PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 TERHADAP PELAKSANAAN MAPEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MTs NEGERI LOANO PURWOREJO

(1)

PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 TERHADAP PELAKSANAAN MAPEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI MTs NEGERI LOANO PURWOREJO

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) strata satu

pada prodi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh :

Muhammad Danang Arrozi NPM : 20120720123

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH YOGYAKARTA


(2)

1

PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 TERHADAP PELAKSANAAN MAPEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI MTs NEGERI LOANO PURWOREJO

SKRIPSI

Oleh :

Muhammad Danang Arrozi NPM : 20120720123

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH YOGYAKARTA


(3)

2

PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Muhammad Danang Arrozi Nomor Mahasiswa : 20120720123

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu Perguruan Tinggi.

Sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 25 November 2016 Yang membuat pernyataan

Muhammad Danang Arrozi NIM. 20120720123


(4)

3

MOTTO

لق

له

يوت سي

نيذَلا

و ل عي

نيذَلاو

ا

و ل عي

َنإ

رَكذتي

ولوأ

ب لأا

Katakanlah:”Apakah sama antara orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?”. Sesungguhnya seseorang yang menerima pelajaran adalah orang yang berakal


(5)

4

PERSEMBAHAN

Dengan izin dan rahmat Allah SWT yang Maha Kuasa. Segenap rasa hormat dan terimakasih yang sedalam-dalamnya, saya persembahkan karya sederhana ini sebagai wujud rasa cinta, bakti dan taat kepada:

1. Kedua orangtua tercinta, Bapak Syamsul Hadi dan Ibu Amin Khasanah yang sangat saya sayangi dan telah mencurahkan seluruh tenaga, harta, serta do’a dan semangatnya.

2. Adik tersayang, Erika Rusdiana Haedi yang turut mendo’akan untuk

menyelesaikan sekripsi.

3. Dosen-dosen program studi Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan pendidikan dan pengajaran serta bimbingan selama belajar di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Almamater tercinta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Berterimakasih kepada teman-teman kontrakan Bapak Mujiono Slamet yaitu Andri Okta Kurniawan, Hilmi Fauzi, dan Andita Dwi Putra yang selalu memotivasi, berjuang bersama dan menyemangati saya dalam menyusun sekripsi.

5. Berterimakasi kepada Laily Istnaini Fauziyah dan Pani Nur Cahyani yang telah memberikan arahan dan saran dalam mengerjakan sekripsi dan teman-teman dari PAI C (Gamadinamic).

6. Teman-teman yang selalu menemani saya saat berada di Yogyakarta untuk Akromal Umam dan Syamsudin Mochtar memberikan semangat dan perhatian dalam mengerjakan sekripsi.


(6)

5

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN NOTA DINAS ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

ABSTRAK ... xx

ABSTRACT ... xxi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN ... xxii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 7

D. Sistematika pembahasan ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIK ... 10

A. Tinjauan Pustaka ... 10


(7)

6

1. Kurikulum ... 14

a. Pengertian Kurikulum ... 14

b. Kurikulum 2013 ... 16

c. Komponen Kurikulum 2013 ... 17

d. Peran dan Fungsi Kurikulum ... 20

e. Tujuan Kurikulum ... 20

2. Pendidikan Agama Islam ... 24

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 24

b. Kurikulum Pendidikan Agama Islam ... 25

c. Landasan Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam ... 27

d. Kegiatan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 ... 30

e. Pelatihan Kurikulum 2013 bagi Guru ... 31

f. Pengelolaan Pendidikan Agama Pada Sekolah ... 33

3. Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum 2013 ... 35

a. Pengertian Evaluasi Kurikulum ... 35

b. Tujuan Evaluasi Kurikulum ... 36

c. Fungsi Evaluasi ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 40

A. Metode Penelitian... 40

1. Jenis Penelitian ... 40

2. Lokasi Penelitian ... 40

3. Subyek Penelitian ... 41

4. Metode Pengumpulan Data ... 41

5. Instrument Penelitian ... 43

6. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 45

B. Ketenangan dan Prasarana ... 58


(8)

7

2. Kondisi Sarana dan Prasarana ... 59

3. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 59

C. Pembahasan ... 62

1. Penerapan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran PAI di MTs Negeri Loano Purworejo ... 62

2. Ketercapaian Kurikulum 2013 di MTs Negeri Purworejo ... 83

3. Hambatan Pelaksanaan Kurikulum 2013 di MTs Negeri Loano Purworejo... 103

BAB V PENUTUP ... 106

A. Kesimpulan... 106

B. Kritik dan Saran ... 108 DAFTAR PUSTAKA


(9)

8

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Beban Ajar Guru Madrasah ... 94 Tabel 4.2 Program Waka Kurikulum Madrasah ... 95


(10)

9

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Saat Guru Madrasah Mengajar Menggunakan Media 67

Gambar 4.2 Kegiatan Awal Melakukan Pembelajaran ... 73

Gambar 4.3 Upacara Atau Apel Pagi ... 86

Gambar 4.4 Kegiatan saat Istirahat ... 86

Gambar 4.5 Ruang Perpustakaan ... 88

Gambar 4.6 Buku Paket Pelajaran ... 89

Gambar 4.7 Slogan ... 92

Gambar 4.8 Metode Pengajaran Guru Madrasah ... 99

Gambar 4.9 Media Pembelajaran ... 102

Gambar 4.10 Ketersediaan Buku Belajar ... 106

Gambar 4.11 Kelas yang Memakai Media LCD ... 108


(11)

(12)

JUDUL: PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 TERHADAP PELAKSANAAN MAPEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI MTs NEGERI LOANO PURWOREJO Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi pelaksanaan kurikulum 2013 di MTs Negeri Loano Purworejo khususnya pada penerapan, pencapaian dan hambatan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 di MTs Negeri Loano Purworejo. Dengan harapan peneliti mengetahui lebih luas kurikulum 2013 di Madrasah yang ditelitinya.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif (Qualitative research) adalah suatu suatu penelitian yang diajukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis denomena, perestiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok. Data diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi yang berfungsi mengukur kinerja kurikulum untuk mengotrol pelaksanaan kurikulum yang sedang berjalan.

Hasil penelitian Kurikulum 2013 MTs Negeri Loano Purworejo sebagai madrasah Negeri

di Kabupaten Purworejo yang menerapkan kurikulum 2013 untuk belajar mengajar dalam kelas, jika kita lihat lebih dalam MTs Negeri Loano Purworejo mempunyai keunggulan untuk menerapkan kurikulum 2013 dalam menjadikan peserta didik beriman dan bertakwa. Ketercapaian sekolah dalam implementasi kurikulum 2013 adalah kepemimpinan kepala sekolah, terutama dalam mengoordinasikan, menggerakkan, dan menyelaraskan semua sumberdaya pendidikan yang tersedia. Peran waka kurikulum dalam mengatur kegiatan belajar mengajar seperti mengatur beban belajar guru madrasah dan peserta didik, mengadakan pembagian tugas guru sesuai dengan bidangnya dan guru madrasah juga turut ikut ambil dalam pengembangan kurikulum 2013.MTs Negeri Loano Purworejo sendiri dalam pelaksanaan kurikulum 2013 mengalami hambatan dalam pengadaan buku mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Adapun dalam proses belajar mengajar peserta didik yang kurang mampu menangkap materi yang disampaikan, dan peserta didik yang memahami materi yang di sampaikan oleh guru madrasah sehingga guru madrasah membutuhkan waktu ataupun usaha dalam mengulang materi yang sulit tersebut kepada peserta didik yang kesulitan dalam memahami materikurikulum 2013 maka pelatihan untuk guru madrasah dilaksanakan, dan sosialisasi mengubah pemikiran para guru madrasah untuk mengembangkan kurikulum tersebut.


(13)

Abstract

This research aims to know the curriculum implementation evaluation of 2013 in MTs Country Loano Purworejo, especially at the implementation, achievements and obstacles in the implementation of the curriculum in 2013 MTs Country Loano Purworejo. With the hope of researchers know the broader curriculum of the Madrasah ditelitinya in 2013.

This research is qualitative research (Qualitative research) is a proposed research to describe and analyze the phenomenon, event, social activity, attitudes, beliefs, perceptions, thinking people individually and groups. Data obtained from the results of the interviews, observation, and documentation. This research is the research evaluation function to measure the performance of the curriculum to control the implementation of a curriculum that is running.

Results of the study Curriculum 2013 MTs Country Loano Purworejo as Affairs school in Purworejo which implement a curriculum for teaching and learning in the 2013 class, if we look deeper into the MTs Country Loano Purworejo advantages to implement curriculum 2013 in making the students believe and cautious. Achievement of school curriculum implementation in 2013 is the headmaster's leadership, especially in a coordinate, harmonious, and move all the available educational resources. Waka's role in organizing the curriculum teaching and learning activities such as arranging load learning teacher of school and learners, performing duty teachers in accordance with their fields and madrasah teacher also took in curriculum development in 2013. MTs Country Loano Purworejo itself in the implementation of curriculum 2013 experience obstacles in procuring the books subject Islamic studies. Now in the process of teaching and learning the learners who are less able to catch the material presented, and learners who understand the material conveyed by the madrasah teachers so that teachers of madrassa takes time or effort in repeating a difficult material to learners who have difficulty in understanding material of curriculum 2013 then training for teachers of school was carried out, and the socialization of the teachers school changed the thinking to develop the curriculum.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Menghadapi tantangan di era globalisasi dilakukan dengan beberapa kebijakan oleh pemerintah, salah satunya pada bidang pendidikan. Pendidikan merupakan wadah untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia serta mengembangkan potensi bagi penerus bangsa. Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan dilakukan agar pendidikan di Indonesia semakin maju. Kurikulum menjadi sorotan utama bagi pengembangan pendidikan di Indonesia karena kurikulum merupakan hal mendasar yang diperlukan untuk merubah sistem pendidikan.

Kurikulum di Indonesia telah melalui beberapa kali pergantian dalam perjalannya kurikulum berganti pada tahun 1947, 1952, 1968, 1984, 1994, 2004, dan 2006. Pada perubahan kurikulum tersebut untuk mempersiapkan peserta didik agar lebih siap dalam menghadapi tantangan-tangangan dimasa depan melalui pengetahuan, ketrampilan, sikap dan keahlian untuk beradaptasi serta bisa bertahan hidup dalam lingkungan yang senantiasa berubah. Kurikulum juga diartikan sebagai perangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Departemen Pendidikan, Keputusan Menteri Pendidikan, Nomor 23 Tahun 2013).

Penyempurnaan dan kurikulum 2013 terkesan tergesa-gesa tanpa dibarengi dengan perencanaan dan pemikiran yang bulat. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa alasan, yakni, KTSP yang digulirkan Tahun 2006, yang belum sempat dilaksanakan dengan tuntas, tiba-tiba dengan bergantinya menteri berganti pula kurikulum, dan penyediaan buku ajar atau buku pelajaran dalam waktu yang relatif pendek. Dapat dibayangkan hasil sebuah pekerjaan yang


(15)

dikerjakan tergesa-gesa, hal ini paradox dengan motto kurikulum 2013 yang berbasis

science”, dan jika dicermati buku-buku yang diproduksi secara sentralistik, tidak sesuai dengan perbedaan kemampuan, keahlian, dan perbedaan karakteristik masing-masing sekolah. Kurikulum 2013 merupakan usaha yang terpadu antara rekonstruksi kompetensi lulusan, dengan kesesuaian dan kecukupan, keluasan dan kedalaman materi, revolusi pembelajaran dan reformasi penilaian. Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 merupakan bagian dari lanjutan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, dimana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan sesuai dengan setandar nasional yang telah disepakati (Departemen Pendidikan, Keputusan Menteri Agama No. 20 Th. 2003).

Kurikulum 2013 mengembangkan keseimbangan antara pengembangan pengembangan sikap (keagamaan dan sosial), rasa ingin tahu, kreativitas, kerjasama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik. Sekolah tidak terpisah dari masyarakat karena kurikulum memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari dari sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar. Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidikan dalam rangka mempersiapkan pesertadidik untuk meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan utuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Majid dan Andayani, 2005:132).

Pendidikan Agama Islam seharusnya dapat mendasari pendidikan-pendidikan lain, serta menjadi primadona bagi masyarakat, orang tua dan siswa. Pendidikan Agama Islam juga seharusnya mendapat waktu proporsional. Demikian halnya dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, Pendidikan Agama Islam harus dijadikan tolak ukur dalam membentuk karakter


(16)

dan pribadi siswa serta membangun moral bangsa. Namun kenyataannya, seolah-olah Pendidikan Agama Islam kurang memberi kontribusi ke arah itu. Munculnya anggapan-anggapan yang kurang menyenangkan tentang pendidikan agama, seperti: Islam di ajarkan lebih pada aspek kognitif, yaitu hafalan, padahal Islam penuh dengan nilai-nilai yang harus di praktekkan pendidikan lebih di tekankan pada hubungan formalitas antara hamba dengan tuhannya penghayatan nilai-nilai agama kurang mendapat penekanan. Hal ini di sebabkan hasil belajar siswa dalam pelajaran agama di ukur dengan berapa banyak hafalan dan mengerjakan ujian di kelas.

Sebagai kurikulum yang mengembangkan sikap (keagamaan dan sosial), rasa ingin tahu, kreativitas, kerjasama dengan kemampuan intelektual dan sikomotor, kurikulum 2013 mengembangkan ketrampilan menrapkan untuk setiap pengertian yang di pelajari di kelas dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat sehingga hasil belajar tidak hanya di amati pada aspek kognitif saja. Dengan demikian proses pembelajaran tidak semata-mata di arahkan agar siswa mampu menguasai sejumlah materi pembelajaran melalui metode penuturan, akan tetapi benar-benar di arahkan agar siswa dapat leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap dan ketrampilan. Salah satu komponen yang sering di jadikan faktor penyebab menurunnya mutu pendidikan adalah kurikulum (Madjid dan Andayani, 2005:2).

Penyelenggaraan pendidikan seperti yang diamanatkan dalam Undang–Undang Dasar tahun 1945 bahwa pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak serta diharapkan dapat mewujudkan proses perkembangan kwalitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuhkembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang jaman. Dalam Undang–Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab kita bersama.


(17)

Maka MTs Negeri Loano selalu berusaha untuk mewujudkan keberhasilan pendidikan yang berkualitas.

Banyak sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 salah satu sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013 yaitu MTs Negeri Loano Purworejo. Karena termasuk kurikulum baru, maka dalam pelaksanaannya masih menimbulkan berbagai permasalahan, diantaranya kesiapan guru dan siswa, terbatasnya sarana dan prasarana yang di gunakan dalam proses pembelajaran. Kurikulum 2013 menanamkan dalam diri siswa untuk menerapkan Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Selain faktor pendukung, juga terdapat faktor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013, khususnya pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Pelajaran di MTs Negeri Loano purworejo terdiri dari 5 (lima) mata pelajaran, yang meliputi Al-Qur’an Hadist, Aqidah Akhlak, Fiqih, Bahasa Arab, dan Sejarah kebudayaan Islam.

Sebagaimana yang diungkapkan Bapak Syamsul (Wakil Kepala Kurikulum) di SMP MTs Negeri Loano Purworejo sebagai berikut:

Pemberlakuan Kurikulum 2013 di MTs Negeri Loano Purworejo berdasarkan surat edaran Dierektorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian agama telah menerbitkan surat edaran nomor SE/DJ.1/PP.00/143/2015 tanggal 5 Januari 2015. Pada awal pelaksanaan Kurikulum 2013 dipandang berat untuk dilaksanakan, dikarnakan fasilitas atau sarana dan prasarana yang belum mencukupi. Beberapa kendala yang dihadapi MTs Negeri Loano Purworejo dalam melaksanakan kurikulum 2013 disamping sarana dan prasarana, kurangnya fasilitas sekolah, latar belakang siswa dari kalangan yang kurang mampu, media pembelajaran yang belum memadahi dan pelaksaan Kurikulum 2013 juga harus didukung dengan pelatihan guru Pendidikan Agama Islam (observasi pada tanggal 16 Agustus 2016).

Hasil menunjukkan bahwa MTs Negeri Loano purworejo telah melaksanakan kurikulum 2013 hasil wawancara bapak Maksum S. Pd pada kamis 16 Agustus 2016:

“pemberlakuan kurikulum 2013, dengan mengacu pada surat edaran Dirjen Pendidikan

Agama Islam kementrian agama RI tentang penerapan kurikulum 2013 tanggal 8 Juli 2013 yang isinya siap menerapkan kurikulum 2013 pada tahun 2014. Dengan no. SE/DI.1/PP.00/50/2013 tentang implementasi kurikulum 2013. Dan kesiapan sekolah dalam melaksanakan kurikulum 2013”.


(18)

MTs Negeri Loano sebagai Sekolah Piloting Implementasi Kurikulum 2013 mulai tahun 2014/2015 ini selalu berupaya dan mempersiapkan peserta didik berdasarkan standar nasional pendidikan, sehingga diharapkan lulusannya akan memiliki daya saing kabupaten, provinsi maupun nasional dan Internasional. MTs Negeri Loano diharapkan akan memiliki siswa dengan prestasi akademik maupun non–akademik yang maksimal di tingkat nasional maupun internasional, memiliki tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional, memiliki manajemen pendidikan baik, serta memiliki berbagai aspek penunjang lainnya yang dapat mengembangkan peserta didik pada aspek kompetensi Sikap, Pengetahuan dan Ketrampilan yang akan mewujudkan Manusia yang berkwalitas yang mampu dan proaktif menghadapi tantangan yang selalu berubah di masa yang akan datang , menjadi manusia terdidik yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab.

Berdasarkan uraian diatas bahwa kurikulum 2013 dengan standarisasi yang kurang maka kurang maksimalnya dalam melaksanakan atau menggerakkan kurikulum 2013. Peneliti tertarik untuk melihat penerapan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs Negeri Loano Purworejo.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Penerapan Kurikulum 2013 mata pelajaran PAI di MTs Negeri Loano Purworejo?

2. Bagaimana ketercapaian pelaksanaan Kurikulum 2013 pada MTs Negeri Loano Purworejo?


(19)

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN 1. Tujuan penelitian

a. Untuk menganalisis Penerapan Kurikulum 2013 mata pelajaran PAI di MTs Negeri Loano Purworejo

b. Untuk mengetahui ketercapaian pelaksanaan Kurikulum 2013 pada MTs Negeri Loano Purworejo.

c. Untuk mengetahui hambatan Kurikulum 2013 mata pelajaran PAI di MTs Negeri Loano Purworejo.

2. Kegunaan penelitian

Adapun kegunaan dalam penelitian skripsi ini baik bersifat teoritis maupun praktis adalah:

a. Kegunaan Teoritik

1) Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan khazanah intelektual serta dapat dijadikan sumber informasi atau masukan bagi guru pembimbing dalam pelaksanaan kurikulum 2013 mata pelajaran pendidikan agama Islam di MTs Negeri Loano Purworejo.

2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan teoritis dalam mengembangkan kurikulum 2013.

b. Kegunaan Praktis

1) Memberi landasan kebijakan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya penerapan kurikulum 2013 pada mata pelajaran pendidikan agama Islam

2) Bagi madrasah khususnya guru-guru PAI untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam.


(20)

3) Bagi kepala sekolah, untuk masukan dalam meningkatkan mutu kualiatas Kurikulum 2013.

D. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Agar memudahkan memahami dalam membaca sekripsi ini, maka sistematika pembahasan yang digunakan dalam sekripsi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian pokok, dan bagian akhir.

Bagian awal sekripsi terdiri dari halaman sampul, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman pernyataan keaslian, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar table, daftar bagan dan abstrak.

Bagian pokok dalam sekripsi ini terdiri dari beberapa bab, adapun penjelasanya sebagi berikut.

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab II Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

Pada Bab ini memuat uraian tentang tinjauan pustaka terdahulu dan kerangka teori. Bab III Metode Penelitian

Pada Bab ini memuat tentang jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, metode pengumpulan data, anasisis data, validitas data.

Bab IV Berisi Tentang Hasil dan Pembahasan

Pada Bab ini memuat uraian tentang gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi data penelitian dan bahasan hasil penelitian.


(21)

Bab terkhir berisi tentang kesimpulan, saran-saran dan kata penutup. Kesimpulan menyajikan secara ringkas seluruh penemuan penelitian yang ada hubunganya dengan masalah penelitian. Kesimpulan diperoleh berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Saran-saran dirumuskan berdasarkan hasil penelitian, berisi uraian mengenai langkah-langkah apa yang perlu diambil oleh pihak terkait dengan hasil penelitian yang bersangkutan.


(22)

BAB II

TINTAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIK

A. TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian tentang Evaluasi Pelaksanaan Mapel Pendidikan Agama Islam Kurikulum 2013 sebagai mana sudah di lakukan penelitian sebelumnya diantaranya:

Penelitian dari Neng Citra Maya Sari 2014 Universitas Negeri Yogyakarta Fakultas Ekonomi Pendidikan Ekonomi yang berjudul Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Ekonomi Pada SMA Negeri Di Kabupaten Seleman. Isi dari penelitian ini yaitu menegenai keterlaksanaan kurikulum 2013 mata pelajaran ekonomi menunjukkan bahwa aspek: (1) kemanfaatan buku pelajara siswa, buku pedoman guru, dan pelatihan kurikulum 2013 bagi guru, (2) manajemen pembelajaran dan layanan kesiswaan, (3) proses pembelajaran dan proses penilaian, (4) hasil belajar siswa, serta (5) kendala-kendala yang dihadapi.

Perbedaan penelitian terletak pada: mata pelajaran yang akan di teliti, peneliti terdahulu mengambil sampel dalam tiga sekolah sedangkan pada penelitian ini hanya dalam satu sekolah. perbedaan yang sangat terlihat dengan peneliti yaitu terletak pada pengambilan data dan penyajian data.

Penelitian yang disusun oleh Samsul Hadi (2012) dengan jurnal yang berjudul Evaluasi Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi pada Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Program Otomotif DIY. Isi dari penelitian ini ialah Kesiapan dokumen kurikulum ini meliputi: tujuan kurikulum yang dijabarkan dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk bidang otomotif roda dua (sepeda motor), adanya peninjauan kurikulum, pembagian beban belajar antara teori dan praktik, struktur materi diklat, kalender akademik, silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penilaian pembelajaran dalam kategori tinggi. Penilaian pembelajaran ini


(23)

meliputi: penggunaan test formatif, penilaian kemajuan belajar individual, penggunaan post test, penggunaan test praktik dan transparansi penilaian test. Dengan kategori tinggi ini membuktikan penilaian pembelajaran di LKP Program Keahlian Otomotif telah siap dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik deskriptif dengan bantuan komputer program SPSS 17, dan analisis kualitatif, yaitu dengan mendiskripsikan dan memaknai data tiap-tiap komponen variabel.

Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa: Pada jurnal ini peneliti menggunakan metode CIPP (context, input, process, product) seangkan peneliti menggunakan metode pengumpulan data kualitatif deskriptif. Peneliti mengamati kurikulum 2013 yang di mana melihat permasalahan yang di hadapi di sekolah. Peneliti mengambil sampel penelitian pada MTs Negeri Loano Purworejo pada sekolah ini sudah berbasis Islam dan peneliti meneliti bagaimana kurikulum yang diterapkan pada sekolah apakah ada masalah dalam kurikulum 2013.

Penelitian yang dilakukan oleh Nela Pranawati (2015) pada jurnal Survei Keterlaksanaan Kurikulum 2013 pada mata Pelajaran Penjasorkes di SMP Sasaran Kota Mojokerto. Isi dari penelitian yang dilakukan dapat dijabarkan bahwa Guru Penjasorkes SMP sasaran di Kota Mojokerto sudah melaksanakan proses pembelajaran berbasis kurikulum 2013, namun dalam pelaksanaannya belum semua dapat maksimal. Dilihat dari data sebagai berikut : SMPN 1 dan SMPN 2 Mojokerto yaitu 95 %, SMPN 3 dan SMPN 4 Mojokerto 80 %, dan SMPN 6 Mojokerto 90 %. Hasil penelitian yang dilakukan di SMP sasaran Kota Mojokerto dapat disimpulkan bahwa: 1. Proses Belajar Mengajar mata pelajaran Penjasorkes di SMP sasaran Kota Mojokerto sudah dilakukan sesuai kurikulum 2013, meskipun belum sepenuhnya dapat berjalan dengan baik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei, termasuk dalam kategori kualitatif. Penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Penelitian survei mendasarkan diri pada logika


(24)

deduktif, yaitu dimulai dengan menggunakan sebuah teori dasar dan diakhiri dengan analisis data hasil pengukuran.

Perbedaan dengan peneliti yaitu terletak pada sampel yang akan di teliti pada jurnal tersebut melakukan dengan mengambil tiga sekolah sedangkan peneliti mengambil sampel dengan melihat satu sekolah dengan metode sampel random. Pengambilan data pada sekolah MTs Negeri loano yang dimana sekolah berbasis Islam pada jurnal di atas pengambilan data pada sekolah Umum. Peneliti dalam penelitian kurikulum 2013 melihat mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sedangkan pada jurnal yang di teliti yaitu matapelajaran Penjasorkes.

B. KERANGKA TEORITIK 1. Kurikulum

a. Pengertian Kurikulum

Kurikulum adalah sebuah patokan pendidikan atau rancangan belajar untuk sekolah dan institusi lainnya. Kurikulum (curriculum) dalam Bahasa Yunani kuno berasal dari kata curir yang berarti pelari dan curere yang artinya tempat berpacu. Curriculum diartikan jarak yang harus ditempuh oleh pelari.

Murray Print (1993) pada (Yani, 2013: 4) menyatakan bahwa:

“curriculum is difened as all the planned learning opportunities offered to learners by the educational institution and the experiences learners encounter when the c urriculum is implemented. This includes those activities that educators have devised for learners which are invariably represented in the form of a written document and the process whereby theachers make make decisions to implement those activities given interaction with context variables such as learners, resources, teachers and the learning environment”.

Intinya, ia berpendapat bahwa kurikulum adalah semua kesempatan belajar yang direncanakan untuk peserta didik disekolah dan institusi pendidikan lainnya.


(25)

Kurikulum juga dapat diartikan sebagai langkah kegiatan perancangan kegiatan interaksi peserta didik dengan lingkungan belajarnya yaitu interaksi dengan dirinya sendiri sebagai guru, dengan sumber belajar dan lingkungan belajar lainnya.

Hal yang tidak bisa dipisahkan dalam pembelajaran atau sebagai Patokan dalam pengajaran. Kurikulum sebagai kendali dalam sekolah, seperti kutipan di atas bahwa semua kesempatan belajar yang direncanakan untuk peserta didik disekolah dan institusi pendidikan lainnya, sehingga dalam pembelajaran di sekolah perancangan pembelajaran kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan baik.

Sedangkan pengertian kurikulum menyebutkan bahwa kurikulum adalah sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan oleh siswa, strategi dan cara yang dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata. Untuk mengembangkan kurikulum, kegiatannya meliputi penyusunan dokumen, implementasi dokumen, serta evaluasi dokumen yang telah disusun Sanjaya (2008) pada Yani (2013: 6).

Pemahaman yang disampaikan di atas menyimpukan bahwa kuriklum adalah masalah yang sangat komplek. Tidak sebatas pada merumuskan desain atau pembelajaran di kelas, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar dalamarti yang lebih luas. Dalam perkembangan kurikulum harus mengetahui atau memastikan bahwa pengalaman belajar peserta didik dapat diperoleh program yang direncanakan dan juga tidak direncanakan.

Maka kurikulum adalah patokan pembelajaran disekolah yang dirumuskan sebagai desain atau pembelajaran di kelas. Untuk menciptakan pengalaman belajar atau


(26)

materi ajar, suatu program pembejaran di sekolah. Kurikulum juga rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam suatu periode jenjang pendidikan. b. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang melakukan penyederhanaan, dan tematik-integratif, menambah jam pelajaran dan bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka boleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran yang diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan lebih jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan dizamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.

Mengembangkan kurikulum dibutuhkan tiga langkah yang harus dilalui yaitu mengkonstruksi kurikulum, mengembangkan kurikulum, dan implement tasi kurikulum. Ketiganya merupakan rangkaian yang harus dilalui dan harus dirancang secara matang dan tidak boleh ditinggalkan satu komponenpun karena akan mengalami kemandekan sistem Hamalik (2000) dalam (Yani, 2013: 33).

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang sarat dengan pendidikan karakter. Mindset ini yang disadari sejak awal sebelum memahami teknis pelaksanaan Kurikulum 2013. Jika tidak ada landasan pemikiran ini, maka kita akan merasa terbebani oleh banyaknya

“pekerjaan” yang harus dikerjakan. Pekerjaan yang akan banyak menyita waktu adalah

mengumpulkan nilai peserta didik disetiap mata pelajaran dari aspek sikap dan ketrampilan Karena tidak lagi berbentuk nilai angka tetapi berbentuk uraian (kualitatif).

Kurikulum 2013 sebagai penyempurnaan kurikulum yang sebelumnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bentuk penyederhanaan dari kurikulum sebelumnya.


(27)

Berbagai penawaran di dalam kurikulum 2013 seperti aktif siswa, guru sebagai fasilitator dan sarana yang menunjang dalam pendidikan.

c. Komponen Kurikulum 2013

Untuk memperjelas atau pengertian kurikulum sebaiknya melihat komponen kurikulum. Dengan mengetahui kurikulum, maka pekerjaan tim pengembang kurikulum tidak dianggap enteng dan tidak dapat dikerjakan oleh bukan ahli pendidikan.

Adapun pendapat menyebutkan empat komponen pokok kurikulum yaitu tujuan, isi atau materi. Organisasi atau strategi, media, dan proses belajar mengajar Nasution (1993) dalam (Yani, 2013: 8). Adapun komponen pendukungnya diantaranya administrasi dan supervise, pelayanan Bimbingan dan penyuluhan, dan sistem evaluasi.

Sebagaimana yang disebutkan Abdullah Idi (2007) yang dikutip oleh (Yani, 2013: 8) ada enam komponen Kurikulum 2013:

1. Tujuan

2. Isi struktur program

3. Media atau sarana dan prasarana 4. Strategi pembelajaran

5. Proses pembelajaran dan 6. Evaluasi atau penelitian

Komponen dalam kurikulum sangat diperlukan apalagi kurikulum 2013 adalah kurikulum yang baru saja diperkenalkan oleh pemerintah atau kurikulum baru, sehingga memerlukan komponen untuk pembentukannya dari komponen tersebut maka terciptalah kurikulum 2013.

Komponen evaluasi atau penilaian. Komponen ini diperlukan untuk mengukur keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum. Evaluasi dilakukan untuk menilai rumusan tujuan kurikulum, isi atau materi kurikulum, media atau sarana dan prasarana


(28)

pembelajaran, setrategi pembelajaran, setrategi dan proses pembelajaran, dan sistem evaluasi itu sendiri. Dalam proses evaluasi kurikulum yang bersifat pre-ordinate yaitu kriteria evaluasi dipersiapkan sejak awal dan ditetapkan sejak awal tetapi ditetapkan dari keadaan kurikulum yang dikembangkan, dan pendekatan process yaitu kriteria penilaian bersifat naturalistic inquiry, kualitatif, dan fenomenologi yaitu peduli terhadap masalah yang sedang dihadapi untuk segera diatasi Hasan (2008) dalam (Yani, 2013: 11).

Peran media dalam sekolah sebgai sarana penunjang dalam pembelajaran. Sarana dan prasarana yang harus ada dalam pengembangan kurikulum, pemakaian media sangat setrategis dalam dalam pembelajaran karena dapat dijadikan akselerasi instrumen pencapaian tujuan kurikulum. Komponen lainnya yang penting strategi dan proses pembelajaran. Strategi pembelajaran dipilih sesuai dengan tujuan dan isi materi kurikulum. Jika tujuan memiliki tiga ranah yaitu kognitif, psikomotor, dan afektif maka pemilihan strategi dan proses pembelajaran disesuaikan dengan tujuan da nisi kurikulum. Pendayagunaan fasilitas dan sumber belajar perlu dikaitkan dengan kompetensi yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain, fasilitas dan sumber belajar dipilih dan digunakan dalam proses pembelajaran apabila sesuai dan menunjang tercapainya kopentensi. Dalam menyukseskan implementasi kurikulum 2013, fasilitas dan sumber belajar memiliki kegunaan sebagai berikut.

1. Merupakan pembuka jalan dan pengembangan wawasan terhadap proses pembelajaran yang akan ditempuh.

2. Merupakan pemandu secara teknis dan langkah-langkah operasional untuk menelusuri secara lebih teliti menuju pada pembentukkan kopetensi secara tuntas.

3. Memberikan berbagai macam ilustrasi dan contoh-contoh yang berkaitan dengan kompetensi dasar yang akan dikembangkan.

4. Memberi petunjuk dan gambaran kaitan kompetensi dasar yang sedang dikembangkan dengan kompetensi dasar lainnya.

5. Menginformasikan sejumlah penemuan baru yang pernah diperoleh orang lain yang berhubungan dengan mata pelajaran tertentu.

6. Menunjukkan berbagai masalah yang timbul, sebagai konsekuensi logis dalam pengembangan kompetensi dasar yang menurut adanya kemampuan pemecahan dari peserta didik yang sedang belajar (Mulyasa, 2013: 51).


(29)

Tuntutan pemngembangan kurikulum yang semakin berkembangnya pembelajaran sehingga dalam proses belajar mengajarpun tuntutan sarana dan prasarana dalam sekolah juga harus memenuhi syarat tertentu. Dalam kurikulum 2013 berbagai inovasi yang ada di dalamnya sehingga tidak bisa terpisahkan antara kedua proses tersebut. Pendayagunaan fasilitas seperti diatas sebagai tolak ukur bagai mana berjalannya pembelajaran di sekolah di tuntut untuk selalu melihat kembali sarana dan prasarana yang memadai.

Komponen kurikulum adalah kemantapan sarana dan prasarana dalam sekolah. Mampu menjalankan suatu kurikulum dengan sarana dan prasarana yang memadai sehingga dalam proses belajar mengajar tidak ada hambatan. Sarana dan prasarana yang memadai.

d. Peran dan Fungsi Kurikulum

Adapun pendapat dari tiga peranan dalam sistem pendidikan yaitu peranan dalam melakukan konservatif, kreatif, dan kritis (evaluatife) Wina Sanjaya (2008) sebagaimana di kutip oleh Ahmad Yani (2013: 25). Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks karena melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis secara bersama. Yang sebagaimana di jelaskan di atas bahwa fungsi kurikulum dalam peranannya harus konservatif, kreatif, dan kritis sehingga dalam pelaksanaannya harus mengacu pada tiga hal tersebut.

Dengan peranannya yang strategis, kurikulum perlu difungsikan di sekolah. Para ahli banyak mengajukan gagasan tentang fungsi kurikulum. Stidaknya ada tiga kelompok pendapat untuk mengisikan kurikulum(Yani, 2013: 25), yaitu:

1. Fungsi kurikulum berdasarkan stakeholder-nya


(30)

3. Fungsi kurikulum sebagai pengorganisasian proses belajar. Pengelompokan tersebut hanya untuk memudahkan dalam pembahasan dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Karena pada fungsinya kurikulum untuk membentuk kreatifitas peserta didik menciptakan sesuatu hal yang berguna untuk negara. Memberikan penghargaan untuk peserta didik yang berprestasi untuk memacu perkembangan peserta didik yang lain. Pada fungsinya kurikulum 2013 lebih sempurna dibandingkan dengan yang sebelumnya. Peranan pendidik dalam menyampaikan materi lebih melihat beban peserta didik apakah mampu memberikan pencapaian dalam menyerap materi.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itu, pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) yang dikutip oleh (mulyasa, 2013: 20).

Melihat pada kurikulum 2013 tentang wacana presiden tentang revolusi mental. Maka kurikulum 2013 menanamkan kepada siswa untuk mengembangkan diri mereka, seperti yang dijelaskan di atas mengenai mengembangkan potensi peserta didik untuk selalu mengembangkan diri mereka untuk berguna bagi dirinya dan orang lain.

Sehingga dapat ditarik dari kesimpulan tersebut peran dan fungsi kurikulum adalah tiga peranan dalam sistem kurikulum serta fungsi kurkulum dengan peranan yang setrategis untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


(31)

Seperti yang dikemukakan di berbagai media massa, bahwa melalui pengembangan Kurikulum 2013 kita akan menghasilkan insan Indonesia yang: produktif, kreatif, inovatif, efektif; melalui penguatan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam kompetensi dan karakter peserta didik, berupa panduan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadat konsep yang dipelajarinya secara kontekstual.

Kurikulum 2013 memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik dalam proses pencapaian sasaranbelajar, yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang yang dipelajari. Oleh karena itu, peserta didik perlu mengetahui kriteria penguasaan kompetesi dan karakter yang akan dijadikan sebagai standar penilaian hasil belajar, sehingga para peserta didik dapat mempersiapkan dirinya melalui penguasaan terhadap sejumlah kompetensi dan karakter tertentu, sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke tingkat penguasaan kompetensi dan karakter berikutnya (Mulyasa, 2013: 65).

Secara makro penddikan nasional bertujuan membentuk organisasi pendidikan yang bersifat otonom sehingga mampu melakukan inovasi dalam pendidikan untuk menuju suatu lembaga yang beretika, selalu menggunakan nalar, kemampuan komunikasi sosial yang positif dan memiliki sumberdaya manusia yang sehat dan tangguh. Dan secara mikro pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beretika.

Mengacu pada penjelasan pada UU No. 20 Tahun 2003 pada (Mulyasa, 2013: 20), bagian umum dikatakan, bahwa:

” Strategi pembangunan pendidikan nasional dalam undang-undang ini

meliputi:…, 2. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis

kompetensi,…” dan pada penjelasan Pasal 35, bahwa “Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.” Maka diadakan perubahan kurikulum dengan tujuan untuk “Melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan secara terpadu”.


(32)

Tujuan negara dalam mengembangkan kurikulum adalah memudahkan pendidik dan mengembangkan potensi peserta didik dalam proses belajar mengajar. Pada dasarnya perumusan kurikulum baru memerlukan proses yang panjang dan pertimbangan yang matang. Apakah dalam perjalannya kurikulum tersebut mampu menciptakan peserta didik yang matang dalam pelaksanaan pembelajaran.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan kurikulum adalah untuk menilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana perkembangan atau potensi peserta didik dalam hasil belajar mereka. Kemudian untuk memudahkan pendidik dalam mengambangkan potensi peserta didik menilai apakah kurikulum yang dilakukan sudah pas atau cara menyampaikan materi pembelajaran sudah memenuhi syarat akan kelulusan.

2. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Beberapa ahli yang mengemukakan tentang pengertian Pendidikan Agama Islam (muhaimin dan mujib, 1993: 127) dalam (Gunawan, 2012: 198) mengatakan bahwa:

Istilah pendidikan dalam Islam di ungkapkan dalam bentuk al-tarbiyah, al-ta’lim, al-ta’dib dan al-riyadlah. Setiap term tersebut memiliki makna yang berbeda, karena disebabkan perbedaan konteks kalimatnya (al-syiaq al-kalam), walaupun dalam hal-hal tertentu term-term tersebut memiliki makna yang sama.

Pengertian di atas merupakan pengertian bahwa dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam harus memenuhi dari beberapa aspek. Karena banyaknya agama yang beragam di Indonesia maka di tuntut untuk mengetahui satu sama lain atau tenggang rasa terhadap agama lain.sehingga tidak menimbulkan perpecahan.

Secara etimologis Pendidikan Agama Islam sering diartikan dengan pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam. Dalam pengertian yang lain. Bahwa Pendidikan Agama Islam


(33)

adalah proses mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, dan tegap jasmaninya, halus perasaannya, mahir dalam pekerjaannya, manis tutur katanya, baik dengan lisan maupun tulisan dikatakan (Tafsir, 2004: 12) oleh Rumayulis (2004: 12).

Tentu saja dalam pembelajaran kurikulum 2013 peserta didik dalam melakukan pembelajaran di sisipkan pembelajaran yang menguatkan materi. Penggunaan pembelajaran tematik untuk peseta didik mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Memberikan definisi Pendidikan Agama Islam sebagai bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum Agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Agama Islam. Dari pengertian tersebut sangat jelas bahwa Agama Islam adalah suatu proses educative yang mengarah kepada pembentukan akhlak atau kepribadian Marimba sebagaimana dikutip oleh tafsir (2004) dalam (Gunawan, 2012:198). Bahwa sudah ditekankan di atas dalam pembelajaran tematik pendidik lebih mudah dalam mengendalikan peserta didik. Mengkonsepkan apa yang harus dilakukan peserta didik dalam bersosial. Kemudian menanamkan rasa percaya diri pada peserta didik.

b. Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Definisi pendidikan agama Islam secara lebih rinci dan jelas, tertera dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam (Majid dan Andayani, 2004: 130) yang telah dikutip kembali oleh (Gunawan, 2012: 201).

sebagai upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur’an dan Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntutan untuk menghormati penganut


(34)

agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

Sebagaimana kurikulum 2013 yang menanamkan nilai penting agama kedalam diri peserta didik, yang kemudian kemudian diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari. Bahwa dalam beragama siswa bisa bersosialisasi dalam masyarakat. Di MTs Negeri Loano sekolah yang berbasis agama menjadikan peserta didik dituntut untuk mampu mengaplikasikan pendidikan agama ini menjadi lebih baik.

Pengertian tersebut, dapat ditemukan beberapa hal yang perlu diperhatikan, dalam pembelajaran pendidikan agama Islam yaitu sebagai berikut: Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara terencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.

a. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti ada yang dibimbing, diajari atau dilatih dalam meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman terhadap ajaran agama Islam. b. Pendidik atau guru Pendidikan Agama Islam yang melakukan bimbingan,

pengajaran atau pelatihan secara sadar terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.

c. Kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman ajaran agama Islam dari peserta didik, disamping untuk membentuk kesalehan dan kualitas pribadi juga untuk membentuk kesalehan sosial (Muhaimin, 2002: 76) dikutip kembali oleh (Heri, 2012: 202).

Penjabaran pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa pendidikan agama Islam di sekolah, diharapkan mampu membentuk kesalehan pribadi (individu) dan kesalehan sosial sehingga pendidikan agama diharapkan jangan sampai menimbulkan sikap fanatisme menumbuhkan sikap intoleran dikalangan peserta didik dan masyarakat Indonesia dan memperkuat kerukunan hidup umat beragama dan memperkuat persatuan dan kesatuan nasional. Dengan kata lain, pendidikan agama Islam diharapkan mampu menciptakan


(35)

ukhuwah Islamiyah, dalam arti yang luas yaitu ukhuwah fi ubudiyah, ukhuwah fi al-insaniyah, ukhuwah fi al-wathaniyah wa al-nasab, dan ukhuwah fi din al-Islam.

Maka kurikulum Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur’an dan Hadis. Sehingga dalam masyarakat dapat dipandang sebagai seorang yang berpendidikan agama yang baik.

c. Landasan Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasan berdasarkan beberapa landasan.

a. Landasan Yuridis.

Landasan yang berkaitan dengan dasar dan undang-undang yang berlaku pada suatu negara. Landasan yuridis formal tersebut terdiri atas tiga macam: (a) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara Pancasila, sila pertama, ketuhanan Yang Maha Esa. (b) Dasar structural atau konstitusional, yaitu UU 45, dalam bab XI pasa 29 ayat 1 yang berbunyi, “ negara berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa”, dan pasal 2 yang berbunyi,”Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaan itu”. (c) Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 12 ayat 1 poin a, yang mengatakan, “Setiap peserta didik berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianut oleh pendidik yang seagama”.

Dalam landasan yuridis kita bisa melihat bahwa dalam satuan pendidikan pemerintah juga melihat bagaiman dan apa yang harus dilakukan dalam sekolah. Pada dasarnya dalam sekolah siswa harus beragama yang baik, pada sekolah ini peneliti


(36)

melihat bagaiman dalam luanglingkup sekolah, apakah peserta didik sudah menerapkan pembelajaran pendidikan Islam dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana perilaku peserta didik dan penilaian perilaku. Melihat UU yang dikeluarkan pemerintah untuk mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan yang dianut oleh pendidik yang seagama.

b. Landasan Psikologis.

Landasan yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan masyarakat. Hal ini didaskan bahwa manusia dalam hidupnya baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram, sehingga memerlukan suatu pegangan hidup. Pegangan hidup itu yang dinamakan dengan agama. Pegangan hidup itu yang dinamakan agama.

c. Landasan Religious.

Landasan yang bersumber dari agama Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah Allah SWT., dan merupakan perwujudan beribadah kepada-Nya. Landasan ini berdasarkan pada al-Qur’an dan al-Hadist (Gunawan, 2012: 203).

Dari landasan di atas bisa kita lihat bahwa negara mempertimbangkan atas Pendidikan Agama Islam. Karena bagaimanapun pendidikan agama sangat penting. Dalam perkembangannya Pendidikan Agama Islam harus melakukan peningkatan mutu dalam kurikulum. Tidak hanya di sekolah yang berbasis Islam tetapi juga sekolah umum sehingga dalam kehidupan bermasyarakat dan sosial mereka mampu mengamalkan poin penting tentang agama tersebut.

Dua ayat yang terkait dengan metode atau cara-cara yang digunakan dalam Pendidikan Islam. Sementara itu, Islam mengajarkan secara umum bahwa materi pendidikan agama Islam mencakup tiga hal utama, pertama, berkaitan dengan keimanan (al-‘aqaid), kedua, berkaitan dengan aspek syari’ah yakni suatu sistem


(37)

norma ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan sesama manusia dan kingkungan. Ketiga, mencakup aspek akhlak manusia terhadap khaliknya dan manusia dengan makhluk lainnya (Nurwadjah, 2007: 170) dalam (Gunawan, 2012: 203).

Karena Pendidikan Agama Islam berlandaskan agama maka pengembang kurikulum melihat kembali atau mengkaji kembali kurikulum tersebut dengan melihat panduan yang telah di sebutkan, seperti melihat al-Qur’an dan Hadist karena sudah digambarkan oleh Allah dan kemudian dikaji kembali oleh manusia.

Sehingga landasan pendidikan agama Islam adalah untuk mengerti landasan yang mereka lakukan dalam pembelajaran dan ayat al-Qur’an yang terkait tentang metode atau cara-cara yang digunakan dalam Pendidikan Islam. Sehingga tercipta peserta didik yang mencerminkan Agama Islam.

d. Kegiatan Pembelajaran dalam Kurikulum 2013

Kegiatan pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas tapi juga dimanapun asalkan terdapat sumber balajar (Mulyasa, 2013: 125).

Dalam melaksanakan pembelajaran terdapat tiga tahap yang dilalui yaitu kegiatan awal atau pembukaan, kegiatan inti atau pembentukan kompetensi dan karakter, dan kegiatan akhir atau penutup. Kegiatan awal dilakukan dengan membuka pelajaran, guru membina suasana yang kognitif untuk belajar, dan guru juga dapat memberikan tes pengetahuan awal kepada siswa.

Pengertian diatas menunjukkan bahwa dalam pembelajaran adapun step atau langkah yang harus dicermati pendidik. Dalam pertatapmuka atau pelajaran guru harus mampu mengolah kelas supaya dalam pelaksanaan pembelajaran tidak membosankan dan membuat siswa dapat berpatisipasi dalam pelajaran. Pelaksanaan kegiatan inti menurut pengertian ahli (Amri, 2013:55)

Proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, motivasi peserta didik untuk


(38)

berpatisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan peserta didik. Pada dasarnya kegiatan inti mencakup penyampaian materi pembelajaran untuk membentuk kompetensi dan karakter peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kompetensi inti yang ingin dicapai dalam kurikulum 2013 meliputi kompetensi spiritual dan kompetensi sosial. Kompetensi inti dijabarkan dalam kompetensi dasar dan diajarkan melalui pelajaran.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaannya dalam kurikulum 2013 pendidik mampu memfasilitasi peserta didik dengan baik. Mengatur pembelajaran kegiatan yang akan dilaksanakan dalam perkelasan.

e. Pelatihan Kurikulum 2013 bagi Guru

Guru harus siap dengan adanya Kurikulum 2013 yang sudah dilaksanakan saat ini dan akan terus diimplementasikan pada periode-periode selanjutnya. Adapun menurut ahli bahwa (Arikunto, 2001: 54):

Kesiapan adalah suatu kompetensi, sehingga seorang yang mempunyai kompetensi berarti seorang tersebut memiliki kesiapan yang cukup untuk berbuat sesuatu. Kesiapan tersebut mulai dari pemahaman, mental maupun kemampuan guru yang berasal dari dalam diri guru itu sendiri dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Pelatihan kurikulum 2013 pada guru sangat diperlukan untuk melaksanakan kurikulun 2013, dimulai dengan persiapan, pelaksanaan pelatihan, evaluasi, dan pendampingan guru yang dilaksanakan satukali. Adapun monitoring kepala sekolah terhadap guru dan pelatihan yang merata untuk guru. Karena dalam implementasi kurikulum 2013 adalah agar terjadi perubahan polafikir guru dalam mempersiapkan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi hasil belajar.

Adapun dalam pembinaan guru dalam kurikulum 2013 diperlukan juga tenaga ahli yang menangani dan mengarahkan (Mulyasa, 2013: 105).


(39)

Dalam implementasi Kurikulum 2013 diperlukan pengadaan dan pembinaan tenaga ahli, yang memiliki sikap, pribadi, kompetensi dan ketrampilan yang berkaitan dengan pembelajaran berbasis kompetensi dan karakter. Hal ini sangat penting dilaksanakan, karena berkaitan dengan deskripsi kerja kerja yang akan dilakukan oleh masing-masing tenaga kependidikan.

Tenaga yang ahli sangat diperlukan agar setiap personil memiliki pemahaman dan kompetensi yang menunjang terlaksananya pembelajaran tematik integrative dalam pengambangan potensi peserta didik secara optimal. Sehingga dalam implementasi kurikulum tersebut keterlaksanaan pengajaran berjalan dengan apa yang diinginkan dan menjadikan kurikulum yang sempurna.

Sehingga dalam melaksanakan pelatihan guru dapat disimpulkan bahwa perlunya pelatihan yang maksimal untuk pelaksanaan kurilum yang sempurna. Dimulai dengan persiapan, pelaksanaan pelatihan, evaluasi, dan pendampingan guru yang dilaksanakan satukali.

f. Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah

Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintaha Nomor 55 ahun 2007 tentang Pendidikan Agama dana Pendidikan Keagamaan perlu menetapkan Peraturan Menteri Agama tentang Pengelolaan Pendidikan Agama Pada Sekolah. Bahwa dalam peraturan kementrerian agama ini dimaksudkan untuk pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan ketrampilan perserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan.


(40)

Tujuan dan ruang lingkup dalam pengelolaan pendidikan agama pada sekolah sudah tertuang dalam peraturan kementrian agama pada bagian kedua pasal 2 yang menyebutkan:

a) Tujuan pengelolaan pendidikan agama adalah untuk menjamin terselenggaranya pendidikan agama yang bermutu disekolah.

b) Pendidikan agama terdiri dari: pendidikan agama islam, pendidikan agama katholik, pendidikan agama Kristen, pendidikan agama hindu, pendidikan agama Buddha dan pendidikan agama khonghucu.

c) Pengelolaan pendidikan agama meliputi setandar isi, kurikulum, proses pembelajaran, kopetensi lulusan, pendidik dan tenaga pendidikan, penyelenggaraan, sarana dan prasarana, pembiyayaan, penilaian, dan evaluasi. 2) Kurikulum

Kurikulum yang diterapkan kementerian agama dalam BAB III Pasal 7 meliputi: a) Kurikulum pendidikan agama disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh suatu

pendidikan sesuai standar nasional pendidikan

b) Kurikulum pendidikan agama dikembangkan dengan memperhatikan potensi dan sumber daya lingkungan sekolah dan daerah.

c) Sekolah dapat menambah muatan kurikulum pendidikan agama berupa penambahan dan/ atau pendalaman materi, serta penambahan jam pelajaran sesuai kebutuhan.

d) Kurikulum pendidikan agama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) disahkan oleh kepala kantor kementrian agama kabupaten /kota.


(41)

Kementrian agama dalam rangka pemenuhan beban kerja guru Madrasah perlu menetapkan keputusan menteri agama tentang pedoman pedoman pemenuhan beban kerja guru madrasah yang bersertifikat pendidik.

a) Tujuan

Pedoman ini bertujuan menjadi acuan bagi guru, kepala madrasah, penyelenggara pendidikan, pengawas madrasah, kepala kantor kementerian agama kabupaten/kota, dan kepala kantor wilayah kementerian agama provinsi dalam: penghitungan beban kerja guru madrasah, dan optimalisasi tugas guru madrasah. b) Ruang Lingkup

Ruang lingkup pedoman ini meliputi: 1. Beban kerja.

2. Kesesuaian mata pelajaran dengan sertifikat pendidikan. 3. Tugas tambahan.

4. Penetapan beban kerja

3. Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum 2013 a. Pengertian Evaluasi Kurikulum

Sebagaimana pengertian mengenai kurikulum maupun evaluasi kurikulum banyak ditemukan oleh para ahli, salah satunya adalah kurikulum sebagai satu sistem keseluruhan memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya yakni tujuan, materi, metode, organisasi, dan evaluasi. Dalam pengembangan kurikulum, evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan kurikulum (Hamalik, 2011:24).


(42)

Sehingga evaluasi dalam kurikulum sangat mendukung untuk mengetahui apakah dalam pelaksanaan kurikulum mempunyai kekurangan. Mengendalikan jalannya kurikulum dan menyeimbangkan.

Menekankan definisi evaluasi sebagai “a process for describing an evaluand and judging its merit and worth:. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu tindakan pengendalian, penjaminan dan penetapan mutu terhadap suatu sistem, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan dalam rangka membuat suatu keputusan Guba dan Lincoln (1985) yang dikutip oleh (Arifin, 2011: 265).

Dalam evaluasi, pengukuran tidak lagi merupakan bagian suatu langkah yang selalu harus ditempuh. Pengukuran hanya merupakan salah satu langkah yang memungkinkan dipergunakan dalam kegiatan evaluasi. Dengan demikian, pengertian evaluasi kurikulum adalah suatu tindakan pengendalian, penjaminan dan penetapan mutu kurikulum, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu, sebagai bentuk akuntabilitas pengembangan kurikulum dalam rangka menentukan keefektifan kurikulum.

b. Tujuan Evaluasi Kurikulum

Dalam kegiatan evaluasi, guru harus memahimi terlebih dahulu tentang tujuan dan fungsi evaluasi. Bila tidak, maka guru akan mengalami kesulitan merencanakan dan melaksanakan evaluasi. Tujuan evaluasi kurikulum adalah untuk mengetahui keefektifan dan efesiensi sistem kurikulum, baik yang menyangkut tentang tujuan, isi/materi, strategi, media, sumber balajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri.

evaluasi kurikulum dirancang dan dilaksanakan dengan tujuan antara lain : (Wirawan, 2011: 242)

1. Menyusun kurikulum nasional baru. Evaluasi dirancang dilaksanakan untuk mengembangkan kurikulum baru yang sepenuhnya berbeda dengan kurikulum lama.


(43)

2. Mengembangkan kurikulum nasional yang sedang berlaku, kurikulum yang sedang berlaku dikembangkan dengan menambahkan atau mengurangi mata pelajaran yang ada disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan masyarakat dan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Mengembangkan kurikulum satuan pendidikan. Pengembangan kurikulum ini hanya mengembangkan kurikulum satu satuan pendidikan.

4. Mengembangkan kurikulum satu mata pelajaran atau mata kuliah tertentu. Isi kurikulum setiap mata pelajaran/mata kuliah dikembangkan secara terus menerus karena ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan profesi dan kehidupan masyarakat berkembang secara terus menerus.

5. Mengembangkan kurikulum muatan local. Kurikulum muatan local dapat dikembangkan misalnya dengan ketrampilan dan kearifan budaya local yang diperlukan khusus di suatu daerah.

6. Menilai pertisipasi guru dan murid. Evaluasi kurikulum dapat mengidentifikasi partisipasi guru dan murid dalam melaksanakan kurikulum dalam proses pembelajaran. Evaluasi mengumpulkan informasi mengenai upaya guru dalam melaksanakan kurikulum dalam pengertian penggunaan metode pembelajaran, media teknologi, sarana dan prasarana pendidikan serta teknik mengevaluasi hasil pembelajaran. Evaluasi kurikulum juga mengumpulkan informasi mengenai motivasi, minat, dan hasil belajar mata pelajaran tertentu Menurut.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan evaluasi kurikulum adalah menentukan kefektifan kurikulum, milihat dimana kelemahan dan kelebihan dari kurikulum itu yang menghasilkan tercapainya hasil belajar siswa dan mengukur pencapaian hasil belajar siswa, untuk menentukan masukan atau memperbaiki program, mendeskripsikan kondisi pelaksanaan kurikulum, dan menetapkan keterkaitan antar komponen kurikulum.

Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan keadaan suatu situasi pendidikan atau pembelajaran sehingga dapat diusahakan langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Dalam kegiatan seleksi, tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai-nilai dari test untuk jenis pekerjaan untuk jabatan tertentu (Arifin, 2011: 268).

Bahwa dalam melakukan evaluasi kurikulum melihat apa kekurangan dari kurikulum tersebut sehingga dalam evaluasi mampu meningkatkan mutu dari kurikulum tersebut. Menyeleksi bagian dari kurikulum tersebut atau merivisi kurikulum tersebut sehingga pas.


(44)

Maka tujuan evaluasi kurikulum adalah menentukan kefektifan kurikulum, milihat dimana kelemahan dan kelebihan dari kurikulum. Meningkatkan mutu dari kurikulum dengan melihat evaluasi yang telah dilaksanakan.

c. Fungsi Evaluasi

Fungisi evaluasi dapat dilihat dari jenis evaluasi evaluasi itu sendiri, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif berfungsi untuk perbaikan dan perkembangan sedangkan fungsi sumatif dihubungkan dengan penyimpulan mengenai kebaikan dari sistem secara keseluruhan.

Secara umum fungsi evaluasi kurikulum yaitu:

1) Untuk perbaikan dan penyempurnaan kurikulum yang diarahkan pada semua komponen kurikulum secara keseluruhan.

2) Untuk memberikan informasi bagi pembuat keputusan.

3) Untuk pertangguang jawaban laporan seleksi dan penempatan.

4) Untuk akreditasi yang menilai kelayakan program dalam satuan pendidikan (Arifin, 2012: 269).

Dalam fungsinya evaluasi juga melihat apakah kurikulum dalam pelaksanaannya mempunyai keunggulan dan kelemahan. Menilai kurikulum tersebut apakah sudah layak untuk pembelajaran peserta didik dan pendidik yang memenuhi syarat

Fungsi evaluasi dapat dilihat dari kebutuhan peserta didik dan guru yaitu (Arifin, 2012: 269):

1) Secara psikologis

peserta didik selalu butuh untuk mengetahui hingga mana kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pada umumnya mereka tidak berpegang pada pedoman yang berasal dari dalam dirinya melaikan mengacu pada norma-norma yang berasal dari luar dirinya.

2) Secara sosiologis

Evaluasi berfungi untuk mengetahui apakah peserta didik mampu untuk terjun ke masyarakat. Mampu dalam arti peserta didik dapat berkomunikasi dan beradap tasi dengan segala karakteristiknya.

3) Secara didaktis-metodis

Evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan dan kecakapannya.


(45)

Hal ini berhubungan dengan sika dan hubungan terhadap orang tua. Sebagai pendidik perta dan utama dilingkungan keluarga.

5) Evaluasi untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik

Jika peserta didik dianggap siap fisik dan non fisik maka program pendidikan dapat dilaksanakan sebalikanya jika peserta didik belum siap maka hendaknya program pendidikan jangan dulu diberikan.

6) Evaluasi membantu guru

Melalui evaluasi guru dapat mengetahui potensi peserta didik, sehingga dapat diberikan bimbingan sesuai dengan tujuan yang diharapakan.

7) Secara administrative

Evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan tentangkemajuan peserta didik kepada orang tua, pejabat pemerintah yang berwenang, kepala sekolah, guru-guru dan peserta didik itu sendiri.

Dari paparan diatas terdapat berbagai fungsi dari evaluasi semana halnya evaluasi yang tidak dapat di pisahkan dengan kurikulum. Evaluasi seperti joki yang mengendalikan lajunya sebuah kendaraan, melihat apakah ada kekurangan dan kendala.


(46)

1

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif (Qualitative research) adalah suatu suatu penelitian yang diajukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis denomena, perestiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok (Sukmadinata, 2012: 60). Data diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi yang berfungsi mengukur kinerja kurikulum untuk mengotrol pelaksanaan kurikulum yang sedang berjalan.

2. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian menyatakan pokok persoalan apa yang terjadi pusat perhatian dalam penelitian. Hal ini karena suatu penelitian Kualitatif dimulai dari suatu yang kosong atau tanpa ada masalah, baik masalah-masalah yang bersumber dari penalaran penelitian atau keputusan ilmiah (Moleong, 2014:62). Penelitian ini dilaksanakan di MTsNegeri Loano Purworejo.


(47)

2

3. Subyek penelitian

Subyek penelitian adalah sumber data darimana data dapat diperoleh (Arikunto, 2002: 107). Maka dalam penelitian mengambil beberapa subyek penelitian sebagai berikut:

a. Kepala Sekolah

Mengetahui bagaimana pengelolaan Kurikulum dalam sekolah tersebut. Meliputi peraturan sekolah, sarana dan prasarana sekolah, kebijakan Kepala Sekolah kepada setiap Guru matapelajaran.

b. Waka Kurikulum

Mengetahui bagaimana penataan Kurikulum di sekolah tersebut. Apakah dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 mengalami hambatan dan monitoring kepada Guru matapelajaran Pendidikan Agama Islam.

c. Guru

Dari guru akan mengetahui bagaimana dalam proses belajar mengajar terhadap siswa, data-data, dan informasi tentang pencapaian belajar siswa. Dan mengetahui bagaimana cara atau metode Guru dalam mengajar.

4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pemeliti memakai beberapa metode untuk mengumpulkan data, diantaranya:

a. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui keadaan umum, profil sekolah MTs Negeri Loano. Pada khususnya observasi dilakukan untuk


(48)

3

mengamati bagaimana Guru dalam menjalankan kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Untuk mengetahui kesesuaian kurikulum yang diterapkan pada sekolah tersebut. Serta mengetahui kesiapan sekolah dalam melaksanakan Kurikulum 2013, kesiapan kepala sekolah dalam mempersiapkan kurikulum 2013.

b. Wawancara

Peneliti akan melakukan wawancara struktur dan tatap muka dengan guru Pendidikan Agama Islam, kepala sekolah, dan siswa. Untuk mendapatkan informasi mengenai mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Kurikulum 2013 yang dilaksanakan pada MTs Negeri Loano Purworejo.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi ini juga digunakan untuk melengkapi data penelitian berupa RPP, data prestasi siswa, visi misi sekolah, dan hal pelengkap lainnya. Dokumentasi juga untuk melengkapi hasil dari data sekolah dan sebagai bukti telah dilaksanakannya penelitian pada MTs Negeri Loano Purworejo.

d. Uji Keabsahan Data

Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode triangulasi. Triangulasi dalam penguji kreadibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, teknik pengumpulan data dan waktu (Sugiono, 2009: 372).


(49)

4

5. Instrument Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa pedoman wawancara yang disusun berdasarkan tujuan penelitian dan berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, dan dokumentasi sebagai pengumpulan data berupa RRP, visi dan misi sekolah, dan hal yang berkaitang dengan dokumentasi, observasi untuk mengetahui keadaan umum, dan profil sekolah MTs Negeri Loano.

a. Konsep kisi-kisi instrumen observasi, wawancara, dokumentasi Aspek Indikator Sumber Data Teknik Pengertian kurikulum 2013 Pemahaman guru tentang kurikulum 2013 Kepala Sekolah, Guru, dan Wakakurikulum wawancara Komponen kurikulum

Tujuan, Isi struktur program, Media atau sarana dan prasarana, Strategi pembelajaran , Proses

pembelajaran, dan Evaluasi atau penelitian Guru, Kepala Sekolah, Wakakurikulum Wawancara, Dokumentasi Pelatihan Guru persiapan, pelaksanaan pelatihan, evaluasi, dan pendampingan guru Kepala Sekolah, Waka kurikulum Wawancara, Dokumentasi Metode pembelajaran

tahap yang dilalui yaitu kegiatan awal atau pembukaan, kegiatan inti atau pembentukan kompetensi dan karakter, dan kegiatan akhir atau penutup

Guru Wawancara, Observasi


(50)

5 Pendidikan agama sebagai upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan

peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur’an dan Hadis

Guru wawancara

Evaluasi kurikulum keefektifan dan efesiensi sistem kurikulum, baik yang menyangkut tentang tujuan, isi/materi, strategi, media, sumber balajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri Kepala Sekolah, Wakakurikulum, dan Guru Observasi, dan wawancara

Maksud dari intrumen diatas adalah untuk memudahkan peneliti dalam membuat pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam pelaksanaan pengumpulan data tersebut, peneliti mempunyai keterbatasan dalam penelitian seperti waktu dan jarak dalam pengumpulan data.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data umumnya diperoleh saat dikumpulkannya data yang diperoleh dilapangan yang berupa dokumen, hasil wawancara dan catatan lapangan. Analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data


(51)

6

dari pada setelah selesai pengumpulan data (Sugiyono, 2009: 336). Untuk menganalisis data yang diperoleh, penyusun menggunakan analisis deskriptif yang dikembangkan oleh Milles dan Hubberman yang dikutip oleh (Sugiyono, 2008:151-246) langkah-langkah menganalisis data dengan tiga langkah sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan kegiatan pemilihan, penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan, sehingga menjadi lebih fokus sesuai dengan obyek penelitian. Reduksi data berlangsung selama proses penelitian sampai tersusunnya laporan akhir penelitian.

b. Penyajian Data

Penyajian data sekumpulan informasi yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dalam skripsi ini merupakan penggambaran seluruh informasi tentang bagaimana pelaksanaan Kurikulum 2013 pada MTs Negeri Loano Purworejo.

c. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan suatu kegiatan konfigurasi yang utuh. Setelah analisis dilakukan, maka peneliti dapat menyimpulkan masalah yang ditetapkan oleh peneliti. Dari hasil pengolahan dan penganalisian data ini kemudian diberi interpretasi terhadap masalah yang akhirnya digunakan oleh peneliti sebagai dasar untuk menarik kesimpulan.


(52)

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi lokasi penelitian

Berdasarkan hasil observasi dan mendatangi tempat penelitian sekolah beralamat Loano Purworejo tepatnya Jalan Magelang km. 9 Purworejo kode pos 54181. Letak yang jauh dari kota tidak menyebabkan sekolah mengalami kekurangan peserta didik. Adapun daerah yang Peserta didik MTs Negeri Loano tidak hanya terbatas dari desa Banyuasin dan Kebongunung, namun juga berasal dari desa lainnya seperti Benowo, Samigaluh dan Loano. Dari tahun ke tahun animo untuk masuk di MTs Negeri Loano mulai meningkat. Dari tahun ke tahun. Hasil ujian di MTs Negeri Loano mengalami peningkatan peringkat MTs sekabupaten Purworejo pada tahun ini meningkati peringkat 26 sedangkan tahun sebelumya peringkat 35 Kabupaten.

1. Visi MTs Negeri Loano

Insan yang berakhlakul karimah, cerdas, dan trampil. 2. Indikator Visi MTs Negeri Loano

a. Berakhlakul Karimah

1) Peserta didik terbiasa mengucapkan salam dan berjabat tangan dengan sesama warga madrasah.


(53)

46

2) Peserta didik terbiasa mengamalkan ajaran Islam, tekun beribadah, jujur, disiplin, sportif, tanggung jawab, dan percaya diri.

3) Peserta Didik terbiasa menghargai , menghormati kepada sesama warga madrasah , orang tua, guru serta menyayangi sesama.

b. Cerdas

1) Naik kelas 100% secara normatif

2) Lulus UM 100 % dengan peningkatan nilai rata-rata peserta didik dari 7.8 menjadi 8,0.

3) Lulus UN 100 %, dengan nilai rata-rata 7,0.

4) Memperoleh juara dalam olimpiade Matematika dan Sain /lomba mapel Matematika, Sain dan IT

5) Minimal 10 % output diterima disekolah favorit

6) Memperoleh juara dalam bidang nonakademis: Qiroah, macapat, pidato Bhs. Jawa, Bhs. Indonesia, Bhs. Inggris, Bhs.Arab

c. Trampil

1) Memiliki life skill dalam hal kepramukaan

2) Trampil dalam bidang kreativitas seni baca Al Qur’an, seni musik dan rebana


(54)

47

3) Memiliki life skill dalam bidang keagamaan : Hafal asmaul husna, tahlil dan surat – surat pendek

4) Mampu membaca Al qur’an dengan baik dan benar 5) Trampil dalam bidang olah raga bola voly

3. Misi MTs Negeri Loano

a. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran Islam sehingga menjadi sumber kearifan dalam berperilaku.

b. Menumbuhkan penghayatan dan pengalaman ajaran Islam sehingga siswa menjadi tekun biribadah, jujur, disiplin, sportif, tanggung jawab, dan percaya diri.

c. Membiasakan peserta didik hormat pada orang tua dan guru serta menyayangi sesama.

d. Melatih peserta didik unggul dalam memperoleh nilai UN, lomba KIR, lomba Mapel, lomba Kesenian, dan lomba Olah Raga.

e. Melatih peserta didik terampil dalam membaca Al-Qur’an, Imam Thlil, Praktek shalat wajib dan Sunnah, mengoperasikan Ms World, Ms Excel, Power Point dan Internet

f. Melaksanakan pengelolaan madrasah dengan manajemen partisipasi dengan melibatkan seluruh warga madrasah dan kelompok kepentingan dengan landasan nilai religius, jujur, disiplin, cerdas, dan peduli lingkungan dan social di lingkungan madrasah.


(55)

48

4. Tujuan Madrasah

a. Tumbuh penghayatan dan pengamalan ajaran islam sehingga peserta didik menjadi tekun beribadah, jujur, disiplin, sportif, tanggung jawab, percaya diri

b. Tumbuh rasa hormat pada orang tua, guru dan sesama. c. Peserta didik naik kelas 100% secara normatif

d. Peserta didik lulus UM 100 % dengan peningkatan nilai rata-rata peserta didik dari 7,8 menjadi 8,5.

e. Peserta didik lulus UN 100 % dengan peningkatan nilai rata-rata peserta didik dari 6,5 menjadi 7,5.

f. Terlaksananya pembelajaran dan pendampingan secara efektif sehingga peserta didik berkembang secara optimal dengan memiliki nilai UN/UM di atas nilai standar minimal.

g. Memiliki kelompok KIR dan mengikuti lomba inovasi dan kreativitas pendidikan minimal tingkat kabupaten dan mampu menjuarai minimal tingkat kabupaten

h. Memiliki prestasi bidang keagamaan ( Qiro’ah, murotal Al Qur’an , pidato bhs. Arab ) minimal menjuarai tingkat kabupaten

i. Pada akhir tahun pelajaran peserta didik hafal asmaul husna, tahlil dan surat-surat pendek.

j. Tertanamnya jiwa dan sikap kedisiplinan pada peserta didik k. Memiliki tim yang handal dalam bidang kepramukaan


(56)

49

l. Memiliki team olahraga minimal 3 cabang dan mampu menjuarai minimal tingkat kabupaten

m. Peserta didik mampu mengoperasikan komputer dan internet.

5. Sasaran

a. Pada tahun pelajaran 2015 / 2016 peserta didik:

1) kelas VII dan VIII dapat naik kelas 100 % secara normatif. 2) kelas IX dapat lulus UM 100 % dengan nilai rata – rata 8.5. 3) Kelas IX lulus UN 100 %, dengan nilai rata-rata 7,5.

b. Perolehan juara lomba mata pelajaran pada tahun pelajaran 2015 / 2016 :

1) Dapat masuk nominasi besar lomba mapel pada tingkat Kabupaten.

2) Minimal 10 % dari jumlah lulusan Peserta didik dapat melanjutkan pendidikan disekolah favorit

c. Pada akhir tahun pelajaran

1) Peserta didik kelas VII hafal asmaul husna.

2) Peserta didik kelas VIII hafal asmaul husna dan hafal surat-surat pendek .

3) peserta didik kelas IX mampu menjadi imam tahlil.

4) Seluruh Peserta didik dapat membaca Al Qur’an dengan baik dan benar


(57)

50

5) Dalam jangka 1 tahun 100 % peserta didik melaksanakan sholat wajib lima waktu dan sholat sunah

6) Dalam jangka 1 tahun 100 % peserta didik terbiasa untuk

bersodaqoh (infaq Jum’at)

7) Peserta didik memperoleh juara pada setiap event/lomba olah raga ditingkat kecamatan/kabupaten.

8) Peserta didik memperoleh juara pada setiap event/lomba seni ditingkat kecamatan/kabupaten.

9) Kreativitas seni peserta didik dapat ditampilkan dalam acara HUT RI, Hari jadi Madrasah, perpisahan siswa kelas IX

10)Peserta didik terbiasa berakhlakul karimah di lingkungan Madrasah

11)Dalam jangka 1 tahun seluruh peserta didik terbiasa menghargai dan menghormati kepada sesama warga madrasah

d. program

1) Pelaksanaan pembelajaran secara efektif

2) Mengadakan penambahan jam pelajaran mapel UN mulai kelas VIII s/d IX

3) Mengadakan bedah SKL UN dan UM 4) Melengkapi buku sumber pembelajaran 5) Melengkapi media / alat peraga pembelajaran.


(58)

51

6) Mengoptimalkan fungsi perpustakaan

7) Mengadakan MGMP mapel guru serumpun tingkat satuan pendidikan, KKM, Kabupaten dan propinsi

8) Mengadakan upgrading guru lewat kegiatan, orientasi, workshop, diklat, seminar dan MGMP.

9) Membentuk guru pembimbing untuk pelajaran agama dan kegiatan keagamaan.

10)Menyelenggarakan evaluasi yang meliputi: a) Ulangan harian

b) Ulangah tengan semester c) Ulangan semester

d) Ulangan kenaikan kelas

e) Ujian madrasah ( tulis dan praktek ) f) Ujian nasional

11)Pelaporan hasil belajar a) Raport

b) SKHUN c) Ijazah/STTB

12)Mengadakan bimbingan belajar olimpiade sains

13)Menyertakan peserta didik dalam event/ lomba mata pelajaran 14)Memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi. 15)Setiap jam 6.45.s.d 7.00 peserta didik membaca asmaul husna


(59)

52

16)Setiap hari sabtu jam 12.30 s.d 13.15 peserta didik bertadarus al

Qur’an

17)Pengadaan buku presensi sholat lima waktu 18)Penyelenggaraan Sholat dzuhur berjamaah 19)Pengumpulan infaq pada setiap hari jum’at

20)Penyelenggaraan pembinaan kegiatan olah raga bola voly dalam bentuk kegiatan ektrakurikuler 2 jam pelajaran dalam seminggu 21)Pengadaan sarana olah raga

22)Pengikutsertaan up grading/ pelatihan guru olah raga

23)Membentuk guru pembimbing untuk pelajaran agama dan kegiatan keagamaan.

24)Penyelenggaraan pembinaan kegiatan seni baca al qur’an, seni musik rebana, drumband dalam bentuk ekstrakurikuler 2 jam pelajaran dalam seminggu

25)Pengadaaan sarana kesenian

26)Menyediakan pelatih profesional dari dalam dan luar MTsN Loano

27)Penyelenggaraan kegiatan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib untuk siswa kelas VII dan VIII selama 2 jam pelajaran dalam seminggu

28)Membentuk pimpinan pasukan (Pimpas)dari kelas VIII, yang diberikan pelatihan khusus


(1)

Catatan Lapangan 5

Teknik Pengumpulan Data : Observasi 5

Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Agustus 2016

Jam : 07:00-08:20 WIB

Tempat : Lingkungan Sekolah dan Kelas MTs Negeri Loano Purworejo

Pelajaran atau Kegiatan : Pembelajaran Al-Qur;an Hadist

Hasil Observasi: Hasil Observasi:

Observasi kelas….pada kegiatan pembelajaran a. Pendahuluan (10 menit)

Pada jam 07:00 pergantian jam mata pelajaran aqidah akhlak dengan guru bapak Haryanto. Ketika guru memasuki ruang kelas, siswa kelas VIII D Langsung menyambut guru dengan baik dan untuk proses pertama kali dalam pembelajaran peserta didik sudah menunjukkan rasa antusias dengan mata pelajaran tersebut. Guru membuka pelajaran dengan salam kemudian dijawab oleh peserta didik dengan baik dan berdo’a bersama dipimpin oleh ketua kelas VIII D dengan penuh khidmat. Guru mempersiapkan kelas untuk lebih kondusif dan menyiapkan kelas untuk pembelajaran seperti: guru mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Pada saat peralihan antara berdo’a dan persiapan pelajaran guru memberikan suatu interuksi ringan berupa motivasi dan mengajukan pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Kemudian stepselanjutnya guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai pada pembelajaran saat itu.

b. Kegiatan inti (60 menit)

Pada kegiatan inti guru melihat atau mengamati materi yang akan di berikan kepada peserta didik. Untuk materi pembelajaran aqidah akhlah yaitu peserta didik disuruh untuk mengamati gambar atau video visual yang di perlihatkan pada layar proyektor. Kemudian guru meminta pada peserta didik untuk membuat pertanyaan tentang apa yang dilihatkan pada layar proyektor. Kemudian peserta didik diminta untuk mencari literature yang


(2)

berkaitan dengan keteguhan iman sahabat abu bakar ash shiddiq. Kemudian peserta didik diatur menjadi beberapa kelompok belajar untuk mendiskusikan dan membuat hasil diskusi tentang keteguhan iman sahabat abu bakar ash shiddiq yang kemudian hasil tersebut disampaikan kepada peserta didik yang lain. Serta peserta didik lain menanggapi apa yang telah dipresentasikan temannya tersebut. Utnuk proses pembelajaran ini peserta didik yang mengikuti pelajaran sangat antusias dalam menerangkan hasil dan menanggapi hasil.

c. Penutup (10 menit)

Untuk penutup ini guru memberikan beberapa bimbinga dalam menyimpulkan pembelajaran secara demokratis atau memancing siswa yang kurang aktif untuk memberikan kesimpulan pembelajaran. Kemudian guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan cerita, mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Kemudian dalam mengevaluasi keberhasilan peserta didik dalam mata pelajaran, guru memberikan reward untuk kelompok yang terbaik dalam penyampaian dan keberanian tampil di depan kelas. Kemudian guru memberikan penjelasan atau mengulas mata pelajaran selanjutnya dan memberikan sedikit tuga suntuk mata pelajaran selanjutnya, guru meminta peserta didik tersebut bertujuan untuk tugas mandiri terstruktur. Kemudian bersama-sama menutup pelajaran dengan berdo’a dan memberikan sedikit motivasi yang bertujuan untuk semakin efektifnya penbelajaran.


(3)

(4)

(5)

(6)