Pola Agihan Hujan Cara Empiris

4.8 Pola Agihan Hujan Cara Empiris

4.8.1 Pola Agihan Hujan (Modified-Mononobe)

Selain dengan cara observasi pola agihan hujan dapat dicari dengan cara empiris. Secara empiris untuk mengetahui pola agihan hujan jam-jaman dicari dengan rumus Modified-Mononobe sesuai dengan Persamaan 2.30, dengan durasi hujan 2 jam, 3 jam, 4 jam (hujan yang terjadi di Sub DAS Alang). Untuk waktu konsentrasi (Tc) dihitung berdasarkan Persamaan 2.28

Contoh perhitungan intensitas hujan dengan kala ulang T 1.1 , durasi 3 jam pada I jam pertama sesuai dengan Persamaan 2.30, untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.

R 24 = 58.355 mm t c = 2.5 jam

t = 1 jam (jam pertama)

æ R T , 24 ö æ t c ö 3

I 1 = çç ç ÷ è t

= 43.24 mm P = It . t = 43.24 . 1 = 43.24 mm

Hasil perhitungan metode Modified-Mononobe dengan 3 cara penyajian data diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Tabel 4.17 – 4.21

Tabel 4.17 Agihan Hujan 2 Jam Sub DAS Alang

Delta (mm) % Cara 1

Cara t

It(mm/jam)

P (mm)

Tabel 4.18 Agihan Hujan 3 Jam Sub DAS Alang

Delta (mm) % Cara 1

Cara t

It(mm/jam)

P (mm)

Tabel 4.19 Agihan Hujan 4 Jam Sub DAS Alang

Delta Cara

(mm) % Cara 1

It(mm/jam)

P (mm)

Tabel 4.20 Agihan Hujan 5 Jam Sub DAS Alang Delta

(mm) % Cara 1

Cara t

It (mm/jam)

P (mm)

Tabel 4.21 Agihan Hujan 6 Jam Sub DAS Alang

Delta Cara

It

(mm) % Cara 1

(mm/jam)

P (mm)

1 43.24 43.24 43.24 55.03

Dari hasil perhitungan metode Modified-Mononobe nampak bahwa dengan 3 cara penyajian data didapat prosentase hujan tiap jam adalah sama. Pola agihan hujan durasi 2-6 jam dapat dilihat pada Gambar 4.10 – 4.14

Gambar 4.10 Pola Agihan Hujan 2 Jam (Modified-Mononobe)

Gambar 4.11 Pola Agihan Hujan 3 Jam (Modified-Mononobe)

Gambar 4.12 Pola Agihan Hujan 4 Jam (Modified-Mononobe)

Gambar 4.13 Pola Agihan Hujan 5 Jam (Modified-Mononobe)

Gambar 4.14 Pola Agihan Hujan 6 Jam (Modified-Mononobe)

4.8.2 Pola Agihan ABM (Alternating Block Methode)

Dari pola agihan hujan observasi hujan durasi 3, 4, dan 5 jam hasil dari perhitungan empiris tidak sesuai jika memakai metode (Medified-Mononobe), maka digunakan metode ABM untuk mendapatkan kesesuaian yang paling dekat.

Hasil perhitungan metode ABM dengan 3 cara penyajian data selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran B. Resume hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.22 – 4.24

Contoh perhitungan metode ABM adalah sebagai berikut: æ 2

= 43 mm R depht = It . t = 43 . 1 = 43 mm

Tabel 4.22 Agihan Hujan 3 Jam (ABM)

Incremental t

Rainfall

Incremental

Depth Cara

mm actual ABM Cara 1

jam mm/jam

Cara 2 1 13.29 13.29 13.29 0.69 12.50 2.28 2 8.37 16.74 3.45 0.18 3.25 12.50 3 6.39 19.17 2.42 0.13 2.28 3.25 Cara 3

1 5.62 5.62 5.62 0.69 5.29 0.96 2 3.54 7.08 1.46 0.18 1.37 5.29 3 2.70 8.10 1.02 0.13 0.96 1.37

Tabel 4.23 Agihan Hujan 4 Jam (ABM)

Incremental t

Rainfall

Incremental

Depth Cara

mm actual ABM Cara 1

jam mm/jam

Tabel 4.24 Agihan Hujan 5 Jam (ABM)

Incremental t

Rainfall

Incremental

Depth Cara

mm actual ABM Cara 1

jam mm/jam

mm

mm

1 43.00 43.00 43.00 0.58 34.13 4.18 2 27.09 54.17 11.18 0.15 8.87 6.22

Dari hasil perhitungan metode ABM nampak bahwa dengan 3 cara penyajian data didapat prosentase hujan adalah sama. Pola agihan hujan durasi 3, 4, dan 5 jam dapat dilihat pada Gambar 4.15 – 4.17

Gambar 4.15 Pola Agihan Hujan 3 Jam (ABM)

Gambar 4.16 Pola Agihan Hujan 4 Jam (ABM)

Gambar 4.17 Pola Agihan Hujan 5 Jam (ABM)

4.8.3 Pola Agihan Hujan Segitiga

Model agihan hujan segitiga menganggap bahwa kedalaman hujan jam-jaman terdistribusi mengikuti bentuk segitiga. Perhitungan dengan metode Segitiga selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran B. Resume hasil perhitungan agihan hujan 3-5 jam dapat dilihat pada Tabel 4.25-27. Contoh perhitungan metode segitiga durasi 3 jam adalah sebagai berikut: Diketahui: P

= 58.35 mm Td

= 3 jam = 3 jam

Tabel 4.25 Agihan Hujan 3 Jam (Segitiga) Ip (Intensitas

Tp Cara

Hujan Puncak)

( Waktu Puncak) Cara 1

Tabel 4.26 Agihan Hujan 4 Jam (Segitiga) Ip (Intensitas

Tp Cara

Hujan Puncak)

( Waktu Puncak) Cara 1

Tabel 4.27 Agihan Hujan 5 Jam (Segitiga) Ip (Intensitas

Tp Cara

Hujan Puncak)

(Waktu Puncak) Cara 1

0.3 3.05 1.5 Pola agihan hujan sesuai metode segitiga untuk hujan durasi 3, 4, dan 5 jam dapat

dilihat pada Gambar 4.18 – 4.20

Gambar 4.18 Pola Agihan Hujan 3 Jam (Segitiga)

Gambar 4.19 Pola Agihan Hujan 4 Jam (Segitiga)

Gambar 4.20 Pola Agihan Hujan 5 Jam (Segitiga)

Dari hasil perhitungan didapat bahwa pola agihan hujan 3, 4, dan 5 jam dari cara

I, II, dan III adalah sama. Persentase tiap jam dapat dilihat pada Tabel 4.28. Pola agihan hujan 3, 4, dan 5 jam dapat dilihat pada Gambar 4.21-4.23

Tabel 4.28 Persentase Hujan Tiap Jam (Segitiga)

Gambar 4.21 Pola Agihan Hujan 3 Jam (Segitiga dalam diagram batang)

Gambar 4.22 Pola Agihan Hujan 4 Jam (Segitiga dalam diagram batang)

Gambar 4.23 Pola Agihan Hujan 5 Jam (Segitiga dalam diagram batang)