” Implementation of Energy Conservation and CO
2
Emission Reduction In Industrial Sector Phase 1” Kementerian Perindustrian Republik Indonesia
9-9
PT. Energy Management Indonesia Persero 2011
9.4 FAKTOR-FAKTOR PENGARUH KONSERVASI ENERGI
Berdasarkan hasil audit dan evaluasi yang dilakukan, faktor-faktor utama yang mempengaruhi konservasi energi di sektor industri adalah:
1. Teknologi, aspek teknologi ini sangat penting peranannyakontribusinya
terhadap intensitas konsumsi energi. Secara sederhana, teknologi yang telah berumur akan memiliki nilai intensitas konsumsi energi yang lebih tinggi lebih
buruk dibandingkan dengan teknologi yang baru, hal ini disebabkan oleh salah satu faktor yaitu tingkat efisiensi peralatan. Kemudian teknologi ini juga
memiliki keterkaitan dengan tingkat produksi, apabila tingkat produksi dibawah nilai produktivitas maka efisiensi peralatan akan turun sehingga
untuk suatu tingkat produksi akan mengkonsumsi energi lebih besar. Dengan demikian teknologi termasuk salah satu aspek strategis dalam upaya
menurunkan indeks intensitas konsumsi energi yang dapat berdampak positif terhadap penurunan produksi emisi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek teknologi adalah: Kurangtidak adanya kemudahan baik dari segi materi maupun
birokrasi pemerintah untuk mendapatkan teknologi tersebut. Kurangnya kesadaran dan dorongan untuk penggunaan teknologi
baru yang berdampak pada konservasi energi dikarenakan tidak adanya reward and punishment dari pemerintah.
Banyaknya perubahan layout dan proses yang pada akhirnya mengganggu siklus produksi industri.
2. Ketersediaan energi, masalah energi ini sangat penting bagi industri baja
dan industri pulp paper, karena kedua jenis industri ini merupakan industri- industri yang menggunakan energi sangat besar untuk melakukan operasional
produksinya. Ketika suplai energi terganggu danatau harga suatu jenis energi naik akan banyak pengaruhnya terhadap operasional industri dan energi
merupakan salah satu komponen yang signifikan dalam suatu struktur biaya produksi. Dalam kontek daya saing, secara cost kenaikan harga energi dapat
berpengaruh dalam naikturunnya daya saing. Pengaruh kebijakan suplai energi bauran energi yang didukung dengan infrastruktur akan sangat
membantu Industri dimana industri dapat melakukan switching energi.
Untuk beberapa industri khususnya yang berada di kota Medan kendala terbesar pada sistem supply energi listrik, pada saat beban
puncak PLN industri baja tidak dapat beroperasi stop produksi. Hal
ini menyebabkan interval start stop produksi yang tidak diperlukan terjadi terlalu lama dan membuat efisiensi kinerja peralatan utama
yang menggunakan energi listrik membuang energi cukup banyak pada saat pemanasan awal untuk mencapai suhu yang diinginkan.
” Implementation of Energy Conservation and CO
2
Emission Reduction In Industrial Sector Phase 1” Kementerian Perindustrian Republik Indonesia
9-10
PT. Energy Management Indonesia Persero 2011
Jika hal ini dapat diminimalisir maka dapat mengurangi beban start
up pemanasan pada peralatan reheating. Kendala suplai energi juga terjadi pada pasokan natural gas yang
membuat industri khususnya yang mempunyai proses heat
treatmentdan proses pembakaran lainnya harus menggunakan alternatif energi lainnya gasifikasi batubara, BBM, LPG, Batubara.
3. Sumber Daya Manusia SDM, kontek SDM disini adalah SDM yang secara
kapasitas mampu menjalankan kebijakan konservasi energi di Industrinya. Pengelolaan energi sama pentingnya dengan pengelolaan produksi sehingga
dalam hal pengelolaan energi perlu adanya suatu perencanaan dan pengendalian energi SME, Sistem Manajemen Energi. Dengan implementasi
SME akan ter-realisasi manfaat value added dari suatu pemanfaatan energi karena SME ini sama dengan teknik-teknik manajemen lainnya yaitu membuat
suatu pola operasi yang terarah, terrencana, terpaduterstruktur dan berkelanjutan. Apabila kontek pengembangan SDM dalam wacana konservasi
energi dapat terwujud di industri baja maka secara time-line, intensitas konsumsi energi akan mengalami perbaikan, daya saing meningkat sehingga
industri dapat berkontribusi secara internal eksternal, maksudnya secara internal industri memberikan profit kepada pemegang saham dan secara
ekternal industri memberikan kontribusi terhadap GDP dan lingkungan hidup dapat menurunkan emisi.
Meskipun secara umum industri yang disurvai telah mengetahui fungsi dan manfaat konservasi energi namun mayoritas industri
90 belum didukung oleh kebijakan dan komitmen TOP manajemen untuk membentuk suatu organisasigugus tugas energi.
Dari jumlah SDM yang menangani masalah energi bag. Utility, Engineering, dll. hanya sebagian kecil managerkepala teknik yang
mengetahui teknik-teknik konservasi energi.
Ada beberapa industri bahkan belum mengetahui fungsi dan manfaat konservasi energi.
4. Finansial Skala UsahaAsset,Umumnya tingkat usaha atau asset sangat
mempengaruhi terlaksananya implementasi konservasi energi. Suatu rekomendasi potensi penghematan energi dengan kategori high cost mungkin
menjadi kategori low atau medium cost bagi suatu industri yang memiliki tingkat usaha yang besar. Dengan demikian rekomendasi akan bersifat relatif.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor finansial adalah:
Skala usaha industri berbeda-beda. Diperlukan suatu simulasi pembiayaan yang sesuai sehingga dapat diimplementasikan disemua
semua industri;
” Implementation of Energy
Kementerian Perindustrian R
PT. Energy Management Indo
Penguata antara K
Kementer -
Meru bantu
- Meru
- Prose
insen -
Mem
5.
RegulasiKebijak keberlangsungan
regulasi merupaka
Gambar 9.6 Peta kondisi
9.5 PERENCANAAN PROG