Uji Diameter Puli pada Alat Pengupas Kulit Bawang Mekanis

33

Daftar Lampiran

Lampiran 1. Flowchart penelitian
Mulai

Merancang
bentuk alat

Menggambar dan
menentukan dimensi alat

Memilih bahan

Diukur bahan yang
akan digunakan

Dipotong bahan yang
digunakan sesuai dengan
dimensi pada gambar


Merangkai alat

Pengelasan

Digerinda permukaan
yang kasar

Pengecatan

b

a

Universitas Sumatera Utara

34

b


a

Pengujian alat

Layak?

Pengukuran parameter

Data

Analisis data

Selesai

Universitas Sumatera Utara

35

Lampiran 2. Tabel data kapasitas efektif alat
Lampiran Data DMRT kapasitas efektif alat

Ulangan
Perlakuan
Total
1
2
3
13,100
12,396
12,903
38,399
P1
9,803
10,279
9,868
29,950
P2
7,633
7,371
7,682
22,686

P3
Total
91,035
Rataan
FK
JKT
JKP
JKG

SK
Perlakuan
Galat
Total

920,819
41,681
41,228
0,453

db

2
6
8

KK
Sx

Rataan
12,800
9,983
7,562
10,115

2,7164
0,1586

Tabel Sidik Ragam kapasitas efektif alat
JK
KT
Fhitung

41,228
20,614
273,039
**
0,453
0,075
41,681

F0,05
5,14

Universitas Sumatera Utara

F0,01
10,92

36

Lampiran 2. Tabel data persentase bahan yang tidak terkupas
Lampiran Data DMRT % bahan yang tidak terkupas

Ulangan
Perlakuan
Total
Rataan
1
2
3
5,20
5,20
4,70
15,10
5,03
P1
9,70
10,00
9,60
29,30
9,77
P2
16,00

15,80
6,00
37,80
12,60
P3
Total
82,2
Rataan
9,133
FK
JKT
JKP
JKG

SK
Perlakuan
Galat
Total

750,760

153,300
87,687
65,613

KK
Sx

36,2069
1,9092

Tabel Sidik Ragam % bahan yang tertinggal di alat
db
JK
KT
Fhitung
F0,05
2
87,687
43,843
4,009

tn
5,14
6
65,613
10,936
8
153,300

Universitas Sumatera Utara

F0,01
10,92

37

Lampiran 3. Gambar teknik

Universitas Sumatera Utara

38


Universitas Sumatera Utara

39

Universitas Sumatera Utara

40

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

AKK, 2003. Pedoman Bertanam Bawang. Yogyakarta: Kanisius
Cahyono, B. 2005. Bawang Daun. Yogyakarta: Kanisius
Cooper, E. L., 1992. Agricultural Mechanics.Fundamentals and Applications 2nd
Edition. Delmar Publisher Inc, The United State of America.
Daywin, F. J., dkk., 2008. Mesin-mesin Budidaya Pertanian di Lahan Kering.
Graha Ilmu, Jakarta.
Hartanto., 1997. Mekanisasi Tanaman Pangan. CV Bakti Aksara. Bengkulu.
Mabie, H. H and F. W. Ocvirk., 1967.Mechanics and Dynamic of Machinery.
Jhon Wiley & Sons, Inc., New York.
Mangunwidjaja, D dan Sailah, I., 2005. Pengantar Teknologi Pertanian. Penebar
Swadaya, Jakarta.
PratomoM dan Irwanto. 1983. Alat dan Mesin Pertanian. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Rahayu, E dan N. berliana V., 1999. Bawang Merah. Penebar Swadaya, jakarta.
Rizaldi, T., 2006. Mesin Peralatan. Departemen Teknologi Pertanian FP-USU,
Medan.
Soenarta, N dan S. Furuhama., 2002. Motor Serbaguna. Pradnya Paramita,
Jakarta.
Stolk, J dan C. Kross., 1981. Elemen Mesin: Elemen Konstruksi dari Bangunan
Mesin. Penerjemah Handersin dan A. Rahman. Erlangga, Jakarta.
Sugiantoro., (2002), Mesin Perajang Umbi Singkong Multiguna, Universitas
Muhammadiyah, Malang.
Sularso dan K. Suga., 2002.Dasar perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.PT.
Pradnya Paramita. Jakarta.
Suparman, 1995. Bercocok Tanam Bawang Merah. Azka Press, Jakarta.
Wibowo, S., 2008. Budidaya bawang putih, merah dan bombay. Penebar
Swadaya, Jakarta.

32
Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Keteknikan Pertanian,
Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
Utara, Medan pada bulan Mei 2015.
Bahan dan Alat Penelitian
Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah : Bawang merah. Adapun
alat-alat yang digunakan adalah : alat pengupas bawang mekanis, meteran, obeng,
kunci l, stop wacth, penggaris, kalkulator, computer, dan alat tulis.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode perancangan percobaan rancangan
acak lengkap (RAL) non factorial yang terdiri dari satu factor yaitu diameter
pulley pada alat pengupas bawang mekanis.
Adapun diameter pulley yang diuji adalah :
P1 = 3 cm
P2 = 4 cm
P3 = 5 cm
Dengan (P) adalah diameter puli. Banyaknya ulangan pada masing-masing
perlakuan sebanyak tiga kali ulangan untuk setiap diameter puli. Pengumpulan
data dilakukan dengan cara studi literatur (kepustakaan), melakukan eksperimen
dan melakukan pengamatan tentang alat pengupas bawang. Setelah itu, dilakukan
pengujian alat dan pengamatan parameter.

23
Universitas Sumatera Utara

24

Komponen Alat
Alat pengupas kulit bawang mekanis ini mempunyai beberapa komponen
penting yaitu :
1. RangkaAlat
Rangka alat ini berfungsi sebagai penyokong komponen-komponen alat
lainnya, yang terbuat dari besi siku. Alat ini mempunyai panjang 32 cm,
tinggi 68 cm, dan lebar 40 cm.
2. Motor listrik
Motor listrik berfungsi sebagai sumber tenaga mekanis (penggerak). Alat
ini menggunakan motor listrik berdaya 2,0 HP (lampiran 1).
3. Tabung masukan (hooper)
Saluran masukan berfungsi untuk memasukkan bawang yang telah
direndam yang akan dikupas. Hopper berdiameter 18 cm, pada dinding
hopper terdapat karet-karet pengupas, hopper terbuat dari besi.
4. Saluran keluaran
Saluran keluaran ini berfungsi untuk menyalurkan kulit bawang yang telah
dikupas ketempat penampungan yang telah disediakan.
5. Poros putaran
Poros putaran berfungsi untuk memutar piringan pemutar. Poros putaran
ini terhubung dengan motor listrik menggunakan pulley dan v-belt.
6. Karet pengupas
Karet keras berfungsi untuk mengupas kulit bawang yang telah
dimasukkan kedalam tabung masukan (hooper).

Universitas Sumatera Utara

25

Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian adalah sebagai berikut :
A. Pembuatan pulley dan persiapan bahan
1. Pembuatan dan pemasangan pulley
a. Disiapkan bahan untuk membuat pulley
b. Dilakukan pengukuran terhadap plat besi sesuai ukuran yang
ditentukan
c. Dipotong besi yang sudah diukur untuk dilakukan pembentukan
pulley
d. Dilubangi bagian tengah untuk lubang poros
e. Dibuat penampang/alur untuk sabuk V yang akan digunakan
f. Setelah dibubut kemudian dihaluskan seluruh permukaan pulley
g. Dipasangkan pulley ke poros
h. Dihubungkan sabuk V pada pulley motor listrik dan pulley silinder
untuk mentransmisukan tenaga putar dari motor listrik terhadap
silinder untuk mentransmisikan tenaga putar dari putar listrik terhadap
silinder.
2. Persiapan Bahan
a. Disiapkan bahan bawang merah yang akan dikupas
b. Ditimbang bahan yang akan dikupas
c. Bawang merah siap untuk dikupas
B. Pelaksanaan penelitian
a. Dipasang pulley yang akan diamati
b. Dimasukkan bawang ke dalam lubang pemasukan

Universitas Sumatera Utara

26

c. Dinyalakan motor listrik dengan menghubungkan sambungan motor
listrik dengan sumber arus listrik
d. Dilakukan pengamatan sesuai dengan parameter yang ditentukan.
e. Dicatat hasil pengamatan.
Parameter yang Diamati
Kapasitas Efektif Alat
Kapasitas efektif alat dilakukan dengan menghitung banyak bawang yang
telah dikupas (kg) tiap satuan waktu yang dibutuhkan selama proses pengupasan
(jam). Hal ini dapat dihitung sebagai berikut.
Kapasitas alat =
Persentase bahan yang tidak terkupas
Persentase bahan yang tidak terkupas dapat ditentukan dengan rumus:
% Ptt =
Dimana:

x 100%
Ptt

: persentase bawang yang tidak terkupas (%)

BTT

: bahan yang tidak terkupas (kg)

BA

: berat bahan awal (kg)

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses Pengupas Bawang
Bahan yang dipakai dalam penelitian ini adalah bawang merah. Sebelum
dikupas bawang merah dijemur terlebih dahulu di bawah sinar matahari dengan
cara membentangkan bawang diwadah berupa goni atau plastik sebagai alasnya.
Setelah dijemur bawang tetap dibentang agar tidak cepat busuk. Penjemuran akan
membuat kulit terluar bawang menjadi kering sehingga mempermudah
pengupasan kulit bawang. Pada saat dimasukkan kedalam alat pengupas kulit
bawang mekanis.
Kemudian ujung atas bawang merah dan ujung bawah bawang merah
dipotong agar kulit bawang mudah dikupas. Setelah dilakukan penjemuran dan
pemotongan bagian atas dan bagian bawah bawang, maka bawang siap untuk
dikupas.
Bawang dimasukkan dalam tabung pengupasan, kemudian piringan yang
berada dibagian bawah tabung pengupas akan berputar. Putaran piringan
digerakkan oleh motor listrik dan akan membuat bahan bersentuhan dengan karet
pengupas. Bawang akan terkupas oleh karet pengupas dan bawang yang telah
terkupas diambil dan ditimbang. Pada piringan terdapat lubang-lubang kecil yang
berfungsi sebagai saluran pengeluaran kulit bawang dari tabung sebelum
dikeluarkan melalui saluran pengeluaran.
Putarang piringan digerakkan oleh motor listrik pada poros motor
dipasang pulley driver, dan poros utama terpasang pulley driven dan pulley
dihubungkan dengan sabuk V belt sehingga bila motor dihidupkan maka pulley

27
Universitas Sumatera Utara

28

driver akan berputar dan akan memutar pulley driven. Karena kedua pulley
terpasang pada poros motor dan poros utama juga akan ikut berputar, dimana pada
poros utama terpasang piringan berputar.
Pengaruh Beda Jenis Ukuran Diameter Puli
Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa beda jenis ukuran
diameter puli pada alat pengupas kulit bawang mekanis terhadap kapasitas efektif
alat (kg/jam) dan persentase bahan yang tidak terkupas. Hal ini dapat dilihat pada
Tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Pengaruh diameter puli pada pengupas bawang mekanis terhadap
parameter yang diamati
Persentase Bahan Yang
Kapasitas Olah
Perlakuan
Tidak Terkupas (%)
(kg/jam)
P1 (3)
P2 (4)

12.800
9.983

P3 (5)

7.562

Keterangan :

5.03
9.77
12.60

P1 = Ukuran diameter puli 3 inci
P2 = Ukuran diameter puli 4 inci
P3 = Ukuran diameter puli 5 inci

Dari tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa kapasitas efektif alat tertinggi
terdapat pada perlakuan P1 yakni 12.800 kg/jam sedangkan kapasitas efektif alat
yang terendah terdapat pada perlakuan P3 yakni 7.562 kg/jam. Sementara
Persentase Bahan Yang Tidak Terkupas tertinggi terdapat pada perlakuan P3
yakni 12.60 % dan

Persentase Bahan Yang Tidak Terkupas terendah pada

perlakuan P1 yakni 5.03 %.
Kapasitas Efektif Alat
Kapasitas efektif suatu alat menunjukkan produktivitas alat selama
pengoperasian tiap satuan waktu. Dalam hal ini kapasitas efektif alat diperoleh

Universitas Sumatera Utara

29

dengan mambagi banyaknya bahan yang dikupas pada alat pengupas bawang
mekanis terhadap waktu yang dibutuhkan selama pengoperasian alat.
Dari hasil sidik ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa diameter puli
memberikan pengaruh sangat nyata terhadap kapasitas efektif alat. Hal ini dapat
dilihat pada hasil pengujian Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada data
pengamatan hasil penelitian Tabel 2.
Tabel 2. Pengaruh diameter puli terhadap kapasitas efektif alat (kg/jam)
DMRT
Notasi
Diameter
Jarak
Rataan
Pulley
0.05
0.01
0.05
0.01
3
12.800
A
A
2
0.549 0.832
4
9.983
B
B
3
0.569 0.863
5
7.562
C
B
Keterangan: notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perlakuan memberikan
pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan sangat nyata pada taraf 1%.

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa kapasitas efektif alat tertinggi diperoleh pada
perlakuan P3 yaitu 12.800 kg/jam dan terendah pada perlakuan P1 yaitu 7.562
kg/jam.
Hubungan antara diameter puli dengan kapasitas efektif alat dapat dilihat
pada gambar 1.

Universitas Sumatera Utara

30

Gambar 1. Hubungan diameter puli dengan kapasitas efektif alat (kg/jam).
Dari gambar menunjukkan bahwa semakin besar ukuran diameter pulley
alat pengupas bawang mekanis maka semakin kecil kapasitas efektif alatnya
dimana dengan menggunakan ukuran puli 5 inci kapasitas efektif alat yang
diperoleh adalah 12.800 kg/jam sedangkan semakin kecil ukuran puli pada alat
pengupas bawang mekanis maka semakin besar kapasitas efektif alat.
Hal ini dikarenakan adanya perbedaan diameter pulley, dimana semakin
kecil ukuran pulley maka waktu yang dibutuhkan alat untuk mengolah bahan
semakin cepat. Demikian juga sebaliknya, semakin besar diameter pulley maka
waktu yang dibutuhkan alat untuk mengolah bahan akan lebih lama.
Persentase Bahan Yang Tidak Terkupas (%)
Persentase bahan yang tidak terkupas diperoleh dengan perbandingan berat
bahan yang tidak terkupas dalam satuan kilogram terhadap berat total bahan
dalam satuan kilogram dikali 100%.
Dari analisis sidik ragam (Lampiran 3) menunjukan bahwa uji diameter
puli terhadap alat pengupas bawang mekanis memberikan pengaruh tidak nyata
terhadap persentase bahan yang tidak terkupas. Sehingga pengujian Duncan
Multiple Range Test (DMRT) tidak dilanjutkan.

Universitas Sumatera Utara

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Dari hasil penelitian Uji Diameter Puli Terhadap Alat Pengupas Kulit
Bawang Mekanis terhadap parameter yang diamati memberikan kesimpulan
sebagai berikut :
1.

Uji diameter puli terhadap alat pengupas kulit bawang mekanis
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kapasitas efektif alat,

2.

Uji diameter puli terhadap alat pengupas kulit bawang mekanis
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap persentase bahan yang
tidak terkupas.

3.

Kapasitas efektif alat tertinggi terdapat pada perlakuan kapasitas efektif
alat tertinggi terdapat pada perlakuan ukuran diameter 3 inci yakni 12.800
kg/jam sedangkan kapasitas efektif alat yang terendah terdapat pada
perlakuan ukuran diameter 5 inci yakni 7.562 kg/jam.

4.

Persentase Bahan Yang Tidak Terkupas tertinggi terdapat pada perlakuan
ukuran diameter 5 inci yakni 12.60 % dan Persentase Bahan Yang Tidak
Terkupas terendah pada perlakuan ukuran diameter 3 inci yakni 5.03 %.

Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pola karet pengupas pada
alat pengupas kulit bawang mekanis.

31
Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Bawang Merah
Bawang merah merupakan komoditi holtikultura yang tergolong sayuran
rempah. Sayuran rempah ini banyak dibutuhkan terutama sebagai pelengkap
bumbu masakan guna menambah cita rasa dan kenikmatan makanan
(Rahayu dan Nur, 2009).
Ada tiga jenis bawang yang pada umumnya digunakan dan diproduksi si
Indonesia, yaitu bawang merah (A. Cepa var. Aggregatum), bawang putih
(Allium sativum L.), dan bawang bombai (Allium ceva L.) (Cahyono, 2005).
Tanaman

bawang

memerlukan

syarat

tumbuh

tertentu

selama

pertumbuhannya. Dari berbagai jenis bawang, belum tentu menghendaki syarat
tumbuh yang sama. Budi daya tanaman bawang tidak terlepas dari faktor iklim
dan tanah. Faktor iklim yang berpengaruh terhadapt budi daya tanaman bawang,
yaitu ketinggian tempat, temperature,sinar matahari, dan curah hujan. Adapun
factor tanah yang mempengaruhi adalah tekstur dan struktur tanah (AKK, 1999).
Sejarah Bawang Merah
Daerah penyebaran tanama bawang merah diantaranya adalah Eropa Barat,
Eropa Timur, Spayol, Amerika Serikat, Jepang< Mesir dan Turki yang merupakan
Negara penghasil bawang terpenting di dunia (AKK, 1999).
Tanaman bawang merah diduga berasal dari daerah Asia tengah yaitu
deretan daerah sekitar India, Pakistan sampai Palestina. Bangsa Mesir sudah
mengenalnya sejak 3200-2700 SM, bangsa Yunani Kuna sejak 2100 Sm,
sedangkang di Israil sudah ditemukan sejak 1500 Sm. Hal ini dapat diketahui dari

5
Universitas Sumatera Utara

6

bukti-bukti peninggalan sejarah seperti patung, tugu dan batu-batu pada jaman
dinasti Mesir, Yunani Kuno dan Israel (Rahayu dan Nur, 2009).
Bawang merah dikenal hampir disetiap negara dan daerah di wilayah
tanah air. Kalangan internasional menyebutnya Shallot. Bawang merah memiliki
nama ilmiah Allium cepa var. Ascalonicum yang termasuk dalam family
Liliaceae. Bawang merah tergolong tanaman semusim atau setahun.Tanamannya
berbentuk rumpun, akarnya serabut, batangnya pendek sekali yang hamper tidak
Nampak, daunnya memanjang dan berbentuk silidris, pangkal daun berubah
bentuk dan fungsinya yakni membengkak membentuk umbi lapis. Umbi tersebuk
dapat berbentuk tunas baru yang kemudian tumbuh membesar dan dewasa
membentuk umbi kembali. Karena sifat pertumbuhannya yang demikian maka
dari satu umbi dapat membentuk rumpun tanaman yang berasal dari peranakan
umbi (Rahayu dan Nur, 2009).
Botani Tanaman
Dataran rendah cocok untuk membudidayakan tanaman bawang merah
atau brambang (shallot). Ketinggian tempat terbaik untuk tanaman brambang
adalah dibawah 800 m diatas permukaan laut (d.p.l) namun sampai ketinggian
1.100 m dpl. Tanaman bawang merah dapat tumbuh.
Tanaman bawang merah menghendaki temperature udara antara 25 C- 32
C. Pada suhu tersebut udara terasa agak panas, sedangkan suhu rata-rata pertahun
yang dikehendaki oleh tanaman bawang merah adalah sekitar 30 C. Selain itu,
iklim yang agak kering serta kondisi tempat yang terbuka sangat membantu
proses pertumbuhan dan produksi (AKK, 1999).

Universitas Sumatera Utara

7

Tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisi

: Spermathopyta

Subdivisi

: Angiospermae

Class

: Monocotyledoneae

Ordo

: Liliales/Liliflorae

Famili

: Liliaceae

Genus

: Allium

Spesies

: Allium ascalonicum atau
Allium cepa var. Ascalonicum

Ditinjau dari hubungan kekerabatannya, bawang merah termasuk keluarga
Liliaceae.Keluarga ini memiliki ciri merumbi lapis, berakar serabut, dan bentuk
daun silidris.Umbi lapis tersebut berasal dari pangkal daun yang bersatu dan
membentuk batang-batang semu serta berubah bentuk dan fungsinya
(Rahayu dan Nur, 2009).
Jenis-Jenis Bawang Merah
Jenis-jenis bawang yang terkenal di Indonesia, yaitu :
1. Bawang putih ( Allium sativum) : memiliki ciri-ciri yakni membentuk satu
rumpun yang disebut siung seulas, yang berbentuk daging buah. Setiap
rumpun terdiri dari 5 sampai 13 siung. Keseluruhannya diselimuti lapisan
kulit tipis sehingga merupakan kesatuan umbi yang berbentuk bulat agak
pipih dan pucuk agak lancip sedangkan pangkal tumpul sebagai tempat
perakaran.
2. Bawang Bombay (Allium cepa). Butir bawang Bombay membentuk umbi
lapis. Daunnya seperti pipa pipih dengan batang semu yang tidak begitu

Universitas Sumatera Utara

8

panjang. Bentuk umbinya bervariasi, ada bulat, agak pipih dan lonjong.
Warna umbinya juga bervariasi ada warna kuning, merah dan putih.
3. Bawang Bakung (Allium fistullosum) atau disebut bawang sop. Bawang
daun. Bawang ini tidak membentuk umbi. Bagian pangkal bawah yang
membengkak menyerupai umbi adalah pangkal daun sebagai cadangan
makanan sedangkan daunnya memanjang seperti pipa. Daun bawang ini
dilapisi lilin, sehingga warnanya hijau kebiru-biruan.
4. Bawang Merah (Allium ascalonicum) merupakan jenis bawang yang
paling banyak dikonsumsi masyarakat. Umbi bawang merah adalah umbi
ganda terdapat lapisan tipis yang tampak jelas dan umbi-umbinya tampak
jelas juga sebagai benjolan kekanan dan ke kiri seperti suing bawang
putih. Lapisan pembungkus siung umbi bawang merah tidak banyak,
hanya sekitar 2-3 lapis dan tipis yang mudah kering. Sedangkan lapisan
dari setiap umbi berukuran lebihbanyak dan tebal.
(Suparman, 1995).
Waktu panen
Tanaman bawang merah dapat dipanen hasilnya setelah berumur 60–90
hari dari saat tanam, atau tergantung varietas dan tujuan pengguaan hasil
umbinya. Ciri-ciri umum bawang merah siap dipanen adalah:
a.

Tanaman telah cukup tua, hampir 60%-90% leher batangnya lemas
dandaun-daunnya menguning

b.

Umbi lapis sudah keliahatan penuh (padat) berisi dan tersembul sebagian
di atas tanah

Universitas Sumatera Utara

9

c.

Warna kulit telah mengkilap atau memerah, tergantung varietas atau
kultivarnya (Rukmana, 1995).

Manfaat bawang merah
Bawang merah selain digunakan untuk bumbu sayuran juga dibuat acar
dan sering juga digunakan sebagi campuran obat-obatan. Kandungan vitaminnya,
terutama B dan C cukup tinggi. Di dataran tinggi (sampai dengan 1500 m diatas
permukaan laut), bawang merah cenderung berumur lebih lama, ukuran umbinya
lebih kecil, warna kulitnya kurang cerah, sehingga kurang memikat (Ashari,
1995).
Banyak khasiat bawang merah yang bisa digunakan untuk pengobatan
sejumlah penyakit antara lain :
1. Sifat minyak yang terkandung dalam air bawang merah bisa digunakan untuk
membunuh sejumlah mikroba staphylococci, juga mikroba streptococci yang
merupakan jenis mikroba penyebab penyakit radang pada torak dan
kerongkongan. Dapat membunuh mikroba diphtreria, amuba disentri, dan
mikroba TBC. Cara penggunaannya yaitu dengan menghirup aroma atau
memakannya.
2. Dapat meminimalisir pembekuan darah, caranya dengan memakan umbi
bawang merah mentah yang dicampur dengan keju.
3. Menjadikanya sebagai bahan kompres untuk menyembuhkan penyakit dari
luar. Caranya yaitu dengan memotong-motong bawang merah menjadi
beberapa

bagian

kecil

selanjutnya

dipanaskan.

Cara

penggunaaan

kompresanyaitu dengan meletakannya pada bagian-bagian tubuh yang akan
diobati lalu mengikatnya. Kompresan ini diganti setiap 12 jam. Beberapa

Universitas Sumatera Utara

10

penyakit yang bisa disembuhkan dengan cara ini antara lain : batuk rejan dan
radang paru (letakkan kompresan dibagian dada) melancarkan buang air kecil,
(letakkan kompresan diatas ginjal / kantong kemih) gangguan pada fungsi
pengaturan darah, (letakkan kompresan pada bagian atas telapak kaki),
mengeluarkan darah kotor dan nanah, (letakkan kompresan di bagian atas
luka).
4. Menghilangkan rasa perih pada bagian-bagian tubuh yang luka dengan
memanfaatkan air perasan bawang merah.
5. Menghilangkan pecah-pecah pada bagian puting. Caranya bawang merah
dihaluskan dan mencampurnya dengan minyak zaitun, lalu dioleskan kebagian
kulit yang pecah-pecah.
6. Menyembuhkan penyakit cacingan pada anak-anak. Caranya beri si anak
minuman hasil seduhan dari potongan-potongan bawang merah yang telah
disimpan selama satu malam. Sebelum diminumkan, tambahkan dahulu
sedikit madu kedalam seduhan tersebut.
7. Menghilangkan rasa pusing dan menyadarkan orang pingsan. Caranya dengan
mendekatkan bawang merah mentah ke bagian hidung penderita.
8. Membantu menghilangkan kalu dan mata ikan pada bagian kaki.
9. Kegunaan bawang merah lainnya yaitu dapat digunakan untuk menurunkan
kadar gula darah. Juga bisa digunakan untuk menyembuhkan penyakit flu.
Perkembangan Bawang Merah Di Indonesia
Negara-negara Eropa Barat, Eropa Timur dan Spayol mengenal bawang
merah sekitar abad kedelapan. Kemudian bawang merah menyebar hingga
kedaratan Amerika, Asia Tenggara dan Asia Timur.Penyebaran ini tampaknya

Universitas Sumatera Utara

11

berhubungan dengan pemburuan rempah-rempah oleh bangsa Eropa ke wilayah
Timur dan berlanjut ke wilayah Indonesia. Di Indonesia, bawang merah juga telah
merambah ke berbagai daerah sehingga komoditi ini memiliki nama khas
dimasing-masing daerah (Rahayu dan Nur, 2009).
Eropa Barat dan Eropa Timur memang terhitung agak terlambat mengenal
bawang merah.Ada yang menduga, sekitar abad ke-8 setelah kelahiran Isa
Almasih baru mulai menyebar ke Eropa Barat, Eropa Timur dan Spayol.Dari
belahan benua ini bawang merah mulai menyebar luas hingga dataran Amerika,
Asia Timur dan Tenggara.Penyebaran ini tampaknya ada hubungannya dengan
perburuan rempah-rempah oleh bangsa Eropa ke wilayah Timur Jauh, yang
kemudian berekor dengan pendudukan kolonial di Indonesia (Wibowo, 2008).
Pengolahan bawang merah
Salah satu produk olahan pascapanen bawang merah yang pemasarannya
komersial adalah “bawang goreng”.Para pengrajin bawang tergabung dalam
wadah organisasi yang disebut Gabungan Pengusaha Produsen Bawang Goreng
Indonesia (GPPBGI).
Tata cara proses pembuatan bawang goreng, meliputi tahapan kegiatan
sebagai berikut:
1. Pemilihan bahan baku
Bahan baku yang paling baik adalah umbi bawang merah yang memiliki
varietas yang unggul. Umbi bawang merah dipilih dari tanaman yang dipanen
umur tua, dan ukuran umbi antara sedang sampai besar.

Universitas Sumatera Utara

12

2. Pengupasan
Umbi bawang merah yang terpilih, kemudian dikupas kulit luarnya dan
dipotong bagian ujung umbinya.
3. Pencucian
Semua bawang merah yang telah dikupas, segera dicuci bersih dalam bak
yang airnya mengalir, lantas ditiriskan.
4. Pengirisan
Bawang merah diiris tipis dengan pisau tajam atau mesin pengiris.Pengiris
manual dengan alat pisau biasanya mampu menyelesaikan 20 kg bawang/hari
sedangkan dengan mesin pengiris bisa mencapai 1 ton/hari/mesin.
5. Pembuatan campuran
Bahan pencampurannya adalah tepung tapioka dan tepung terigu dengan
perbandingan 1:1.Untuk bahan baku bawang merah basah 3.000 kg diperlukan
tepung terigu dan tapioka masing-masing 90 kg kemudian risan bawang merah
dicampur dengan kedua jenis tepung tadi dalam sebuah bak atau wadah plastik
secara merata (homogen).
6. Penggorengan
Campuran irisan bawang merah dengan kedua jenis tepung tadi langsung
digoreng dalam kuali (wajan) berisi minyak goreng selama 12-15 menit.
7. Penirisan
Setelah bawang goreng cukup kering, segera ditiriskan agar minyak goreng
tidak terbawa pada produk bawang merah.
8. Pengovenan
Untuk menghilangkan atau mengurangi kandungan minyak pada bawang
goreng, dilakukan pengovenan sehingga dapat menghemat minyak goreng.

Universitas Sumatera Utara

13

Tetesan minyak goreng sewaktu pengovenan dapat dipergunakan kembali untuk
proses penggorengan berikutnya.
9. Pengemasan
Bawang goreng yang telah dingin dan kering, dikemas dalam kantong plastik dan
diberi etiket atau label yang menarik, produk bawang goreng siap dipasarkan.
Pengupasan
Mesin pengupasan bawang yang terdapat dipasaran dibedakan berdasarkan
dua prinsip kerja, antara lain : cara kerja manual, apabila handel diputar maka
gaya akan diteruskan oleh poros utama menuju ke roda gigi. Karena antara roda
ggi driver dan roda gigi driven juga akan berputar bersama-sama dengan poros
utama, dimana pada poros utama terpasang piringan yang juga ikut berputar.
Karena pada piringan yang berputar maka pisau yang terpasang pada piringan
pengupas bawang yang ada ditabung pemasukan. Hasil pengupasan akan jatuh ke
bak penadah. Cara kerja motor, mesin ini digerakkan oleh motor listrik pada poros
motor dipasang pulley driver, dan poros utama terpasang pulley driven dan pulley
dihubungkan dengan sabuk V belt sehingga bila motor dihidupkan maka pulley
driver akan berputar dan akan memutar pulley driven. Karena kedua pulley
terpasang pada poros motor dan poros utama juga akan ikut berputar, dimana pada
poros utama terpasang piringan berputar maka pisau juga akan ikut berputar.
Sehingga piringan yang sudah terpasang pisau tersebut akan menyayat bawang
yang ada ditabung pemasukan dan hasil sayatan jatuh ke bak penadah
(Sugiantoro, 2002).

Universitas Sumatera Utara

14

Alat Mesin Pertanian dengan Tenaga Mekanis
Mekanisasi pertanian adalah bagian penting dari industri pertanian saat ini.
Menurut Shin and Curtis (1978), hal ini disebabkan karena nilai efisiensi produksi
dan kualitas proses pengolahan bergantung pada mekanisasi. Teknologi dari yang
sederhana sampai canggih mempunyai peran sangat penting dalam transformasi
suatu bahan mentah atau baku menjadi suatu produk dengan nilai tambah lebih
tinggi.
Dalam kegiatan agribisnis dan agroindustri, teknologi (pertanian)
diperlukan sejak penyiapan lahan, penyediaan pupuk, produksi, pemanenan,
penanganan pasca panen, pengolahan hasil, pengemasan serta distribusi dan
pengangkutan sampai pemasaran. Hal penting yang patut dicermati pada kegiatan
agroindutri adalah teknologi yang menjadi kendala utama. Oleh sebab itu
teknologi harus dikembangkan secara terus menerus melalui kegiatan penelitian
dan pengembangan (Mangunwidjaja dan Sailah, 2005).
Yang dimaksud dengan sistem mekanisasi pertanian selektif adalah usaha
memperkenalkan, mengembangkan, dan membina pemakaian jenis atau kelompok
jenis alat dan mesin pertanian yang serasi atau yang sesuai dengan keadaan
wilayah setempat. Oleh karena itu, ditinjau dari segi tingkat teknologinya,
mekanisasi pertanian dibedakan atas: mekanisasi pertanian sederhana, mekanisasi
pertanian madya, dan mekanisasi pertanian mutakhir. Wilayah pengembangan
mekanisasi pertanian dibagi atas: wilayah tipe I-A atau wilayah lancar, wilayah
tipe I-B atau wilayah siap, wilayah tipe II atau wilayah setengah siap atau secara
ekonomi kurang menguntungkan, dan wilayah tipe III atau wilayah mekanisasi
pertanian terbatas (Hardjosentono, dkk., 2000).

Universitas Sumatera Utara

15

Setiap perubahan usaha tani melalui mekanisasi didasari tujuan tertentu
yang membuat perubahan tersebut bisa dimengerti, logis, dan dapat diterima.
Diharapkan

perubahan

suatu

sistem

akan

menghasilkan

sesuatu

yang

menguntungkan dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum,
tujuan mekanisasi pertanian adalah :
a. Meningkatkan efisiensi tenaga manusia.
b. Mengurangi kerusakan produksi pertanian.
c. Menurunkan ongkos produksi.
d. Menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas produksi.
e. Meningkatkan taraf hidup petani.
f. Memungkinkan pertumbuhan ekonomi subsisten (tipe pertanian kebutuhan
keluarga) menjadi tipe pertanian komersil.
Tujuan tersebut di atas dapat dicapai apabila penggunaan dan pemilihan
alat mesin pertanian tepat dan benar, tetapi apabila pemilihan dan penggunaannya
tidak tepat hal sebaliknya yang akan terjadi (Rizaldi, 2006).
Komponen Alat Pengupas Bawang Mekanis
Motor Listrik
Motor Listrik sering digunakan sebagai tenaga penggerak dibandingkan
dengan jenis tenaga-tenaga yang lain karena :
1. Dapat disesuaikan, motor listrik dapat digunakan dihampir setiap lokasi
termasuk didalam air.
2. Otomatis, motor listrik dengan mudah dikontrol dengan alat otomatis.
3. Rapi,

sebuah

unit

kecil

memperkembangkan

sejumlah

kekuatan

besarsecara bersama-sama.

Universitas Sumatera Utara

16

4. Dapat dipercaya, motor listrik secara khusus untuk pekerjaan jarang
mengalami gangguan.
5. Ekonomis dan efisien, motor listrik memiliki efisiensi hingga 95%.
6. Perawatan mudah, jika melindungi dari debu dan kotoran, motor listrik
hanya membutuhkan sedikit perawatan.
7. Tenang, motor listrik secara umum lebih tenang dari pada jenis yang
dijalankan.
8. Aman, apabila dipasang dengan tepat, dipelihara dan digunakan, motor
listrik sangat aman untuk dioperasikan.
9. Mudah diopersaikan, tidak membutuhkan banyak pelatihan untuk
mengoperasikan motor listrik.
(Cooper, 1992).
Motor listrik dapat digolongkan menjadi dua golongan sesuai dengan
sumber arus listrik, yaitu motor listrik arus searah atau DC dan motor listri arus
bolak-balik atau AC. Motorlistrik AC yang kecil banyak dipakai pada peralatan
rumah tangga misalnya alat cukur, alat kecantikan, alat dapur,dan sebagainya.
Sedangkan motor listrik yang besar banyak digunakan pada kompresor,
penggiling jagung, dan alat-alat bengkel atau pabrik. Dasar utama yang
menyebabkan motor berputar ialah reaksi antar kutub magnet. Kutub yang senama
tolak-menolak dan kutub yang tak senama tarik-menarik. Reaksi medan magnet
listrik pada stator dan medan magnet penghantar yang dialiri arus listrik
(Hartanto, 1997).
Motor Listrik mempunyai yakni dapat dihidupkan hanya memutar saklar,
suara dan getaran tidak menjadi gangguan, udara tidak ada yang dihisap juga tidak

Universitas Sumatera Utara

17

ada gas buang dan pada motor DC mempunyai daya besar pada putaran rendah
dan pada motor AC menggunakan sumber daya umum yang tidak mudah
mengubah putarannaya. Namun motor listrik memiliki kekurangan yakni, motor
listrik ini membutuhkan sumber daya, kabel harus dapat dihubungkan dengan stop
kontak, dengan demikian tempat penggunaannya sangat terbatas oleh panjang
kabel, kalau digunakan baterai sebagai sumber daya maka beratnya akan menjadi
besar, secara umum biaya listrik motor listrik ini lebih tinggi daripada harga
bahan bakar minyak dan untuk menghasilkan daya yang sama dihasilkan oleh
sebuah motor pembakar, maka motor listrik akan lebih berat (Soenarta, 2002).
Puli (Pulley)
Pemasangan pili antara lain dapat dilakukan dengan cara :
a. Horizontal, pemasangan puli dapat dilakukan dengan cara mendatar
dimana pasangan pili terletak pada sumbu mendatar.
b. Vertikal, pemasangan puli dilakukan secara tegak dimana letak pasangan
puli adalah pada sumbu vertical. Pada pemasangan ini akan terjadi getaran
padabagian mekanisme serta penurunan umur sabuk.
(Mabie and Ocvirrk, 1967).
Menurut Stolk dan Kros (1981), pulley dibuat dari besi-cor atau dari
baja.Pulley kayu tidak banyak lagi dijumpai.Untuk konstruksi ringan diterapkan
pulley dari paduan alumunium.Pulley sabuk baja terutama cocok untuk kecepatan
sabuk yang tinggi ( diatas 35 m/det). Menurut Smith dan Wilkes (1990) dalam
menghitung kecepatan atau ukuran roda transmisi, putaran transmisi pergerakan
dikalikan diameternya adalah sama dengan putaran roda transmisi yang
digerakkan dikendalikan dengan diameternya.

Universitas Sumatera Utara

18

SD (penggerak) = SD (yang digerakkan) …………………………………………….(1)
S = adalah kecepatan putar pulley (rpm)
D = adalah diameter pulley (mm)
Sabuk-V
Adapun factor yang menentukan kemampuan sabuk untuk menyalurkan
tenaga tergantung dari :
1. Regangan sabuk pada pulley.
2. Gesekan antara sabuk dan pulley.
3. Lengkung persinggungan antara sabuk dan pulley.
4. Kecepatan sabuk.
(Pratomo dan Irwanto, 1983).
Sabuk-V mempunyai penampang trapezium yang terbuat dari karet,
tenunan atau semacamnya digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan
yang besar. Sabuk-V dililitkan disekeliling alur puli yang berbentuk V.Selain
koifisien gesek dan kekuatannya, harganya yang relative murah membuat sabuk-V
lebih sering dipakai (Sularso dan Suga, 2004).
Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga
putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan
tahan lama.
Bantalan dapat diklasifikasikan berdasarkan pada:
1. Gerakan bantalan terhadap poros
-

Bantalan luncur

Universitas Sumatera Utara

19

Pada bantalan ini terjadi gerakan luncur antara poros dan bantalan
karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan
perantaraan lapisan pelumas
-

Bantalan gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang
berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola
(peluru), rol atau rol jarum dan rol bulat.

2. Beban terhadap poros
-

Bantalan radial: arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak
lurus sumbu poros

-

Bantalan radial: arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros

-

Bantalan gelinding khusus: bantalan ini dapat menumpu beban yang
arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros.

(Sularso dan Suga, 2002).
Poros putaran
Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin. Hampir
semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran utama dalam
transmisi seperti itu dipegang oleh poros.
Menurut Sularso dan Suga (2004), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
merencanakan sebuah poros adalah :
1. Kekuatan Poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau
gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros yang mendapat beban
tarik atau tekan. Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan

Universitas Sumatera Utara

20

bila diameter poros diperkecil (poros bertangga) atau bila poros
mempunyai alur pasak, harus diperhatikan. Sebuah poros harus
direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban-beban di atasnya.
2. Kekakuan Poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika
lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidak
telitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara. Karena itu,
disamping kekuatan poros, kekakuannya juga harus diperhatikan dan
disesuaikan dengan jenis mesin yang akan dilayani poros tersebut.
3. Putaran Kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu
dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran
kritis. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagianbagian lainnya. Poros harus direncanakan hingga putaran kerjanya lebih
rendah dari putaran kritisnya.
4. Korosi
Bahan-bahan poros yang terancam kavitasi, poros-poros mesin yang
berhenti lama, dan poros propeler dan pompa yang kontak dengan fluida
yang korosif sampai batas-batas tertentu dapat dilakukan perlindungan
terhadap korosi.
5. Bahan Poros
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik

Universitas Sumatera Utara

21

Prinsip Kerja Alat Pengupas Bawang Mekanis
Prinsip kerja mesin pengupas bawang ini adalah dengan menggunakan
karet pengupas

dengan penggerak listrik. Bawang dimasukkan dalam tabung

pengupasan kemudian piringan yang berada dibagian bawah tabung pengupas
akan berputar karena digerakkan oleh motor listrik dan akan membuat bahan
bersebtuhan dengan karet pengupas. Bawang akan terkupas oleh karet pengupas
dan bawang yang telah terkupas akan diambil kemudian kulit bawang akan keluar
melalui saluran pengeluaran .
Kapasitas Kerja Alat Mesin Pertanian
Menurut Daywin, dkk., 2008, kapasitas kerja suatu alat atau mesin
didefinisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu
produk (contoh : ha. Kg.lt) persatuan waktu (jam).Dari satuan kapasitas kerja
dapat dikonversikan menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat/mesin itu
menggunakan daya penggerak motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi :
Ha.jam/kW, Kg.jam/kW, , Lt.jam/kW. Persamaan matematisnya dapat ditulis
sebagai berikut :
Kapasitas Alat = Produk yang dihasilkan ………………… (3)
Alat Mesin pada Pengolahan Makanan
Mekanisasi pertanian adalah bagian penting dari industry pertanian saat
ini. Menurut Shin and Curtis (1978), hal ini disebabkan karena nilai efisiensi
produksi dan kualitas proses pengolahan bergantung pada mekanisasinya.
Teknologi dari yang sederhana sampai canggih mempunyai peran sangat penting
dalam transformasi suatubahan mentah atau baku menjadi suatu produk dengan
nilai tambah lebih tinggi.

Universitas Sumatera Utara

22

Secara umum, tujuan mekanisasi pertanian adalah :
a. Meningkatkan efisiensi tenaga manusia.
b. Mengurangi kerusakan produksi pertanian.
c. Menurunkan ongkos produksi.
d. Menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas produksi.
e. Meningkat taraf hidup petani.
f. Memungkinkan pertumbuhan ekonomi subsistem (tipe pertanian kebutuhan
keluarga) menjadi tipe pertanian komersil.
Tujuan tersebut di atas dapat dicapai apabila penggunaan dan pemilihan alat
mesin pertanian tepat dan benar,tetapi apabila pemilihan dan penggunaannya
tidak tepat hal sebaliknya yang akan terjadi (Rizaldi, 2006).
Dalam kegiatan agribisnis dan agroindustry, teknologi (pertanian) diperlukan
sejak penyiapan lahan, penyediaan pupuk, produksi, pemanenan, penanganan
pasca panen, pengolahan hasil, pengemasan serta distribusi dan pengangkutan
sampai pemasaran.Hal penting yang patut dicermati pada kegiatan agroindustri
adalah teknologi yang menjadi kendala utama.Oleh sebab itu teknologi harus
dikembangkan

secata

terus

menerus

melalui

kegiatan

penelitian

dan

pengembangan (Mangunwidjaja dan Sailah, 2005).

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya alam yang dilakukan
manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan industri dan juga bahan
energi.Pertanian merupakan sektor yang paling memiliki peranan strategis dalam
pembangunan ekonomi suatu daerah. Sebagian besar penduduk menggantungkan
hidupnya melalui sektor pertanian. Oleh karena itu, untuk meningkatkan ekonomi
masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor pertanian maka produksi
pertanian harus ditingkatkan.
Untuk meningkatkan produksi pertanian, proses produksi yang meliputi
prapanen sampai pascapanen memerlukan dukungan berbagai sarana dan
prasarana yang efektif. Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah
satu cara peningkatan produksi pertanian. Hasil-hasil pertanian guna memenuhi
kebutuhan pangan harus memiliki penanganan pascapanen yang baik. Penanganan
yang dilakukan diusahakan memperhatikan tingkat standarisasi mutu. Penanganan
yang tidak baik akan berdampak pada kualitas bahan yang buruk, harga jual yang
rendah, serta dapat menimbulkan kerugian bagi para produsen hasil pertanian
tersebut.
Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan dan
perkembangannya mengikuti dengan perkembangan kebudayaan manusia.Pada
awalnya alat dan mesin pertanian masih tradisional dan terbuat dari kayu
kemudian berkembang menjadi bahan logam.Susunan alat ini mula-mula
sederhana, kemudian sampai ditemukannya alat mesin pertanian yang kompleks.

1
Universitas Sumatera Utara

2

Dengan dikembangkannya pemanfaatan sumberdaya alam dengan motor secara
langsung mempengaruhi secara langsung perkembangan dari alat mesin pertanian.
Melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini begitu
pesat, manusia banyak melakukan pengembangan alat dan mesin pertanian guna
meningkatkan produksi pascapanen. Pengembangan alat dan mesin pertanian
dilakukan agar mendapatkan alat yang lebih efektif dan efisien dalam proses
produksi pertanian.
Bawang termasuk dalam genus Allium. Baik umbi, daun, atau bunga
bawangnya dimanfaatkan sebagai sayuran atau sebagai rempah-rempah bahan
masakan. Bawang dapat digunakan untukjenis-jenis yang berbeda-beda. Adapun
jenis bawang yang sering digunakan yakni Bawang Merah, Bawang Putih,
Bawang Bombai, Bawang Daun dan Bawang Kucai.
Bawang merah merupakan tanaman semusim dan memiliki umbi yang
berlapis. Tanaman mempunyai akar serabut, dengan daun berbentuk silinder
berongga. Umbi terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang
yang berubah bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk umbi berlapis.
Beberapa teknik pengolahan pangan yang sering dilakukan adalah
menghilangkan lapisan luar yang tidak diinginkan (mengupas), memotong,
memarut, pembagian dan pelunakan, pemerasan, emulsifikasi, fermentasi,
pemasakan (perebusan, pendidihan, penggorengan, pengukusan, pemanggangan,
penyangraian), pengeringan semprot, pasteurisasi, dan pengepakan.
Dalam pengolahan hasil pertanian banyak permesinan yang digunakan,
diantaranya adalah mesin pengupas kulit bawang yang digunakan sebagai
teknologi yang memudahkan dalam penanganan dan pengolahan bawang. Alat

Universitas Sumatera Utara

3

pengupas kulit bawang merah dirancang guna meningkatkan hasil produksi
pascapanen bawang merah.
Pengupasan kulit bawang secara manual tentu akan memakan waktu yang
banyak, membuat mata perih dan tingkat produksi rendah. Apalagi yang sudah
bertaraf besar.Hal itu tidak bisa dipungkiri karena bawang merah mengandung zat
yang bisa membuat mata merah atau pedas, disamping membutuhkan waktu
ekstra.
Memandang pentingnya pengolahan pascapanen bawang merah untuk
meningkatkan mutu produksi, maka dibuat alat untuk mengupas kulit bawang
merah mekanis untuk efesiensi tenaga kerja manusia dalam mengupas kulit
bawang merah.
Pengolahan hasil-hasil pertanian terutama bawang merah sehingga
menjadi suatu bahan pangan bagi masyarakat menjadi hal menarik untuk
diketahui lebih dalam. Ternyata banyak hasil-hasil pertanian yang setelah
mengalami proses olahan tambahan memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi
dibandingkan sebelum dilakukan proses pengolahan. Hal ini menimbulkan banyak
ide di dalam mengembangkan bahan hasil-hasil pertanian menjadi produk olahan
lebih lanjut.
Untuk mendapatkan hasil pengupasan yang baik, pengaturan diameter puli
perlu diperhatikan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji alat pengupas bawang
mekanis terhadap hasil pengupasan bawang yang baik.

Universitas Sumatera Utara

4

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji diameter puli pada alat pengupas
bawang mekanis terhadap kapasitas efektif alat dan persentase bahan yang tidak
terkupas.
Kegunaan Penelitian
1. Bagi penulis yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang
merupakan syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi
Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2. Bagi mahasiswa, sebagai informasi pendukung untuk melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai alat pemerasan santan kelapa.
3. Bagi masyarakat, sebagai bahan informasi bagi pihak yang
membutuhkan
Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh diameter puli alat pengupas bawang mekanis terhadap hasil
kapasitas efektif alat dan persentase bahan yang tidak terkupas

Universitas Sumatera Utara

UJI DIAMETER PULI PADA ALAT PENGUPAS KULIT BAWANG
MEKANIS

SKRIPSI

OLEH :
RINALDI H P L TOBING
080308038

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015
i
Universitas Sumatera Utara

ii

UJI DIAMETER PULI PADA ALAT PENGUPAS KULIT BAWANG
MEKANIS

SKRIPSI

OLEH :

RINALDI H P L TOBING
080308038/KETEKNIKAN PERTANIAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat melakukan seminar hasil
di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh :

Komisi Pembimbing

(Ainun Rohanah,STP, M.Si)
Ketua

(Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si)
Anggota

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015

Universitas Sumatera Utara

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tarutung, Kab. Tapanuli Utara pada tanggal
2 Oktober 1990 dari Ayah Pantas Lumban Tobing dan Ibu Ima A. M. Sianipar.
Penulis merupakan anak Pertama dari empat bersaudara .
Tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Tarutung dan pada tahun
yang sama masuk ke Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur
Ujian Masuk Bersama (UMB). Penulis memilih Program Studi Keteknikan
Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai Anggota Ikatan
Mahasiswa Teknik Pertanian (IMATETA), Penulis melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) pada tahun 2013 di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV
Kebun Mandoge, Sumatera Utara.
Penulis

melaksanakan

penelitian

di

Laboratorium

Perbengkelan

Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan
pada bulan April hingga Mei 2015 dengan judul skripsi ”Uji Diameter Puli pada
Alat Pengupas Bawang Mekanis”.

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Uji Diameter Puli pada Alat Pengupas Kulit Bawang
Mekanis”.
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan pernyataan terima kasih
sebesar–besarnya kepada kedua orang tua penulis yang telah membesarkan,
memelihara dan mendidik penulis selama ini. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Ainun Rohanah, STP, M.Si dan Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si
selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan
memberikan berbagai masukan berharga kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Di samping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf
pengajar dan pegawai di Program Studi Keteknikan Pertanian, serta semua rekan
mahasiswa yang tak dapat disebutkan satu per satu di sini yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Medan, Mei 2015

Penulis

ii
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

RIWAYAT HIDUP..........................................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................
DAFTAR TABEL ............................................................................................
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
PENDAHULUAN ...........................................................................................
Latar Belakang............................................................................................ .....
Tujuan Penelitian .............................................................................................
Kegunaan Penelitian ........................................................................................
Hipotesis Penlitian ...........................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................
Bawang Merah ................................................................................................
Sejarah bawang merah ..............................................................................
Botani tanaman bawang merah ...............................................................
Jenis-jenis bawang merah .........................................................................
Waktu panen .............................................................................................
Manfaat bawang merah .............................................................................
Perkembangan bawang merah di indonesia .............................................
Pengolahan bawang merah........................................................................
Pengupasan................................................................................................
Alat Mesin Pertanian dengan Tenaga Mekanis................................................
Komponen Alat Pengupas Bawang Mekanis ...................................................
Motor listrik ..............................................................................................
Puli ............................................................................................................
Sabuk V .....................................................................................................
Bantalan ....................................................................................................
Poros putaran.............................................................................................
Prinsip Kerja Alat Pengupas Bawang Mekanis ...............................................
Kapasitas Kerja Alat dan Mesin Pertanian.......................................................
Alat Mesin pada Pengolahan Makanan ............................................................
METODE PENELITIAN .................................................................................
Tempat dan Waktu Penelitian ..........................................................................
Bahan dan Alat Penelitian ................................................................................
Metodologi Penelitian ......................................................................................
Komponen Al