Analisis Perbedaan Imbal Hasil antara Perusahaan Manufaktur dengan Pertambangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PERBEDAAN IMBAL HASIL ANTARA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN PERTAMBANGAN YANG LISTING

DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH :

YANDRI REZZIANSYAH SITOMPUL 110523026

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

ANALISIS PERBEDAAN IMBAL HASIL ANTARA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN PERTAMBANGAN YANG LISTING

DI BURSA EFEK INDONESIA

Para investor termotivasi untuk melakukan investasi salah satunya adalah dengan membeli saham perusahaan dengan harapan untuk mendapatkan kembalian investasi yang sesuai dengan apa yang telah diinvestasikannya yang disebut dengan return saham. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan imbal hasil antara perusahaan manufaktur dibidang otomotif dan pertambanganyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu studi dokumentasi dengan teknik analisis data untuk mengetahui perbedaan imbal hasil antara perusahaan manufaktur dengan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia menggunakan uji beda.

Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jawaban dari rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu terdapat perbedaan imbal hasil antara perusahaan manufaktur dibidang otomotif dengan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Selain itu pengujian uji beda t test berdasarkan tabel Coefficients diketahui bahwa nilai sig. (2-tailed) return saham pertambangan dan perusahaan otomotif sebesar 0,053 yang berarti bahwa nilai sig. (2-tailed) > 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa Ha diterima, dan Ho ditolak yang berarti terdapat perbedaan imbal hasil antara perusahaan manufaktur dibidang otomotif dengan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia.


(3)

ABSTRACT

RETURN ANALYSIS OF THE DIFFERENCE BETWEEN THE MINING MANUFACTURING COMPANY WITH LISTING

IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

The investors are motivated to invest in one of them is by buying shares in the hope to get a return of investment in accordance with what has been invested is called the stock return. The purpose of this study was to determine the difference between the yield of a manufacturing company in the field of automotive and mining are listed in the Indonesia Stock Exchange.

The data collection techniques used in this research study documentation with data analysis techniques to determine the difference between the yield of a manufacturing company with mining listed in Indonesia Stock Exchange using a different test.

The results of this study indicate that the answer to the problem in this research that there is a difference between the yields on the field of automotive manufacturing company with mining listed in Indonesia Stock Exchange. Besides testing different test t test based on table Coefficients known that sig. (2-tailed) and mining stock returns of 0,053 automotive companies which means that the sig. (2-tailed)> 0.05, so it can be said that Ha is accepted, and Ho is rejected which means that there is a difference between the yields on the field of automotive manufacturing company with mines in Indonesian Stock Exchange listing


(4)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan Hidayah-Nya, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Perbedaan Imbal Hasil antara Perusahaan Manufaktur dengan Pertambangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia” ini guna melengkapi tugas-tugas serta memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa isi yang terkandung dalam skripsi ini belum sempurna, hal ini disebabkan oleh terbatasnya waktu, kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki dalam penyajiannya. Oleh karena itu dengan hati yang tulus dan ikhlas penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, yang nantinya dapat berguna untuk penyempurnaan skripsi ini.

Pada kesempatan ini juga penulis sertakan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua penulis Ayahanda tercinta yaitu Drs. Syahruddin Sitompul dan Ibunda terkasih Ir. Ida Yani Pane, MT yang telah mengasuh dan membesarkan penulis serta memberikan dorongan selama penulis menjalani pendidikan dan hanya doa yang dapat penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT, semoga kelak penulis menjadi manusia yang berguna bagi agama, keluarga, dan seluruh masyarakat.


(5)

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac.Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara

5. Bapak Irsad Lubis, SE, M.Soc.Sc. Ph.D selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Syarief Fauzi, SE, M.Ak. Ak selaku Dosen Pembimbing penulisan yang telah membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini, memberikan saran dan masukkannya serta petunjuk yang sangat berarti bagi penulis.

8. Bapak selaku dosen pembaca penulis yang telah memberikan kritik, saran, dan masukkan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

9. Seluruh staf pengajar (dosen) Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan pendidikan yang sangat bermanfaat bagi penulis yang dapat digunakan pada masa yang akan datang serta seluruh karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis selama menjalani perkuliahan.

Dengan bantuan yang penulis dapatkan akhirnya dengan menyerahkan diri dan senantiasa memohon petunjuk serta perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa semoga amalan dan perbuatan baik tersebut mendapat imbalan yang baik pula.


(6)

Medan, Juli 2014 Penulis

NIM : 110523026

YANDRI REZZIANSYAH SITOMPUL


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………... i

ABSTRACT……… ii

KATA PENGANTAR……… iii

DAFTAR ISI ……….. vi

DAFTAR TABEL ……….. viii

DAFTAR GAMBAR ………. ix

DAFTAR LAMPIRAN……….. x

BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah . ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian... 10

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pasar Modal... 11

2.2. Perkembangan Pasar Modal dan Mekanisme Pasar Modal.. 14

2.3. Mekanisme Pasar Modal...,…... 15

2.4. Jenis dan Fungsi Pasar Modal ... 16

2.5. Saham... 18

2.6. Pengertian Return Saham... 20

2.7. Jenis Return Saham... 26

2.8. Faktor-faktor yang mempengaruhi return saham... 27

2.9. Pengertian dan Hubungan Risiko dan Return Saham... 31

2.10. Risiko Sistematis (Beta)... 33

2.11. Risiko Tidak Sistematis... 35

2.12.Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 36

2.13. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 37

2.14. Hipotesis ... 38

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian...……… 39


(8)

3.2. Definisi Operasional... 39

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian. ... 40

3.4. Jenis Data Penelitian ... 42

3.5. Metode Pengumpulan Data ………. 42

3.6. TeknikAnalisis Data ... 43

3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif... 43

3.6.2. Analisis Uji Beda T Test ... 43

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian... 45

4.1.1. Gambaran Singkat Objek Penelitian ...… 45

4.1.2. Return Saham Perusahaan Otomotif... 46

4.1.3. Return Saham Perusahaan Pertambangan ... 51

4.1.4 Analisis Deskripsi Data ... 55

4.2. Pembahasan... 57

4.2.1. Return Saham Pada Perusahaan Otomotif... 57

4.2.2. Return Saham Pada Perusahaan Pertambangan ... 58

4.2.3. Hasil Analisis Data... 59

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 61

5.2. Saran... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2-1 : Penelitian Terdahulu ... 36

Tabel 3-1 : Data Sampel Perusahaan Manufaktur dibidang Otomotif ... 41

Tabel 3-2 : Data Sampel Perusahaan Pertambangan ... 42

Tabel 4-1 : Output SPSS Statistik Deskriptif ... 55

Tabel 4-2 : Kolmogorov-Smirnov Test ... 56


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2-1 : Trade –off Risk and Return ... 32

Gambar 2-2 : Risiko Systematic dan Unsystematic ... 35


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil Output Perhitungan Uji Beda Program SPSS………….... 65

Lampiran 2 : Perhitungan Return Saham Perusahaan Otomotif ……….. 68

Lampiran 3 : Perhitungan Return Saham Perusahaan Pertambangan ……….. 69


(12)

ABSTRAK

ANALISIS PERBEDAAN IMBAL HASIL ANTARA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN PERTAMBANGAN YANG LISTING

DI BURSA EFEK INDONESIA

Para investor termotivasi untuk melakukan investasi salah satunya adalah dengan membeli saham perusahaan dengan harapan untuk mendapatkan kembalian investasi yang sesuai dengan apa yang telah diinvestasikannya yang disebut dengan return saham. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan imbal hasil antara perusahaan manufaktur dibidang otomotif dan pertambanganyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu studi dokumentasi dengan teknik analisis data untuk mengetahui perbedaan imbal hasil antara perusahaan manufaktur dengan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia menggunakan uji beda.

Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jawaban dari rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu terdapat perbedaan imbal hasil antara perusahaan manufaktur dibidang otomotif dengan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Selain itu pengujian uji beda t test berdasarkan tabel Coefficients diketahui bahwa nilai sig. (2-tailed) return saham pertambangan dan perusahaan otomotif sebesar 0,053 yang berarti bahwa nilai sig. (2-tailed) > 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa Ha diterima, dan Ho ditolak yang berarti terdapat perbedaan imbal hasil antara perusahaan manufaktur dibidang otomotif dengan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia.


(13)

ABSTRACT

RETURN ANALYSIS OF THE DIFFERENCE BETWEEN THE MINING MANUFACTURING COMPANY WITH LISTING

IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

The investors are motivated to invest in one of them is by buying shares in the hope to get a return of investment in accordance with what has been invested is called the stock return. The purpose of this study was to determine the difference between the yield of a manufacturing company in the field of automotive and mining are listed in the Indonesia Stock Exchange.

The data collection techniques used in this research study documentation with data analysis techniques to determine the difference between the yield of a manufacturing company with mining listed in Indonesia Stock Exchange using a different test.

The results of this study indicate that the answer to the problem in this research that there is a difference between the yields on the field of automotive manufacturing company with mining listed in Indonesia Stock Exchange. Besides testing different test t test based on table Coefficients known that sig. (2-tailed) and mining stock returns of 0,053 automotive companies which means that the sig. (2-tailed)> 0.05, so it can be said that Ha is accepted, and Ho is rejected which means that there is a difference between the yields on the field of automotive manufacturing company with mines in Indonesian Stock Exchange listing


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk mendorong kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah dengan menawarkan kepemilikan perusahaan tersebut kepada masyarakat/publik

(go public). Pasar modal adalah tempat bagi perusahaan untuk mengumpulkan

modal dengan cara menawarkan sahamnya kepada masyarakat/publik. Keterlibatan masyarakat/publik dalam pasar modal adalah dengan cara membeli saham yang ditawarkan dalam pasar modal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terjadi transaksi jual-beli dalam pasar modal layaknya pasar barang dan jasa pada umumnya.

Pada dasarnya, pasar modal memiliki dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi pasar modal adalah menyediakan fasilitas untuk memidahkan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi keuangan pasar modal adalah menyediakan dana yang dibutuhkan oleh pihak-pihak lainya tanpa harus terlibat secara langsung dalam kegiatan operasi perusahaan (Husnan, 2005).

Dalam aktivitas pasar modal kedua belah pihak yang memiliki dana (investor) dan yang membutuhkan dana (emiten) akan memiliki perbedaan kepentingan yang berbeda. Bagi emiten, pasar modal adalah salah satu alternatif


(15)

untuk mendapatkan tambahan dana tanpa perlu menunggu hasil dari kegiatan operasional, sedangkan bagi investor pasar modal adalah salah satu alternatif untuk melakukan investasi dan mendapatkan keuntungan yang optimal. Suatu investasi tentunya memiliki resiko tersendiri. Investor tidak dapat secara pasti mengetahui resiko apa yang akan diterimanya dalam melakukan suatu investasi. Oleh karena itu seorang investor memerlukan analisis dalam menginvestasikan dananya dan meminimalkan resiko (Restiyani, 2006). Bagi seorang investor, investasi dalam sekuritas yang dipilih tentu diharapkan memberikan tingkat pengembalian (return) yang sesuai dengan resiko yang harus ditanggung oleh para investor. Bagi para investor, tingkat return ini menjadi faktor utama karena return adalah hasil yang diperoleh dari suatu investasi (Jogiyanto, 2000).

Salah satu jenis sekuritas yang paling populer di pasar modal adalah sekuritas saham. Saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu atau institusi dalam perusahaan (Ang, 1997). Sedangkan menurut Husnan, (2005), saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam perusahaan terbuka (PT). Saham yang dinilai baik adalah saham yang mampu memberikan return realisasi yang tidak terlalu jauh dari return ekspektasi. Investor yang memilih untuk berinvestasi di pasar modal dalam bentuk sekuritas saham berarti berinvestasi dalam prospek perusahaan tersebut. Perusahaan yang tergabung dalam pasar modal harus mampu meningkatkan nilai perusahaannya karena nilai perusahaan yang tinggi tentu memberikan gambaran yang baik dan peluang return yang besar. Apabila perusahaan menganggap semua investor adalah investor yang rasional maka dengan return ekspektasi yang tinggi tentu saja akan semakin banyak investor yang tertarik untuk membeli sekuritas


(16)

yang dikeluarkan oleh perusahaan emiten sehingga tujuan pendanaan yang diinginkan perusahaan melalui pasar modal juga terpenuhi.

Para investor termotivasi untuk melakukan investasi salah satunya adalah dengan membeli saham perusahaan dengan harapan untuk mendapatkan kembalian investasi yang sesuai dengan apa yang telah diinvestasikannya. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi atau tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya (Hartono, 2000: 107). Tanpa keuntungan yang diperoleh dari suatu investasi yang dilakukannya, tentunya investor tidak mau melakukan investasi yang tidak ada hasilnya. Setiap investasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama yaitu memperoleh keuntungan yang disebut return, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Konsep return atau imbal hasil merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Return saham merupakan income yang diperoleh oleh pemegang saham sebagai hasil dari investasinya di perusahaan tertentu. Return saham dapat dibedakan menjadi dua jenis (Jogiyanto 2000), yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi dapat digunakan sebagai salah satu pengukuran kinerja perusahaan dan dapat digunakan sebagai dasar penentu return ekspektasi dan risiko di masa yang akan datang, sedangkan

return ekspektasi merupakan return yang diharapkan terjadi di masa mendatang


(17)

Dalam teorinya Robbert Ang (1997 : 20.2) yang mengatakan bahwa

return (kembalian) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas

suatu investasi yang dilakukannya, dalam hal ini ada beberapa faktor-faktor yang mem pengaruhi return saham. Menurut IG.K.A. Ulupui (2009) menyatakan rasio keuangan dapat mempengaruhi return saham, yang meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Dengan hasil bahwa hanya rasio aktivitas yang mempunyai pengaruh negatif dan rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas berpengaruh positif terhadap return saham. Sedangkan penelitian Dyah Kumala Trisnaeni (2007) juga membahas pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham, yang meliputi rasio leverage, rasio profitabilitas dan rasio pasar. Yang menyatakan hasil bahwa rasio leverage dan rasio profitabilitas mempunyai pengaruh yang negatif terhadap return saham, sedangkan rasio pasar berpengaruh positif terhadap return saham.

Penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi return saham dilakukan oleh Sudarto et al. (1999). Penelitian tersebut dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Jakarta. Dalam penelitian tersebut return saham sebagai variabel dependen sedangkan debt to equity ratio dan beta (β) sebagai variabel independen. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa, hubungan antara return dengan debt to equity ratio negatif dan tidak signifikan, sedangkan hubungan antara return dengan beta positif dan signifikan.

Hasil penelitian Supranto (1990), dalam Sudarto et al. (1990), menyimpulkan bahwa hubungan return dengan debt to equity ratio negatif dan tidak signifikan sedangkan hubungan positif yang signifikan antara return dan beta. Bandhari (1998) yang menyimpulkan hubungan debt to equity ratio dengan


(18)

return positif dan signifikan, akan tetapi temuan variabel beta berpengaruh positif dan signifikan terhadap return adalah sejalan dengan temuan Sudarto et al. (1998). Zulbahridar dan Jonius (2002) menyimpulkan bahwa dalam analisa menunjukkan variable independen yaitu risiko (beta dan standar deviasi) dari

leverage keuangan (Debt on equity dan debt to equity ratio) secara bersama-sama

mempunyai hubungan negative yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat keuntungan (return) saham.

Konsep risiko tidak terlepas kaitannya dengan return, karena investor selalu mengharapkan tingkat return yang sesuai atas setiap risiko investasi yang dihadapinya. Menurut Brigham et al. (1999:192), pengertian dari return adalah

“measure the financial performance of an investment”. Pada penelitian ini, return

digunakan pada suatu investasi untuk mengukur hasil keuangan suatu perusahaan. Horne dan Wachoviz (1998:26) mendefinisikan return sebagai:“Return as benefit which related with owner that includes cash dividend last year which is paid, together with market cost appreciation or capital gain which is realization in the

end of the year”. Menurut Jones (2000:124) “return is yield dan capital gain

(loss)”. (1) Yield, yaitu cash flow yang dibayarkan secara periodik kepada

pemegang saham (dalam bentuk dividen), (2) Capital gain (loss), yaitu selisih antara harga saham pada saat pembelian dengan harga saham pada saat penjualan. Hal tersebut diperkuat oleh Corrado dan Jordan (2000:5) yang menyatakan bahwa

Return from investment security is cash flow and capital gain/loss”. Berdasarkan

pendapat yang telah dikemukakan, dapat diambil kesimpulan return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari dividen dan capital gain/loss.


(19)

Dari pengujian-pengujian yang telah dilakukan oleh berbagai peneliti terdahulu masih terjadi perbedaan hasil penelitian (research gap) mengenai kinerja keuangan perusahaan yang berpengaruh terhadap return saham. Karena tidak semua kinerja keuangan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham, sebab lain juga bisa dijadikan tolak ukur dalam mengambil keputusan investasi misalnya terjadinya krisis atau faktor ekonomi lainya. Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan analisis laporan keuangan yang dapat mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar untuk melihat kondisi keuangan yang terjadi di perusahaan terhadap return saham.

Pada dasarnya nilai return saham dari setiap sekuritas berbeda-beda satu sama lainnya. Tidak semua sekuritas akan memberikan return yang sama bagi para investor. Return dari suatu sekuritas ditentukan oleh banyak hal seperti kinerja perusahaan dan strategi perusahaan mengelola laba yang dimiliki. Perusahaan dianggap gagal keuangannya jika perusahaan tersebut tidak mampu membayar kewajibannya pada waktu jatuh tempo meskipun total aktiva melebihi total kewajibannya pada waktu jatuh tempo. Kondisi yang membuat para investor dan kreditor merasa khawatir jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan

(financial distress) yang mengarah pada kebangkrutan. Apabila perusahaan

tersebut diindikasikan akan mengalami gagal keuangannya berarti perusahaan tersebut tidak mampu menghasilkan return yang menguntungkan bagi pihak investor dan pada akhirnya harga sahamnya akan mengalami penurunan (Prawira, 2006)..


(20)

Bisnis di bidang manufaktur yang dalam penelitian ini dikhususkan pada perusahaan yang bergerak dibidang otomotif dan pertambangan saat ini berkembang pesat dengan kemudahan yang diberikan pemerintah dalam mendirikan perusahaan bagi pihak swasta untuk tujuan menarik pemodal asing, membuat menjamurnya perusahaan yang bergerak dibidang otomotif dan pertambangan sehingga membuat persaingan antar perusahaan juga meningkat yang mengakibatkan banyak perusahaan berupaya menarik dana dari investasi pihak luar perusahaan dengan menjanjikan pembayaran imbal hasil atau return yang tinggi.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan manufaktur dibidang otomotif dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode tahun 2008 dan 2011 dapat diketahui bahwa terjadi perbedaan dalam pembayaran imbal hasil atau return saham kepada investornya. Dimana pada perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang otomotif lebih memberikan imbal hasil berupa return realisasi, sedangkan untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan lebih dominan memberikan imbal hasil berupa return ekspektasi.

Adapun return realisasi merupakan return yang sudah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi dapat digunakan sebagai salah satu pengukuran kinerja perusahaan dan dapat digunakan sebagai dasar penentu return ekspektasi dan risiko di masa yang akan datang. Sedangkan return ekspektasi merupakan return yang diharapkan terjadi di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Hal ini dikarenakan perusahaan otomotif merupakan perusahaan yang umum dan selalu mengalami fluktuasi harga saham yang berubah setiap saat


(21)

sehingga perusahaan lebih memilih return realisasi untuk meminimalisir terjadinya resiko yang akan diterima perusahaan.

Sedangkan perusahaan pertambangan lebih dominan memberikan imbal hasil berupa return ekspektasi dikarenakan perkembangan perusahaan pertambangan dalam perkembangan cukup stabil sehingga perusahaan juga memberikan imbal hasil yang lebih tetap.

Berdasarkan data yang terlampir dapat dilihat bahwa beberapa perusahaan manufaktur dibidang otomotif dan pertambangan yang sudah membagi return saham. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan baik dalam membayar return saham kepada para investor. Namun besarnya return saham yang dibayarkan tersebut dari tahun ke tahun pada beberapa perusahaan mengalami penurunan, hal ini sangat tidak diinginkan para investor seperti dijelaskan oleh Indriyo dan Basri (2003, hal. 231) bahwa semakin tinggi return saham yang dibayarkan berarti menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang baik dan semakin tinggi kesejahteraan para investor.

Berdasarkan data dapat dilihat adanya peningkatan dan penurunan return saham pada perusahaan manufaktur dibidang otomotif dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dimana hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan membayar imbal hasil saham dengan sejumlah equity yang dimiliki. Nilai return saham atau imbal hasil yang tinggi berarti kinerja keuangan perusahaan sudah baik dalam memenuhi kewajibannya. Namun berdasarkan data yang ada ternyata beberapa perusahaan otomotif dan pertambangan belum dapat meningkatkan pembayaran return sahamnya, hal ini tidak sesuai dengan Brigham (2006, hal. 452) yang menyatakan bahwa tingginya kinerja keuangan


(22)

menunjukkan tingginya kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjang dengan sejumlah ekuitas yang dimiliki”. Jadi secara keseluruhan dapat dilihat berdasarkan data bahwa masih ada beberapa perusahaan manufaktur di bidang otomotif dan pertambangan yang belum membayar imbal hasil atau return saham kepada para investor.

Peneliti ingin meneliti informasi lebih lanjut tentang besarnya pembayaran inbal hasil atau return saham, secara khusus untuk perusahaan manufaktur dibidang otomotif dan pertambangan yang terdaftar di BEI dari tahun 2008-2011. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yaitu “Analisis Perbedaan Imbal Hasil antara Perusahaan Manufaktur dengan Pertambangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat perbedaan imbal hasil antara perusahaan manufaktur dibidang otomotif dengan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia”.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui perbedaan Imbal hasil antara perusahaan manufaktur dibidang otomotif dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(23)

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini dilakukan, yaitu :

1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan masalah analisis imbal hasil antara perusahaan manufaktur dibidang otomotif dengan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagi penulis, penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar dan sebagai suatu kesempatan dalam menerapkan ilmu yang didapat dari bangku perkuliahan sekaligus sebagai bahan perbandingan antara hal hal teoritis dan praktis guna menambah wawasan ilmu pengetahuan

3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi ataupun memberikan inspirasi untuk melakukan penelitian sejenis dengan mengembangkan variabel.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal (capital modal) adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang dan merupakan pasar yang konkret. Dana jangka panjang adalah dana yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi tempat efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek. Pengertian bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengertian efek adalah setiap surat berharga (sekuritas) yang diterbitkan oleh perusahaan, misalnya: surat pengakuan utang, surat berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi, tanda bukti utang, bukti right (right issue), dan waran (warrant).

Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas. Umumnya yang termasuk pihak penawar adalah perusahaan asuranssi, dana pensiun, bank-bank tabungan sedangkan yang termasuk peminat adalah pengusaha, pemerintah dan masyarakat umum.

Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa


(25)

gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek (Sunariyah, 2000 : 4). Dilihat dari pengertian akan pasar modal diatas, maka jelaslah bahwa pasar modal juga merupakan salah satu cara bagi perusahaan dalam mencari dana dengan menjual hak kepemilikkan perusahaan kepada masyarakat

Pasar modal berbeda dengan pasar uang (money market). Pasar uang berkaitan dengan instrument keuangan jangka pendek (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dan merupakan pasar yang abstrak. Instrument pasar uang biasanya terdiri dari berbagai jenis surat berharga jangka pendek seperti sertifikat deposito,

commercial papper, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat Berharga Pasar

Uang (SPBU).

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi dan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pasar Modal merupakan tempat bertemunya investor sebagai pemillik dana dan perusahaan/institusi yang memerlukan dana.


(26)

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain.

Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument.


(27)

2.2. Perkembangan Pasar Modal dan Mekanisme Pasar Modal

Pasar Modal Indonesia telah ada sejak zaman Hindia Belanda, tepatnya pada tanggal 14 Desember 1912 di Batavia, namun perkembangannya mengalami masa pasang – surut akibat berbagai faktor, mulai dari Perang Dunia I dan II hingga perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada Pemerintah Republik Indonesia (RI). Selanjutnya, pihak Pemerintah RI melakukan pembentukan ulang Pasar Modal Indonesia melalui Undang-Undang Darurat No. 13 tahun 1951 yang kemudian dipertegas oleh Undang-Undang Republik Indonesia No.15 tahun 1952.

Dalam 2 dasawarsa selanjutnya, perkembangan Pasar Modal Indonesia mengalami stagnasi sehubungan dengan dihentikannya kegiatan Pasar Modal sepanjang dekade 1960-an hingga akhir pertengahan 1970-an. Pada tahun 1977, Pemerintah mengaktifkan kembali Pasar Modal Indonesia dengan ditandai go public. Namun, dunia Pasar Modal Indonesia baru benar-benar mengalami perkembangan pada sekitar akhir dekade 1980-an, yang antara lain ditandai dengan pendirian PT Bursa Efek Surabaya (BES) pada tahun 1989 dan swastanisasi PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 1992.

Penetapan Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal juga semakin mengukuhkan peran BEJ dan BES sebagai bagian dari Self Regulatory

Organization (SRO) Pasar Modal Indonesia. Sejak itu, BEJ tumbuh pesat berkat

sejumlah pencapaian di bidang teknologi perdagangan, antara lain dengan komputerisasi perdagangan melalui sistem Jakarta Automated Trading System (JATS) di tahun 1995, perdagangan tanpa warkat di tahun 2000 dan Remote


(28)

Trading System pada tahun 2002. Sementara itu, BES mengembangkan pasar obligasi dan derivatif.

Tahun 2007 menjadi titik penting dalam sejarah perkembangan Pasar Modal Indonesia. Dengan persetujuan para pemegang saham kedua bursa, BES digabungkan ke dalam BEJ yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan tujuan meningkatkan peran pasar modal dalam perekonomian Indonesia. Pada tahun 2008, Pasar Modal Indonesia terkena imbas krisis keuangan dunia. IHSG, yang sempat menyentuh titik tertinggi 2.830,26 pada tanggal 9 Januari 2008, terperosok jatuh hingga 1.111,39 pada tanggal 28 Oktober 2008 sebelum ditutup pada level 1.355,41 pada akhir tahun 2008. Kemerosotan tersebut dipulihkan kembali dengan pertumbuhan 86,98% pada tahun 2009 dan 46,13% pada tahun 2010.

2.3. Mekanisme Pasar Modal

Investor tertarik untuk menanamkan modal melalui pasar modal karena adanya mekanisme pasar yang baik yang dapat menjamin interaksi dengan pengusaha melalui pasar modal secara fair karena disertai adanya informasi yang lengkap dan jelas untuk mempertimbangkan adanya keuntungan ataupun resiko investasi secara transparan.

Bagi emiten, mekanisme pasar modal yang baik akan mempermudah untuk memperoleh modal dari para investor, sehingga tidak membutuhkan proses yang rumit serta dapat mengumpulkan dana dalam jumlah yang besar. Kegiatan yang berlangsung di pasar modal pada dasarnya dapat


(29)

dikelompokkan dalam dua macam aktivitas utama, yakni aktivitas pasar perdana (primary market) dan pasar sekunder (secondary market)

Pasar perdana adalah pasar dimana efek-efek diperdagangkan untuk pertama kalinya sebelum dicatatkan di bursa efek. Saham atau efek yang pertama kali diperdagangkan biasanya ditawarkan oleh pihak penjamin emisi

(underwriter) kepada investor melalui perantara pedagang efek. perantara

pedagang efek ini bertindak sebagai agen penjual saham. Proses penjualan perdana ini biasanya disebut dengan Initial Public Offering (IPO) atau penawaran umum perdana.

Mekanisme penjualan saham yang kedua disebut dengan pasar sekunder. Adapun pasar sekunder adalah pasar dimana efek-efek yang telah dicatatkan di bursa efek diperjual belikan secara bebas. Dalam pasar sekunder ini, investor diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk membeli atau menjual saham yang telah tercatat tersebut melalui perantara yang disebut dengan pialang.

2.4. Jenis dan Fungsi Pasar Modal

Pasar modal dibedakan menjadi 2 yaitu pasar perdana dan pasar sekunder :

1. Pasar Perdana (Primary Market)

Pasar Perdana adalah penawaran saham pertama kali dari emiten kepada para pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit (issuer) sebelum saham tersebut belum diperdagangkan di pasar sekunder. Biasanya dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 6 hari kerja. Harga saham di pasar


(30)

perdana ditetukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang go public berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan.

Dalam pasar perdana, perusahaan akan memperoleh dana yang diperlukan. Perusahaan dapat menggunakan dana hasil emisi untuk mengembangkan dan memperluas barang modal untuk memproduksi barang dan jasa. Selain itu dapat juga digunakan untuk melunasi hutang dan memperbaiki struktur pemodalan usaha. Harga saham pasar perdana tetap, pihak yang berwenang adalah penjamin emisi dan pialang, tidak dikenakan komisi dengan pemesanan yang dilakukan melalui agen penjualan.

2. Pasar Sekunder ( Secondary Market )

Pasar sekunder adalah tempat terjadinya transaksi jual-beli saham diantara investor setelah melewati masa penawaran saham di pasar perdana, dalam waktu selambat-lambatnya 90 hari setelah ijin emisi diberikan maka efek tersebut harus dicatatkan di bursa. Dengan adanya pasar sekunder para investor dapat membeli dan menjual efek setiap saat. Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder berguna sebagai tempat untuk menghimpun investor lembaga dan perseorangan.

Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspetasi pasar, pihak yang berwenang adalah pialang, adanya beban komisi untuk penjualan dan pembelian, pemesanannya dilakukan melalui anggota bursa, jangka waktunya tidak terbatas. Tempat terjadinya pasar sekunder di dua tempat, yaitu:

1. Bursa regular. Bursa reguler adalah bursa efek resmi seperti Bursa Efek Jakarta (BEJ), dan Bursa Efek Surabaya (BES).


(31)

2. Bursa parallel. Bursa paralel atau over the counter adalah suatu sistem perdagangan efek yang terorganisir di luar bursa efek resmi, dengan bentuk pasar sekunder yang diatur dan diselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE), diawasi dan dibina oleh Bapepam. Over the counter karena pertemuan antara penjual dan pembeli tidak dilakukan di suatu tempat tertentu tetapi tersebar diantara kantor para broker atau dealer.

Fungsi Pasar Modal

Tempat bertemunya pihak yang memiliki dana lebih (lender) dengan pihak yang memerlukan dana jangka panjang tersebut (borrower). Pasar modal mempunyai dua fungsi yaitu ekonomi dan keuangan. Di dalam ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower. Dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan adanya imbalan atau return dari penyerahan dana tersebut. Sedangkan bagi borrower, adanya dana dari luar dapat digunakan untuk usaha pengembangan usahanya tanpa menunggu dana dari hasil operasi perusahaannya. Di dalam keuangan, dengan cara menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dan para lender tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil.

2.5. Saham

Saham adalah bukti kepemilikan bagian modal perseroan yang memberikan berbagai hak menurut ketentuan undang-undang. Menurut Rusdin (2006), saham ialah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan status perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan.


(32)

Dalam prakteknya terdapat beberapa saham yang diperdagangkan, dibedakan menurut cara peralihan dan manfaat yang diperoleh bagi pemegang saham. Nilai saham terbagi atas 3 jenis, yaitu:

1. Nilai Nominal, yaitu nilai yang tercantum dalam sertifikat saham yang bersangkutan, di Indonesia saham yang diterbitkan harus memiliki nilai nominal dan untuk satu jenis saham yang sama pada suatu perusahaan harus memiliki satu jenis nilai nominal.

2. Nilai Dasar, yaitu nilai yang ditentukan dari harga perdana saat saham tersebut diterbitkan, harga dasar ini akan berubah sejalan dengan dilakukannya berbagai tindakan emiten yang berhubungan dengan saham, antara lain : Right

Issue, Stock Split, ataupun Waran.

3. Nilai Pasar, yaitu harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung, jika bursa sudah tutup maka harga pasar saham tersebut adalah harga penutupannya.

Berdasarkan atas cara peralihan, saham dibedakan menjadi dua, yaitu saham atas unjuk (Bearer Stock) dan saham atas nama (Registered stock).

1. Saham atas unjuk (Bearer Stock), adalah saham yang tidak ditulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor yang lain.

2. Saham atas nama (Registered Stock), adalah saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya. Dimana cara pengalihannya harus melalui prosedur tertentu, yaitu dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat.


(33)

Berdasarkan manfaat yang diperoleh pemegang saham, saham dibedakan menjadi :

1. Saham biasa (Common Stock) Saham biasa merupakan jenis efek yang paling sering dipergunakan oleh emiten untuk memperoleh dana dari masyarakat dan juga merupakan jenis yang paling popular di pasar modal.

2. Saham Preferen (Preferred Stock) Saham preferen adalah bentuk gabungan antara obligasi dan saham biasa. Jenis saham ini sering disebut dengan sekuritas campuran. Saham preferen sama dengan saham biasa karena tidak memiliki tanggal jatuh tempo dan juga mewakili kepemilikan dari modal. Di lain pihak saham preferen sama juga dengan obligasi karena jumlah atas devidennya tetap selama masa berlaku dari saham, memiliki klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, memiliki hak tebus, dan dapat dipertukarkan dengan saham biasa.

3. Participating Preferred Stock Saham ini disamping memperoleh deviden tetap

seperti yang telah ditentukan juga memperoleh extra deviden apabila perusahaan dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Besaran deviden jenis ini lebih kecil dari jenis saham preferen lainnya

2.6. Pengertian Return Saham

Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham dari sekuritas tersebut dan diukur dengan mengunakan return sebagai nilai perubahaan harga atau dengan menggunakan abnormal return kepada pasar dan sebaliknya.

Return saham merupakan hasil atau keuntungan yang diperoleh pemegang saham


(34)

capital gain (loss) dan dividen. Capital gain (loss) merupakan selisih laba rugi yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham relatif tinggi atau rendah dibandingkan harga saham periode sebelumnya. Sedang dividen merupakan bagian dari laba perusahaan yang dibagikan pada periode tertentu sesuai dengan keputusan manajemen.

Para investor membeli saham, berarti membeli prospek perusahaan. Bila prospek perusahaan membaik, maka harga saham tersebut akan meningkat. Dengan naiknya harga saham diharapkan return saham juga naik, karena return saham merupakan selisih antara harga saham sekarang dikurangi dengan harga saham sebelumnya (Husnan, 2002).

Ekspetasi dari para investor terhadap investasinya adalah memperoleh

return (tingkat pengembalian) sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return

tersebut dapat berupa capital gain ataupun dividen untuk investasi pada saham dan pendapatan bunga untuk investasi pada surat hutang. Return tersebut yang menjadi indikator untuk meningkatkan wealth para investor, termasuk di dalamnya para pemegang saham. Dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan wealth pemegang saham (Suharli 2004). Investor akan sangat senang apabila mendapatkan return investasi yang semakin tinggi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, investor dan investor potensial memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapa besar investasi mereka. Investor selalu mencari alternatif investasi yang memberikan return tertinggi dengan tingkat risiko tertentu. Mengingat risiko yang melekat pada investasi saham, konsep risiko tidak terlepas kaitannya dengan return, karena investor selalu mengharapkan tingkat


(35)

Brigham et al. (1999:192), pengertian dari return adalah “measure the financial

performance of an investment”. Pada penelitian ini, return digunakan pada suatu

investasi untuk mengukur hasil keuangan suatu perusahaan.

Horne dan Wachoviz (1998:26) mendefinisikan return sebagai:“Return as benefit which related with owner that includes cash dividend last year which is paid, together with market cost appreciation or capital gain which is realization

in the end of the year”. Menurut Jones (2000:124) “return is yield dan capital

gain (loss)”.

1. Yield, yaitu cash flow yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang

saham (dalam bentuk dividen),

2. Capital gain (loss), yaitu selisih antara harga saham pada saat pembelian

dengan harga saham pada saat penjualan. Hal tersebut diperkuat oleh Corrado dan Jordan (2000:5) yang menyatakan bahwa ”Return from investment security is cash flow and capital gain/loss”.

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan, dapat diambil kesimpulan return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari dividen dan

capital gain/loss. Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan

kepada pemegang saham dalam suatu periodik tertentu. Capital gain/loss dalam suatu periode merupakan selisih antara harga saham semula (awal periode dengan harganya di akhir periode). Bila harga saham pada akhir periode lebih tinggi dari harga awalnya, maka dikatakan investor memperoleh capital gain, sedangkan bila yang terjadi sebaliknya maka investor dikatakan memperoleh capital loss.


(36)

Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return) (Jogiyanto,2000;107). Return realisasi merupakan return yang telah terjadi.

Return realisasi penting karena dapat digunakan sebagai salah satu pengukuran

kinerja perusahaan serta sebagai dasar penentu return ekspektasi dan risiko masa yang akan datang.

Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor

dimasa yang akan datang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi bersifat belum terjadi namun diharapkan akan terjadi.

Return merupakan salah satu dasar yang digunakan oleh investor dalam

mengambil keputusan investasi karena return merupakan tujuan utama seseorang berinvestasi. Dengan adanya return, diharapkan seseorang akan termotivasi untuk berinvestasi. Return juga merupakan imbalan yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada investor atas keberaniannya menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Return total sering disebut return saham, yaitu perubahan kemakmuran dari perubahan harga saham dan perubahan pendapatan dari dividen yang diterima. Perubahan kemakmuran ini menunjukkan tambahan kekayaan sebelumnya.

Pemegang saham dalam investasinya dapat mendapatkan return yang ditawarkan suatu saham dalam bentuk capital gain dan dividen. Capital gain merupakan selisih harga saham sekarang relatif dengan harga saham periode yang lalu. Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Biasanya tidak seluruh keuntungan perusahaan dibagikan kepada pemegang saham, tetapi terdapat bagian yang ditanam kembali. Biasanya


(37)

dividen yang diterima ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan tersebut. Namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa perusahaan tidak selalu membagikan dividen kepada para pemegang saham tetapi bergantung pada kondisi perusahaan itu sendiri. Ini berarti bahwa jika perusahaan mengalami kerugian tentu saja deviden tidak akan dibagikan pada tahun berjalan tersebut. Deviden yang dibagikan dapat berupa deviden tunai maupun dividen saham.

Konsep risiko tidak terlepas kaitannya dengan return, karena investor selalu mengharapkan tingkat return yang sesuai atas setiap risiko investasi yang dihadapinya. Menurut Brigham et al. (1999:192), pengertian dari return adalah

“measure the financial performance of an investment”. Pada penelitian ini, return

digunakan pada suatu investasi untuk mengukur hasil keuangan suatu perusahaan. Horne dan Wachoviz (1998:26) mendefinisikan return sebagai:“Return as benefit which related with owner that includes cash dividend last year which is paid, together with market cost appreciation or capital gain which is realization in the

end of the year”. Menurut Jones (2000:124) “return is yield dan capital gain

(loss)”. (1) Yield, yaitu cash flow yang dibayarkan secara periodik kepada

pemegang saham (dalam bentuk dividen), (2) Capital gain (loss), yaitu selisih antara harga saham pada saat pembelian dengan harga saham pada saat penjualan. Hal tersebut diperkuat oleh Corrado dan Jordan (2000:5) yang menyatakan bahwa

Return from investment security is cash flow and capital gain/loss”. Berdasarkan

pendapat yang telah dikemukakan, dapat diambil kesimpulan return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari dividen dan capital gain/loss. Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham dalam suatu


(38)

periodik tertentu. Capital gain/loss dalam suatu periode merupakan selisih antara harga saham semula (awal periode dengan harganya di akhir periode). Bila harga saham pada akhir periode lebih tinggi dari harga awalnya, maka dikatakan investor memperoleh capital gain, sedangkan bila yang terjadi sebaliknya maka investor dikatakan memperoleh capital loss.

Return saham juga merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Menurut Jogiyanto (2008: 109), return saham dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko dimasa mendatang. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Dalam melakukan investasi investor dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty) antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investasi, semakin besar pula risikonya, sehingga dikatakan bahwa return ekspektasi memiliki hubungan positif dengan risiko. Risiko yang lebih tinggi biasanya dikorelasikan dengan peluang untuk mendapatkan return yang lebih tinggi pula (high risk high return, low risk

low return). Tetapi return yang tinggi tidak selalu harus disertai dengan investasi

yang berisiko. Hal ini bisa saja terjadi pada pasar yang tidak rasional. Return yang diterima oleh investor di pasar modal dibedakan menjadi dua jenis yaitu current income (pendapatan lancar) dan capital gain/capital loss (keuntungan selisih harga). Current income adalah keuntungan yang didapat melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti dividen. Keuntungan ini


(39)

biasanya diterima dalam bentuk kas atau setara kas sehingga dapat diuangkan secara cepat. Misalnya dividen saham yaitu dibayarkan dalam bentuk saham yang bisa dikonversi menjadi uang kas dengan cara menjual saham yang diterimanya, sedangkan Capital gain (loss) merupakan selisih laba (rugi) yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham sekarang relatif lebih tinggi (rendah) dibandingkan harga saham sebelumnya. Jika harga saham sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga saham periode sebelumnya (Pt-1) maka pemegang saham mengalami capital gain. Jika yang terjadi sebaliknya maka pemegang saham akan mengalami capital loss.

Dalam penelitian ini return saham yang digunakan adalah capital gain

(loss). Capital gain (loss) merupakan selisih laba (rugi) yang dialami oleh

pemegang saham karena harga saham sekarang relatif lebih tinggi (rendah) dibandingkan harga saham sebelumnya. Menurut Ang (1997), menyatakan bahwa tanpa adanya keuntungan yang dapat dinikmati dari suatu investasi tentunya investor tidak mau berinvestasi jika pada akhirnya tidak ada hasil. Lebih lanjut setiap investasi baik jangka panjang maupun jangka pendek mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan.

2.7. Jenis Return Saham

Menurut Jogiyanto (2008:109) saham dibedakan menjadi dua: (1) return realisasi merupakan return yang telah terjadi, (2) return ekspektasi merupakan

return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang.

Berdasarkan pengertian return, bahwa return suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode


(40)

berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan dividen, maka dapat ditulis rumus: Ross et al. (2003:238).

Pt - P(t-1) Ri =

P(t-1) Keterangan: Ri = Return saham

Pt = Harga saham pada periode t Pt-1 = Harga saham pada periode t-1

Selain return saham terdapat juga return pasar (Rm) yang dapat dihitung dengan rumus: Jogiyanto (2008 : 232)

IHSG1 - IHSGt-1

Rm =

IHSGt-1

Keterangan: Rm = Return pasar

IHSGt = Indeks harga saham gabungan pada periode t IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan pada periode t-1

2.8. Faktor-faktor yang mempengaruhi return saham

Informasi yang tersedia di pasar modal memiliki peranan yang penting untuk mempengaruhi segala macam bentuk transaksi perdagangan di pasar modal tersebut. Hal ini disebabkan karena para pelaku di pasar modal akan melakukan analisis lebih lanjut terhadap setiap pengumuman atau informasi yang masuk ke bursa efek tersebut. Informasi atau pengumuman-pengumuman yang diterbitkan


(41)

oleh emiten akan mempengaruhi para (calon) investor dalam mengambil keputusan untuk memilih portofolio investasi yang efisien.

Menurut Jogiyanto (2008 : 351), para pelaku pasar modal akan mengevaluasi setiap pengumuman yang diterbitkan oleh emiten, sehingga hal tersebut akan menyebabkan beberapa perubahan pada transaksi perdagangan saham, misalnya adanya perubahan pada volume perdagangan saham, perubahan pada harga saham, proporsi kepemilikan, dan lain-lain. Hal ini mengindikasikan bahwa pengumuman yang masuk ke pasar memiliki kandungan informasi, sehingga direaksi oleh para pelaku di pasar modal. Suatu pengumuman memiliki kandungan informasi jika pada saat transaksi perdagangan terjadi, terdapat perubahan terutama perubahan harga saham. Berubahnya harga saham akan mempengaruhi return saham yaitu semakin tinggi harga saham berarti semakin meningkat return yang diperoleh investor.

Menurut Alwi (2003: 87) bahwa pergerakan naik-turun harga saham dari suatu perusahaan go public menjadi fenomena umum yang sering dilihat di lantai bursa efek yang tidak banyak orang yang mengerti atau banyak yang masih bingung mengapa harga saham suatu perusahaan bisa berfluktuasi secara drastis pada periode tertentu. Sebagai salah satu instrumen ekonomi ada faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham di suatu bursa efek, baik harga saham individual maupun harga saham gabungan misalnya IHSG dan indeks LQ45, yaitu faktor internal (lingkungan mikro) dan eksternal (lingkungan makro).


(42)

1. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, produk baru, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk dan laporan penjualan.

2. Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang, sekuritas yang hybrid, leasing, kesepakatan kredit, pemecahan saham, penggabungan saham, pembelian saham, joint venture dan lainnya.

3. Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director

announcements), seperti perubahan dan penggantian direksi, manajemen

dan struktur organisasi.

4. Pengumuman penggabungan pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisi dan diakuisisi, laporan divestasi dan lainnya.

5. Pengumuman investasi (investment announcements), seperti melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan pengembangan, penutupan usaha dan lainnya.

6. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negosiasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.

7. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun dan setelah akhir tahun fiskal, earning per share, price earning ratio, net profit margin, return on asset, return on equity, dan lain-lain.

Sedangkan lingkungan makro yang mempengaruhi harga saham antara lain (Alwi, 2003: 88):


(43)

1. Pengumuman dari pemerintah, seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan pemerintah.

2. Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

3. Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume/harga saham perdagangan, pembatasan/penundaan trading.

4. Gejolak sosial politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya volatilitas harga saham di bursa efek suatu negara.

5. Berbagai issue, baik dari dalam dan luar negeri, seperti issue lingkungan hidup, hak asasi manusia, kerusuhan massal, yang berpengaruh terhadap perilaku investor.

Menurut Samsul (2006: 200), faktor-faktor yang mempengaruhi return saham terdiri atas faktor makro dan faktor mikro.

a. Faktor makro yaitu faktor yang berada di luar perusahaan, yaitu:

1) Faktor makro ekonomi yang meliputi tingkat bunga umum domestik, tingkat inflasi, kurs valuta asing dan kondisi ekonomi internasional.

2) Faktor non ekonomi yang meliputi peristiwa politik dalam negeri, peristiwa politik di luar negeri, peperangan, demonstrasi massa dan kasus lingkungan hidup.


(44)

b. Faktor mikro yaitu faktor yang berada di dalam perusahaan itu sendiri, yaitu: 1) Laba bersih per saham

2) Nilai buku per saham

3) Rasio utang terhadap ekuitas 4) Dan rasio keuangan lainnya.

Menurut Tandelilin (2001: 240), dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan dimasa datang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauhmana aktiva yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba yang nantinya akan mempengaruhi peningkatan harga saham dan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang diinginkan investor.

Menurut Brigham dan Houston (2006: 158), investor sebaiknya memerhatikan perputaran persediaan dengan seksama, karena jika tidak diamati dengan seksama maka perputaran persediaan yang rendah akan menyebabkan kehilangan penjualan dan menyebabkan meningkatnya biaya penyimpanan yang berlebihan sehingga menimbulkan kerugian atas investasi yang telah ditanamkan.

2.9. Pengertian dan Hubungan Risiko dan Return Saham

Dalam berinvestasi, selalu terdapat hal yang tidak dapat dihindari yaitu adanya risiko. Menurut Reilly et al. (2000 : 3) risiko dapat diartikan “Risk is the

uncertainty that an investment will earn its expected rate of return” dari

pengertian tersebut dinyatakan bahwa risiko merupakan ketidaktentuan atas investasi yang akan diperoleh terhadap imbal hasil yang diharapkan. Sedangkan


(45)

Sharpe (1999) menyatakan “Risk is the think for measuring of actual return

deviation to expected return”. Jones (2000:10) mendefinisikan “Risk is defind as

the change that actual return on an investment will be different from the expected

return” . Risiko merupakan perubahan dimana return aktual dari investasi akan

berbeda-beda terhadap imbal hasil yang diharapkan.

Menurut Scott et al. (2000:182) “Risk the chance that an out come other

than expected will occur”. Hal tersebut didukung oleh pendapat Brigham et al.

(1999:192) ‘Risk can be defined as the chance that some unfavorable event will

occur”. Keown et al. (2002:469) mendefinisikan “Risk the likely variability

associated with expected revenue or income streams”. Dari beberapa pengertian

dapat disimpulkan bahwa risiko adalah penyimpangan yang terjadi antara actual

return dari yang telah diperkirakan sebelumnya yaitu imbal hasil yang diharapkan

(expected return).

Secara teknis, semakin besar hasil pengembalian yang diharapkan maka risiko yang dihadapi oleh investor juga semakin besar. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Expected return

Security market line Rf

Risiko (Sumber: Ross, et al. 2003)

Gambar 2.1. Trade –off Risk and Return


(46)

Gambar 2-1 menunjukkan adanya hubungan positif antara risiko dan return. Garis vertikal dalam gambar 2.1 menunjukan besarnya tingkat hasil yang diharapkan yang layak, sedangkan garis horizontal memperlihatkan risiko yang ditanggung investor. Titik Rf pada gambar menunjukan return bebas risiko (

risk-free rate). Rf pada gambar di atas menunjukan satu pilihan investasi yang

menawarkan return sebesar Rf dengan risiko sebesar nol (0). Kesimpulan dari pola hubungan antara risiko dan return adalah, bahwa risiko dan return mempunyai hubungan yang Security market line Rf searah dan linier. Artinya semakin tinggi risiko suatu aset semakin tinggi pula return dari aset tersebut, demikian juga sebaliknya.

2.10. Risiko Sistematis (Beta)

Risiko sistematis atau risiko yang tidak dapat didiversifikasi (dihindarkan), disebut juga dengan risiko pasar. Risiko ini berkaitan dengan kondisi yang terjadi di pasar secara umum, misalnya perubahan dalam perekonomian secara makro, risiko tingkat bunga, risiko politik, risiko inflasi, risiko nilai tukar dan risiko pasar. Risiko ini mempengaruhi semua perusahaan dan karenanya tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi. Parameter yang digunakan dalam mengukur risiko ini adalah beta. Pengertian beta menurut Jones (2000:178) adalah “Beta a

measure of valatility, or relative systematic risk”. Dimana pengertian volatilitas

adalah sebagai fluktuasi dari return suatu sekuritas dalam suatu periode tertentu. Jika fluktuasi return sekuritas secara statistik mengikuti fluktuasi return pasar, maka beta dari sekuritas tersebut bernilai 1. Misalnya apabila return pasar naik


(47)

sebesar 5%, maka investor akan menghargapkan kenaikan return sekuritasnya sebesar 5% pula.

Scott et al. (2000:201) yang menyatakan bahwa “Beta a measure stock’s

volatility relative to an average stock”. Lain halnya dengan pendapat Brealey, et.

al. (2001:290) yang mendefinisikan “beta is a sensitivity of a stock’s return to the

return on the market portofolio”. Sedangkan menurut Ross et al. (2003:431) beta

adalah “The amount of systematic risk present a particular risky asset relative to

that in an average risky asset”. Dapat disimpulkan bahwa beta adalah pengukur

volatilitas suatu risiko sistematis pada sekuritas. Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan titik estimasi yang menggunakan data historis maupun estimasi secara subjektif.

Beta historis dapat dihitung dengan menggunakan data historis berupa data pasar (return sekuritas dan return pasar). Secara matematis menurut Budie et al. (1999:166) beta dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

NΣXY – (ΣX )(ΣY)

β = ___________________________ NΣX2 - (ΣX) 2

Keterangan:

X = Return pasar (Rm)

Y = Return saham (Ri)

N = Jumlah data

β = Beta saham

Atau dapat dinyatakan dengan rumus: Ross et al. (2003 : 285) Cov (Ri.Rm)

βi =


(48)

Keterangan:

βI = Beta saham

Cov = Covarian Var = Varians Ri = Return saham Rm = Return Pasar

2.11. Risiko Tidak Sistematis

Risiko tidak sistematik merupakan risiko yang berpengaruh khusus pada sebuah asset tunggal atau sebuah asset kelompok kecil, dan risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Parameter yang digunakan dalam risiko tidak sistematis adalah standar deviasi. Standar deviasi adalah risiko yang dihadapi oleh investor saat ini dianggap sama dengan tingkat variabilitas dari return yang diharapkan. Semakin berfluktuasi tingkat harapan

return yang akan didapat maka tingkat risiko juga tinggi. (Sumber: Ross, et al.

2003:274).


(49)

Gambar 2 di atas menjelaskan hubungan risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko tersebut digambarkan melalui risiko total yang merupakan penjumlahan dari risiko sistematis (Systematic risk) dan risiko tidak sistematis

(Unsystematic risk). Risiko tersebut dipergunakan karena dapat mengukur secara

garis besar tingkat risiko secara keseluruhan.

2.12. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2-1. Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti Judul Variabel

Penelitian Hasil Penelitian

1. Siska Ovianti (2003)

Analisis Pengaruh Struktur Modal Perusahaan Terhadap Imbal Hasil Saham Pada Sektor Farmasi di Bursa Efek Jakarta Periode 1997-2001 Struktur Modal, Imbal Hasil Saham Struktur Modal Perusahaan Tidak Berpengaruh Terhadap Imbal Hasil Saham Pada Sektor Farmasi di Bursa Efek Jakarta Periode 1997-2001 2. Michell

Suharli (2005)

Studi Empiris Terhadap Dua Faktor Yang Mempengaruhi

Return Saham

Pada Industri Food & Beverages Di Bursa Efek Jakarta

Leverage, debt

to equity ratio,

return saham

Hasil pengujian statistik

menunjukan bahwa debt to equity ratio

dan beta

saham tidak mempengaruhi

return saham

secara signifikan.

3. M. Hilmi

(2010)

Analisis Imbal Hasil Saham Pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Dividen Yield Imbal Hasil Saham yang diberikan mengalami

penurunan dan peningkatan.


(50)

2.13. Kerangka Konseptual

Ekspetasi dari para investor terhadap investasinya adalah memperoleh

return (tingkat pengembalian) sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return

tersebut dapat berupa capital gain ataupun dividen untuk investasi pada saham dan pendapatan bunga untuk investasi pada surat hutang. Return tersebut yang menjadi indikator untuk meningkatkan wealth para investor, termasuk di dalamnya para pemegang saham. Dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan wealth pemegang saham (Suharli 2004). Investor akan sangat senang apabila mendapatkan return investasi yang semakin tinggi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, investor dan investor potensial memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapa besar investasi mereka.

Investor selalu mencari alternatif investasi yang memberikan return tertinggi dengan tingkat risiko tertentu. Mengingat risiko yang melekat pada investasi saham lebih tinggi dari pada investasi pada perbankan, return yang diharapkan juga lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan teori investasi oleh Widiatmodjo (2000:84). Seorang investor akan dihadapkan pada dua macam risiko yaitu risiko fundamental dan risiko pasar. Keterkaitan perbedaan imbal hasil perusahaan manufaktur dengan pertambangan dapat dilihat pada gambar berikut ini :


(51)

Gambar 2-3 Kerangka Konseptual

2.14. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang ada maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Terdapat perbedaan imbal hasil antara perusahaan manufaktur dibidang otomotif dengan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia”.

Data Harga Saham

Perusahaan Manufaktur dibidang Otomotif

Perusahaan Pertambangan PerhitunganReturn

Saham

Pengujian :

1. Deskriptif Komparatif 2. Uji Beda

Ada Perbedaan atau Tidak Ada Perbedaan Imbal Hasil Antara Perusahaan Manufaktur dibidang


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantatif. Penelitian deskriprif adalah penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh oleh peneliti dari subjek berupa individu, organisasi, industri, atau perspektif lainnya

Penelitian deskriptif membantu penelitian untuk menjelaskan subjek yang diteliti, mengkaji berbagai aspek dalam fenomena tertentu, dan menawarkan ide masalah untuk pengujian atau penelitian lanjutannya.

3.2. Definisi Operasional

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan mengenai analisis imbal hasil antara perusahaan manufaktur dengan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia, maka terdapat satu variabel yang dianalisis yaitu : imbal hasil yang merupakan pembayaran yang diberikan kepada pemegang saham sehubungan dengan keuntungan/laba yang diperoleh perusahaan atas sejumlah investasi yang ditanamkan. Adapun alat ukur dari imbah hasil dalam penelitian ini yaitu return saham, dimana untuk menghitung return saham dilakukan dengan menggunakan rumus :

Pt - P(t-1) Ri =


(53)

Keterangan: Ri = Return saham

Pt = Harga saham pada periode t Pt-1 = Harga saham pada periode t-1

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2007 : 55) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya.” Berdasarkan pendapat tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur dibidang otomotif dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007 : 116). Menurut Sumarni (2006 : 77),”

Purposive sampling adalah teknik mengambil sampel dengan menyesuaikan diri

berdasarkan kriteria atau tujuan tertentu (disengaja)”. Purposive sampling disini menggunakan judgment sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan beberapa kriteria tertentu. Beberapa kriteria yang ditentukan adalah :

1. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010-2013 2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan lengkap pada tahun 2010-2013. 3. Perusahaan yang memperoleh laba untuk tahun 2010-2013.

4. Perusahaan yang melakukan pembayaran imbal hasil saham selama tahun 2010-2013


(54)

Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka diperoleh perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut yang berjumlah 12 perusahaan otomotif dan 11 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Data penelitian ini merupakan panel data atau pooled data yang bersifat kuantitatif. Menurut Jogiyanto (2006:54) “ panel data atau pooled data adalah gabungan dari data yang melibatkan satu waktu tertentu dengan banyak sampel

(cross sectional) dan data yang melibatkan urutan waktu (time series)”. Data

penelitian didapatkan dari hasil publikasi laporan keuangan perusahaan perbankan yang di BEI. Data tersebut dikumpulkan secara urutan waktu (time series).

Tabel 3-1

Data Sampel Perusahaan Manufaktur dibidang Otomotif

No Nama Perushaan Kriteria

1 2 3 4 Sampel

1 PT. Polychem Indonesia, Tbk - -

2 PT. Astra International, Tbk √ √ √ √ 1

3 PT. Astra Otoparts, Tbk √ √ √ √ 2

4 PT. Gajah Tunggal, Tbk √ √ √ √ 3

5 PT. Goodyear Indonesia, Tbk √ √ √ √ 4

6 PT. Intraco Prenta, Tbk √ √ √ - -

7 PT. Selamat Sempurna, Tbk √ √ √ √ 5

8 PT. Tunas Ridean, Tbk √ - √ √ -

9 PT. United Tractors, Tbk √ √ - √ -

10 PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk √ √ √ - -

11 PT. Indomobil Sukses International, Tbk √ √ √ √ 6

12 PT. Indospring, Tbk √ √ √ √ 7

13 PT. Multi Prima Sejahtera, Tbk √ √ √ √ 8

14 PT. Multistrada Arah Sarana, Tbk √ √ √ √ 9

15 PT. Nipress, Tbk √ √ √ √ 10

16 PT. Prima Alloy Steel Universal, Tbk √ √ √ √ 11

17 PT. Renuka Coalindo, Tbk √ √ - √ -

18 PT. Sugih Energy, Tbk √ - √ √ -

19 PT. Indo Kordsa, Tbk √ √ √ √ 12


(55)

Tabel 3-2

Data Sampel Perusahaan Pertambangan

No Nama Perushaan Kriteria

1 2 3 4 Sampel

1 PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), Tbk

√ √ √ √ 1

2 PT. Bumi Resources, Tbk √ √ √ √ 2

3 PT. Aneka Tambang (Persero), Tbk √ √ √ √ 3

4 PT. Timah (Persero), Tbk √ √ √ √ 4

5 PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk √ √ √ √ 5

6 PT. Vale Indonesia, Tbk √ √ √ √ 6

7 PT. Energi Mrega Persada, Tbk √ √ √ √ 7

8 PT. Citatah, Tbk √ √ √ √ 8

9 PT. Exploitasi Energi Indonesia, Tbk √ √ √ √ 9 10 PT. Medco Energi International, Tbk √ √ √ √ 10

11 PT. ATPK Resources, Tbk √ √ √ √ 11

Sumbe

3.4. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu laporan keuangan perusahaan manufaktur dibidang otomotif dan pertambangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Data ini diperoleh dari situs ;

3.5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah:

1. Teknik Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung pada dokumen dan aktivitas yang berhubungan dengan penelitian

2. Teknik Dokumentasi, yaitu dengan meneliti bahan-bahan tulisan perusahaan dan dokumen perusahaan yang berhubungan dengan penelitian.


(56)

3.6.Teknik Analisis Data

3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif

Dalam hal ini penelitian menggunakan teknik analisis statisistik deskriptif. Sugiyono (2007: 142) mengemukakan bahwa statistik deskriptif adalah “statistik

yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan

generalisasi”.

3.6.2. Analisis Uji Beda T Test

Uji beda t –test menurut Ghozali (2009 : 59), digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Uji t-test dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standar error dari perbedaan rata-rata-rata-rata dua sampel atau secara rumus dapat ditulis sebagai berikut :

Rata-rata sampel pertama - Rata-rata sampel kedua t =

Standar error perbedaan rata-rata kedua sampel.

Uji hipotesis pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut, Lind (2007:432):


(57)

Keterangan:

1. t adalah nilai t hitung.

2. X1 adalah rata-rata kelompok pertama.

3. X2 adalah rata-rata kelompok kedua.

4. n1 adalah jumlah pengamatan dalam kelompok pertama.

5. n2 adalah jumlah pengamatan dalam kelempok kedua.

6. S² adalah varian dari kedua kelompok.

Adapu ketentuan dalam penelitian ini yaitu :

1. Terima Ha bila sig. (2-tailed) > 0,05 atau terdapat perbedaan imbal hasil antara perusahaan manufaktur dibidang otomotif dengan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia.

2. Tolak Ha bila sig. (2-tailed) < 0,05 atau tidak terdapat perbedaan imbal hasil antara perusahaan manufaktur dibidang otomotif dengan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia

Kelompok pertama disini adalah perusahaan manufaktur bidang otomotif, sedangkan kelompok kedua adalah perusahaan pertambangan. Tingkat kepercayaan peneliti terhadap penelitian ini sebesar 95%, artinya peluang kekeliruan dalam menolak hipotesis yang seharusnya diterima sebesar 5%. Oleh karena itu, apabila sig. (2-tailed) < 0,05, maka Ha diterima, dan H0 ditolak.


(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Singkat Objek Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Diketahui bahwa bidang otomotif dan pertambangan sangat pesat perkembangannya dan sangat dikembangkan di seluruh daerah di Indonesia. Dengan semakin maraknya perkembangan bidang otomotif dan pertambangan ini memberikan dampak pesatnya peningkatan perekonomian masyarakat dan sekaligus meningkatkan persaingan bagi sesama perusahaan yang bergerak dibidang otomotif dan pertambangan tersebut.

Adapun perusahaan yang bergerak di bidang otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 dan yang listing serta mencantumkan laporan keuangan per periode akuntansi yang menjadi penelitian berjumlah 7 perusahaan, sedangkan yang bergerak di bidang pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 dan yang listing serta mencantumkan laporan keuangan per periode akuntansi yang menjadi penelitian berjumlah 3 perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana perbedaan imbal hasil antara perusahaan manufaktur dibidang otomotif dengan pertambangan yang listing di Bursa Efek


(59)

4.1.2. Return Saham Perusahaan Otomotif

Diketahui bahwa banyak faktor yang mempengaruhi harga saham yang dapat berdampak pada kenaikan maupun penurunan return saham perusahaan. Harga saham di pasar bursa merupakan hal yang sangat penting, dimana saham sebagai tanda penyerta diketahui bahwa tujuan pemodal membeli saham untuk memperoleh penghasilan dari saham tersebut. Harga saham pada suatu perusahaan setiap saat dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi saham yang ada di pasar bursa, dengan kata lain harga saham selalu mengalami fluktuasi kenaikan dan penurunan. Apabila harga saham naik maka akan memberikan kenaikan pula pada capital gain atau return saham yang diterima oleh pemegang saham, begitu pula sebaliknya apabila harga saham menurun maka menurun pula capital gain atau return saham yang diterima oleh pemegang saham. Berdasarkan data terdahulu pada bab 3 telah dibahas mengenai rancangan analisis untuk mengetahui jawaban dari perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana perbedaan imbal hasil antara perusahaan manufaktur dibidang otomotif dengan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia.

Adapun objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdapat 12 perusahaan otomotif, berikut akan disajikan return saham secara satu persatu.

a. PT. Astra International, Tbk

Adapun harga saham PT. Astra International Tbk untuk tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 adalah sebesar Rp. 54.550, Rp. 74.000, Rp. 7.600 dan Rp. 6.800 maka dapat dihitung jumlah return saham perusahaan dengan


(1)

4.2.2. Return Saham Pada Perusahaan Pertambangan

Rata-rata secara keseluruhan return saham perusahaan pertambangan mengalami fluktuasi dari tahun 2010 sampai tahun 2013 sesuai dengan kenaikan atau penurunan dari jumlah harga saham perusahaan. Adapun perusahaan yang mengalami peningkatan return saham pada perusahaan pertambangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 sampai tahun 2013 yaitu PT. ATPK Resources Tbk mengalami peningkatan sebesar 0,263, PT. Exploitasi

Energi Indonesia Tbk mengalami peningkatan sebesar 0,534, dan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk mengalami peningkatan sebesar 0,046.

Adapun perusahaan yang mengalami penurunan return saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 sampai tahun 2013 yaitu PT. Bumi Resources Tbk mengalami penurunan sebesar 0,500, PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk mengalami penurunan sebesar 0,232, PT. Citatah Tbk mengalami penurunan sebesar 0,031, PT. Vale Indonesia Tbk mengalami penurunan sebesar 0,161, PT. Energi Mega Persada Tbk mengalami penurunan sebesar 0,083 PT. Medco Energi Internasional Tbk mengalami penurunan sebesar 0,103, PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk mengalami penurunan sebesar 0,233 dan PT. Timah (Persero) Tbk penurunan sebesar 0,144.


(2)

menggunakan uji beda dengan bantuan program SPSS versi 16.00 yang menunjukkan bahwa nilai sig. (2-tailed) return saham pertambangan dan perusahaan otomotif sebesar 0,053 yang berarti bahwa nilai sig. (2-tailed) > 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa Ha diterima, dan Ho ditolak. Dengan diterimanya Ha bila sig. (2-tailed) > 0,05 berarti terdapat perbedaan imbal hasil antara perusahaan manufaktur dibidang otomotif dengan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh M. Hilmi (2010) yang juga menunjukkan adanya perbedaan imbal hasil saham

pada beberapa perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun perbedaan tersebut juga disebabkan terjadinya kenaikan maupun penurunan harga saham yang tidak fluktuatif diantara perusahaan yang menjadi sampel penelitian.

Selain itu hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siska Ovianti (2003) dan penelitian Michell Suharli (2005) yang menunjukkan hasil penelitian bahwa adanya perbedaan return saham pada perusahaan Farmasi dan perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hal ini dikarenakan bahwa penurunan dan peningkatan harga saham yang terjadi selalu seiring dengan kenaikan dan penurunan return saham perusahaan yang menjadi sampel penelitian.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan penulis pada bab-bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan analisa data dan pembahasan dalam penelitian maka diperoleh jawaban dari rumusan masalah yaitu terdapat perbedaan imbal hasil antara perusahaan manufaktur dibidang otomotif dengan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia.

2. Berdasarkan tabel Kolmogorov-Smirnov Test dapat diketahui nilai Asymp. Sig. (2-tailed) return saham perusahaan pertambangan dan otomotif menunjukkan nilai 0,094 dan 0,793 yang berarti nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 yang artinya hasil test distribution ternyata menunjukkan data penelitian normal.

3. Hasil pengujian uji beda t test berdasarkan tabel Coefficients diketahui bahwa nilai sig. (2-tailed) return saham pertambangan dan perusahaan otomotif sebesar 0,053 yang berarti bahwa nilai sig. (2-tailed) > 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa Ha diterima, dan Ho ditolak yang berarti terdapat perbedaan


(4)

5.2. Saran

Bertitik tolak dari pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan dalam penulisan skripsi ini maka penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut :

1. Kepada peneliti yang melakukan penelitian dengan topik yang sama, hendaknya dapat menambahkan variabel lain diluar variabel yang ada pada penelitian ini, sehingga hasil penelitian sehubungan dengan perbedaan imbal hasil antara perusahaan manufaktur dibidang otomotif dengan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia hingga dapat menunjukkan nilai yang lebih jelas.

2. Pada penelitian ini periode penelitian yang diteliti hanya meliputi 4 tahun pengamatan karena menyangkut keterbatasan data yang berhasil dikumpulkan, untuk bagi peneliti selanjutnya hendaknya melakukan penelitian untuk periode yang lebih lama lagi agar diperoleh hasil penelitian yang lebih baik.

3. Hendaknya pada penelitian selanjutnya digunakan variasi variabel lain yang mungkin berpengaruh terhadap return saham untuk melihat pengaruh yang lebih besar yang menyebabkan return saham berfluktuasi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Gitosudarmo, 2002. Analisis Keuangan Perdagangan Bursa, Edisi Pertama,. Penerbit : PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Gujarati, Damodar. 2003. Basic Econometrics. Internationl Edition. Mc-Graw Hill Husnan, Suad, 2003. Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Pertama UPP-AMP Yayaysan Keluarga Pahlawan Nasional, Yogyakarta Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Tiga. Yogyakarta:

Balai Penelitian Fakultas Ekonomi – Universitas Gajah Mada. Karina Cahyati. 2006. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

M. Hilmi, 2010. Analisis Imbal Hasil Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Tesis Magister Akuntansi (Tidak

Dipublikasikan).

Purnomo, Hanry, 2008. Analisis Keuangan Perdagangan Bursa, Edisi Pertama,. Penerbit : PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Santoso, Singgih. 2000. SPSS Statistik Parametrik, Cetakan Pertama, Jakarta: PT Elexmedia Komputindo.

Siska Ovianti, 2003. Analisis Pengaruh Struktur Modal Perusahaan Terhadap Imbal Hasil Saham Pada Sektor Farmasi di Bursa Efek Jakarta Periode 1997-2001. Tesis Magister Akuntansi (Tidak Dipublikasikan).

Suharli, Michell, 2005, Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu Kebijakan Jumlah Dividen, Tesis Magister Akuntansi (Tidak Dipublikasikan)

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Administratif. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. Bandung : CV. Alfabeta.

Tandelilin, Eduardus, 2001. Analisis Investasi Manajemen Portfolio, Cetakan Pertama, Yogyakarta: Balai Penelitian Fakultas Ekonomi – Universitas Gajah Mada


(6)

Zulbahridar dan Jonius. 2002. Pengaruh Risiko dan Leverage Keuangan Riau- Pekanbaru Terhadap Tingkat Keuntungan dalam Sektor Properti dan Real Estate di BEJ, Jurnal Penelitian Riset Akuntansi IX.