotel yang terletak di daerah wisata, dimana sebagian besar tamu yang
menginap tidak melakukan usaha. Hotel Resort berdasarkan lokasinya dibagi atas:
o Mountain hotel : hotel yang berada di pegunungan
o Beach hotel : hotel yang berada di pinngir pantai
o Lake hotel : hotel yang berada di tepi danau
o Hill hotel : hotel yang berada di puncak bukit
o Forest hotel : hotel yang berada di kawasan hutan lindung
o Airport hotel : hotel yang terletak di daerah pelabuhan udara

13
Universitas Sumatera Utara

7. Aktifitas Tamu Hotel
Klasifikasi hotel berdasarkan maksud kegiatan selama tamu menginap, yaitu:













Sport Hotel : Hotel yang berada pada kompleks kegiatan olahraga
Ski Hotel : Hotel yang menyediakan area bermain ski
Conference Hotel : Hotel yang menyediakan fasilitas lengkap untuk konferensi
Convention Hotel : Hotel sebagai bagian dari komplek kegiatan konvensi
Pilgrim Hotel : Hotel yang sebagian tempatnya berfungsi sebagai fasilitas ibadah
Casino Hotel : Hotel yang sebagian tempatnya berfungsi untuk kegiatan berjudi.

8. Jumlah Kamar dan Persyaratannya
Berdasarkan jumlah bintang yang disandang, jumlah persyaratan kamar adan lainnya
yaitu:




Hotel bintang satu (*) : Jumlah kamar standar, minimal 15 kamar, kamar mandi di
dalam, luas kamar standar, minimum 20
Hotel bintang dua (**) : jumlah kamar standar, minimal 20 kamar. Kamar suite,
minimum 1 kamar. Kamar mandi di dalam. Luas kamar standar, minimum 22. Luas



kamar suite, minimum 44
Hotel bintang tiga (***) : jumlah kamar standar, minimal 30 kamar. Kamar suite,
minimum 2 kamar Kamar mandi di dalam. Luas kamar standar, minimum 24. Luas



kamar suite, minimum 48
Hotel bintang empat (*****) : jumlah kamar standar, minimal 50 kamar. Kamar
suite, minimum 3 kamar Kamar mandi di dalam. Luas kamar standar, minimum 24.



Luas kamar suite, minimum 48
Hotel bintang lima (*****) : jumlah kamar standar, minimum 100 kamar
Kamar suite, minimum 4 kamar Kamar mandi di dalam. Luas kamar standar,
minimum 26. Luas kamar suite, minimum 52

Di Indonesia, klasifikasi hotel dilakukan dengan sistem bintang. Dimulai dari
bintang satu sampai bintang lima. Menurut surat keputusan Menteri Perhubungan
Indonesia No. PM 10/PW 301/ PHB-17 tentang usaha dklasan klasifikasi hotel,
ditetapkan bahwa penilaian klasifikasi hotel secara minimum didasarkan pada beberapa
pertimbangan yaitu:





Persyaratan umum, antara lain kondisi bangunan dan kelengkapan fasilitas
Bentuk pelayanan yang diberikan

14
Universitas Sumatera Utara




2.3.3


Jumlah kamar yang tersedia
Letak atau keadaan lokasi

Deskripsi Perilaku

Kegiatan pengunjung, altivitas umum yang dilakukan pengunjung adalah:
o Menginap
o Konvensi
o Makan/Minum

• Kegiatan pengelola, aktifitas umum yang dilakukan pengelola adalah:
o Mengelola dan mengatur jalannya operasional bangunan
o Melayani kebutuhan para konsumen
o Memberikan informasi singkat
o Melakukan kegiatan administrasi
o Penyelenggaraan kegiatan penunjang ( bisa saja bekerjasama dengan badan lain yang
bersangkutan )
o Dll

• Kegiatan servis, aktifitas umum yang diakukan adalah:
o Membersihkan setiap ruangan
o Melakukan perawatan dan perbaikan terhadap bangunan dan peralatan-peralatan yang
ada didalamnya
o Mengurus loading dock
o Mengurus utilitas bangunan
o Menjaga keamanan
2.3.4

Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

• Kegiatan pengunjung, altivitas umum yang dilakukan pengunjung adalah:
o Menginap
o Konvensi
o Makan/Minum

• Kegiatan pengelola, aktifitas umum yang dilakukan pengelola adalah:
o Mengelola dan mengatur jalannya operasional bangunan
o Melayani kebutuhan para konsumen
o Memberikan informasi singkat

15
Universitas Sumatera Utara

o Melakukan kegiatan administrasi
o Penyelenggaraan kegiatan penunjang ( bisa saja bekerjasama dengan badan lain yang
bersangkutan )
o Dll

• Kegiatan servis, aktifitas umum yang diakukan adalah:
o Membersihkan setiap ruangan
o Melakukan perawatan dan perbaikan terhadap bangunan dan peralatan-peralatan yang
ada didalamnya
o Mengurus loading dock
o Mengurus utilitas bangunan
o Menjaga keamanan.

16
Universitas Sumatera Utara

2.3.3

Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang

Tabel 4: Program ruang penzoningan administrasi bangunan

17
Universitas Sumatera Utara

Tabel 5: Program ruang penzoningan hotel bangunan

Tabel 6: Program ruang penzoningan area rekreasi bangunan

18
Universitas Sumatera Utara

Tabel 7: Program ruang penzoningan convention bangunan

19
Universitas Sumatera Utara

Tabel 8: Program ruang penzoningan F&B bangunan

20
Universitas Sumatera Utara

Tabel 9: Program ruang penzoningan publik bangunan

21
Universitas Sumatera Utara

22
Universitas Sumatera Utara

Tabel 10: Program ruang penzoningan admin+ME bangunan

Tabel 11: Program ruang, total keseluruhan
2.3.4

Jenis dan Fasilitas Standar Kamar Tamu
Pada hotel, ruang tidur merupakan ruang privat yang perlu diperhatikan untuk

memenuhi tuntutan kenyamanan dan privatisasi tamu. Aspek efisiensi juga harus diperhatikan
sehingga tamu merasa betah menginap di hotel tersebut. Adapun bentuk kamar tidur pada hotel
adalah seperti gambar di bawah :

23
Universitas Sumatera Utara

Gambar 1: Bentuk kamar tidur pada hotel
Klasifikasi kelas kamar pada sebuah hotel adalah :


Standard room
Jenis kamar yang tersedia untuk dua orang penghuni dengan kondisi, berisi satu tempat
tidur double (double bed) atau dua tempat tidur dan fasilitas yang tersedia di dalam



kamar tersebut berlaku umum di semua hotel
Deluxe room
Jenis kamar dengan fasilitas yang lebih dari kamar standar, misalnya dengan ukuran



kamar lebih besar dan tambahan fasilitas seperti televisi, lemari es, dll.
President suite room
Jenis kamar paling mahal dalam suatu hotel, tersedia untuk 2-3 atau lebih penghuni
dengan kondisi berisi dua atau tiga kamar lebih dengan ukuran kamar lebih besar, luas,

24
Universitas Sumatera Utara

mewah dan lebih lengkap dengan fasilitas tambahan seperti ruang tamu, makan, dan
dapur kecil (kithenette) seperti mini bar. Tempat tidurnya terdapat double bed, twin bed
atau bahkan single bed. Adapun fasilitas standar yang terdapat pada masing- masing
jenis kamar tersebut adalah sebagai berikut:




2.3.5

Kamar mandi private (bathroom) dan perlengkapannya



Tempat tidur (jumlah dan ukurannya sesuai dengan jenis)



Rak untuk menyimpan koper (luggage rack)



Radio dan Televisi



Meja lampu



Lemari pakaian



Telepon, lampu, AC



Meja rias/ tulis (dressing table) dan kursi

Asbak, korek api, handuk, alat tulis (stationeries), dll

Studi Banding Arsitektur Fungsi Sejenis

Santika Dyandra Medan

Gambar 2: Santika Dyandra Medan
Terletak di Medan, Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention - Medan hanya
beberapa menit dari Sun Plaza dan Shri Mariaman. Hotel bintang 4 ini terletak di dekat Vihara
Borobudur dan Medan Mall. Dilengkapi oleh 324 kamar yang ber-AC, dengan lemari es dan
minibar, televisi LCD dengan pemrograman kabel memberikan hiburan, akses Internet nirkabel
gratis siap menjamin koneksivitas internet.

25
Universitas Sumatera Utara



Fasilitas

Gambar 3: Swimming Pool Santika Dyandra
Bersantai di spa dengan layanan lengkap, di mana dapat menikmati pijat, perawatan
tubuh, dan perawatan wajah. Kolam renang dan pusat kebugaran juga tersedia. Hotel ini juga
menyediakan akses Internet nirkabel gratis, layanan concierge, dan layanan pernikahan.
Mendapatkan ke tempat-tempat wisata sangat mudah dengan antar-jemput daerah (biaya
tambahan).


Dining

Gambar 4: Restoran Santika Dyandra
Memuaskan selera di restoran hotel, menyajikan sarapan, makan siang, dan makan
malam. Makan juga tersedia di sebuah kedai kopi / kafe, dan layanan kamar 24-jam.
Memuaskan dahaga dengan minuman favorit Anda di bar / lounge.

26
Universitas Sumatera Utara



Bisnis, Fasilitas Lainnya

Gambar 5: Ruangan Serba Guna Santika Dyandra
Fasilitas pilihan mencakup pusat bisnis 24 jam, koran gratis di lobi, dan layanan laundry
/ dry cleaning. Fasilitas acara di hotel ini terdiri atas pusat konferensi dan ruang rapat. Antarjemput dari bandara ke hotel disediakan dengan biaya tambahan pada waktu yang dijadwalkan,
dan parkir sendiri gratis tersedia di tempat.

2.4

Elaborasi Tema

2.4.1

Pengertian
Adapun keluaran dari penelitian perancangan “Hotel Bisnis Kualanamu” ini adalah

dengan pendekatan arsitektur bioklimatik, yaitu suatu pendekatan yang mengarahkan arsitek
untuk mendapatkan penyelesaian desain dengan memperhatikan hubungan antara bentuk
arsitektur dengan lingkungannya dalam kaitanyan iklim daerah tersebut. Pendekatan desain
arsitektur bioklimatik dengan demikian mengandung keandalan sebagai salah satu tipe desain
arsitektur yang hemat energi ditinjau dari penggunaan energi saat pengoperasian bangunan
yang bersangkutan. Sebagai bagian dari kelompok eko-arsitektur, maka tujuan dari arsitektur
bioklimatik juga menghadirkan bangunan yang ramah lingkungan, diantaranya turut berperan
serta dalam meredam efek rumah kacapada lingkungan urban, misalnya melalui upaya
pengurangan produksi gas CO2 dan CFC ke atmosfer.
Populasi penduduk Indonesia menempati urutan ke-4 setelah Cina, India, dan Amerika
Serikat. Padatnya populasi masyarakat Indonesia menjadi beban pemerintah untuk
menyediakan pangan dan energi yang memadai. Pertumbuhan penduduk Indonesia pada tahun
2006 adalah 1,6 % pertahun dan sekarang ini populasi penduduk Indonesia mencapai 220 juta
jiwa. Maka pemakaian energi di Indonesia juga akan sangat besar. Untuk itu perlu adanya
kebijakan pemerintah dalam mengatur program pembangunan berkelanjutan. Sehingga
ketergantungan energi yang sangat besar dapat dikurangi. Program pembangunan

27
Universitas Sumatera Utara

berkelanjutan khususnya dalam bidang arsitektur adalah bagaimana menciptakan suatu
rancangan bangunan yang hemat energi. Penerapan dalam bidang arsitektur hemat energi ini
harus diawali di kota-kota besar Indonesia, khususnya Kota Medan. Kota Medan merupakan
kota metropolitan terbesar ke-3 di Indonesia dengan jumlah penduduk kurang lebih 2 juta jiwa
dengan angka pastinya 1.993.602 jiwa. Konsentrasi penduduk yang padat pastinya
menciptakan tata bangunan yang padat seperti perumahan, perkantoran, daerah komersial.
Suatu perkotaan yang padat seperti Kota Medan pasti menimbulkan masalah dalam
menyediakan energi untuk warganya. Dewasa ini Kota Medan telah mengalami krisis energi
listrik. Hampir setiap hari masyarakat Kota Medan harus mengalami pemutusan aliran listrik
secara bergilir.
Arsitektur hemat energi merupakan solusi yang dapat dipakai untuk jangka pendek dan
jangka panjang yang berkelanjutan. Salah satu arsitektur yang berorientasi pada penghematan
energi adalah Arsitektur Bioklimatik. Berikut adalah pengertian dari tema Arsitektur
Bioklimatik:




Bio : Iklim alam
Klimatik : Pengaruh

Jadi, bioklimatik adalah style dalam bidang Arsitektur yang bentuknya dibentuk dengan
sengaja, mempergunakan teknik dengan tenaga rendah yang pasif agar dapat berinteraksi
positif dengan iklim dan sesuai dengan data meteorologi, menggunakan tenaga yang rendah,
namun memiliki kualitas bangunan yang baik.
Pengertian Arsitektur : Dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia, “Arsitektur adalah
ilmu dan seni merancang bangunan,kumpulan bangunan dan struktur lain yang
fungsional,terstruktur dengan baik serta memiliki nilai-nilai estetika” (Ensiklopedia Nasional
Indonesia, 1990).
Pengertian Bioklimatik : diambil dari bahasa asing Bioclimatology. Menurut Yeang
Kenneth, “ Bioclimatology is the study of the relationship between climate and life, particulary
the effect of climate on the health and activity of living things” Yang artinya adalah, ilmu yang
mempelajari hubungan antara iklim dan kehidupan terutama efek dari iklim pada kesehatan
dan aktifitas sehari-hari.

28
Universitas Sumatera Utara

Yeang juga mengatakan bahwa penggunaan tehnik hemat energi yang berhubungan
dengan iklim setempat dan data meteorolgi, hasilnya adalah bangunan yang berinteraksi
dengan lingkungan,dalam penjelmaan dan operasinya serta penampilan berkualitas tinggi.
2.4.2 Perkembangan Arsitektur Bioklimatik
Perkembangan arsitektur bioklimatik berawal dari tahun 1960-an. Arsitektur
bioklimatik merupakan arsitektur modern yang dipengaruhi oleh iklim. Arsitektur bioklimatik
merupakan pencerminan kembali arsitektur Frank Loyd Wright yang terkenal dengan arsitektur
yang berhubungan dengan alam dan lingkungan dengan prinsip utamanya bahwa di dalam seni
membangun tidak hanya efesiensinya saja yang dipentingkan tetapi juga ketenangan
,keselarasan,kebijaksanaan, kekuatan bangunan dan kegiatan yang sesuai dengan bangunannya
, Oscar Niemeyer dengan falsafah arsitekturnya yaitu penyesuaian terhadap keadan alam dan
lingkungan, penguasaan secara fungsional ,dan kematangan dalam pengolahan serta pemilihan
bentuk, bahan, dan struktur.
Akhirny