Pengembanga Kawasan Wisata Bahari Pulau Pasoso Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten Donggala | Julham | GeoTadulako 2605 7820 1 PB

(1)

PENGEMBANGA KAWASAN WISATA BAHARI PULAU PASOSO KECAMATAN BALAESANG TANJUNG KABUPATEN DONGGALA

Oleh : JULHAM

ABSTRAK

Pengembangan kawasan wisata bahari Pulau Pasoso yang mengandalkan potensi sumberdaya alamnya dengan berbagai atraksi wisata dan memiliki taman laut, berbagai keindahan lainnya menjadikan daerah ini salah satu Objek Daya Tarik Wisata (ODTW). Pengembangan ini terintegrasi dengan prasarana dan sarana pariwisata yang mengacu pada potensi sumberdaya yang ada di kawasan Pulau Pasoso, sehingga menjadi acuan untuk pengembangan potensi pariwisata yang ada di Kecamatan Balaesang Tanjung.

Ruang lingkup penelitian ini adalah konsep pengembangan kawasan wisata bahari Pulau Pasoso. Dalam teknik analisis data penelitian menggunakan teknik analisis kualitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu menggambarkan potensi wilayah penelitian. Pengembangan kawasan wisata bahari Pulau Pasoso, dalam hal ini, terkait dengan penelitian yang dilakukan guna mengambarkan potensi yang ada, dilakukan dengan berbagai pendekatan, melalui pendekatan Spasial

(Keruangan) dengan teknik overlay dan scoring yang mengacu pada analisis Sistem Informasi Geografis (SIG) dan analisis SWOT, kemudian dianalisis berdasarkan kebijakan pemerintah guna mendukung konsep pengembangan kawasan wisata bahari Pulau Pasoso.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi yang khas dapat dikembangkan pada wilayah studi adalah karakteristik alamnya yang masih alami. Secara umum konsep pengembangan berdasarkan kesesuaian lahan dibagi dalam 2 (dua) kawasan yaitu: kawasan darat dan kawasan laut. Dalam hal ini, terkait dengan prasarana dan sarana guna menunjang potensi sumber daya yang ada di kawasa Pulau Pasoso.


(2)

1. PENDAHULUAN

“Kabupaten Donggala merupakan Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah, secara geografis terletak di 0045’ 00” LU dan 01027’ 03” LS, serta 119025’ 23”- 1200 12’ 11” BT dengan batas wilayah, sebelah Utara barbatasan

dengan Kabupaten Toli-toli, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Parimo, Kota Palu, sebelah Selatan berbatasan dengan Sulawesi Barat, dan

sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makasar”. (Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Donggala 2010-2029).

Berdasarkan data yang dimiliki, dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Donggala Tahun 2010-2029, daerah ini mempunyai potensi sumberdaya alam yang cukup besar diantaranya: sektor perkebunan, sektor industri, sektor pariwisata, sektor perikanan, sektor pertambangan, dan kawasan hutan. Keanekaragaman sumberdaya alam yang dimiliki Kabupaten Donggala menjadikan daerah ini kaya akan sumberdaya alam salah satunya adalah kawasan wisata.

Melihat uraian potensi sumberdaya alam yang ada di Kabupaten Donggala, kawasan parawisata harus dikembangkan guna untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, sosial, dan budaya, hal ini ditunjang berdasarkan UURI NO. 10 Tahun 2009 Tentang Keparawisataan Pasal 1 No. 10 sebagai tindak lanjut pemerintah daerah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Berdasarkan observasi Pulau Pasoso merupakan pulau yang terletak di kawasan perairan Kecamatan Balaesang Tanjung dengan luas kawasan wilayah Pulau Pasoso ± 525.407 m2 dan panjang pantai ±1000 m, dan secara topografi barkisar dari datar sampai dengan pegunungan. Kekayaan sumberdaya alam Pulau Pasoso, menjadikan lokasi ini memiliki daya tarik yang besar bagi wisatawan pencinta wisata bahari. Pulau Pasoso dengan keunikannya selain areal wilayah konservasi penyu hijau dan keindahan alam bawah laut, Pulau Pasoso juga memiliki daya tarik sebagai kawasan habitat hutan tropis dataran rendah, seperti burung migran, burung kakatua


(3)

jambul putih, burung gosong, kepiting kenari, pada lokasi tersebut kita juga dapat menikmati matahari terbit(sunrise)dan matahari terbenam(sunset).

“Wisata pantai dan laut Pulau Pasoso yang telah ditetapkan pemerintah daerah Kabupaten Donggala merupakan Pulau-Pulau Kecil Terluar (PPKT) yang memiliki taman laut dan sumberdaya alam yang besar,

baik yang ada di daerah daratan maupun perairan”. (Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Donggala Tahun 2009-2013).

Berdasarkan data yang dimiliki Pemerintah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Sulawesi Tengah Tahun (2009), Pulau Pasoso secara ekonomis mempunyai potensi yang sangat kaya akan perairan yang relatif luas, sumberdaya laut dan sumberdaya pariwisata. Jika berhasil dikembangkan secara optimal dan berkelanjutan, Pulau Pasoso bukan saja akan menjadi sumber pertumbuhan baru, melainkan sekaligus akan mengurangi kesenjangan pembangunan antara wilayah dan kelompok sosial. Sebagai kawasan yang memiliki kecirian khusus, pengelolaan Pulau Pasoso memerlukan format yang sedikit berbeda dengan wilayah regional lain, khususnya yang ada di daratan (mainland). Pengembangan pulau-pulau kecil memiliki karakteristik khusus dalam pengelolaannya. Pulau Pasoso pada umumnya memiliki sumberdaya alam yang berbeda dengan wilayah lain, baik aspek lingkungan dan budaya yang khas sehingga wilayah ini potensial untuk dikembangkan sebagai objek wisata bahari.

Pesona alam bawah laut Pulau Pasoso yang memberikan panorama alam yang bervariasi dengan berbagai macam terumbu karang dan jenis ikan dapat dijumpai di daerah ini dengan melakukan pemancingan, snorkling, dan diving. Menurut informasi masyarakat yang tinggal dan menjaga kelestarian Pulau Pasoso daerah ini sering dijadikan objek pemancingan bahkan Pulau Pasoso sudah 2 (dua) kali didatangi oleh salah satu tim TRANS TV yang menjadikan daerah ini lokasi pemancingan, Mancing Mania. Dengan keunggulan dan kekayaan sumberdaya alam yang dimiliki Pulau Pasoso perlu mendapatkan pengembangan/pembagunan yang


(4)

mendukung untuk wisata bahari. Dalam hal ini pembangunan yang dimaksud adalah perbaikan infrastruktur, karena infrastruktur yang ada saat ini seperti penginapan/cottage, dermaga pelabuhan, listrik, dan penyulingan air untuk masyarakat maupun wisatawan yang datang, belum tersedia untuk mendukung pengembangan kawasan parawisata Pulau Pasoso, sehingga membutuhkan prasarana dan saran terkait infrastruktur yang ada seperti penginapan/cottage yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), perkapalan/transportasi yang di khususkan untuk wisatawan yang datang di Pulau Pasoso, jaringan listrik serta penyediaan air bersih dan sarana informasi terkait sumberdaya alam, sebagai sarana utama untuk mendukung pengembangan kawasan wisata bahari yang ada di Pulau Pasoso.

METODOLOGOI

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu menggambarkan potensi wilayah penelitian. Pengembangan kawasan wisata bahari Pulau Pasoso, dalam hal ini, terkait dengan penelitian yang dilakukan guna mengambarkan potensi yang ada, dilakukan dengan berbagai pendekan, melalui pendekatan

Spasial (Keruangan) dengan melakukan teknik overlay dan scoring yang mengacu pada analisis Sistem Informasi Geografis (SIG) dan merumuskan langkah-langkah strategis, pengembangannya dilakukan dengan analisis SWOT (Strenghts,Weaknesses,Opportunities, dan Threadsatau Kekuatan, Kelemahan,Peluang, dan Ancaman), kemudian dianalisis berdasarkan kebijakan pemerintah guna mendukung konsep pengembangan kawasan wisata bahari Pulau Pasoso.

2. HASIL DAN PEMBAHSAN A. Kawasan Daratan

1) Klasifikasi Kemiringan Lereng

Pulau Pasoso merupakan daerah yang memiliki beberapa variasi permukaan lahan dengan topografi datar sampai dengan dataran-dataran rendah yang kemiringannya dibagi menjadi tiga kelas lereng yaitu kelas 0-3 % merupakan daerah yang memiliki relief datar dengan luas kawasan ±


(5)

8.391 m2, kelas 3%-16% merupakan daerah yang memiliki relief landai/ berombak dengan luas kawasan ± 118.206 m2, kelas 16-67% merupakan

daerah yang memiliki relief bergelombang dengan luas

kawasan ± 398.810 m2.

2) Penggunaan Lahan

Pulau Pasoso yang terletak di Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten Donggala, merupakan kawasan yang memiliki luas wilayah ± 525.407 m2, Pulau Pasoso yang terdiri dari sebagian besar lahannya terdapat hutan lindung dan semak belukar yang menjadi tempat hidupnya habitat setempat. Pulau Pasoso selain kawasan hutan lindung dan daerah konservasi juga dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai daerah perkebunan kelapa dengan luas kawasan yang mencapai ± 92.458 m2, sebagianya lagi sebagai area permukiman yang merupakan hamparan pasir putih yang menjadi tempat bertelurnya penyu hijau dengan luas kawasan ± 10.467 m2. Kawasan ini di tumbuhi berbagai jenis tumbuhan yang terdiri dari Formasi Baringtonia dan Formasi Pescaprae.(SAKADA BQD, 1995 Dalam Yayasan Ibnu Klaldum 2001:32)

B. Kawasan Perairan

1) Klasifikasi Kedalaman Laut

Pulau Pasoso memiliki kedalam laut yang bervariasi, hal ini disebabkan oleh posisi Pulau Pasoso yang letaknya di sebelah Utara Pulau Pasoso yang dibatasi oleh Selat Makasar yang mana selat tersebut memiliki kedalaman yang bervariasi antara 0-2.718 m sedangkan sebelah Selatan Pulau Pasoso dibatasi oleh Teluk Tambu yang mana kedalamannya terdiri dari 0-371 m. Pesisir Pantai Pulau Pasoso yang merupakan area penyelaman baik diving maupun snorkling yang memiliki kedalaman 5-23 m dengan tutupan terumbu karang yang berfariasi dengan berbagai jenis biota-biota lainnya.


(6)

2) Klasifikasi Meteri Dasar Permukaan Laut

Kondisi umum materi dasar Pulau Pasoso di dominasi oleh karang keras dengan tutupan terumbu 40%-80% sepanjang perairan Pulau Pasoso diantaranya jenis karang tersebut merupakan jenis karang; Acropora cervionis, Acropora elegantula, Acropora acuminate, Acropora micropthalma, Acropora latistella, terumbu karang bentuk lembaran daun, berbentuk meja (tabulata), karang lunak, encrusting (merayap) tutupan terumbu karang tersebut tersebar di sepanjang pesisir Pulau Pasoso berada pada kedalaman 3 meter sampai dengan 30 meter.

3) Kecepatan Arus Laut

Pergerakan kecepatan arus di perairan wilayah penelitian merupakan pergerakan arus sedang, hal tersebut dibuktikan dengan melakukan pengukuran diberbagai titik pada lokasi Penelitian. Adapun titik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Titik pengukuran kecepatan arus pertama, pada jam 07.49 Wita, dengan kedalaman lokasi 515 cm, jarak 10 m dan kecepatan arus 1.10 meter/detik

2. Titik pengukuran kecepatan arus kedua, pada jam 08-20 Wita, dengan kedalaman lokasi 470 cm, jarak 10 m dan kecepatan arus 1.25 meter/detik

3. Titik pengukuran kecepatan arus ketiga, pada jam 09-00 Wita, dengan kedalaman lokasi 507 cm, Jarak 10 m dan kecepatan arus 1.5 meter/detik

4. Titik pengukuran kecepatan arus keempat, pada jam 09, 30 Wita, dengan kedalaman 615 cm, jarak 10 m dan kecepatan arus 1.40 meter/detik

5. Titik pengukuran kecepatan arus kelima, pada jam 15.00, dengan kedalaman 630 cm, jarak 10 m dan kecepatan arus 1.46 meter/detik Kecepatan arus perairan Pulau Pasoso dengan kondisi gelombang dan arus perairan kawasan pantai Pulau Pasoso relatif sedang hingga besar, yang diakibatkan posisinya yang terbuka di antara Selat Makasar dan Teluk


(7)

Tambu. Keberadaan pantai ini, di beberapa bagian pantainya yang berhadapan langsung dengan laut lepas mengakibatkan wilayah pantai ini rentan terkena proses abrasi oleh gelombang, khususnya pantai sebelah Utara Pulau Pasoso.

4) Klasifikasi Kecerahan Air Laut

Kecerahan air laut Pulau Pasoso dalam penelitian ini dinyatakan dalam satuan meter. Pengukuran dan pengamatan dalam penelitian dilakukan dengan membagi 3 (tiga) titik jarak. Dalam pengukuran dan pengamatan titik jarak yang dipakai adalah 20m, dalam 1 titik. Pengukuran dan pengamatan tingkat kecerahan air laut di mulai dari garis pantai pada saat posisi air laut pasang, hal ini dilakukan guna melihat tingkat kecerahan air laut yang diakibatkan oleh beberapa faktor yang menyababkan tingkat kecerahan air laut berubah. Dalam pengukuran ini menggunakan alat ukur, berupa tali senar yang dipakai memancing dengan menggunakan pemberat dan dibungkus dengan plastik yang berwarna putih dan dilakukan pada titik-titik tertentu yang berdasarkan kedalaman.

Kecerahan air laut yang ada di perairan Pulau Pasoso tergolong sangat baik, tingkat sedimentasi terhadap pencemaran tergolong rendah, hal ini diperkirakan oleh jarak Pulau Pasoso dengan daratan terbilang cukup jauh, karena untuk mencapai Pulau Pasoso dibutuhkan waktu ±1 jam dari desa yang terdekat yaitu Desa Manimbaya.

C. Hasil Analisis Sistem Informasi Geografi (SIG)

Tahapan ini mengacu pada tahapan analisis terhadap kondisi fisik Pulau Pasoso yang berdasakan parameter yang digunakan guna mengukur kesesuaian lahan sebagai kawasan pengembangan kawasan pariwisata. Tahapan analisis pengembangan kawasan wisata bahari Pulau Pasoso berdasarkan kawasan yang ditentukan yang terdiri dari daratan dan lautan. Dalam tahapan ini peta yang diperlukan adalah peta penggunaan lahan,peta kemiringan lereng, peta kedalaman laut, peta klasifikasi materi dasar bawah laut, peta kecepatan arus, dan peta klasifikasi kecerahan air laut. Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan teknik scoring dan overlay untuk


(8)

mengetahui nilai kemampuan lahan masing-masing dengan menggunakan

software ArcGis sebagai perangkat lunak komputer yang diciptakan untuk keperluan pemetaan. ArcGis yang merupakan produk dari ESRI (Environmental Systems Research Institute) yang berdiri pada Tahun 1968, adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perangkat lunak sistem informasi geografis. ArcGis terbagi menjadi beberapa program yaitu;

ArcCatalog 10, ArcGis Administrator, ArcGlobe 10, ArcMap 10, dan

ArcScene 10yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda.

Dalam penelitian yang dilakukan hanya mengunakan tiga program

yaitu AcrMap 10, ArcCatalog dan ArcBruTile 0.3.3. ArcMap digunakan untuk membuka data spasial atau peta yang telah ada, selain itu ArcMap

juga digunakan sebagai alat untuk meraktifikasi data rester sehingga dapat menunjukan referensi spesial, ArcCatalog digunakan untuk membuat peta tema(Shapefile)yang baru dan akan diberi penilaian serta di tumpang susun bersama-sama peta lain, dan ArcBruTile 0.3.3 sebagai program tambahan dalam pemetaan yang berfungsi untuk mendapatkan potongan gambar dari citra satelit.

Analisis kesesuaian lahan kawasan wisata bahari Pulau Pasoso, sehubungan dengan pengembangan kawasan, terkait infrastruktur dan potensi pariwisata di sajikan pada peta sebagai berikut


(9)

(10)

(11)

Dari hasil Analisis kesesuaian lahan dapat diketahui dibeberapa kawasan yang sesuai dan tidak sesuai, kawasan ini terdiri dari kawasan daratan dan kawasan lautan. Teknik Scoring dan Overlay yang digunakan dalam penelitian ini, sehubungan dengan pengembangan kawasan wisata bahari Pulau Pasoso diperoleh beberapa kelas kesesuaian lahan yang dibagi berdasarkan kawasan yaitu kawasan darat terdiri dari kelas S 1, S 2, N dan kawasan laut terdiri dari kelas S 1, dan S 2.

Kawasan daratan Pulau Pasoso yang merupakan daerah

pengembangan infrastruktur pariwisata yang memiliki luas kawasan ± 525 m2 terdiri dari kawasan hutan lindung, kebun kelapa, hamparan pasir putih, permukiman dan air payau, kawasan ini memiliki kelas kesesuaian lahan, kelas S 1 dengan luas kawasan ± 8.346 m2 kawasan tersebut merupakan kawasan permukiman dan tempat bertelurnya penyu hijau, kelas S 2 dengan luas kawasan ± 95.250 m2, kawasan ini merupakan daerah pengembangan infrastruktur yang terkakait dengan sarana dan prasarana pariwisata Pulau Pasoso sedangkan kelas N dengan luas kawasan ± 421.811m2 menunjukan daerah kawasan hutan lindung yang merupakan tempat hidupnya habitat di daerah tersebut, kawasan ini juga merupakan daerah tujuan wisata karena memiliki jenis habitat dataran rendah yang tidak kalah menarik dengan wilayah lain disekitarnya sehingga baik untuk berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pariwisata. Kawasan laut Pulau Pasoso yang merupakan daerah selam dan memancing serta berbagai kegiatan lainnya, memiliki kriteria kesesuaian lahan yang terdiri dari kelas S 1 dengan luas kawasan ± 3.495.262 m2 yang merupakan daerah kawasan selam seperti

diving dan snorkling yang merupakan tujuan utama pelaku wisata selain memancing, sedangkan kelas kesesuaian lahan S 2 dengan luas kawasan ± 18.075.983m2 merupakan kawasan untuk memancing karna kawasan tersebut memiliki potensi ikan yang banyak.


(12)

D. Hasil Analisis SWOT

Tahapan analisis SWOT adalah melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor internal dan faktor eksternal di kawasan Pulau Pasoso yang dianggap berpengaruh secara positif maupun secara negatif dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan daerah. Berbagai potensi dan masalah yang dihadapi dapat dipilah-pilah berdasarkan sumbernya baik secara eksternal maupun internal. Berbagai potensi yang dihadapi Pulau Pasoso secara eksternal dan internal disajikan dalam tebel berikut ini:

Taber 1 : Berbagai potensi dan masalah yang dihadapi Pulau Pasoso secara eksternal dan internal.

POTENSI KENDALA

EKTERNAL

(Faktor pengaruh dari luar kawasan Pulau Pasoso)

Oportunities/Peluang (O)

1. Pengembangan kawasan pariwisata Pulau Pasoso Sebagai Objek Daya Tarik Wisata (ODTW), tercermin dari Visi, Misi dan Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Donggala.

2. Mempromosikan berbagai potensi yang ada di Pulau Pasoso, salah satunya adalah potensi wisata, kemasyarakat secara umum.

3. Sudah tersediannya RTRW Kab. Donggala

4. Sudah tersedianya kebijakan pemerintah terkait pengembangan pariwisata pulau-pulau kecil.

Treats/Tantangan (T)

1. Persaingan dengan kawasan lain. 2. Manusia/Nelayan

3. Pembangunan pariwisata berpusat di ibukota kabupaten.

INTERNAL

(Faktor pengaruh dari luar kawasan Pulau Pasoso)

Strength/Kekuatan (S)

1. Potensi sumberdaya alam sangat memungkinkan (SDA).

2. Berfungsi sebagai kawasan konservasi dan memiliki taman laut, pantai, terumbu karang dan potensi ikan yang banyak sehingga menjadi salah satu spot pemancingan yang menarik.

3. Memilki habitat hutan tropis darataran rendah, pemandangan di pagi hari (Sunrise), dan Pemandangan di sore hari(Sunset).

Weakness/Kelemahan (W)

1. Sumberdaya Manusia masih sangat rendah (tercermin dari tingkat pendidikan dan keterampilan. 2. Aksesibitas pariwisata,

Infrasruktur pariwisata dan Sarana informasi pariwisata yang belum tersedia dengan baik. 3. Kurangnya perhatian pemerintah

daerah, terkait pariwisata Pulau Pasoso.


(13)

Berdasarkan matriks potensi dan permasalahan wisata bahari Pulau Pasoso pada tabel diatas maka dapat dikembangkan strategi pengembangan dengan metode matriks analisis SWOT, maka dapat dihasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi yang akan dihadapi dalam pengembangan wisata bahari Pulau Pasoso, yaitu: dengan memetakan komponen-komponen

“Kekuatan (S)”, dan “Kelemahan (W)” kepada faktor “Peluang (O)”, dan “Tantangan (T)” sehingga hasil pemetaan tersebut adalah.

a. Strategi S-O

1. Pengembangan kawasan pariwisata Pulau Pasoso Sebagai Objek Daya Tarik Wisata (ODTW), yang berpedoman pada Visi, Misi dan Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Donggala. (O

1,2-S1,2,3).

2. Meningkatkan prasarana dan sarana guna menunjang pembangunan pariwisata Pulau Pasoso (O2-S1,2).

b. Sterategi O2-W 2

1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan penguasaan IPTEK masyarakat yang tinggal di kawasan Pulau Pasoso guna mewujutkan rencana dan strategi pembangunan daerah, khususnya kawasan pariwisata dengan berbagai pendidikan dan pelatihan. (O

2-W2).

2. Mencari solusi terbaik untuk memecahkan masalah pembangunan pariwisata Pulau Pasoso ke arah yang lebih baik lagi (O2-W1,3).

c. Strategi S-T

1. Merumuskan kebijakan yang mengatur tahapan pencapaian sektor pariwisata yang handal dan mampu bersaing dengan kawasan pariwisata lain (S1,2,3-T1,3).

2. Merumuskan kebijakan yang mengatur pembangunan sektor pariwisata dengan tetap menjaga kelestarian daya dukung potensi SDA dan kelestarian lingkungan hidup (S1-T2,3)

d. Strategi T-W


(14)

3. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1) Zona Pariwisata Pulau Pasoso terdiri dari 3 (tiga) objek kawasan wisata yaitu, (Wisata Alam) Habitat dataran rendah seperti Burung Gosong, Burung Kakatua Jambul Putih, Kepiting Kenari, Burung Migran dan lainya, (Wisata Bahari), Panorama bawah laut dan panorama pantainya, (Wisata Budaya) Kegiata nelayan;

2) Berdasarkan kesesuaian lahan pengembangan kawasan wisata bahari Pulau Pasoso dibagi menjadi 2 (dua) kawasan yaitu. Kawasan darat dan kawasan laut;

3) Zona Konservasi Pulau Pasoso merupakan kawasan yang dilindungi keberadaan ekosistemnya, terdiri dari kawasan daratan dan kawasan lautan;


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2009. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Donggala Tahun (2010-2029).

. 2009. Undang-Undang Repoblik Indonesia No.10 Tentang Kepariwisataan Tahun (2009)

. 2009. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Donggala Tahun (2009-2013). . 2009. Visit Indonesia, (2009). Buku Data Objek Wisata

Sulawesi Tengah. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Tengah.

. 2001. Yayasan Ibnu Chaldun, (2001). Penelitian Budidaya Penyu Hijau (chelonian mydes) Berbasis Masyarakat di Pulau Pasoso Kecamatan Balaesang Kabupaten Donggala.


(1)

(2)

Dari hasil Analisis kesesuaian lahan dapat diketahui dibeberapa kawasan yang sesuai dan tidak sesuai, kawasan ini terdiri dari kawasan daratan dan kawasan lautan. Teknik Scoring dan Overlay yang digunakan dalam penelitian ini, sehubungan dengan pengembangan kawasan wisata bahari Pulau Pasoso diperoleh beberapa kelas kesesuaian lahan yang dibagi berdasarkan kawasan yaitu kawasan darat terdiri dari kelas S 1, S 2, N dan kawasan laut terdiri dari kelas S 1, dan S 2.

Kawasan daratan Pulau Pasoso yang merupakan daerah pengembangan infrastruktur pariwisata yang memiliki luas kawasan ± 525 m2 terdiri dari kawasan hutan lindung, kebun kelapa, hamparan pasir putih, permukiman dan air payau, kawasan ini memiliki kelas kesesuaian lahan, kelas S 1 dengan luas kawasan ± 8.346 m2 kawasan tersebut merupakan kawasan permukiman dan tempat bertelurnya penyu hijau, kelas S 2 dengan luas kawasan ± 95.250 m2, kawasan ini merupakan daerah pengembangan infrastruktur yang terkakait dengan sarana dan prasarana pariwisata Pulau Pasoso sedangkan kelas N dengan luas kawasan ± 421.811m2 menunjukan daerah kawasan hutan lindung yang merupakan tempat hidupnya habitat di daerah tersebut, kawasan ini juga merupakan daerah tujuan wisata karena memiliki jenis habitat dataran rendah yang tidak kalah menarik dengan wilayah lain disekitarnya sehingga baik untuk berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pariwisata. Kawasan laut Pulau Pasoso yang merupakan daerah selam dan memancing serta berbagai kegiatan lainnya, memiliki kriteria kesesuaian lahan yang terdiri dari kelas S 1 dengan luas kawasan ± 3.495.262 m2 yang merupakan daerah kawasan selam seperti

diving dan snorkling yang merupakan tujuan utama pelaku wisata selain memancing, sedangkan kelas kesesuaian lahan S 2 dengan luas kawasan ± 18.075.983m2 merupakan kawasan untuk memancing karna kawasan tersebut memiliki potensi ikan yang banyak.


(3)

D. Hasil Analisis SWOT

Tahapan analisis SWOT adalah melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor internal dan faktor eksternal di kawasan Pulau Pasoso yang dianggap berpengaruh secara positif maupun secara negatif dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan daerah. Berbagai potensi dan masalah yang dihadapi dapat dipilah-pilah berdasarkan sumbernya baik secara eksternal maupun internal. Berbagai potensi yang dihadapi Pulau Pasoso secara eksternal dan internal disajikan dalam tebel berikut ini:

Taber 1 : Berbagai potensi dan masalah yang dihadapi Pulau Pasoso secara eksternal dan internal.

POTENSI KENDALA

EKTERNAL

(Faktor pengaruh dari luar kawasan Pulau Pasoso)

Oportunities/Peluang (O)

1. Pengembangan kawasan pariwisata Pulau Pasoso Sebagai Objek Daya Tarik Wisata (ODTW), tercermin dari Visi, Misi dan Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Donggala.

2. Mempromosikan berbagai potensi yang ada di Pulau Pasoso, salah satunya adalah potensi wisata, kemasyarakat secara umum.

3. Sudah tersediannya RTRW Kab. Donggala

4. Sudah tersedianya kebijakan pemerintah terkait pengembangan pariwisata pulau-pulau kecil.

Treats/Tantangan (T)

1. Persaingan dengan kawasan lain. 2. Manusia/Nelayan

3. Pembangunan pariwisata berpusat di ibukota kabupaten.

INTERNAL

(Faktor pengaruh dari luar kawasan Pulau Pasoso)

Strength/Kekuatan (S)

1. Potensi sumberdaya alam sangat memungkinkan (SDA).

2. Berfungsi sebagai kawasan konservasi dan memiliki taman laut, pantai, terumbu karang dan potensi ikan yang banyak sehingga menjadi salah satu spot pemancingan yang menarik.

3. Memilki habitat hutan tropis darataran rendah, pemandangan di pagi hari (Sunrise), dan Pemandangan di sore hari(Sunset).

Weakness/Kelemahan (W)

1. Sumberdaya Manusia masih sangat rendah (tercermin dari tingkat pendidikan dan keterampilan. 2. Aksesibitas pariwisata,

Infrasruktur pariwisata dan Sarana informasi pariwisata yang belum tersedia dengan baik. 3. Kurangnya perhatian pemerintah

daerah, terkait pariwisata Pulau Pasoso.


(4)

Berdasarkan matriks potensi dan permasalahan wisata bahari Pulau Pasoso pada tabel diatas maka dapat dikembangkan strategi pengembangan dengan metode matriks analisis SWOT, maka dapat dihasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi yang akan dihadapi dalam pengembangan wisata bahari Pulau Pasoso, yaitu: dengan memetakan komponen-komponen

“Kekuatan (S)”, dan “Kelemahan (W)” kepada faktor “Peluang (O)”, dan “Tantangan (T)” sehingga hasil pemetaan tersebut adalah.

a. Strategi S-O

1. Pengembangan kawasan pariwisata Pulau Pasoso Sebagai Objek Daya Tarik Wisata (ODTW), yang berpedoman pada Visi, Misi dan Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Donggala. (O 1,2-S1,2,3).

2. Meningkatkan prasarana dan sarana guna menunjang pembangunan pariwisata Pulau Pasoso (O2-S1,2).

b. Sterategi O2-W 2

1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan penguasaan IPTEK masyarakat yang tinggal di kawasan Pulau Pasoso guna mewujutkan rencana dan strategi pembangunan daerah, khususnya kawasan pariwisata dengan berbagai pendidikan dan pelatihan. (O 2-W2).

2. Mencari solusi terbaik untuk memecahkan masalah pembangunan pariwisata Pulau Pasoso ke arah yang lebih baik lagi (O2-W1,3). c. Strategi S-T

1. Merumuskan kebijakan yang mengatur tahapan pencapaian sektor pariwisata yang handal dan mampu bersaing dengan kawasan pariwisata lain (S1,2,3-T1,3).

2. Merumuskan kebijakan yang mengatur pembangunan sektor pariwisata dengan tetap menjaga kelestarian daya dukung potensi SDA dan kelestarian lingkungan hidup (S1-T2,3)

d. Strategi T-W


(5)

3. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1) Zona Pariwisata Pulau Pasoso terdiri dari 3 (tiga) objek kawasan wisata yaitu, (Wisata Alam) Habitat dataran rendah seperti Burung Gosong, Burung Kakatua Jambul Putih, Kepiting Kenari, Burung Migran dan lainya, (Wisata Bahari), Panorama bawah laut dan panorama pantainya, (Wisata Budaya) Kegiata nelayan;

2) Berdasarkan kesesuaian lahan pengembangan kawasan wisata bahari Pulau Pasoso dibagi menjadi 2 (dua) kawasan yaitu. Kawasan darat dan kawasan laut;

3) Zona Konservasi Pulau Pasoso merupakan kawasan yang dilindungi keberadaan ekosistemnya, terdiri dari kawasan daratan dan kawasan lautan;


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2009. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Donggala Tahun (2010-2029).

. 2009. Undang-Undang Repoblik Indonesia No.10 Tentang Kepariwisataan Tahun (2009)

. 2009. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Donggala Tahun (2009-2013). . 2009. Visit Indonesia, (2009). Buku Data Objek Wisata

Sulawesi Tengah. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Tengah.

. 2001. Yayasan Ibnu Chaldun, (2001). Penelitian Budidaya Penyu Hijau (chelonian mydes) Berbasis Masyarakat di Pulau Pasoso Kecamatan Balaesang Kabupaten Donggala.