PENGARUH FAKTOR SOSIAL DALAM ADOPSI E-COMMERCE

PENGARUH FAKTOR SOSIAL DALAM ADOPSI E-COMMERCE

(Studi pada UKM di Solo dan Jogjakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat Untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Oleh :

Shinta Retnoningtyas

F 0207113

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

commit to user

commit to user

commit to user

MOTTO

Nothing is impossible, you just need to believe.

( Kungfu Panda )

You only live once, but if you do it right, once is enough.

( Mae West )

Take care of your body. It's the only place you have to live.

( Jim Rohn )

I don’t want to keep being the girl that keeps crying about the same things.

commit to user

PERSEMBAHAN

Finally, the journey ends….bukan karena kuat atau hebat tapi karena doa, dukungan yang begitu besar dari orang-orang di sekelilingku…..

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk: J Bapak, mama (almh.) dan mama Merry

terima kasih atas segala doa, kasih sayang dan

pengorbanannya

yang telah membimbing dan menemani sampai saat ini. Terimakasih ya Allah. J Mas Seno dan Dhanang, terimakasih atas perhatian dan segala pengorbanannya selama ini. J Ary Yulianto terimakasih telah hadir dan menemani hingga saat ini.. J Arlinasari teman seperjuangan yang selalu ada setiap saat. J Teman – teman yang telah membantuku dengan tulus. J Almamaterku

commit to user

KATA PENGANTAR

ا ﷲا ﻦﻤﺣٌﺮﻟ ا ﻢﯿﺣ ٌﺮﻟ ا

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH FAKTOR SOSIAL DALAM ADOPSI E-COMMERCE (Studi pada UKM di Solo dan Jogjakarta)”.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh banyak sekali petunjuk, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Haryanto, SE, M.Si selaku Pembimbing Skripsi yang telah sabar memberikan bimbingan dan saran-saran yang sangat berarti dalam penulisan skripsi ini.

2. Dr. Wisnu Untoro, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

3. Dr. Hunik Sri Runing, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen FE UNS.

4. Reza Rahardian, SE. M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen FE UNS.

5. Orang tua, kakak dan adikku dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan doa, dukungan dan semangat untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

commit to user

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan karya sederhana ini. Akhirnya, penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, 18 Mei 2012

Penulis

commit to user

C. Saran ..............................................................................................

65

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

commit to user

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

II.1. Theory of Reasoned Action (TRA) .......................................................

10

II.2. Technology Acceptance Model (TAM) ................................................

12

II.3. Model Penelitian ...................................................................................

19

commit to user

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

II.1. Tabel Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap IT .............

13

II.2 Tabel Penelitian Terdahulu..........................................................................

17

III.1. Tabel Goodness of Fit Model Struktural .......................................................

36

IV.1 Tabel Distribusi Responden Berdasar Alamat ..............................................

38

IV.2 Tabel Distribusi Responden Berdasar Jenis Kelamin (Gender) ..................

39

IV.3 Tabel Distribusi Responden Berdasar Tingkat Pendidikan .........................

39

IV.4 Tabel Distribusi Responden Berdasar Jenis Usaha .......................................

40

IV.5 Tabel Distribusi Responden Berdasar Posisi Jabatan Pekerjaan .................

40

IV.6 Tabel Distribusi Responden Berdasar Usia, Lama Usaha dan Frekuensi Penggunaan E-commerce .....................................................................................................

41

IV.7 Distribusi Responden Berdasar Lama Usaha...............................................

41

IV.8 Distribusi Responden Berdasar Frekuensi Penggunaan E-commerce.........

42

IV.9 Tabel Uji Validitas 1 .......................................................................................

43

IV.10 Tabel Uji Validitas 2 .......................................................................................

44

IV.11 Tabel Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................

45

IV.12 Tabel Assessment of normality (Group number 1) Sebelum Outliers..........

47

IV.13 Tabel Jarak Mahalanobis Data1 .....................................................................

49

IV.14. Tabel Jarak Mahalanobis Data 2 ....................................................................

49

IV.15 Uji Validitas setelah Outliers.......................................................................

51

IV.16 Uji Reliabilitas Setelah Outliers…………………………………………..

52

IV.17 Tabel Assessment of normality (Group number 1) Setelah Outliers……….

52

IV.18 Tabel Goodness of Fit Model Struktural Sebelum Modifikasi ....................

53

IV.19 Tabel Goodness of Fit Model Struktural Setelah Modifikasi ......................

55

IV.20 Tabel Regression Weights...............................................................................

56

commit to user

ABSTRACT EFFECT OF SOCIAL FACTORS IN E-COMMERCE ADOPTION

(Research on SMEs in Solo and Yogyakarta)

Oleh Shinta Retnoningtyas

F 0207113

Pembimbing : Haryanto, SE, M.Si

NIP. 197403092006041001

The purpose of this study was to explain the influence of social influence, perceived usefullness, perceived ease to use, attitude towards using, and intention to re-use towards actual usage in e-commerce adoption by Technology Acceptance Model (TAM) approach.

This research was a causal research with survey method. The population of this study was SMEs (small and medium-sized enterprises) in Solo and Yogyakarta that have been continuing to apply e-commerce in their business activities. Sampling method in this study was purposive sampling with total of respondents 1 57 SMEs.

Structural Equation modeling (SEM) was implemented to analyze data and to test the hipothesis. Based on the analysis of the structural model indicated that social influence has positive influence on perceived usefulness, perceived usefulness has positive influence on attitude towards using and intention to re-use has positive influence on actual use. On the other hand, social influence does not affect perceived ease of use, perceived ease of use does not affect attitude towards using and attitude towards using does not affect the intention to re - use.

Key words: Technology Acceptance Model, e-commerce, SMEs, Solo, Yogyakarta

commit to user

ABSTRAK PENGARUH FAKTOR SOSIAL DALAM ADOPSI E-COMMERCE

(Studi pada UKM di Solo dan Jogjakarta)

Oleh Shinta Retnoningtyas

F 0207113

Pembimbing : Haryanto, SE, M.Si

NIP. 197403092006041001

Studi ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh social influence, perceived usefullness, perceived ease to use, attitude towards using, dan intention to re -use terhadap actual usage dalam adopsi e-commerce berdasarkan pendekatan Technology of Acceptance Model (TAM).

Penelitian ini merupakan penelitian kausal dengan metode survei. Populasi penelitian adalah individu yang menjadi pelaku UKM yang telah dan tetap akan menggunakan e-commerce dalam bisnisnya di Solo dan Jogjakarta.. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan total responden 172 UKM.

Structural Equation modeling (SEM) digunakan untuk menganalisis data dan menguji hipotesis. Berdasarkan hasil analisis model struktural yang dilakukan mengindikasi bahwa social influence berpengaruh positif pada perceived usefulness , perceived usefulness berpengaruh positif pada attitude towards using dan intention to re-use berpengaruh positif pada actual use. Di sisi lain, hasil pengujian juga mengindikasikan bahwa sosial influence berpengaruh negatif pada perceived ease of use, perceived ease of use berpengaruh negatif pada attitude towards using dan attitude towards using tidak mempengaruhi intention to re – use.

Kata kunci: Technology Acceptance Model, e-commerce, UKM, Solo, Yogyakarta

commit to user

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sesuai dengan Undang - Undang Nomor

20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, didefinisikan sebagai usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia UKM selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan yang penting (www.depkop.go.id).

Data dari Biro Pusat Statistik (BPS). menunjukkan bahwa persentase jumlah UKM dibandingkan total perusahaan pada tahun 2001 adalah sebesar 99,9%. Pada tahun yang sama, jumlah tenaga kerja yang terserap oleh sektor ini mencapai 99,4% dari total tenaga kerja. Demikian juga sumbangannya pada Produk Domestik Bruto (PDB) juga besar, lebih dari separuh ekonomi kita didukung oleh produksi dari UKM (59,3%). Data-data tersebut menunjukkan bahwa peranan UKM dalam perekonomian Indonesia adalah sentral dalam menyediakan lapangan pekerjaan dan menghasilkan output ( www.bisnisukm.com ).

Peranan UKM menjadi bagian yang diutamakan dalam setiap perencanaan tahapan pembangunan yang dikelola oleh dua departemen, yaitu Departemen Perindustrian dan Perdagangan dan Departemen Koperasi dan UKM, namun demikian usaha pengembangan yang telah dilaksanakan masih belum memuaskan hasilnya, karena pada kenyataannya kemajuan UKM sangat kecil dibandingkan dengan kemajuan yang sudah dicapai usaha besar.

commit to user

dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, dengan semakin banyaknya barang dan jasa yang masuk dari luar akibat dampak globalisasi. Oleh karena itu pembinaan dan pengembangan UKM saat ini cukup strategis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Pelaku UKM perlu melakukan pengembangan strategi bisnis baru untuk menggerakkan pemasaran produk, perdagangan, manajerial dan keterampilan. Pengembangan strategi bisnis yang bisa dilakukan UKM adalah mengadopsi teknologi informatika dalam hal ini e-commerce dalam tingkatan sesuai ukuran perusahaan. E-commerce memberikan banyak manfaat bagi pelaku bisnis seperti menghemat waktu, memperbaiki mutu, mengurangi tenaga kerja, meningkatkan efektivitas biaya, berbagi informasi, memfasilitasi akses informasi perdagangan dan sebagainya (www.smecda.com).

Penelitian tentang penggunaan sistem dan teknologi baru menarik untuk diteliti dalam menjelaskan perilaku bisnis yang menggunakan e-commerce di Indonesia. Hal tersebut didasarkan pada penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa daya terap model bersifat terbatas yang dipengaruhi oleh karakteristik individu yang menjadi responden atau sampel dalam penelitian. Hal ini dapat diketahui melalui penelitian terdahulu antara lain mengenai Theory Reason Action (Ajzen , 1975), Technology Acceptance Model (Davis , 1989) dan Social Influence for Perceived Usefulness and Ease-of-Use of Course Delivery Systems (Shen et al., 2006).

Penelitian ini bertujuan untuk menguji model penelitian agar model yang terbentuk dapat diaplikasi pada setting penelitian terkait faktor-faktor yang mempengaruhi individu menggunakan e-commerce yang mengadopsi TAM dengan mempertimbangkan variabel pengaruh sosial (social influence). Hal ini

commit to user

penelitian yang berbeda maka akan berdampak pada pembiasan hasil penelitian.

Technology Acceptance Model (TAM) adalah sebuah teori sistem informasi yang dirancang untuk menjelaskan bagaimana pengguna mengerti dan menggunakan sebuah teknologi informasi (Davis, 1989). TAM merupakan pengembangan Theory of Reason Action (TRA) dari Fishbein dan Ajzen (1975) sebagai dasar teoritikal yang digunakan untuk melihat bagaimana tingkat adopsi responden dalam menerima teknologi informasi. TRA menjelaskan bahwa niat perilaku (behavior intention) dipengaruhi oleh sikap (attitude towards behavior) dan norma subjektif (subjective norms).

Davis berpendapat bahwa sikap dipengaruhi oleh adanya persepsi mengenai kegunaan (perceived usefulness) dan persepsi mengenai kemudahan penggunaan (perceived ease of use) yang selanjutnya mempengaruhi niat untuk menggunakan teknologi. Pada akhirnya, niat menentukan apakah akan menggunakan teknologi. TAM didesain untuk memprediksi pengguna adopsi aplikasi teknologi informasi, meskipun begitu penelitian ini sudah memodifikasi model asli untuk menjelaskan persepsi penerimaan perdagangan yang mengadopsi e-commerce.

Penelitian ini menambahkan faktor sosial sebagai variabel eksternal dengan pertimbangan bahwa dalam mengadopsi e-commerce, pelaku UKM seringkali dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Shen et al., (2006) terkait adopsi TAM di tingkat pelajar yang dipengaruhi lingkungan pendidikan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Ajzen (1975) dan Davis (1989). Model yang dikembangkan dalam penelitian ini bertumpu pada enam

commit to user

penggunaan (perceived ease of use), sikap (attitude toward using), niat perilaku (behavioral intention) dan penggunaan sebenarnya (actual use) dengan mempertimbangkan pengaruh sosial (social infulence) sebagai variabel eksternal (Shen et al., 2006). Hal tersebut dikarenakan terdapat kesamaan isu peneltian terkait penggunaan sistem dan teknologi baru. Dengan demikian, penelitian diharapkan mampu memprediksi perilaku pengguna e-commerce dalam menerima serta menggunakan sistem dan teknologi.

Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing variabel yang digunakan untuk pengembangan model. Pertama, pengaruh sosial (social influence) didefinisikan sebagai sejauh mana seorang individu mempersepsikan kepentingan yang dipercaya orang lain yang mempengaruhinya menggunakan sistem baru (Jogiyanto : 2007, hal 321). Variabel ini penting untuk diteliti karena merupakan pembentuk persepsi kemudahan dan kegunaan.

Kedua, persepsi kegunaan (perceived usefulness) didefinisikan sebagai tingkat keyakinan individu bahwa dengan menggunakan sistem atau teknologi tertentu akan meningkatkan kualitas kerjanya (Davis, 1989). Variabel ini penting untuk diteliti karena merupakan pembentuk sikap dan niat menggunakan teknologi.

Ketiga, persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) didefinisikan sebagai tingkat keyakinan individu bahwa dengan menggunakan sistem atau teknologi tertentu akan terbebas dari kerja keras (Davis, 1989) Variabel ini penting untuk diteliliti karena merupakan pembentuk sikap menggunakan teknologi.

commit to user

penggunaan sistem dalam bentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya (Davis, 1989; Davis et al., 1989). Variabel ini penting untuk diteliti karena merupakan pembentuk Re- Intention to Use yang akan menentukan penggunaan teknologi.

Kelima, niat ulang penggunaan (re-Intention to Use) adalah kecenderungan atau keinginan individu untuk menggunakan suatu teknologi. Niat perilaku penggunaan teknologi dibentuk oleh persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan sikap (attitude toward using).

Keenam, penggunaan sesungguhnya (actual use) merupakan variabel dependen yang penting untuk diteliti guna memberikan prediksi terkait penggunaan sebuah sistem atau teknologi baru. Variabel ini diposisikan sebagai variabel dependen yang dipengaruhi oleh sikap dan niat perilaku (Davis, 1989)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hubungan variabel yang telah dijelaskan sebelumnya, berikut ini adalah rumusan permasalahan untuk menjelaskan fenomena penggunaan ulang e-commerce bagi pelaku UKM di Surakarta yang menjadi obyek penelitian ini.

1. Apakah pengaruh sosial (social influence) berpengaruh pada persepsi kemudahan (perceived ease of use) dan perepsi kegunaan (perceived usefulness) dalam penggunaan e-commerce?

2. Apakah persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan (perceived ease of use) berpengaruh pada sikap penggunaan (attitude towards using) dalam penggunaan e-commerce?

commit to user

niat untuk menggunakan kembali (re-intention to use) dalam penggunaan e- commerce ?

4. Apakah sikap terhadap penggunaan (attitude toward using) berpengaruh pada niat untuk menggunakan kembali (re-intention to use) dalam penggunaan e- commerce ?

5. Apakah niat untuk menggunakan kembali (re-intention to use) berpengaruh langsung pada penggunaan sesungguhnya (actual usage) dalam penggunaan e- commerce ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji model fit, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk memprediksi variabel-variabel yang membentuk perilaku penggunaan e-commerce. Model yang dihasilkan dari penelitian ini merupakan pengembangan dari model-model penelitian terdahulu terkait penggunaan e-commerce.

Peneitian ini bertujuan untuk menjelaskan dimensi-dimensi yang membentuk penggunaan e-commerce di Indonesia, menjelaskan pengaruh sosial pada persepsi kemudahan dan persepsi kegunaan, persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan pada sikap penggunaan e-commerce, pengaruh persepsi kegunaan langsung pada niat penggunaan e-commerce ,pengaruh sikap pada niat penggunaan e-commerce dan pengaruh niat pada penggunaan e-commerce yang sesungguhnya. Adanya pengujian ini diharapkan mampu menjelaskan variabel- variabel yang berpengaruh dominan pada penggunaan e-commerce.

commit to user

Ada beberapa manfaat dalam penelitian ini berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai, antara lain kemanfaatan teoritis dan kemanfaatan praktis. Kemanfaatan teoritis. Model yang dikembangkan dalam penelitian ini mempunyai keunikan yang berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya. Keunikan ini dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti pengaruh sosial (social influence) dalam lingkungan bisnis, sehingga model yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi model alternatif yang dapat digunakan untuk menjelaskan kompleksitas fenomena penggunaan e-commerce.

Kemanfaatan praktis. Model yang dikembangkan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembentukan penggunaan teknologi (actual use ) pada UKM. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman pada pemasar tentang upaya-upaya yang sebaiknya dilakukan untuk meningkatkan penggunaan teknologi terkait penggunaan e-commerce. Melalui penelitian ini, pemasar diharapkan dapat memahami faktor-faktor yang diperkirakan dapat meningkatkan variabel tersebut.

E. Batasan Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah pelaku UKM yang menggunakan teknologi dalam hal ini adalah e-commerce. Pelaku UKM di Solo dan Jogjakarta sebagai obyek penelitian berdasarkan pertimbangan mengenai penggunaan e- commerce yang dapat diaplikasikan pada aktivitas bisnis Usaha Kecil-Menengah (UKM) .

Penelitian ini bertumpu pada ruang lingkup metode riset yang terbatas, sehingga untuk menggeneralisasikan model ke setting yang berbeda memerlukan

commit to user

penelitian. Peneliti mengambil setting kota Solo dan Jogjakarta dengan pertimbangan bahwa pelaku UKM di Solo dan Jogjakarta sudah banyak yang mengadopsi e-commerce ke dalam strategi bisnisnya.

commit to user

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Kajian literatur-literatur terdahulu menjelaskan fenomena faktor-faktor yang mempengaruhi adanya pembentukan penggunaan e-commerce. Pembahasan pada bab ini dimaksudkan untuk memberi penjelasan mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu berdasarkan variabel-variabel yang menjadi obyek amatan serta hubungan antar variabel yang terbentuk. Penjelasan tersebut dimaksudkan untuk memberi model dasar dalam merumuskan hipotesis dan pengembangan model yang diusulkan. Selain itu, bab ini bertujuan untuk memberikan landasan teoritikal terkait dengan hubungan antar variabel yang terbentuk antara persepsi kemanfaatan, persepsi kemudahan, sikap, norma subjektif, niat penggunaan dan penggunaan teknologi.

Berikut ini adalah penjelasan dari setiap sub bahasan tersebut.

A. Pengertian Isu Utama Penelitian

Penggunaan e-commerce merupakan variabel dependen yang dipandang penting untuk diteliti guna memberikan suatu prediksi mengenai perilaku penggunaan e-commerce. Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam mengungkap variabel-variabel yang membentuknya. Variabel ini didefinisikan sebagai kecenderungan individu untuk menerima suatu sistem atau teknologi baru, yang secara umum diukur dengan penggunaan e-commerce. Isu ini menjadi penting untuk dikaji karena pemasar perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan e-commerce oleh pelaku UKM.

commit to user

TRA adalah suatu teori yang berhubungan dengan sikap dan perilaku individu dalam melaksanakan kegiatan atau tindakan yang beralasan dalam kontek penggunaan teknologi informasi. Seseorang akan memanfaatkan komputer atau teknologi informasi dengan alasan bahwa teknologi tersebut akan menghasilkan manfaat bagi dirinya. Menurut Ajzen dan Fishbein, niat melakukan atau tidak melakukan sebuah tindakan tertentu dipengaruhi oleh dua penentu dasar, yang pertama berhubungan dengan sikap (attitude towards behavior ) dan norma subjektif (subjective norms).

Ajzen dan Fishbein dalam TRA menambahkan keyakinan (beliefs) untuk mengungkapkan pengaruh sikap dan norma subjektif terhadap niat untuk dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku. TRA menjelaskan bahwa sikap berasal dari keyakinan terhadap perilaku, sedangkan norma subjektif berasal dari keyakinan normatif. Konstruk variabel TRA dapat dilihat pada Gambar

II.1.

2. Technology Acceptance Model (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM) dikembangkan untuk menjelaskan perilaku penggunaan komputer. Model TAM yang dikembangkan oleh Davis (1989) merupakan salah satu model yang sering digunakan dalam

commit to user

Todd, 1995; Igbaria et al., 1997). Sampai saat ini TAM merupakan model yang paling banyak digunakan dalam memprediksi penerimaan teknologi informasi (Gefen, 2002) dan menjadi model teoritis yang berguna dalam membantu memahami dan menjelaskan perilaku pemakai dalam implementasi sistem informasi. Tujuan model ini untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari perilaku pemakai teknologi informasi terhadap penerimaan penggunaan teknologi informasi itu sendiri. Model TAM secara lebih terperinci menjelaskan penerimaan teknologi informasi dengan dimensi-dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi dengan mudah diterimanya teknologi informasi oleh pemakai.

TAM mendefinisikan dua persepsi dari pemakai teknologi yang memiliki suatu dampak pada penerimaan mereka. TAM menekankan pada persepsi pemakai tentang ”bagaimana kegunaan sistem untuk saya” dan ”semudah apakah sistem ini digunakan” adalah dua faktor kuat yang mempengaruhi penerimaan atas teknologi dan merupakan determinan fundamental dalam penerimaan pemakai. Model ini menempatkan faktor sikap dan tiap-tiap

perilaku

pemakai dengan dua variabel yaitu kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use ). Kemudahan penggunaan serta kemanfaatan adalah dua karakteristik yang banyak dipelajari secara mendalam karena merupakan hal utama dalam Technology Acceptance Model (TAM).

commit to user

Gambar II.2 menunjukkan persepsi pengguna teknologi informasi akan mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan penggunaan teknologi informasi, yaitu salah satu faktor yang dapat mempengaruhi adalah persepsi pemakai atas kemanfaatan dan kemudahan penggunaan teknologi informasi sebagai suatu tindakan yang beralasan dalam konteks penggunaan teknologi informasi, sehingga alasan seseorang dalam melihat manfaat dan kemudahan penggunaan teknologi informasi menjadikan tindakan orang tersebut dapat menerima penggunaan teknologi informasi. Kedua variabel model TAM yaitu kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use) dapat menjelaskan aspek keperilakuan pengguna (Igbaria et al., 1997).

Davis et al., (1989) mengungkap lebih jauh mengenai hubungan antara persepsi manfaat dan persepsi kemudahan menggunakan teknologi ini dengan melakukan riset yang menyajikan masing-masing enam item.

commit to user

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap IT

No

Kegunaan (usefulness)

Kemudahan (ease of use)

1 Bekerja lebih cepat

Mudah dipelajari

2 Kinerja

Dapat dikontrol

3 Produktivitas meningkat

Jelas dan mudah dipahami

4 Efektif

Fleksibel

5 Mempermudah tugas

Mudah dikuasai/terampil

6 Kegunaan

Mudah digunakan

Model TAM dapat menjelaskan bahwa persepsi pengguna akan menentukan sikapnya dalam penerimaan penggunaan teknologi informasi. Model ini secara lebih jelas menggambarkan bahwa penerimaan penggunaan teknologi informasi dipengaruhi oleh kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use). Keduanya memiliki determinan yang tinggi dan validitas yang sudah teruji secara empiris (Davis, 1989).

3. Usaha Kecil dan Menengah

Beberapa lembaga atau instansi bahkan UU memberikan definisi Usaha Kecil Menengah (UKM), diantaranya adalah Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), Badan Pusat Statistik (BPS), Keputusan Menteri Keuangan No 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994, dan UU No. 20 Tahun 2008. Definisi UKM yang disampaikan berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Menurut Kementrian Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), bahwa yang dimaksud dengan Usaha Kecil (UK), termasuk Usaha Mikro (UMI), adalah entitas usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dengan penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah (UM)

commit to user

kekayaan bersih lebih besar dari Rp200.000.000 s.d. Rp 10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan.

Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99 orang.

a. Usaha Mikro Menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,-.

b. Usaha Kecil Usaha Kecil sebagaimana dimaksud Undang-undang No.9 Tahun 1995 adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) pertahun serta dapat menerima kredit dari bank maksimal di atas Rp 50.000.000,- (lima puluhjuta rupiah) sampai dengan Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

c. Usaha Menengah Usaha Menengah sebagaimana dimaksud Inpres No.10 tahun 1998 adalah usaha bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih

commit to user

paling banyak sebesar Rp10.000.000.000,00, (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit dari bank sebesar Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) s/d Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

4. E-commerce

E-commerce adalah setiap aktivitas bisnis yang menggunakan internet sebagai bagian dari keseluruhan atau sebagian transaksi bisnis. Transaksi dengan supplier melalui internet, beriklan melalui internet, transaksi dengan konsumen melalui internet, dan lainnya. (www.depkop.go.id). Menurut Kalakota dan Whinston (1997) dapat ditinjau dalam perspektif berikut:

1. Segi komunikasi, e-commerce adalah pengiriman barang, layanan, informasi, atau pembayaran melalui jaringan komputer atau melalui peralatan elektronik lainnya.

2. Segi proses bisnis, e-commerce adalah aplikasi dari teknologi yang menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja.

3. Segi layanan, e-commerce merupakan suatu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen untuk memangkas biaya layanan ketika meningkatkan kualitas barang dan meningkatkan kecepatan pengiriman.

4. Segi online, e-commerce menyediakan kemampuan untuk membeli dan menjual barang ataupun informasi melalui Internet dan sarana online lainnya.

Perusahaan dapat menjangkau pelanggan di seluruh dunia dengan melakukan kegiatan bisnis secara online. Pelaku bisnis dapat mengumpulkan

commit to user

pemakai tersebut memasuki sebuah website. Cookies membantu operator website tadi untuk mengumpulkan informasi mengenai kebiasaan membeli yang dilakukan oleh sekelompok orang. Informasi ini tidak terhingga nilainya bagi bisnis karena informasi tadi menjadikan pelaku bisnis membuat target periklanannya Iebih baik dengan informasi yang lebih baik mengenai demografis. Manfaat lainnya adalah e-commerce menawarkan pengurangan sejumlah biaya tambahan.

Bagi konsumen, berbelanja melalui media online dapat menggunakan komputer pribadinya pagi atau malam selama tujuh hari per minggu untuk membeli hampir semua barang. Konsumen tìdak perlu mengantri di toko atau bahkan meninggalkan rumahnya. Konsumen juga bisa mendapat banyak barang dengan beberapa alternatif harga. Beberapa bisnis online bahkan tidak mengirimkan produk-produknya ke pelanggan melalui pos, khususnya yang menjual soñware komputer.

Perusahaan yang menerapkan e-commerce dalam bisnisnya harus menjaga kepercayaan konsumen melalui beberapa cara. Pertama, sistem keamanannya melalui beberapa langkah sebagai contoh penggunaan pasword untuk masing-masing user Hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan data. Kedua, kemudahan akses bagi konsumen maupun perusahaan itu sendiri. Perusahaan bisa menggunakan beberapa layanan penyedia web dengan kapasitas yang memadai agar web mudah diakses, Ketiga, perusahaan harus menciptakan image yang baik untuk mempengaruhi konsumennya. Hal ini bisa dilihat dari track record / testimoni yang diberikan konsumen kepada perusahaan.

commit to user

Tabel II.2 Penelitian Terdahulu

Davis et al., (1989)

Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use

Perceived usefulness dan ease of use mempunyai hubungan yang kuat terhadap sistem informasi.

Taylor dan Todd (1995b)

Atitude, Subjective Norms, Perceived Behavior Control, Behavior intention, Usage Behavior

786

TAM TPB/DTPB

Adanya

hubungan yang

lemah

antara variabel perilaku dengan variabel spesifik teknologi informasi.

Venkatesh dan Moris (2000)

Gender, Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, Subjective Norms

732

TPB

Laki-laki lebih kuat dipengaruhi oleh persepsi kebermanfaatan

dalam penerimaan teknologi di banding

perempuan dan perempuan

lebih kuat dipengaruhi oleh persepsi kemudahan

dalam penggunaan untuk menerima teknologi dibanding laki-laki.

Shen et al., (2006)

Instructor influence, Mentor influence, Peer influence, Perceived usefulness, Perceived ease-of-use

Temuan menunjukkan pengaruh rata-rata instruktur dan mentor menjadi jauh lebih tinggi daripada rekan- rekan.

Sumber : Venkatesh, Moris dan Davis (2003) dan Shen et al., (2006)

Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini mengadopsi beberapa penelitian terdahulu untuk mendukung hipotesis yang telah dirumuskan. Berikut penjelasan penelitian terdahulu terkait pembentukkan perilaku penggunaan teknologi.

Theory Reasoned Action (TRA) pertama kali dikemukakan oleh Ajzen pada tahun 1980 (Jogiyanto, 2007). Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia berperilaku dengan cara yang sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia. Dalam TRA ini, Ajzen (1980) menyatakan bahwa niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku menentukan akan dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku tersebut. Ajzen mengemukakan bahwa niat

commit to user

dasar, pertama berhubungan dengan sikap (attitude towards behavior) dan yang lain berhubungan dengan pengaruh sosial yaitu norma subjektif (subjective norms). Ajzen melengkapi TRA dengan keyakinan (beliefs) untuk mengungkap pengaruh sikap dan norma subjektif terhadap niat untuk dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku. TRA menjelaskan bahwa Norma subjektif berasal dari keyakinan normatif (normative beliefs) , sedangkan sikap berasal dari keyakinan terhadap perilaku (behavioral beliefs).

Technology Acceptance Model (TAM) adalah model yang disusun oleh Davis (1986) untuk menjelaskan penerimaan teknologi yang akan digunakan oleh pengguna teknologi. Davis dalam memformulasikan TAM menggunakan TRA sebagai teori dasarnya namun tidak mengakomodasi semua komponen teori TRA. Davis hanya memanfaatkan komponen belief dan attitude saja, sedangkan normative belief dan subjective norms tidak digunakan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Shen et al., (2006) tentang “Social Influence for Perceived Usefulness and Ease-of-Use of Course Delivery Systems ” menunjukkan bahwa pengaruh instruktur dan mentor merupakan kontributor yang signifikan mempengaruhi persepsi kemanfaatan yang dirasakan siswa dari sistem pengiriman. Namun, hanya pengaruh mentor yang signifikan mempengaruhi persepsi kemudahan yang dirasakan siswa dalam penggunaan sistem pembelajaran.

C. Model Penelitian dan Hipotesis

Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan, hubungan antar variabel yang dikonsepkan dapat digambarkan dalam bentuk model yang mendeskripsikan

commit to user

Intention

to reuse

(ITU)

Actual Use (AU)

Attitude Toward Using

(ATU)

Social Influence (SI)

Perceived Ease of Use

(PEoU)

Perceieved

Use (PU)

UKM di Solo dan Jogjakarta pada Gambar II.3

Gambar II.3 Kerangka Penelitian

Keterangan : Gambar menjelaskan bahwa H1 menunjukkan hubungan pengaruh sosial (social influence) pada persepsi kemanfaatan (perceived usefulness). H2 menunjukkan hubungan pengaruh social (social influence) pada persepsi kemudahan (perceived ease of use). H3 menunjukkan hubungan persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) pada sikap perilaku (attitude toward using). H4 menunjukkan hubungan persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) pada niat ulang menggunakan (Intention to re-use). H5 menunjukkan hubungan persepsi kemudahan (perceived ease of use) pada sikap (attitude towards using) . H6 menunjukkan hubungan sikap (attitude toward using) pada niat ulang menggunakan (Intention to re-use). H7 menunjukkan hubungan niat ulang menggunakan (Intention to re-use) pada perilaku sesungguhnya (actual use).

Berikut ini penjelasan landasan teori yang berkaitan dengan hubungan kausalitas antar variabel amatan yang disertai dengan pengembangan hipotesis dan selanjutnya akan digunakan untuk mengaplikasikan model penelitian.

commit to user

Pengaruh sosial (social influence) didefinisikan sebagai sejauh mana seorang individu mempersepsikan kepentingan yang dipercaya orang lain yang mempengaruhinya menggunakan sistem baru (Jogiyanto : 2007, hal 321). Pengaruh sosial yang datang dari lingkungan bisnis dibagi menjadi tiga, yaitu pengaruh rekan bisnis, konsumen dan suplier.

Shen et al., (2006) menjelaskan adanya hubungan yang signifikan antara pengaruh sosial dengan perpsepsi kemudahan dan kemanfaatan, selain itu ia mengemukakan bahwa pengaruh lingkungan sosial merupakan faktor penting bagi individu untuk memperoleh manfaat (usefulness) teknologi tersebut.. Berdasarkan penelitian tersebut, hipotesis yang dirumuskan adalah :

H1: Social influence berpengaruh positif pada perceived usefulness H2: Social influence berpengaruh positif pada perceived ease of use

2. Perceived Usefullness (PU)

Persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) didefinisikan sebagai tingkat keyakinan individu bahwa dalam menggunakan sistem atau teknologi tertentu akan meningkatkan kualitas kerjanya. Hal ini terjadi karena jika pengguna merasa dengan adanya teknologi baru dapat meningkatkan kinerja mereka, maka akan mempengaruhi sikap dan niat terhadap penggunaan teknologi tersebut.

Davis et al., (1989) mengungkapkan adanya hubungan positif antara persepsi kemanfaatan dengan sikap. Hal ini juga didukung oleh penelitian lainnya terkait adaptasi TAM (Dahlberg et al., 2003; Malhotra dan Galetta, 1999). Berdasarkan penelitian tersebut, hipotesis yang dirumuskan adalah :

commit to user

H4: Perceived usefulness berpengaruh positif pada intention to re-use

3. Perceive ease of use (PEOU)

Persepsi kemudahan (perceived ease of use) didefinisikan sebagai tingkat keyakinan individu bahwa dalam menggunakan sistem atau teknologi tertentu akan terbebas dari usaha yang besar (Davis, 1989; Davis et al., 1989). Aplikasi yang dianggap lebih mudah digunakan daripada yang lain lebih mungkin untuk diterima oleh pengguna. Hal ini terjadi karena jika pengguna merasa dengan adanya teknologi baru akan terbebas dari usaha yang besar, maka akan mempengaruhi sikap terhadap penggunaan teknologi tersebut.

Davis (1989) serta Davis et al., (1989) mengungkapkan adanya hubungan positif antara persepsi kemudahan dengan sikap. Hal ini juga didukung oleh penelitian lainnya terkait adaptasi TAM (Dahlberg et al., 2003; Malhotra dan Galetta, 1999; Taylor and Todd, 1995). Berdasarkan penelitian tersebut, hipotesis yang dirumuskan adalah :

H5: Perceived ease of use berpengaruh positif pada attitude towards using

4. Attitude Towards Using (ATU)

Sikap untuk menggunakan (attitude towards using) teknologi dalam TAM dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya (Davis,1989; Davis et al., 1989). Hal ini menunjukkan apabila seseorang bersikap positif menerima teknologi baru maka akan mempengaruhi niat pengguna.

commit to user

mengungkapkan pengaruh sikap pada niat untuk menggunakan teknologi. Niat pada penelitian kali mengacu pada niat untuk menggunakan ulang (intention to re-use) . Berdasarkan penelitian tersebut hipotesis yang dapat dirumuskan untuk menjelaskan fenomena tersebut adalah:

H6: Attitude towards using berpengaruh positif pada Intention to re-use

5. Intention to re-use (ITU)

Niat untuk menggunakan ulang (Intention to re-use) adalah kecenderungan atau keinginan pelaku untuk menggunakan suatu teknologi. Tindakan penggunaan sebuah teknologi pada seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap teknologi tertentu, misalnya keinginan menambahkan suatu aplikasi lain untuk mendukung suatu teknologi atau mempunyai motivasi untuk membujuk orang lain untuk menggunakan suatu teknologi.

Thompson et al., (2006) dan Ajzen (1975) mengemukakan niat seseorang memiliki pengaruh yang signifikan dalam menentukan tindakan seseorang. Berdasarkan penelitian tersebut, hipotesis yang dirumuskan untuk menjelaskan fenomena tersebut adalah:

H7: Intention to re-use berpengaruh positif pada actual usage

commit to user

METODE PENELITIAN

Tujuan bab ini adalah untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat dipercaya dari segi metode dan prosedur pengujiannya. Untuk mendukung upaya tersebut, beberapa pembahasan diungkap dalam bab ini antara lain: ruang lingkup penelitian, metode pengambilan sampel dan teknik pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran instrument penelitian, pengujian validitas, pengujian reliabilitas, dan metode analisis data.

A. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal, yaitu tipe penelitian yang diadakan untuk menjelaskan hubungan antar variabel, baik dependen maupun independent. Penelitian jenis ini bertujuan memahami hubungan antar variabel yang dibedakan menjadi variabel independen dan dependen. Variabel independen merupakan suatu penyebab, sedangkan variabel dependen merupakan akibat dari suatu fenomena. Maka, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang memberikan pemahaman, penjelasan, dan prediksian terhadap sebuah fenomena.

Dilihat dari segi dimensi waktu, penelitian ini bersifat cross sectional yang pengujiannya bertumpu pada data yang terjadi pada suatu titik tertentu (one point in time) , sehingga model penelitian yang dikonstruksi tidak didesain untuk menangkap perubahan yang terjadi karena pergeseran waktu (Sekaran, 2003:135). Jika asumsi dasar berubah seiring pergeseran waktu yang terjadi,

commit to user

alat prediksi fenomena ini. Diperlukan ketelitian dan kehati-hatian untuk mencermati faktor-faktor eksternal yang berubah yang dapat mempengaruhi model untuk menggeneralisasi penelitian ini pada waktu yang berbeda.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei yang dilakukan melalui kuisioner. Tujuannya adalah agar data yang terkumpul merupakan informasi yang bersumber pada fenomena riil yang diamati. Teknik ini relevan untuk memberikan dukungan pada pengujian yang bersifat konfirmasi, sebab hasilnya mempunyai kecenderungan untuk mendukung atau menolak hipotesis-hipotesis yang dirumuskan.

B. Populasi, Sample, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, kejadian, hal minat atau obyek yang ingin peneliti invetigasi (Sekaran, 2006). Target populasi dalam penelitian ini adalah individu yang menjadi pelaku UKM yang telah menggunakan teknologi elektronik dalam bentuk e-commerce dalam aktivitas bisnisnya di Solo dan Jogjakarta.

2. Sampel

Sampel yang diambil adalah pelaku UKM yang telah menggunakan teknologi elektronik dalam bentuk e-commerce dalam aktivitas bisnisnya di Solo dan Jogjakarta. Penentuan jumlah sampel diharapkan mampu memenuhi kriteria minimal dalam pengujian hipotesis sesuai dengan metode statistik yang digunakan yaitu Structural Equation Model (SEM). sehingga jumlah minimal sampel adalah antara 100-200 sampel (Hair et al., 1998). Target

commit to user

menggunakan ecommerce dalam menjalankan aktivitas bisnisnya.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah purposive sampling , Purposive sampling dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan kriteria tertentu (Jogiyanto, 2004). Kriteria yang digunakan berdasarkan pertimbangan (judgement) mengenai karakteristik populasi dan tujuan penelitian ini, dimana kriteria yang digunakan dalam memilih sampel dalam penelitian ini adalah :

a. Pelaku UKM yang berada di Solo dan Jogjakarta.

b. Pelaku UKM yang telah menggunakan e-commerce selama 3 bulan terakhir dengan intensitas minimal 3 kali dan tetap berniat menggunakan e-commerc.

c. Pelaku UKM yang berusia minimal 16 tahun.

d. Pelaku UKM yang telah menjalankan usahanya minimal 1 tahun. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui survei dengan responden

yang dipandu dengan kuisioner yang telah didesain. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk mendapatkan data primer. Cara ini ditujukan untuk meningkatkan keseriusan responden dalam pengisian kuisioner dengan harapan data yang didapatkan mempunyai tingkat keakuratan yang sangat tinggi.

commit to user

Berikut adalah definisi operasional dan pengukuran masing-masing variabel yang diamati.

1. Social Influence (SI) Pengaruh sosial (social influence) didefinisikan sebagai perubahan dalam pikiran, perasaan, sikap atau perilaku individu dipengaruhi hasil dari interaksi dengan individu atau kelompok lain (Rashote, 2006). Dalam penelitian ini pengaruh sosial yang dimaksud adalah pengaruh sosial dalam lingkungan bisnis. Pengaruh sosial ini datang dari tiga unsur utama yaitu pengaruh rekan bisnis, konsumen dan suplier. Social influence diukur dengan menggunakan tiga item pengukuran, antara lain:

a. E-commerce digunakan karena pengaruh rekan bisnis.

b. E-commerce digunakan karena pengaruh konsumen.

c. E-commerce digunakan karena pengaruh supplier/pemasok.

Indikan-indikan tersebut diukur menggunakan skala interval dengan pendekatan 5 Point Skala Likert. ( 1 = sangat tidak setuju, 5 = sangat setuju)

2. Perceived Usefullness (PU) Persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) didefinisikan sebagai tingkat keyakinan individu bahwa dalam menggunakan sistem atau teknologi tertentu akan meningkatkan kualitas kerjanya (Davis, 1989; Davis et al., 1989). Perceived usefullness diukur dengan menggunakan delapan item pengukuran, antara lain:

a. E-commerce mepermudah pemasaran produk/jasa.

b. E-commerce mudah digunakan.

commit to user

d. E-commerce mudah digunakan setelah terbiasa.

e. E-commerce sulit diterapkan karena tidak ahli computer

f. E-commerce diterapkan karena yakin mampu melakukannya.

g. Jika memiliki keyakinan, maka mampu menggunakan e-commerce.

h. Menerapkan e-commerce dalam bisnis adalah sesuatu yang mungkin.

Indikan-indikan tersebut diukur menggunakan skala interval dengan pendekatan 5 Point Skala Likert. ( 1 = sangat tidak setuju, 5 = sangat setuju)

3. Perceive ease of use Persepsi kemudahan (perceived ease of use) didefinisikan sebagai tingkat keyakinan individu bahwa dalam menggunakan sistem atau teknologi tertentu akan terbebas dari usaha yang besar (Davis,1989; Davis et al., 1989). Perceive ease of use diukur dengan menggunakan tujuh item pengukuran, antara lain:

a. E-commerce mudah dipelajari.

b. E-commerce mudah dimengerti dan jelas.

c. E-commerce sangat mudah dan flexible

d. Cara menggunakan e-commerce mudah dipahami.

e. E-commerce mudah digunakan.

f. Cara penggunaan e-commerce cukup jelas dan dimengerti.

g. Secara keseluruhan e-commerce mudah digunakan. Indikan-indikan tersebut diukur menggunakan skala interval dengan pendekatan 5 Point Skala Likert. ( 1 = sangat tidak setuju, 5 = sangat setuju)

commit to user

Sikap untuk menggunakan (attitude towards using) didefinisikan sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya (Davis,1989; Davis et al., 1989). Attitude toward using diukur dengan menggunakan empat item pengukuran, antara lain:

a. Menggunakan e-commerce adalah keputusan yang bijak.

b. Menggunakan e-commerce adalah keputusan yang bermanfaat.

c. Menggunakan e-commerce adalah keputusan yang positif.

d. Menggunakan e-commerce adalah keputusan yang baik. Indikan-indikan tersebut diukur menggunakan skala interval dengan pendekatan 5 Point Skala Likert. ( 1 = sangat tidak setuju, 5 = sangat setuju)

5. Intention to re-use (ITU) Niat untuk menggunakan ulang (Intention to re-use) adalah kecenderungan atau keinginan individu untuk menggunakan suatu teknologi. Intention to re-use diukur dengan menggunakan enam item pengukuran, antara lain:

a. Akan menggunakan e-commerce lagi dalam berbisnis

b. Akan menggunakan e-commerce lagi untuk mempemudah transaksi penjulan.

c. Tertarik menggunakan e-commerce lagi untuk mengetahui keinginan konsumen.