PERBANDINGAN ANTARA BENEISH RATIO INDEX DENGAN DISCRESIONARY ACCRUAL UNTUK PENDEKTEKSIAN MANAJEMEN LABA (Perusahaan Manufaktur Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015)
COMPARISON OF BENEISH RATIO INDEX WITH DISCRESIONARY
ACCRUALFOR DETECTING EARNING MANAGEMENT
(Manufacturing Companies Listed on Indonesian Stock Exchange
Periode 2015 )
Oleh
Hayyu Adityas Wiedowati
20130420261
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
(2)
i
PERBANDINGAN ANTARA BENEISH RATIO INDEX DENGAN
DISCRESIONARY ACCRUAL UNTUK PENDEKTEKSIAN
MANAJEMEN LABA
(Perusahaan Manufaktur Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015)
COMPARISON OF BENEISH RATIO INDEX WITH DISCRESIONARY
ACCRUALFOR DETECTING EARNING MANAGEMENT
(Manufacturing Companies Listed on Indonesian Stock Exchange
Periode 2015 )
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh
Hayyu Adityas Wiedowati
20130420261
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
(3)
(4)
(5)
v
My life may not be going the way I planned it, but it is going exactly the
way GOD planned it
Unknown
Apapun yang terjadi dalam harimu yakinlah bahwa semuanya adalah
kehendak dan rencana Allah untuk kebahagiaanmu
(Unknown)
Kejarlah impianmu, kamu sangat layak untuk sukses dan niatmu untuk
membahagiakan keluargamu tentusaja dire
stui oleh Allah
(Unknown)
You were given this live, becouse you’re strong enough to live it
(Unknown)
You belong where you believe you belong Coach Katende Queen Of
Katwe)
Mengubah malam menjadi pagis aja Allah mapu, apalagi Cuma
mengubah nasibmu. Mengatur alam semesta saja mudah bagiNYA, apalagi
Cuma mengatur hidupmu. Memenrbitkan mentari dipagi hari saja DIA
mampu, apalagi menumbuhkan harapan di jiwamu. Dekati Allah rayu DIA
jangan pernah bosan berdoa, DIA yang paling berkuasa mengubah nasib
dan hi
dup kita
(Unknown)
What is done in love is done well Vincent Van Gogh
Tuhan tidak akan membiarkan sesuatu terjadi dalam hidup anda jika
bukan yang terbaik untuk anda Nick Vujicic
(6)
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah… Alhamdulillah… Alhamdulillahirobbil’alamin…
Dengan
penuh
rasa
syukur
dan
suka
cita,
saya
persembahakan penulisan sederhana ini untuk orang orang yang
tak ada hentinya mendoakanku dan mendukungku dalam
penulisan ini.
Rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
kelancara dan kemudahan, berkat RidhoNYA saya dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan mudah.
Shalawat serta salam saya panjatkan kepada junjungan nabi
besar kami Muhammad SAW yang selalu memberikan suri
tauladan yang baik kepada para kaumNya.
Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang
tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada
kedua orangtuaku Ibu Sri Yanti dan Bapak Ambo Asse yang
telah merawat, mendidik, dan memberikan kasih sayang
kepadaku dari aku lahir hingga saat ini. Keringat yang
bercucuran, tangisan, perjuangan, dan dukungan yang
kalian lakukan demi kebahagiaanku, mungkin ku takkan
mampu ku membalasnya. Hanya doa yang bisa aku
panjatkan, semoga ibu dan bapak selalu diberi kesehatan,
umur yang panjang dan dimudahkan dalam mencari rizkiNya
serta selalu diberikan keberkahan. Semoga ini menjadi
langkah awal untuk membuat ibu bapak bahagia, karena
kusadari selama ini aku belum bisa berbuat lebih untuk kalian.
Belum bisa menjadi apa yang kalian inginkan. Tapi anakmu
ini selalu ingin berusaha menjadi anak yang bisa kalian
banggakan. Aku sangat sangat sayang kalian. Terimakasih
buk pak
… terimakasih semuanya .
Buat adekku Ella, terima kasih sudah mendoakanku,
memberikan semangat, dorongan untuk menyelesaikan skrpsi
ku ini.
(7)
vii
Dosen Pembimbing Skripsi, saya banyak mengucapkan
terimakasih atas bimbingannya, atas dorongannya, atas
semangatnya, berkat bimbingan beliau dan semangat
beliau saya dapat menyelesaikan skripsi saya dengan lancar.
Trimaksih bu Arum ... thankyou for everythings .. love you buu
Terimakasih Bapak ibuk dosen prodi akuntansi fakultas
ekonomi dan bisnis UMY yang telah membimbing saya
selama 3 tahun di UMY dan terimakasih atas ilmu yang
diberikan kepada saya, semoga ilmu yang saya dapatkan
bisa bermanfaat untuk masa depan saya.
Terimakasih juga buat dua sahabat ku Dian Riska Wulandari
dan Rachma Yoga Hendriani yang telah membantu dalam
pembuatan skripsi ini ..
.
Terimakasih juga untuk teman-teman (oblo-obloku) dari
semester 1 tersayang Indah Retno , Eva Hanita, Arvia (Cua),
Devi Isnawadiningrum, Meliza Andriani, makasih atas
dukungan dan semangatnya
… I love u guys :3
Terimakasih buat temanku An-Nisa Rachmi .. makasih udah
memberikan
dukungan,
semangatnya
dan
sudah
mengajarku arti sahabat .. love you ndug
Terimakasih untuk teman-teman SMA ciwi-ciwi (13 United)
terutama Ekke (Afifah Eka) yang udah bela-belin dateng
waktu pendadaran ke kampus, atas semangat dan
dukunganya .. love you all
.
Temen-temen KKN Kelompok 24, yang telah menjadi
keluarga baruku untuk mendukungku dan mendoakannku,
(cua, ummi(riska), tami, yessy, ade, dian, rara, om iwan, toni,
denny, bocil, polem, ucup).
Terimakasih buat temen-temen dan sahabat-sahabat ku
Akuntansi 2013 UMY dan yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu.
(8)
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat
dan Karunia-Nya penulis diberikan kesehatan, kelancaran, dan kemudahan dalam
penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya,
hingga kepada umatnya hingga akhir zaman, amin.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Judul yang penulis ajukan adalah
“
Perbandingan
Antara Beneish Rato Index Dengan Discresionary Accrual Untuk Pendekteksian
Manajemen Lana (Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia
Pada Tahun 2015)
”.
Penulis mengambil topik penelitian ini dengan harapan dapat
memberikan masukan bagi calon investor untuk pengambilan keputusan, selain itu
juga dapat memberikan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1.
Bapak Dr. Nano Prawoto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2.
Ibu Dr. Ietje Nazaruddin, SE., M.Si., Ak selaku Kepala Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3.
Ibu Dra. Arum Indrasari, M.Buss., Akt selaku dosen pembimbing yang
selalu memberikan bimbingan dan waktunya, sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan.
4.
Bapak dan Ibu dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis
Universitas
Muhammadiyah
Yogyakarta
yang
telah
memberikan bimbingan selama penulisan skripsi ini.
5.
Kedua orangtua yang selalu mencurahkan kasih sayang dan didikan
selama ini, juga do’a, dukungan, dan semangat yang diberikan kepada
saya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar tanpa
ada halangan apapun.
(9)
ix
penulisan skripsi ini.
8.
Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan dan semangat
dalam proses menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada kita
semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan
penulis trima dengan senang hati. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis
serahkan segalanya mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi penulis umumnya
bagi kita semua.
Yogyakarta, 29 November 2016
(10)
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRACT ... xi
BAB I ... 2
PENDAHULUAN ... 2
A. Latar Belakang ... 2
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
1.
Manfaat Teoritis ... 7
2.
Manfaat Praktis ... 7
BAB II ... 9
TINJAUAN PUSTAKA ... 9
(11)
xiii
3.
Manajemen Laba... 11
4.
Laporan Keuangan ... 14
B. Pengembangan Hipotesis ... 16
C. Kerangka Penelitian ... 17
BAB III ... 19
METODE PENELITIAN ... 19
A. Objek/ subjek penelitian ... 19
B. Jenis data ... 19
C. Teknik pengambilan sampel ... 19
D. Teknik pengumpulan data ... 20
E. Devinisi operasional variabel penelitian ... 20
F. Metode Analisis Data ... 25
1.
Uji Statistik Deskriptif ... 25
2.
Uji Asumsi Klasik ... 25
BAB IV ... 27
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 27
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 27
(12)
xiv
1.
Uji Analisis Deskriptif ... 28
2.
Uji Normalitas... 28
3.
Uji Homogenitas ... 29
C. Hasil Penelitian (Uji Beda) ... 29
D. Pembahasan ... 30
BAB V ... 32
SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 32
A. Simpulan ... 32
B. Saran ... 32
C. Keterbatasan Penelitian ... 33
(13)
(14)
x
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji mengenai rumus Beneish Ratio Index
dengan Discresionary Accrual dalam pendeteksian manajemen laba. Penelitian ini
mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Kartikasari dan Irianti (2010) yang
berjudul penerapan model Beneish (1999) dan model Altman (2000) dalam
pendekteksian kecurangan laporan keuangan. Dalam penelitian ini sampel yang
digunakan adalah seluruh perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek
Indonesia periode 2015. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder, yaitu berupa data laporan keuangan. Pengujian hipotesis dilakukan
dengan uji beda dengan menggunakan Independent Simple T-Test.
Berdasakan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji beda, yaitu
menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara Beneish Ratio Index
dengan Discresionary Accrual dalam pendekteksian manajemen laba yang tedapat
di perusahan manufaktur pada tahun 2015.
(15)
xi
application of the model Beneish (1999) and Altman model (2000) in detecting
financial statements fraudulent.The samples in this study were all manufacturing
companies listed in Indonesia Stock Exchange period of 2015. The data used in
this research is secondary data, in the form of financial statement data.
Hypothesis testing is done by using a testing of comparison Independent Simple
T-Test
Based on the results of hypothesis testing using testing of comparison,
the result states that there are significant differences between Beneish Ratio Index
with Discresionary Accrual Ratio Index in detecting earnings management in
manufacturing companies in 2015.
(16)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada awalnya laporan keuangan bagi perusahaan hanyalah sebagai
alat uji dari alur pembukan, akan tetapi pada kenyataannya laporan
keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja, dimana dengan analisa
pihak-pihak yang mencari informasi bahkan menjadi referensi guna dalam
pengambilan keputusan (Gunawan dkk, 2015). Adanya laporan keuangan
tidak hanya untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan saja akan
tetapi juga memberikan kemudahan bagi para pengguna informasi yang
membutuhkan laporan keuangan. Oleh karena itu pemberi informasi harus
memberikan informasi yang relevan dan sesuai dengan kenyataan yang ada
agar tidak menyesatkan bagi pengguna laporan keuangan tersebut untuk
membuat keputusan dimasa yang akan datang.
Kecenderungan melaporkan laba positif dapat menimbulkan dugaan
oleh perusahaan yang berukuran sedang dan besar, kenapa demikian karena
perusahaan sedang dan besar akan terus berusaha untuk mempertahankan
keuangan perusahaannya agar dapat dipandang baik oleh para investor dan
kreditor. Dan perusahaan tersebut akan barusaha untuk mempertahan
perusahaannya untuk terus berada dalam posisi yang menengah ke atas, agar
terus dipandang baik. adanya konflik kepentingan dapat diminimalisir
dengan melalui mekanisme monitoring guna bertujuan menyelaraskan
berbagai kepentingan tersebut (Jensen dan Meckling, 1976).
(17)
Menurut Beneish (1999) bahwa manajemen laba itu sendiri muncul
dari dampak peresoalan keagenan dimana terjadinya ketidakselarasan
pemenuhan kepentingan dimana baik antar manajemen dengan para pemilik.
Dan salah satu cara guna untuk menurunkan konflik antara pemilik dan
kontrol kedua belah pihak dengan menawarkan manajer agar berpartisipasi
dalam program opsi saham yang biasa di kenal dengan sebutan (stock-based
compensation) atau kompensasi berbasis saham (Mahariana dan Ramantha,
2014).
Manurut Cornet et at.,(2006) menyatakan bahwa adanya ketidak
selarasan kepentingan antara manajemen dengan pemilik perusahaan terjadi
karena adanya
agency theory
. Dan praktik manajemen laba itu sendiri di
indikasi timbul sebagai dampak persoalan keagenan yang dilakukan oleh
para pihak internal. Dan dalam pemasalahan keagenan akan termotivasi
untuk mengadakan kontrak dalam kesejahteraan dirinya dengan melalui
peningkatan laba, dan agen akan termotivasi dalam memaksimalkkan
pemenuhan kebutuhan baik dari segi ekonomi dan psikologisnya (Sari dan
Asyik, 2013).
Manajemen laba atau manipulasi laba biasa disebut juga dengan
penyembunyian.Penyembunyian itu terkait dengan catatan akuntansi dan
dokumen yang berhubungan, dan hal ini juga berhubungan dengan
tanggapan pelaku kecurangan atas permintaan auditor dalam melaksanakan
audit. Jika auditormeminta bukti transaksi yang mengandungkecurangan,
dia akan menipu dengan memberinformasi palsu atau tidak lengkap(Koroy,
(18)
3
2008). Manajemen laba sendiri adalah kemampuan yang dimiliki oleh
seorang manajer dimana manajer dapat melakukan manipulasi laba baik
menurunkan ataupun menaikan laba untuk menarik para investor dan
kreditor (Healy and Wahlen 1998 dalam Handayani dan Dwi 2009).
Dalam hal manajemen daninternal auditor harus "pintar" untuk
melihat tanda-tanda atau penipuan, antara lain: (1.) Ada perbedaan dalam
laporan keuangan angka dengan tahun-tahun sebelumnya mencolok. (2.)
Perbedaan antara buku Selain Ledger. (3.) Perbedaan tersebut terungkap dan
hasil konfirmasi. (4.) Transaksi yang tidak didukung oleh bukti yang cukup.
(5.) Transaksi yang tidak tercatat sesuai dengan otorisasi manajemen baik
khusus atau umum. (6.) Ada perbedaan kepentingan (
conflict of interest
)
pada tugas pekerjaan karyawan (Ratnawati, 2016).
Akuntansi menurut teori akuntansi adalah merupakan alat untuk
pengawas dalam pelaksanaan kerjasama atau kontrak dengan pihak-pihak
yang terikat oleh perusahaan. Dan kontrak yang dilakukan dengan
pihak-pihak tersebut dengan menggunakan angka-angka akuntansi. Menurut
Setiwati dan Na’im (2000)
dalam Rusli (2009) menyatakan bahwa
manajemen akan berusaha mempengaruhi hasil-hasil keputusan metode
akuntansi, estimasi akuntansi, pendapatan dan pergeseran periode
pengakuan biaya.
Dalam praktik manajemen laba ada sebagian pihak memandang
negatif danpositif, dan manajemen laba di lakukan oleh sebagian orang. Dan
(19)
sebagian peneliti pun mengatakan manajemen laba boleh dilakukan karena
dapat mempertahankan reputasi suatu perusahaan. Dan adapun pendapat
mengatakan bahwa tindakan yang di ambil oleh manajer untuk melakukan
manipulasi laba dapat menyesatkan para investor dan kreditor dalam
pengambilan keputusannya dimasa yang akan datang. Menurut Rahmayanti
(2012) bahwa di harapkan para perusahaan manufaktur untuk tidak
melakukan manajemen laba, agar masyarakat dan pengguna informasi dapat
menerima informasi dan dengan baik dapat menilai perusahaan baik dari
segi pelaporan keuangan.
Terdapat penelitan yang terkait dengan penerapan teknik analisis
laporan keuangan dalam pendekteksian manajemen laba pada laporan
keuangan, antara lain Beneish (1999) yang menyusun pendektesian
manajemen laba dalam laporan keuangan dengan meggunakan ratio kunci
yang terkait. Model Beneish (1999) terdiri dari delapan ratio kunci, antara
lain: (1) Days Sales Receivables Index; (2) Gross Margin Index; (3) Asset
Quality Index; (4) Sales Growth Index; (5) Sales,General and
Administrative Expense Index; (6) Depreciation Index; (7) Leverage Index;
(8) Total Accrual to Total Assets Index yang selanjutnya diformulasikan
kedalam M-Score (
manipulator score
).
Berdasakan penelitian Dechow et al.,(1995) menyatakan bahwa
model modifikasi Jones (1991) dianggap sebagai model yang paling baik
dalam mendeteksi manajemen laba di bandingkan dengan model lain dan
serta dapat memberikan hasil yang paling kuat. Menurut Meini dan Utama
(20)
5
(2015) menyatakan bahwa Beneish (1999) melakukan uji manipulator dan
non manipulator hasilnya adalah tujuh dari delapan rasio laporan keuangan
yang dihitung indeksnya, dan Beneish (1999) menunjukkan bahwa, indeks
gross margin
,
receivable
, kualitas aset, pertumbuhan penjualan dan akrual
adalah penting.
Penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Kartikasari Dan Irianto
(2010), dapat menunjukkan bahwa model Beneish dan model Altman dapat
diterapkan dalam pendekteksian kecurangan laporan keuangan. Dengan
terkaitnya model Beneish pada laporran keuangan PT. Indofarma dan PT
Kimia Farma selama tahun 2001 sampai tahun 2007 menunjukkan hasil
M-Score PT Kimia Farma berpotensi terhadap
earning overstatemen.
Berdasarkan kecurangan yang terdeteksi dengan Beneish tersebut, peneliti
menghubungkan dengan kebangkrutan perusahaan tahun 2001 berada pada
posisi kritis atau rawan mengalami kebangkrutan.
Berdasarkan penelitian diatas, peneliti mencoba mereplikasi
penelitian terdahulu yang di teliti oleh Kartikasari dan Irianti (2010) yang
berjudul penerapan model Beneish (1999) dan model Altman (2000) dalam
pendekteksian kecurangan laporan keuangan. Perbedaaan penelitian ini
dengan penelitian yang sebelumnya adalah selain periode tahun dan jenis
perusahaan yang berbeda, peneliti menggantikan model Altman (2000)
dengan Model Jones (1991) dalam pendenteksian manajemen laba. Dan
tidak hanya mendekteksi manajemen laba saja yang ingin diteliti tetapi juga
peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaaan antara rumus Model
(21)
Jones (1991) dengan Model Beneish Ratio Index (1999). Dan di harapkan
penelitian ini dapat menjadi referensi dan menambah informasi bagi
pengguna informasi yang ada.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasikan
masalah-masalah sebagai berikut :
1.
Penyajian laporan keuangan yang tidak relevan atau tidak sesuai dengan
kenyataan, akan menyesatkan para pengguna laporan keuangan guna untuk
pengambilan keputusan.
2.
Manajemen laba dalam menaikan atau pun menurunkan dapat membuat
kerugian bagi pengguna laporan kaungan guna untuk mengambil
keputusan dimasa yang akan datang.
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan masalah
padapenelitian ini sebagai berikut :
1.
Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara Beneish Ratio Index
dengan Discresionary Accrual untuk mendeteksi manajemen laba ?
D.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menguji secara empiris apakah terdapat perbedaan yang
signifikan antara Beneish Ratio Index dengan Discresionary Accrual untuk
mendeteksi manajemen laba.
(22)
7
E.
Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini semoga diharapkan dapat memberikan
informasi bagi pengguna laporan keungan untuk mengambil keputusan
dimasa yang akan datang yaitu mengenai perusahaan mana sajakah
yang tidak tergolong manipulator dengan melakukan penelitian tentang
pendekteksian manajemen laba dalam laporan keuangan dengan
menggunakan rumus manajemen laba dengan
Beneish Ratio Index
.
Dan dapat memberikan masukan kepada para pengguna laporan
keuangan tentang manakah yang lebih akurat dalam pendektesian
manajemen laba dengan menggunakan rumus manajemen laba atau
Beneish Ratio Index.
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi Penulis
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih bagi
penulis dengan apa yang sudah dipelajari atau diperoleh di universitas.
b.
Bagi Perusahaan
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kemudahan
bagi para perusahan yang menggunkan informasi dan untuk pengingat
bagi para manajemen untuk meminimalisir adanya praktik manajemen
laba karena dapat memberikan dampak negatif bagi para pengguna
informasi.
(23)
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mempermudah investor
dan kreditor dalam mamilah-milah perusahaan mana sajakah yang
tidak melakukan manajemen laba atau pun perusahaan mana sajakah
yang tidak tergolong manipulator yang terdapat di Bursa Eek
Indonesia. Dan memberikan masukan manakah rumus yang akurat
dalam perhitungan manajemen laba.
d.
Bagi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(BAPEPAM-LK)
Dari hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi para
pengawas terhadap perusahaan yang
listing
di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
(24)
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Landasan Teori
1.
Teori Agency
Penelitian ini menggunakan Teori Keagenan :
Teori agensi disini menjelaskan secara ideal, agen dapat di
percaya karena dapat melaksanakan tugas dengan baik dan sesuai
dengan
tanggung
jawabnya
dalam
memaksimalkan
tingkat
kemakmuran yang ada. Namun pada kenyataannya, karena adanya
informasi yang tidak sejajar yaitu dimana agen memiliki informasi
yang lebih banyak dan lebih luas dibandingkan dengan pemilik, maka
agen akan menggunakan kemampuannya untuk mementingkan
kepentingannya dibandingkan kepentingan pemilik (Jensen, 1986).
Alasannya mengapa peniliti menggunkaan agensi teori ini
karena peneliti juga meneliti tentang para perilaku aknuntansi dan
manajemen dalam melakukan praktik manipulasi laba dikarenakan
para manajemen mamiliki informasi yang lebih untuk melakukan
praktik manipulsai laba, selain guna untuk kepentingan dia sendiri
tetapi juga untuk menarik investor dan kreditor.
2.
Beneish Ratio Index
Dalam panalitian ini, pendekteksian manajemen laba di ukur
dengan menggunakan model Beneish Ratio Indeks. Beneish ratio
(25)
indeks diukur dengan 8 (delapan) rasio keuangan digunakan untuk
mengindentifikasi apakah perusahaan tersebut mempunyai indikasi
manipulasi pendapatan dalam laporan keuangan (Beneish, 1997).
Menurut Beneish (1999) terdapat 8 (delapan) variabel yang signifikan
untuk memprediksi adanya manipulasi dalam laporan keuangan,
variabel-variabel tersebut adalah:
a.
Days Sales in Receivables Index (DSRI)
DSRI merupakan rasio jumlah hari penjualan dalam piutang
pada tahun pertama terjadinya manipulasi (tahun t) terhadap
pengukuran tahun sebelumnya (tahun t-1).
b.
Gross Margin Index (GMI)
GMI merupakan rasio gross margin dalam tahun
sebelumnya (tahun t-1)terhadap gross margin tahun pertama
terjadinya manipulasi (tahunt).
c.
Asset Quality Index (AQI)
AQI merupakan rasio noncurrent assets (tidak termasuk
property, plant, danequipment) terhadap total assets, yang
mengukur proporsi total assetsterhadap keuntungan di masa
mendatang yang kurang memiliki kepastian.
(26)
11
SGI merupakan rasio penjualan pada tahun pertama
terjadinya
manipulasi(tahun
t)
terhadap
penjualan
tahun
sebelumnya (tahun t-1).
e.
Depreciation Index (DEPI)
DEPI menunjukkan kemungkinan bahwa perusahaan
melakukan estimasi
asset useful life
atau tidak apabila DEPI > 1
f.
Seles General and Administrative Expenses Index (SGAI)
SGAI untuk mengidentifikasi apanila peningkatan yang
tidak proposional dalam penjualan sebagai suatu tanda negative
terhadap prospek perusahaan dimasa yang akan datang.
g.
Leverage Index (LVGI)
LVGI menurut Beneish (1999) apabila terjadi perubahan
leverage dalam struktur modal sebuah perusahaan dikaitkan dengan
technical default
di bursa saham.
h.
Total Accruals to Total Assets (TATA)
TATA merupakan rasio total accruals terhadap total assets.
Dimana totalaccruals diperhitungkan sebagai perubahan akun
modal kerja selain kas danpiutang pajak dikurangi depresiasi.
3.
Manajemen Laba
Walupun beberapa penulis mengartikan manajemen laba dengan
bahasayang berbeda-beda. Namun dapat diartikan pula bahwa manajemen
laba adalah sama yaitu menentukan laba sedemikian rupa dengan
mempermainkan pos-pos pendapatan dan biaya dalam laporan laba-rugi
(27)
baik melalui pemanfaatan metode pemilihan alternatif maupun melalui
operasi (Azlina,2010).
Manajemen laba timbul sebagai akibat dan penggunaan dasar
akrual dalam penyusunan laporan keuangan karena dasar akrual memang
lebih rasional dan adil dibandingkan dengan dasar kas. Terdapat beberapa
faktor yang berkaitan salah saji yang berasal dari penyalahgunaan aktiva
yang di kelompokkan menjadi 2 kategori (Rahman, 2011) yaitu :
a.
Kerentanan Aktiva terhadap Penyalahgunaan
Faktor ini iatu berkaitan dengan kemudahan dan sifat aktiva
yang menjadi sasaran pencurian. Dan resiko penyalahgunaan
aktiva merupakan bagian dari resiko bawaan.
b.
Lemahnya Pengendalian Internal
Yang menyebabkan lemahnya pengendalian internal dalam
model resiko audit yang disusun atau di rancang guna untuk
mencegah atau mendeteksi kecurangan atau penyalahgunaan aktiva
disebut resiko pengendalian.
Manajemen laba adalah tindakan yang dilakukan oleh manajemen
dengan cara memilih kebijakan akuntansi dari standar akuntansi yang ada.
Dalam beberapa hal manajemen dapat menggunakan kebijakannya untuk
mengatur waktu pengakuan biaya atau pendapatan meskipun tidak ada
kecurangan, pemalsuan catatan, atau penghindaran sistem pengendalian
(28)
13
intern. Berbagai pola yang sering dilakukan manajemen dalam manajemen
laba (Scott, 1997) adalah:
a.
Income Maximination
Maksiminasi laba dimaksudkan untuk dapat memperoleh
bonus yang lebih besar dan laba yang dilaporkan tetap di bawah cap
serta untuk menghindar dari pelanggaran atas kontrak hutang jangka
panjang.
b.
Taking a Bath
Teknik ini mengakui adanya biaya-biaya pada periode
mendatang dan kerugian periode berjalan ketika keadaan buruk yang
tidak menguntungkan dan tidak bisa dihindari pada periode berjalan.
Konsekuensinya, manajemen menghapuskan beberapa aktiva dan
membebankan perkiraan biaya ke periode mendatang sehingga laba
pada periode berikutnya akan lebih tinggi dan yang seharusnya.
c.
Income Smoothing
Tujuan dari
income smoothing
adalah untuk memperoleh
bonus, tidak melanggar perjanjian hutang, dan pelaporan ekstemal
dengan maksud sebagai penyampaian informasi manajemen kepada
pasar dalam meramalkan pertumbuhan laba jangka panjang
perusahaan sehingga dapat menurunkan
cost of capital
perusahaan.
d.
Income Minimization
Cara ini dilakukan pada saat profitabilitas perusahaan berada
sangat tinggi dengan maksud agar tidak mendapat perhatian secara
(29)
politis.Kebijakan yang diambil dapat berupa penghapusan atas barang
modal dan aktiva tidak berwujud, pembebanan pengeluaran iklan, riset
dan pengembangan yang cepat, dan sebagainya..
4.
Laporan Keuangan
Keadaan atau kondisi keuangan dan hasil operasi laporan keuangan
perusahaan yang berada di dalam laporan keuangan perusahaan adalah
merupakan hasil dari kegiatan akuntansi perusahaan. Menurut Hanafi dan
Halim (2002) laporan keuangan adalah laporan keuangan yang diharapkan
dapat bisa memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan mengenai
suatu perusahaan, dan digabungkan dengan informasi lain yang bisa
memberikan gambaran yang lebih baik mengenai resiko dan prospek suatu
perusahaan.
Laporan keuangan adalah merupakan proses pelaporan keuangan.
Lapran keuangan terdiri dari: neraca, laba rugi, laporan perubahan modal,
beserta pejelan lain yang berupa bagian dari laporan keuangan. Laporan
keuangan biasanya disajikan dalam satu periode sekali untuk memenuhi
kebutuhan para pengguna informasi. Dan tidak sedikit para pengguna
informasi sangat bergantung kepada laporan keuangan sebagai sumber
informasi utama oleh karena itu seharusnya disajikan dan disusun dengan
sesuai kebutuhan para pengguna informasi.
Tujuan laporan keuangan disusun dan untuk menyediakan informasi
laporan posisi keuangan, laporan posisi keuangan serta kinerja suatu
(30)
15
perusahaan yang dapat memberikan manfaat bagi sebagian besar pengguna
laporan keuangan dalam pengambilan keputusan dimasa yang akan datang
(Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007). Laporan keuangan diterbitkan atas
dasar informasi yang yang digunakan manajemen mengenai posisi
keuangn, kinerja serta perubahan posisi keuangan.
Laporan keuangan memiliki karakteristik kualitatif pokok, yaitu:
A.
Relevansi.
Agar
menjadi
relevan,
informasi
harus
mampu
menyajikanperbedaan bagi pembuat keputusan, yang memiliki nilai
prediktif atauumpan balik. Bahwa laporan kauangan harus cukup penting
bagi pemakai, sehingga jika diabaikan dinyatakansecara salah, hal tersebut
akan membuat keputusan yang diambil pemakaimenjadi berbeda.
B.
Dapat dipahami. Dimaksudkan bahwa informasi yang dilaporkan harus
cukup transparan dan sehingga masuk akal bagi pemakai informasi.
Pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang cukup baik dalam
mengetahui laporan keuangan dan mudah di baca dan menarik bagi para
pengguna informasi.
C.
Reliabilitas. Informasi dianggap dapat diandalkan jika lengkap, bebas dari
kesalahan atau bias yang material, terpercaya, dan dapat diharapkan untuk
mempermudah pengguna laporan keuangan guna mengambil keputusan
untuk dimasa yang akan datang.
D.
Komparabilitas. Para pemakai biasanya membandingkan laporan keuangan
selama suatu periode guna untuk mengidentifikasi tren dalam posisi dan
kinerja keuangannya. Jadi, sangatlah penting bahwa dasar penyusunan dan
(31)
penyajian harus tetap dapat dibandingkan antar satu perusahan dengan
perusahaan yang lain.
B.
Pengembangan Hipotesis
Model Jones berfokus pada jumlah atau total sebagai dasar sumber
manipulator. Dan di harapkan total akrual mampu menangkap prosi yang lebih
besar dari manipulasi yang di lakukan oleh seorang manajer daripada porsi
yang digunakan satu atau dua akun. Akan tetapi tidak seluruhnya diskresi
manajemen berasal dari perubahan akrual, bisa juga berasal dari perubahan
kondisi ekonomi perusahaan tersebut (Jones, 1991).
Dalam pengukuran manajemen laba dengan menggunakan proksi
discresionary accrual
yang di ukur menggunakan model Jones (1991)
menyatakan bahwa manajemen laba sebagai suatu kegiatan yang dilakukan
secara sengaja dalam batasan prinsip-prinsip akuntansi dalam rangka
memperoleh tingkat pendapatan yang diinginkan (Guna dan Herawaty, 2010)
Melakukan penelitian
accrual based
model untuk mendeteksi manajemen
laba. Model yang dievaluasi antara lain: The Healy Model, The Jones Model,
The Modified Jones Model yang dikembangkan Jones (1991) di anggap
mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam mendeteksi manajemen laba
(Dechow, Sloan dan Sweeney, 1995).
Penelitian yang dilakukan oleh Joseph T Wells (2001) yang
mempublikasikan artikel yang berjudul “Irrational Ratios”. Wells
menggunakan Beneish Ratio Index dalam pengungkapan kecurangan dalam
(32)
17
laporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan pembersih karpet di
Amerika Serikat”ZZZZ Best Carpet Cleaning Service”, pada tahun 1980.
Dengan berdasarkan penelitian-penilitan diatas para peneliti tidak
menyatakan mengapa mereka mengganggap proksi tersebut merupakan proksi
yang tepat ataupun lebih akurat serta mengapa meraka menggunakan proksi
tersebut dalam pendekteksian manajemen laba. Berdasarkan uraian diatas ,
turunkan hipotesis sebagai berikut :
H : Terdapat perbedaan yang signifikan antara Beneish Ratio Index dengan
Discresionary Accrual untuk mendeteksi manajemen laba
C.
Kerangka Penelitian
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
Berdasarkan gambar 2.1 di atas dapat dijelaskan bahwa fokus penelitian
ini menganlisi perbandingan
discresionanry accrual
model Jones (1991) dengan
Beneish Ratio Index (1999). Model Beneish (1999) terdiri dari delapan ratio
kunci, antara lain: (1) Days Sales Receivables Index; (2) Gross Margin Index; (3)
Asset Quality Index; (4) Sales Growth Index; (5) Sales,General and
Discresionary Accrual
Model Jones (1991)
Beneis Ratio Index (1999)
(33)
Administrative Expense Index; (6) Depreciation Index; (7) Leverage Index; (8)
Total Accrual to Total Assets Index yang selanjutnya diformulasikan dan
kedalam M-Score (
manipulator score
). Dan pengukuran yang digunakaan untuk
menggukur
discresionary accrual
itu dengan model modifikasi Jones (1991).
(34)
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Objek/ subjek penelitian
Data dalam penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI)
yaitu berupa laporan keuangan pada tahun2015.
B.
Jenis data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang
diperoleh dari data yang sudah ada baik melalu web resmi yaitu
www.idx.ac.id
dan lain sebagainya, dan peneliti tidak terjun langsung
meneliti ke lapangan. Data yang digunakan yaitu laporan keuangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).Jenis penelitian ini merupakan
penelitian diskriptif kuantitaif, yaitu menjelaskan karakteristik fenomena
yang dapat digunakan sebagai sarana pengambilan keputusan untuk
memecahkan masalah bisnis untuk mempermudah menarik ksimpulan
(Indiantoro,2002).Dan penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan
pengolahan data berupa angka-angka.
C.
Teknik pengambilan sampel
Penetuan
sampel
dalam
penelitian
ini
menggunakan
cara
purposivesampling
, yaitu sampel yang ditentukan oleh penulis dan
memiliki keterbatasan dalam hal generalisasi. Beberapa kriteria dalam
penentuan sampel tersebut antara lain:
(35)
a.
Seluruh perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan
pada setiap periodenya.
b.
Seluruh perusahaan manufaktur yang mengumumkan laba per 31
Desember 2015.
c.
Seluruh perusahaan manufaktur yang menerbitkan data guna keperluan
untuk perhitungan, yang akan digunakan ke dalam proksi yang
dibutuhkan dalam setiap periodenya.
D.
Teknik pengumpulan data
Penelitian ini dengan mengambil laporan keuangan perusahaan
manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015.Dan data
dapat diambil dari situs resmi BEI.
E.
Devinisi operasional variabel penelitian
Dalam artikelnya “The Detection of Earnings Manipulation” (1999),
Messod D. Beneish men-teorikan bahwa ada beberapa prediktor dari
manipulasi laporan keuangan yang dapat digunakan. Beneish Ratio Index
yang digunakan untuk mendeteksi adanya manipulasi dalam laporan
keuangan tersebut antara lain:
1.
Days Sales in Receivable Index
(DSRI)
Days Sales in Receivable Index
digunakan untuk
mengujiapakah
net receivable
dan
sales
selama 2 tahun tersebut
mengalami perubahan yang signifikan atau tidak. Apabila DSRI > 1
maka hal ini berarti terdapat peningkatan atas jumlah piutang
(36)
21
sehingga mengindikasi adanya
earning overstatement
(Beneish,
1999)
.
2.
Gross Margin Indexs
(GMI)
GMIadalahrasioyang digunakan untuk mengukur tingkat
profitabilitas suatu perusahaan. Nilai GMI > 1 menunjukkan telah
terjadinya penurunan laba kotor sehingga memberikan sinyal buruk
atas perusahaan(Beneish, 1999). Kenaikan GMI mengindikasikan
perusahaan untuk menggelembungkan laba.
3.
Asset Quality Index
(AQI)
AQI merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui
kualitas aktiva. Apabila AQI >1, maka nilai dari kualitas aktiva
tersebut telah menurun sehingga hal ini mengindikasi adanya
earning overstatement
(Beneish, 1999)
.
⁄
⁄
4.
Sales Growth Index
(SGI)
SGI dapat digunakan untuk mengetahui manakah perusahaan
yang memasukkan penjualan palsu. SGI > 1 menunjukkan terjadinya
(37)
peningkatan penjualan atau dapat mengindikasikan terjadinya
earning overstatement
(Beneish, 1999).
5.
Depreciation Index
(DEPI)
DEPImerupakan
rasio
yang
membandingkan
tingkat
depresiasi pada suatu tahun dengantahun sebelumnya.Jika DEPI > 1,
maka hal ini mengindikasikan terjadinya penurunan depresiasi atau
telah terjadinya
earning overstatement
(Beneish, 1999)
.
⁄
⁄
6.
Sales, General and Administrative Expenses Index
(SGAI)
SGAI merupakan rasio yang membandingkan beban
penjualan, umum dan administrasi terhadap penjualan pada tahun t
terhadap tahun t-1. SGAI< 1 mengindikasikan terjadinya
earning
overstatement
(Beneish, 1999).
⁄
⁄
7.
Leverage Index
(LVGI)
LVGI merupakan rasio yang membandingkan jumlah hutang
terhadap suatu aktiva pada tahunt dengan tahunt-1. LVGI > 1
menunjukkan terjadinya peningkatan hutang terhadap aktiva yang
(38)
23
dimiliki.
LVGI
>
1
mengindikasikan
terjadinya
earning
overstatement
(Beneish, 1999).
⁄
⁄
8.
Total Accruals to Total Assets
(TATA)
Apabila TATA memberikan nilai yang tinggi maka hal ini
menunjukkan jumlah laba yang dimiliki perusahaan juga tinggi.
TATA yang tinggi atau bernilai positif mengindikasikan adanya
kemungkinan terjadinya
earning overstatement
(Beneish, 1999).
Beneish (1999) menyatakan apabila menggunakan TATA untuk
memperkirakan sejauh mana
cash
mendasari pendapat yang dilaporkan, dan
juga dapat memperkirakan
accruals
positif yang lebih tinggi dan dikaitkan
dengan adanya kemungkinan manipulasi pendapatan yang lebih tinggi.
Setelah dilakukan perhitungan kedelapan rasio tersebut, kemudian di
formulasikan ke rumus Beneish M-Score Model :
M-Score = -4.84 + 0.920 DSRI + 0.528 GMI + 0.404 AQI +
0.892 SGI + 0.115 DEPI - 0.172 SGAI - 0.327 LVGI + 4.697 TATA
Jika Benesih M-Score lebih besar dari -2.22, dikategorikan sebagai
perusahaan yang melakukan
manipulator
.Sedangkan jika skor lebih kecil
dari -2.22, dikategorikan sebagai perusahaan yang tidak melakukan
(39)
fraud
diberi skor 1 dan yang tidak melakukan
fraud (non fraud)
diberi skor
0.
Rumus Manajemen Laba :
Manajemen laba merupakan setiap tindakan manajemen yang dapat
mempengaruhi angka laba yang dilaporkan.Menurut Septiana dan Nur (2013)
nilai
discretionary accrual
(DA) dihitung dengan model Jones yang
dimodifikasi untuk mengukur tingkat manajemen laba.
Persamaan 1:
TAit/At-1 = (NI
–
CFO)/At-1.
Keterangan :
TAit : Total akrual perusahaan i pada tahun t
NIit : Laba bersih perusahaan i pada tahun t
CFOit : Kas dari dari perusahaan i pada tahun t
Persamaan 2:
NDAit = β1(1/ At
-
1) + β2 (ΔREVit
-
ΔRECit/ At
-
1) + β3 (PPEit/ At
-1)
Keterangan :
NDAt :
Non discretionary accrual
perusahaan i pada tahun t
Ait-1 : Total aset perusahani pada tahun t-1
REV it : Pendapatan perusahaan i pada tahun t
REC it : Piutang bersih perusahaan i pada tahun t
PPEit : Aset tetap perusahaan i pada tahun t
β1, β2, β3 : Koefi
sien regresi model Jones
Selanjutnya, nilai
discretionary accrual
didapatkan dengan mengurangi total
akrual dengan nilai
discretionary accrual
nya.
(40)
25
DAit =TAit/At-1 -
β1(1/ At
-
1) + β2 (ΔREVit
-
ΔRECit/ At
-
1) + β3 (PPEit/
At-1)
Keterangan:
DAit :
Discretionary accrual
perusahaan i pada periode ke- t
TAit : Total
accrual
dalam periode t
Ait-1 : Total perusahaan aset i pada tahun t-1
NDAit :
Non discretionary accrual
perusahaan i pada tahun t
Persamaan 4:
Setelah di lakukan regresi di atas maka discresionary accruals dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Dait = (Tait/Ait-1) - NDAit
F.
Metode Analisis Data
1.
Uji Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif adalah merupakan suatu metode dalam
mengorganisasi dan menganalisis data kuantitatif, sehingga dapat
diperoleh fisual gambaran yang teratur mengenai suatu kegiatan.
2.
Uji Asumsi Klasik
a.
Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah untuk menguji apakah variabel independen dan
variabel dependen itu mempunyai distribusi normal atau tidak
normal.Apabila data yang diuji dinyatakan tidak normal maka data
tidak bisa digunakan untuk dilanjutkan dalam pengujian selanjutnya.
Penentuan probabilitasnya adalah :
(41)
Jika nilai sig probalitisa < 0,005 maka HO DITOLAK.
b.
Uji Homogenitas
Uji Homogenitas adalah uji yang digunakan sebagai bahan acuan
untuk menentukan keputusan uji statistik. Adapun dasar pengambilan
keputusan dalam uji homogenitas adalah :
Jika nilai sig < 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua atau
lebih populasi data adalah tidak sama.
Jika nilai sig > 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua atau
lebih populasi data adalah sama.
c.
Uji Hipotesis dan Analisis Data
Uji beda menurut Luciana dan herdiningtyas (2005) adalah guna untuk
membedakan apakah terdapat perbedaan antar variabel yang ingin di uji.
Uji beda dilakukandengan menggunakan alat uji
Independen Sample T-test
untuk data yangberdistribusi normal.
d.
Pengujian Hipotesis
Dalam pengujian Independent Sample T-Test ini dinyatakan apabila
nilai signifikannya/ sig (2.tailed) > 0,05 maka H1 DITOLAK. Dan jika
apabila nilai signifikannya / sig.(2-tailed) < 0,05 maka H1 DITERIMA.
(42)
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini menggunkan aplikasi SPSSdalam pengolahan data.
Terdapat beberapa pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini, yakni uji
diskriptif, uji homogenitas dan uji beda menggunakan uji Independent Sample
T-Test. Subjek dari penelitian disajikan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Sampel Perusahaan
No
Keterangan
Jumlah
1.
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2015
143
2.
Perusahaan yang tidak menerbitkan Lapaoran Keuangan
selama periode pengamatan tahun 2015
(12)
3.
Perusahaan yang tidak memiliki data yang diperlukan
dalam perhitungan ratio selama periode pengamatan
tahun 2015
(4)
Total Sampel
127
Sumber: website BEI yang telah diolah
Sebelum dilakukan uji beda menggunakan uji Independent Sample
T-Test, terlebih dahulu dilakukan uji
casewise
guna untuk mengetahui apakah
terdapat data yang
outlier
atau tidak. Dari pengujian tersebut ditemukan 40
data dari 127 data yang menglami
outlier
sehingga 40 sampel tersebut harus di
hapus. Dengan demikian terdapat 87 sampel perusahaan yang digunakan dalam
penelitian ini.
(43)
B.
Uji Kualitas Instrumen dan Data
1.
Uji Analisis Deskriptif
Tabel 4.2
Statistik Diskriptif
Sumber : Hasil Olah Data SPSS
Berdasarkan hasil tabel 4.2 menunjukkan bahwa penelitian ini
berjumlah 87 sampel. Hasil statistik deskriptifmya adalah sebagai
berikut: Model Jones memiliki nilai minimum sebesar -,11; nilai
maksimum sebesar 0,11; memiliki nilai rata-rata sebesar 0,0099; dan
memiliki standar deviasi sebesar 0,04849.
Sedangkan Model Beneish Ratio Index memiliki nilai minimum
sebesar 0; nilai maksimum sebesar 1; memiliki rata-rata sebesar 0,13;
dan memiliki standar deviasi sebesar 0,334. .
2.
Uji Normalitas
Tabel 4.3
Uji Normalitas
Sumber : Hasil Olah Data SPSS
Descriptive Statistics
87 -,11 ,11 ,0099 ,04849
87 0 1 ,13 ,334
87 jones
beneish
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean St d. Dev iation
Tests of Normali ty
,091 76 ,194 ,951 76 ,005
,166 11 ,200* ,922 11 ,336
beneish non manipulator manipulator jones
Stat istic df Sig. Stat istic df Sig. Kolmogorov -Smirnova Shapiro-Wilk
(44)
29
Berdasarkan hasil tabel 4.3 pengujian normalitas diatas
menunjukkan bahwa data non manipulator nilai Kolmogorov-Smirnov
sig 0,194 dan data manipulator nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar
0,200 yaitu memiliki nilai sig> 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
data diatas berdistribusi normal.
3.
Uji Homogenitas
Tabel 4.4
Uji Homogenitas
Sumber: SPSS yang telah diolah
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS di atas di ketahui bahwa nilai
signifikansinya sebesar 0.0518 > 0,05 maka dapat diartikan bahwa
model Jones (1991) memiliki varian yang sama dengan model Beneish
(1999).
C.
Hasil Penelitian (Uji Beda)
Tabel 4.5
Uji Beda (Independent Sample T-Test)
Sumber : Hasil Olah Data SPSS
Test o f Homog eneity of Varian ces jones
,422 1 85 ,518
Lev ene
St at ist ic df 1 df 2 Sig.
Independent Samples Test
,422 ,518 -3,501 85 ,001 -,05149 ,01471 -,08074 -,02224
-3,915 14,204 ,002 -,05149 ,01315 -,07966 -,02332 Equal v ariances
assumed Equal v ariances not assumed jones
F Sig.
Lev ene's Test f or Equality of Variances
t df Sig. (2-tailed) Mean Diff erence
Std. Error
Diff erence Lower Upper 95% Confidence
Interv al of the Diff erence t-test for Equality of Means
(45)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas guna untuk menguji
uji beda dengan menggunakan Independent Sample T-Test yang dilakukan
meggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai Sig.(2-tailed)
equal
variances assumed
sebesar 0,001 < 0,05, maka berdasarkan hasil
pengujian Independen Sample T-Test dapat disimpulkan bawah H1
diterima, yang memiliki arti bahwa Terdapat Perbedaan yang Signifikan
antara
Beneish
Ratio
Index
dengan
Discresionary
Accrual
untuk
Pendekteksian Manajemen Laba.
D.
Pembahasan
Hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa Terdapat Perbedaan
yang Signifikan antara
Beneish Ratio Index
dengan
Discresiaonary
Accrual
untuk Mendeteksi Manajemen Laba. Terdukunganya hipotesis ini
menyatakan bahwa adanya perbedaaan dalam pengukuran pendeteksian
manajemen laba dalam model Jones (1991) dengan Benesih Ratio Index
(1999).
Dalam penelitian ini mengindikasikan bahwa pemilihan proksi
perhitungan menggunakan model Jones (1991) maupun Beneish (1999)
mampu memberikan hasil yang berbeda dalam pendektesian manajemen
laba. MenurutDechow, Sloan dan Sweeney (1995) melakukan
penelitianuntuk mengevaluasi model akrualuntuk pendeteksian manajemen
laba. Model yang dievaluasi antara lain: The Healy Model,The DeAngelo
(46)
31
Model, The Jones Model, The Modified Jones Model danThe Industry
Model.
Menurut penelitian tersebut menyatakan bahwa model yang
dikembangkan oleh Jones (1991) mempunyai kemampuan lebih atau yang
paling baik dalammendeteksi manajemen laba suatu perusahaan. Dengan
demikian memungkinkan terdapatnya perbedaan yang signifikan di antara
ke dua model tersebut baik model Jones (1991) dengan Beneish (1999)
dalam pendeteksian manajemen laba.
(47)
32
BAB V
SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN
A.
Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan antara
discresionary accrual
model Jones (1991) dengan model
Beneish Rato Index (1999) dalam pendeteksian manajemen laba pada
perusahaan manufaktur yang listing di bursa efek indonesia pada periode
tahun 2015. Berdasarkan metode
purposive sampling
diperoleh data
sebanyak 127 data yang masuk dalam kriteria pengujian
purposive
sampling
.
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian data dalam penelitian ini
menyatakan bahwa pengukuran menggunkan model Jones (1991) dengan
Beneish Ratio Index (1999) terdapat perbedaan yang siginifikan dalam
pendekteksian manajemen laba.
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, sarannya adalah di harapkan
penelitian selanjutnya dapat memilih periode tahun pengamatan yang lebih
panjang, sehingga dapat meperluas sampel penelitian, dengan tujuan dapat
di perelah data yang lebih akurat. Dan dalam penelitian selanjutnya dapat
menambah variabel-variabel lain yang dapat dibandingkan dalam
pendekteksian manajemen laba, selain tidak hanya membandingkan di
(48)
33
33
harapkan juga dapat menambahkan rumus atau model apa yang lebih baik
ataupun yang lebih akurat dalam pendeteksian manajemen laba.
Bagi perusahaan diharapkan dapat melaporkan laporan keuangan
secara nyata dan meminimalisir kecurangan dalam penyajian laporan
keuangan, karena hal itu dapat merugikan para pengguna laporan
keuangan. Dan bagi para investor, calon investor, pemegang saham dan
kreditor diharapkan dalam pengambilan keputusan untuk membeli saham
dapat dilakukan dengan analisi yang baik terhadap laporan keuangan, dan
dapat pula disertai dengan mencari informasi tambahan diluar laporan
keuangan tersebut.
C.
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan
dalam
penelitian
ini
yaitu
dimana
hanya
menggunakan 1 tahun periode berjalan. Dan hanya menggunakan dua
rumus dalam pengujiannya yaitu,
discresionary accrual
model Jones
(1991) dan Beneish Ratio Index (1999) dalam pendekteksian manajemen
laba karena peneliti berfokus hanya menguji rumus yang sering digunakan
oleh para peneliti-peneliti sebelumnya. Jumlah data yang digunakan tidak
sesuai dengan jumlah data yang terdaftar di www.sahamok.com dalam
periode 2015 dikarenakan beberapa perusahaan tidak menerbitkan laporan
keuangan pada periode tersebut dan terdapat beberapa perusahaan yang
tidak lengkap datanya yang perlu digunakan dalam perhitungan.
(49)
34
DAFTAR PUSTAKA
Azlina, 2010.
“
Analisis Factor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba (Studi Pada
Perusahaan yang Terdaftar Di Bei
.”
,
Jurnal Pekbis
2(3): 355-363.
Beneish D. Messod. 2001. Earnings Management: A Perspective. Working Paper
Series.
http//: www.ssrn.com
.
Beneish, D 1999.
“
The Detection Of Earning Manipulation
.”
Financial Analysts
Journal
.
Cornett, dkk. 2006. “Earnings Management, Corporate Governance, and True
Financial Performance.”
College of Business and Administration
453-1417.
Dechow, Sloan, and Sweeney.
1995. “
Detecting Earnings Management
.”
The
Accounting Review
70(2): 193-225.
Guna, Herawaty. 2010. “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance,
Independesi Auditor, Kulalitas Audit Dan Faktor Lainnya Terhadap
Manajemen Laba.”
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi
12(1) 53-68.
Gunawan, Darmawan and Purnamawati. 2015. “Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Dan
Leverage
Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).”
e-Journal S1
Ak Universitas Pendidikan Ganesha
3(1).
Jensen, Meckling. 1976. “Theory Of The Frim: Managerial Behavior, Agency
Costs And Ownership Structure.”
Journal of Financial Economics
305-360.
Jones, J. J. 1991.
“
Earnings Management Durin
g Import Relief Investigations”
Journal Of Accounting Research
29(2): 193‐228.Wells. 2001. “Irrational Ratios.”
Journal of accountancy.
Handayani, Rachadi. 2009.
“
Pengaruh Ukuran perusahaan Terhadap Manajemen
Laba.
”
Jurnal Bisnis dan Akuntansi
, 11(1).
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007.
Standar Akuntansi Keuangan
, Jakarta: Salemba
Empat.
Kartika, Irianto. 2010. “ Penerapan Model Beneish (1999) Dan Model Altman
(2000) Dalam Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan.”
Jurnal
Akuntansi Multiparadigma
1(2).
Koroy, 2008.
“
Pendekteksian Kecurangan (
Fraud
) Laporan Keuangan Oleh
Auditor Eksternal
.”
Jurnal Akuntansi Dan Keuangan
.
(50)
35
Luciana, Herdinigtas. 2005.
“
Analisis Rasio Camel Terhadap Prediksi Kondisi
Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Perioda 2000-2002
.”
Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan
, 7(2).
Mahariana, Ramantha. 2014. “
Pengaruh Kepemilikan Manajerial Dan
Kepemilikan Institusional Pada Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur
Di Bursa Efek Indonesia.
”
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
7(2):
2302-8556.
Meini, Utama. 2015. “
Analisis Karakteristik Perusahaan Yang
Melakukan
Misstatement
Pelaporan Keuangan Di Indonesia
.”
Snema.Rahman. 2011. “
Peran Manajemen Dan Tanggung Jawab Auditor Dalam
Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan.
”
Jurnal Eksis
7(2):
1816-2000.
Rahmayanti. 2012.
“
Analisis Pengaruh Mekanisme Coprorate Governance
Terhadap Manajemen Dan Kinerja Perusahaan
.
”
Skripsi
.Universitas Indonesia.
Ratnawati dan Salean dan Masqsudi. 2016.
“
Mendekteksi Kecurangan Laporan
Keuangan Perusahaan
.”
Jurnal Ekonomi & Bisnis
1(1).
Rusli, Iskandar.
2009. “
Pengaruh Aset dan Manajemen
Inventory
terhadap
Manajemen Laba
.”
Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan
Organisasi
. 16(3): 160-169.
Sari, Asyik. 2013. “Pengaruh
Leverage Dan Mekanisme Good Corporate
Governance
Terhadap Manajemen Laba.”
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi
2(6).
Septiana, Nur. 2013.
“
Pengaruh Leverage dan Mekanisme Good Corporate
Governace Terhadap Manajemen Laba
.”
Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi
2(6).
Scott, William R.. 1997
.“
Financial Accounting Theory
”
International Edition,
Englewood Cliffs.
(51)
Case Processing Summary
beneish
Cases
Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent jones non manipulator 76 100,0% 0 ,0% 76 100,0%
manipulator 11 100,0% 0 ,0% 11 100,0%
Descriptives
beneish Statistic Std. Error jones non manipulator Mean ,0034 ,00531
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound -,0072 Upper Bound
,0140 5% Trimmed Mean ,0055
Median ,0101
Variance ,002
Std. Deviation ,04630
Minimum -,11
Maximum ,07
Range ,18
Interquartile Range ,07
Skewness -,584 ,276
Kurtosis -,454 ,545
manipulator Mean ,0549 ,01203 95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound ,0281 Upper Bound
,0817 5% Trimmed Mean ,0550
Median ,0615
Variance ,002
Std. Deviation ,03991
Minimum ,00
Maximum ,11
Range ,11
Interquartile Range ,09
Skewness ,156 ,661
(52)
Extreme Values
beneish Case Number Value jones non manipulator Highest 1 40 ,07
2 46 ,07
3 38 ,07
4 66 ,07
5 81 ,07
Lowest 1 50 -,11
2 58 -,10
3 42 -,10
4 54 -,09
5 84 -,08
manipulator Highest 1 69 ,11
2 33 ,11
3 78 ,10
4 75 ,06
5 74 ,06
Lowest 1 34 ,00
2 13 ,01
3 12 ,01
4 71 ,04
5 32 ,04
Tests of Normali ty
,091 76 ,194 ,951 76 ,005
,166 11 ,200* ,922 11 ,336
beneish
non manipulator manipulator jones
Stat istic df Sig. Stat istic df Sig. Kolmogorov -Smirnova Shapiro-Wilk
This is a lower bound of the true signif icance. *.
Lillief ors Signif icance Correct ion a.
Test of Homogeneity of Variances
jones
,422 1 85 ,518
Lev ene
(53)
,422 ,518 -3,501 85 ,001 -,05149 ,01471 -,08074 -,02224
-3,915 14,204 ,002 -,05149 ,01315 -,07966 -,02332 Equal variances
assumed Equal variances not assumed jones
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean Diff erence
Std. Error
Diff erence Lower Upper Diff erence
Oneway
Notes
Output Created 10-DEC-2016 00:52:59
Comments
Input Data D:\input normal dan signifikan.sav Active Dataset DataSet1
Filter <none> Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working
Data File 87
Missing Value Handling
Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics for each analysis are based on cases with no missing data for any variable in the analysis.
Syntax ONEWAY
jones BY beneish
/STATISTICS HOMOGENEITY /MISSING ANALYSIS . Resources Elapsed Time
0:00:00,00
Processor Time 0:00:00,00
[DataSet1] D:\input normal dan signifikan.sav Test of Homogeneity of Variances
jones Levene
(54)
,422 1 85 ,518
ANOVA
jones
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Between Groups ,025 1 ,025 12,254 ,001 Within Groups ,177 85 ,002
Total ,202 86
NO KODE Tahun
TA-1 ∆REV ∆REC PPE NDA DA
1 ADES 2015 0,013467 0,000001981 0,137609 0,563279 -0,10926 0,122726 2 ADMG 2015 -0,10105 0,000000002 -0,29848 0,577074 -0,03961 -0,06144 3 AISA 2015 -0,04907 0,000000136 0,032061 0,310611 -0,05304 0,003971 4 AKPI 2015 -0,02516 0,000000001 0,003778 1,83936 -0,28345 0,258291 5 ALKA 2015 -0,01653 0,000000004 -1,96194 0,06424 0,312996 -0,32953 6 ALMI 2015 -0,7426 0,000000000 0,017092 0,326252 -0,05298 -0,68962 7 ALTO 2015 -0,02889 0,000000000 -0,00531 0,471451 -0,07162 0,042729 8 AMFG 2015 -0,01098 0,000000253 -0,00135 0,461946 -0,07081 0,059828 9 APLI 2015 -0,08323 0,000000000 -0,06589 0,626483 -0,08549 0,002255 10 ARNA 2015 -0,03231 0,000000000 -0,26927 0,70225 -0,06367 0,031359 11 ASII 2015 -0,04524 0,000004237 -0,0651 0,176683 -0,01645 -0,02878 12 AUTO 2015 -0,07173 0,000000070 -0,02814 0,243767 -0,03285 -0,03887 13 BAJA 2015 -0,04083 0,000000000 -0,05291 0,260044 -0,03128 -0,00955 14 BATA 2015 0,141811 0,000000001 0,028662 0,302941 -0,0513 0,19311 15 BOLT 2015 0,038613 0,000000000 -0,08535 0,460852 -0,05682 0,09543 16 BRAM 2015 -0,04422 0,000000003 0,007152 0,567799 -0,08849 0,044265 17 BRNA 2015 -0,21248 0,000000001 0,004508 0,901059 -0,13929 -0,07318 18 BRPT 2015 -0,03244 0,000000430 -0,43966 0,6826 -0,03261 0,000168 19 BTON 2015 0,027592 0,000000000 -0,15759 0,075591 0,01431 0,013282 20 BUDI 2015 -0,0314 0,000000404 -0,37522 0,691297 -0,04455 0,013145 21 CEKA 2015 -0,04833 0,000000000 -0,12559 0,172101 -0,00579 -0,04254 22 CINT 2015 0,044241 0,000000000 0,101787 0,429656 -0,08282 0,127059 23 CPIN 2015 0,006005 0,000000048 0,053663 0,53371 -0,0909 0,096903 24 CTBN 2015 -0,0491 0,000000004 -0,24507 0,26564 -0,00052 -0,04859 25 DAJK 2015 -0,31884 0,000000001 0,186718 0,550856 -0,11543 -0,20341 26 DLTA 2015 -0,05472 0,000000001 -0,11401 0,105584 0,002527 -0,05725 27 DPNS 2015 0,017677 0,000000000 -0,05502 0,045834 0,002007 0,01567 28 DVLA 2015 -0,08562 0,000000001 0,124906 0,20807 -0,05255 -0,03307 29 ERTX 2015 0,066053 0,000000021 0,281019 0,547216 -0,13039 0,196443
(55)
35 GJTL 2015 -0,06879 0,000000062 -0,0275 0,541738 -0,07878 0,00999 36 HDTX 2015 -0,09946 0,000000000 0,056287 0,971607 -0,15866 0,059199 37 HMSP 2015 0,336573 0,000000035 0,244183 0,221319 -0,07422 0,410789 38 ICBP 2015 -0,02247 0,000000040 0,049173 0,261917 -0,04837 0,025897 39 IGAR 2015 -0,0817 0,000000000 -0,11011 0,189635 -0,01104 -0,07066 40 IKAI 2015 -0,22249 0,000000000 -0,21045 0,471844 -0,03792 -0,18457 41 IMAS 2015 -0,03476 0,000000000 -0,04615 0,195682 -0,02249 -0,01226 42 IMPC 2015 0,007053 0,000000000 -0,14438 0,267699 -0,0174 0,024456 43 INAF 2015 -0,10219 0,000000000 0,192619 0,318802 -0,08072 -0,02147 44 INAI 2015 -0,02059 0,000000000 0,256418 0,259603 -0,08212 0,061531 45 INCI 2015 -0,05971 0,000000000 0,117827 0,328132 -0,06985 0,01014 46 INDF 2015 -0,00586 0,000000012 -0,0027 0,291556 -0,04439 0,038531 47 INDR 2015 -0,02533 0,000000001 -0,11141 0,599939 -0,07392 0,048583 48 INDS 2015 -0,04762 0,000000000 -0,07896 0,634072 -0,0845 0,036882 49 INKP 2015 0,009447 0,000000153 -0,03246 0,657689 -0,09579 0,105235 50 INRU 2015 -0,08405 0,000003028 -0,03991 0,570677 -0,08118 -0,00287 51 INTP 2015 -0,02397 0,000000035 -0,07138 0,478244 -0,06179 0,037817 52 IPOL 2015 -0,07671 0,000000004 -0,06879 0,68473 -0,09397 0,017258 53 ISSP 2015 -0,00318 0,000000184 0,063082 0,344186 -0,06331 0,060124 54 JECC 2015 -0,01794 0,000000001 0,168003 0,372313 -0,0849 0,066962 55 JKSW 2015 -1,41364 0,000000000 2,773822 1,937022 -0,75433 -0,65931 56 JPFA 2015 -0,05892 0,000000063 0,038518 0,43207 -0,07278 0,013861 57 JPRS 2015 -0,07123 0,000000000 -0,45542 0,032843 0,069898 -0,14113 58 KAEF 2015 0,02556 0,000000000 0,099219 0,22629 -0,05112 0,076684 59 KBLI 2015 0,05164 0,000000000 0,155246 0,411752 -0,08886 0,140502 60 KBLM 2015 -0,01836 0,000000000 0,119492 0,449918 -0,08885 0,07049 61 KBRI 2015 -0,20504 0,000000000 0,124011 0,877229 -0,1553 -0,04974 62 KDSI 2015 -0,03165 0,000000000 0,05438 0,419652 -0,07348 0,041828 63 KIAS 2015 -0,09072 0,000000000 -0,08424 0,061869 0,00435 -0,09507 64 KICI 2015 -0,17002 0,000000000 -0,10778 0,489519 -0,05753 -0,11248 65 KINO 2015 0,102222 0,000000000 -0,11477 0,540601 -0,06424 0,16646 66 KLBF 2015 -0,0321 0,000000000 0,041087 0,316618 -0,05545 0,023347 67 KRAS 2015 -0,15376 0,000000384 -0,19561 0,905819 -0,10709 -0,04666 68 LION 2015 -0,02195 0,000000000 -0,00571 0,186651 -0,02776 0,005807 69 LMPI 2015 -0,01545 0,000000000 -0,06503 0,323591 -0,03906 0,023603 70 LMSH 2015 -0,06358 0,000000000 -0,50515 0,197111 0,052823 -0,1164
(56)
71 MAIN 2015 -0,02503 0,000000000 0,083852 0,516121 -0,09316 0,068126 72 MASA 2015 -0,1216 0,000000002 -0,075 0,636585 -0,08554 -0,03606 73 MBTO 2015 -0,02419 0,000000000 -0,01633 0,233192 -0,03317 0,008985 74 MERK 2015 -0,02553 0,000000001 0,143606 0,155802 -0,04759 0,022058 75 MLBI 2015 -0,18929 0,000000448 -0,05374 0,567478 -0,07841 -0,11088 76 MLIA 2015 -0,0725 0,000000000 0,027993 0,764539 -0,12217 0,049667 77 MRAT 2015 -0,01445 0,000000000 -0,03961 0,141159 -0,01519 0,000737 78 MYOR 2015 -0,10551 0,000000000 0,03181 0,366158 -0,06154 -0,04397 79 MYTX 2015 -0,16163 0,000000490 -0,10162 0,56494 -0,07014 -0,09148 80 NIKL 2015 -0,13115 0,000000008 -0,17478 0,231991 -0,00691 -0,12424 81 NIPS 2015 -0,07971 0,000000001 -0,02022 0,491447 -0,07224 -0,00747 82 PBRX 2015 -0,04967 0,000000003 0,180384 0,334535 -0,08113 0,031453 83 PICO 2015 -0,07077 0,000000000 0,031524 0,211184 -0,03766 -0,03311 84 POLY 2015 -0,07496 0,000000004 -0,34415 0,2247 0,022085 -0,09704 85 PRAS 2015 0,000719 0,000000000 0,048349 0,667956 -0,11067 0,111384 86 PSDN 2015 -0,10497 0,000000000 -0,01868 0,461564 -0,0679 -0,03707 87 PTSN 2015 -0,02823 0,000000015 -0,41439 0,507522 -0,00984 -0,01839 88 PYFA 2015 -0,07309 0,000000000 0,028355 0,487676 -0,07965 0,006561 89 RICI 2015 -0,1039 0,000000000 -0,06512 0,288454 -0,03364 -0,07026 90 RMBA 2015 -0,41235 0,000000092 0,23351 0,400336 -0,09999 -0,31237 91 ROTI 2015 -0,13299 0,000000000 0,863836 0,849962 -0,27286 0,13987 92 SCCO 2015 -0,02347 0,000000000 -0,02604 0,192021 -0,02524 0,001774 93 SCPI 2015 0,083222 0,000000001 0,867359 0,180356 -0,17047 0,253695 94 SIDO 2015 0,001624 0,000000355 0,002689 0,341057 -0,05289 0,054509 95 SIPD 2015 -0,20275 0,000000000 -0,07579 0,309366 -0,0351 -0,16766 96 SKBM 2015 -0,03418 0,000000000 -0,1588 0,602367 -0,06649 0,032309 97 SKLT 2015 -0,02849 0,000000000 0,167212 0,44091 -0,09531 0,066822 98 SMBR 2015 -0,05951 0,000000000 0,098163 0,268748 -0,05748 -0,00203 99 SMGR 2015 -0,08048 0,000000000 -0,0082 0,733075 -0,11137 0,030888 100 SMSM 2015 0,038055 0,000000569 0,082077 0,40676 -0,07605 0,114108 101 SOBI 2015 0,023391 0,000000448 -0,03498 0,610942 -0,08819 0,111577 102 SPMA 2015 -0,06147 0,000000000 0,046702 0,688218 -0,11351 0,052038 103 SQBB 2015 0,022409 0,000000002 -0,107 0,196608 -0,01262 0,035031 104 SRIL 2015 -0,00455 0,000000001 -0,02656 0,630846 -0,09263 0,088081 105 SRSN 2015 -0,13169 0,000000002 0,07803 0,270196 -0,05439 -0,0773 106 STAR 2015 -0,04226 0,000000000 0,095628 0,407677 -0,07842 0,036169 107 STTP 2015 -0,00537 0,000000000 0,202529 0,591838 -0,12433 0,11896 108 SULI 2015 -0,0532 0,000000014 0,239135 0,491402 -0,11491 0,061714 109 TALF 2015 0,055573 0,000000000 -0,20331 0,273009 -0,00852 0,064094 110 TBMS 2015 -0,36371 0,000000006 -0,34343 0,077967 0,04453 -0,40824 111 TCID 2015 0,227342 0,000000000 -0,05771 0,484361 -0,06498 0,292323
(1)
46
INDF
2014 3.555.067
2015
4.255.814 700.747
47
INDR 2014
75.303.404
2015
74.232.503 -1.070.901
48 INDS
2014 322.645.814.625
2015 295.404.445.756 -27.241.368.869
49
INKP 2014
203.867
2015
614.691 410.824
50 INRU
2014 339
2015 747 408
51
INTP 2014
2.670.993
2015
2.534.690 -136.303
52
IPOL
2014 46.341.314
2015
36.829.799 -9.511.515
53
ISSP 2014
792.012
2015
664.315 -127.697
54
JECC 2014
472.886.670
2015
464.433.968 -8.452.702
55
JKSW 2014
8.447.601.727
2015
3.363.921.912 -5.083.679.815
56
JPFA 2014
1.242.642
2015
1.199.675 -42.967
57
JPRS 2014
159.411.872.894
2015
158.501.932.987 -909.939.907
58
KAEF 2014
514.930.124.968
2015
(2)
59 KBLI
2014 466.155.532.745
2015 535.948.929.741 69.793.396.996
60
KBLM 2014
217.551.157.518
2015
188.382.157.321 -29.169.000.197
61 KBRI
2014 35.674.876.373
2015 81.084.809.559 45.409.933.186
62 KDSI
2014 296.104.466.395
2015 331.594.826.930 35.490.360.535
63
KIAS 2014
294.541.918.661
2015
387.039.276.818 92.497.358.157
64
KICI 2014
9.593.155.210
2015
9.169.136.579 -424.018.631
65 KINO
2014 445.839.177.305
2015 924.165.164.856 478.325.987.551
66
KLBF
2014 2.346.943.653.265 2015
2.354.779.771.919 7.836.118.654
67 KRAS
2014 248.826
2015 211251 -37.575
68
LION 2014
79.221.770.890
2015
94.307.316.712 15.085.545.822
69
LMPI 2014
249.978.404.590
2015
241.723.792.912 -8.254.611.678
70 LMSH
2014 24.106.193.844
2015 20.876.982.285 -3.229.211.559
71
MAIN 2014
463.895.660
2015
440.819.308 -23.076.352
72 MASA
2014 28.204.641
2015 30.099.805 1.895.164
73
MBTO 2014
303.203.625.220
2015
(3)
74
MERK 2014
143.402.727
2015
161.529.606 18.126.879
75
MLBI 2014
382.051
2015
209.771 -172.280
76 MLIA
2014 550.188.973
2015 432343271 -117.845.702
77 MRAT
2014 216.615.051.138
2015 229.770.502.718 13.155.451.580
78
MYOR 2014
3.046.371.390.443 2015
3.368.430.940.065 322.059.549.622
79
MYTX 2014
165.100
2015
134.782 -30.318
80
NIKL 2014
42.623.636
2015
38.384.107 -4.239.529
81 NIPS
2014 323.849.077
2015 320.245.088 -3.603.989
82 PBRX
2014 51874076
2015 65.668.912 13.794.836
83
PICO
2014 101.192.474.458
2015
86.416.820.880 -14.775.653.578
84
POLY 2014
62.791.642
2015
51.046.746 -11.744.896
85 PRAS
2014 96.765.430.412
2015 58.529.352.855 -38.236.077.557
86
PSDN 2014
88.127.207.810
2015
45.024.629.144 -43.102.578.666
87 PTSN
2014 8.795.897
2015 7.984.086 -811.811
88 PYFA
2014 39.596.938.982
(4)
89
RICI 2014
248.485.303.193
2015
250.418.607.191 1.933.303.998
90
RMBA 2014
731.793
2015
529.756 -202.037
91
ROTI 2014
113.306.120.787
2015
248.671.775.050 135.365.654.263
92
SCCO 2014
839.963.857.293
2015
712.904.601.474 -127.059.255.819
93
SCPI 2014
395.620.141
2015
542.513.125 146.892.984
94 SIDO
2014 322556
2015 335600 13.044
95 SIPD
2014 432.110.287.781
2015 2,51852E+11 -180.258.075.591
96 SKBM
2014 1,09127E+11
2015 94300351510 -14.826.607.766
97
SKLT 2014
80.739.523.896
2015
88.088.524.441 7.349.000.545
98 SMBR
2014 80553246
2015 39417460 -41.135.786
99 SMGR
2014 3301247304
2015 3543839969 242.592.665
100 SMSM
2014 574.052
2015 599855 25.803
101 SOBI
2014 358746
2015 346800 -11.946
102
SPMA 2014
180.708.347.578
2015
153.716.229.584 -26.992.117.994
103 SQBB
2014 59480413
2015 125839622 66.359.209
(5)
2015 102181939 60.816.830 105 SRSN
2014 94.876.679
2015 117335496 22.458.817
106 STAR
2014 92.919.212.334
2015 49.064.926.881 -43.854.285.453
107
STTP 2014
259.526.887.337
2015
289.000.051.239 29.473.163.902
108 SULI
2014 1625997
2015 3916436 2.290.439
109 TALF
2014 75.240.353.979
2015 81.775.777.452 6.535.423.473
110 TBMS
2014 84622621
2015 51707143 -32.915.478
111
TCID 2014
319.242.665.159
2015
433.477.682.096 114.235.016.937
112 TFCO
2014 31.355.093
2015 21.666.208 -9.688.885
113 TRIT
2014 45.664.063.706
2015 38.795.207.550 -6.868.856.156
114 TKIM
2014 129.755
2015 80783 -48.972
115
TOTO 2014
519.532.129.126
2015
523.028.546.173 3.496.417.047
116
TPIA 2014
94.856
2015
50.279 -44.577
117
TRIS
2014 136.017.529.682
2015
131.397.353.760 -4.620.175.922
118
TRST
2014 484.265.476.751
2015
428.081.416.006 -56.184.060.745
119
TSPC 2014
839.642.753.550
2015
923.247.607.102 83.604.853.552
(6)
2015 448.129.204.430 53.027.481.490 121 UNIC
2014 53275846
2015 37197874 -16.077.972
122 UNIT
2014 20.459.843.797
2015 26.197.058.195 5.737.214.398
123 UNVR
2014 2895515
2015 3244626 349.111
124
VOKS 2014
538.965.234.722
2015
546.126.243.676 7.161.008.954
125 WIIM
2014 72.063.454.460
2015 62.343.695.804 -9.719.758.656
126
WTON 2014
475.688.830.625
2015
570.108.562.856 94.419.732.231
127 YPAS
2014 59.792.567.897