Ahmad Atabik dan Khoridatul Mudhiiah
Membangun Kecerdasan Anak Usia Sekolah
vitamin dan mineral dapat terpenuhi dengan baik. Selain itu, seorang ibu hamil tidak menderita penyakit tertentu yang akan mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kandungannya. Kebutuhan nutrisi calon ibu seharusnya disiapkan sebelum ibu mengandung, bukan
hanya ketika ibu mengandung, memperhatikan gizi, makanan, dan komposisi nutrisinya harus lengkap, sehingga ketika ia hamil, dari segi
isik sudah siap dan proses kehamilan akan berlangsung optimal.
Hal lain yang juga penting adalah stimulasi positif, memang dapat meningkatkan kecerdasan anak sejak dalam kandungan. Dari stimulasi ini,
diharapkan ketika anak tumbuh, bukan hanya menjadi cerdas, melainkan dapat bersosialisasi dengan lingkungannya. Stimulasi ini menimbulkan
kedekatan antara ibu dan anak. Seperti mendengarkan lantunan ayat- ayat al-Qur’an alam Islam, mendengarkan musik klasik menurut sebagian
besar ahli psikologi juga dapat mempengaruhi kecerdasan anak sejak dalam kandungan.
Pertumbuhan dan perkembangan anak pada setiap fase sangatlah penting, sebab anak memiliki kecakapan khusus yang dengan sendirinya
memerlukan perlakuan khusus pula dari para pendidik. Pertumbuhan isik, kemampuan berkonsentrasi dan berpikirnya, perkembangan
pengetahuan, dan kemampuannya untuk membuat tradisi-tradisi tertentu serta adaptasinya dengan lingkungan sekitar, semuanya tumbuh
secara bertahap, tidak spontan menuju arah kedewasaan dan kematangan Husain Thaha, 2009: 129.
Pendidikan agama tidak kalah pentingnya untuk ditekankan pada seorang anak dalam rangka membangun karakter positif si anak, seorang
anak perlu tahu siapa Allah SWT, bagaimana cara beribadah, cara berdoa dan mengucapkan syukur kepada Allah SWT. Dengan cara menunjukkan
gambar, buku, atau cerita-cerita islami yang dapat menginspirasi si anak. Semakin dini kita mengajarkan ibadah shalat, mengaji dan menanamkan
hal-hal positif lainnya pada seorang anak, maka akan semakin kuat tertanam akhlak mulia dan keyakinan akan adanya Allah sang Pencipta
Alam dan seisinya ini di dalam diri anak kita.
B. Pembentukan Kepribadian Anak
Masa bayi dan kanak-kanak balita adalah masa yang menjadi
ELEMENTARY
Vol. 2 | No. 2 | Juli-Desember 2014
dasar bagi pembentukan kepribadian dan kesuksesan seseorang di masa depan. Pada masa ini potensi-potensi isik, intelektual dan mental anak
ditumbuhkembangkan dengan baik. Sehingga kelak dia dapat menimba ilmu pengetahuan, moral dan keterampilan dengan sempurna. Menurut
Khairiyah kesemuanya itu dapat ditempuh melalui tiga faktor;. Pendidikan isik atau jasmani tidak berarti mengembangkan otot-otot dan tenaga saja,
melainkan juga menyiapkan konstruksi isiknya secara sehat dan Pertama, Pendidikan Jasmani baik. Kita juga harus memperhatikan potensi-potensi
biologis yang tumbuh dari jasmaninya dan ekses dari keseluruhannya berupa motivasi – motivasi intrinsik, inklinasi serta potensi-potensi
kejiwaan yang dimilikinya. Kedua, Pendidikan Intelektual. Ketiga, Pendidikan Rohani. Manusia untuk mencapai hakikat kemanusiaannya
yang sejati harus senantiasa membersihkan jiwanya. Upaya-upaya di dalam membersihkan dan mendidik jiwa manusia jika hal ini dibiasakan
kepada sang anak secara konsisten, niscaya dia akan tumbuh memiliki mental dan jiwa yang kuat menghadapi berbagai kondisi hidup Husain
Thaha, 2009: 112.
Sedangkan menurut Purwanto 1984: 163ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian anak yaitu 1 Faktor biologis, Setiap
individu sejak dilahirkan telah menunjukkan adanya perbedaan dalam konstitusi tubuhnya, baik dari keturunan atau pembawaan individu anak
itu sendiri. Kondisi jasmani yang berbeda-beda itu menyebabkan sikap dan sifat-sifat serta temperamen yang berbeda-beda juga. Jadi konstitusi
tubuh individu itu sangat mempengaruhi kepribadian individu. Namun dalam perkembangan dan pembentukan kepribadian selanjutnya, faktor-
faktor lain seperti lingkungan dan pendidikan juga mempunyai peranan dan pengaruhnya. 2 Faktor sosial, Faktor sosial yang dimaksud di sini
adalah masyarakat sekitar yang mempengaruhi individu tersebut. Yang termasuk dalam faktor sosial ini adalah tradisi- tradisi, adat istiadat dan
peraturan- peraturan yang berlaku di masyarakat. Termasuk di dalamnya kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam keluarga juga memberi
pengaruh yang cukup menentukan terhadap perkembangan kepribadian individu. Keluarga yang berpendidikan berbeda pengaruhnya dengan
keluarga yang kurang atau tidak berpendidikan, suasana keluarga yang tenteram berbeda dengan keluarga yang diliputi permusuhan, keluarga
yang utuh juga berbeda pengaruhnya dengan keluarga yang tidak utuh.
Ahmad Atabik dan Khoridatul Mudhiiah
Membangun Kecerdasan Anak Usia Sekolah
Pengaruh lingkungan keluarga memang sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak sejak kecil. Pada masa selanjutnya
pengaruh lingkungan sosial yang diterima anak semakin besar dan luas, teman sepermainan, tetangga, lingkungan desa-kota, hingga
pengaruh lingkungan di sekolahnya mulai dari guru, teman, kurikulum sekolah, peraturan- peraturan di sekolah dan lain sebagainya. 3 Faktor
kebudayaan, perkembangan dan pembentukan kepribadian pada masing- masing individu tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di
mana individu itu berada dan dibesarkan. Di Indonesia ini misalnya di pedalaman Irian Barat kehidupan mereka tentang tata cara hidup, adat
istiadat, kebiasaan, bahasa, kepercayaan, dan sebagainya berbeda dengan daerah dan masyarakat lain di Indonesia, hal ini sangat mempengaruhi
perkembangan dan pembentukan kepribadian anak.
Senada dengan Purwanto, dalam “Pengantar Psikologi” Atkinson dkk tt.: 202 menyebutkan bahwa pembentukan kepribadian character
building anak dipengaruhi beberapa faktor yaitu; adanya pengaruh genetik anak kepada orang tua, pengaruh lingkungan dimana anak
berinteraksi dengan teman-temannya lain, dan pengaruh kultural dan budaya yang melingkupi kehidupan seseorang dengan masyarakatnya.
C. Membentuk Karakter Anak