Pengertian Gizi Analisis dan Perancangan Sistem Pakar pada Perangkat Mobile untuk Mendiagnosa Penyakit Paru dan Saluran Pernapasan

Berikut gambar 2.3 arsitektur pada sistem pakar berdasarkan penjelasan diatas. Gambar 2.3. Arsitektur Sistem Pakar

2.4 Pengertian Gizi

Menurut Supariasa, gizi adalah suatu proses organisme dalam menggunakan bahan makanan melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan metabolisme dan pembuangan untuk pemeliharaan hidup, pertumbuhan, fungsi organ tubuh dan produksi energi [7].

2.4.1 Status Gizi

Menurut Almatsier, Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi [1]. Konsumsi makanan yang mengandung energi dan protein yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh akan menyebabkan balita mengalami malnutrisi atau gizi salah. Malnutrisi yang terjadi dalam waktu yang lama akan menyebabkan balita mengalami gangguan terhadap pertumbuhan fisik dan mental. Sedangkan menurut Supariasa, status gizi adalah ekspresi dari keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan antara jumlah asupan zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis seperti pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan, dan lainnya [7]. Universitas Sumatera Utara Status Gizi dibedakan antara status gizi buruk, gizi kurang, gizi baik dan gizi lebih, berdasarkan data baku Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang menyajikan pengukuran status gizi dalam z-score. Dimana data ini sangat cocok untuk negara Indonesia yang anak-anak yang populasinya relatif kurang baik, sehingga menggunakan skor simpang baku z-score. Klasifikasi Status Gizi Anak Balita Menurut Standar Kementerian Kesehatan RI dengan skor simpangan baku z-score dapat dilihat pada tabel 1 berikut: Tabel 2.1. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks Sumber : Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Tahun 2010

2.4.2 Penilaian Status Gizi

Menurut Supariasa, macam-macam penilaian status gizi dibagi menjadi dua yaitu penilaian status gizi secara langsung dan tidak langsung [7]. 1 Penilaian status gizi secara langsung Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia dan biofisik. a. Antropometri Metode antropometri yaitu menentukan status gizi dengan menggunakan ukuran tubuh. Pengukuran antropometri merupakan cara yang paling mudah dan tidak membutuhkan peralatan yang mahal. Universitas Sumatera Utara b. Klinis Penilaian status gizi secara klinis yaitu penilaian yang didasarkan pada gejala yang muncul dari tubuh sebagai akibat dari kelebihan atau kekurangan salah satu zat gizi tertentu. Setiap zat gizi memberikan tampilan klinis yang berbeda, sehingga cara ini dianggap spesifik namun sangat subjektif. c. Biokimia Pemeriksaan gizi dilakukan secara laboratoris pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja, hati, dan otot. d. Biofisik Penilaian secara biofisik yaitu dengan mengukur elastisitas dan fungsi jaringan tubuh. Cara ini jarang digunakan karena membutuhkan peralatan yang canggih, mahal dan tenaga terampil.

2.4.3 Indeks Antropometri

Menurut Supariasa, indeks antropometri adalah kombinasi antara beberapa parameter antropometri untuk menilai status gizi [7]. Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu berat badan menurut umur BBU, tinggi badan menurut umur TBU, berat badan menurut tinggi badan BBTB, dan Indeks Massa Tubuh IMT. Indeks BBU, TBU, BBTB cenderung digunakan untuk menilai status gizi pada anak kurang dari delapan belas tahun. Sedangkan IMT dapat digunakan untuk menilai status gizi pada anak maupun orang dewasa lebih dari delapan belas tahun. Berikut penjelasan mengenai variabel indeks antropometri. 1. Berat Badan menurut Umur BBU Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan – perubahan yang mendadak,misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. 2. Tinggi Badan menurut Umur TBU Tinggi badan adalah salah satu ukuran pertumbuhan linier. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badantidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang singkat. Universitas Sumatera Utara 3. Berat Badan menurut Tinggi Badan BBTB Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Indeks BBTB tidak dipengaruhi oleh umur. 4. Indeks Massa Tubuh Indeks Massa Tubuh IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Didalam menentukan status gizi berdasarkan indeks antropometri pada anak, maka diperlukan nilai z-score. Berikut ini merupakan rumus untuk mencari nilai z-score. Nilai Simpang Baku Rujukan Nilai Individu Subjek – Nilai Median Baku Rujukan Z-Score = Dari rumus diatas, dapat diturunkan menjadi 2 rumus, yaitu: 1. Bila nilai real hasil pengukuran berat badan per umur BBU, tinggi badan per usia TBU atau berat badan menurut tinggi badan BBTB lebih besar atau sama dengan nilai median maka dapat dilihat pada persamaan Z-Score = Nilai Individu Subjek – Nilai Median Baku Rujukan Nilai Median Baku Rujukan – Nilai SD Upper Keterangan : Nilai Individu Subjek : nilai riil dari subjek Nilai Median Baku Rujukan : nilai median baku dari standart yang digunakan Nilai SD Upper : nilai simpang baku yang positif, yang nilainya lebih besar dari nilai median baku rujukan. 2. Bila nilai real hasil pengukuran berat badan per usia BBU, tinggi badan per usia TBU atau berat badan menurut tinggi badan BBTB lebih kecil dari nilai median maka maka dapat dilihat pada persamaan. Z-Score = Nilai Individu Subjek – Nilai Median Baku Rujukan Nilai Median Baku Rujukan – Nilai SD Lower 2.1 2.2 2.3 Universitas Sumatera Utara Keterangan : Nilai Individu Subjek : nilai riil dari subjek Nilai Median Baku Rujukan : nilai median baku dari standart yang digunakan Nilai SD Lower : nilai simpang baku yang positif, yang nilainya lebih kecil dari nilai median baku rujukan.

2.5 Logika Fuzzy