Alkaloid Saponin
Tanin Flavonoid
Mengganggu komponen
penyusun peptidoglikan
pada sel bakteri Membentuk
senyawa kompleks
terhadap protein ekstraseluler
Asam asiatat Asiatikosida
Sel lisis Sel mati
Lapisan dinding sel tidak
terbentuk utuh
Mengganggu integritas membran sel
Mengkerutkan dinding sel,
mengikat dan mengendapkan
presipitasi protein, inaktivasi
enzim dan materi genetik
Ujung hidrofobik berikatan dengan
bagian hidrofobik protein membran sel
Ujung hidrofilik saponin membawa protein ke
dalam larutan sebagai kompleks saponin
Bekerja sebagai sabun deterjen
?
Ekstrak
pegagan
100, 50, 25, 12,5, 6,25, dan 3,125
Bakteri F.nucleatum
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN
3.1 Kerangka konsep
Infeksi saluran akar Perawatan saluran akar
Medikamen saluran akar
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kerangka di atas menunjukkan mekanisme antibakteri ekstrak pegagan 100, 50, 25, 12,5, 6,25, dan 3,125 yang digunakan sebagai medikamen saluran
akar yang dapat menyebabkan kematian sel dari bakteri Fusobacterium nucleatum. Ekstrak pegagan mengandung alkaloid, saponin, tanin dan flavonoid yang
masing-masing mempunyai mekanisme yang berbeda dalam membunuh bakteri.
18
Mekanisme kerja dari alkaloid yaitu dengan cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara
utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut.
38
Asiatikosida dan asam asiatat termasuk ke dalam golongan saponin.
17
Saponin bekerja sebagai deterjen atau sabun yang membuat senyawa ini terkonsentrasi pada permukaan sel. Saponin yang
berperan sebagai deterjen alam atau fitonutrien memiliki molekul ampifatik mengandung bagian hidrofilik dan hidrofobik yang dapat melarutkan protein
membran. Ujung hidrofobik saponin berikatan pada regio hidrofobik protein membran sel dengan menggeser sebagian besar unsur lipid yang terikat. Ujung
hidrofilik saponin yang akan membawa protein ke dalam larutan sebagai kompleks saponin sehingga sel bakteri menjadi lisis dan mati.
39
Tanin memiliki aktivitas antibakteri, secara garis besar mekanisme yang diperkirakan adalah sebagai berikut:
toksisitas tanin dapat merusak membran sel bakteri, senyawa astringent tanin dapat menginduksi pembentukan kompleks senyawa ikatan terhadap enzim atau substrat
mikroba dan pembentukan suatu kompleks ikatan tanin terhadap ion logam yang dapat menambah daya toksisitas tanin itu sendiri. Tanin diduga dapat mengkerutkan
dinding sel atau membran sel sehingga mengganggu permeabilitas sel itu sendiri. Akibat terganggunya permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sehingga pertumbuhannya terhambat atau bahkan mati. Tanin juga mempunyai daya antibakteri dengan cara mempresipitasi protein karena tanin mempunyai efek yang
sama dengan senyawa fenolik. Efek antibakteri tanin antara lain melalui reaksi dengan membran sel, inaktivasi enzim, dan desktruksi atau inaktivasi fungsi materi
genetik. Flavonoid membentuk senyawa kompleks terhadap protein ekstraseluler sehingga mengganggu integritas membran sel bakteri.
38
3.2 Hipotesis penelitian