Makalah Anak Usia Sekolah (1)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tahap perkembangan anak usia sekola dimulai sejak anak berusia 6 tahun sampai organorgan seksualnya masak. Kemasakan seksual ini sangat bervariasi baik antar jenis kelamin
maupun antar budaya berbeda (Irwanto, 2002). Berdasarkan pembagian tahapan
perkembangan anak, ada dua masa perkembangan pada anak usia sekolah, yaitu pada usia 69 tahun atau masa kanak-kanak tengah dan pada usia 10-12 tahun atau masa kanak-kanak
akhir. Setelah menjalani masa kanak-kanak akhir, anak akan memasuki masa remaja.
Pada usia sekolah, anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang
usianya lebih muda. Perbedaan ini terlihat dari aspek fisik, mental-intelektual, dan sosialemosial anak (Gustian, 2002). Pertumbuhan fisik pada anak usia sekolah tidak secepat pada
masa-masa sebelumnya. Anak akan tumbuh antara 5-6 cm setiap tahunnya. Pada masa ini,
terdapat perbedaan antara anak perempuan dan anak laki-laki.
Namun, pada usia 10 tahun ke atas pertumbuhan anak laki-laki akan menyusul ketertinggalan
mereka. Perbedaan lain yang akan terlihat pada aspek fisik antara anak laki-laki dan
perempuan adalah pada bentuk otot yang dimiliki. Anak laki-laki lebih berotot dibandingkan
anak perempuan yang memiliki otot lentur.
1
BAB II
ISI
1. Definisi Anak Usia Sekolah
Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya
sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mula
bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka,
teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasardasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasA dan
memperoleh keterampilan tertentu.
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Sekolah
Selama usia sekolah, pertumbuhan dan perkembangan anak relative stabil
dibandingkan masa bayi atau remaja yang sedang mengalami pertumbuhan cepat.
Pertambahan berat badan setiap tahun rata-rata sekitar 7 pounds (3-3,5 kg) dan
pertambahan tinggi badan setiap tahun rata-rata sekitar 2,5 inches (6 cm) (Brown,2005).
Kecepatan pertumbuhan anak wanita dan laki-laki hamper sama pada usia 9 tahun.
Selanjutnya, antara usia 10-12 tahun, pertumbuhan anak wanita mengalami percepatan
lebih dulu karena tubuhnya memerlukan persiapan menjelang usia reproduksi. Sementara
anak laki-laki bar dapat menyusul dua tahunn kemudian. (Arisman, 2004).
Pertumbuhan fisik anak usia Sekolah Dasar (SD) cenderung stabil, tetapi
perkembangan kognitif, emosional dan social berkembang sangat pesat. Anak usia 6-12
tahun mulai berhubungan tidak hanya dengan keluarga, tetapi juga dengan teman, guru,
2
pelatih, pengasuh dan lain sebagainya. Orang di luar keluarga tersebut turut memengaruhi
konsumsi makan anak. (Brown, 2005).
Pada usia “early childhood” terjadi peningkatan persen lemak tubuh minimal
sebesar 16% pada wanita dan 13% pada laki-laki. Peningkatan persen lemak tubuh ini
digunakan sebagai persiapan untuk menghadapi “growth spurt” pada usia remaja.
Peningkatan persen lemak tubuh terjadi bersamaan dengan pubertas awal dan lebih tinggi
pada wanita menyebabkan mereka memiliki potensi untuk mengalami obesitas. Oleh
karena itu, dibutuhkan kepedulian orang tua untuk meyakinkan anak bahwa peningkatan
lemak tubuh tersebut merupakan proses dari pertumbuhan dan perkembangan normal dan
hanya bersifat sementara (Brown, 2005).
Perkembangan normal anak meliputi perkembangan motoric kasar, motoric halus,
bahasa kognitif dan social. Motoric kasar digunakan untuk duduk, berdiri, menjaga
keseimbangan fisik, berlari serta mengubah posisi.
Perkembangan fisiologi seperti koordinasi motorik, kekuatan otot dan stamina
akan mengalami peningkatan secara progresif. Anak mulai memiliki kemampuan untuk
mengikuti aktivitas fisik seperti menari dan olahraga. Meningkatkan koordinasi motorik
akan meningkatan perkembangan keterampilan makan pada anak. Anak mulai dapat
menggunakan peralatan makan sendiri, menyiapkan sendiri makanannya, dan membantu
mengatur meja makan. Kegiatan tersebut membuat anak mulai belajar untuk berperan
terhadap keluarga (Brown,2005).
Masalah gizi banyak dialami oleh golongan rawann gizi, salah satunya
adalah remaja. Kelompok remaja menunjukkan fase pertumbuhan pesat ‘adolescence
growth spurt’ sehingga memerlukan zat-zat gizi relative banyak (Moehji, 2003). Anak
3
sekolah biasanya mempunyai banyak perhatian dan aktivitas di luar rumah, sehingga
sering melupakan waktu makan (RSCM & PERSAGI,2003).
Tujuan utama dari perkembangan pada usia “middle childhood” adalah “selfefficacy”, yaitu berhubungan dengan apa yang diketahui anak dan bagaimana cara
mereka untuk melakukannya. Pada usia sekolah, anak mengalami tahap perubahan
perkembangan dari “preoperational” ke “concrete operation” yang ditandai oleh
kemampuan lebih focus terhadap sesuatu hal; kemampuan untuk memberikan alas an
yang lebih rasional untuk suatu masalah; kemampuan untuk mengelompokkan dan
menggeneralisasi sesuatu hal; dan penurunan sifat mau menang sendiri sehingga anak
mulai dapat melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Pada tahap ini anak juga
mulai mengembangkan kepribadiannya, meningkatkan kemandirian, dan belajar tentang
perannya dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Hubungan dengan teman sebaya
menjadi sangat penting dan mulai memisahkan diri dari keluarga. Mereka lebih senang
untuk menghabiskan waktu bersama dengan teman atau melakukan aktivitas lain yang
disukainya, seperti menonton televise atau bermain video games (Brown, 2005).
Tahapan operasional
Antara usia 7-12 tahun yaitu pada tahapan operaional konkret anak-anak menguasai
berbagai konsep konservasi untuk melalukan manipulasi logis lainnya. Contohnya mereka dapat
menyusun benda berdasarkan dimensi seperti tinggi dan berat.
Pieget menanamkan masa ini tahapan operasional konkret: meskipun anak-anak memakai
istilah abstrak mereka hanya memakai dalam hubungannya dengan objek yang konkret. Sebelum
mencapai tahapan akhir perkembangan kognitif,pada tahapan operasional formal yang dimulai
sekitar 11-12 tahun anak-anak sanggup berfikir logis dgn berbagai istilah simbolik murni.
4
1) Pekembangan intelektual
Kemampuan intelektual pada masa ini sudah cukup untuk menjadi dasar di berikannya
berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya. Kepada
anak sudah dapat diberikan dasar-dasar keilmuan seperti :membaca,menulis,dan
berhitung. Disamping itu anak juga diberikan pengetahuan –pengetahuan tentang
manusian,hewan lingkungan alam sekitar dan sebagainya.
2) Perkembangan bahasa
Bahasa adalah sarana komunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini mencakup
semua cara untuk berkomunikasi dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk
tulisan,lisan,isyarat atau gerak menggunakan kata-kata,kalimat bunyi ,lambang ,tulisan.
Pada awal masa ini anak sudah menguasai sekitar 2.500 kata dan pada masa akhir telah
menguasai sekitar 5000 kata. Pada masa ini tingkat berfikir anak sudah lebih maju, dia
banyak menanyakan soal waktu dan sebab akibat. Oleh karena itu, kata tanya yang
dipergunakan pun yang semula hanya “apa”, sekarang sudah diikuti dengan
pertanyaan :”dimana”, “darimana”, “kemana”,”mengapa”, dan “bagaimana”.
3) Perkembangan sosial
sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi
dan moral (agama). Perkembangan sosial pada anak-anak sekolah dasar ditandai dengan
adanya perluasan hubungan, di samping dengan keluarga juga dia mulai membentuk
ikatan baru dengan teman sebaya (peer group) atau teman sekelas, sehingga ruang gerak
hubungan sosialnya telah tembah luas. Pada usia ini, anak mulai memiliki kesanggupan
menyesuaikan diri-sendri (egosentris) kepada sikap yang kooperatif (bekerja sama) atau
sosiosentris (mau memperhatiakn kepentingan orang lain). Anak dapat berminat
5
terhadapat kegiatan-kegiatan teman sebayanya, dan bertambah kuat keinginannya untuk
diterima menjadi anggota kelompok (gang), dia merasa tidak senang apabila tidak
diterima dalam kelompoknya.
4) Perkembangan Emosi
Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal
ini termasuk pula perilaku belajar. Emosi yang positif, seperti perasaan senang, bergairah,
bersemangt atau rasa ingin tahu akan mempengaruhi individu untuk mengonsentrasikan
dirinya terhadap aktivitas belajar, seperti memperhatikan penjelasan guru, membaca
buku,aktif dalam diskusi, mengerjakan tugas, dan disiplin dalam belajar.
5) Perkembangan Moral
Anak mulai mengenal konsep moral (mengenal benar sah atau baik-buruk) pertama kali
dari lingkungan keluarga. Pada mulanya, mungkin anak tidak mengerti konsep moral ini,
tetapi lambat laun anak akan memahaminya. Usaha menanamkan konsep moral sejak usia
dini (prasekolah) merupakan hal yang seharusnya, karena informsi yang diterima anak
mengenai benar- salah atau baik-buruk akan menjadi pedoman pada tingkah lakunya di
kemudian hari. Pada akhir usia ini, anak sudah dapat memahami alasan yang mendasari
suatu peratuaran. Misalnya, dia memandang atau menilai bahwa perbuatan nakal,
berdusta, dan tidak hormat kepada orang tua merupakan suatu yang salah atau buruk.
Sedangkan perbuatan jujur, adil, dan sikap hormat kepada orang tua dan guru merupakan
suatu yang benar/baik.
6) Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Pada masa ini, perkembangan penghayatan keagamaan ditandai dengan ciri-cirisebagai
berikut:
6
a. Sikap keagamaan bersifat reseptif disertai pengertian.
b.
Pandangan dan paham ketuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan
kaiadah-kaidah logika yang berpedoman pada indikator alam semesta sebagai
manifestasi dari keagungan-Nya.
c. Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual
diterimanya sebagai keharusan moral.
7) Perkembagan Motorik
Seiring perkembangan fisiknya yang beranjak matang, maka perkembangan motorik anak
sudah dapat terkodinasi dengan baik. Setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan
atau minatnya. Pada masa ini ditandai dengan kelebihan gerak atau aktivitas motorik
yang lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar
keterampilan yang berkaitan dengan motorik ini, seperti menulis, menggambar, melukis,
mengetik (komputer), berenamg, main bola, dan atletik.
Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu kelancaran proses
belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan. Oleh karaena itu,
perkembangan motorik sanagat menunjang keberhasilan belajar peserta didik. Pada masa
usia sekolah dasar kematangan perkembangan motorik ini pada umumnya dicapainya,
karaena itu mereka sudah siap menerima pelajaran keterampilan.
8) Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik cenderung lebih stabil atau tenang sebelum memasuki masa remaja
yang pertumbuhannya sangat cepat. Masa yang tenang ini diperlukan oleh anak untuk
belajar berbagai kemampuan akademik. Anak lebih tinggi, lebih berat, lebih kuat serta
belajar berbagai keterampilan. Kenikan tinggi dan berat badan bervariasi antara anak satu
7
dengan yang lain. Peran kesehatan dan gizi sangat penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak
9) Perkembangan Bicara
Berbicara merupakan alat komunikasi terpenting dalam berkelompok. Anak belajar
bagaimana
berbicara
dengan
baik
dalam berkomunikasi
dengan
orang lain.
Bertambahnya kosakata yang berasal dari berbagai sumber menyebabkan semakin
banyak pembendaharaan kat yang dimiliki. Anak mulai menyadari bahwa komunikasi
yang bermakna tidak dapat dicapai bila anak tidak mengerti apa yang dikatakan oleh
orang lain. Hal ini mendorong anak untuk meningkatkan pengertiannya.
10) Kegiatan Bermain
Permainan yang disukai cenderung kegiatan bermain yang dilakukan secara kelompok,
kecuali anak-anak yang kurang diterima di kelompoknya dan cenderung memilih bermain
sendiri. Bermain yang sifatnya menjelajah, ketempat-tempat yang belum pernah
dikunjungi baik dikota maupun di desa mengasikkan bagi anak. Permainan konstruktif
yaitu membangun atau membentuk sesuatu adalah bentuk permainan yang disukai anak
serta mampu mengembangkan kreativitas anak. Bernyayi meerupakan bentuk kegiatan
kreatif lainnya. Sealain itu bentuk permainan kelompok yang disenangi meruoakan
permainan oleh raga seperti basket, sepak bola, voleydan sebagainya. Jenis permainan ini
membantu perkembangan otok dan perkembangan tubuh.
11) Usia 10-12
Pada usia 10-12 tahun, perhatian membaca puncaknya. Materi bacaan semakin luas.
Anak-anak laki menyenangi hal-hal yang sifatnya menggemparkan, misterius, dan kisahkisah pertualangan. Anak perempuan menyenagi cerita kehidupan seputar rumah tangga.
8
Teman sebaya umumnya dalah teman sekolah dan teman bermain di luar sekolah.
Pengaruah teman sebaya sangat besar bagi arah perkembangan anak baik yang bersifat
positf maupun negatif. Pengaruh positif terlihat pada pengembanagan konsep diri dan
pertumbuhan harga diri. Hanya ditengah-tengah teman sebaya anak bisa merasakan dan
menyadari bagaimana dan dimana kedudukan atau posisidirinya.
Keinginan untuk berada ditengah-tengah temannya membawa anak untuk keluar rumah
menemuinya sepulng sekolah. Anak merasakan kesepian dirumah, tiada teman. Kegiatan
denag teman sebaya ini meliputi belajar bersama, melihat pertunjukan, bermain, masakmasakkan, dan sebagainya. Mereka sering melakukan kegiatan yang b iasanya dilakukan
orang dewasa. Usia bermain
Bukan karena terdapat lebih banyak waktu untuk bermain daripada dalam periodeperiode lain hal mana tidak dimungkinkan lagi apabila anak-anak sudah sekolah
melainkan karena terdapat tumpang tindih antara ciri-ciri kegiatan bermain anak-anak
yang lebih muda dengan ciri-ciri bermain anak-anak remaja. Jadi alasan periode ini
disebut sebagai usia bermain adalah karena luasnya minat dan kegiatan bermain dan
bukan karena banyaknya waktu untuk bermain.
3. Resiko Kecelakaan
1. Kecelakaan & cedera merupakan masalah kesehatan utama pada anak usia sekolah.
2. Infeksi merupakan penyakit terbanyak pada anak, infeksi saluran napas memiliki
prevalensi tertinggi. Penyakit flu merupakan penyakit utama pada masa anak-anak.
3. Retradasi mental, gangguan belajar, gangguan sensorik & malnutrisi lebih banyak terjadi
pada anak yang hidup dalam kemiskinan.
9
4. Kemiskinan & penyakit sangat berkaitan erat. Akses layanan sangat terbatas, promkes &
kegiatan layanan kesehatan pencegahan sangat minimal.
5. Bagi keluarga miskin maupun yang tidak memiliki asuransi, masalah kesehatan utama
adalah mortalitas bayi, masalah kesehatan gigi, nutrisi buruk & ketiadaan imunisasi.
4. Masalah Kesehatan
1. Persepsi. Anak berusia 6 tahun memiliki kesadaran tentang tubuhnya & merasa malu
jika mengenakan pakaian.
2. Pendidikan Kesehatan. Masa usia sekolah sangat penting untuk perolehan tingkah
laku & praktik kesehatan pada masa dewasa. Promosi praktik kesehatan merupakan
tanggung jawab keperawatan. Penkes sering dilaksanakan di sekolah. Penkes yang
efektif akan mengajari anak tentang tubuhnya & dampak pilihan yang mereka ambil
terhadap kesehatan mereka.
3. Keselamatan. Keselamatan merupakan prioritas dalam penkes karena kecelakaan
merupakan penyebab utama kematian & cedera pada usia sekolah.
4. Nutrisi. Perawat memiliki sumbangan dalam pemenuhan tujuan nasional dengan
mendorong terbentuknya gaya hidup yang sehat, termasuk dalam nutrisi. Anak usia
sekolah harus mengikuti program pendidikan yang mendidik mereka untuk
merencanakan, memilih, serta mempersiapkan makanan & cemilan yang sehat,
dilakukan pembatasan masukan lemak total, lemak jenuh, & meningkatkan masukan
karbohidrat kompleks, buah-buahan & sayuran.
DAFTAR PUSTAKA
10
Syamsu Yusuf,Psikologi perkembangan Anak & Remaja, Bandung,PT Remaja Rosdakarya,
2009, hal. 3.
Agus Dharma & Mickhael Andryanto, Pengantar Psikolog, Jakarta, Erlangga,2010, hal. 101.
Lyndon Saputra, Pengantar Psikologi, Batam, Interaksa, hal. 153.
Syamsu Yusuf,Psikologi perkembangan Anak & Remaja, Op. Cit.,hal.17
11
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tahap perkembangan anak usia sekola dimulai sejak anak berusia 6 tahun sampai organorgan seksualnya masak. Kemasakan seksual ini sangat bervariasi baik antar jenis kelamin
maupun antar budaya berbeda (Irwanto, 2002). Berdasarkan pembagian tahapan
perkembangan anak, ada dua masa perkembangan pada anak usia sekolah, yaitu pada usia 69 tahun atau masa kanak-kanak tengah dan pada usia 10-12 tahun atau masa kanak-kanak
akhir. Setelah menjalani masa kanak-kanak akhir, anak akan memasuki masa remaja.
Pada usia sekolah, anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang
usianya lebih muda. Perbedaan ini terlihat dari aspek fisik, mental-intelektual, dan sosialemosial anak (Gustian, 2002). Pertumbuhan fisik pada anak usia sekolah tidak secepat pada
masa-masa sebelumnya. Anak akan tumbuh antara 5-6 cm setiap tahunnya. Pada masa ini,
terdapat perbedaan antara anak perempuan dan anak laki-laki.
Namun, pada usia 10 tahun ke atas pertumbuhan anak laki-laki akan menyusul ketertinggalan
mereka. Perbedaan lain yang akan terlihat pada aspek fisik antara anak laki-laki dan
perempuan adalah pada bentuk otot yang dimiliki. Anak laki-laki lebih berotot dibandingkan
anak perempuan yang memiliki otot lentur.
1
BAB II
ISI
1. Definisi Anak Usia Sekolah
Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya
sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mula
bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka,
teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasardasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasA dan
memperoleh keterampilan tertentu.
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Sekolah
Selama usia sekolah, pertumbuhan dan perkembangan anak relative stabil
dibandingkan masa bayi atau remaja yang sedang mengalami pertumbuhan cepat.
Pertambahan berat badan setiap tahun rata-rata sekitar 7 pounds (3-3,5 kg) dan
pertambahan tinggi badan setiap tahun rata-rata sekitar 2,5 inches (6 cm) (Brown,2005).
Kecepatan pertumbuhan anak wanita dan laki-laki hamper sama pada usia 9 tahun.
Selanjutnya, antara usia 10-12 tahun, pertumbuhan anak wanita mengalami percepatan
lebih dulu karena tubuhnya memerlukan persiapan menjelang usia reproduksi. Sementara
anak laki-laki bar dapat menyusul dua tahunn kemudian. (Arisman, 2004).
Pertumbuhan fisik anak usia Sekolah Dasar (SD) cenderung stabil, tetapi
perkembangan kognitif, emosional dan social berkembang sangat pesat. Anak usia 6-12
tahun mulai berhubungan tidak hanya dengan keluarga, tetapi juga dengan teman, guru,
2
pelatih, pengasuh dan lain sebagainya. Orang di luar keluarga tersebut turut memengaruhi
konsumsi makan anak. (Brown, 2005).
Pada usia “early childhood” terjadi peningkatan persen lemak tubuh minimal
sebesar 16% pada wanita dan 13% pada laki-laki. Peningkatan persen lemak tubuh ini
digunakan sebagai persiapan untuk menghadapi “growth spurt” pada usia remaja.
Peningkatan persen lemak tubuh terjadi bersamaan dengan pubertas awal dan lebih tinggi
pada wanita menyebabkan mereka memiliki potensi untuk mengalami obesitas. Oleh
karena itu, dibutuhkan kepedulian orang tua untuk meyakinkan anak bahwa peningkatan
lemak tubuh tersebut merupakan proses dari pertumbuhan dan perkembangan normal dan
hanya bersifat sementara (Brown, 2005).
Perkembangan normal anak meliputi perkembangan motoric kasar, motoric halus,
bahasa kognitif dan social. Motoric kasar digunakan untuk duduk, berdiri, menjaga
keseimbangan fisik, berlari serta mengubah posisi.
Perkembangan fisiologi seperti koordinasi motorik, kekuatan otot dan stamina
akan mengalami peningkatan secara progresif. Anak mulai memiliki kemampuan untuk
mengikuti aktivitas fisik seperti menari dan olahraga. Meningkatkan koordinasi motorik
akan meningkatan perkembangan keterampilan makan pada anak. Anak mulai dapat
menggunakan peralatan makan sendiri, menyiapkan sendiri makanannya, dan membantu
mengatur meja makan. Kegiatan tersebut membuat anak mulai belajar untuk berperan
terhadap keluarga (Brown,2005).
Masalah gizi banyak dialami oleh golongan rawann gizi, salah satunya
adalah remaja. Kelompok remaja menunjukkan fase pertumbuhan pesat ‘adolescence
growth spurt’ sehingga memerlukan zat-zat gizi relative banyak (Moehji, 2003). Anak
3
sekolah biasanya mempunyai banyak perhatian dan aktivitas di luar rumah, sehingga
sering melupakan waktu makan (RSCM & PERSAGI,2003).
Tujuan utama dari perkembangan pada usia “middle childhood” adalah “selfefficacy”, yaitu berhubungan dengan apa yang diketahui anak dan bagaimana cara
mereka untuk melakukannya. Pada usia sekolah, anak mengalami tahap perubahan
perkembangan dari “preoperational” ke “concrete operation” yang ditandai oleh
kemampuan lebih focus terhadap sesuatu hal; kemampuan untuk memberikan alas an
yang lebih rasional untuk suatu masalah; kemampuan untuk mengelompokkan dan
menggeneralisasi sesuatu hal; dan penurunan sifat mau menang sendiri sehingga anak
mulai dapat melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Pada tahap ini anak juga
mulai mengembangkan kepribadiannya, meningkatkan kemandirian, dan belajar tentang
perannya dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Hubungan dengan teman sebaya
menjadi sangat penting dan mulai memisahkan diri dari keluarga. Mereka lebih senang
untuk menghabiskan waktu bersama dengan teman atau melakukan aktivitas lain yang
disukainya, seperti menonton televise atau bermain video games (Brown, 2005).
Tahapan operasional
Antara usia 7-12 tahun yaitu pada tahapan operaional konkret anak-anak menguasai
berbagai konsep konservasi untuk melalukan manipulasi logis lainnya. Contohnya mereka dapat
menyusun benda berdasarkan dimensi seperti tinggi dan berat.
Pieget menanamkan masa ini tahapan operasional konkret: meskipun anak-anak memakai
istilah abstrak mereka hanya memakai dalam hubungannya dengan objek yang konkret. Sebelum
mencapai tahapan akhir perkembangan kognitif,pada tahapan operasional formal yang dimulai
sekitar 11-12 tahun anak-anak sanggup berfikir logis dgn berbagai istilah simbolik murni.
4
1) Pekembangan intelektual
Kemampuan intelektual pada masa ini sudah cukup untuk menjadi dasar di berikannya
berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya. Kepada
anak sudah dapat diberikan dasar-dasar keilmuan seperti :membaca,menulis,dan
berhitung. Disamping itu anak juga diberikan pengetahuan –pengetahuan tentang
manusian,hewan lingkungan alam sekitar dan sebagainya.
2) Perkembangan bahasa
Bahasa adalah sarana komunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini mencakup
semua cara untuk berkomunikasi dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk
tulisan,lisan,isyarat atau gerak menggunakan kata-kata,kalimat bunyi ,lambang ,tulisan.
Pada awal masa ini anak sudah menguasai sekitar 2.500 kata dan pada masa akhir telah
menguasai sekitar 5000 kata. Pada masa ini tingkat berfikir anak sudah lebih maju, dia
banyak menanyakan soal waktu dan sebab akibat. Oleh karena itu, kata tanya yang
dipergunakan pun yang semula hanya “apa”, sekarang sudah diikuti dengan
pertanyaan :”dimana”, “darimana”, “kemana”,”mengapa”, dan “bagaimana”.
3) Perkembangan sosial
sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi
dan moral (agama). Perkembangan sosial pada anak-anak sekolah dasar ditandai dengan
adanya perluasan hubungan, di samping dengan keluarga juga dia mulai membentuk
ikatan baru dengan teman sebaya (peer group) atau teman sekelas, sehingga ruang gerak
hubungan sosialnya telah tembah luas. Pada usia ini, anak mulai memiliki kesanggupan
menyesuaikan diri-sendri (egosentris) kepada sikap yang kooperatif (bekerja sama) atau
sosiosentris (mau memperhatiakn kepentingan orang lain). Anak dapat berminat
5
terhadapat kegiatan-kegiatan teman sebayanya, dan bertambah kuat keinginannya untuk
diterima menjadi anggota kelompok (gang), dia merasa tidak senang apabila tidak
diterima dalam kelompoknya.
4) Perkembangan Emosi
Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal
ini termasuk pula perilaku belajar. Emosi yang positif, seperti perasaan senang, bergairah,
bersemangt atau rasa ingin tahu akan mempengaruhi individu untuk mengonsentrasikan
dirinya terhadap aktivitas belajar, seperti memperhatikan penjelasan guru, membaca
buku,aktif dalam diskusi, mengerjakan tugas, dan disiplin dalam belajar.
5) Perkembangan Moral
Anak mulai mengenal konsep moral (mengenal benar sah atau baik-buruk) pertama kali
dari lingkungan keluarga. Pada mulanya, mungkin anak tidak mengerti konsep moral ini,
tetapi lambat laun anak akan memahaminya. Usaha menanamkan konsep moral sejak usia
dini (prasekolah) merupakan hal yang seharusnya, karena informsi yang diterima anak
mengenai benar- salah atau baik-buruk akan menjadi pedoman pada tingkah lakunya di
kemudian hari. Pada akhir usia ini, anak sudah dapat memahami alasan yang mendasari
suatu peratuaran. Misalnya, dia memandang atau menilai bahwa perbuatan nakal,
berdusta, dan tidak hormat kepada orang tua merupakan suatu yang salah atau buruk.
Sedangkan perbuatan jujur, adil, dan sikap hormat kepada orang tua dan guru merupakan
suatu yang benar/baik.
6) Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Pada masa ini, perkembangan penghayatan keagamaan ditandai dengan ciri-cirisebagai
berikut:
6
a. Sikap keagamaan bersifat reseptif disertai pengertian.
b.
Pandangan dan paham ketuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan
kaiadah-kaidah logika yang berpedoman pada indikator alam semesta sebagai
manifestasi dari keagungan-Nya.
c. Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual
diterimanya sebagai keharusan moral.
7) Perkembagan Motorik
Seiring perkembangan fisiknya yang beranjak matang, maka perkembangan motorik anak
sudah dapat terkodinasi dengan baik. Setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan
atau minatnya. Pada masa ini ditandai dengan kelebihan gerak atau aktivitas motorik
yang lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar
keterampilan yang berkaitan dengan motorik ini, seperti menulis, menggambar, melukis,
mengetik (komputer), berenamg, main bola, dan atletik.
Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu kelancaran proses
belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan. Oleh karaena itu,
perkembangan motorik sanagat menunjang keberhasilan belajar peserta didik. Pada masa
usia sekolah dasar kematangan perkembangan motorik ini pada umumnya dicapainya,
karaena itu mereka sudah siap menerima pelajaran keterampilan.
8) Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik cenderung lebih stabil atau tenang sebelum memasuki masa remaja
yang pertumbuhannya sangat cepat. Masa yang tenang ini diperlukan oleh anak untuk
belajar berbagai kemampuan akademik. Anak lebih tinggi, lebih berat, lebih kuat serta
belajar berbagai keterampilan. Kenikan tinggi dan berat badan bervariasi antara anak satu
7
dengan yang lain. Peran kesehatan dan gizi sangat penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak
9) Perkembangan Bicara
Berbicara merupakan alat komunikasi terpenting dalam berkelompok. Anak belajar
bagaimana
berbicara
dengan
baik
dalam berkomunikasi
dengan
orang lain.
Bertambahnya kosakata yang berasal dari berbagai sumber menyebabkan semakin
banyak pembendaharaan kat yang dimiliki. Anak mulai menyadari bahwa komunikasi
yang bermakna tidak dapat dicapai bila anak tidak mengerti apa yang dikatakan oleh
orang lain. Hal ini mendorong anak untuk meningkatkan pengertiannya.
10) Kegiatan Bermain
Permainan yang disukai cenderung kegiatan bermain yang dilakukan secara kelompok,
kecuali anak-anak yang kurang diterima di kelompoknya dan cenderung memilih bermain
sendiri. Bermain yang sifatnya menjelajah, ketempat-tempat yang belum pernah
dikunjungi baik dikota maupun di desa mengasikkan bagi anak. Permainan konstruktif
yaitu membangun atau membentuk sesuatu adalah bentuk permainan yang disukai anak
serta mampu mengembangkan kreativitas anak. Bernyayi meerupakan bentuk kegiatan
kreatif lainnya. Sealain itu bentuk permainan kelompok yang disenangi meruoakan
permainan oleh raga seperti basket, sepak bola, voleydan sebagainya. Jenis permainan ini
membantu perkembangan otok dan perkembangan tubuh.
11) Usia 10-12
Pada usia 10-12 tahun, perhatian membaca puncaknya. Materi bacaan semakin luas.
Anak-anak laki menyenangi hal-hal yang sifatnya menggemparkan, misterius, dan kisahkisah pertualangan. Anak perempuan menyenagi cerita kehidupan seputar rumah tangga.
8
Teman sebaya umumnya dalah teman sekolah dan teman bermain di luar sekolah.
Pengaruah teman sebaya sangat besar bagi arah perkembangan anak baik yang bersifat
positf maupun negatif. Pengaruh positif terlihat pada pengembanagan konsep diri dan
pertumbuhan harga diri. Hanya ditengah-tengah teman sebaya anak bisa merasakan dan
menyadari bagaimana dan dimana kedudukan atau posisidirinya.
Keinginan untuk berada ditengah-tengah temannya membawa anak untuk keluar rumah
menemuinya sepulng sekolah. Anak merasakan kesepian dirumah, tiada teman. Kegiatan
denag teman sebaya ini meliputi belajar bersama, melihat pertunjukan, bermain, masakmasakkan, dan sebagainya. Mereka sering melakukan kegiatan yang b iasanya dilakukan
orang dewasa. Usia bermain
Bukan karena terdapat lebih banyak waktu untuk bermain daripada dalam periodeperiode lain hal mana tidak dimungkinkan lagi apabila anak-anak sudah sekolah
melainkan karena terdapat tumpang tindih antara ciri-ciri kegiatan bermain anak-anak
yang lebih muda dengan ciri-ciri bermain anak-anak remaja. Jadi alasan periode ini
disebut sebagai usia bermain adalah karena luasnya minat dan kegiatan bermain dan
bukan karena banyaknya waktu untuk bermain.
3. Resiko Kecelakaan
1. Kecelakaan & cedera merupakan masalah kesehatan utama pada anak usia sekolah.
2. Infeksi merupakan penyakit terbanyak pada anak, infeksi saluran napas memiliki
prevalensi tertinggi. Penyakit flu merupakan penyakit utama pada masa anak-anak.
3. Retradasi mental, gangguan belajar, gangguan sensorik & malnutrisi lebih banyak terjadi
pada anak yang hidup dalam kemiskinan.
9
4. Kemiskinan & penyakit sangat berkaitan erat. Akses layanan sangat terbatas, promkes &
kegiatan layanan kesehatan pencegahan sangat minimal.
5. Bagi keluarga miskin maupun yang tidak memiliki asuransi, masalah kesehatan utama
adalah mortalitas bayi, masalah kesehatan gigi, nutrisi buruk & ketiadaan imunisasi.
4. Masalah Kesehatan
1. Persepsi. Anak berusia 6 tahun memiliki kesadaran tentang tubuhnya & merasa malu
jika mengenakan pakaian.
2. Pendidikan Kesehatan. Masa usia sekolah sangat penting untuk perolehan tingkah
laku & praktik kesehatan pada masa dewasa. Promosi praktik kesehatan merupakan
tanggung jawab keperawatan. Penkes sering dilaksanakan di sekolah. Penkes yang
efektif akan mengajari anak tentang tubuhnya & dampak pilihan yang mereka ambil
terhadap kesehatan mereka.
3. Keselamatan. Keselamatan merupakan prioritas dalam penkes karena kecelakaan
merupakan penyebab utama kematian & cedera pada usia sekolah.
4. Nutrisi. Perawat memiliki sumbangan dalam pemenuhan tujuan nasional dengan
mendorong terbentuknya gaya hidup yang sehat, termasuk dalam nutrisi. Anak usia
sekolah harus mengikuti program pendidikan yang mendidik mereka untuk
merencanakan, memilih, serta mempersiapkan makanan & cemilan yang sehat,
dilakukan pembatasan masukan lemak total, lemak jenuh, & meningkatkan masukan
karbohidrat kompleks, buah-buahan & sayuran.
DAFTAR PUSTAKA
10
Syamsu Yusuf,Psikologi perkembangan Anak & Remaja, Bandung,PT Remaja Rosdakarya,
2009, hal. 3.
Agus Dharma & Mickhael Andryanto, Pengantar Psikolog, Jakarta, Erlangga,2010, hal. 101.
Lyndon Saputra, Pengantar Psikologi, Batam, Interaksa, hal. 153.
Syamsu Yusuf,Psikologi perkembangan Anak & Remaja, Op. Cit.,hal.17
11