Hubungan antara kompensasi bonus dengan manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 2015)

(1)

HUBUNGAN ANTARA KOMPENSASI BONUS DENGAN MANAJEMEN LABA

Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program tudi Akuntansi

Oleh: Vicensia Ita NIM : 132114038

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

HUBUNGAN ANTARA KOMPENSASI BONUS DENGAN MANAJEMEN LABA

Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program tudi Akuntansi

Oleh: Vicensia Ita NIM : 132114038

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(3)

(4)

(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN Motto:

Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki

melimpah. (KAHLIL GIBRAN)

Kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus

Keluarga Besar di Lampung dan Muntilan, Tangkil Sahabat-sahabat Penulis


(6)

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTNASI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertandatangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: HUBUNGAN ANTARA KOMPENSASI BONUS DENGAN MANAJEMEN

LABA

Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015

Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 21 Juli 2017 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan,


(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Vicensia Ita

Nomor Induk Mahasiswa : 132114038

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

HUBUNGAN ANTARA KOMPENSASI BONUS DENGAN MANAJEMEN LABA

Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya untuk memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 31 Juli 2017 Yang mengatakan,


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh kerena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Johanes Eka Priyatma, M.sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Albertus Yudi Yuniarto, SE., M.B.A. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA. selaku dosen pembimbing akademik.

5. Drs. Gabriel Anto Listianto, M.S.A., Ak. selaku pembimbing yang telah membentu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Bapak Yakubus Suyoto dan Ibu Veronika Suci Wuryani, orang tua yang

selalu memberi motivasi, dana dan semangat selama penyusunan skripsi. 7. Mbk Sisilia Prptiana yang selalu memberi nasehat dan perhatian kepada

penulis.

8. Vinsensius Febri Hantoko pacar yang selalu menemani, mendukung dan memberi semangat kepada penulis.

9. Sahabat-sahabat penulis (Cepin, Rian, Selvi dan Santi) yang selalu mendengarkan keluh kesah penulis dan memberikan semangat.

10. Temen-teman MPAT Pak Anto yang mau berbagi ide serta memberi masukan-masukan yang positif kepada penulis.


(9)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Juli 2017 Penulis


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL…………… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………. ii

HALAMAN PENGESAHAN……….. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS………... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS………. vi

HALAMAN KATA PENGANTAR……… vii

HALAMAN DAFTAR ISI……… ix

HALAMAN DAFTAR TABEL………... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR……….. xiii

ABSTRAK………. xiv

ABSTRACT………... xv

BAB 1 PENDAHULUAN………. 1

A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Rumusan Masalah………. 3

C. Tujuan Penelitian……….. 3

D. Manfaat Penelitian……….... 3

E. Sistematika Penulisan……… 4

BAB 11 LANDASAN TEORI………. 6

A. Kompensasi Bonus……… 6

1. Pengertian Kompensasi Bonus……… 6

2. Tujuan Kompensasi………. 7

3. Kebijakan Kompensasi……… 8

4. Klasifikasi Kompensasi………... 8

5. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kompensasi.. 9

6. Perencanaan Bonus……….. 10

7. Pengukuran Kompensasi Bonus……….. 10

B. Manajemen Laba………... 11

1. Pengertian Manajemen Laba………... 11

2. Pola Manajemen Laba………. 13


(11)

4. Teknik Manajemen Laba………. 18

5. Pengukuran Manajemen Laba………. 19

C. Hubungan Kompensasi Bonus Dengan Manajemen Laba………... 23

D. Penelitian Terdahulu……….. 25

E. Rerangka Konseptual Penelitian……… 26

BAB III METODE PENELITIAN……….. 27

A. Jenis Penelitian………... 27

B. Populasi Sasaran………. 27

C. Teknik Pengumpulan Data………. 27

D. Teknik Analisa Data………... 28

1. Mengumpulkan Data……… 28

2. Menentukan Perusahaan yang Melaporkan Kompensasi Bonus………... 28

3. Menghitung Manajemen Laba……….. 29

4. Melakukan Analisis Statistik Deskriptif…………... 30

5. Mengklasifikasikan Data……….. 31

a. Mengklasifikasikan Data Kompensasi Bonus… 31 b. Mengklasifikasikan Data Manajemen Laba…... 31

6. Melakukan Analisis Tabulasi Silang……… 32

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN………... 34

A. Populasi Sasaran………. 34

B. Profil Perusahaan Sampel………... 35

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……… 38

A. Analisa Data………... 38

1. Pengumpulan Data……… 38

2. Penentuan Perusahaan yang Melaporkan Kompensasi Bonus………... 38

3. Perhitungan Manajemen Laba……….. 41

4. Analisa Statistik Deskriptif………... 43

a. Analisis Statistik Deskriptif Kompensasi Bonus……….. 43

b. Analisis Statistik Deskriptif Manajemen Laba... 46

5. Pengklasifikasian Data………. 48

a. Pengklasifikasian Data Kompensasi Bonus…... 58

b. Pengklasifikasian Data Manajemen Laba…….. 51

6. Melakukan Analisis Tabulasi Silang……… 54

a. Analisis Tabulasi Silang Kompensasi Bonus dan Manajemen Laba……….. 54

B. Pembahasan ……….... 56

Hubungan Kompensasi Bonus dengan Manajemen Laba……… 56


(12)

BAB VI PENUTUP………... 58

A. Kesimpulan ……….... 58

B. Keterbatasan Penelitian……….. 58

C. Saran ……….. 59

DAFTAR PUSTAKA……….. 60

LAMPIRAN……… 62

LAMPIRAN I Daftar Perusahaan Populasi Sasaran……… 63

LAMPIRAN II Data Kompensasi Bonus……….. 88

LAMPIRAN III Data Manajemen Laba………. 91

LAMPIRAN IV Data Perhitungan Discretionary Acruals ………… 115


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Kriteria Pengujian Kekuatan Hubungan……….. 32 Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Sampel………... 34 Tabel 4.2 Profil Perusahaan Sampel………. 35 Tabel 5.1 Penentuan Perusahaan yang Melaporkan Kompensasi

Bonus…... 38 Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Manajemen Laba………. 41 Tabel 5.3 Analisis Statistik Deskriptif Kompensasi Bonus………….. 44 Tabel 5.4 Hasil Klasifikasi Kompensasi Bonus……… 46 Tabel 5.5 Analisis Statistik Deskriptif Manajemen Laba……..…….... 46 Tabel 5.6 Hasil Klasifikasi Manajemen Laba………... 48 Tabel 5.7 Data Pengklasifikasian Kompensasi Bonus………... 49 Tabel 5.8 Data Pengklasifikasian Manajemen Laba………. 51 Tabel 5.9 Tabulasi Silang Kompensasi Bonus dan Manajemen Lab… 54 Tabel 5.10 Tabel Koefisien Hubungan Kompensasi Bonus dan


(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Gambar Kerangka Pemikiran……….… 26

Gambar 5.1 Histogram Kompensasi Bonus……….. 45

Gambar 5.2 Histogram Manajemen Laba………. 47


(15)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KOMPENSASI BONUS DENGAN MANAJEMEN LABA

Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015

Vicensia Ita NIM: 132114038 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kompensasi bonus dan manajemen laba yang diukur dengan discretionary accrual. Penelitian ini penting karena dapat mengetahui seberapa kuat hubungan antara kompensasi bonus dan manajemen laba.

Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Jumlah populasi sasaran sebanyak 75 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2015. Teknik analisa data yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel penelitian adalah menggunakan uji korelasi Phi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompensasi bonus memiliki hubungan yang sangat lemah dan negatif terhadap manajemen laba.


(16)

ABSTRACT

THE RELENTIONSHIP BONUS PLAN WITH EARNINGS MANAGEMENT Empirical Study on Manufacturing Companis Listed

in Indonesia Stock Exchange in 2011-2015 Vicensia Ita

NIM: 132114038 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2017

The purpose of the study is to analyze the relationship between bonus plan and earnings management measured by discretionary accruals. This research important because it can know how strong the relationship between bonus plan and earnings management.

The type of this research is empirical studies. This target population is 75 manufacturing companies lisred in the Indonesia Stock Exchange in 2011-2015. The technique of this analysis is using the correlation Phi.

The results showed that the bonus plan had a very weak and negative association on earnings management.


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi sehingga menciptakan persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha. Berbagai cara akan dilakukan oleh pelaku ekonomi, baik investor maupun pengusaha untuk dapat mengembangkan usahanya secara optimal, serta mempertahankan kondisi perusahaan agar selalu dapat berjalan dengan efektif dan efisien demikian pula pada perusahaan manufaktur yang go public.

Dalam laporan keuangan, laba adalah salah satu indikator yang digunakan menaksir kinerja manajemen. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1, dalam menaksir pertanggung jawaban dan kinerja menejemen yang menjadi perhatian utama adalah informasi manajemen laba. Manajemen laba kinerjanya dilihat terhadap informasi laba, menyadari adanya kecenderungan untuk lebih memperhatikan laba. Hal tersebut dapat menimbulkan perilaku menyimpang manajemen, salah satunya adalah manajemen laba. Dalam kenyataannya terdapat faktor pendorong manajer malakukan manajemen laba. Faktor tersebut adalah kompensasi bonus.

Kompensasi bonus merupakan salah satu penghargaan yang diberikan oleh perusahaan atas jasa karyawan. Tujuan dari sistem kompensasi yang


(18)

dirancang oleh sebuah organisasi adalah untuk memikat karyawan dan menahan karyawan yang kompeten. Selain itu kompensasi juga dapat memotivasi para karyawan untuk lebih optimal sehingga tercapai tujuan organisasi.

Kompensasi bonus diduga mampu mempengaruhi praktik manajemen laba. Dimana jika kompensasi bonus diberikan oleh perusahaan kepada manajer dengan mendasarkan kompensasi manajer pada suatu kinerja dalam mengoperasikan perusahaan, maka manajer akan melakukan praktik manajemen laba. Manajemen laba kinerjanya dilihat terhadap informasi laba. Dengan pemberian kompensasi, maka manajer akan berusaha untuk meningkatkan kinerja mereka untuk kepentingan pemegang saham.

Menurut penelitian Nugroho (2015), Ermayanti (2016), Wijaya dan Yulius (2014), Sosiawan (2012), dan Tsani (2011), Hasil penelitiannya menunjukan bahwa kompensasi bonus tidak berpengaruh dengan manajemen laba. Menurut penelitian Elfira (2014), Pujiningsih (2011), Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh antara kompensasi bonus dengan manajemen laba. Hasil dari beberapa penelitian ini masih berbeda hasil yang bervariasi, yang dapat terjadi karena adanya perbedaan populasi, sampel serta metode yang digunakan untuk melakukan pengukuran setiap variabel dari penelitian tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian labih lanjut mengenai “Hubungan antara Kompensasi Bonus dengan Manajemen Laba”.


(19)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah.

Bagaimana hubungan antara kompensasi bonus dengan manajemen laba?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kompensasi bonus dengan manajemen laba.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan informasi yang terkait dengan kompensasi bonus dan manajemen laba. 2. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan mampu membantu penulis untuk mengembangkan wawasan terutama dalam hal yang terkait dengan manajemen laba.


(20)

E. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan ini terbagi menjadi enam bab yang masing-masing bab terdiri atas materi-materi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan gambaran umum mengenai teori-teori yang mendukung dan penelitian terdahulu sebagai acuan penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel dan teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini menjelaskan gambaran umum perusahaan yang menjadi data dalam penelitian, cara penelitian menentukan populasi sasaran, serta profil perusahaan yang menjadi populasi sasaran


(21)

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai pengujian yang dilakukan, analisis data, dan temuan empiris yang diperoleh.

BAB VI PENUTUP

Bab ini menjelaskan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.


(22)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kompensasi Bonus

1. Pengertian Kompensasi Bonus

Kompensasi bonus adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atau jasa yang diberikan kepada perusahaan. Kompensasi adalah istilah yang berkaitan dengan imbalan-imbalan finansial (financial reward) yang diterima oleh orang-orang malalui hubungan kepegawaian mereka dengan sebuah organisasi (Elfira, 2014). Menurut Mondy (2005), dalam Marwansyah (2010: 269) keseluruhan imbalan yang diberikan kepada para karyawan sebagai balasan atas jasa atau kontribusi mereka terhadap organisasi.

Manurut Marwansyah (2010), kompensasi adalah penghargaan atau imbalan langsung maupun tidak langsung, finansial maupun non finansial yang adil dan layak kepada karyawan, sebagai balas atas kontribusi jasanya terhadap pencapaian tujuan organisasi. Menurut Andrew dan Edwin, dalam Elfira (2014) juga menjelaskan hal yang senada bahwa kompensasi merupakan segala sesuatu yang dikontribusikan atau dianggap sebagai balas jasa yang adil dan layak diberikan kepada para pekerja dalam mencapai tujuan organisasi.


(23)

2. Tujuan Kompensasi

Beberapa tujuan dari kompensasi bonus menurut Elfira (2014) sebagai berikut:

a. Ikatan kerja sama

Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal antara majikan dan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugasnya dengan baik, sedangkan pengusaha wajib membayar kompensasi sesuai dengan perjanjian yang disepakati.

b. Kepuasan Kerja

Dengan kompensasi karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya.

c. Pengadaan Efektif

Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.

Tujuan dari program kompensasi akan menunjang operasi yang menguntungkan, kontinuitas, dan merendam kekacauan (Simamora 2004). Pendapat lain dikemukakan oleh Hoi dan Robin (2003), dalam Nugroho (2015) bahwa tujuan pemberian kompensasi finansial kepada direksi akan mendorong perilaku yang diinginkan pemegang saham seperti pengawasan aktif terhadap berbagai keputusan manajemen.


(24)

3. Kebijakan Kompensasi

Menurut Simamora (2004), kebijakan kompensasi harus berhubungan dengan faktor-faktor berikut:

a. Tingkat gaji maksimum dan minimum (mempertimbangkan nilai pekerjaan bagi organisasi, kemampuan organisasi untuk membayar, peraturan pemerintah, pengaruh serikat kerja, dan tekanan pasar tenaga kerja).

b. Hubungan umum diantara tingkat-tingkat gaji (yakni, antara manajemen senior dan manajmen operasi, karyawan operasional, dan penyelia).

c. Pembagian nilai rupiah keseluruhan kompensasi (yaitu, beberapa persen untuk gaji pokok, untuk program insentif, dan untuk tunjangan).

4. Klasifikasi Kompensasi

Menurut Mondy dan Noe, dalam Marwansyah (2010) membagi kompensasi dalam dua kelompok yaitu:

a. Kompensasi finansial

Kompensasi finansial langsung terdiri atas pembayaran yang diterima oleh seseorang dalam bentuk upah, gaji, bonus, dan komisi. Kompensasi finansial tidak langsung atau benefits meliputi semua bentuk balas jasa finansial yang tidak termasuk dalam kompensasi


(25)

finansial langsung, seperti tunjangan-tunjangan, asuransi, bantuan sosial karyawan, dan sebagainya.

b. Kompensasi Non-finansial

Mencakup berbagai bentuk kepuasan yang diterima oleh seseorang dari pekerjaan itu sendiri, atau yang berupa lingkungan pesikologis dan atau lingkungan fisik tempat seseorang bekerja.

5. Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kompensasi

Menurut Elfira (2014) terdapat lima faktor yang mempengaruhi tingkat kompensasi yaitu:

a. Penawaran dan permintaan tenaga kerja: Jika pencari kerja (penawaran) lebih banyak dari pada lowongan pekerjaan (permintaan) maka kompensasi relatif kecil, begitupun sebaliknya.

b. Kamampuan dan kesediaan perusahaan: Apabila kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membayar semakin baik maka tingkat kompensasi akan semakin besar.

c. Serikat buruh atau organisasi karyawan: Apabila serikat buruhnya kuat dan berpengaruh maka tingkat kompensasi semakin besar.

d. Produktivitas kerja karyawan: Jika produktivitas kerja karyawan baik dan banyak maka kompensasi akan semakin besar.

e. Pemerintah dengan Undang-Undang dan Keppres: Pemerintah dengan undang-undang dan keppres menetapkan besarnya batas upah/balas jasa minimum. Peraturan pemerintah ini sangat penting supaya


(26)

pengusaha tidak sewenang-wenang menetapkan besarnya kompensasi atau balas jasa yang diberikan kepada karyawan.

6. Perencanaan Bonus

Ada 3 aspek penting dalam pengelompokan program pemberian bonus (Elfira, 2014):

1. Dasar kompensasi, yaitu bagaimana pemberian bonus ditentukan. Dasar yang paling umum adalah :

a. Harga saham

b. Kinerja berbasis biaya, pendapatan, laba atau investasi c. Balanced scorecard

2. Sumber kompensasi, yaitu darimana pendanaan bonus berasal. Sumber kompensasi yang paling umum adalah laba dan sumber perusahaan keseluruhan berdasarkan total laba perusahaan.

3. Cara pembayaran, yaitu bagaimana bonus akan diberikan. Cara umum adalah tunai dan saham.

7. Pengukuran Kompensasi Bonus

Kompensasi bonus dalam penelitian ini akan diukur dengan dummy dimana perusahaan yang memberikan kompensasi bonus kepada manajemen akan diberi nilai 1, sedangkan yang tidak memberikan kompensasi bonus kepada manajemen akan diberi nilai 0 (Elfira, 2014).


(27)

B. Manajemen Laba

1. Pengertian Manajemen Laba

‘Menurut Schipper (1989), dalam Sulistyanto (2008) manajemen laba merupakan campur tangan dalam proses penyusunan pelaporan keuangan ekternal, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi. Menurut Fisher dan Rosenzweig (1995), dalam Sulistyanto (2008) manajemen laba adalah tindakan manajer untuk menaikan (menurunkan) laba periode berjalan dari sebuah perusahaan yang dikelola tanpa menyebabkan kanaikan (penurunan) keuntungan ekonomi perusahaan jangka panjang. Menurut Healy dan Wahlen (1999), dalam Sulistyanto (2008) manajemen laba muncul ketika manajer menggunakan keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah laporan keuangan untuk menyesatkan stakeholder yang ingin mengetahui kinerja ekonomi yang diperoleh perusahaan atau untuk mempengeruhi hasil kontrak yang menggunakan angka-angka akuntansi yang dilaporkan.

Walaupun menggunakan terminologi yang berbeda, definisi-definisi itu mempunyai benang merah yang menghubungkan satu definisi-definisi dengan definisi lainnya, yaitu menyepakati bahwa manajemen laba merupakan aktivitas manajerial untuk mengetahui dan mengintervensi laporan keuangan.


(28)

Menurut Healy dan Wahlen (1999), dalam Sulistyanto (2008) untuk memahami lebih lanjut apakah manajemen dikategorikan sebagai kecurangan atau bukan maka perlu telaah lebih mendalam terhadap definisi-definisi itu sebagai berikut:

1. Manajemen laba dapat dilakukan dengan berbagai macam cara.

Secara umum definisi-definisi diatas menyebutkan bahwa upaya mempengaruhi laporan keuangan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara sesuai dengan kepentingan manajer. Manun, beberapa definisi secara tegas ada yang menekankan bahwa selama apa yang dilakukan manajer masih dalam ruang lingkup prinsip akuntansi berterima umum maka akan tetap diakui dan diperbolehkan. Artinya, manajemen laba sebenarnya merupakan upaya untuk merekayasa angka-angka dalam laporan keuangan dengan mempermainkan metode dan prosedur akuntansi yang digunakan perusahaan.

2. Tujuan manajemen laba adalah mengelabuhi pemakai laporan keuangan.

Selain sebagai penyusun dan penyedia laporan keuangan dari perusahaan yang dikelola, manajemen juga merupakan salah satu pemakai informasi itu. Hal ini berarti laporan keuangan tidak hanya dipersiapkan atau disajikan untuk stakeholder manun juga untuk pengelola perusahaan itu sendiri, baik untuk membuat keputusan operasi, dividen, maupun investasi.


(29)

3. Adanya biaya dan manfaat manajemen laba.

Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang selalu menekankan adanya biaya (cost) dan manfaat (benefit) dari setiap aktifitas yang dilakukan oleh seorang yang memperhitungkan sebelum orang itu akan melakukan apa yang telah direncanakan. Tujuannya, agar orang dapat meminimalkan biaya yang harus ditanggungnya dan mengoptimalkan manfaat yang diperoleh dari aktifiras-aktifitas yang dilakukannya. Oleh sebab itu sebelum melakukan manajemen laba seorang manajer harus mempertimbangkan biaya dan manfaat yang ditangguang dan dirasakan.

2. Pola Manajemen Laba

Scott (2000), dalam Sulistiawan (2011: 40-43) membagi manajemen laba yang mungkin dilakukan oleh para manajer perusahaan ke dalam empat jenis pola manajemen laba yaitu:

a. Cuci Bersih (Taking a Bath)

Pola ini terjadi pada periode sulit, kondisi buruk yang tidak menguntungkan apapun pada saat terjadi reorgaisasi, termasuk pengangkatan CEO baru. Manajer malakukan kerugian, mungkin dalam jumlah yang besar. Manajer berharap laba pada periode mendatang dapat meningkat karena berkurangnya beban periode mendatang.


(30)

b. Menurunkan Laba (Income Minimization)

Pola ini dilakukan sebagai alasan politis pada periode laba yang tinggi dengan cara seperti pada pola taking a bath. Hal ini dilakukan pada saat profitabilitas tinggi dengan maksud agar tidak mendapat perhatian secara politis sekaligus sebagai upaya menyimpan laba sehingga jika laba periode mandatang mengalami penurunan drastis dapat diatasi dengan mengambil simpanan laba periode berjalan.

c. Menaikkan Laba (Income Maximization)

Pola ini dilakukan pada saat laba mengalami penurunan. Kebalikan dari income minimization, income maximization dilakukan dengan cara mengambil simpanan laba periode sebelumnya ataupun menarik laba periode yang akan datang, misalnya dengan menunda pembebanan biaya. Pola ini dilakukan atas dasar motivasi bonus, motivasi penghindaran pelanggaran perjanjian utang, pada penawaran saham perdana dan musiman, ataupun untuk menghindari turunnya harga saham sacara drastis.

d. Perataan Laba (Income Smoothing)

Perataan laba dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya investor labih menyukai laba yang relatif stabil.


(31)

3. Motivasi Manajemen Laba

Sulistiawan (2011: 31-37), mengatakan bahwa terdapat beberapa hal yang memotivasi melakukan manajemen laba, yaitu:

a. Motivasi Bonus

Dalam sebuah pejalanan bisnis, pemegang saham akan memberikan sejuamlah insentif dan bonus sebagai feedback atau evaluasi atas kinerja manajer dalam menjalankan operasional perusahaan. Insentif ini diberikan dalam jumlah relatif tetap dan rutin. Sementara, bonus yang relatif lebih besar nilainya hanya akan diberiakan ketika kinerja manajer berada di area pencapaian bonus yang telah ditetapkan oleh pemegang saham. Kinerja manajer salah satunya diukur dari pencapaian laba usaha. Pengukuran kinerja berdasarkan laba dan skema bonus tersebut memotivasi para manajer untuk membarikan performa terbaiknya sehingga tidak menutup peluang mereka melakukan tindakan manajemen laba agar dapat menampilkan kinerja yang baik demi mendapatkan bonus yang maksimal.

b. Motivasi Utang

Selain melakukan kontak bisnis dengan pemegang saham, untuk kepantingan ekspansi perusahaan, manajer seringkali melakukan beberapa kontrak bisnis dengan pihak ketiga, dalam hal ini adalah kreditor. Agar kreditor mampu menginvestasikan dananya di perusahaannya, tentunya manajer harus menunjukan perfoma yang


(32)

baik dari perusahaannya. Selain itu, untuk memperoleh hasil maksimal, yaitu pinjaman dengan jumlah yang besar, perilaku kreatif dari manajer untuk menampilkan perfoma yang baik dari laporan keuangan pun seringkali muncul.

c. Motivasi Pajak

Tindakan manajemen laba tidak hanya terjadi pada perusahaan go public dan selalu untuk kepentigan harga saham, tetapi juga untuk kepentingan perpajakan. Kepentingan ini didominasi oleh perusahaan yang belum go public. Perusahaan yang belum go public cenderung melaporkan dan menginginkan untuk menyajikan laporan laba fiskal yang lebih rendah dari nilai yang sebenarnya. Kecenderungan ini memotivasi manajer untuk bertindak kreatif melakukan manajemen laba agar seolah-olah laba fiskal yang dilaporkan memang lebih rendah tanpa melanggar aturan dan kebijakan akuntansi perpajakan. d. Motivasi Penjualan Saham

Motivasi ini banyak dilakukan oleh perusahaan yang akan go public ataupun sudah go public. Perusahaan yang akan go public akan melakukan penawaran saham perdananya ke publik atau lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offerings (IPO) untuk memperoleh tambahan modal usaha dari calon investor. Demikian juga dengan perusahaan yang sudah go public, untuk kelanjutan dan ekspansi usahanya, perusahaan akan menjual sahamnya ke publik baik melalui


(33)

penawaran kedua, penawaran ketiga, dan seterusnya (seasoned equity offerings- SEO), melalui penjualan saham kepada pemilik lama (right issue), maupun malakukan akuisi perusahaan lain. Proses penjualan saham perusahaan ke publik akan direspon positif oleh pasar ketika perusahaan penerbit saham dapat “menjual” kinerja yang baik. Salah satu ukuran kinerja yang dilihat oleh calon investor adalah penyajian laba pada laporan keuangan perusahaan. Kondisi ini sering kali memotivasi manajer untuk malakukan manajemen laba dengan berusaha menampilkan kinerja kauangan yang lebih baik dari biasanya.

e. Motivasi Pergantian Direksi

Praktik manajemen laba biasanya terjadi pada sekitar periode pergantian direksi atau CEO, menjelang berakhirnya jabaran, direksi cenderung bertindak memaksimalkan laba agar performa kinerjanya tetap terlihat baik pada tahun terakhir ia menjabat. Perilaku ini ditunjukan dengan terjadinya peningkatan laba yang cukup signifikan pada periode menjelang berakhirnya masa jabatan. Motivasi utama yang mendorong perilaku manajemen laba adalah untuk memperolah bonus yang maksimal pada akhir masa jabatannya.

f. Motivasi Politis

Motivasi ini biasanya terjadi pada perusahaan besar yang bidang usahanya banyak menyentuh masyarakat luas seperti, perusahaan


(34)

industri strategis perminyakan, gas, listrik, dan air. Demi menjaga tetap mendapatkan subsidi, perusahaan-perusahaan tersebut cenderung menjaga posisi keuanganya dalam keadaan tertentu sehingga prestasi atau kinerjanya tidak terlalu baik. Jadi, pada aspek politis ini, manajer cenderung malakukan kreativitas akuntansi untuk menyajikan laba yang lebih rendah dari nilai yang sebenarnya, terutama selama periode kemakmuran tinggi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi visibilitas perusahaan sehingga tidak menarik perhatian pemerintah dan publik yang dapat menyebabkan meningkatnya biaya politisi perusahaan. Rendahnya biaya politisi akan menguntungkan manajemen.

4. Teknik Manajemen Laba

Teknik manajemen laba menurut Setiawati dan Na’im (2000), dapat dilakukan dengan tiga teknik yaitu:

a. Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi

Cara manajemen mempengaruhi laba melalui judgement (perkiraan) terhadap estimasi akuntansi antara lain estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujid, estimasi biaya garansi, dan lain-lain.

b. Mengubah metode akuntansi

Perubahan metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi, contoh: merubah metode depresiasi aktiva tetap, dari metode depresiasi angka tahun ke metode depresiasi garis lurus.


(35)

c. Menggeser periode biaya atau pendapatan

Contoh rekayasa periode biaya atau pendapatan antara lain: mempercepat atau menunda pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan sampai pada periode akuntansi berikutnya, mempercepat atau mengunda pengeluaran promosi sampai periode berikutnya, mempercepat atau menunda pengiriman produk ke pelanggan, mangatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah tak dipakai.

5. Pengukuran Manajemen Laba

Manajemen laba diproksikan dengan menggunakan discretionary accrual. Discretionary accruals (DA) merupakan tingkat akurat yang tidak normal. Model yang digunakan untuk menghitung discretionary accrual adalah model modifikasi Jones (The Modified Jones Model), yang dihitung dengan cara total accrual (TA) dikurangi dengan non discretionary accruals (NDA) (Sulistiawan, 2011). Tahap-tahap untuk menghitung manajemen laba menggunakan Modified Jones Model (MJM) sebagai berikut:

a. Menentukan nilai total akrual (TA) dengan formulasi: TAit= NIit− CFOit

Keterangan:

TAit = Total akrual perusahaan i dalam periode t.


(36)

Laba bersih adalah garis besar dari laporan laba-rugi. Laba bersih mencerminkan hak pemilik setelah semua kewajiban yang terkait dengan beben dan pajak terselesaikan (Prihadi, 2011).

CFOit = Arus kas operasi perusahaan i pada periode t.

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan entitas (principal revenue producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. (PSAK 2 Laporan arus kas)

b. Menentukan nilai parameter α1, α2, dan α3 menggunakan Jones Model (1991), dengan formula:

TAit= α + α ∆Revit+ α PPEit+ εit

Lalu semua variabel tersebut dibagi dengan aset tahun lalu sebelumnya Ait− , sehingga formulasinya berubah menjadi:

TAit/Ait− = α /Ait− α ∆Revit/Ait− + α PPEit/Ait− + εit

Keterangan:

TAit = Total akrual perusahaan i dalam periode t.

Ait-1 = Total aset total perusahaan i pada periode t-1.

∆Revit = Perubahan penjualan bersih perusahaan i pada periode t.

PPEit = Aset tetap perusahaan i (Property, plant, and equipment)

perusahaan i pada periode t. Aset tetap adalah aset berwujud yang:


(37)

1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan

2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. (PASK 16 Aset tetap)

α , α , α = Parameter yang diperoleh dari persamaan regresi. εit = Error term perusahaan i pada periode t.

c. Menghitung nilai akrual nondiskresioner (NDA) dengan formulasi: NDAit= α /Ait− + a ∆Revit/Ait− − ∆Recit/Ait− + α PPEit/Ait− Keterangan:

NDAit = Akrual nondiskresioner perusahaan i pada periode t.

Akrual nondiskresioner (nondiscretionary accrual) adalah akrual yang dapat berubah bukan karena kebijakan atau pertimbangan pihak manajemen, seperti perubahan piutang yang besar karena adanya tambahan penjualan yang signifikan (Sulistiawan, 2011).

Ait-1 = Total aset total perusahaan i pada periode t-1.

∆Revit = Perubahan penjualan bersih perusahaan i pada periode t.

∆Recit = Perubahan piutang perusahaan i pada periode t.

PPEit = Aset tetap perusahaan i (Property, plant, and equipment)

perusahaan i pada periode t.


(38)

1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan

2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. (PASK 16 Aset tetap)

α , α , α = Parameter yang diperoleh dari persamaan regresi.

Nilai parameter � , � , dan � adalah hasil dari perhitungan pada langkah ke-2. Isikan semua nilai yang ada dalam formula sehingga nilai NDA akan bisa didapatkan.

d. Menentukan nilai akrual diskresioner yang merupakan indikator manajemen laba akrual dengan cara menghitung total akrual dengan akrual nondiskreioner, dengan formulasi:

DAit= TAit− NDAit

Keterangan:

DAit = Akrual diskresioner perusahaan i pada periode t.

Akrual diskresioner (discretionary accrual) adalah akurual yang dapat berubah sesuai dengan kebijakan manajemen, seperti pertimbangan tentang penurunan umur ekonomis aset tetap atau pertimbangan pemilihan metode depresiasi (Sulistiawan, 2011).

TAit = Total akrual perusahaan i dalam periode t.


(39)

Akrual nondiskresioner (nondiscretionary accrual) adalah akrual yang dapat berubah bukan karena kebijakan atau pertimbangan pihak manajemen, seperti perubahan piutang yang besar karena adanya tambahan penjualan yang signifikan (Sulistiawan, 2011).

Sulistyanto (2008), dalam Pratiwi (2016) menyatakan nilai positif menunjukan bahwa manajemen laba dilakukan dengan income maximization, maka semakin besar angka manajemen laba semakin tinggi tingkat manajemen laba. Nilai negatif meunjukan manajemen laba dilakukan dengan income minimization, maka semakin kecil angka manajemen laba semakin tinggi tingkat manajemen laba.

Hasil klasifikasi manajemen laba dikategorikan sebagai berikut: 0 Nilai discretionary accruals negatif (income minimization) 1 Nilai discretionary accruals positif (income maximization)

C. Hubungan Kompensasi Bonus Dengan Manajemen Laba

Teori Keagenan atau agency theory merupakan gambaran hubungan antara pihak yang memiliki wewenang yakni investor yang juga biasa disebut dengan principal dengan para manajer yang merupakan agent yang diberikan wewenang. Menurut Anthony dan Govindarajan (2005), dalam Wijaya dan Yulius (2014) teori agensi adalah hubungan atau kontrak antara principal dan agent. Teori keagenan itu sendiri juga dapat dilihat sebagai suatu model kontraktual antara dua atau lebih pihak, yaitu dimana salah satu pihak disebut


(40)

agent dan pihak yang lain disebut principal (Wijaya dan Yulius, 2014). Teori agensi menjelaskan ketika pemilik tidak dapat memonitor secara sempurna aktivitas manajemen, maka secara potensial manajemen dapat menentukan kebijakan yang mengarah pada peningkatan level kompensasinya. Besarnya kompensasi yang diterima oleh pihak manajemen (agent) tergantung pada besarnya laba profit yang dihasilkan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati dengan pihak pemilik (Sunarto, 2009).

Positive Accounting Theory juga dapat dikaitkan dengan motivasi yang melandasi adanya motivasi manajer untuk melakukan tindakan oportunis (Wijaya dan Yulius, 2014). The Bonus Plan Hypothesis pada perusahaan yang memiliki rencana pemberian bonus, manajer perusahaan akan lebih memilih metode akuntansi yang dapat menggeser laba dari masa depan ke masa kini sehingga dapat menaikkan laba saat ini. Hal ini dikarenakan manajer lebih menyukai pemberian upah yang lebih tinggi untuk masa kini. Dalam kontrak bonus dikenal dua istilah yaitu bogey (tingkat laba terendah untuk mendapatkan bonus) dan cap (tingkat laba tertinggi). Jika laba berada di bawah bogey, tidak ada bonus yang diperoleh manajer sedangkan jika laba berada di atas cap, manajer tidak akan mendapat bonus tambahan. Jika laba bersih berada di bawah bogey, manajer cenderung memperkecil laba dengan harapan memperoleh bonus lebih besar pada periode berikutnya, demikian pula jika laba berada di atas cap. Jadi hanya jika laba bersih berada di antara


(41)

bogey dan cap, manajer akan berusaha menaikkan laba bersih perusahaan (Watts dan Zimmerman (1986), dalam Priantinah 2009).

Menurut Rivai (2005), dalam Nazir (2014) kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Kompensasi menurut Handoko (2008), adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka.

Menurut penelitian Pujiati dan Muhammad (2013), kompensasi bonus dan manajemen laba tidak ada hubungan. Menurut Elfira (2014), kompensasi bonus memiliki hubungan dengan manjemen laba. Hal ini berarti jika kompensasi bonus mengalami peningkatan, maka tindakan manajemen laba juga akan meningkat, begitupun sebaliknya. Menurut Sosiawan (2012), kompensasi bonus tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Bahwa kompensasi bonus tidak selalu menjadikan motivator bagi dewan direksi untuk melakukan manajemen laba.

D. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu terkait dengan kompensasi bonus dan manajemen laba yang dilakukan penelitian sebelumnya. Penelitian Nazir (2014), mengenai pengaruh kompensasi bonus terhadap manajemen laba yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011. Hasil penelitian menunjukan kompensasi bonus tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba. Hal ini berarti, jika kompensasi bonus mengalami peningkatan, maka tindakan manajemen


(42)

laba tetap atau konstan. Penelitian Tsani (2011), mengenai pengaruh kompensasi bonus, laverage, praktik corporate governance terhadap manajemen laba pada perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009. Hasil penelitiannya menunjukan kompensasi bonus tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal itu berarti, jika kompensasi bonus mengalami peningkatan, maka menejeman laba akan tetap atau konsisten.

Elfira (2014), mengenai kompensasi bonus dan manajemen laba berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini berarti jika kompensasi bonus mengalami peningkatan, maka tindakan manajemen juga akan meningkat, begitu sebaliknya.

E. Rerangka Konseptual Penelitian

Penelitian ini ingin melihat hubungan antara variabel kompensasi bonus dengan manajemen laba. Penelitian ini meneliti hubungan antara variabel sehingga tidak ada perumusan hipotesis dalam penelitian ini karena kesimpulan yang akan ditarik hanya terbatas pada populasi sasaran. Penelitian ini melihat hubungan antara kompensasi bonus dan manajemen laba sehingga rangkaian konseptual dalam penelitian ini seperti digambarkan dibawah ini:

Gambar 2.1 Rerangka Konseptual Penelitian


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi empiris pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI. Studi empiris adalah penelitian dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.cp.id, dan kemudian diolah dan dianalisis secara menyeluruh.

B. Populasi Sasaran

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kriteria populasi sasaran yang digunakan dalam penelitian adalah sabagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan tahunan dalam mata uang rupiah.

3. Perusahaan yang memiliki data lengkap mengenai informasi kompensasi bonus, piutang, aktiva tetap, total aktiva, total pendapatan, laba usaha, dan arus kas operasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi dilakukan dengan cara


(44)

mengumpulkan, mempelajari, dan menganalisis data sekunder dalam bentuk tulisan atau dokumentasi seperti laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan oleh perusahaan. Selain itu menggunakan studi pustaka dengan mengolah data, artikel, jurnal, maupun sumber tertulis yang berkaitan dengan topik penelitian.

D. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia. Mengumpulkan data untuk kompensasi bonus yaitu kompensasi bonus dan total tunjangan. Kemudian mengumpulkan data untuk manajemen laba yaitu piutang, aktiva tetap, total aktiva, total pendapatan, laba usaha, dan arus kas operasi.

2. Menentukan Perusahaan yang Melaporkan Kompenasi Bonus

Kompensasi bonus dalam penelitian ini dilihat dari kompensasi bonus yang diberikan perusahaan dalam laporan catatan atas laporan keuangan konsolidasian, pada bagian imbalan kerja.


(45)

3. Menghitung Manajemen Laba a. Menghitung Total Piutang

Total piutang dalam penelitian ini dengan menjumlahkan piutang. b. Menghitung Aktiva Tetap

Aktiva tetap dalam penelitian ini dengan menjumlahkan aktiva tetap. c. Menghitung Total Aktiva

Total aktiva dalam penelitian ini dengan menjumlahkan aktiva lancar dan aktiva tetap.

d. Menghitung Total Pendapatan

Total pendapatan dalam penelitian ini dengan menjumlahkan pendapatan.

e. Menghitung Laba Bersih

Laba bersih dalam penelitian ini dengan menjumlahkan laba sebelum bunga dan pajak.

f. Menghitung Arus Kas Operasi

Arus kas operasi dalam penelitian ini dengan menjumlahkan arus kas operasi.

Tahap untuk menentukan nilai diskresioneri dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Tentukan nilai total akrual, yaitu perbedaan antara laba usaha dengan aliran kas operasi.


(46)

b. Setelah mendapat nilai total akrual langkah selanjutnya mencari variabel Y dengan cara total akrual dibagi aset awal tahun.

c. Menghitung variabel X1 dengan cara nilai 1 dibagi aset awal tahun. d. Menghitung variabel X2 dengan cara selisih penjualan tahun ini dengan

tahun lalu (perubahan penjualan) dibagi dengan aset awal tahun.

e. Menghitung variabel X3 dengan cara total aktiva tetap tahun ini dibagi dengan aset awal tahun.

f. Tahap berikutnya mencari nilai akrual nondiskresioner, namun sebelum itu terlebih dahulu harus ditentukan nilai parameter dengan melakukan regresi per tahun per industri.

g. Setelah mendapat nilai parameter maka baru bisa menghitung akrual nondiskresioner dengan mengikuti rumus yang ada di BAB II.

h. Tahap terakhir adalah menentukan nilai akrual diskresioner yang merupakan indicator manajemen laba akrual didapat dengan cara mengurangi variabel Y dengan akrual nondiskresioner.

4. Melakukan Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistic deskriptif dilakukan dengan menganalisis histogram untuk mengetahui sebaran data, serta sebagai dasar klasifikasi data. Histogram adalah grafik yang berbentuk batang yang menggambarkan nilai data, dimana tiap nilai menempati suatu jumlah arena yang sama dalam arena yang tertutup (Cooper and Schindler 2006, dalam Prasetya


(47)

2016). Oleh karena dalam penelitian ini ada dua variabel maka deskripsi dilakukan satu per satu atas kedua variabel dalam penelitian.

a. Manganalisis Statistik Deskriptif Kompensasi Bonus Statistik deskriptif dengan menggunakan histogram. b. Menganalisis Statistik Deskriptif Manajemen Laba

Statistik deskriptif dengan menggunakan histogram. 5. Mengklasifikasikan Data

a. Mengklasifikasikan Data Kompensasi Bonus

Pada penelitian ini, kompensasi bonus diukur dengan menggunakan variabel dummy (Wijaya dan Yulius, 2014).

0 = Perusahaan yang tidak memberikan kompensasi bonus 1 = Perusahaan yang memberikan kompensasi bonus b. Mengklasifikasikan Data Manajmen Laba

Klasifikasi manajemen laba untuk mengetahui tingkat manajemen laba. Kategori yang digunakan adalah sebagai berikut:

1 = Sangat Rendah 2 = Rendah

3 = Tinggi


(48)

6. Melakukan Analisis Tabulasi Silang

Analisis tabulasi silang pada prinsipnya menyajikan data dalam bentuk yang meliputi baris dan kolom dan data untuk penyajian crosstabs adalah data bersekala nominal atau kategori (Ghozali, 2013).

a. Hubungan Kompensasi Bonus dan Manajemen Laba

Melakukan crosstabs kompensasi bonus dengan manajemen laba. Koefisien hubungan menggunakan koefisien Phi. Nilai koefisien Phi berkisar dari 0 hingga +1,0. Phi paling baik digunakan untuk tabel berukuran 2x2 karena koefisiennya dapat melebihi +1,0 apabila digunakan untuk tabel yang lebih besar. (Cooper and Scheindler 2006, dalam Prasetya 2016). Ukuran yang digunakan untuk interpretasi koefisien korelasi seperti yang tertera pada tabel dibawah ini (Sugiyono, 2001).

Tabel 3.1 Pedoman untuk Interpretasi Koefisien Korelasi

Sumber: Sugiyono, 2001.

Koefisien korelasi menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak. Jika koefisien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya, jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya,

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Lemah 0,20 – 0,399 Lemah

0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat


(49)

jika koefisien korelasi negatif , maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya, jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah dan berlaku sebaliknya. (Sarwono, 2012).


(50)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Populasi Sasaran

Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang secara konsisten terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) di tahun 2011-2015. Subyek penelitian adalah seluruh perusahaan manufaktur yang secara konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan objek penelitian ini adalah laporan keuangan yang diungkapkan oleh perusahaan dalam website BEI. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011, 2012, 2013, 2014, dan 2015. Kriteria populasi sasaran dapat dijelaskan dengan tabel berikut:

Table 4.1 Kriteria Pemilihan Sampel

Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan manufaktur secara konsisten terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2011-2015.

127 Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan annual report

tahun 2011-2015.

(25) Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap mengenai informasi

piutang, aktiva tetap, total aktiva, total pendapatan, laba usaha, dan arus kas operasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

(2)

Perusahaan manufaktur yang mengunakan mata uang US $ (25)


(51)

B. Profil Perusahaan Sampel

Berdasarkan kriteria pemilihan sampel, terdapat 75 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berikut merupakan profil singkat 75 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini:

Tabel 4.2 Profil Perusahaan Sampel NO Kode

Emiten

Nama Emiten 1 ADES Akasha Wira International Tbk 2 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk 3 ALDO Alkindo Naratama Tbk

4 ALKA Alaska Industrindo Tbk

5 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk 6 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk

7 ASII Astra International Tbk 8 AUTO Astra Auto Part Tbk

9 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk 10 BATA Sepatu Bata Tbk

11 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk 12 BRNA Berlina Tbk

13 BTON Beton Jaya Manunggal Tbk 14 BUDI Budi Acid Jaya Tbk

15 CEKA Cahaya Kalbar Tbk

16 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 17 DLTA Delta Djakarta Tbk

18 DPNS Duta Pertiwi Nusantara 19 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk 20 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk 21 GGRM Gudang Garam Tbk 22 GJTL Gajah Tunggal Tbk 23 HDTX Pan Asia Indosyntec Tbk

24 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 25 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 26 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 27 IKAI Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk 28 IMAS Indomobil Sukses International Tbk 29 INAF Indofarma Tbk


(52)

Tabel 4.2 Profil Perusahaan Sampel (Lanjutan) NO Kode

Emiten

Nama Emiten 30 INAI Indal Aluminium Industry Tbk 31 INCI Intan Wijaya International Tbk) 32 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 33 INDS Indospring Tbk

34 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 35 JECC Jembo Cable Company Tbk 36 JPRS Jaya Pari Steel Tbk

37 KAEF Kimia Farma Tbk 38 KBLM Kabelindo Murni Tbk

39 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk 40 KDSI Kedaung Setia Industrial Tbk

41 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk 42 KICI Kedaung Indag Can Tbk

43 KLBF Kalbe Farma Tbk 44 LION Lion Metal Works Tbk

45 LMPI Langgeng Makmur Industry Tbk 46 LMSH Lionmesh Prima Tbk

47 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk 48 MBTO Martina Berto Tbk

49 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 50 MLIA Mulia Industrindo Tbk 51 MYTX Apac Citra Centertex Tbk 52 NIPS Nippres Tbk

53 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk 54 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk 55 PYFA Pyridam Farma Tbk

56 RMBA Bentoel International Investama Tbk 57 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk

58 SCCO Supreme Cable Manufacturing Commerce Tbk

59 SIAP Sekawan Intipratama Tbk 60 SIMA Siwani Makmur Tbk 61 SIPD Siearad Produce Tbk 62 SMCB Holcim Indonesia Tbk 63 SMGR Semen Gresik Tbk 64 SMSM Selamat Sempurna Tbk 65 SPMA Suparma Tbk


(53)

Tabel 4.2 Profil Perusahaan Sampel (Lanjutan) NO Kode

Emiten

Nama Emiten 66 SRSN Indo Acitama Tbk

67 STAR Star Petrochem Tbk 68 TCID Mandom Indonesia Tbk 69 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 70 TRST Trias Sentosa Tbk

71 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 72 ULTJ Ultrajaya Milk Industry Tbk 73 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk 74 UNVR Unilever Indonesia Tbk


(54)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data

1. Pengumpulan Data

Data mengenai kompensasi bonus yang berupa variabel dummy dapat dilihat pada bagian lampiran II. Data mengenai manajemen laba dapat dilihat pada bagian lampiran III. Data mengenai perhitungan manajemen laba dapat dilihat pada bagian lampiran IV. Hasil olah data dapat dilihat pada bagian lampiran .

2. Penentuan Perusahaan yang Melaporkan Kompensasi Bonus

Hasil penentuan perusahaan yang melaporkan kompensasi bonus seperti pada tebel dibawah ini:

Tabel 5.1 Penentuan Perusahaan yang Melaporkan Kompensasi Bonus

Sumber: data sekunder yang diolah, 2017 NO Kode

Emiten

2012 2013 2014 2015

1 ADES 1 1 1 1

2 AKPI 0 0 0 0

3 ALDO 0 0 0 0

4 ALKA 0 0 0 0

5 ALMI 0 0 0 0

6 AMFG 1 1 1 1

7 ASII 1 1 1 1

8 AUTO 1 1 1 1

9 BAJA 0 0 0 0

10 BATA 0 0 0 0 11 BIMA 1 1 1 1 12 BRNA 1 1 1 1 13 BTON 0 0 0 0 14 BUDI 1 1 1 1


(55)

Tabel 5.1 Penentuan Perusahaan yang Melaporkan Kompensasi Bonus (Lanjutan)

NO Kode Emiten

2012 2013 2014 2015 15 CEKA 1 1 1 1 16 CPIN 1 1 1 1 17 DLTA 0 0 0 0 18 DPNS 1 1 1 1 19 DVLA 0 0 0 0 20 FASW 0 0 0 0 21 GGRM 1 1 1 1 22 GJTL 0 0 0 0 23 HDTX 0 0 0 0 24 HMSP 1 1 1 1 25 ICBP 1 1 1 1 26 IGAR 1 1 1 1 27 IKAI 1 1 1 1 28 IMAS 1 1 1 1 29 INAF 0 0 0 0 30 INAI 0 0 0 0 31 INCI 1 1 1 1 32 INDF 1 1 1 1 33 INDS 1 1 1 1 34 INTP 1 1 1 1 35 JECC 0 0 0 0 36 JPRS 0 0 0 0 37 KAEF 0 0 0 0 38 KBLM 0 0 0 0 39 KBRI 1 1 1 1 40 KDSI 1 1 1 1 41 KIAS 1 1 1 1 42 KICI 1 1 1 1 43 KLBF 0 0 0 0 44 LION 1 1 1 1 45 LMPI 0 0 0 0 46 LMSH 1 1 1 1 47 LPIN 0 0 0 0 48 MBTO 1 1 1 1 Sumber: data sekunder yang diolah, 2017


(56)

Tabel 5.1 Penentuan Perusahaan yang Melaporkan Kompensasi Bonus (Lanjutan)

NO Kode Emiten

2012 2013 2014 2015 49 MLBI 1 1 1 1 50 MLIA 0 0 0 0 51 MYTX 0 0 0 0 52 NIPS 1 1 1 1 53 PICO 1 1 1 1 54 PSDN 1 1 1 1 55 PYFA 1 1 1 1 56 RMBA 1 1 1 1 57 ROTI 1 1 1 1 58 SCCO 1 1 1 1 59 SIAP 0 0 0 0 60 SIMA 0 0 0 0 61 SIPD 0 0 0 0 62 SMCB 1 1 1 1 63 SMGR 1 1 1 1 64 SMSM 1 1 1 1 65 SPMA 1 1 1 1 66 SRSN 1 1 1 1 67 STAR 0 0 0 0 68 TCID 0 0 0 0 69 TOTO 0 0 0 0 70 TRST 1 1 1 1 71 TSPC 0 0 0 0 72 ULTJ 1 1 1 1 73 UNIT 0 0 0 0 74 UNVR 1 1 1 1 75 YPAS 1 1 1 1 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017 Keterangan:

0 = Perusahaan yang tidak memberikan kompensasi bonus 1 = Perusahaan yang memberikan kompensasi bonus


(57)

3. Penghitungan Manajemen Laba Manajemen laba dihitung dengan rumus: DAit AKPI = ����/���− − NDAit

DAit AKPI = ����/���− − NDAit

= (-0.002740) – (-0.025485) = (0.022745)

Hasil perhitungan tingkat manajemen laba dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Manajemen Laba

Sumber: data sekunder yang diolah, 2017 NO Kode

Emiten

Discretionary Accruals (DA)

2012 2013 2014 2015

1 ADES 0.022745 0.060637 -0.001836 0.081872 2 AKPI 0.120515 0.108215 0.021236 0.129111 3 ALDO 0.064129 0.016008 0.218595 0.133647 4 ALKA 0.017231 0.028115 0.076736 0.166765 5 ALMI 0.096326 0.474375 0.447148 -0.527652 6 AMFG 0.080324 -0.015326 0.126684 0.057789 7 ASII 0.097336 0.001657 0.083368 -0.017421 8 AUTO 0.027407 0.007392 0.090689 -0.010277 9 BAJA 0.232738 -0.088260 0.203589 -0.015906 10 BATA 0.158868 0.020186 0.190094 0.249192 11 BIMA 0.011778 0.074622 0.110973 -0.093456 12 BRNA -0.333634 -0.135359 0.223344 -0.120104 13 BTON 0.198007 0.255361 0.034888 0.065090 14 BUDI 0.108505 0.055607 0.236016 0.091926 15 CEKA -0.066882 -0.077089 0.186974 0.025120 16 CPIN 0.257663 0.143445 0.309262 0.127111 17 DLTA 0.369147 -0.041749 0.275866 0.001241 18 DPNS 0.106898 0.253655 0.058316 0.032941 19 DVLA 0.113125 0.070237 0.063106 -0.063201 20 FASW 0.149366 0.073442 -0.009392 -0.002993


(58)

Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Manajemen Laba (Lanjutan)

Sumber: data sekunder yang diolah, 2017 NO Kode

Emiten

Discretionary Accruals (DA)

2012 2013 2014 2015

21 GGRM 0.082393 0.113892 0.237965 0.140223 22 GJTL 0.067713 0.047718 0.174023 -0.019330 23 HDTX 0.065453 -0.475117 0.475862 -0.013953 24 HMSP 0.480271 0.141265 0.146411 0.470906 25 ICBP 0.014375 0.043566 0.035132 0.038657 26 IGAR 0.091529 0.053971 0.187865 -0.018283 27 IKAI 0.022215 0.040456 0.210222 0.084805 28 IMAS 0.327485 0.213479 0.095313 0.034362 29 INAF 0.015322 0.112002 0.010608 -0.052386 30 INAI 0.282330 -0.062618 -0.001543 0.026749 31 INCI -0.011658 -0.055983 0.201569 -0.082343 32 INDF 0.207656 0.003923 0.055404 0.062265 33 INDS 0.172770 0.003734 0.232337 0.031964 34 INTP 0.064073 0.049457 0.133430 0.080768 35 JECC 0.138550 0.066147 0.068005 0.103477 36 JPRS 0.014020 -0.117737 0.179902 -0.016181 37 KAEF 0.060415 0.021298 0.100450 0.076061 38 KBLM 0.282679 0.262263 0.228209 0.079840 39 KBRI 0.135672 0.181152 0.522096 0.050316 40 KDSI 0.045122 -0.067249 0.279500 0.127990 41 KIAS 0.042588 -0.023004 0.214786 0.009060 42 KICI 0.044521 0.089971 0.073057 0.127510 43 KLBF 0.138320 0.191395 0.139493 0.052152 44 LION 0.065471 0.061543 0.043387 0.001355 45 LMPI 0.122016 0.091227 0.161214 0.066817 46 LMSH 0.380126 0.021608 0.065208 -0.004012 47 LPIN 0.032788 0.066130 0.110790 -0.198404 48 MBTO 0.147048 0.060621 0.306325 -0.083183 49 MLBI 0.136159 0.199791 0.409974 0.063489 50 MLIA -0.037362 -0.027825 0.243152 0.041821 51 MYTX 0.177090 0.021200 0.132802 -0.018713 52 NIPS 0.121048 0.311830 0.160453 -0.189362 53 PICO 0.173107 0.120248 0.057451 0.009079 54 PSDN 0.218865 -0.000115 0.146307 0.072397


(59)

Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Manajemen Laba (Lanjutan)

Sumber: data sekunder yang diolah, 2017 4. Analisis Statistik Deskriptif

Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan program IBM SPSS Statistics 16. Hasil pengujian statistik deskriptif variabel kompensasi bonus dan manajemen laba dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Analisis Statistik Deskriptif Kompensasi Bonus

Tabel berikut ini merupakan hasil pengujian statistik deskriptif variabel kompensasi bonus.

NO Kode Emiten

Discretionary Accruals (DA)

2012 2013 2014 2015

55 PYFA 0.148693 0.158328 0.208443 0.007706 56 RMBA 0.169752 -0.094168 0.129197 0.196736 57 ROTI 0.154702 -0.023438 0.575328 0.343260 58 SCCO 0.392673 0.581690 0.153440 0.035217 59 SIAP -0.010031 0.241738 -0.479543 0.002007 60 SIMA -0.005629 0.147700 0.009974 -0.089829 61 SIPD 0.185300 0.075349 0.146437 0.003635 62 SMCB 0.145172 0.061675 0.310800 0.116996 63 SMGR 0.140267 0.060864 0.315743 0.033425 64 SMSM 0.083122 0.169439 0.141030 0.034504 65 SPMA 0.165785 0.083111 0.140102 0.086233 66 SRSN 0.120055 0.028927 0.150217 0.259194 67 STAR 0.012931 0.032727 0.238227 0.048745 68 TCID 0.010408 0.004153 0.278597 0.102750 69 TOTO 0.157999 0.090487 0.410870 0.104403 70 TRST 0.091383 0.057128 0.981850 0.259718 71 TSPC -0.000899 0.084239 0.052053 0.000056 72 ULTJ 0.016347 0.097192 0.187695 0.030503 73 UNIT 0.143698 0.125981 0.324120 0.237310 74 UNVR 0.192929 0.107034 0.262626 0.157846 75 YPAS 0.372694 0.111425 0.022753 -0.021532


(60)

Tabel 5.3 Analisis Statistik Deskriptif Kompensasi Bonus

Sumber: Data sekunder yang olah, 2017

Berdasarkan tabel 5.3 terdapat 300 data valid dan tidak ada data missing. Data missing 0 menjelaskan bahwa tidak ada data yang bernilai nol/ terlewatkan/ hilang. Range adalah perbedaan jarak antara nilai maksimum dan minimum sebesar 1,00 yang menunjukan sebaran data kompensasi bonus. Pada tabel 5.3 dapat diketahui bahwa pembagian kompensasi bonus pada populasi sasaran perusahaan manufaktur yang terendah adalah 0,00. Sedangkan, pembagian kompensasi bonus pada populasi sasaran perusahaan manufaktur yang tinggi adalah 1,00. Pada tabel 5.3 juga dapat dilihat nilai rata-rata kompensasi bonus adalah sebesar 0,5867. Kompensasi bonus menunjukan nilai 1 untuk perusahaan yang memberikan bonus kepada manajer dan nilai 0 untuk perusahaan yang tidak memberikan bonus bagi manajer diperusahaan tersebut.

Kompensasi_Bonus

N Valid 300

Missing 0

Mean .5867

Range 1.00

Minimum .00


(61)

Pada analisis deskriptif diperoleh bentuk histogram dari kompensasi bonus, dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.1 Histogram Kompensasi Bonus Sumber: data sekundar yang diolah, 2017

Berdasarkan gambar 5.1, kompensasi bonus yang berada pada titik 0,00 yaitu 124 perusahaan. Kompensasi bonus yang berada pada titik 1,00 yaitu 176 perusahaan. Sumbu horizontal menunjukan tingkat kompensasi bonus yang diproksikan dengan dummy. Sumbu vertikal menunjukan frekuensi jumlah perusahaan. Gambar 5.1, menjadi dasar untuk mengklasifikasikan nilai kompensasi bonus menjadi 2 kategori, dengan kriteria sebagai berikut.

0 = Perusahaan yang tidak memberikan kompensasi bonus 1 = Perusahaan yang memberikan kompensasi bonus Berikut adalah tabel klasifikasi kompensasi bonus.


(62)

Tabel 5.4 Hasil Klasifikasi Kompensasi Bonus

Sumber: data sekunder yang diperoleh, 2017 b. Analisis Statistik Deskriptif Manajemen Laba

Berdasarkan data perhitungan pada tabel 5.2, sebagian besar data pada tahun 2012 – 2015 bernilai positif, sedangkan data bernilai negatif hanya sebagian kecil ditahun 2012, 2013, dan 2014. Data yang bernilai positif memiliki arti bahwa perusahaan melakukan peningkatan (income maximization), maka semakin besar angka manajemen laba semakin tinggi manajemen laba. Data yang bernilai negatif memiliki arti bahwa perusahaan melakukan penurunan laba (income minimization), maka semakin kecil angka manajemen laba semakin tinggi tingkat manajemen laba. Berikut histogram untuk melihat sebaran data manajemen laba.

Kriteria Jumlah Persen Perusahaan yang tidak

melaporkan kompensasi bonus

124 41.3 Perusahaan yang

melaporkan kompensasi bonus

176 58.7


(63)

Gambar 5.2 Histogram Manajemen Laba Sumber: data sekunder yang diolah, 2017

Berdasarkan gambar 5.2, dari 300 perusahaan terdapat 47 perusahaan yang memiliki angka manajemen laba yang negatif dan sebanyak 253 perusahaan yang memiliki angka manajemen laba positif. Sumbu horizontal pada gambar 5.2, merupakan tingkat manajemen laba yang diproksikan dengan discretionary accruals. Sumbu vertikal menunjukan frekuensi jumlah perusahaan. Manajemen laba bersekala rasio, semakin menjauhi 0 berarti tingkat manajemen laba semakin tinggi.

Manajemen laba dengan cara income minimization dan income maximization memiliki arah yang berbeda dalam mengukur tingkat manajemen laba. Gambar berikut ini akan mempermudah dalam memahami pengukuran tingkat manajemen laba.


(64)

- (negatif) + (positif)

Income Minimization 0 Income Maximization

Gambar 5.3 Pengukuran Manajemen Laba

Gambar 5.3 merupakan gambar garis bilangan yang akan mempermudah dalam memahami perbedaan arah dalam mengukur tingkat manajemen laba. Income minimization terletak pada sisi kiri (-) pada garis bilangan, maka semakin kecil angka manajemen laba tingkat manajemen laba semakin tinggi. Income maximization terletak disisi sebelah kanan (+) pada garis bilangan, maka semakin besar angka manajemen laba tingkat manajemen laba semakin tinggi. Klasifikasi manajemen laba menjadi income minimization (kategori 0) dan income maximization (kategori 1).

5. Pengklasifikasian Data

a. Pengklasifikasian Data Kompensasi Bonus

Elfira (2014) menyatakan jika kompensasi bonus mengalai peningkatan, maka tindakan manajemen laba juga akan meningkat, begitu pula sebaliknya. Kompensasi bonis pada tahun tertentu yang akan diukur dengan dummy. Hasil dari klasifikasi kompensasi bonus dikategorikan sebagai berikut:

1 = terdapat pemberian kompensasi bonus kepada manajemen. 0 = tidak dapat pemberian kompensasi bonus kepada manajemen


(65)

Tabel 5.7 Data Pengklasifikasian Kompensasi Bonus NO Kode Emiten 2012 2013 2014 2015

1 ADES 1 1 1 1

2 AKPI 0 0 0 0

3 ALDO 0 0 0 0

4 ALKA 0 0 0 0

5 ALMI 0 0 0 0

6 AMFG 1 1 1 1

7 ASII 1 1 1 1

8 AUTO 1 1 1 1

9 BAJA 0 0 0 0

10 BATA 0 0 0 0 11 BIMA 1 1 1 1 12 BRNA 1 1 1 1 13 BTON 0 0 0 0 14 BUDI 1 1 1 1 15 CEKA 1 1 1 1 16 CPIN 1 1 1 1 17 DLTA 0 0 0 0 18 DPNS 1 1 1 1 19 DVLA 0 0 0 0 20 FASW 0 0 0 0 21 GGRM 1 1 1 1 22 GJTL 0 0 0 0 23 HDTX 0 0 0 0 24 HMSP 1 1 1 1 25 ICBP 1 1 1 1 26 IGAR 1 1 1 1 27 IKAI 1 1 1 1 28 IMAS 1 1 1 1 29 INAF 0 0 0 0 30 INAI 0 0 0 0 31 INCI 1 1 1 1 32 INDF 1 1 1 1 33 INDS 1 1 1 1 34 INTP 1 1 1 1 35 JECC 0 0 0 0 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017


(66)

Tabel 5.7 Data Pengklasifikasian Kompensasi Bonus (Lanjutan)

NO Kode Emiten 2012 2013 2014 2015

36 JPRS 0 0 0 0

37 KAEF 0 0 0 0

38 KBLM 0 0 0 0

39 KBRI 1 1 1 1

40 KDSI 1 1 1 1

41 KIAS 1 1 1 1

42 KICI 1 1 1 1

43 KLBF 0 0 0 0

44 LION 1 1 1 1

45 LMPI 0 0 0 0

46 LMSH 1 1 1 1

47 LPIN 0 0 0 0

48 MBTO 1 1 1 1

49 MLBI 1 1 1 1

50 MLIA 0 0 0 0

51 MYTX 0 0 0 0

52 NIPS 1 1 1 1

53 PICO 1 1 1 1

54 PSDN 1 1 1 1

55 PYFA 1 1 1 1

56 RMBA 1 1 1 1

57 ROTI 1 1 1 1

58 SCCO 1 1 1 1

59 SIAP 0 0 0 0

60 SIMA 0 0 0 0

61 SIPD 0 0 0 0

62 SMCB 1 1 1 1

63 SMGR 1 1 1 1

64 SMSM 1 1 1 1

65 SPMA 1 1 1 1

66 SRSN 1 1 1 1

67 STAR 0 0 0 0

68 TCID 0 0 0 0

69 TOTO 0 0 0 0

70 TRST 1 1 1 1


(67)

Tabel 5.7 Data Pengklasifikasian Kompensasi Bonus (Lanjutan)

NO Kode Emiten 2012 2013 2014 2015

71 TSPC 0 0 0 0

72 ULTJ 1 1 1 1

73 UNIT 0 0 0 0

74 UNVR 1 1 1 1

75 YPAS 1 1 1 1

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017 Keterangan

1 = Perusahaan yang melaporkan kompensasi bonus 0 = Perusahaan yang tidak melaporkan kompensasi bonus b. Pengklasifikasian Data Manajemen Laba

Tabel dibawah ini merupakan hasil data pengklasifikasian manajemen laba.

Tabel 5.8 Data Pengklasifikasian Manajemen Laba NO Kode

Emiten

Discretionary Accruals

(DA)

2012 2013 2014 2015 1 ADES 1 1 0 1 2 AKPI 1 1 1 1 3 ALDO 1 1 1 1 4 ALKA 1 1 1 1 5 ALMI 1 1 1 0 6 AMFG 1 0 1 1 7 ASII 1 1 1 0 8 AUTO 1 1 1 0 9 BAJA 1 0 1 0 10 BATA 1 1 1 1 11 BIMA 1 1 1 0 12 BRNA 0 0 1 0 13 BTON 1 1 1 1 Sumber: data sekunder yang diolah, 2017


(68)

Tabel 5.8 Data Pengklasifikasian Manajemen Laba (Lanjutan) NO Kode

Emiten

Discretionary Accruals

(DA)

2012 2013 2014 2015 14 BUDI 1 1 1 1 15 CEKA 0 0 1 1 16 CPIN 1 1 1 1 17 DLTA 1 0 1 1 18 DPNS 1 1 1 1 19 DVLA 1 1 1 0 20 FASW 1 1 0 0 21 GGRM 1 1 1 1 22 GJTL 1 1 1 0 23 HDTX 1 0 1 0 24 HMSP 1 1 1 1 25 ICBP 1 1 1 1 26 IGAR 1 1 1 0 27 IKAI 1 1 1 1 28 IMAS 1 1 1 1 29 INAF 1 1 1 0 30 INAI 1 0 0 1 31 INCI 0 0 1 0 32 INDF 1 1 1 1 33 INDS 1 1 1 1 34 INTP 1 1 1 1 35 JECC 1 1 1 1 36 JPRS 1 0 1 0 37 KAEF 1 1 1 1 38 KBLM 1 1 1 1 39 KBRI 1 1 1 1 40 KDSI 1 0 1 1 41 KIAS 1 0 1 1 42 KICI 1 1 1 1 43 KLBF 1 1 1 1 44 LION 1 1 1 1 45 LMPI 1 1 1 1 46 LMSH 1 1 1 0 47 LPIN 1 1 1 0 Sumber: data sekunder yang diolah, 2017


(69)

Tabel 5.8 Data Pengklasifikasian Manajemen Laba (Lanjutan)

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017 Keterangan

0 = Manimization income (Nilai discretionary accrual negatif) 1 = maximization income (Nilai discretionary accrual positif)

NO Kode Emiten

Discretionary Accruals

(DA)

2012 2013 2014 2015 48 MBTO 1 1 1 0 49 MLBI 1 1 1 1 50 MLIA 0 0 1 1 51 MYTX 1 1 1 0 52 NIPS 1 1 1 0 53 PICO 1 1 1 1 54 PSDN 1 0 1 1 55 PYFA 1 1 1 1 56 RMBA 1 0 1 1 57 ROTI 1 0 1 1 58 SCCO 1 1 1 1 59 SIAP 0 1 0 1 60 SIMA 0 1 1 0 61 SIPD 1 1 1 1 62 SMCB 1 1 1 1 63 SMGR 1 1 1 1 64 SMSM 1 1 1 1 65 SPMA 1 1 1 1 66 SRSN 1 1 1 1 67 STAR 1 1 1 1 68 TCID 1 1 1 1 69 TOTO 1 1 1 1 70 TRST 1 1 1 1 71 TSPC 0 1 1 1 72 ULTJ 1 1 1 1 73 UNIT 1 1 1 1 74 UNVR 1 1 1 1 75 YPAS 1 1 1 0


(70)

6. Melakukan Analisis Tabulasi Silang

Analisis tabulasi silang (crosstabes) dilakukan untuk menentukan hubungan kompensasi bonus dengan manajemen laba. Variabel kompensasi bonus dan manajemen laba dalam alalisis ini merupakan data nominal. Perhitungan koefisien hubungan menggunakan koefisien Phi. Berikut akan disajikan hasil analisis crosstabs serta pembahasannya.

a. Analisis Tabulasi Silang Kompensasi Bonus dan Manajemen Laba Hasil tabulasi silang antara kompensasi bonus dengan manajemen laba dapat dilihat pada tebel 5.9 dan koefisien hubungan kompensasi bonus terhadap manajemen laba dapat dilihat pada tabel 5.10.

Tabel 5.9 Tabulasi Silang Kompensasi Bonus dan Manajemen Laba

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel 5.9, dari 300 perusahaan terdapat sebanyak 47 perusahaan melakukan income minimization, dan 253 perusahaan melakukan income maximization. Sebagian besar perusahaan yang tidak memberikan kompensasi bonus melakukan manajemen laba dengan cara

Kompensasi Bonus Tidak memberikan

kompensasi bonus

Memberikan kompensasi

bonus Total Manajemen

Laba

Income Minimization 19 28 47

Income Maximization 105 148 253


(71)

menaikkan laba. Hal tersebut dapat diketahui dari tabel 5.9, sebanyak 105 perusahaan melakukan income maximization pada saat tidak memberikan kompensasi bonus, sedangkan yang melakukan income minimization hanya 19 perusahaan.

Sebagian perusahaan yang memberikan kompensasi bonus melakukan manajemen laba dengan cara menaikkan laba. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.9, yang menunjukan bahwa terdapat 148 perusahaan yang melakukan income maximization pada saat memberikan kompensasi bonus, sedangkan yang melakukan income minimization hanya 28 perusahaan. Berdasarkan tabel 5.9, perusahaan yang tidak memberikan kompensasi bonus dan memberikan kompensasi bonus cenderung malakukan manajemen laba dengan income maximization.

Kekuatan dan arah hubungan antara kompensasi bonus dengan manajemen laba diketahui dengan menggunakan koefisien Phi. berikut akan disajikan hasil perhitungan koefisien Phi dalam tabel 5.10

Tabel 5.10 Tabel Koefisien Hubungan Kompensasi Bonus dan Manajemen Laba

Sumber: data sekunder yang diolah, 2017 Koefisien Value


(72)

Berdasarkan tabel 5.10, nilai koefisien Phi sebesar -0,008, hal ini berarti terdapat hubungan yang sangat lemah dan negatif antara kompensasi bonus dengan manajemen laba. Arah hubungan negatif berarti apabila kompensasi meningkat, maka manajemen laba akan menurun begitu pula sebaliknya.

B. Pembahasan

Hubungan Kompensasi Bonus Terhadap Manajemen Laba

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan hubungan kompensasi bonus dengan manajemen laba sangat lemah dengan arah hubungan negatif. Arah hubungan negatif berarti apabila kompensasi meningkat, maka manajemen laba akan menurun begitu pula sebaliknya. Hubungan kompensasi bonus dengan manajemen laba sangat lemah yang dapat disimpulkan bahwa kompensasi bonus tidak memiliki kecenderungan yang sangat kuat dalam melakukan manajemen laba.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Elfira (2014), dan Pujiningsih (2011) yang menyatakan bahwa kompensai bonus mempengaruhi manajemen laba. Dalam bonus atau kompensasi manajerial, pemilik perusahaan berjanji untuk memberikan sejumlah bonus jika kinerja perusahaan mencapai jumlah tertentu. Janji bonus inilah yang merupakan alasan bagi manajer untuk mengelola dan mengatur labanya pada tingkat tertentu sesuai dengan yang disyaratkan agar dapat menerima bonus.


(1)

118

Lampiran IV: Data Perhitungan Discretionary Acruals Tahun 2012, 2013, 2014, 2015 (Lanjutan)

Kode Emiten

2012 2013

�� /����−� (1)

� ��� (2)

��� (4) – (2)

�� /����−� (1)

� ��� (2)

��� (4) – (2)

TOTO 0.115585 -0.042414 0.157999 0.008005 -0.082482 0.090487 TRST 0.009923 -0.081459 0.091383 -0.017556 -0.074684 0.057128 TSPC 0.025216 0.026116 -0.000899 0.066669 -0.017570 0.084239 ULTJ -0.032578 -0.048925 0.016347 0.093856 -0.003336 0.097192 UNIT 0.012224 -0.131474 0.143698 0.069186 -0.056795 0.125981 UNVR 0.124635 -0.068294 0.192929 0.077442 -0.029592 0.107034

YPAS 0.257130 -0.115565 0.372694 0.120937 0.009512 0.111425


(2)

Lampiran IV: Data Perhitungan Discretionary Acruals Tahun 2012, 2013, 2014, 2015 (Lanjutan)

Kode Emiten

2014 2015

�� /����−� (1)

� ��� (2)

��� (1) – (2)

�� /����−� (1)

� ��� (2)

��� (1) – (2)

ADES -0.116806 -0.114970 -0.001836 0.044865 -0.037006 0.081872 AKPI -0.129917 -0.151153 0.021236 0.063136 -0.065976 0.129111 ALDO 0.120463 -0.098131 0.218595 0.112162 -0.021486 0.133647

ALKA 0.106778 0.030042 0.076736 0.037950 -0.128815 0.166765

ALMI 0.367699 -0.079449 0.447148 -0.544610 -0.016958 -0.527652 AMFG -0.000355 -0.127038 0.126684 0.015675 -0.042114 0.057789 ASII 0.024300 -0.059068 0.083368 -0.038462 -0.021041 -0.017421 AUTO 0.016078 -0.074612 0.090689 -0.034121 -0.023843 -0.010277 BAJA 0.110429 -0.093160 0.203589 -0.040831 -0.024925 -0.015906 BATA 0.071731 -0.118363 0.190094 0.225227 -0.023965 0.249192 BIMA 0.081933 -0.029040 0.110973 -0.159360 -0.065904 -0.093456 BRNA -0.068168 -0.291512 0.223344 -0.124119 -0.004016 -0.120104 BTON -0.000824 -0.035711 0.034888 0.044804 -0.020286 0.065090 BUDI 0.026944 -0.209072 0.236016 0.021186 -0.070740 0.091926 CEKA 0.229116 0.042142 0.186974 -0.000832 -0.025953 0.025120 CPIN 0.138354 -0.170909 0.309262 0.085436 -0.041675 0.127111 DLTA 0.223066 -0.052800 0.275866 -0.020420 -0.021661 0.001241 DPNS 0.041891 -0.016425 0.058316 0.025014 -0.007927 0.032941 DVLA -0.007625 -0.070731 0.063106 -0.070436 -0.007235 -0.063201 FASW -0.209953 -0.200562 -0.009392 -0.085262 -0.082269 -0.002993 GGRM 0.137260 -0.100704 0.237965 0.117870 -0.022354 0.140223 GJTL 0.016823 -0.157200 0.174023 -0.069936 -0.050606 -0.019330 HDTX 0.007118 -0.468744 0.475862 -0.093993 -0.080039 -0.013953


(3)

120

Lampiran IV: Data Perhitungan Discretionary Acruals Tahun 2012, 2013, 2014, 2015 (Lanjutan)

Kode Emiten

2014 2015

�� /����−� (1)

� ��� (2)

��� (2) – (2)

�� /����−� (1)

� ��� (2)

��� (2) – (2)

HMSP 0.098605 -0.047806 0.146411 0.466406 -0.004500 0.470906 ICBP -0.031762 -0.066894 0.035132 0.020240 -0.018417 0.038657 IGAR 0.164736 -0.023129 0.187865 -0.044352 -0.026069 -0.018283 IKAI -0.013829 -0.224051 0.210222 0.025445 -0.059360 0.084805 IMAS 0.021693 -0.073620 0.095313 0.010390 -0.023972 0.034362 INAF -0.079090 -0.089698 0.010608 -0.063497 -0.011111 -0.052386 INAI -0.014635 -0.013092 -0.001543 0.028270 0.001521 0.026749 INCI 0.101498 -0.100070 0.201569 -0.100638 -0.018295 -0.082343 INDF -0.025121 -0.080525 0.055404 0.036587 -0.025678 0.062265 INDS 0.053540 -0.178797 0.232337 -0.030044 -0.062008 0.031964 INTP -0.010896 -0.144326 0.133430 0.032950 -0.047818 0.080768 JECC 0.039538 -0.028467 0.068005 0.085404 -0.018073 0.103477 JPRS 0.180553 0.000651 0.179902 -0.058805 -0.042624 -0.016181 KAEF 0.034981 -0.065469 0.100450 0.064698 -0.011363 0.076061 KBLM 0.066464 -0.161744 0.228209 0.051212 -0.028628 0.079840 KBRI 0.043847 -0.478249 0.522096 -0.016747 -0.067063 0.050316 KDSI 0.130724 -0.148776 0.279500 0.096194 -0.031796 0.127990 KIAS 0.008152 -0.206635 0.214786 -0.052052 -0.061113 0.009060 KICI 0.052628 -0.020429 0.073057 0.071151 -0.056359 0.127510 KLBF 0.052102 -0.087392 0.139493 0.028424 -0.023728 0.052152 LION -0.017783 -0.061170 0.043387 -0.015377 -0.016732 0.001355


(4)

Lampiran IV: Data Perhitungan Discretionary Acruals Tahun 2012, 2013, 2014, 2015 (Lanjutan)

Kode Emiten

2014 2015

�� /����−� (1)

� ��� (2)

��� (3) – (2)

�� /����−� (1)

� ��� (2)

��� (3) – (2)

LMPI 0.033514 -0.127700 0.161214 0.033015 -0.033802 0.066817 LMSH -0.007761 -0.072969 0.065208 -0.065597 -0.061586 -0.004012 LPIN 0.095845 -0.014945 0.110790 -0.227854 -0.029451 -0.198404 MBTO 0.125991 -0.180334 0.306325 -0.020126 0.063057 -0.083183 MLBI 0.132976 -0.276998 0.409974 0.009443 -0.054046 0.063489 MLIA 0.004256 -0.238896 0.243152 -0.026291 -0.068112 0.041821 MYTX -0.049292 -0.182093 0.132802 -0.076969 -0.058256 -0.018713 NIPS -0.018863 -0.179315 0.160453 -0.233879 -0.044517 -0.189362 PICO 0.049377 -0.008074 0.057451 -0.007499 -0.016577 0.009079 PSDN -0.042892 -0.189199 0.146307 0.030204 -0.042193 0.072397 PYFA 0.049781 -0.158662 0.208443 -0.032213 -0.039919 0.007706 RMBA 0.015091 -0.114106 0.129197 0.181747 -0.014989 0.196736 ROTI 0.294316 -0.281012 0.575328 0.279752 -0.063508 0.343260 SCCO 0.093594 -0.059847 0.153440 0.016226 -0.018991 0.035217 SIAP -0.453546 0.025998 -0.479543 0.000626 -0.001381 0.002007 SIMA -0.011556 -0.021531 0.009974 -0.113805 -0.023976 -0.089829 SIPD 0.008021 -0.138415 0.146437 -0.029876 -0.033511 0.003635 SMCB 0.002160 -0.308640 0.310800 0.041665 -0.075331 0.116996 SMGR 0.033617 -0.282127 0.315743 -0.061244 -0.094670 0.033425

SMSM 0.021567 -0.119463 0.141030 0.038234 0.003729 0.034504

SPMA -0.106396 -0.246498 0.140102 0.030417 -0.055815 0.086233 SRSN 0.072237 -0.077980 0.150217 0.242267 -0.016927 0.259194 STAR 0.089511 -0.148715 0.238227 0.004368 -0.044377 0.048745


(5)

122

Lampiran IV: Data Perhitungan Dcretionary Acruals Tahun 2012, 2013, 2014, 2015 (Lanjutan)

Kode Emiten

2014 2015

�� /����−� (1)

� ��� (2)

��� (4) – (2)

�� /����−� (1)

� ��� (2)

��� (4) – (2)

TCID 0.090702 -0.187895 0.278597 0.052826 -0.049924 0.102750 TOTO 0.047661 -0.363209 0.410870 0.076501 -0.027901 0.104403 TRST -0.274997 -1.256846 0.981850 -0.088326 -0.348044 0.259718 TSPC 0.030565 -0.021488 0.052053 -0.001548 -0.001604 0.000056 ULTJ 0.087531 -0.100164 0.187695 0.008023 -0.022480 0.030503 UNIT 0.021302 -0.302819 0.324120 0.158880 -0.078430 0.237310 UNVR 0.102303 -0.160322 0.262626 0.114865 -0.042981 0.157846 YPAS -0.076542 -0.099295 0.022753 -0.101713 -0.080181 -0.021532


(6)

Lampiran V: Hasil Olah Data SPSS

Tabel 1. Tabulasi Silang Kompensasi Bonus dan Manajemen Laba

Manajemen Laba * Kompensasi Bonus Crosstabulation

Kompensasi Bonus

Total Perusahaan

tidak memberikan kompensasi

bonus

Perusahaan memberikan kompensasi

bonus

Manajemen Laba Income Minimization 19 28 47

Income Maximization 105 148 253

Total 124 176 300

Tabel 2.Tabel Koefisien Hubungan Kompensasi Bonus dan Manajemen Laba

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Phi -.008 .891

Cramer's V .008 .891


Dokumen yang terkait

Hubungan antara Leverage Keuangan dengan Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

3 15 121

Hubungan antara ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dengan manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014).

0 2 148

Hubungan diversifikasi operasi dan diversifikasi geografis terhadap manajemen laba (studi empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.

3 9 141

ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI BONUS, UKURAN PERUSAHAAN, MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2008-2011).

0 0 103

Hubungan antara Leverage Keuangan dengan Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 2 11

Hubungan antara Leverage Keuangan dengan Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 2

Hubungan antara Leverage Keuangan dengan Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 8

Hubungan antara Leverage Keuangan dengan Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 1 16

ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI BONUS, UKURAN PERUSAHAAN, MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011)

0 0 16

PENGARUH KOMPENSASI BONUS, LEVERAGE, PAJAK DAN PROFITABILITAS TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015) - Unissula Repository

0 0 10