PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
I.30
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
2011.
1.5 Penyelidik Terdahulu
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan diantaranya Visser dan Hermes 1962 yang
membagi Papua dalam 3 wilayah berdasarkan komposisi batuannya, yaitu : Daratan Papua
yang berasal dari lempeng samudera, dara- tan hasil tumbukan lempeng samudera dan
lempeng benua dan Wilayah yang berasal dari lempeng benua Australia
Penyelidik lainnya E.Rusmana dkk.,1995. mem- bagi Mandala Geologi Papua atas 6 bagian yaitu
Kerak Benua, Kerak Samudra, Jalur sesar naik Anjak Pegunungan Tengah, Jalur Oiolit Papua,
Cekungan Papua Utara dan Cekungan Wapoga.
Koesoemadinata R.P., 1989 menyatakan bahwa serpih dan napal marin yang dikenal sebagai
Fm Klasafet berumur Miosen-Pliosen bertin- dak sebagai batuan source rock dan sealing cap
rock.
H. Pangabean dan C.J. Pigram pada tahun 1989 membuat Laporan umum dan peta geologi
lembar Waghete yang banyak dipakai sebagai acuan geologi secara regional dalam berbagai
penyelidikan selanjutnya.
2. GEOLOGI UMUM
Para ahli geologi berpendapat bahwa secara regional genesa Pulau Papua diperkirakan
terbentuk sebagai akibat tumbukan lempeng Benua Australia di Selatan dan lempeng Samu-
dra Pasiik di Utara. Akibat tumbukan tersebut batuan penyusun P. Papua juga berkomposisi
batuan yang berasal dari kedua lempeng terse- but.
Menurut Visser dan Hermes 1962, Papua dibagi dalam 3 wilayah berdasarkan komposisi
batuannya :
Wilayah daratan Papua yang dibangun oleh batuan yang berasal dari lempeng samudera
: sebagian besar terdiri dari oiolit dan batuan hasil gunungapi yang berkomposisi sedang -
basa.
Wilayah daratan yang merupakan hasil tum- bukan lempeng samudera dan lempeng benua
: dicirikan dengan gangguan struktur dan tek- tonik yang kuat, wilayah ini dinamakan Jalur
Anjak Pegunungan Tengah. Bagian Utara Jalur Anjak Pegunungan Tengah terdiri dari Batuan
Ultramaic, Gabro dan Batuan Gunungapi asal Kerak Samudera. Pada bagian Selatan, jalur
Pegunungan Tengah terlipat kuat, tersesarkan umumnya terdiri dari sesar-sesar sungkup.
Bagian tengah merupakan daerah dengan lebar + 30 km, merupakan jalur cekungan, batuannya
telah mengalami ubahan yang kuat.
Wilayah yang batuannya merupakan batuan asal dari lempeng benua Australia yaitu di
bagian Selatan Papua. Batuan penyusunnya umumnya terdiri dari batuan klastika yang
belum mengalami gangguan. Wilayah dengan unsur lempeng benua Australia ini mempu-
nyai lapisan-lapisan penutup yang tebal dan memungkinkan untuk prospek minyak bumi.
Berdasarkan Mandala Geologinya, Papua ter-
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
I.30
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
bagi atas 6 bagian yaitu Kerak Benua, Kerak Samudra, Jalur sesar naik Anjak Pegunun-
gan Tengah, Jalur Ofiolit Papua, Cekungan Papua Utara dan Cekungan Wapoga E. Rus-
mana dkk., 1995. Berdasarkan Pembagian Mandala Geologi tersebut, daerah Waghete
dan sekitarnya berada pada bagian Kerak Benua Australia yang dikenal sebagai paparan
Ayamaru Gambar 2. Paparan
Ayamaru merupakan paparan tersier yang stabil dengan endapan sedimenya terutama
berasal lapisan karbonat.
Menurut pembagian cekungan Indonesia ter- baru yang diterbitkan dan dipublikasikan oleh
Pusat Survei Geologi, Badan Geologi Bandung pada tahun 2009, pada Peta Cekungan Sedimen
Indonesia tersebut wilayah Indonesia terbagi atas 128 cekungan dimana pembagian cekun-
gan ini berdasarkan data gaya berat.
Apabila mengacu pada data terbaru Peta Cekungan Sedimen Indonesia tersebut, maka
daerah penyelidikan termasuk kedalam Cekun- gan Akimeugah dan bila dilihat dari tatanan
tektoniknya dapat diklasifikasikan sebagai Cekungan Muka Daratan atau Pasif Margin
Gambar 3.
2.1. Stratigrafi
Endapan tertua di daerah penyelidikan ada- lah Kelompok Kembelangan berumur Jurasik
- Paleosen dimana diendapkan Formasi Kopai yang berumur Jura Tengah – Jura Atas.
Diatas Kelompok Kembelangan diendapkan Kelompok Paniai berumur antara Paleosen –
Miosen Atas. endapan termuda adalah Formasi Dakebo berumur Pliosen.
Kelompok Kembelangan
Kelompok Kembelangan dikenali mulai dari daerah kepala burung hingga Arafura platform.
Unit ini terendapkan di bagian timur batas pasif benua Australia selama masa Mesozoic. Pigram
dan Panggabean 1989 membagi unit Kembel- angan menjadi empat formasi, yaitu : Formasi
Kopai, Batupasir Woniwogi, Batulumpur Pynia dan Batupasir Ekmai. Didaerah Waghete dan
sekitarnya terdapat penyebaran 3 formasi, yaitu Batupasir Woniwogi, Batulumpur Piniya
dan Batupasir Ekmai.
Kelompok Paniai
Kelompok Paniai KTmp dengan nama lain Grup Batugamping New Guinea berumur Tersier
Paleosen-Miosen. Kelompok ini Secara umum merupakan kelompok batugamping tak ter-
pisahkan sulit dipisahkan , batuannya terdiri atas kalkarenit, biokalkarenit, kalsilutit, kalka-
renit pasiran, batupasir, batulanau dan sedikit batukapur.
Kelompok ini dibagi menjadi 4 formasi dengan urutan dari tua ke muda adalah sebagai berikut
: Formasi Waripi, Formasi Yawee, Formasi Sirga dan Formasi Kais. Didaerah Waghete dan seki-
tarnya hanya dijumpai sebaran Formasi Waripi dan Batugamping Yawee.
2.2 Struktur Geologi
Cekungan Akimeugah bermula sebagai cekun- gan passive margin, yakni cekungan yang
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
I.30
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
terbentuk oleh rifting di tepi utara benua Aus- tralia pada saat tepian ini mengalami peretakan
akibat sebagian massa dibagian utaranya mau lepas dan bergerak dari Australia. Dalam
retakan ini terbentuk horst dan graben yang di dalam grabennya diendapkan sedimen syn-
rifting Paleozoikum dan Mesozoikum. Kemudian, saat bagian ini lepas dan menjauh dari Austra-
lia drifting diendapkanlah sedimen syn-drifting yang umumnya berupa shale atau batugamping,
kejadian ini terjadi sampai Paleogen.
Pada umur Neogen, Akimeugah berbenturan dengan Central Range of Papua Punggung
Papua. Sejak itulah Akimeugah bertipe fore- land basin. Passive margin Paleozoikum-Neogen
ditekuk masuk ke bawah jalur Banda dan Cen- tral Range. Kemudian di bagian depan tekukan
itu foredeep diendapkan sedimen bersifat molassic yang merupakan erosional products
dari tinggian di dekatnya.
Penekukan dan penguburan oleh sedi- men molase bagian foredeep passive margin
Akimeugah telah mematangkan batuan induk Paleozoik, Mesozoik, atau Paleogen di dalam
graben, kemudian migrasi hidrokarbonnya akan bergerak membalik dari foredeep ke fore-
bulge-nya bagian ke arah updip dari passive margin yang tak ikut tertekuk seperti foredeep
secara lateral, atau bergerak vertikal menuju zone deformasi imbrikasi di wilayah benturan.
Kadang-kadang, di atas jalur benturan ini ter- bentuk cekungan baru berumur Neogen, umum
disebut cekungan punggung babi alias piggy back basin sebab seperti lengkungan bagian
atas punggung babi badan babi adalah zone collision itu sendiri, cekungan ini pun bisa
berisi hidrokarbon. Kontrol utama cekungan Akimeugah adalah rifting dan drifting pada
Paleozoikum-Mesozoikum-Paleogen, dan col- lision pada Neogen Awang Satyana, BPMIGAS.
2.3 Geologi Kandungan Gas dalam
Serpih
Walaupun sampai saat ini belum pernah ada penyelidikan secara khusus mengenai
potensi adanya endapan gas dalam batuan serpih di daerah Waghete, terdapat beberapa
metode pendekatan untuk melakukan peny- elidikan tersebut, diantaranya melalui studi
literatur.
Berdasarkan hasil studi literatur yang dipero- leh dari beberapa penulis terdahulu, maka
diperkirakan penyebaran endapan serpih yang diperkirakan mengandung gas di daerah
rencana penyelidikan terdapat pada Formasi Dakebo berumur Pliosen, Formasi Buru beru-
mur Miosen Atas-Pliosen Neogen dan Formasi Ekmai yang berumur Kapur Mesozoikum.
Perkiraan sementara ini diantaranya ber- dasarkan keterangan beberapa sumber yang
menerangkan bahwa akibat tektonik yang ter- jadi selama penguburan oleh sedimen molase
telah mematangkan batuan induk berumur Mesozoikum di daerah Waghete dan sekitarnya
dan migrasi hidrokarbonnya dapat teraku- mulasi pada cekungan berumur Neogen yang
terbentuk.
Hasil dari seluruh kegiatan yang dilaksanakan diharapkan akan tersedianya data potensi sum-
ber daya gas berserta kualitasnya di wilayah
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
I.30
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
Kabupaten Deiyai sehingga dapat dipakai untuk kepentingan yang lebih luas dikemudian hari,
khususnya sebagai upaya pengembangan energi nasional.
3. KEGIATAN PENYELIDIKAN