40
masih berlangsung. Namun pada kenyataan bahwa terjadi kerusakan hutan gambut primer saat ini, di mana rehabilitasi hutan dengan melakukan permudaan hutan
sekalipun termasuk dengan upaya penanaman perkayaan enrichment planting dengan jenis endemik, masih menunjukkan kegagalan. Oleh sebab itu kerusakan
permanen lahan gambut dan lenyapnya vegetasi hutan di atasnya dapat disimpulkan bahwa hutan gambut akan menjadi sumberdaya alam yang tidak terbarukan lagi.
GANGGUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
Ekosistem hutan rawa gambut di dunia sudah terancam punah, sehingga keterwakilannya sebagai unsur penting dalam keanekaragaman ekosistem alami perlu
dipertahankan. Hutan gambut disamping sebagai kawasan resapan air yang sangat baik juga merupakan ekosistem untuk penyerapan karbon yang sangat potensial.
Keanekaragaman hayati pada ekosistem hutan gambut tropis sangat besar dan unik. Kondisi ekosistem gambut dan keanekaragaman jenis dapat dikemukakan
seperti berikut ini : -
Jenis-jenis endemik hutan rawa gambut seperti: ramin, mentibu, jelutung, bintangor, durian hutan, geronggang, meranti rawa, rengas, kayu malam sudah
hampir punah. Ramin saat ini telah masuk dalam daftar appendix 2 CITES.
- Dalam hutan gambut bekas tebangan selektif jenis-jenis endemik masih dapat
dijumpai yang nantinya merupakan sumber anakan permudaan bagi suksesi hutan asalkan dilakukan pemeliharaan dan tidak terjadi gangguan.
- Pengadaan bibit permudaan alam juga dapat diambil secara cabutan dari
cadangan jenis-jenis yang tersedia di lantai hutan, sedangkan perbanyakannya dapat dilakukan secara stek pucuk atau melalui teknologi kultur jaringan.
- Pada dasarnya areal hutan bekas tebangan yang masih terdapat tegakan tinggal
yang mencukupi akan dapat pulih secara alami, apabila tidak dilakukan penebangan ulang, sehingga dapat memberi peluang bagi permudaan alam untuk
tumbuh dan bersuksesi.
- Sebaliknya pembukaan hutan gambut yang intensif telah mengakibatkan
kerusakan permanen seperti yang berlangsung selama ini dan akhirnya lahan hutan berubah fungsi menjadi kawasan pertanian serta pemukiman.
KONSEP DAN LATAR BELAKANG RAMIN
1. Deskripsi Tegakan Ramin
Species Gonystylus spp. dikenal dengan nama ramin khususnya dalam perdagangan sehari-hari terutama di Indonesia. Disamping itu jenis ini juga memiliki
banyak nama daerah asal vernacular name. Nama daerah dan nama botanis Direktorat Bina Sarana Usaha Kehutanan, 1978 untuk ramin adalah sebagai berikut:
41
a. Nama Daerah -
Sumatera : geronggang, kayu minyak, pulai miyang, setalan, lapis
kulit, mata keli, gaharu buaya. R i a u
: balum, balung kulit. Bangka
: kayu bulu, garu anteru, menameng. -
Kalimantan : mentailang, tutong.
Kalimantan Barat : garu buaya, jungkang adung, medang
Tengah keran, sriangun, menyan.
Kalimantan Selatan : merang. -
Sulawesi : garu-garu
- Maluku
: ahamid -
Brunai : ramin.
- Serawak
: raming, gaharu buaya -
Malaysia : melawis,
mampis, nyoreh,
sepah petri,
suasam Tionghoa, langgung Penang.
- Philipina
: lanutan-bagyo, anauan b. Nama Botanis
: Gonystylus bancanus Kurz ramin telur,Gonystylus xylocarpus Airy Shaw,
Gonystylus volutinus Airy Shaw, Gonystylus micranthus Airy Shaw,
Gonystylus forbesi Gilg. Familia
: Thymeleaceae. Menurut Soerianegara dan Lemmens 1994,
genus Gonystylus meliputi
30 species termasuk Gonystylus macrophyllus yang penyebarannya juga luas. Namun demikian Gonystylus bancanus merupakan jenis terpenting dalam
perdagangan kayu ramin.
2. Karakteristik Pohon Ramin
Pohon ramin tidak berbanir, tinggi pohon dapat mencapai tinggi 45 meter, diameter 100 cm; batang sangat lurus; hampir tanpa benggol-benggol; tajuk kecil bulat
dan tipis. Kulit luar berwarna coklat pirang, pecah-pecah kecil seperti sisik dan bermiang sangat halus yang dapat menyebabkan gatal. Pohon ramin sering diserang
kumbang penggerek Ambrosia beatle dan jamur upas Corticum salmonica.
Ramin berdaun tunggal, duduk daun tersebar, daun agak tebal, tulang daun lembut, daun sebelah atas sangat mengkilat, berbintik-bintik, tidak berbau. Permukaan
daun sebelah bawah keputih-putihan serta pada daun terdapat kelenjar-kelenjar. Bunga ramin berkelamin dua dan berwarna kuning. Berbunga pada Bulan
Februari – Maret atau September – Oktober. Di Kalimantan Barat pohon berbunga pada Bulan Agustus – Oktober, musim berbuah terjadi setelah dua bulan musim
berbunga. Buah masak antara Bulan Oktober – Januari, ada juga pada Bulan April. Buah berwarna coklat ungu dengan biji berdaging, sedangkan biji berwarna coklat
ungu atau coklat merah. Bauh mengandung 1 sampai 3 biji. Tiap kilogram biji kering
42
berisi 250 – 270 butir. Biji yang disimpan rapat dalam kamar yang kering selama 15 – 30 hari mempunyai daya kecambah 50 – 80.
3. Tempat Tumbuh Ramin