mendukung untuk wisata bahari. Dalam hal ini pembangunan yang dimaksud adalah perbaikan infrastruktur, karena infrastruktur yang ada saat
ini seperti penginapancottage, dermaga pelabuhan, listrik, dan penyulingan air untuk masyarakat maupun wisatawan yang datang, belum tersedia untuk
mendukung pengembangan kawasan parawisata Pulau Pasoso, sehingga membutuhkan prasarana dan saran terkait infrastruktur yang ada seperti
penginapancottage yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia SNI, perkapalantransportasi yang di khususkan untuk wisatawan yang datang di
Pulau Pasoso, jaringan listrik serta penyediaan air bersih dan sarana
informasi terkait sumberdaya alam, sebagai sarana utama untuk mendukung pengembangan kawasan wisata bahari yang ada di Pulau Pasoso.
METODOLOGOI Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
kualitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu menggambarkan potensi wilayah penelitian. Pengembangan kawasan wisata bahari Pulau Pasoso,
dalam hal ini, terkait dengan penelitian yang dilakukan guna mengambarkan potensi yang ada, dilakukan dengan berbagai pendekan, melalui pendekatan
Spasial Keruangan dengan melakukan teknik overlay dan scoring yang mengacu pada analisis Sistem Informasi Geografis SIG dan merumuskan
langkah-langkah strategis, pengembangannya dilakukan dengan analisis SWOT Strenghts, Weaknesses, Opportunities, dan Threads atau Kekuatan,
Kelemahan,Peluang, dan Ancaman, kemudian dianalisis berdasarkan kebijakan pemerintah guna mendukung konsep pengembangan kawasan
wisata bahari Pulau Pasoso.
2. HASIL DAN PEMBAHSAN
A. Kawasan Daratan 1
Klasifikasi Kemiringan Lereng
Pulau Pasoso merupakan daerah yang memiliki beberapa variasi permukaan lahan dengan topografi datar sampai dengan dataran-dataran
rendah yang kemiringannya dibagi menjadi tiga kelas lereng yaitu kelas 0-3 merupakan daerah yang memiliki relief datar dengan luas kawasan ±
8.391 m
2
, kelas 3-16 merupakan daerah yang memiliki relief landai berombak dengan luas kawasan ± 118.206 m
2
, kelas 16-67 merupakan daerah
yang memiliki
relief bergelombang
dengan luas
kawasan ± 398.810 m
2
.
2 Penggunaan Lahan
Pulau Pasoso yang terletak di Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten Donggala, merupakan kawasan yang memiliki luas wilayah ±
525.407 m
2
, Pulau Pasoso yang terdiri dari sebagian besar lahannya terdapat hutan lindung dan semak belukar yang menjadi tempat hidupnya habitat
setempat. Pulau Pasoso selain kawasan hutan lindung dan daerah konservasi juga dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai daerah perkebunan
kelapa dengan luas kawasan yang mencapai ± 92.458 m
2
, sebagianya lagi sebagai area permukiman yang merupakan hamparan pasir putih yang
menjadi tempat bertelurnya penyu hijau dengan luas kawasan ± 10.467 m
2
. Kawasan ini di tumbuhi berbagai jenis tumbuhan yang terdiri dari Formasi
Baringtonia dan Formasi Pescaprae.SAKADA BQD, 1995 Dalam Yayasan Ibnu Klaldum 2001:32
B. Kawasan Perairan 1
Klasifikasi Kedalaman Laut
Pulau Pasoso memiliki kedalam laut yang bervariasi, hal ini disebabkan oleh posisi Pulau Pasoso yang letaknya di sebelah Utara Pulau
Pasoso yang dibatasi oleh Selat Makasar yang mana selat tersebut memiliki kedalaman yang bervariasi antara 0-2.718 m sedangkan sebelah Selatan
Pulau Pasoso dibatasi oleh Teluk Tambu yang mana kedalamannya terdiri dari 0-371 m. Pesisir Pantai Pulau Pasoso yang merupakan area penyelaman
baik diving maupun snorkling yang memiliki kedalaman 5-23 m dengan tutupan terumbu karang yang berfariasi dengan berbagai jenis biota-biota
lainnya.
2 Klasifikasi Meteri Dasar Permukaan Laut
Kondisi umum materi dasar Pulau Pasoso di dominasi oleh karang keras dengan tutupan terumbu 40-80 sepanjang perairan Pulau Pasoso
diantaranya jenis karang tersebut merupakan jenis karang; Acropora cervionis,
Acropora elegantula,
Acropora acuminate,
Acropora micropthalma, Acropora latistella, terumbu karang bentuk lembaran daun,
berbentuk meja tabulata, karang lunak, encrusting merayap tutupan terumbu karang tersebut tersebar di sepanjang pesisir Pulau Pasoso berada
pada kedalaman 3 meter sampai dengan 30 meter.
3 Kecepatan Arus Laut
Pergerakan kecepatan arus di perairan wilayah penelitian merupakan pergerakan arus sedang, hal tersebut dibuktikan dengan melakukan
pengukuran diberbagai titik pada lokasi Penelitian. Adapun titik tersebut adalah sebagai berikut:
1. Titik pengukuran kecepatan arus pertama, pada jam 07.49 Wita, dengan kedalaman lokasi 515 cm, jarak 10 m dan kecepatan arus 1.10
meterdetik 2. Titik pengukuran kecepatan arus kedua, pada jam 08-20 Wita, dengan
kedalaman lokasi 470 cm, jarak 10 m dan kecepatan arus 1.25 meterdetik
3. Titik pengukuran kecepatan arus ketiga, pada jam 09-00 Wita, dengan kedalaman lokasi 507 cm, Jarak 10 m dan kecepatan arus 1.5
meterdetik 4. Titik pengukuran kecepatan arus keempat, pada jam 09, 30 Wita,
dengan kedalaman 615 cm, jarak 10 m dan kecepatan arus 1.40 meterdetik
5. Titik pengukuran kecepatan arus kelima, pada jam 15.00, dengan kedalaman 630 cm, jarak 10 m dan kecepatan arus 1.46 meterdetik
Kecepatan arus perairan Pulau Pasoso dengan kondisi gelombang dan arus perairan kawasan pantai Pulau Pasoso relatif sedang hingga besar, yang
diakibatkan posisinya yang terbuka di antara Selat Makasar dan Teluk
Tambu. Keberadaan pantai ini, di beberapa bagian pantainya yang berhadapan langsung dengan laut lepas mengakibatkan wilayah pantai ini
rentan terkena proses abrasi oleh gelombang, khususnya pantai sebelah Utara Pulau Pasoso.
4 Klasifikasi Kecerahan Air Laut
Kecerahan air laut Pulau Pasoso dalam penelitian ini dinyatakan dalam satuan meter. Pengukuran dan pengamatan dalam penelitian
dilakukan dengan membagi 3 tiga titik jarak. Dalam pengukuran dan pengamatan titik jarak yang dipakai adalah 20m, dalam 1 titik. Pengukuran
dan pengamatan tingkat kecerahan air laut di mulai dari garis pantai pada saat posisi air laut pasang, hal ini dilakukan guna melihat tingkat kecerahan
air laut yang diakibatkan oleh beberapa faktor yang menyababkan tingkat kecerahan air laut berubah. Dalam pengukuran ini menggunakan alat ukur,
berupa tali senar yang dipakai memancing dengan menggunakan pemberat dan dibungkus dengan plastik yang berwarna putih dan dilakukan pada titik-
titik tertentu yang berdasarkan kedalaman. Kecerahan air laut yang ada di perairan Pulau Pasoso tergolong sangat
baik, tingkat sedimentasi terhadap pencemaran tergolong rendah, hal ini diperkirakan oleh jarak Pulau Pasoso dengan daratan terbilang cukup jauh,
karena untuk mencapai Pulau Pasoso dibutuhkan waktu ±1 jam dari desa yang terdekat yaitu Desa Manimbaya.
C. Hasil Analisis Sistem Informasi Geografi SIG