KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS LIMBAH TEMBAKAU SEBAGAI PELENGKAP PEMUPUKAN NITROGEN PADA BUDIDAYA TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum L.)

(1)

PELENGKAP PEMUPUKAN NITROGEN PADA BUDIDAYA TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum L.)

SKRIPSI

Oleh:

Putri Nurul Ma’rifah 20120210080

Program Studi Agroteknologi

AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN


(2)

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS LIMBAH TEMBAKAU SEBAGAI PELENGKAP PEMUPUKAN NITROGEN PADA TANAMAN TOMAT

(Lycopersicum esculentum L.)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna Memperoleh

Derajat Sarjana Pertanian

Oleh :

Putri Nurul Ma’rifah 20120210080

Program Studi Agroteknologi

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA


(3)

PELENGKAP PEMUPUKAN NITROGEN PADA TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum L.)

yang dipersiapkan dan disusun oleh: Putri Nurul Ma’rifah

20120210080

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal, 19 Mei 2016

Skripsi tersebut telah diterima sebagai syarat yang diperlukan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

Program Studi Agroteknologi Pembimbing/ Penguji Utama: Anggota Penguji

Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, MP Ir. Indira Prabasari, Ph. D NIP 196011201989031001 NIK. 132014262

Pembimbing/ Penguji Pendamping

Ir. Hariyono, MP

NIP 196503301991031002

Yogyakarta, Juni 2016

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dekan Fakultas Pertanian


(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan:

1. Karya tulis saya, skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik, baik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta maupun di perguruan tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penilaian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.

3. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penilaian saya setelah mendapatkan arahan dan saran dari Tim Pembimbing. Oleh karena itu, saya menyetujui pemanfaatan karya tulis ini dalam berbagai forum ilmiah, maupun pengembangannya dalam bentuk karya ilmiah lain oleh Tim Pembimbing.

4. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

5. Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya peroleh karna karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Yogyakarta, Juni 2016 Yang membuat pernyataan,


(5)

Sebaik-Baik Manusia adalah Yang Bermanfaat Untuk Orang lain (HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni)

Hasbunallah wani’mal wakiil

Cukuplah Allah Menjadi Penolong Kami dan

Allah Adalah Sebaik-baiknya Pelindung (QS. Ali Imran: 173)


(6)

Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi walaupun masih jauh dari kesempurnaan.

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

Kedua orang tua, Bapak Purwanto dan Ibu Subiyati. Terimakasih tak terhingga atas dukungan baik moril maupun materiil, doa dan semangat yang

tak henti selalu dipanjatkan terhkusus untuk penyelesaian skripsi ini agar berjalan dengan lancar. Sampai saat ini, inilah pencapaian rangkaian studi yang

bisa saya berikan. Semoga dapat memberikan kebahagiaan di hati bapak dan ibu

Mbah Putri, adek-adek (Alisa, Laela, Fahrurozi) yang telah memberikan doa serta motivasi agar skripsi ini cepat terselesaikan. Semoga adek-adek selalu

diberi kemudahan pula dalam menuntut ilmu, selalu menjadi adek-adek yang membanggakan atas prestasi yang dicapai

Pak Husni, terimakasih banyak atas doa dan dukungan yang tak lain memberikan motivasi kepada saya agar giat menyelesaikan amanah studi ini Para petani, semoga skripsi ini dapat memberikan sedikit manfaat. Walaupun

skripsi ini masih jauh dari kata sempurna

Kak Abdul Rohim, yang menemani dan membantu serta berperan aktif hingga skripsi terselesaikan. Semoga selalu dimudahkan dan dilancarkan dalam setiap

yang kakak kerjakan

Teman-teman Agroteknologi 2012 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Kita bersama-sama berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam setiap keinginan dan pencapaian kita masing-masing. Semoga kita selalu diberi

kelancaran, keberkahan dan kelak dipertemukan kembali bersama cerita kesuksesan kita masing-masing


(7)

Segala puji dan syukur penulis panjatkan bagi Allah SWT. Tuhan yang penulis yakini, tiada yang patut disembah selain zat-Nya. Dialah yang telah memberikan kesempatan kehidupan kepada penulis sehingga sampai pula pada kesempatan penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan Salam selalu penulis haturkan kepada Nabi Muhammad Saw, keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang senantiasa menjadi inspirasi dan panutan bagi penulis.

Skripsi yang berjudul “Kajian Pemberian Kompos Limbah Tembakau Sebagai Pelengkap Pemupukan Nitrogen Pada Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum L.)” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh derajat Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, MP selaku dosen pembimping utama yang telah memberikan waktu, bimbingan, arahan, saran, ilmu dan pengetahuan serta motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

2. Ir. Hariyono, MP selaku dosen pembimbing pendamping yang selalu memberikan saran, masukan dan kemudahan untuk melengkapi penyusunan skripsi agar menjadi lebih baik.

3. Ir. Indira Prabasari, Ph. D selaku penguji, yang telah memberikan banyak koreksi dan masukan pada penulisan skripsi ini.


(8)

6. Kak Abdul Rohim, yang telah banyak membantu dalam penelitian dari mulai awal hingga penelitian selesai sesuai target.

7. Pak Rudi, Pak Sukir, Pak Yuli dan laboran lainnya yang telah menyediakan sarana dan prasarana selama penelitian berlangsung.

8. Pak Basiruan dan Pak Mujito yang sangat membantu dalam penyediaan dan persiapan bahan untuk pembuatan kompos.

9. Teman-teman Agroteknologi 2012, Kak Vina yang direpotkan diwaktu-waktu tak terduga baik saat penelitian dilapangan maupun penulisan naskah, Vidya partner bimbingan dan keliling kampus ngurus persyaratan ini itu Putra yang stay di Greenhouse buat jaga penelitian kalau ditinggal, Nurika, Marta, Refyka, Wahyu, Okky, Arra, Udin kalian semua yang

terkadang “jahat” dan akan siap membantu kapan pun. Tak lupa untuk Joni dan Widi 2013 terimakasih telah membantu menyukseskan penelitian. Serta teman-teman lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. 10.Semua pihak yang telah membantu hingga penelitian berjalan lancar

selesai sesuai dengan waktu yang telah direncanakan

Atas segala bantuan, doa, dan dukungan yang telah diberikan semoga mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari skripsi ini masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna, namun penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat baik bagi penulis maupun pembaca.

Yogyakarta, Juni 2016


(9)

MOTTO... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

INTISARI ... xiii

ABSTRACT ... xiv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Limbah Tanaman Tembakau... 5

B. Pupuk Nitrogen ... 7

C. Budidaya Tanaman Tomat ... 11

D. Hipotesis ... 15

III. TATA CARA PENELITIAN ... 16

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 16

B. Bahan dan Alat Penelitian ... 16

C. Metode Penelitian... 16

D. Cara Penelitian ... 17

E. Parameter yang Diamati ... 20

F. Analisis Data ... 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22

A. Parameter Pertumbuhan Tanaman ... 22


(10)

2. Jumlah Buah Per Tanaman ... 37

3. Diameter Buah ... 39

A. KESIMPULAN DAN SARAN ... 42

A. Kesimpulan ... 42

B. Saran ... 42


(11)

Tabel 1. Kandungan Senyawa Daun Tembakau ... 6 Tabel 2. Komponen Senyawa Pada Daun Tembakau ... 7 Tabel 3. Uji Jarak Berganda Duncan 5% Berat Buah Per Tanaman, Jumlah Buah

Per Tanaman dan Diameter Buah ... 22 Tabel 4. Rerata Tinggi Tanaman, Berat Segar dan Berat Kering ... 22


(12)

Lampiran 1. Perhitungan ... 46

Lampiran 2. Perhitungan C/N Rasio Kompos Limbah Temabakau ... 50

Lampiran 3. Deskripsi Tomat Varietas Servo ... 52

Lampiran 4. Jadual Penelitian ... 54

Lampiran 5. Lay Out Penelitian ... 55

Lampiran 6. Hasil Sidik Ragam ... 56


(13)

(14)

Dalam upaya meningkatkan produksi tomat tersebut petani dalam teknik pemupukan sering kali melebihi dosis anjuran. Upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut adalah dengan penggunaan pupuk kompos yang ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas limbah tanaman tembakau sebagai sumber pupuk Nitrogen pada budidaya tanaman tomat dan menetapkan dosis pupuk organik menggunakan limbah tanaman tembakau untuk substitusi pemupukan pada budidaya tanaman tomat.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen faktor tunggal yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan berbagai kombinasi pupuk Urea dan kompos limbah tembakau yang terdiri dari 5 perlakuan yaitu: A (80 kg N Urea/hektar + 40 kg N kompos limbah tembakau/hektar), B (60 kg N Urea /hektar + 60 kg N kompos limbah tembakau /hektar), C (40 kg N Urea /hektar + 80 kg N kompos limbah tembakau /hektar), D (20 kg N Urea /hektar + 100 kg N kompos limbah tembakau /hektar) dan E (0 kg N Urea /hektar + 120 kg N kompos limbah tembakau/hektar).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan E (0 kg N Urea /hektar + 120 kg N kompos limbah tembakau/hektar memberikan hasil yang lebih tinggi daripada perlakuan lainnya pada parameter berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan diameter buah.


(15)

The purpose this study is to determine the effectiveness of the tobacco plant waste as a source of nitrogen fertilizers in the cultivation of tomato plants and a set dose of organic fertilizer using tobacco plant waste for fertilization substitution on the cultivation of tomato plants.

The study aimed to determine the effectieness of tobacco plant waste as a source of N fertilizer. Experiment as conducted in single factor and arranged in a Completely Randomized Design (CRD). Treatments were as follows : A (80 kg N urea / hectare + 40 kg N-waste compost tobacco / hectare) , B (60 kg N urea / hectare + 60 kg N-waste compost tobacco / hectare), C (40 kg N urea / hectare + 80 kg waste compost tobacco / hectare), D (20 kg N urea / hectare + 100 kg N-waste compost tobacco / hectare) and E (0 kg N urea / hectare + 120 kg N tobacco waste compost / hectare).

Result showed that treatment E (0 kg N urea / hectare + 120 kg N tobacco waste compost / hectare) gave a higher yield than other treatments on parameters of weight of fruit/ plant, number of fruit/ plant and fruit diameter.


(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tomat termasuk komoditi yang cukup strategis, karena hampir semua masyarakat Indonesia mengkonsumsinya. Tomat sebagai salah satu sumber vitamin dan mineral biasanya dikonsumsi dalam bentuk segar atau untuk bumbu masakan, selain itu dapat diolah lebih lanjut sebagai bahan bahan baku industri makanan seperti sari bauh dan saus tomat (Wasonowati, C., 2011). Produksi tomat dalam negri dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, Data Badan Pusat Statistik (2014) menyatakan total produksi tomat nasional telah meningkat 44.8% dari 547.260 ton (1998) menjadi 992.780 ton (2013) dengan sentra produksi di Pulau Jawa. Sedangkan data permintaan buah tomat per kapita setiap tahun untuk daerah pedesaan yaitu, 18,46 kg (2012), 17,73 kg (2013) dan 18,51 kg (2014). Perlu upaya untuk meningkatkan produksi agar dapat permintaan pasar dapat terus terpenuhi dengan baik.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi tomat yaitu dengan perbaikan cara budidaya atau paska panen. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya tomat adalah ketersediaan unsur hara yang nantinya akan digunakan sebagai sumber makanan bagi tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Ketersediaan hara bagi tanaman berkaitan dengan kandungan mineral di dalam tanah yang akan menunjukkan tingkat kesuburan tanah tersebut. Semakin banyak mineral yang terkandung di dalam tanah, maka pertumbuhan dan


(17)

kualitas hasil tanaman akan semakin baik karena ketersediaan unsur hara dapat tercukupi sesuai kebutuhan tanaman. Tanah memiliki karakteristik dan tingkat kesuburan yang berbeda-beda, maka perlu adanya penambahan unsur-unsur hara ke dalam tanah dalam upaya untuk meningkatkan kesuburan tanah, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian pupuk.

Pemupukan yang dilakukan selama budidaya tanaman harus dilakukan mengacu pada kebutuhan unsur hara yang diperlukan tanaman. Pemberian pupuk kurang dari anjuran atau melebihi anjuran yang telah ditetapkan akan berdampak buruk pada pertumbuhan, produksi tanaman dan lingkungan di area penanaman. Petani sayuran dalam teknik pemupukan saat ini sering kali melebihi dosis anjuran. Penggunaan pupuk anorganik secara berlebihan dan dilakukan dalam jangka waktu yang lama akan meninggalkan residu yang tidak dapat terurai di dalam tanah yang nantinya akan menurunkan kesuburan tanah. Hal ini dikhawatirkan dalam jangka panjang dapat merusak sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut adalah dengan penggunaan pupuk yang ramah lingkungan. Pupuk kompos adalah salah satu contoh pupuk organik ramah lingkungan yang dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan untusr hara di dalam tanah dan dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Hal ini karena pupuk kompos mengandung unsur hara sebagai senyawa bahan alami yang mengandung sel sel hidup aktif dan aman terhadap lingkungan. Pada kondisi tanah dengan N total rendah, P dan K sedang namun dengan nisbah C/N tergolong tinggi, aplikasi pupuk organik sebanyak 2,25 ton/


(18)

hektar dengan aplikasi pupuk anorganik setengah dosis anjuran dapat memperoleh hasil padi setara dengan dosis anjuran (Arifin, Z., 2003).

B. Perumusan Masalah

Dalam proses budidaya tanaman tomat, masih banyak digunakan pemupukan dengan menggunakan pupuk an-organik oleh masyarakat bahkan dalam jumlah yang berlebih. Hal ini akan mengakibatkan dampak buruk terutama untuk kesuburan tanah, tanah akan terdegradasi kualitasnya apabila penggunaan pupuk an-organik diberikan dalam jangka waktu yang panjang dengan dosis berlebihan. Dalam upaya untuk mengurangi penggunaan pupuk an-organik, dapat dilakukan pemupukan dengan menggunakan bahan organik salah satunya yaitu dengan memanfaatkan limbah pertanian yang ada. Limbah tanaman tembakau merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan. Banyak sentra tanaman tembakau di Indonesia, namun pemanfaatan akan limbah masih jarang untuk dilakukan. Limbah tanaman tembakau mengandung beberapa unsur hara yang bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman.

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini diharapkan mampu mengungkapkan permasalahan:

1. Berapakah kandungan Nitrogen di dalam kompos limbah tembakau? 2. Berapakah dosis kompos limbah tembakau yang tepat untuk pelengkap


(19)

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui efektifitas limbah tanaman tembakau sebagai sumber pupuk Nitrogen pada budidaya tanaman tomat (Lycopersicum esculentum L.). 2. Menetapkan dosis pupuk organik menggunakan limbah tanaman tembakau

untuk menggantikan kebutuhan pupuk Nitrogen pada budidaya tanaman tomat (Lycopersicum esculentum L.)


(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Limbah Tanaman Tembakau

Tembakau adalah tanaman perkebunan, tetapi bukan merupakan kelompok tanaman pangan. Tembakau dimanfaatkan daunnya sebagai bahan pembuatan rokok (Cahyono, B., 1998). Tembakau adalah produk pertanian yang diproses dari daun tanaman dari daun tanaman dari genus Nicotiana. Selain dikonsumsi, tembakau digunakan sebagai pestisida dan dalam bentuk nikotin tatrat dapat digunakan sebagai obat. Jika dikonsumsi, pada umumnya tembakau dibuat menjadi rokok, tembakau kunyah dan sebagainya (Susanti, L., dkk., 2012).

Tembakau merupakan salah satu jenis komoditi perkebunan yang banyak ditanam oleh petani di daerah Wonosobo, Temanggung dan lereng Gunung Sindoro. Selama ini, pemanfaatan tanaman tembakau hanya pada daun tembakau yang memiliki kualitas baik, akan tetapi potensi bagian lainnya seperti gagang, batang, bunga, kulit, akar dan daun yang tidak layak dijadikan rokok belum termanfaatkan secara maksimal dan hanya dianggap sebagai limbah, sedangkan limbah tanaman tembakau tersebut jumlahnya melimpah dan berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis. Jumlah limbah tanaman tembakau akan meningkat seiring dengan bertambahnya permintaan terhadap nikotin. Limbah tanaman tembakau dari hasil perdagangan tembakau seperti batang, daun yang rusak, dan akar apabila


(21)

dikumpulkan dan dimanfaatkan secara maksimal akan menghasilkan keuntungan ekonomis yang maksimum.

Menurut Podlejski, J. dan Olejniczak, W. (1983) dan Cahyono, B. (1998), daun tembakau mengandung beberapa senyawa bermanfaat sebagaimana disajikan dalam tabel 1 dan 2. Dengan kandungan senyawa yang ada pada tanaman tembakau tersebut, memungkinkan limbah tanaman tembakau mengandung senyawa yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida dan pupuk organik. Ekstrak limbah tanaman tembakau dapat digunakan untuk mengendalikan hama wereng coklat (Tuti, H. K., dkk., 2014). Sedangkan kandungan Nitrogen yang cukup tinggi di dalam daun tembakau, memungkinkan limbah tanaman tembakau dapat dimanfaatkan kembali sebagai pupuk organik untuk mencukupi kebutuhan unsur hara tanaman.

Tabel 1. Kandungan Senyawa Daun Tembakau

Komponen Komposisi (%)

Total Nitrogen 2,20

Protein Nitrogen (Nitrogen) 1,58

Selulosa 12,3

Pektin 13,4

Polypentose 4,90

Polyphenol 4,39

Volatil karbonil (Asetaldehid) 0,26

Asam organik 9,28

Abu 15,4


(22)

Tabel 2. Komponen Senyawa Pada Daun Tembakau

Uraian Jumlah (%)

Abu 20

Gula 0,4 – 2,5

Fenol 0,0 – 0,5

Nitrat 1,0 – 2,0

Nikotin:

a. Daun bawah b. Daun tengah c. Daun atas

0,16 – 2,89 0,3 – 3,75

0,5 – 4,0

Kandungan N total 2,18 – 3,58

Sumber: Cahyono, B. (1998)

B. Pupuk Nitrogen

Dalam sistem pertanian, Nitrogen merupakan komponen dasar dalam sintesis protein. Nitrogen terdapat dalam protoplasma sel tanaman yang diperlukan untuk semua proses pertumbuhan dan merupakan bagian dari klorofil. Klorofil bertanggung jawab dalam konversi energi matahari menjadi energi yang dapat digunakan dalam proses fotosintesis. Nitrogen mempengaruhi warna hijau pada tanaman dan berperan sangat penting pada pembentukan protoplasma. Oleh karena itu, Nitrogen merupakan komponen yang sangat penting terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Di dalam tanaman, Nitrogen dikonversi menjadi asam amino, bahan untuk pembentukan protein. Protein kemudian digunakan untuk pembentukan protoplasma. Oleh karena itu, Nitrogen dikenal sebagai penyusun struktur sel tanaman dan berperan penting dalam pembentukan dan pertumbuhan sel (Dou, H., 2004)


(23)

Pupuk Nitrogen umumnya sangat mobil dalam tanah, sehingga dalam pemupukan Nitrogen perlu memperhatikan berbagai faktor. Bila pupuk Nitrogen diberikan dalam tanah, maka harus dijaga dalam aplikasinya agar tidak mudah tercuci sebelum diserap oleh tanaman. Kehilangan ini dapat diatasi atau dikurangi dengan memasukkan pupuk ke dalam tanah sekitar 5 cm dan menutupinya dengan tanah (Subhan dkk., 2009).

Fungsi Nitrogen, yaitu: (1) meningkatkan pertumbuhan tanaman, (2) kadar protein dalam tanah, (3) meningkatkan tanaman penghasil dedaunan seperti sayuran dan rerumputan ternak, (4) dan meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme dalam tanah. Sumber-sumber Nitrogen antara lain: (1) bersumber dari pupuk buatan pabrik seperti Urea, dan Amonium sulfat, (2) udara merupakan sumber Nitrogen paling besar yang dalam pemanfaatananya oleh tanaman melalui perubahan terlebih dahulu, dalam bentuk amonia dan nitrat yang sampai ke tanah melalui air hujan atau yang di ikat oleh bakteri pengikat Nitrogen, (3) sumber Nitrogen lainnya pupuk kandang dan bahan-bahan organik lainnya. Gejala kekurangan Nitrogen: tanaman tumbuh kurus kerempeng, daun tua berwarna hijau muda, lalu berubah menjadi kekuning-kuningan, jaringan tanaman mengering dan mati, buah kerdil, kecil dan cepat masak lalu rontok (Subhan dkk., 2009).

Salah satu pupuk yang mengandung unsur hara N, yaitu pupuk Urea. Urea merupakan pupuk buatan hasil persenyawaan NH4 (ammonia) dengan CO2. Pupuk Urea adalah pupuk yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Kandungan N total berkisar antara 45-46 %. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Unsur Nitrogen di dalam pupuk Urea sangat


(24)

bermanfaat bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan. Manfaat lainnya antara lain pupuk Urea membuat daun tanaman lebih hijau, rimbun, dan segar. Nitrogen juga membantu tanaman sehingga mempunyai banyak zat hijau daun (klorofil). Dengan adanya zat hijau daun yang berlimpah, tanaman akan lebih mudah melakukan fotosintesis, pupuk Urea juga mempercepat pertumbuhan tanaman, seperti tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain (Murbandono, H., 2002)

Mulyati dkk. (2007) menyatakan, mengenai pemberian pupuk Urea dan pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan serapan N oleh tanaman tomat, menunjukkan bahwa pemberian pupuk N yang berasal dari Urea dengan dosis 125 kg/ hektar memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tinggi tanaman tomat pada umur 7 hari setelah tanam, 14 hari setelah tanam, 21 hari setelah tanam dan kadar N-jaringan tanaman, tetapi peningkatan takaran menjadi 250 kg/ hektar Urea sama sekali tidak memberikan tambahan bobot berangkasan kering, sedangkan pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 14 hari setelah tanam dan 21 hari setelah tanam, bobot kering tanaman, serapan N. Urea merupakan pupuk N yang mudah larut dan tersedia bagi tanaman, sedangkan pupuk kandang ayam masih mengalami proses perubahan bentuk dari N-organik menjadi N anorganik melalui proses aminasi, amonifikasi dan nitrifikasi terlebih dahulu.

Menurut penelitian Effendi dkk. (2007), dosis pupuk Urea berpengaruh nyata pada jumlah daun dan jumlah cabang dan berpengaruh tidak nyata pada tinggi tanaman dan bobot kering tanaman. Terhadap pertumbuhan generatif dosis


(25)

pupuk Urea berpengaruh nyata pada jumlah tandan tiap tanaman, berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah buah tiap tanaman dan berpengaruh tidak nyata terhadap berat buah tiap tanaman, berat buah tiap buah, volume buah. Pengaruh nyata dosis Urea terhadap jumlah daun dan jumlah cabang adalah dengan semakin tinggi dosis yang diberikan semakin meningkatkan komponen pertumbuhan tersebut. Pernyataan tersebut didukung oleh Harjowigeno, S. (1996), berpendapat bahwa unsur N berfungsi untuk memperbaiki pertumbuhan vegetatif sehingga tanaman yang tumbuh pada tanah yang mengandung cukup unsur N akan tumbuh lebih baik. Dengan pertumbuhan vegetatif yang baik memungkinkan pertumbuhan generatif akan baik pula.

Sunarlim dkk. (1999) menyatakan, N yang berasal dari Urea diambil oleh tanaman selama 4 bulan pertama, sedangkan N yang berasal dari kompos masih dapat diambil tanaman sampai 8 bulan. Menurut penelitian Santi. T. K. (2006), perlakuan pemberian kompos sebanyak 30% memberikan hasil terbaik untuk pertumbuhan tinggi dan jumlah calon buah tomat. Peningkatan serapan Nitrogen (N) tanaman dapat disebabkan oleh meningkatnya ketersediaan Nitrogen (N) dalam tanah yang bersumber dari bahan organik kompos (Isrun, 2010). Sejalan dengan hasil penelitian Darman, S. (2006) bahwa pemberian kompos sangat berpengaruh terhadap peningkatan konsentrasi N, P, dan K tanaman. Lebih lanjut Wahyudi, I. (2009), melaporkan bahwa peningkatan serapan N tanaman ada keterkaitan dengan peningkatan berat kering tajuk, perbaikan perkembangan akar tanaman, dan peningkatan ketersediaan N tanah. Peningkatan perkembangan tanaman (berat kering tajuk dan berat kering akar) memiliki hubungan dengan


(26)

perbaikan kondisi tanah. Hal tersebut akan menyebabkan peningkatan kemampuan akar tanaman untuk menyerap air dan unsur hara N dalam tanah yang pada gilirannya akan menunjang peningkatan perkembangan bagian tanaman di atas permukaan tanah. Kemudian Penggunaan pupuk organik baik berasal dari kompos rami maupun pupuk kandang sapi dapat mengurangi pemakaian pupuk anorganik (urea) sebanyak 50 kg N/ha (Susi, K., 2014).

C. Budidaya Tanaman Tomat

Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum L.) adalah tumbuhan setahun, berbentuk perdu atau semak dan termasuk ke dalam golongan tanaman berbunga (Angiospermae). Buahnya berwarna merah merekah, rasanya manis agak kemasam-masaman. Tomat banyak mengandung vitamin dan mineral. Sebenarnya tanaman tomat memang bersifat racun karena mengandung Lycopersicin. Akan tetapi, kadar racunnya rendah dan akan hilang dengan sendirinya apabila buah telah tua atau matang. Barangkali karena racun ini pulalah tomat yang masih muda terasa getir dan berbau tidak enak (Wiryanta, B. T. W., 2005).

Selain itu tanaman tomat (Lycopersicum esculentum L.) sudah dikenal sebagai tanaman sayuran yang paling tinggi tingkat penggunaannya. Tomat layak menyandang julukan sebagai komoditi multi manfaat yang komersial. Sebagian masyarakat menggunakan buah tomat untuk terapi pengobatan karena mengandung karotin yang berfungsi sebagai pembentuk provitamin A dan lycoppen yang mampu mencegah kanker (Wiryanta, B. T. W., 2005).


(27)

1. Syarat Tumbuh Tanaman Tomat a. Iklim

Tanaman tomat dapat tumbuh di daerah tropis maupun sub-tropis. Curah hujan yang dikehendaki dalam pelaksanaan budidaya tomat ini ialah sekitar 750-1.250 mm/tahun. Keadaan tersebut berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah bagi tanaman, terutama di daerah yang tidak terdapat irigasi teknis. Curah hujan yang tinggi juga dapat menghambat persarian.

Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan tanaman tomat mudah terserang penyakit, baik parasit maupun non-parasit. Sinar matahari berintensitas tinggi akan menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi. Penyerapan unsur hara yang maksimal oleh tanaman tomat akan dicapai apabila pencahayaan selama 12-14 jam/hari, sedangkan intensitas cahaya yang dikehendaki adalah 0,25 mj/m2 per jam (Didit, 2010).

b. Suhu

Anomsari, S. D. dan B. Prayudi (2012) menyatakan bahwa kisaran temperatur yang baik untuk pertumbuhan tomat ialah antara 20-27ºC. Jika temperatur berada lebih dari 30ºC atau kurang dari 10ºC, maka akan mengakibatkan terhambatnya pembentukan buah tomat. Di negara-negara yang mempunyai empat musim, biasanya digunakan pemanas (heater) untuk mengatur udara ketika musim dingin, udara panas dari heater disalurkan ke dalam green house melalui saluran fleksibel warna putih.


(28)

c. Kelembaban

Kelembaban relatif yang baik untuk pertumbuhan tanaman tomat ialah 25 %. Keadaan ini akan merangsang pertumbuhan untuk tanaman tomat yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak. Akan tetapi, kelembaban relatif yang tinggi juga dapat merangsang mikroorganisme pengganggu tanaman (Anomsari, S. D. dan B. Prayudi, 2012).

d. Media Tanam

Secara umum, tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai dari tanah pasir sampai tanah lempung berpasir yang subur, gembur, berporus, banyak mengandung bahan organik dan unsur hara, serta mudah merembeskan air. Tingkat kemasaman tanah (pH) yang sesuai untuk budidaya tomat ialah berkisar 5,0-7,0. Akar tanaman tomat rentan terhadap kekurangan oksigen. Oleh karena itu, tanaman tomat tidak boleh tergenangi oleh air. Dalam pembudidayaan tanaman tomat, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya datar sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul (Didit, 2010).

e. Ketinggian Tempat

Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya. Tanaman tomat yang sesuai untuk ditanam di dataran tinggi, misalnya varietas Kada, sedangkan varietas yang sesuai ditanam di dataran rendah, misalnya varietas Intan, varietas Ratna, varietas LV, dan varietas CLN. Selain itu, ada varietas tanaman tomat yang cocok ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi, antara lain varietas


(29)

tomat GH 2, varietas tomat GH 4, varietas Berlian, dan varietas Mutiara (Didit, 2010).

2. Pupuk dan Pemupukan

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia, atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Pupuk adalah bahan organik atau anorganik, alami atau sintetis yang menyuplai tanaman dengan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman sebab unsur hara yang terdapat dalam tanah tidak bisa diandalkan untuk memacu pertumbuhan tanaman tomat secara optimal, terutama pada penanaman sistem intensif (Anomsari, S. D. dan B. Prayudi, 2012).

Pupuk kandang yang digunakan berupa pupuk kandang sapi atau kuda sebanyak 30 ton/hektar. Pupuk an-organik dapat menggunakan pupuk tunggal pupuk Urea 125 kg/hektar, ZA.300 kg/hektar, TSP 250 kg/hektar dan KCl 200 kg/hektar. Selain itu, ruang tanam yang digunakan dalam budidaya adalah 60 cm x 50 cm (BPTP Yogyakarta, 2013).

Pupuk kandang, setengah dosis pupuk Urea dan ZA, pupuk TSP dan KCI diberikan pada tiap lubang tanam, 2-7 hari sebelum tanam, sebagai pupuk dasar. Sisa pupuk Urea dan ZA diberikan pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam dengan cara ditugal 10 cm dikiri dan kanan tanaman tomat (BPTP Yogyakarta, 2013).

Tomat merupakan salah satu komoditi sayuran penting dan sangat potensial untuk dikembangkan. Untuk mencapai hasil yang tinggi, selain dengan


(30)

menggunakan varietas tahan terhadap hama dan penyakit juga perlu diperhatikan teknik budidaya yang tepat dan benar. Tanaman tomat memerlukan unsur hara makro N, P, K, Ca, dan Mg serta unsur hara mikro Mn, Zn, dan B (Koswara, E., 2006). Dalam upaya untuk mencapai teknik budidaya yang tepat dapat dilakukan melalui pemupukan yang baik dan benar, yakni pemberian pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman tersebut (Didit, 2010).

D. Hipotesis

Pemberian 40 kg N/hektar + 80 kg N kompos limbah tembakau/hektar efektif untuk pertumbuhan dan hasil tanaman tomat.


(31)

III. TATA CARA PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Green house Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015 sampai Bulan Februari 2016.

B. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya bibit tomat Varietas Servo, pupuk kandang, tanah regosol, pupuk Urea, pupuk KCl, pupuk SP-36 limbah tanaman tembakau, gula merah, EM4, air, dedak, fungisida.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya polibag, gelas beker, gelas ukur, labu erlenmeyer, piranti destruksi, piranti destilasi, tabung kedjal, alat titrasi, botol timbang, oven, desikator, penggaris, gunting, pengaduk, karung goni, ayakan, timbangan digital, alat tulis, ajir, tali rafia, sprayer.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen faktor tunggal yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan yang diujikan adalah pupuk Urea yang ditambah kompos limbah tembakau yaitu sebagai berikut:


(32)

A. 80 kg N Urea/hektar + 40 kg N kompos limbah tembakau/hektar B. 60 kg N Urea /hektar + 60 kg N kompos limbah tembakau /hektar C. 40 kg N Urea /hektar + 80 kg N kompos limbah tembakau /hektar D. 20 kg N Urea /hektar + 100 kg N kompos limbah tembakau /hektar E. 0 kg N Urea /hektar + 120 kg N kompos limbah tembakau/hektar

Jumlah perlakuan percobaan yang diujikan adalah lima perlakuan dengan masing-masing 4 ulangan, setiap ulangan terdiri dari 2 tanaman yaitu 1 tanaman korban dan satu tanaman sampel, sehingga total keseluruhan unit penelitian yang didapat sebanyak 40 unit tanaman.

Selain pemupukan menggunakan pupuk Urea dan kompos limbah tembakau, juga dilakukan pemupukan menggunakan pupuk kandang 30 ton/ hektar, pupuk KCl 200 kg/hektar dan SP-36 320 kg/hektar.

D. Cara Penelitian 1. Pengadaan limbah tanaman tembakau

Limbah tanaman tembakau berupa daun tembakau berkualitas buruk (rusak secara fisik dan daun bagian bawah tanaman) serta batang dan akar tanaman tembakau yang didapat dari Windusari, Wonosobo, Jawa Tengah dengan cara mengumpulkan dan menyortir limbah yang akan dibuat kompos.

2. Pembuatan Kompos limbah tembakau

a. Mengumpulan limbah tanaman berupa daun dan batang dan mencacah menjadi potongan kecil 2 - 5 cm.

b. Mencampur seluruh bahan dan aduk secara merata. Limbah 100kg dan dedak 5 kg.


(33)

c. EM4 sebanyak 5 sendok makan dan gula merah 25 gram (dilarutkan dalam 1 liter air) dicampur hingga merata.

d. Menyiramkan larutan EM4 dan gula pada campuran bahan organik Memasukan bahan-bahan yang telah tercampur ke dalam karung goni dan didiamkan untuk fermentasi

e. Melakukan fermentasi kurang lebih 30 hari 3. Persiapan Media Tanam

Penyiapan media tanam dilakukan seminggu sebelum tanam. Tanah yang akan dijadikan media tanam dicangkul dan memisahkan tanah dari bongkahan batu dengan cara disaring. Pada setiap perlakuan, pupuk kandang dan pupuk kompos limbah tembakau dicampur secara merata. Setelah itu, campuran pupuk tersebut dicampur kembali dengan tanah hingga beratnya mencapai 9 kg. Polibag yang digunakan berukuran ± 10 kg. Penggunaan kompos limbah tembakau dilakukan sesuai dengan perlakuan dan pupuk kandang sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan pada budidaya tanaman tomat.

4. Persemaian tomat

Tanah persemaian terdiri dari campuran tanah yang halus dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan volume 1:1. Benih ditanam kedalam lubang tanam dan ditutup tanah.

5. Persiapan dan Penanaman

Bibit dari persemaian yang telah berumur 20 hari. Penanaman dilakukan dengan memasukkan akar tanaman sampai batas leher akar (5 cm) dan ditanam pada polibag yang telah dipersiapkan.


(34)

6. Pemeliharaan Tanaman a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan sebanyak 1 kali sehari yakni pada sore hari. b. Penyiangan

Penyiangan dilakukan pada saat terdapat gulma yang tumbuh disekitar tanaman.

c. Pemberian Ajir

Tanaman perlu diberi ajir untuk menopang tanaman agar tidak roboh. Ajir dibuat dari bambu dengan panjang 1,5 m.

d. Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan pupuk Urea dan kompos limbah tembakau sesuai dengan perlakuan, pupuk kandang 900 gram, SP36 9,6 gram/tanaman dan KCl 6,0 gram/tanaman. Pupuk kandang dan pupuk kompos limbah tembakau, pupuk SP-36 dan KCI diberikan pada tiap lubang tanam, 2-7 hari sebelum tanam, sebagai pupuk dasar. Pupuk Urea diberikan pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam dengan cara ditugal 10 cm dikiri dan kanan tanaman tomat (BPTP Yogyakarta, 2013). e. Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama penyakit dilakukan secara mekanik dan menggunakan pestisida. Pestisida yang digunakan yaitu Dithane dan Curacron 50 EC. Dithane digunakan untuk mengendalikan penyakit keriting daun dan Curacron digunakan untuk mengendalikan hama kutu kebul.


(35)

7. Panen

Panen pertama buah tomat dilakukan pada umur 65 hari setelah tanam.. Buah yang siap dipanen adalah yang sudah masak fisiologis, yaitu saat buah mengalami perubahan warna hijau menjadi merah.

E. Parameter yang Diamati 1. Tinggi Tanaman (cm)

Pengamatan Tinggi tanaman diamati mulai satu minggu setelah tanam sampai pertumbuhan vegetatif maksimum. Pengukuran tinggi tanaman menggunakan penggaris dari permukaan tanah sampai ujung titik tumbuh tanaman.

2. Berat Buah Per tanaman (gram)

Pengamatan berat buah dilakukan dengan menimbang berat buah yang dipanen pada tanaman sampel setiap kali panen.

3. Diameter Buah (cm)

Pengamatan diameter buah diukur dengan menggunakan jangka sorong pada tanaman sampel setiap kali panen.

4. Jumlah Buah Per tanaman

Pengamatan jumlah buah dilakukan dengan menghitung jumlah buah total pada masing-masing sampel tanaman yang panen.

5. Berat Segar Tanaman (gram)

Pengamatan berat segar dilakukan saat pertumbuhan tanaman vegetatif maksimum (sampai keluar tandan kelima). Pengukuran dilakukan dengan cara mengangkat seluruh bagian tanaman dari media tanam, kemudian membersihkan


(36)

sisa tanah. Setelah tanaman dibersihkan dilakukan penimbangan. Penimbangan berat segar tanaman adalah untuk seluruh bagian tanaman termasuk akar tanaman. 6. Berat Kering Tanaman (gram)

Berat kering dilakukan saat pertumbuhan tanaman vegetatif maksimum dengan cara menimbang semua bagian tanaman dengan mengering anginkan tanaman jagung kemudian tanaman dibungkus dengan kertas dan dioven dengan suhu 65 0C sampai beratnya konstan. Selanjutkan ditimbang dengan timbangan analitik dengan satuan gram. Penimbangan berat segar tanaman adalah untuk seluruh bagian tanaman termasuk akar tanaman.

F. Analisis Data

Data yang diperolah dari penelitian ini akan disidik ragam dengan taraf

nyata α = 5 %. Untuk membedakan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata


(37)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi pupuk Urea dengan kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan diameter buah per tanaman tomat. Sedangkan untuk tinggi tanaman, berat segar dan berat kering tanaman tomat menunjukkan bahwa kombinasi pupuk tidak memberikan pengaruh nyata. Dengan demikian, penggunaan kompos limbah tembakau dapat mmenggantikan penggunaan pupuk Urea pada budidaya tanaman tomat. Hasil rerata pertumbuhan tanaman tanaman disajikan pada tabel 3. Sedangkan Hasil Uji Jarak Berganda Duncan 5% terhadap hasil tanaman disajikan pada tabel 4.

A. Parameter Pertumbuhan Tanaman Tabel 3. Rerata Tinggi Tanaman, Berat Segar dan Berat Kering

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Berat Segar (gram) Berat Kering (gram)

A. 80 kg N Urea/hektar + 40 kg N kompos limbah tembakau/ hektar

88,375 88,12 13,883 B. 60 kg N Urea/hektar + 60

kg N kompos limbah tembakau/ hektar

92,675 108,11 17,160 C. 60 kg N Urea/hektar + 80

kg N kompos limbah tembakau/ hektar

92,375 111,69 17,918 D. 20 kg N Urea/hektar +

100 kg N kompos limbah tembakau/ hektar

95, 375 97,96 15,398 E. 0 kg N Urea/hektar + 120

kg N kompos limbah tembakau/ hektar


(38)

Nitrogen merupakan salah satu unsur esensial yang dibutuhkan tanaman untuk kelangsungan hidupnya. Pemupukan Nitrogen yang diberikan selama budidaya tanaman tomat akan lebih banyak dimanfaatkan tanaman untuk proses pertumbuhan baik perkembangan maupun pertambahan jumlah sel. Selama masa pertumbuhan, peyerapan Nitrogen oleh tanaman akan berfungsi untuk pertumbuhan tanaman seperti peningkatan tinggi tanaman, perkembangan luas daun serta jumlah daun tanaman. Parameter pertumbuhan tanaman pada penelitian ini meliputi pengamatan tinggi tanaman tomat, perhitungan berat segar dan berat kering tanaman. Pengamatan pertumbuhan tanaman dilakukan mulai dari penanaman tanaman tomat sampai tanaman memasuki masa vegetatif maksimum, yaitu pada saat tanaman tomat telah memiliki bunga ± sebanyak 5 tangkai yang telah mekar. Tanaman tomat termasuk ke dalam tanaman determinate, yaitu tanaman yang akan berhenti mengalami pertumbuhan setelah memasuki masa vegetatif maksimum. Pengamatan tinggi tanaman dilakukan 5 kali selama 5 minggu dan untuk pengamatan berat segar dan berat kering tanaman dilakukan satu kali pada saat tanaman telah mencapai vegetatif maksimum dan telah berbunga.

Pada parameter pertumbuhan tanaman, hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Hal ini dapat dikarenakan semua tanaman dapat menyerap unsur Nitrogen yang dibutuhkan selama masa pertumbuhan sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik selama masa pertumbuhan. Faktor lain yang dapat mempengaruhi adalah penambahan pupuk kandang dengan dosis 900 gram/ tanaman pada setiap


(39)

perlakuan yang diberikan satu minggu sebelum tanam sebagai pupuk dasar bersamaan dengan kompos limbah tembakau. Dosis pupuk kandang tersebut dapat dikatakan mampu mensuplay kebutuhan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman. Penambahan pupuk kandang tersebut diduga mengambil peran lebih besar dibandingkan pupuk Urea dan kompos limbah temabakau dalam menyediakan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman. oleh karena itu, tanaman dapat tumbuh dengan pertumbuhan yang sama besar pada setiap perlakuan. Fungsi dari pupuk kandang tersebut selain untuk memperbaiki struktur tanah juga mengandung berbagai macam unsur hara yang dibutuhkan dan mendukung tanaman selama pertumbuhan dan perkembangan.

Salah satu kelebihan pupuk organik adalah memperbaiki struktur tanah, dengan meningkatnya kualitas tanah, maka peningkatan kemampuan akar tanaman untuk menyerap air dan unsur hara N dalam tanah yang pada gilirannya akan menunjang peningkatan perkembangan bagian tanaman di atas permukaan tanah. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kompos limbah tembakau mengandung kadar N Total sebesar 2,23%. Peningkatan serapan Nitrogen tanaman dapat disebabkan oleh meningkatnya ketersediaan Nitrogen dalam tanah yang bersumber dari bahan organik kompos (Isrun, 2010). Lebih lanjut Wahyudi (2009), melaporkan bahwa peningkatan serapan N tanaman ada keterkaitan dengan peningkatan berat kering tajuk, perbaikan perkembangan akar tanaman, dan peningkatan ketersediaan N tanah.


(40)

1. Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman merupakan salah satu indikator pertumbuhan tanaman selama masa vegetatif. Pengamatan tinggi tanaman pada tanaman tomat dimulai dari 1 minggu setelah tanam sampai tanaman tomat berbunga. Saat tanaman berbunga menunjukkan bahwa tanaman telah mencapai masa vegetatif maksimum dan memasuki masa generatif atau pembuahan. Setelah mencapai masa vegetatif maksimum, tanaman tomat tidak akan mengalami pertambahan tinggi tanaman.

Dari hasil sidik ragam (lampiran 6), menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian kompos limbah tembakau dapat mengurangi penggunaan pupuk an-organik. Penggunaan pupuk an-organik dapat digantikan menggunakan pupuk kompos limbah tembakau mulai dari penggunaan 60 kg N sampai 120 kg N yang dibutuhkan tanaman, dengan total keseluruhan pupuk Nitrogen yang dibutuhkan tanaman yaitu 120 kg N pada setiap tanaman. Hasil tinggi tanaman yang ditunjukkan pada perlakuan E (0 kg N/hektar + 120 kg N kompos limbah tembakau/hektar) yaitu kebutuhan pupuk Nitrogen dapat tercukupi dari 100% kompos limbah temabakau dengan rata-rata tinggi tanaman mencapai 100 cm. Hal ini dikarenakan unsur Nitrogen dapat terpenuhi dengan baik. Pada masa pertumbuhan, Unsur Nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro yang berperan penting pada masa pertumbuhan baik untuk pertumbuhan maupun perkembangan sel tanaman. Pada pertumbuhan vegetatif, perkembangan sel tanaman tersebut dapat dilihat pada tinggi tanaman tomat. Selain itu, semakin tinggi kompos yang diberikan akan meningkatkan tinggi tanaman tomat. Hal


(41)

tersebut dikarenakan kompos memberikan tambahan unsur hara di dalam tanah, memperbaiki struktur tanah dan memperbaiki aktivitas mikroorganisme di dalam tanah.

Gambar 1. Grafik Tinggi Tanaman Tomat

Keterangan :

A.80 kg N/hektar + 40 kg N kompos limbah tembakau/hektar B.60 kg N/hektar + 60 kg N kompos limbah tembakau/hektar C.40 kg N/hektar + 80 kg N kompos limbah tembakau/hektar D.20 kg N/hektar + 100 kg N kompos limbah tembakau/hektar E. 0 kg N/hektar + 120 kg N kompos limbah tembakau/hektar

Gambar 1. menunjukkan pertumbuhan tinggi tanaman selama 5 minggu setelah tanam. Pada setiap perlakuan mengalami pertambahan tinggi tanaman mulai dari minggu pertama hingga minggu kelima. Pada penelitian ini, semakin banyak dosis limbah tanaman tembakau yang diberikan, maka pertumbuhan tinggi tanaman akan semakin baik. Pada awal pertumbuhan, tanaman mengalami pertambahan tinggi tanaman dalam jumlah kecil, setelah memasuki minggu kedua sampai minggu keempat pertambahn tinggi tanaman berlangsung lebih cepat dan kecepatan pertumbuhan tinggi tanaman akan berkurang pada pada minggu kelima.

0 20 40 60 80 100 120

I II III IV V

cm Minggu Ke- Tinggi Tanaman Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C Perlakuan D Perlakuan E


(42)

Penurunan tinggi tanaman pada minggu kelima terjadi karena tanaman telah berbunga dan memasuki masa vegetatif maksimum. Seperti dikemukakan Yoga, M. N. (2010) pada saat tanaman berumur 30 HST kadar Nitrogen lebih kecil daripada sebelumnya karena unsur Nitrogen dalam tanah telah banyak diserap oleh tanaman untuk mendukung pertumbuhan vegetatif khususnya pembentukan batang dan daun, meskipun penurunannya tidak terlalu besar, yaitu sekitar 12 – 19 %. Hal ini karena pada saat tanaman berumur 30 HST telah mendekati masa vegetatif maksimum, yang ditandai dengan berhentinya pertambahan tinggi tanaman.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman yaitu kebutuhan akan unsur hara untuk pertumbuhan selama masa vegetatif dapat tercukupi dengan baik. Kombinasi pupuk Urea dan kompos limbah tembakau memberikan respon yang positif terhadap tanaman tomat. Salah satu kelebihan pemberian kompos limbah tembakau adalah mampu memperbaiki sifat tanah sehingga akar tanaman akan lebih mudah dalam menyerap unsur hara di dalam tanah. Menurut Afandi, R. dan N. W. Yuwono (2002), pupuk anorganik mengandung hara (termasuk N) dalam jumlah cukup banyak dan sifatnya cepat tersedia bagi tanaman sedangkan pupuk organik akan melepaskan hara yang lengkap (baik makro maupun mikro) dalam jumlah tidak tentu dan relatif kecil selama proses mineralisasi, sehingga dengan menambah pupuk organik tersebut mampu mendukung pupuk anorganik dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman.


(43)

2. Berat Segar Tanaman

Berat segar seluruh tanaman merupakan hasil pertumbuhan vegetatif tanaman yang memanfaatkan energi cahaya matahari untuk proses fotosintesis secara maksimal. Pengamatan berat segar tanaman dilakukan pada saat vegetatif maksimum tanaman tomat yaitu pada minggu kelima setelah tanaman berbunga. Pengukuran berat segar tanaman dilakukan menggunakan tanaman korban secara acak dari semua perlakuan.

Dari hasil sidik ragam menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Dari hasil rerata berat segar tanaman, perlakuan E (0 kg N/hektar + 120 kg N kompos limbah tembakau/ hektar) mempunyai rerata yang lebih baik dari lainnya yaitu 111, 96 gram, kemudian diikuti perlakuan C (60 kg N/hektar + 80 kg N kompos limbah tembakau/hektar) dengan rerata 111,69 gram, perlakuan B (60 kg N/hektar + 60 kg N kompos limbah tembakau/hektar) memiliki rerata 108,11 gram, kemudian perlakuan D (20 kg N/hektar + 100 kg N kompos limbah tembakau/hektar)dengan rerata 97,96 gram dan yang memiliki rerata terendah adalah perlakuan A (80 kg N/hektar + 40 kg N kompos limbah tembakau/hektar) yaitu 88,12 gram. Semakin tinggi dosis kompos limbah tembakau yang diberikan sebagai kombinasi pemupukan Nitrogen, maka hasil berat segar akan cenderung mengalami peningkatan.

Perbedaan kombinasi perlakuan pupuk Urea dengan pupuk kompos limbah tembakau tampaknya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap berat segar tanaman tomat. Penambahan kompos limbah tembakau 100% ataupun penambahan kompos limbah tembakau yang dikombinasikan dengan pupuk Urea


(44)

mempunyai pengaruh yang tidak berbeda nyata. Perlakuan penambahan kompos limbah tembakau dapat meningkatkan kadar Nitrogen tersedia di dalam tanah, hal ini dimungkinkan karena kompos mampu menyediakan makanan untuk mikroorganisme di dalam tanah, selain itu proses konsumsi mikroorganisme tersebut mampu menghasilkan Nitrogen secara alami. Dengan peningkatan kadar Nitrogen maka kebutuhan Nitrogen selama masa pertumbuhan vegetatif dapat tercukupi. Selain itu, dengan penambahan bahan organik maka sifat pupuk Urea yang mudah hilang akan diperkecil karena pupuk organik mampu mengikat unsur hara dan menyediakan unsur hara sesuai kebutuhannya, sehingga dengan adanya pupuk organik efektifitas dan efisiensi pemupukan menjadi lebih tinggi (Kresnatita, S., 2004). Hal tersebut didukung dengan pernyataan Yoga, M. N. (2010) yang menyatakan bahwa, interaksi pemberian pupuk N dan pupuk organik berpengaruh nyata dengan terhadap kandungan bahan organik tanah karena pupuk N tersebut dapat digunakan mikrobia untuk proses metabolisme dan pertumbuhannya, yang akhirnya akan diubah menjadi humus, sehingga bahan organik akan meningkat. Semakin banyak mikroba di dalam tanah maka dapat memicu perombakan bahan organik yang ada di dalam tanah sehingga unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dapat terserap dengan baik. Tanaman dapat menyerap air dan unsur hara sebagaimana mestinya. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan tanaman untuk pembentukan berat basah telah tercukupi dari kompos sehingga penambahan pupuk an organik tidak harus dilakukan, karena cenderung menghasilkan bobot basah tanaman yang relatif sama dengan perlakuan kompos.


(45)

3. Berat Kering Tanaman

Pengamatan berat kering tanaman dilakukan pada saat tanaman tomat telah berbunga dan mencapai masa vegetatif maksimum. Dari hasil sidik ragam menunjukkan setiap perlakuan memberikan pengaruh tidak ada beda nyata.

Selama pertumbuhan, tanaman mengalami fotosintesis dan berat kering merupakan biomassa tanaman yang merupakan hasil akumulasi fotosintat dari fotosintesis yang dilakukan oleh tanaman. Untuk melakukan fotosintesis tanaman memerlukan unsur hara, semakin banyak unsur hara yang diserap tanaman, hasil akumulasi fotosintat akan semakin besar. Menurut Gardner, F. P., et al. (1991), berat kering merupakan keseimbangan antara pengambilan karbon dioksia (fotosintesis) dan pengeluaran (respirasi), apabila respirasi lebih besar dari dari fotositesis, tumbuhan akan berkurang berat keringnya begitu pula sebaliknya.

Dari hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pada masing-masing perlakuan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata. Perlakuan E (0 kg N/hektar + 120 kg N kompos limbah tembakau/hektar) dengan penggunaan 100% kompos limbah tembakau menunjukkan hasil berat kering tanaman yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan A (80 kg N/hektar + 40 kg N kompos limbah tembakau/hektar) dengan dosis pupuk Urea yang lebih tinggi. Penyerapan unsur hara yang hampir sama besar oleh tanaman sehingga hasil fotosintat juga menunjukkan hal yang sebanding. Berat kering tanaman dipengaruhi oleh perkembangan daun dan intensitas matahari, tanaman yang memiliki daun yang lebih luas dapat menyerap sinar matahari dengan efektif, sehingga dapat menghasilkan fotosintat lebih banyak karena dapat melakukan fotosintesis dengan


(46)

baik. Pada umumnya berat kering digunakan sebagai petunjuk yang memberikan ciri pertumbuhan. Berat kering tanaman berhubungan positif cukup erat dengan kadar Nitrogen dalam tanah dan serapan Nitrogen oleh tanaman. Dengan demikian dapat diketahui bahwa semakin tinggi Nitrogen yang dapat diserap tanaman, maka kebutuhan Nitrogen pada fase vegetatif tanaman tercukupi, sehingga dapat meningkatkan biomassa tanaman.

Jika dilihat dari data rata-rata berat kering tanaman (tabel 4), perlakuan dengan penambahan kompos limbah tembakau dapat mengoptimalkan serapan unsur hara oleh tanaman selama masa vegetatif. Perlakuan C (60 kg N/hektar + 80 kg N kompos limbah tembakau/hektar) dengan rata-rata berat segar tanaman 17,918 gram memberikan hasil berat kering yang lebih baik. Kemudian diikuti dengan perlakuan E (0 kg N/hektar + 120 kg N kompos limbah tembakau/hektar ) dengan rata-rata berat kering tanaman 17,728 gram, perlakuan B (60 kg N/hektar + 60 kg N kompos limbah tembakau/hektar) dengan rata-rata berat kering tanaman 17,160 gram, perlakuan D (20 kg N/hektar + 100 kg N kompos limbah tembakau/hektar) dengan rata-rata berat kering tanaman 15,398 gram dan perlakuan A (80 kg N/hektar + 40 kg N kompos limbah tembakau/hektar) dengan rata-rata berat kering tanaman 13,883 gram. Data rata-rata tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan pupuk Urea dapat dikurangi dengan penggunaan kompos limbah tembakau. Kompos limbah tembakau mampu mencukupi kebutuhan unsur Nitrogen yang dibutuhkan tanaman. Salah satu manfaat dari penggunaan kompos limbah tembakau adalah serapan Nitrogen oleh tanaman lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan berat kering tanaman. Menurut Hanolo, W. (1997) serapan


(47)

Nitrogen yang meningkat menyebabkan kebutuhan Nitrogen pada fase vegetatif tanaman akan tercukupi, sehingga akan meningkatkan biomassa tanaman. Adanya peningkatan biomassa dikarenakan tanaman menyerap air dan hara lebih banyak, Nitrogen sebagai salah satu unsur hara makro dibutuhkan tanaman untuk memacu perkembangan organ pada tanaman seperti akar, sehingga tanaman dapat menyerap hara dan air lebih banyak selanjutnya aktifitas fotosintesis akan meningkat dan mempengaruhi peningkatan berat basah. Lebih lanjut Franky, J. P. (2011) menyatakan bahwa efisiensi pemupukan Nitrogen merupakan ukuran kemampuan tanaman berhubungan dengan rasio antara jumlah Nitrogen yang diserap dengan biomassanya. Banyaknya fotosintat yang dihasilkan tanaman pada penelitian ini dapat diketahui dari berat kering tanaman yang dihasilkan. Semakin tinggi nilai berat kering suatu tanaman menunjukkan bahwa proses fotosintesis berjalan dengan baik.

Pada perlakuan kombinasi pupuk Nitrogen yang berasal dari pupuk Urea dan kompos limbah dapat memberikan hasil yang baik pada serapan unsur Nitrogen di dalam tanah. Setengah dari kebutuhan Nitrogen yang dibutuhkan tanaman dapat digantikan dengan pemberian kompos limbah tembakau sebagai sumber pupuk Nitrogen. Pupuk kompos sebagai salah satu sumber bahan organik dalam tanah dapat berinteraksi dengan pupuk Urea untuk menyediakan unsur Nitrogen pada saat dibutuhkan tanaman. Hal ini sesuai dengan penelitian Yunus, M. (1991), yang menunjukkan bahwa bahan organik yang dikandung oleh pupuk organik mampu bersatu dan membalut partikel-partikel tanah menjadi butiran-butiran tanah yang lebih besar. Butiran-butiran-butiran tanah tersebut mampu menyimpan


(48)

unsur hara anorganik dan menyediakan pada saat tanaman memerlukannya. Selain itu pupuk organik yang diberikan dapat membuat keseimbangan hara di dalam tanah dan meningkatkan mutu fisik tanah dengan membuat tekstur tanah, porositas dan struktur tanah menjadi lebih baik.

B. Pengamatan Hasil Tanaman

Tabel 4. Uji Jarak Berganda Duncan 5% Berat Buah Per Tanaman, Jumlah Buah Per Tanaman dan Diameter Buah

Perlakuan

Berat Buah/ tanaman

Jumlah Buah/ tanaman

Diameter Buah

A. 80 kg N Urea/hektar + 40 kg N

kompos limbah tembakau/ hektar 397,9 c 17,000 b 3,2300 c B. 60 kg N Urea/hektar + 60 kg N

kompos limbah tembakau/ hektar 456,2 bc 19,000 b 3,4600 c C. 60 kg N Urea/hektar + 80 kg N

kompos limbah tembakau/ hektar 602,6 bc 22,000 b 3,7925 b D. 20 kg N Urea/hektar + 100 kg N

kompos limbah tembakau/ hektar 815,1 ab 29,000 a 3,9500 ab E. 0 kg N Urea/hektar + 120 kg N

kompos limbah tembakau/ hektar 1138,8 a 30,500 a 4,1225 a Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan perlakuan memberikan pengaruh tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf 5%.

Buah tomat merupakan hasil dari tanaman yang nantinya memiliki nilai ekonomis bagi para petani. Dari hasil sidik ragam menunjukkan bahwa semua masing-masing perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada parameter hasil. Pupuk kompos limbah tembakau dapat digunakan untuk


(49)

menggantikan penggunaan pupuk Urea. Hal ini juga didukung dari data penelitian yang menunjukkan bahwa perlakuan menggunakan 100% kompos limbah tembakau memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan kombinasi antara kompos limbah tembakau dengan pupuk Urea.

Banyaknya buah tomat yang dihasilkan pada perlakuan 100% kompos limbah tembakau dapat dikarenakan tanaman mampu menyerap unsur hara yang berasal dari kompos limbah tembakau dengan baik pada fase pertumbuhan generatif. Salah satu sifat dari pupuk kompos yaitu slow release. Walaupun kompos limbah tembakau diberikan pada awal musim tanam, namun tanaman dapat menyerap unsur hara yang ada pada kompos hingga tanaman memasuki fase generatif karena unsur hara pada kompos akan terurai secara perlahan. Unsur hara pada kompos terurai secara perlahan pada tanah, sehingga tanaman akan secara maksimal memanfaatkan unsur hara tersebut untuk pertumbuhan dan perkembangan buah.

Sedangkan rendahnya buah tomat yang dihasilkan pada perlakuan kombinasi pupuk kompos limbah tembakau dan pupuk Urea, terutama dengan perbandingan pupuk Urea yang lebih banyak daripada pupuk kompos dapat dikarenakan tanaman kurang maksimal dalam menyerap unsur hara untuk pertumbuhan tanaman dan perkembangan buah. Pupuk an organik seperti pupuk Urea memiliki kelemahan, yaitu kandungan unsur hara yang ada pada pupuk akan cepat menguap atau tercuci keluar dari zona perakaran apabila tidak langsung terserap oleh tanaman. Hal ini diduga terjadi pada saat penelitian, dosis pupuk Urea yang lebih besar yang diberikan kepada tanaman tercuci keluar dari zona perakaran sehingga


(50)

unsur hara yang terserap oleh tanaman menjadi berkurang. Selain itu, dosis pupuk P dan K yang diberikan pada awal penanaman diduga lebih banyak yang tercuci ke luar zona perakaran dibandingkan dengan yang diserap tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

1. Berat Buah Per Tanaman

Buah merupakan organ pada tanaman berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah. Buah tomat adalah hasil akhir yang akan dikonsumsi oleh masyarakat. Berat buah per tanaman mejadi penentu jumlah produksi yang dihasilkan selama budidaya tanaman. Pengamatan berat buah tanaman dilakukan dengan menjumlahkan keseluruhan hasil panen yang telah didapatkan mulai dari panen pertama hingga panen terakhir.

Dari hasil sidik ragam terhadap berat buah menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kompos limbah tembakau meningkatkan rata-rata hasil buah tanaman tomat per tanaman. Berat buah per tanaman antara perlakuan kombinasi pupuk Urea dengan kompos limbah tembakau berbeda nyata dengan perlakuan kompos limbah tembakau tanpa pupuk Urea. Perlakuan yang menunjukkan hasil berat buah per tanaman yang lebih tinggi daripada perlakuan lainnya adalah perlakuan E (0 kg N/hektar + 120 kg N kompos limbah tembakau/hektar) dengan rata-rata berat buah per tanaman adalah 1138,8 kg. Peningkatan produksi tomat disebabkan pemberian kompos limbah tembakau memperbaiki sifat tanah, baik sifat fisik, kimia maupun biologi tanah. Menurut penelitian Kartika, E., dkk. (2013), kombinasi pupuk organik dan pupuk an


(51)

organik mampu memperlihatkan pertumbuhan dan hasil tanaman tomat tertinggi. Kondisi tanah yang baik akan meningkatkan serapan unsur hara yang dibutuhkan tanaman selama masa pertumbuhan. Tingginya berat buah per tanaman diduga dipengaruhi kandungan unsur hara Nitrogen, Fosfor dan Kalium pada pupuk yang saling berkaitan, sehingga unsur-unsur tersebut diserap oleh tanaman dan berperan dalam mengaktifkan enzim-enzim yang berperan dalam metabolisme. Dari hasil metabolime tersebut digunakan untuk melaukan fotosintesis yang hasilnya berupa fotosintat. Hasil fotosintat inilah yang lebih banyak akan ditranslokasikan kepada

buah. Menurut Mengel dan Header (1973), dalam Mas’ud, P. (1993) bahwa translokasi fotosintat ke buah tomat dipengaruhi oleh Kalium. Kalium mempengaruhi pergerakan fotosintat dari sel mexofil menuju akar, hal ini akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan akar. Dengan meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan akar maka proses penyerapan unsur hara oleh akar tanaman akan meningkat dan fotosintat ke buah juga akan lebih banyak dihasilkan, dan pada akhirnya akan terjadi peningkatan bobot buah. Pemberian pupuk organik berpengaruh positif terhadap produksi tanaman tomat (Odoemena, C. S. I., 2005; Olaniyi, J. O dan A. T. Ajibola, 2008).

Perlakuan A (80 kg N/hektar + 40 kg N kompos limbah tembakau/hektar) hanya menghasilkan berat buah per tanaman sebanyak 397,9 kg. Namun, perlakuan E (0 kg N/hektar + 120 kg N kompos limbah tembakau/hektar) berpengaruh tidak nyata terhadap perlakuan D (20 kg N/hektar + 100 kg N kompos limbah tembakau/hektar) dengan rata-rata berat buah per tanaman 815,1 kg. Pada perlakuan A (80 kg N/hektar + 40 kg N kompos limbah tembakau/


(52)

hektar) dengan perbandingan pupuk an organik lebih besar dibandingkan dengan perlakuan lainnya memberikan hasil yang lebih rendah. Hal ini diduga karena tanaman mengalami defisiensi N, tanaman tidak mampu secara baik menyerap unsur hara di dalam tanah. Hal ini sejalan dengan pendapat Gardner, et al. (1991) yang menyatakan kekurangan dan kelebihan Nitrogen menyebabkan pertumbuhan batang dan daun terhambat karena pembelahan dan perbesaran sel terhambat, sehingga menyebabkan tanaman kekurangan klorofil. Terhambatnya pertumbuhan tanaman pada masa vegetatif akan berlanjut pada terhambatnya pertumbuhan pada masa generatif. Tanaman tidak dapat menghasilkan bunga secara maksimum dan asimilat hasil fotosintesis untuk perkembangan buah tidak dapat diproduksi dengan baik. Sehingga kualitas buah yang dihasilkan akan menurun.

2. Jumlah Buah Per Tanaman

Jumlah buah merupakan keseluruhan buah yang dihasilkan setiap tanaman selama budidaya berlangsung. Dari hasil sidik ragam menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Semakin tinggi dosis kompos limbah tembakau yang diberikan relative meningkatkan jumlah buah tanaman tomat. Jumlah buah pada perlakuan D (20 kg N/hektar + 100 kg N kompos limbah tembakau/hektar), E (0 kg N/hektar + 100 kg N kompos limbah tembakau/hektar) memberikan pengaruh berbeda nyata dengan perlakuan A (80 kg N/hektar + 40 kg N kompos limbah tembakau/hektar), B (60 kg N/hektar + 60 kg N kompos limbah tembakau/hektar) dan C (60 kg N/hektar + 80 kg N kompos limbah tembakau/hektar). Rerata jumlah buah yang lebih tinggi terdapat pada perlakuan A (80 kg N/hektar + 40 kg N kompos limbah tembakau/hektar)


(53)

yaitu 30,500 buah per tanaman. Pemberian kompos limbah tembakau baik kompos saja maupun yang dikombinasikan dengan pupuk Urea menghasilkan buah yang jumlahnya tinggi. Efisiensi serapan N perlakuan kompos tanpa kombinasi dengan pupuk Urea pada tanaman tomat memberikan efisiensi serapan N yang nyata lebih tinggi dibandingkan dengan yang dikombinasikan dengan pupuk Urea (Adil, dkk., 2006). Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi tingginya jumlah buah dimungkinkan karena adanya pengaruh faktor tinggi tanaman. Pada parameter tinggi tanaman, perlakuan E menunjukkan hasil tinggi tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Tanaman yang lebih tinggi dapat memberikan hasil per tanaman yang lebih baik dibandingkan dengan tanaman yang lebih pendek. Hal ini karena tanaman yang lebih tinggi menunjukkan kemampuan perkembangan vegetatif yang lebih baik sehingga fotosintat yang dihasilkan akan lebih maksimal. Selain itu, banyaknya buah yang dihasilkan menunjukkan bahwa tanaman mampu menyerap unsur hara secara maksimal untuk pembentukan bunga dan buah. Pemberian bahan organik berupa kompos limbah tembakau mampu memperbaiki kualitas tanah. Seperti yang dijelaskan Tisdale, et al. (1993) dalam Gunawan, B. (2009), bahwa fungsi bahan organik untuk meningkatkan kapasitas pengikat air, memperbaiki kualitas struktur tanah, menurunkan pergerakan air dalam tanah dan menurunkan dampak pemampatan tanah. dengan kondisi tanah yang subru aka dapat merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman dengan baik. Apabila pertumbuhan tanaman pada vase vegetatif berjalan dengan baik maka akan berpengaruh pada vase generatif yang baik seperti pembentukan bunga dan buah.


(54)

Rendahnya hasil jumlah buah per tanaman pada perlakuan A (80 kg N/hektar + 40 kg N kompos limbah tembakau/hektar) dikarenakan unsur N yang ada pada pupuk Urea mengalami leaching pada saat aplikasi. Kurangnya unsur hara akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena unsur hara merupakan salah satu makanan bagi tanaman untuk mengasilkan energi. Apabila unsur hara terutama Nitrogen yang mempunyai peran besar selama proses pertumbuhan vegetatif tidak dapat terpenuhi dengan baikmaka proses metabolisme tanaman akan terhambat. Hal tersebut akan berpegaruh pada pertumbuhan dan hasil tanaman.

3. Diameter Buah

Buah merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi pada tanaman tomat. Pengukuran diameter buah merupakan salah satu cara untuk mengetahui pengaruh kombinasi pupuk Urea dan kompos limbah tembakau. Pengukuran diameter pada buah tomat dilakukan dengan menggunakan jangka sorong. Pengukuran dilakukan pada setiap buah tomat yang dipanen selama masa panen.

Dari hasil sidik ragam menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Pada uji jarak berganda duncan taraf kesalahan 5% terhadap diameter buah menunjukkan bahwa perlakuan E (0 kg N/hektar + 120 kg N kompos limbah tembakau/ hektar) memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap perlakuan A (80 kg N/hektar + 40 kg N kompos limbah tembakau/hektar) dan perlakuan B (60 kg N/hektar + 60 kg N kompos limbah tembakau/hektar), namun memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap perlakuan D (20 kg N/hektar + 100 kg N kompos limbah tembakau/hektar).


(55)

Pada perlakuan E (0 kg N/hektar + 120 kg N kompos limbah tembakau/hektar) menunjukkan rerata diameter buah yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Hal ini karena kompos limbah tembakau dapat memperbaiki struktur tanah sehingga mikorba dalam tanah dapat berkembang dengan baik, struktur tanah menjadi lebih baik yang tanaman dapat menyerap unsur hara yang tersedia di dalam tanah secara maksimal. Unsur Kalium yang terkandung di dalam tanah yang didapatkan dari proses pemupukan mampu terserap secara baik oleh tanaman sehingga buah dapat tumbuh dengan baik. Dalam proses fotosintesis, Kalium mempengaruhi proses membuka dan menutupnya stomata. Dengan meningkatnya Kalium akan membuat stomata pada tanaman membuka. Proses pembukaan stomata akan memudahkan CO2 masuk ke dalam daun dan digunakan untuk proses fotosintesis. Dengan meningkatnya hasil fotosintesi pada tanaman, maka akan memberikan hasil pada meningkatnya diameter buah. Secara umum, penurunan dosis pupuk Urea pada setiap perlakuan menghasilkan diameter buah yang lebih tinggi. Sehingga penggunaan pupuk Urea dapat digantikan dengan penggunaan kompos limbah temabaku sebagai sumber pupuk Nitrogen bagi tanaman.

Berbeda denga perlakuan E (0 kg N/hektar + 120 kg N kompos limbah tembakau/hektar), perlakuan A (80 kg N/hektar + 40 kg N kompos limbah tembakau/hektar) memberikan rerata diameter yang lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan lain. Hal ini diduga karena tanaman belum dapat secara maksimal menyerap unsur hara di dalam tanah sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi terhambat. Seperti dijelaskan oleh Wasonowati,


(56)

C. (2009), pada waktu mengalami kekurangan air dan unsur hara maka laju pertumbuhan akan menurun, laju perbesaran sel lebih lambat sehingga ukuran sel lebih kecil dan pembentukan bunga terhambat sehingga berpengaruh terhadap hasil akhir.


(57)

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Kompos limbah tembakau dapat menggantikan kebutuhan Urea dalam budidaya tanaman tomat.

2. Pemberian 120 kg N kompos limbah tembakau/ hektar cenderung memberikan hasil yang lebih baik pada fase vegetatif tanaman dan mampu memberikan hasil yang lebih baik pada fase generatif tanaman tomat.

B. Saran

1. Aplikasi untuk para petani dapat menggunakan dosis 120 kg kompos limbah tembakau/ hektar sebagai pengganti pupuk Urea untuk mengurangi biaya produksi dan memperbaiki kondisi tanah.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Adil, W. H., Novianti, S., dan Ika, R. 2006. Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Nitrogen Terhadap Tanaman Sayuran. Biodiversitas 7(1)

Anomsari, S. D. dan B. Prayudi. 2012. Budidaya Tomat. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, Semarang.

Afandi, R. dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta.

Arifin, Z. 2003. Pengaruh Aplikasi PupukOrganik Terhadap Pertumbuhandan Hasil Tanaman Padi Sawah.Skripsi Jurusan Agronomi FakultasPertanian dan KehutananUniversitas Brawijaya. Malang. BPTP Yogyakarta. 2013. Budidaya Tomat.

http://yogya.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content &view=article&id=706:budidaya-tomat-&catid=14:alsin. Diakses Tanggal 7 April 2015

Cahyono, B. 1998. Tembakau, Budi daya dan Analisis Tani. Yogyakarta :Kanisius.

Darman, S. 2006. Efisiensi Serapan Fosfat dan Pengaruh Komponen Beberapa Sifat Kimia Tanah Terhadap Hasil Tanaman Kedelai Akibat Pemberian Ekstrak Kompos Dan Pupuk Fosfat Pada Oxic Dystrudepts. J. Agrisains 7(2): 86-93.

Didit. 2010. Cara Budidaya Tomat ( Lycopersicum esculentun Mill).

<http://tani.blog.fisip.uns.ac.id/2010/11/24/cara-budidaya-tomat-lycopersicon-esculentum-mill/>. Diakses Tanggal 7 Arpil 2015 Dou, H. 2004. Effect of Cutting Application on to Growth an Yield. 5-15p.

Effendi, M., Purnawanti, A. M., dan Budi, G. P. 2007. Pengaruh Dosis Limbah Media Tanam Jamur TiramDan Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan danProduksi Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill.). Agritech IX(2):178-192

Franky, J.P. 2011. Simulasi Biomassa Akar, Batang, Daun dan Biji Jagung Hibrida Pada Beberapa Perlakuan Pemberian Nitrogen. Eugenia 17(1) Gardner, F.P dan R.B, Pearce dan R.L, Michell. 1991. Fisiologi Tanaman

Budidaya, penerjemah Herawati Susilo, Universitas Indonesia. Press. Jakarta. 428 hal


(1)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Salah satu kelebihan pupuk organik adalah memperbaiki struktur tanah, dengan meningkatnya kualitas tanah, maka peningkatan kemampuan akar tanaman untuk menyerap air dan unsur hara N dalam tanah yang pada gilirannya akan menunjang peningkatan perkembangan bagian tanaman di atas permukaan tanah. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kompos limbah tembakau mengandung kadar N Total sebesar 2,23%.

Tabel. Tinggi Tanaman, Rerata Berat Segar dan Berat Kering

Perlakuan Tinggi

Tanaman (cm)

Berat Segar (gram)

Berat Kering (gram)

A. 80 kg N/hektar + 40 kg N kompos limbah tembakau/ hektar

88,375 88,12 13,883

B. 60 kg N/hektar + 60 kg N kompos limbah tembakau/ Hektar

92,675 108,11 17,160

C. 60 kg N/hektar + 80 kg N kompos limbah tembakau/ hektar

92,375 111,69 17,918

D. 20 kg N/hektar + 100 kg N kompos limbah tembakau/ hektar

95, 375 97,96 15,398

E. 0 kg N/hektar + 120 kg N kompos limbah tembakau/ hektar

100,000 111,96 17,728

Tinggi Tanaman

Dari hasil sidik ragam menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata. Penggunaan pupuk an-organik dapat digantikan menggunakan pupuk kompos limbah tembakau mulai dari penggunaan 60 kg N sampai 120 kg N yang dibutuhkan tanaman. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian kompos limbah tembakau dapat mengurangi penggunaan pupuk an-organik.

Pada pertumbuhan vegetatif, perkembangan sel tanaman tersebut dapat dilihat pada tinggi tanaman. Unsur Nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro yang berperan penting pada masa pertumbuhan baik untuk pertumbuhan maupun perkembangan sel tanaman. Dou (2004) menjelaskan bahwa, Nitrogen dikenal sebagai penyusun struktur sel tanaman dan berperan penting dalam pembentukan dan pertumbuhan sel. Pemberian pupuk kompos limbah tembakau akan meningkatkan kandungan bahan organik pada tanah. Bahan organik tersebut dapat memberikan tambahan unsur hara di dalam tanah, memperbaiki struktur tanah dan memperbaiki aktivitas mikroorganisme di dalam tanah.


(2)

Gambar 1. Grafik Tinggi Tanaman Tomat

Gambar 1 menunjukkan pertumbuhan tinggi tanaman selama 5 minggu setelah tanam. Pada awal pertumbuhan tanaman tomat mengalami pertambahan tinggi tanaman dalam jumlah kecil, setelah memasuki minggu kedua sampai minggu keempat pertambahn tinggi tanaman berlangsung lebih cepat dan kecepatan pertumbuhan tinggi tanaman akan berkurang pada minggu kelima. Penurunan tinggi tanaman pada minggu kelima terjadi karena tanaman telah berbunga dan memasuki masa vegetatif maksimum. Seperti dikemukakan Nugraha (2010) pada saat tanaman berumur 30 HST kadar Nitrogen lebih kecil daripada sebelumnya karena unsur Nitrogen dalam tanah telah banyak diserap oleh tanaman untuk mendukung pertumbuhan vegetatif khususnya pembentukan batang dan daun.

Berat Segar Tanaman

Berat segar seluruh tanaman merupakan hasil pertumbuhan vegetatif tanaman yang memanfaatkan energi cahaya matahari untuk proses fotosintesis secara maksimal. Dari hasil sidik ragam menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Perlakuan penambahan kompos limbah tembakau dapat meningkatkan kadar Nitrogen tersedia di dalam tanah, hal ini dimungkinkan karena kompos mampu menyediakan makanan untuk mikroorganisme di dalam tanah, selain itu proses konsumsi mikroorganisme tersebut mampu menghasilkan Nitrogen secara alami. Selain itu, dengan penambahan bahan organik maka sifat Nitrogen dalam pupuk Urea yang mudah tercuci di dalam tanah akan diperkecil karena pupuk organik mampu mengikat unsur hara dan menyediakan unsur hara sesuai kebutuhannya, sehingga dengan adanya pupuk organik efektifitas dan efisiensi pemupukan menjadi lebih tinggi. Hal tersebut didukung dengan pernyataan Nugraha (2010) yang menyatakan bahwa, interaksi pemberian pupuk N dan pupuk organik berpengaruh nyata dengan terhadap kandungan bahan organik tanah karena pupuk N tersebut dapat digunakan mikrobia untuk proses metabolisme dan pertumbuhannya, yang akhirnya akan diubah menjadi humus, sehingga bahan organik akan meningkat.

Berat Kering Tanaman

Selama pertumbuhan, tanaman mengalami fotosintesis dan berat kering merupakan hasil akumulasi fotosintat dari fotosintesis yang dilakukan oleh


(3)

tanaman. Dari hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pada masing-masing perlakuan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata. Perlakuan E dengan penggunaan 100% kompos limbah tembakau menunjukkan hasil berat kering tanaman yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan A dengan dosis pupuk Urea yang lebih tinggi. Penyerapan unsur hara yang hampir sama besar oleh tanaman sehingga hasil fotosintat juga menunjukkan hal yang sebanding. Berat kering tanaman dipengaruhi oleh perkembangan daun dan intensitas matahari. Pada penelitian menunjukkan bahwa intensitas cahaya yang diterima tanaman selama masa pertumbuhan relative sama.

Tabel. Uji Jarak Berganda Duncan 5% Terhadap Berat Buah Per Tanaman, Jumlah Buah Per Tanaman dan Diameter Buah

Perlakuan

Berat Buah/ tanaman

Jumlah Buah/ tanaman

Diameter Buah

A. 80 kg N/hektar + 40 kg N kompos limbah tembakau/ hektar

397,9 c 17,000 b 3,2300 c

B. 60 kg N/hektar + 60 kg N kompos limbah tembakau/ hektar

456,2 bc 19,000 b 3,4600 c

C. 60 kg N/hektar + 80 kg N kompos limbah tembakau/ hektar

602,6 bc 22,000 b 3,7925 b

D. 20 kg N/hektar + 100 kg N kompos limbah tembakau/ hektar

815,1 ab 29,000 a 3,9500 ab

E. 0 kg N/hektar + 120 kg N kompos limbah tembakau/ hektar

1138,8 a 30,500 a 4,1225 a

Berat Buah Per Tanaman

Buah tomat adalah hasil akhir yang akan dikonsumsi oleh masyarakat. Berat buah per tanaman mejadi penentu jumlah produksi yang dihasilkan selama budidaya tanaman. Dari hasil sidik ragam terhadap berat buah menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Dari hasil Uji Jarak Berganda Duncan, perlakuan yang menunjukkan hasil berat buah per tanaman yang lebih baik daripada perlakuan lainnya adalah perlakuan E dengan rata-rata berat buah per tanaman adalah 1138,8 kg. Peningkatan produksi tomat disebabkan pemberian kompos limbah tembakau memperbaiki sifat tanah, baik sifat fisik, kimia maupun biologi tanah. Meningkatnya sifat-sifat tanah akan sejala dengan meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan akar maka proses penyerapan unsur hara oleh akar tanaman akan meningkat dan fotosintat ke buah juga akan lebih banyak dihasilkan, dan pada akhirnya akan terjadi peningkatan bobot buah. Menurut penelitian Kartika, dkk. (2013), kombinasi pupuk organik dan pupuk an organik mampu memperlihatkan pertumbuhan dan hasil tanaman


(4)

tomat tertinggi. Tingginya berat buah per tanaman diduga dipengaruhi kandungan unsur hara Nitrogen, Fosfor dan Kalium pada pupuk yang saling berkaitan da unsur-unsur tersebut diserap oleh tanaman dan berperan dalam proses metabolisme untuk perkembangan buah.

Sedangkan Perlakuan A hanya menghasilkan berat buah per tanaman yang lebih rendah dibandingkan dengan perlauan lainnya yaitu sebanyak 397,9 kg. Hal ini diduga karena tanaman mengalami defisiensi N, tanaman tidak mampu secara baik menyerap unsur hara di dalam tanah. Hal ini sejalan dengan pendapat Gardner, et al. (1991) yang menyatakan kekurangan dan kelebihan Nitrogen menyebabkan pertumbuhan batang dan daun terhambat. Terhambatnya pertumbuhan tanaman pada masa vegetatif akan berlanjut pada terhambatnya pertumbuhan pada masa generatif. Tanaman tidak dapat menghasilkan bunga secara maksimum dan asimilat hasil fotosintesis untuk perkembangan buah tidak dapat diproduksi dengan baik.

Jumlah Buah Per Tanaman

Jumlah buah merupakan keseluruhan buah yang dihasilkan setiap tanaman selama budidaya berlangsung. Dari hasil sidik ragam menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Semakin tinggi dosis kompos limbah tembakau yang diberikan relative meningkatkan jumlah buah tanaman tomat. Dari hasil Uji Jarak Berganda Duncan, perlakuan yang menunjukkan rerata jumlah buah yang lebih baik terdapat pada perlakuan E yaitu 30,500 buah per tanaman. Efisiensi serapan N perlakuan kompos tanpa kombinasi dengan pupuk Urea pada tanaman tomat memberikan efisiensi serapan N yang nyata lebih tinggi dibandingkan dengan yang dikombinasikan dengan pupuk Urea (Adil, dkk., 2006). Pemberian bahan organik berupa kompos limbah tembakau mampu memperbaiki kualitas tanah. Sehingga banyaknya buah yang dihasilkan menunjukkan bahwa tanaman mampu menyerap unsur hara secara maksimal untuk pertumbuhan tanaman, pembentukan bunga dan buah. Seperti yang dijelaskan Tisdale, et al. (1993) dalam Gunawan Budiyanto (2009), bahwa fungsi bahan organik untuk meningkatkan kapasitas pengikat air, memperbaiki kualitas struktur tanah, menurunkan pergerakan air dalam tanah dan menurunkan dampak pemampatan tanah.

Rendahnya hasil jumlah buah per tanaman pada perlakuan A dikarenakan salah satu kelemahan pupuk kompos adalah slow release serta unsur N yang ada pada pupuk Urea mengalami leaching pada saat aplikasi. Kurangnya unsur hara akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena unsur hara merupakan salah satu makanan bagi tanaman untuk mengasilkan energi.

Diameter Buah

Buah merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi dari budidaya tanaman tomat. Dari hasil sidik ragam menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Pada Uji Jarak Berganda Duncan taraf kesalahan 5% terhadap diameter buah menunjukkan bahwa perlakuan E menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Hal ini karena kompos limbah tembakau dapat memperbaiki struktur


(5)

tanah sehingga mikorba dalam tanah dapat berkembang dengan baik, struktur tanah menjadi lebih baik sehingga tanaman dapat menyerap unsur hara yang tersedia di dalam tanah secara maksimal. Unsur Kalium yang terkandung di dalam tanah yang didapatkan dari proses pemupukan mampu terserap secara baik oleh tanaman sehingga buah dapat tumbuh dengan baik. Hermawati (2007) menjelaskan bahwa dalam proses fotosintesis, Kalium mempengaruhi proses membuka dan menutupnya stomata. Dengan meningkatnya Kalium akan membuat stomata pada tanaman membuka. Proses pembukaan stomata akan memudahkan CO2 masuk ke dalam daun dan digunakan untuk proses fotosintesis.

Dengan meningkatnya hasil fotosintesi pada tanaman, maka akan memberikan hasil pada meningkatnya diameter buah.

Sedangkan perlakuan A memberikan rerata diameter yang lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan lain. Hal ini diduga karena tanaman belum dapat secara maksimal menyerap unsur hara di dalam tanah sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi terhambat atau dapat dikarenakan kurangnya unsur hara yang dapat diserap tanaman. Seperti dijelaskan oleh Wasonowati (2009), pada waktu mengalami kekurangan air dan unsur hara maka laju pertumbuhan akan menurun, laju perbesaran sel lebih lambat sehingga ukuran sel lebih kecil dan pembentukan bunga terhambat sehingga berpengaruh terhadap hasil akhir.

PENUTUP

Simpulan

1. Kompos limbah tembakau dapat menggantikan kebutuhan Urea dalam budidaya tanaman tomat.

2. Pemberian 120 kg N kompos limbah tembakau/ hektar cenderung memberikan hasil yang lebih baik pada fase vegetatif tanaman dan mampu memberikan hasil yang lebih baik pada fase generatif tanaman tomat.

Saran

1. Aplikasi untuk para petani dapat menggunakan dosis 120 kg kompos limbah tembakau/ hektar sebagai pengganti pupuk Urea untuk mengurangi biaya produksi dan memperbaiki kondisi tanah.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Adil, W. H., Novianti, S., dan Ika, R. 2006. Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Nitrogen Terhadap Tanaman Sayuran. Biodiversitas 7(1)

Dou, H. 2004. Effect of Cutting Application on to Growth an Yield. 5-15p.

Effendi, M., Purnawanti, A. M., dan Budi, G. P. 2007. Pengaruh Dosis Limbah Media Tanam Jamur TiramDan Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan danProduksi Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill.). Agritech IX(2):178-192

Gardner, F.P dan R.B, Pearce dan R.L, Michell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya, penerjemah Herawati Susilo, Universitas Indonesia. Press. Jakarta. 428 hal

Gunawan, Budiyanto. 2009. Bahan Organik dan Pengelolaan Nitrogen Lahan Pasir. UNPAD Press. 192 hal

Harjadi. 1991. Pengantar Agronomi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Kartika, Elis., Z. Gani dan D. Kurniawan. 2013. Tanggapan Tanaman Tomat

Terhadap Pemberian Kombinasi Pupuk Organik dan Pupuk An organik. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Jambi 2(3)

Nugraha, Yoga Maulana. 2010. Kajian Pengguanaan Pupuk Organik dan Jenis Pupuk N Terhadap Kadar N Tanah, Serapan N dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Pada Tanah Litosol Gemolong. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Skripsi

Mulyati, R.S. Tejowulan, dan V.A. Otarina. 2007. Respon Tanaman Tomat terhadap Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Urea terhadap Pertumbuhan dan Serapan N. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNRAM. Agroteksos 17(1):51-56

Murbandono, H.. 2002. Sekilas Tentang Pupuk dan Kompos.Penebar Swadaya, Jakarta

Podlejski, J. & Olejniczak, W. 1983. Methods and Techniques in Research ofTobacco Flavour. Nahrung 27(5):429-436

Wahyudi, I.. 2009. Manfaat Bahan Organik Terhadap Peningkatan Ketersediaan Fosfor dan Penurunan Toksisitas Alumunium di Ultisol. Disertsi Program Pascasarjana Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang.

Yunus, M. 1991. Pengelolaan Limbah Peternakan. Jurusan Produksi Ternak LUW-Universitas Brawijaya. Animal Husbandry Project. 117 hlm