2.5. Prosedur Pengukuran Tumbuhan Bawah
Pembabatan Tumbuhan bawah yang ada di sub plot ukuran 2 x 2 m kemudian dilakukan
pembabatan hingga ke bagian akar, lalu dipisahkan menurut bagiannya, yaitu : tumbuhan bawah berkayu dan tidak berkayu.
Penimbangan Penimbangan
dilakukan setelah
tumbuhan bawah
dipisahkan menurut
bagiannyaberkayu dan tidak berkayu BBT
Pengambilan Sampel Sampel diperlukan untuk mengetahui kadar air dan kadar karbon melalui pengujian
laboratorium.
a. Tumbuhan Bawah Berkayu Ambil sampel pada tumbuhan bawah berkayu sebanyak ± 200 gram. Timbang
dengan timbangan sensitif, lalu masukkan ke dalam plastik ukuran 1 kg BBC.
Lakukan pelabelan b. Tumbuhan Bawah Tidak Berkayu
Ambil sampel pada tumbuhan bawah tidak berkayu sebanyak ± 200 gram. Timbang dengan timbangan sensitif, lalu masukkan ke dalam plastik ukuran 1 kg
BBC. Lakukan pelabelan
Semua sampel tumbuhan bawah dimasukkan kedalam satu plastik berwarna putih dan dilakukan pelabelan : Stratum, no plot, jenis sub plot dan no sub plot.
3.6. Prosedur Pengukuran Serasah
Pengumpulan dan Pemisahan Serasah yang ditemukan dalam sub plot ukuran 2 x 2 m dipisahkan menurut
bagiannya, antaralain : serasah batang, serasah cabang, serasah ranting, serasah daun dan serasah akar.
Penimbangan Serasah yang telah dilakukan pemisahan kemudian dilakukan penimbangan berat
basahnya BBT
Pengambilan Sampel Sampel diperlukan untuk mengetahui kadar air dan kadar karbon melalui pengujian
laboratorium. a. Serasah Batang
Ambil sampel serasah batang sebanyak ± 200 gram. Timbang dengan timbangan sensitif, lalu masukkan ke dalam plastik ukuran 1 kg
BBC. Lakukan pelabelan b. Serasah Cabang
Ambil sampel serasah cabang sebanyak ± 200 gram. Timbang dengan timbangan sensitif, lalu masukkan ke dalam plastik ukuran 1 kg
BBC. Lakukan pelabelan c. Serasah Ranting
Ambil sampel serasah ranting sebanyak ± 200 gram. Timbang dengan timbangan sensitif, lalu masukkan ke dalam plastik ukuran 1 kg
BBC. Lakukan pelabelan d. Serasah ...
d. Serasah Daun Ambil sampel serasah daun sebanyak ± 200 gram. Timbang dengan timbangan
sensitif, lalu masukkan ke dalam plastik ukuran 1 kg BBC. Lakukan pelabelan
III. Analisa Data 3.1. Pengukuran Laboratorium
Pengukuran Kadar Air Pengukuran kadar air contoh uji dari beberapa bagian pohon dilakukan berdasarkan
standar TAPPI T268 OM 88 dengan tahapan sebagai berikut :
a.
Sebelum pengujian dimulai, cawan aluminium yang akan digunakan dipanaskan terlebih dahulu di dalam oven pada suhu 105ºC selama 1 jam. Setelah 1 jam,
cawan aluminium didinginkan ke dalam eksikator, kemudian ditimbang untuk mengetahui berat cawan.
b.
Selanjutnya contoh uji sebanyak 1 – 2 gram ditimbang Bo, kemudian dimasukkan ke dalam cawan yang telah diketahui beratnya. Cawan aluminium yang berisi
contoh uji tersebut kemudian dimasukkan ke dalam oven selama 3 jam pada suhu 105ºC.
c.
Setelah 3 jam, cawan aluminium yang berisi contoh uji tersebut dikeluarkan dari oven, kemudian dimasukkan kedalam eksikator, selanjutnya ditimbang sebagai
berat contoh uji dalam cawan aluminium. Berat contoh uji dalam cawan aluminum dikurangi berat cawan aluminium dinyatakan sebagai berat kering oven dari contoh
uji BKc.
Nilai kadar air dapat dihitung dengan menggunakan rumus: KA = Bo – BKc x 100
BKc Keterangan:
KA = Kadar air contoh uji Bo = Berat basah contoh uji gram
BKc = Berat kering contoh uji gram
Pengukuran Kadar Karbon Penentuan kadar karbon terikat murni pada arang kayu ditentukan dengan
menggunakan rumus :
Kadar karbon = 100 - kadar zat terbang arang – kadar abu.
Untuk itu, penetapan Kadar karbon terikat pohon dapat ditentukan melalui beberapa tahapan, antara lain:
a. Pembuatan arang Pembuatan arang dilakukan dengan metode Standar Nasional Indonesia SNI 06 –
3730 – 1995. Kayu dimasukkan dalam alat reaktor pembuatan arang. Suhu yang digunakan adalah 500°C. Kayu tersebut dimasukkan kedalam reaktor mulai dari
suhu 0ºC sampai suhu 500°C selama 5 jam, sampai kayu tersebut menjadi arang. Selanjutnya mengambil contoh uji berupa serbuk sebanyak 2 gram yang kemudian
dimasukkan ke dalam cawan porselen yang telah ditetapkan beratnya. Cawan porselen berisi serbuk tersebut dimasukkan kedalam tanur pada suhu 0ºC - 600°C
selama 1 - 1,5 jam. Setelah itu cawan dikeluarkan dari tanur, kemudian didinginkan dalam eksikator dan ditimbang sampai beratnya tetap.
Untuk ...
Untuk menentukan berat arang dapat digunakan persamaan :
Berat arang = berat cawan dan serbuk arang – berat cawan
b. Penentuan zat terbang arang Cawan porselen diisi serbuk arang kayu, kemudian dimasukkan ke dalam tanur
pada suhu 950°C, dengan cara : mula-mula cawan dimasukkan di bagian depan pintu tanur pada suhu 300°C selama 2 menit, kemudian dipindahkan pada bagian
sisi tanur pada suhu 500°C selama 3 menit dan akhirnya dipindahkan pada bagian dalam tanur pada suhu 950°C selama 6 menit. Selanjutnya didinginkan dalam
eksikator selama 1 jam dan ditimbang. Kadar zat yang mudah menguap dinyatakan dalam persen berat dengan rumus :
Kadar zat terbang = A - B x 100 A
Keterangan : A = berat kering contoh uji pada suhu 105°C B = berat contoh uji – berat cawan dan sisa contoh pada suhu
950°C c. Penentuan kandungan abu
Serbuk contoh uji sebanyak 2 gram dimasukkan ke dalam cawan porselen yang ditetapkan beratnya, kemudian dimasukkan ke dalam tanur pada suhu mulai 0°C -
700°C selama 5 jam. Selanjutnya cawan dikeluarkan dari tanur, kemudian didinginkan dalam eksikator dan ditimbang sampai beratnya tetap. Untuk
mengetahui kadar abu dihitung dengan rumus:
Kadar abu = Berat abu x 100 Berat contoh uji
3.2. Penyusunan Persamaan Alometrik Karbon Pohon
Penghitungan Berat Kering Biomasa
BK: Berat Kering Biomasa Kg BB: Berat Basah Kg
KA: Kadar Air
Penghitungan Potensi Karbon Fraksi Pohon
Cf: Potensi Karbon tiap Fraksi kg BBi: Berat Basah sample ke-i dalam Fraksi
Ci: Kadar karbon sample ke-i dalam fraksi
Penghitungan ...