Perkembangan Skor Indikator IDI

Variabel lain yang juga meningkat secara bermakna adalah variabel Partisipasi Politik Dalam Pengambilan Keputusan dan Pengawasan yang meningkat sebesar 30,43 poin dari 50,00 pada 2014 kategori “buruk” menjadi 80,43 pada 2015 kategori “baik”. Variabel ini ditandai oleh indikator Semakin Berkurangnya Penyampaian Aspirasi dalam Bentuk Demonstrasi yang Dilakukan dengan Cara-Cara Kekerasan dan Jumlah Pengaduan Masyarakat Mengenai Penyelenggaraan Pemerintahan tidak mengalami sumbatan. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Sumatera Selatan tidak mudah terpancing dalam melakukan praktek kekerasan dalam menyalurkan aspirasinya sesuai dengan falsafah masyarakat Sumatera Selatan yang “Darussalam”. Selanjutnya, peningkatan terbesar ketiga terjadi pada variabel Kebebasan dari Diskriminasi, yang meningkat sebesar 16,46 poin dari tahun 2014, sehingga pada variabel ini juga mengalami perubahan kategori dari “sedang’ menjadi kategori “baik”. Selebihnya meningkat tidak cukup bermakna, nilai indeks relatif tetap. Angka perkembangan indeks variabel secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1. Pada Grafik 3 dapat diketahui variabel Peran Birokrasi Pemerintah Daerah menurun sangat tajam sebesar 72,34 poin yakni dari 100,00 pada 2014 menjadi 27,66 pada 2015. Akibat penurunan tersebut, kategori indeks variabel Peran Birokrasi Pemerintah Daerah merosot dari kategori “baik” menjadi “buruk”. Penurunan ini sejatinya imbas dari perubahan indikator penyusunnya. Pada tahun 2015 dilakukan evaluasi IDI yang salah satunya mengevaluasi komponen IDI. Hasilnya merekomendasi mulai IDI 2015 perlu dilakukan penggantian pada indikator 25 dan 26. Dengan demikian komponen variabel Peran Birokrasi Pemerintah Daerah berubah. Angka perkembangan indeks variabel secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.

4. Perkembangan Skor Indikator IDI

Indikator pada IDI 2015 Provinsi Sumsel terdapat 17 indikator mencapai kinerja kategori “baik” skor di atas 80 yaitu indikator 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 17, 18, 19, 24, 27 dan 28 lihat Tabel 1. Namun, pada tahun 2015 masih terlihat masalah kronis dimana terdapat kinerja indikator demokrasi “buruk” skor di bawah 60. Indikator-indikator yang termasuk dalam kategori “buruk” adalah indikator 15 Persentase Perempuan Terpilih terhadap Total Anggota DPRD Provinsi, indikator 20 Alokasi Anggaran Pendidikankesehatan, indikator 21 Perda yang Merupakan Inisiatif DPRD, indikator 22 Rekomendasi DPRD Kepada Eksekutif, dan indikator 26 Upaya Penyediaan Informasi APBD oleh Pemerintah Daerah. Indikator tersebut nampaknya memerlukan perhatian khusus dari semua pihak agar nilainya dapat membaik. Pada indikator 15 yang merupakan Persentase Perempuan Terpilih Terhadap Total Anggota DPRD Provinsi dan KabupatenKota, kondisi di tahun 2014 sebanyak 70 orang perempuan terpilih dari 620 orang atau 11,29 persen, sedangkan pada tahun 2015, terpilih sebanyak 76 orang perempuan dari total 710 orang atau 10,70 persen. Jika dibandingkan dari tahun 2014 dengan tahun 2015 maka terjadi penurunan sebesar 0,59 poin. Untuk indikator 20, yaitu Alokasi Anggaran PendidikanKesehatan di Provinsi Sumatera Selatan, tercatat bahwa, pada tahun 2015 alokasi anggaran pendidikan baru sebesar 12,41 persen diluar BOS terhadap total APBD 2015. Sedangkan alokasi dana kesehatan baru mencakup sebesar 8,10 persen. Selanjutnya, indikator Perda yang Merupakan Inisiatif DPRD indikator 21 pada tahun 2014 ada sebanyak 4 buah Perda inisiatif DPRD dari total 23 Perda, sedangkan di tahun 2015 jumlah Perda ada sembilan buah yang berasal dari eksekutif, sedangkan Perda inisiatif dari DPRD tidak ada. Begitu pula dengan dengan indikator Rekomendasi DPRD kepada eksekutif indikator 22, di tahun 2015 hanya tercatat satu buah rekomendasi DPRD Provinsi Sumsel terhadap LKPJ Gubernur Provinsi Sumatera Selatan. Penjelasan selanjutnya terkait upaya penyediaan informasi APBD oleh pemerintah daerah, indikator 26 didapatkan bahwa informasi APBD sudah dimasukkan di website pemerintah daerah, akan tetapi jumlah keuangannya belum tercantum. Menarik perhatian mengapa aspek Lembaga Demokrasi mengalami penurunan yang cukup bermakna dari 78,53 pada 2014 menjadi 61,00 pada tahun 2015 atau menurun 17,53 poin. Penurunan tersebut utamanya dipicu oleh indikator 25 dan 26 yang sesungguhnya merupakan indikator baru yang menggantikan indikator sebelumnya. Indikator 25 adalah Kebijakan Pejabat Pemerintah Daerah yang Dinyatakan Bersalah oleh PTUN dan Indikator 26 adalah Upaya Penyediaan Informasi APBD oleh Pemerintah Daerah.

5. Penjelasan Teknis