Pembahasan Hasil Penelitian

2. Pembahasan Hasil Penelitian

a. Hubungan antara sosial influence dan perceived usefulness (Hipotesis 1). Hasil pengujian mengindikasi hubungan yang signifikan antara pengaruh social (social influence) dan persepsi kemanfaatan (perceived

commit to user

bahwa pengaruh sosial merupakan variabel yang dipertimbangkan penting untuk membentuk persepsi kemanfaatan.

Fenomena ini dapat terjadi kemungkinan dikarenakan pengaruh faktor lingkungan bisnis seperti pengaruh rekan bisnis, konsumen dan supplier yang membentuk persepsi kemanfaatan menggunakan e- commerce untuk mempermudah jalannya bisnis. Pola hubungan yang signifikan ini memberikan dukungan pada Hipotesis 1 yang menjelaskan bahwa pengaruh sosial berpengaruh positif pada persepsi kemanfaatan.

Temuan studi ini mendukung Hipotesis 1 yang menjelaskan hubungan yang signifikan dan positif. Secara teoritis, studi ini memberikan dukungan terhadap teori yang menjelaskan bahwa semakin tinggi pengaruh sosial, maka semakin tinggi persepsi kemanfaatan seperti yang dikemukakan oleh Davis et.al. (1989) dan Shen et al., (2006).

b. Hubungan antara sosial influence dan perceived ease of use (Hipotesis 2). Hasil pengujian mengindikasi hubungan yang tidak signifikan antara (social influence) dan (perceived ease of use) (β = 0.132, CR = 1095, SE = 1.398). Hal ini menjelaskan bahwa pengaruh sosial bukan merupakan variabel yang dipertimbangkan penting untuk membentuk persepsi kemudahan. Fenomena ini dapat terjadi kemungkinan dikarenakan pengaruh lingkungan sosial dalam hal ini adalah pengaruh dari lingkungan bisnis yang tidak memberikan fungsi kemudahan untuk menggunakan e- commerce . Hal ini yang diperkirakan menyebabkan variabel ini tidak

commit to user

kemudahan. Pola hubungan yang tidak signifikan ini tidak memberikan dukungan pada Hipotesis 2 yang menjelaskan bahwa pengaruh sosial berpengaruh positif terhadap persepsi kemudahan seperti yang dikemukakan oleh Venkatesh dan Morris (2000) dan Shen et al., (2006).

Bagi pemasar, temuan ini memberikan pemahaman tentang kehati- hatian dalam mendesain stimulus yang menghubungkan social influence dan perceived ease of use jika pemasar mempertimbangkan dari mana pengaruh lingkungan sosial berasal.

c. Hubungan antara perceived usefulness dan attitude towards using (Hipotesis 3).

Hasil pengujian mengindikasi hubungan yang signifikan antara persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) dan sikap (attitude towards using) (β = 0.317, CR = 2.083, SE = 3.806). Hal ini menjelaskan bahwa persepsi kemanfaatan merupakan variabel yang dipertimbangkan penting untuk membentuk sikap.

Fenomena ini dapat terjadi kemungkinan dikarenakan pengaruh faktor manfaat yang diperoleh pelaku UKM yang menjalankan bisnis dengan e-commerce yang membentuk sikap yang positif untuk terus menggunakan e-commerce. Pola hubungan yang signifikan ini memberikan dukungan pada Hipotesis 3 yang menjelaskan bahwa persepsi kemanfaatan berpengaruh positif pada sikap.

commit to user

menjelaskan hubungan yang signifikan dan positif. Studi ini memberikan dukungan terhadap teori yang menjelaskan bahwa semakin tinggi persepsi kemanfaatan, maka semakin tinggi sikap untuk menggunakan e-commerce seperti yang dikemukakan oleh Davis et.al. (1989), Malhotra dan Galetta (1999) dan Dahlberg (2003).

d. Hubungan antara perceived ease of use dan attitude towards using (Hipotesis 4).

Hasil pengujian mengindikasi hubungan yang tidak signifikan antara persepsi kemudahan (perceived ease of use) dan sikap (attitude towards using) ( β = 0.076, CR = 1.077, SE = 0.978). Hal ini menjelaskan bahwa persepsi kemudahan bukan merupakan variabel yang dipertimbangkan penting untuk membentuk sikap.

Fenomena ini dapat terjadi kemungkinan dikarenakan pengaruh faktor kemudahan dalam menjalankan bisnis dengan e-commerce yang dirasakan responden tidak menjadi penting sejalan dengan mulai terbiasanya mereka menggunakan teknologi. Hal ini membuat responden merasa kemudahan dalam mengoperasikan teknologi adalah hal yang wajar. Pola hubungan yang tidak signifikan ini memberikan dukungan pada Hipotesis 4 yang menjelaskan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh positif pada sikap.

Hal ini didukung oleh pernyataan Venkatesh et al., (2003) bahwa bukti empiris telah menunjukkan bahwa pengalaman memoderasi hubungan antara norma subyektif dan niat perilaku, sehingga norma

commit to user

pengalaman.

e. Hubungan antara attitude towards using dan intention to re - use (Hipotesis 5).

Hasil pengujian mengindikasi hubungan yang tidak signifikan antara sikap (attitude towards using) dan niat ulang menggunakan e-commerce (intention to re-use) ( β =-0-.019, CR = -0.075, SE = -0.250). Hal ini menjelaskan bahwa sikap bukan merupakan variabel yang dipertimbangkan penting untuk membentuk niat ulang menggunakan e- commerce . Fenomena ini dapat terjadi kemungkinan dikarenakan pelaku UKM yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah pelaku UKM yang sudah menggunakan e-commerce, hal ini memungkinkan perubahan sikap yang tadinya positif atau merasa senang dengan adanya e-commerce berubah menjadi sikap yang biasa saja atau acuh karena sudah terbiasa. Hal ini yang diperkirakan menyebabkan variabel ini tidak dipertimbangkan penting oleh responden untuk menciptakan niat ulang menggunakan e- commerce.

Pola hubungan yang tidak signifikan ini tidak memberikan dukungan pada Hipotesis 5 yang menjelaskan bahwa sikap berpengaruh positif pada niat ulang menggunakan e-commerce. Hal ini didukung oleh pernyataan Karahanna et al., (1999) mengemukakan bahwa pengalaman membuat pengetahuan lebih mudah diakses yang membuat peristiwa probabilitas rendah lebih menonjol, memastikan bahwa mereka menyumbang dalam

commit to user

ketidakcocokan menjadi jelas.

f. Hubungan antara perceived usefulness dan itention to re-use (Hipotesis 6). Hasil pengujian mengindikasi hubungan yang signifikan antara persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) dan niat menggunakan ulang (intention to re-use ) (β = 0.767, CR = 5.559, SE = 0.138). Hal ini menjelaskan bahwa persepsi kemudahan merupakan variabel yang dipertimbangkan penting untuk membentuk sikap.

Fenomena ini dapat terjadi kemungkinan dikarenakan pengaruh faktor kemanfaatan yang diperoleh dalam menjalankan bisnis dengan e- commerce yang membentuk niat yang positif untuk menggunakan ulang e- commerce . Pola hubungan yang signifikan ini memberikan dukungan pada Hipotesis 6 yang menjelaskan bahwa persepsi kemanfaatan berpengaruh positif pada niat menggunakan ulang e-commerce.

Hasil temuan studi ini mendukung Hipotesis 6 yang menjelaskan hubungan yang signifikan dan positif. Studi ini memberikan dukungan terhadap teori yang menjelaskan bahwa semakin tinggi persepsi kemanfaatan, maka semakin tinggi niat untuk menggunakan e-commerce kembali seperti yang dikemukakan oleh Davis et.al. (1989), Dahlberg (2003), Taylor dan Todd (1995) dan Thompson et al., (2006)

g. Hubungan antara intention to re-use dan actual use (Hipotesis 7).

commit to user

ulang menggunakan (intention to re-use) dan perilaku sesungguhnya (itention actual use) ( β = 1.296, CR = 0.173, SE = 7.477). Hal ini menjelaskan bahwa persepsi kemudahan merupakan variabel yang dipertimbangkan penting untuk membentuk sikap.

Fenomena ini dapat terjadi kemungkinan dikarenakan pengaruh faktor niat ulang menggunakan e-commerce dalam menjalankan bisnis membentuk perilaku yang positif untuk menggunakan ulang e-commerce. Pola hubungan yang signifikan ini memberikan dukungan pada Hipotesis 7 yang menjelaskan bahwa niat ulang menggunakan e-commerce berpengaruh positif pada perilaku menggunakan e-commerce.

Hasil temuan studi ini mendukung Hipotesis 6 yang menjelaskan hubungan yang signifikan dan positif. Studi ini memberikan dukungan terhadap teori yang menjelaskan bahwa semakin tinggi niat menggunakan e-commerce kembali, maka semakin tinggi penggunaan e-commerce yang sesungguhnya seperti yang dikemukakan oleh Davis et.al. (1989), Dahlberg (2003), Malhotra dan Galetta (2003) dan Keat dan Mohan (2004).

commit to user