D. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada klien secara obyektif adalah : 1. Keadaan postur tubuh klien yang tampak etrangkat kedua bahunya.
2. BB klien biasanya menurun; agak kurus. 3. Demam, dengan suhu tubuh bisa mencapai 40 - 41° C.
4. Batu lama, 1 bulan atau adanya batuk kronis. 5. Batuk yang kadang disertai hemaptoe.
6. Sesak nafas. 7. Nyeri dada.
8. Malaise, anorexia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot,
berkeringat pada malam hari.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Kultur sputum : positif untuk mycobakterium pada tahap akhir penyakit.
2. Ziehl Neelsen : pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan darah positif untuk basil asam cepat.
3. Test kulit : PPD, Mantoux, potongan vollmer ; reaksi positif area durasi 10 mm terjadi 48 – 72 jam setelah injeksi intra dermal.
Antigen menunjukan infeksi masa lalu dan adanya anti body tetapi tidak secara berarti menunjukan penyakit aktif. Reaksi bermakna
pada pasien yang secara klinik sakit berarti bahwa TB aktif tidak dapat diturunkan atau infeksi disebabkan oleh mycobacterium yang
berbeda.
4. Elisa Western Blot : dapat menyatakan adanya HIV. 5. Foto thorax ; dapat menunjukan infiltrsi lesi awal pada area paru
atas, simpanan kalsium lesi sembuh primer atau efusi cairan, perubahan menunjukan lebih luas TB dapat masuk rongga area
fibrosa.
6. Histologi atau kultur jaringan termasuk pembersihan gaster ; urien dan cairan serebrospinal, biopsi kulit positif untuk mycobakterium
tubrerkulosis. 7. Biopsi jarum pada jarinagn paru ; positif untuk granula TB ; adanya
sel raksasa menunjukan nekrosis. 8. Elektrosit, dapat tidak normal tergantung lokasi dan bertanya infeksi
; ex ;Hyponaremia, karena retensi air tidak normal, didapat pada TB paru luas. GDA dapat tidak normal tergantung lokasi, berat dan
kerusakan sisa pada paru.
9. Pemeriksaan fungsi pada paru ; penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio udara resido dan
kapasitas paru total dan penurunan saturasi oksigen sekunder terhadap infiltrasi parenkhim fibrosis, kehilangan jaringan paru dan
penyakit pleural TB paru kronis luas.
F. Penatalaksanaan
Dalam pengobatan TB paru dibagi 2 bagian : 1. Jangka pendek.
Dengan tata cara pengobatan : setiap hari dengan jangka waktu 1 – 3 bulan.
o
Streptomisin inj 750 mg.
o
Pas 10 mg.
o
Ethambutol 1000 mg.
o
Isoniazid 400 mg. Kemudian dilanjutkan dengan jangka panjang, tata cara
pengobatannya adalah setiap 2 x seminggu, selama 13 – 18 bulan, tetapi setelah perkembangan pengobatan ditemukan terapi.
Therapi TB paru dapat dilakkukan dengan minum obat saja, obat yang diberikan dengan jenis :
o
INH.
o
Rifampicin.
o
Ethambutol. Dengan fase selama 2 x seminggu, dengan lama pengobatan
kesembuhan menjadi 6-9 bulan. 2. Dengan menggunakan obat program TB paru kombipack bila
ditemukan dalam pemeriksan sputum BTA + dengan kombinasi obat :
o
Rifampicin.
o
Isoniazid INH.
o
Ethambutol.
o
Pyridoxin B6.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU TB PARU
A. Pengkajian