Pendahuluan materi Zat berbahaya kandungan jajan sembarangan

1.2 Rumusan masalah

1.3 Tujuan penelitian

1.4 Metode penelitian

1.5 Sistematika penulisan

BAB II Pembahasan 2.1 Pendahuluan materi

2.2 Zat berbahaya kandungan jajan sembarangan 2.3 Dampak anak jajan sembarangan 2.4 Upaya orangtua untuk mencegah anak jajan sembarangan BAB III Penutup 3.1 Kesimpulan 3.1 Saran BAB IV 4.1 Daftar pustaka 4.2 Glosarium KESEHATAN ANAK SEKOLAH Seputar “JAJAN SEMBARANGAN”

BAB II PEMBAHASAN

2.2 Pendahuluan materi

Meski berdasarkan survei 18 persen anak sekolah membawa bekal dari rumah, faktanya 60 persen orangtua masih memberikan uang jajan.Alhasil meski makanan rumah bisa dijamin bersih dan menyehatkan tetap saja anak rentan membeli makanan dengan zat-zat yang berbahaya di sekolah.Anak- anak cenderung tertarik karena bentuknya yang beraneka ragam seperti tempura,gulali,jeli,permen-permen,es cendol,dsb. Pada dasarnya anak-anak sekolah dasar kebanyakan suka makanan jajanan, dibanding makanan berat. Mereka menghabiskan uang jajannya untuk membeli jajanan di kantin sekolah maupun pedagang kaki lima di sekitar sekolah dasar. Kebiasaan jajan pada anak sudah menjadi kebiasaan umum dan ditemui di berbagai tingkat sosial ekonomi masyarakat. Bagi anak yang tidak terbiasa makan pagi, makanan jajan berfungsi sebagai makanan yang pertama kali masuk ke saluran pencernaan, sehingga pada sebagian anak, jajanan menjadi penting artinya.Jika dibiarkan saja,akan berdampak negative kepada kesehatan anak.Selain itu,banyak zat-zat yang berbahaya di dalam jajanan tersebut.Mari kita simak penjelasannya.

2.3 Zat berbahaya kandungan jajan sembarangan

Meskipun tidak semua jajanan di sekolah berbahaya,namun sebaiknya kita tahu zat-zat yang biasanya ditambah dalam jajanan tersebut.Berikut ini beberapa kandungan zat kimia berbahaya pada makanan yang biasanya terdapat pada jajanan anak di sekolah : SIKLAMAT • Fungsi : pemanis buatan. • Efek : dapat menimbulan gangguan pencernaan, terutama dalam pembentukan zat dalam sel dan juga memiliki sifat karsinogenik pemicu kanker. SAKARIN Fungsi : pemanis buatan Efek : kadar sakarin yang berlebih pada makanan atau minuman akan menimbulkan efek rasa pahit, migrain, dan sakit kepala. Tak hanya sampai di situ, sakarin juga merangsang terjadinya tumor kandung kemih. NITROSAMIN Fungsi : penambah aroma pada sosis, kornet, keju, dendeng, dan ham. Efek : bersifat karsinogenik memicu kanker. RHODAMIN B Fungsi : pewarna tekstil dan kertas Efek : meningkatkan risiko kanker hati dan gangguan pencernaan METANIL YELLOW Fungsi : pewarna cat dan tekstil Efek : meningkatkan risiko kanker FORMALIN Fungsi : pengawet makanan dan desinfektan Efek : kerusakan fungsi hati, otak, jantung, limpa, dan sistem saraf pusat. BORAKS • Fungsi: digunakan sebagai bahan pembuat deterjen, bersifat antiseptik dan mengurangi kesadahan air • Efek akut :bisa menyebabkan badan berasa tidak enak, mual, nyeri hebat pada perut bagian atas, perdarahan gastro-enteritis disertai muntah darah, diare, lemah, mengantuk, demam dan sakit kepala. Jika salah satu bahan-bahan di atas masuk di dalam tubuh kita,maka kacaulah sudah.Anak-anak akan berdampak terjangkit penyakit-penyakit yang tidak diinginkan. 2.4Dampak anak jajan sembarangan Banyak hal-hal negative yang ditimbulkan zat-zat seperti contoh yang dijelaskan di sub-bab 2.3.Zat-zat ini dapat terakumulasi pada tubuh manusia dan bersifat karsinogenik yang dalam jangka panjang menyebabkan penyakit-penyakit antara lain kanker dan tumor pada organ tubuh manusia. Jajanan yang tidak bersih akan menyebabkan anak menderita berbagai penyakit, misalnya diare atau muntaber. Bahan makanan yang berwarna mencolok juga dikhawatirkan mengandung bahan pewarna bukan makanan. Kebiasaan jajan makanan yang padat energi seperti makanan manis dan berlemak juga berpotensi membuat anak kegemukan. Fakta yang terungkap bahwa dampak makanan tertentu ternyata mempengaruhi fungsi otak termasuk gangguan perilaku pada anak sekolah.Gangguan perilaku tersebut meliputi gangguan tidur, gangguan konsentrasi, gangguan emosi, gangguan bicara, hiperaktif hingga memperberat gejala pada penderita autis. Pengaruh jangka pendek dari anak-anak mengkonsumsi jajanan ini menimbulkan gelaja-gejala yang sangat umum seperti pusing, mual, muntah, diare atau kesulitan buang air besar. Joint Expert Committee on Food Additives JECFA dari WHO yang mengatur dan mengevaluasi standar BTP melarang penggunaan bahan kimia tersebut pada makanan. Standar ini juga diadopsi oleh Badan POM dan Departemen Kesehatan RI melalui Peraturan Menkes Nomor 722MenkesPerIX1998.Sangat berbahaya sekali jika keadaan ini tidak ditindaklanjuti.

2.5 Upaya orangtua untuk mencegah anak jajan sembarangan