STUDI EVALUATIF PELAKSANAAN ANALISIS KREDIT DI BANK RAKYAT INDONESIA CABANG JALAN JENDERAL SUDIRMAN SURAKARTA

STUDI EVALUATIF PELAKSANAAN ANALISIS KREDIT DI BANK RAKYAT INDONESIA CABANG JALAN JENDERAL SUDIRMAN SURAKARTA

Penulisan Hukum ( Skripsi )

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum

pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh DANIAR APVERANICA NIM : E 0003126 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2010

commit to user

Penulisan Hukum ( Skripsi )

STUDI EVALUATIF PELAKSANAAN ANALISIS KREDIT DI BANK RAKYAT INDONESIA CABANG JALAN JENDERAL SUDIRMAN SURAKARTA

Disusun oleh :

DANIAR APVERANICA NIM : E.0003126

Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Oktober 2010

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Prof., DR., Adi Sulistiyono, S.H., M.H. ___Pujiyono, S.H., M.H.__ NIP. 196302091988031003

NIP. 197910142003121001

commit to user

Penulisan Hukum (Skripsi)

STUDI EVALUATIF PELAKSANAAN ANALISIS KREDIT DI BANK RAKYAT INDONESIA CABANG JALAN JENDERAL SUDIRMAN SURAKARTA

Disusun oleh :

DANIAR APVERANICA NIM : E 0003126

Telah diterima dan disahkan oleh Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada : Hari : Rabu Tanggal : 27 Oktober 2010

DEWAN PENGUJI

1. Suraji S.H., M.Hum. ( ................... )

Ketua

2. Pujiyono, S.H., M.H. (....................)

Sekretaris

3. Prof., DR., Adi Sulistiyono, S.H., M.H. (....................)

Moh. Jamin, S.H., M.Hum.

NIP. 196109301986011001

commit to user

SURAT PERNYATAAN

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul : STUDI EVALUATIF PELAKSANAAN ANALISIS KREDIT

DI BANK RAKYAT INDONESIA CABANG JALAN JENDERAL

SUDIRMAN SURAKARTA adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar sarjana yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, 20 Oktober 2010 Yang membuat pernyataan

Daniar Apveranica

commit to user

Daniar Apveranica, E0003126. 2010. STUDI EVALUATIF PELAKSANAAN ANALISIS KREDIT DI BANK RAKYAT INDONESIA CABANG JALAN JENDERAL SUDIRMAN SURAKARTA. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

Penelitian ini menganalisa dan menjawab permasalahan mengenai pelaksanaan analisis kredit di Bank Rakyat Indonesia Cabang Jalan Jenderal Sudirman Surakarta; pengaruh kualitas analisis kredit dengan timbulnya kredit macet di Bank Rakyat Indonesia Cabang Jalan Jenderal Sudirman Surakarta; hambatan dalam pelaksanaan analisis kredit di Bank Rakyat Indonesia Cabang Jalan Sudirman Surakarta dan solusi untuk mengatasinya.

Penelitian yang dilaksanakan termasuk jenis penelitian hukum empiris yang bersifat evaluatif. Jenis data yang dipergunakan berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh di BRI Cabang Jalan Jenderal Sudirman Surakarta. Sedangkan data sekunder, dipergunakan bahan hukum primer berupa Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan serta bahan hukum sekunder berupa Instruksi Presidium Kabinet No. 15/EKA/10/1966 jo. Surat Edaran Bank Indonesia No. 2/643/UPK/Pemb/1966 tentang Kebijaksanaan di Bidang Perkreditan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi lapangan berupa observasi dan wawancara serta studi kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif dengan model interaktif. Pelaksanaan analisis kredit dimulai sejak permohonan kredit diterima dan berakhir pada kesimpulan yang diberikan Account Officer kepada Pimpinan Cabang untuk kemudian diambil keputusan tentang diterima atau tidaknya permohonan kredit tersebut. Pelaksanaan analisis kredit mempengaruhi terjadinya kredit macet yang ditunjukkan dengan rendahnya kredit macet di BRI Cabang Jalan Jenderal Sudirman Surakarta dimana pelaksanaan analisis kreditnya berlangsung baik. Hambatan dalam pelaksanaan analisis kredit yaitu debitur nakal, sumber daya manusia dan force majeure. Solusi yang diambil adalah memperbaiki prinsip dalam mengenal nasabah dan menjalin kerja sama dengan pihak yang berkompeten atas hal-hal yang menjadi syarat-syarat admistratif.

commit to user

Daniar Apveranica, E0003126. 2010. EVALUATIVE STUDY OF CREDIT ANALYSIS IN THE BRANCH OF BANK RAKYAT INDONESIA AT JENDERAL SUDIRMAN STREET SURAKARTA. Law Faculty of Sebelas Maret University

This research will analysis and solve the problems regarding the implementation of credit analysis in Branch of Bank Rakyat Indonesia at Jalan Jenderal Sudirman Surakarta; the impact of credit analysis quality to the occurence of non-performing loans in the Branch of Bank Rakyat Indonesia at Jenderal Sudirman Street Surakarta; the obstacles in the implementation of credit analysis in Branch of Bank Rakyat Indonesia at Jenderal Sudirman Street Surakarta and solutions to overcome them.

The research conducted is included in the type of evaluatively empirical legal research. Used primary and secondary data as the types of data. The primary data obtained directly in the Branch of Bank Rakyat Indonesia at Jenderal Sudirman Street Surakarta. As for the secondary data, used primary legal materials in the form of the draft Civil Code and Law No. 10 of 1998 concerning Amendment to Law No. 7 of 1992 as well as secondary legal materials in the form of the Presidium of the Cabinet Directive No. 15/EKA / 10/1966 jo. Bank Indonesia Circular Letter Number 2/643/UPK/Pemb/1966 on Rural Policy in the Field. Data collection techniques used are observation, interview and literature study. Used qualitative analysis techniques with interactive models as data analysis technique. The implementation of credit analysis in Branch of Bank Rakyat Indonesia at Jenderal Sudirman Street Surakarta starts as the loan application is received and ends at the conclusion that given by Account Officer to Branch Manager, so it can be used to take a decision about whether the request of credit is received or not. The implementation of credit analysis affects the occurrence of non-performing loans in the BRI branch at Jenderal Sudirman Street Surakarta as indicated by the low level of bad debts in Branch of Bank Rakyat Indonesia at Jenderal Sudirman Street Surakarta, where the execution of credit analysis is well done. Obstacles in the implementation of credit analysis in Branch of Bank Rakyat Indonesia at Jenderal Sudirman Street Surakarta, namely naughty debtors, human resources owned in Branch of Bank Rakyat Indonesia at Jenderal Sudirman Street Surakarta and force majeure. Solutions taken are better understanding about “know your consumer principle” and establish good cooperation with the competent authorities of administrative requirements..

commit to user

Alhamdulillah, segala puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunian-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum (skripsi) ini.

Penulisan Hukum (skripsi) dengan judul ”STUDI EVALUATIF PELAKSANAAN ANALISIS KREDIT DI BANK RAKYAT INDONESIA CABANG JALAN JENDERAL SUDIRMAN SURAKARTA” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Kesarjanaan dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam kesempatan ini, Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik materiil maupun non materiil sehingga Penulisan Hukum ini dapat terselesaikan, terutama kepada :

1. Bapak Moh. Jamin, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum UNS yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk menyelesaikan Penulisan Hukum ini.

2. Bapak Prof., DR., Adi Sulistiyono, S.H., M.H., selaku Pembantu Rektor IV Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Dosen Pembimbing yang telah memberikan dukungan moril kepada para mahasiswa dan telah memberi bantuan dan arahan untuk menyempurnakan isi Penulisan Hukum ini.

3. Bapak Pujiyono, S.H., M.H., selaku Dosen Bagian Hukum Perdata dan Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan bantuan, saran, serta arahan untuk menyempurnakan isi Penulisan Hukum ini.

4. Bapak Dwi selaku Pembantu Rektor III Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi bantuan dan pengarahan untuk menyelesaikan Penulisan Hukum ini.

5. Bapak Suraji S.H., M.Hum., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Hukum UNS dan Ketua Dewan Penguji Penulisan Hukum Penulis, yang telah meluangkan waktu dan memberi arahan untuk menyempurnakan isi Penulisan Hukum ini.

commit to user

Surakarta

7. Marcosiyanto Penta Putra, selaku Account Officer di BRI Cabang Sudirman Surakarta, atas bantuan waktu dan kesediaanya sebagai narasumber hingga selesainya Penulisan Hukum ini.

8. Bapak Slamet Supriyadi, selaku Kepala Bagian Rumah Tangga di BRI Cabang Sudirman Surakarta, atas bantuan perizinan penelitian untuk Penulisan Hukum ini.

9. Ibu Utami, selaku Sekretaris di BRI Cabang Sudirman Surakarta, untuk bantuan selama melakukan penelitian untuk Penulisan Hukum ini.

10. Ayah dan Ibu tercinta yang telah mendidik hingga sekarang dan memberikan segalanya dan dengan ini semoga dapat membalas budi jasa kalian dengan memenuhi harapan kalian.

11. Adik tersayang, Doni Febriando dan Devina Ayu Febiana yang telah memberi banyak kebahagiaan di dalam kebersamaan dan doa untuk selalu bersama mengusahakan yang terbaik bagi keluarga.

12. Keluarga besar Atmo Dihardja yang terus dan terus memberi semangat dan kemudahan untuk menyelesaikan Penulisan Hukum ini.

13. Bapak Ir. Heri Saptono Warpindyasmoro dan istri, yang telah banyak memberi bantuan dan motivasi untuk menyelesaikan Penulisan Hukum ini.

14. Sahabat penulis, Julia Indah Kusuma Astuti S.E., dr. Dwi Cahyani Nur Widowati, Sulastri S.F., Sika Nur Indah S.Kom., yang selalu ada di kala suka maupun duka dan menerima penulis apa adanya.

15. Sahabat penulis, Afifah Nurmalia S.H., Irma Christinawati S.H., Astri Wulandari S.H., yang telah memberi warna indah bagi masa kuliah dan terus membantu menyelesaikan penulisan hukum ini.

16. Bapak Joko, Bagian Alumni dan kemahasiswaan atas kebaikan dan bantuannya selama ini.

17. Asep Shofian Syahrullah S.S.Ing., for being my best friend along those precious time.

commit to user

makna dalam uraian hati untuk menjadi lebih baik.

19. Wisata Hati Soloraya, yang memberi ruang damai dan kesejukan bagi masa- masa terberat penulis.

20. Barcelona Football Club, untuk semua percik kegembiraan dalam setiap laga.

21. Grizky Adi Wijaya S.H., yang telah menjadi bagian penting untuk pelajaran hidup penulis dan untuk semua hal yang pernah ada.

22. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Dengan kerendahan hati menerima kritik dan saran yang membangun sehingga dapat memperbaiki semua kekurangan yang ada dalam Penulisan Hukum ini. Semoga Penulisan Hukum ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya, terutama untuk kalangan mahasiswa.

Surakarta, Oktober 2010

Penulis

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 telah mengalami masa-masa suram ketika berada dalam jajahan bangsa- bangsa Eropa selama beratus-ratus tahun. Telah terjadi banyak penindasan dan pembodohan yang berlangsung dalam kurun waktu yang tidak sebentar maka tidak mengherankan bila negeri tercinta ini belum begitu kokoh di berbagai bidang selepas kemerdekaannya. Berdasarkan kenyataan ini, semangat perjuangan yang dulu pernah berkobar selayaknya diubah menjadi pemicu untuk membangun negara ini.

Pembangunan dilaksanakan dalam berbagai aspek kehidupan,yaitu di bidang sosial, ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, hukum, pertahanan dan keamanan. Pembangunan nasional yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasar Pancasila dan UUD 1945, membutuhkan suatu kesatuan tekad dari segenap lapisan masyarakat Indonesia. Tidak hanya Pemerintah sebagai penyelenggara negara yang bertanggung jawab sepenuhnya untuk menyukseskan pembangunan nasional namun juga dukungan penuh seluruh rakyat Indonesia.

Pembangunan nasional tidak selalu mulus sesuai dengan apa yang direncanakan dan diharapkan. Ada banyak kendala yang telah diprediksi sebelumnya maupun yang muncul diluar perkiraan. Faktor-faktor yang dapat merintangi jalannya roda pembangunan diantaranya adalah faktor historis bangsa Indonesia yang mengalami berbagai kesengsaraan dalam jangka waktu yang lama ketika berada dalam cekaman para penjajah, faktor sumber daya manusia yang masih tertinggal karena kurangnya kesadaran dan kamampuan akan pendidikan yang berkualitas, faktor ekonomi dimana Indonesia masih

commit to user

angka kemiskinan dan pengangguran yang ada serta faktor lainnya. Faktor ekonomi mempunyai andil yang sangat besar dalam

menentukan berbagai hal di dalam kehidupan bernegara. Perekonomian yang sehat dan maju menjadi hal yang begitu diimpikan setiap negara yang ada di dunia. Perekonomian sangat mempengaruhi program pembangunan yang sedang berlangsung begitu pula pembangunan cukup dapat dikatakan berhasil bila kondisi perekonomian yang dapat dijadikan tolak ukur kesejahteraan masyarakat menunjukkan suatu perubahan ke arah yang lebih baik.

Indonesia di dalam perjuangan mewujudkan suatu perekonomian dimana bangsa yang ada di dalamnya tercukupi kebutuhan lahir dan batinnya, mengalami guncangan krisis di sekitar tahun 1997 yang melanda hampir di semua negara di dunia. Namun dengan kemampuan yang masih sedikit, guncangan itu berdampak sangat buruk terhadap keseimbangan kondisi perekonomian yang sedang diusahakan negeri ini. Indonesia memiliki kondisi perbankan yang rentan dan penerapan pengaturan serta pengawasan perbankan yang lemah sehingga krisis nilai tukar dengan cepat menjalar menjadi krisis perbankan (Trade Policy Review,1999). Keadaan pada waktu itu benar-benar sulit baik bagi kalangan pemerintahan, pengusaha dan tentunya rakyat kecil. Apalagi di saat yang sama terjadi pula pergolakan politik yang panas di dalam negeri. Banyak terjadi pemutusan hubungan kerja, usaha-usaha tutup karena tidak sanggup bertahan dalam krisis yang sedang terjadi dan kalangan elit pemerintahan yang menjadi tidak fokus memikirkan rakyat karena disibukkan pula dengan konflik politik yang juga sedang terjadi. Krisis perbankan yang kemudian terjadi tidak dapat segera diatasi karena kurangnya perangkat hukum seperti undang-undang keadaan darurat. Secara teoritis hukum akan lebih efektif apabila aturan hukum itu dirumuskan dalam norma-norma yang sesuai

satu sama lain (Kusumaningtuti,2009:134). Dengan membawa panji reformasi, perbaikan- perbaikan diusahakan hampir di semua lini, sampai sekarang. Atas upaya-

commit to user

bergerak ke arah yang lebih baik, tetap menyisakan banyak permasalahan yang belum kunjung tertangani.

Berubahnya kondisi perekonomian dan adanya ketidaklengkapan pengaturan pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan melatarbelakangi dilakukannya perubahan terhadap undang-undang tersebut. Sehingga, lahirlah Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Pertimbangan-pertimbangan utama dilakukannya perubahan tersebut diantaranya untuk menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang bergerak cepat, kompetitif dan terintegrasi dengan perekonomian global. Selain itu perubahan dilakukan untuk menghadapi tantangan dunia perbankan yang semakin kompleks serta sistem keuangan yang semakin maju dan untuk menyesuaikan diri dengan telah diratifikasinya beberapa perjanjian internasional di bidang perdagangan barang dan jasa. Disarankan agar negara- negara menerapkan kebijakan yang ketat dalam menyelesaikan krisis dan menggunakan krisis sebagai kesempatan untuk melaksanakan reformasi struktural jangka menengah yang sekaligus diharapkan dapat membantu mencegah krisis sistemik yang akan datang (S.Claessens and L.Laeven,2005).

Tidaklah efektif peran tunggal dari pemerintah dalam mengatasi permasalahan yang cukup komplek saat ini, perlu dukungan nyata pula dari seluruh masyarakat baik perseorangan maupun kelompok atau lembaga. Lembaga keuangan merupakan salah satu lembaga yang dibutuhkan peran sertanya di bidang ekonomi. Tidak harus suatu lembaga keuangan yang berskala besar seperti bank namun yang berskala kecil seperti koperasi petani di desa pun apabila dijalankan secara baik niscaya membantu pemulihan kondisi perekonomian nasional. Perekonomian dapat menjadi lebih baik ketika dunia usaha berjalan sehat dan bergairah. Salah satu pemicu lesunya gairah para pengusaha dalam berbisnis adalah kurangnya modal dimana hampir semua bidang usaha yang ada seperti manufaktur, perdagangan, perikanan,

commit to user

mendapatkan dana untuk usahanya. Pengembangan usaha kecil menengah secara terencana akan memberikan manfaat maksimum terhadap pembangunan ekonomi daerah (Tambunan,2006). Hal ini akan berpengaruh pada ekonomi nasional. Dari beberapa permasalahan yang menghambat berkembangnya usaha kecil, adalah terbatasnya permodalan (Akyuwen,2005). Disinilah lembaga-lembaga keuangan memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan dana tersebut.

Lembaga keuangan digolongkan ke dalam dua golongan besar yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan lainnya. Lembaga keuangan bank terdiri dari Bank Sentral, Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Sentral yakni Bank Indonesia, memberi pelayanan lebih banyak kepada pihak pemerintah dan lembaga perbankan. Bank Umum melayani seluruh jasa-jasa perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat baik perorangan maupun lembaga lainnya. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank yang khusus melayani masyarakat kecil di kecamatan dan pedesaan (Kasmir,2002:4).

Lembaga keuangan bank menyediakan berbagai produk namun yang paling populer di kalangan masyarakat adalah pemberian pinjaman uang atau sering dikenal dengan istilah kredit. Setiap kredit yang diajukan tidak serta merta disetujui oleh pihak bank karena berbagai alasan. Salah satunya adalah adanya kekhawatiran bahwa pihak debitur tidak melaksanakan kewajibannya sesuai kesepakatan dimana hal ini dapat berpengaruh pada kesehatan pihak kreditur itu sendiri. Maka dari itu bank sebagai pihak kreditur tidak hanya menetapkan syarat-syarat untuk dipenuhi dalam pengajuan kredit oleh debitur namun juga melakukan serangkaian kegiatan untuk memastikan debitur tersebut layak mendapatkan kredit yang dimintanya.

Penelitian hendak dilakukan di Bank Rakyat Indonesia (BRI). Alasan yang melatarbelakangi adalah kedekatan BRI pada rakyat kecil dimana penulis

commit to user

sejak tahun 1895 dan selalu mendasarkan pelayanannya pada masyarakat kecil. Kekonsistenan dalam komitmen melayani masyarakat kecil dapat dilihat sampai sekarang yakni dengan program-program yang memfokuskan pada pemberian fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Produk-produk yang ditawarkan pun bersegmentasi pada golongan ekonomi menengah dan bawah contohnya SIMPEDES (simpanan masyarakat pedesaan) yang mensyaratkan nominal rupiah yang lebih sedikit dari bank-bank lain untuk setiap kali pembukaan rekening baru. Selain itu BRI telah membuka banyak cabang pembantu di daerah pelosok guna memudahkan masyarakat dalam mengakses jasa perbankan dan ini sebagai wujud upaya BRI mengoptimalkan pelayanan kepada rakyat kecil.

Berdasar uraian tersebut di atas, maka ada ketertarikan untuk mengadakan penelitian mengenai bagaimana pelaksanaan analisis kredit yang dilakukan oleh bank. Selanjutnya dipilihlah judul : “STUDI EVALUATIF PELAKSANAAN ANALISIS KREDIT DI BANK RAKYAT INDONESIA CABANG JALAN SUDIRMAN SURAKARTA".

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan analisis kredit di Bank Rakyat Indonesia Cabang Jalan Sudirman Surakarta?

2. Bagaimana pengaruh kualitas analisis kredit dengan timbulnya kredit macet di Bank Rakyat Indonesia Cabang Jalan Sudirman Surakarta?

3. Apa saja hambatan dalam pelaksanaan analisis kredit di Bank Rakyat Indonesia Cabang Jalan Sudirman Surakarta dan solusi untuk mengatasinya?

commit to user

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian hukum ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Obyektif

a. Untuk mengetahui analisis kredit yang dilakukan oleh Bank Rakyat Indonesia Cabang Jalan Jenderal Sudirman Surakarta.

b. Untuk mengetahui pengaruh kualitas analisis kredit dengan timbulnya kredit macet di Bank Rakyat Indonesia Cabang Jalan Jenderal Sudirman Surakarta.

c. Untuk mengetahui hambatan dalam pelaksanaan analisis kredit di Bank Rakyat Indonesia Cabang Jalan Jenderal Sudirman Surakarta dan solusi untuk mengatasinya.

2. Tujuan Subyektif

a. Untuk memperluas pengetahuan dan wawasan penulis di bidang hukum serta pemahaman aspek hukum dalam teori dan praktek dalam lapangan hukum khususnya tentang pelaksanaan analisis kredit dan kaitan tentang kualitasnya bila dihubungkan dengan terjadinya kredit macet.

b. Menerapkan ilmu dan teori-teori hukum yang telah diperoleh agar dapat memberi manfaat bagi penulis sendiri khususnya dan masyarakat pada umumnya.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Memberi sumbangan pemikiran dalam ilmu hukum, yakni hukum perdata pada umumnya dan hukum perbankan pada khususnya.

b. Hasil penelitian ini dapat menambah literatur dan referensi sebagai bahan acuan bagi penelitian yang akan datang.

commit to user

a. Memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti.

b. Menambah pengetahuan dan wawasan khususnya tentang kredit perbankan dan pelaksanaan analisis kreditnya.

c. Menerapkan ilmu dan teori-teori hukum yang telah diperoleh agar dapat memberi manfaat bagi penulis sendiri khususnya dan masyarakat pada umumnya.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian Mengacu pada judul dan perumusan masalah, maka penelitian ini

merupakan penelitian hukun empiris. Penelitian empiris selalu diarahkan kepada identifikasi (pengenalan) terhadap hukum nyata berlaku, yang implisit berlaku (sepenuhnya) bukan yang eksplisit (jelas, tegas) diatur di dalam perundangan atau yang diuraikan dalam kepustakaan. Pendekatan empiris dimaksudkan sebagai usaha mendekati masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang nyata atau sesuai dengan kenyataan yang hidup dalam masyarakat. Penelitian empiris adalah penelitian berdasarkan data yang diperoleh langsung dari lapangan atau data primer atau data dasar (Soerjono Soekanto, 2006 : 51).

2. Sifat Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat evaluatif. Yakni suatu penelitian

yang pada umumnnya dilakukan untuk menilai program yang dijalankan. Penelitian evaluasi ini memusatkan diri pada persoalan kesesuaian suatu karya dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Tatang M. Amirin,1990:109).

commit to user

Lokasi penelitian dalam penulisan hukum ini yaitu di Bank Rakyat Indonesia Cabang Sudirman yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 1 Surakarta. Pemilihan lokasi ini selain memudahkan dalam hal jarak, memiliki pertimbangan lain yakni BRI merupakan bank yang telah dikenal lama oleh masyarakat dan pemilihan Cabang Sudirman didasari kenyataan bahwa BRI Cabang Jalan Jenderal Sudirman Surakarta merupakan proyek percontohan BRI.

4. Jenis Data Data yang dimaksudkan yaitu fakta atau keterangan yang diperoleh

dari obyek yang diteliti. Jenis data yang digunakan adalah :

a. Data primer Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari

lapangan yaitu yang terdapat di BRI Cabang Sudirman yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 1 Surakarta.

b. Data sekunder Data sekunder merupakan keterangan yang dapat mendukung data

primer, data ini diperoleh melalui studi kepustakaan, literatur-literatur, dokumen-dokumen dan perundang-undangan yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

5. Sumber Data Untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan arah

penelitian ini, sumber data diambil dari:

a. Sumber Data Primer Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung

dari lapangan, dalam hal ini Pejabat bagian kredit BRI Cabang Jalan Jenderal Sudirman Surakarta.

commit to user

Sumber data sekunder merupakan sumber data yang memberikan keterangan pendukung bagi sumber data primer, meliputi bahan hukum primer yaitu Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan bahan hukum sekunder yang berupa buku-buku di bidang hukum dan karya tulis ilmiah yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti

6. Teknik Pengumpulan Data Guna memperoleh data yang sesuai dan mencakup permasalahan yang

diteliti, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Studi Lapangan Studi Lapangan merupakan pengumpulan data dengan secara langsung

pada obyek penelitian untuk mengadakan penelitian secara langsung, untuk memperoleh data yang valid. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan :

1) Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung dan sistematis terhadap masalah yang berkaitan dengan obyek yang diteliti.

2) Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mendapatkan keterangan atau informasi secara langsung dari keterangan Pejabat bagian kredit di lokasi penelitian yang merupakan pihak yang terkait langsung dengan obyek penelitian.

b. Studi Kepustakaan Studi Kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data yang

bertujuan untuk mendapatkan landasan teori yang berupa pendapat

commit to user

perundang-undangan yang berlaku dan berkaitan dengan hal-hal yang sedang diteliti, website dan dokumen-dokumen yang berkenaan dengan obyek yang diteliti.

7. Teknik Analisis Data Agar data yang terkumpul dapat dipertanggungjawabkan dan dapat

menghasilkan jawaban yang tepat dari suatu permasalahan, maka perlu suatu teknik analisis data yang tepat. Analisis data merupakan proses pengorganisasian dan pengurutan data dalam pola, kategori dan uraian dasar, sehingga akan ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Lexy J. Moleong, 2002 : 103).

Penelitian ini menggunakan model analisis interaktif (interactive model of analysis ), yaitu data yang dikumpulkan akan dianalisa melalui tiga tahap, yaitu mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan. Dalam model ini dilakukan suatu proses siklus antar tahap- tahap, sehingga data yang terkumpul akan berhubungan dengan satu sama lain dan benar benar data yang mendukung penyusunan laporan penelitian (HB. Sutopo, 2002:35). Tiga tahap tersebut adalah :

a. Reduksi Data Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abtraksi data (kasar) yang ada dalam fieldnote. Pada saat pengumpulan data berlangsung, data reduction berupa membuat singkatan, coding, memusatkan tema, membuat batas-batas permasalahan dan menulis memo. Reduksi data berlangsung secara terus-menerus dari tahap awal sampai akhir penulisan laparan penelitian.

b. Penyajian Data Sekumpulan informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilaksanakan yang meliputi berbagai jenis matrik, gambar, tabel dan sebagainya.

commit to user

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Penarikan Kesimpulan/

Verifikasi

Sajian Data

Setelah memahami arti dari berbagai hal yang meliputi berbagai hal yang ditemu dengan melakukan pencatatan-pencatatan peraturan, pernyataan-pernyataan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, akhirnya peneliti menarik kesimpulan (HB. Sutopo, 2002:37).

Ketiga komponen di atas merupakan suatu rangkaian yang utuh, yang dapat digambarakan sebagai berikut :

Gambar.2 Skema Interactive Model Of analysis

(HB. Sutopo, 2002:96)

Keterangan : Data yang telah terkumpul kemudian direduksi dengan cara penyelesaian dan penyederhanaan, kemudian dilakukan penyusunan sajian data dan penarikan kesimpulan. Keseluruhan tahap ini tidak harus dilakukan secara urut yang memungkinkan adanya penilaian data kembali setelah memiliki gambaran mengenai kesimpulan.

F. Sistematika Penulisan Hukum (Skripsi)

Sistematika penulisan hukum ditujukan untuk dapat lebih memberikan gambaran yang lebih luas dan jelas, komprehensif, dan menyeluruh mengenai

commit to user

penulisan tersebut sebagai berikut : BAB I.

PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuaraikan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, pembahasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan hukum.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini diuraikan tentang kerangka teori dan kerangka pemikiran. Kerangka teori meliputi tinjauan umun tentang perbankan, tinjuan umum tentang Bank Rakyat Indonesia, tinjauan umum tentang perjanjian kredit, tinjauan umum tentang analisis kredit dan tinjauan tentang teori evaluatif.

BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ketiga ini berisi tentang pokok-pokok permasalahan yang ingin diungkapkan berdasarkan dari rumusan masalah yaitu tentang pelaksanaan analisis kredit di BRI Cabang Jalan Jenderal Sudirman Surakarta, pengaruh kualitas analisis kredit dengan timbulnya kredit macet di BRI Cabang Jalan Jenderal Sudirman Surakarta dan hambatan serta solusi dalam pelaksanaan analisis kredit di BRI Cabang Jalan Jenderal Sudirman Surakarta.

BAB IV. PENUTUP Bab ini merupakan bagian akhir dari penelitian yang berisikan kesimpulan dari perumusan masalah yang ada dan saran-saran yang didasarkan dari kesimpulan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

commit to user

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum Tentang Perbankan

a. Pengertian Bank

Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah yang digunakan oleh bankir untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada para nasabah. Istilah bangku secara resmi dan populer menjadi "bank" (Malayu S.P. Hasibuan,2002:1).

Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah Badan Usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Secara sederhana pengertian bank menurut Kasmir diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya (Kasmir,2002:2).

Menurut G.M Verryn Stuart dalam bukunya Malayu S.P Hasibuan yang berjudul Dasar-dasar Perbankan, definisi bank adalah usaha yang wujudnya memuaskan keperluan orang lain, dengan memberikan kredit berupa uang yang diterimanya dari orang lain sekalipun dengan jalan mengeluarkan uang baru kertas atau logam. Malayu S.P Hasibuan sendiri memberikan definisi bank adalah lembaga keuangan, pencipta uang, pengumpul dana dan penyalur

commit to user

dinamisator pertumbuhan ekonomi (Malayu S.P Hasibuan,2001:2).

b. Fungsi, Asas dan Tujuan Bank

Asas perbankan yang dianut di Indonesia dapat diketahui dari ketentuan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang mengemukakan bahwa, "Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian". Demokrasi ekonomi yang dimaksud adalah demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Tidak ada penjelasan resmi tentang apa yang dimaksud dengan prinsip kehati-hatian tetapi dapat dikemukakan bahwa bank dan orang-orang yang terlibat di dalamnnya wajib menjalankan tugas dan wewenangnya masing-masing secara cermat, teliti dan profesional sehingga memperoleh kepercayaan masyarakat.

Fungsi perbankan dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 3 Undang- Undang Perbankan yang menyatakan bahwa, "Fungsi utama perbankan adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat". Dari ketentuan ini tercermin fungsi bank sebagai perantara pihak-pihak yang kekurangan dana dengan pihak yang memiliki kelebihan dana.

Tujuan perbankan sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 4 Undang-Undang Perbankan yang berbunyi, "Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak". Perbankan di Indonesia mempunyai tujuan yang strategis dan tidak semata-mata berorientasi ekonomis, tetapi juga berorientasi kepada hal-hal non ekonomis seperti masalah menyangkut stabilitas nasional yang mencakup antara lain stabilitas politik dan stabilitas sosial (Hermansyah,2005:19).

commit to user

1) Jenis Bank Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

a) Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b) Bank Perkreditan Rakyat Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2) Jenis Bank Menurut Kepemilikan

a) Bank Milik Pemerintah Bank dimana akta pendirian dan modalnya dimiliki oleh pemerintah sehingga seluruh keuntungannya dimiliki oleh pemerintah pula. Contohnya adalah Bank Negara Indonesia 46, Bank Rakyat Indonesia. Sedangkan bank milik pemerintah daerah terdapat di daerah tingkat I dan II masing-masing provinsi. Contohnya adalah BPD DKI Jakarta, BPD Jawa Tengah.

b) Bank Milik Swasta Nasional Bank dimana seluruh atau sebagian besar sahamnya serta akta pendiriannya dimiliki oleh swasta nasional. Contohnya adalah Bank Muamalat, Bank Central Asia, Bank Danamon.

c) Bank Milik Koperasi Bank dimana kepemilikan sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contohnya adalah Bank Umum Koperasi Indonesia.

commit to user

Bank yang merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik bank milik swasta asing atau pemerintah asing. Contohnya ABN AMRO Bank, Standard Chartered Bank.

e) Bank Milik Campuran Bank dimana kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Contohnya adalah Sumitomo Niaga Bank, Bank Mericorp.

3) Jenis Bank Menurut Status

a) Bank Devisa Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Misalnya transfer ke luar negeri, pembukaan dan pembayaran LC.

b) Bank Non Devisa Bank non devisa merupakan bank yang belum mempunyai ijin untuk melaksanakan teransaksi sebagai bank devisa sehingga tidak dapat melakukan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi transaksi yang dilakukannya masih dalam batas-batas dalam negeri.

4) Jenis Bank Menurut Cara Menentukan Harga

a) Bank Berdasar Prinsip Konvensional Bank yang menggunakan bunga sebagai harga untuk simpanan maupun kreditnya.

b) Bank Berdasar Prinsip Syariah Bank yang beroperasi sesuai hukum Islam. Bank ini dalam menentukan harga didasarkan pada prinsip syariah.

commit to user

a. Sejarah Bank Rakyat Indonesia

Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Pendiri Bank Rakyat Indonesia adalah Raden Aria Wirjaatmadja. Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Adanya situasi perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintergrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Setelah berjalan selama satu bulan keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan Bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).

commit to user

Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang- undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai Bank Umum. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang- undang perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No.

21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang kepemilikannya masih 100% ditangan Pemerintah.

PT. BRI (Persero) yang didirikan sejak tahun 1895 didasarkan pelayanan pada masyarakat kecil sampai sekarang tetap konsisten, yaitu dengan fokus pemberian fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Hal ini antara lain tercermin pada perkembangan penyaluran KUK pada tahun 1994 sebesar Rp. 6.419,8 milyar yang meningkat menjadi Rp. 8.231,1 milyar pada tahun 1995 dan pada tahun 1999 sampai dengan bulan September sebesar Rp. 20.466 milyar.

Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat maka sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai Unit Kerja yang berjumlah 4.447 buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah, 12 Kantor Inspeksi /SPI, 170 Kantor Cabang (Dalam Negeri), 145 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.POINT, 3.705 BRI UNIT dan 357 Pos Pelayanan Desa.

commit to user

1) Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.

2) Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktek good corporate governance.

3) Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak - pihak yang berkepentingan.

c. Jenis Layanan Nasabah Bank Rakyat Indonesia

1) Simpanan

a) Deposito : Depobri Rupiah, Depobri Valas, Deposito On Call

b) Giro

: Giro SertiBri, Giro BRI Rupiah, Giro BRI Valas

c) Tabungan : Britama, Simaskot, Simpedes, Tabungan Haji

2) Kredit

a) Mikro : Kupedes

b) Retail : Kredit Modal Kerja Konstruksi, Kredit Modal Kerja Export, Kredit Import, Kredit Agunan Dengan Kas, Kredit Investasi, Kredit Mitra, Mitra BRI, Kredit Mitra Pola Konsinyasi, Kredit Mitra Pola Penjaminan Piutang, Bank Garansi, Kredit Express, KRESUN, KRETAP.

3) Syariah Layanan berupa kredit dan simpanan yang berdasarkan hukum Islam [www.bri.com].

Telah jelas diperinci di dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, apa saja kegiatan bank yang diperkenanakan secara yuridis. Akan tetapi, ketentuan dalam peraturan perundang-

commit to user

merupakan perincian yang eksklusif. Namun masih membuka kemungkinan bahwa bank-bank tersebut dapat melakukan kegiatan- kegiatan yang lazimnya dilakukan oleh suatu bank dengan tetap menggunakan ukuran rambu-rambu hukum sebagai berikut:

1) Kegiatan bank harus safe Kegiatan yang bersangkutan haruslah tidak boleh membawa resiko yang substansial kepada bank. Jadi, bank tidak boleh melakukan kegiatan misalnya yang bersifat sangat spekulatif.

2) Kegiatan bank harus sound Kegiatan bank tersebut haruslah layak digolongkan sebagai kegiatan suatu bank. Jadi, bank tidak boleh berbisnis yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan dunia perbankan (Munir Fuady,2003:161).

3. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Kredit

a. Definisi Perjanjian

Pengertian perjanjian menurut KUHPerdata Pasal 1313 adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Berdasarkan KUHPerdata Pasal 1320 terdapat empat syarat untuk sahnya suatu perjanjian. Syarat-syaratnya adalah :

1) Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.

2) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan.

3) Suatu hal tertentu.

4) Suatu sebab yang halal.

KUHPerdata Pasal 1338 menerangkan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka

commit to user

sebagai suatu undang-undang, yang materinya sangat konkret, dan keterikatan atas ketentuannya berdasarkan atas kehendaknya sendiri. Tetapi dalam perkembangannya maka materi yang biasa diperjanjikan itu bisa menjadi hukum yang dipakai luas sebagai hukum objektif. Keadaan tersebut dikarenakan sering terjadinya sesuatu yang diperjanjikan oleh para pihak diulang kembali oleh pihak lainnya (Muhammad Djumhana,2000:11).

b. Pengertian Kredit

Kata kredit dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang diijinkan oleh bank atau badan yang lain. Istilah kredit itu sendiri berasal dari bahasa Romawi credere yang berarti percaya, sehinggga dasar dari kredit adalah adanya kepercayaan (Gatot Supramono,1995:28).

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Pengertian ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 10 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Pada Pasal 1 Nomor 11.

Raymond P. Kent dalam buku Money and Banking mengatakan bahwa kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu yang diminta, atau pada waktu akan datang (Thomas Suyatno,1995:12).

Pengertian kredit dirumuskan Levy dalam bukunya Hasanudin Rahman yang berjudul Pendekatan Teknis dan Filosofis Legal Audit Operasional Perbankan, adalah sebagai penyerahan secara sukarela

commit to user

dimana penerima kredit berhak untuk mempergunakan pinjaman tersebut untuk keuntungannya dengan kewajiban mengembalikan jumlah pinjaman itu di kemudian hari (Hasanudin Rahman,2000:83).

Kredit oleh Malayu S. P. Hasibuan diartikan semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati (Malayu S.P. Hasibuan,2002:87).

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perjanjian kredit dilaksanakan oleh sedikitnya dua pihak yakni pihak kreditur yang menyediakan prestasi berupa uang, barang ataupun jasa dan pihak debitur yang memberikan kontraprestasi berupa pengembalian prestasi pokok beserta bunga.

c. Jenis Kredit

1) Dilihat dari segi kegunaan

a) Kredit investasi Kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek maupun pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.

b) Kredit modal kerja Kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

2) Dilihat dari segi tujuan kredit

a) Kredit produktif Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi, kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa.

commit to user

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.

c) Kredit perdagangan Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar.

3) Dilihat dari segi jangka waktu

a) Kredit jangka pendek Kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

b) Kredit jangka menengah Kredit yang jangka waktunya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun, biasanya untuk investasi.

c) Kredit jangka panjang Kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit dengan waktu pengembaliannya diatas tiga tahun atau lima tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang.

4) Dilihat dari segi jaminan

a) Kredit dengan jaminan Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan yang dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan calon debitur.

commit to user

Kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik calon debitur selama ini.

5) Dilihat dari segi sektor usaha

a) Kredit pertanian Kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.

b) Kredit industri Kredit untuk membiayai industri kecil, menengah atau besar.

c) Kredit peternakan Kredit yang dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang untuk peternakan kambing atau sapi.

d) Kredit pertambangan Kredit untuk jenis usaha tambang yang biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau timah.

e) Kredit pendidikan Kredit yang digunakan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat berupa kredit untuk mahasiswa.

f) Kredit profesi Kredit yang diberikan kepada para profesional seperti dosen, dokter atau pengacara.

g) Kredit perumahan Kredit yang diberikan untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.

commit to user

Dalam artian luas kredit diartikan sebagai kepercayaan. Maksud dari percaya bagi si pemberi kredit adalah ia percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu (Kasmir,2002:93).

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut:

1) Kepercayaan Kepercayaan yaitu suatu keyakinan si pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang.