PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KEPUTUSAN KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh: ANITA WIDYASTUTI

F 1308511

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat tak terhingga kepada penulis, sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada panutan kita Nabi Muhammad SAW ….

Karya kecil ini kupersembahkan kepada :

§ Suami tercinta § Bapak dan Ibu tercinta § Adik-adik tersayang § Sahabat-sahabatku § Almamaterku

When you think you CAN’T, that’s when you SHOULD! #Just Because we have disability, Doesn’t mean we have to give up reaching what we’ve ealways dreamed, Learn from yesterday, Life for today, and Hope for tomorrow, The important thing is to not stop questioning. (Einstein)

“ Sungguh bersama kesukaran pasti ada kemudahan, karena itu bila selesai suatu tugas, mulailah dengan yang lain dan sungguh-sungguhlah dalam mengerjakannya. Hanya kepada Tuhanmu hendaklah kamu berharap.”

(Asy Syarh : 5-8)

Sesungguhnya Allah SWT tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaanyang ada pada mereka sendiri. (Q.S Ar Ra’d : 11)

Assalamuallaikum Wr. Wb. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia, dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini disusun dan diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari dalam proses penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada kepada :

1. Drs. Wisnu Untoro, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Santosa Tri Hananto, M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Y. Anni Aryani, M. Prof Acc, Ph.D, Ak, selaku pembimbing skripsi yang dengan ikhlas telah memberikan pengarahan, bimbingan serta saran-saran selama penyusunan skripsi.

4. Suami, orang tuaku tercinta, terima kasih atas doa, semangat, dan kasih sayang serta pengertiannya selama ini. Tanpa itu semua, saya yakin belum dapat menyeleseikan penulisan skripsi ini.

5. Pak Satimin Staf Administrasi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah banyak membantu kelancaran penyelesaian skripsi ini.

senantiasa mendoakan, membantu, dan memberikan dukungan serta semangatnya.

7. Seluruh keluarga besar, kakak dan adik sepupu, terima kasih atas semangat yang luar biasa.

8. Sahabat-sahabat di kampus FE Akuntansi Swadana Transfer Angkatan ’08, Hetty, Tiwi, Dion, Lina, Sukma, Dek Ian ‘09, Dek Akbar ‘09, Mas Iwan, Pak Eko, Mbak Renny ‘07 dan semuanya terimakasih banyak untuk canda tawanya, kebersamaan, segala persahabatan dan pertengkaran-pertengkaran kecil yang selalu menambah semangatku. Semoga persahabatan kita tetap terjaga sampai nanti. Tetap SEMANGAT !!!

9. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

10. Bagi teman-teman yang masih berjuang untuk menyelesaikan kuliahnya tetap semangat.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis meminta maaf atas kekurangan yang terjadi dan demi kesempurnaan skripsi ini penulis mengharap kritik dan saran yang membangun demi terciptanya karya yang sempurna.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan di kemudian hari. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Tabel 4.1 Hasil Pengambilan Sampel ................................................................... 59 Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif ....................................................................... 60 Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas .............................................................................. 63 Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................... 64 Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................... 65 Tabel 4.6 Koefisien Determinasi Model Regresi ................................................. 67 Tabel 4.7 Hasil Uji F .............................................................................................. 68 Tabel 4.8 Hasil Regresi Berganda ......................................................................... 69

Gambar 2.1 Kerangka Teoritis .............................................................................. 32 Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas ...................................................................... 66

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KEPUTUSAN KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN ANITA WIDYASTUTI NIM. F 1308511

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara corporate governance (kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris indepeden) dan keputusan keuangan (keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan deviden) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2010. Total sampel penelitian ini adalah 40 perusahaan yang ditentukan berdasarkan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda untuk menguji pengaruh corporate governance (kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris indepeden) dan keputusan keuangan (keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan deviden) terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 2) kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 3) proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 4) keputusan investasi berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. 5) keputusan pendanaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 6) kebijakan deviden berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Kata Kunci : Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan

komisaris independen, keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan deviden dan nilai perusahaan.

INFLUENCE OF CORPORATE GOVERNANCE AND FINANCIAL DECISIONS TO FIRM VALUE ANITA WIDYASTUTI NIM. F 1308511

The aim of this research is to investigate the influence of corporate governance (managerial ownership, institutional ownership, board of commissioner proportion) and financial decisions (investment decision, financing decision, dividend policy) to firm value.

The sample in this research are manufacturing companies which were listed in Indonesia Stock Exchange in the year of 2009-2010. Total sample in this research are 40 companies that selected with purposive sampling method. This research uses multiple regression analysis method to investigate the influence of corporate governance (managerial ownership, institutional ownership, board of commissioner proportion) and financial decisions (investment decision, financing decision, dividend policy) to firm value.

The results of this research indicate that : 1) managerial ownership had no influence to firm value. 2) institutional ownership had no influence to firm value. 3) board of commissioner proportion had no influence to firm value. 4) investment decision had significant influence to firm value. 5) financing decision had no influence to firm value. 6) dividend policy had significant influence to firm value.

Keyword : managerial ownership, institutional ownership,board of commissioner

proportion, investment decision, financial decision, dividend policy

and firm value.

PENDAHULUAN

Bab yang pertama ini akan menjelaskan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

A. Latar Belakang

Salah satu tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah mengoptimalkan nilai perusahaan, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka salah satunya akan menggambarkan adanya peningkatan kesejahteraan pemilik perusahaan dan pemegang saham. Pada umumnya untuk meningkatkan nilai perusahaan, para pemberi modal menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional. Para profesional ini diposisikan sebagai manajer. Manajer sebagai pengelola perusahaan diharapkan dapat mengoptimalkan pengelolaan perusahaan secara efektif dan efisien melalui implementasi keputusan-keputusan keuangan yang dibuat, seperti keputusan pendanaan (financial decision), keputusan investasi (invesment decision) dan kebijakan dividen (dividend policy). Dengan mengoptimalkan keputusan keuangan tersebut, diharapkan akan dapat meningkatkan nilai perusahaan (value of the firm) secara berkesinambungan, sehingga kekayaan pemegang saham akan meningkat juga (Wijaya, Bandi, dan Wibawa, 2010) dan Hatta (2002).

pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan terjadinya suatu konflik. Konflik tersebut dinamakan agency conflict. Agency conflict dapat disebabkan oleh pihak-pihak yang berkaitan yaitu prinsipal (yang memberi kontrak dengan kata lain adalah pemegang saham), dan agen (yang menerima kontrak atau yang mengelola dana prinsipal) yang mempunyai kepentingan yang saling bertentangan. Jika agen dan prinsipal berupaya memaksimalkan kepentingannya masing-masing serta memiliki keinginan dan motivasi yang berbeda, maka ada alasan untuk percaya bahwa agen (manajemen) tidak selalu bertindak sesuai keinginan prinsipal (pemegang saham). Tetapi dalam kenyataannya, penyatuan kepentingan pemegang saham dan manajemen yang merupakan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap tujuan perusahaan, seringkali dapat menimbulkan masalah (Putra, 2011).

Pandangan teori keagenan, dalam hal ini terdapat adanya perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan manajemen, dimulai dari pemberian atau pendelegasian wewenang pengambilan keputusan perusahaan kepada manajemen. Sebagai pengelola perusahaan, manajemen tentu mempunyai penguasaan informasi internal dan prospek perusahaan mendatang yang lebih banyak dibandingkan dengan pemegang saham. Maka secara otomatis keadaan seperti ini akan mengakibatkan munculnya potensi konflik yang dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Pihak manajemen yang mempunyai kepentingan tertentu cenderung akan menyusun laporan yang sesuai dengan tujuannya dan bukan untuk kepentingan prinsipal Pandangan teori keagenan, dalam hal ini terdapat adanya perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan manajemen, dimulai dari pemberian atau pendelegasian wewenang pengambilan keputusan perusahaan kepada manajemen. Sebagai pengelola perusahaan, manajemen tentu mempunyai penguasaan informasi internal dan prospek perusahaan mendatang yang lebih banyak dibandingkan dengan pemegang saham. Maka secara otomatis keadaan seperti ini akan mengakibatkan munculnya potensi konflik yang dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Pihak manajemen yang mempunyai kepentingan tertentu cenderung akan menyusun laporan yang sesuai dengan tujuannya dan bukan untuk kepentingan prinsipal

Penerapan mekanisme corporate governance dinilai akan memperbaiki hubungan antara manajemen dengan pemegang saham perusahaan, dikarenakan penerapan corporate governance ini dapat menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) serta dapat mengurangi risiko akibat tindakan pengelolaan yang cenderung menguntungkan diri sendiri (Sari, 2010).

Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai pihak dalam sebuah perusahaan yang menentukan arah dan kinerja perusahaan tersebut (Kalihatu, 2006). Isu mengenai corporate governance mulai menjadi pembahasan yang penting khususnya di Indonesia, yaitu setelah Indonesia mengalami masa krisis yang berkepanjangan sejak tahun 1998. Banyak sekali pihak yang mengatakan bahwa lamanya proses penyelesaian masalah krisis yang terjadi di Indonesia dikarenakan terlalu lemahnya corporate governance yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sejak saat itu, baik pemerintah maupun investor atau pemegang saham lebih banyak memberikan perhatian yang cukup serius dalam praktek corporate governance (Wardani, 2008).

Forum for Corporate Governance in Indonesia (2001) dalam Rachmawati dan Triatmoko (2007) menyatakan bahwa corporate governance Forum for Corporate Governance in Indonesia (2001) dalam Rachmawati dan Triatmoko (2007) menyatakan bahwa corporate governance

Corporate governance dalam penelitian ini direpresentasikan dengan proporsi atau jumlah dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial. Variabel tersebut dipilih karena merupakan elemen penting dalam terlaksananya good corporate governance yang bertujuan untuk mengurangi adanya konflik keagenan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Dewan komisaris mempunyai peranan yang sangat penting dalam perusahaan terutama dalam pelaksanaan good corporate governance. Melalui perannya dalam menjalankan fungsi monitoring dan pengawasan, jumlah atau proporsi dewan komisaris independen dapat mempengaruhi pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangan sehingga dapat diperoleh suatu laporan keuangan yang berkualitas (Boediono, 2005 dalam Susanti, Rahmawati dan Aryani, 2010) sehingga informasi keuangan yang terkandung di dalam laporan keuangan tersebut dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan dalam mencapai tujuan perusahaan.

Struktur kepemilikan dalam hal ini adalah kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional, oleh beberapa peneliti dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh kepada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan

beredar (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Hal ini disebabkan karena adanya kontrol yang mereka miliki. Struktur kepemilikan menjadi penting dalam teori keagenan karena sebagian besar konflik keagenan disebabkan adanya pemisahan kepemilikan dan pengelolaan. Konflik keagenan tidak akan terjadi pada perusahaan dengan kepemilikan seratus persen oleh manajemen (Jensen dan Meckling, 1976). Struktur kepemilikan diprediksi berpengaruh dalam penentuan struktur modal. Semakin terkonsentrasi kepemilikan saham perusahaan cenderung akan mengurangi hutang. Semakin terkonsentrasi sebuah kepemilikan saham, maka akan terjadi pengawasan yang lebih efektif terhadap manajemen. Manajemen akan cenderung berhati-hati dalam melakukan pinjaman, dikarenakan nilai hutang yang cukup tinggi akan menimbulkan risiko financial distress atau disebut keadaan dimana perusahaan tidak dapat melakukan pembayaran kewajiban terhadap kreditur, sehingga diprediksi nilai perusahaan akan menurun (Sujoko dan Soebiantoro, 2007).

Menurut Fama dan French (1998) sebagaimana telah dikutip oleh Wahyudi dan Pawestri (2006: 2) dikatakan bahwa :

“Optimalisasi nilai perusahaan yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen, dimana satu keputusan keuangan yang diambil dapat mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan”.

Keputusan keuangan adalah penerapan atau praktek teori keuangan dalam lingkup sebuah perusahaaan (corporate finance) atau bisa disebut

keputusan pendanaan dan kebijakan dividen. Dipilihnya keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen sebagai representasi dari keputusan keuangan, dikarenakan fungsi manajemen dalam hal ini manajer keuangan, akan dihadapkan pada keputusan-keputusan keuangan tersebut dalam menjalankan operasi perusahaan. Di samping itu, manajer juga harus memperhatikan keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen, dalam rangka menyeimbangkan dan mencapai tujuan perusahaan yaitu dalam hal ini meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dan menjaga kelangsungan pertumbuhan perusahaan. Karena setiap keputusan keuangan yang diambil oleh seorang manajer keuangan akan berdampak terhadap keputusan keuangan lainnya (Haruman, 2008).

Keputusan investasi menunjukkan peningkatan investasi perusahaan atau opsi pertumbuhan perusahaan. Kallapur dan Trombley (2001) dalam Rachmawati dan Triatmoko (2007) menyatakan bahwa kesempatan investasi perusahaan merupakan komponen penting dari nilai pasar. Hal ini disebabkan invesment set opportunity atau kesempatan investasi dari suatu perusahaan mampu mempengaruhi cara pandang manajer, pemilik, investor dan kreditor terhadap perusahaan.

Keputusan keuangan seperti keputusan investasi mencakup pengalokasian dana, baik dana yang berasal dari dalam perusahaan maupun dana yang berasal dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi.

“keputusan investasi sangat penting karena akan mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan dan merupakan inti dari seluruh analisis keuangan.”

Sedangkan Jensen dan Meckling (1976: 95) mengatakan bahwa : “keputusan investasi dapat berperan sebagai mekanisme transmisi

antara kepemilikan dan nilai perusahaan.”

Implementasi keputusan investasi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dana perusahaan yang berasal dari sumber pendanaan dalam perusahaan (internal financing) dan sumber pendanaan luar perusahaan (external financing) . Dengan memperhatikan sumber pendanaan, perusahaan memiliki beberapa alternatif pendanaan untuk menentukan struktur modal yang tepat bagi perusahaan. Dalam perspektif manajerial, komposisi struktur modal tidak hanya menentukan komposisi sumber pendanaan internal dengan pendanaan eksternal, tetapi tujuan yang ingin dicapai oleh seorang manajer terhadap perusahaan, juga menjadi bagian dari keputusan tersebut. Jadi, inti dari fungsi pendanaan ini adalah bagaimana perusahaan menentukan sumber dana yang optimal untuk mendanai berbagai alternatif investasi, sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya (Amanah, 2006 dan Nasser, 2008) .

Para investor memiliki tujuan utama yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan dengan mengharapkan pengembalian dalam bentuk dividen maupun capital gain. Di samping itu perusahaan mengharapkan pertumbuhan secara terus menerus untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya

pemegang saham terhadap dividen, dengan tidak menghambat pertumbuhan perusahaan. Adanya perbedaan kepentingan atau biasa disebut dengan konflik keagenan (agency conflict) yang mana manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi manajer, karena apa yang dilakukan manajer akan menambah biaya bagi perusahaan, menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan dividen yang akan diterima pemegang saham. Pengaruh dari konflik antara pemegang saham dan manajer ini akan menyebabkan menurunkan nilai perusahaan, kerugian inilah yang merupakan agency cost equity bagi perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976).

Beberapa penelitian yang mengungkapkan pengaruh signifikan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan antara lain penelitian Haruman (2008), yang meneliti struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Wahyudi dan Pawestri (2006) menghasilkan penelitian bahwa keputusan keuangan (keputusan investasi dan kebijakan dividen) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian Rachmawati dan Triatmoko (2007) mengatakan bahwa investment opportunity set berpengaruh terhadap kualitas laba dan nilai perusahaan. Susanti, Rahmawati dan Aryani (2010) menyimpulkan bahwa corporate governance dan kualitas laba baik secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian keputusan keuangan (keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen) berpengaruh

Soebiantoro (2007) menyebutkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh, serta dividen mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Tidak semua perusahaan dapat memaksimalkan nilai perusahaannya, karena nilai suatu perusahaan bisa mengalami kenaikan maupun sebaliknya juga bisa mengalami penurunan. Maka dari itu harus diperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhinya.

Penelitian ini mereplikasi penelitian Wijaya, Bandi dan Wibawa (2010), dengan menambahkan variabel corporate governance sebagai variabel independen. Penambahan ini didasarkan pada pemikiran bahwa dengan adanya corporate governance yang baik, akan menunjang seluruh keputusan keuangan sehingga memberikan nilai tambah serta tercapainya tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Penelitian ini juga dikembangkan dengan mengikuti saran dari penelitian sebelumnya yaitu mengenai proksi keputusan investasi, dengan menggunakan total assets growth sebagai pengukurannya. Assets growth digunakan sebagai ukuran keputusan investasi, dikarenakan semakin tinggi pertumbuhan aset sebuah perusahaan maka pertumbuhan keuntungan perusahaan juga akan meningkat .

Periode penelitian terdahulu yaitu periode penelitian Wijaya, Bandi, Wibawa (2010) adalah periode 2006-2009 sedangkan dalam penelitian ini menggunakan periode penelitian 2009-2010. Dengan menggunakan periode

terkini. Proksi pengukuran nilai perusahaan pada penelitian Wijaya, Bandi, Wibawa (2010) dengan menggunakan price book value (PBV), sedangkan peneliti menggunakan market value of equity (MVE) yang digunakan oleh Haruman (2008) sebagai model yang berbeda. Untuk keputusan investasi, peneliti mengikuti saran penelitian Wijaya, Bandi, Wibawa (2010) dengan menggunakan proksi total assets growth sedangkan Wijaya, Bandi, Wibawa (2010) menggunakan price earning ratio (PER).

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk menguji pengaruh corporate governance dan keputusan keuangan terhadap nilai perusahaan dengan mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2010. Maka, judul penelitian ini adalah “ANALISIS PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN

KEPUTUSAN KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN ”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis akan melakukan penelitian mengenai pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, jumlah dewan komisaris independen, keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Permasalahan yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

3. Apakah jumlah dewan komisaris independen berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

4. Apakah keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

5. Apakah keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

6. Apakah kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menemukan bukti empiris tentang pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan.

2. Menemukan bukti empiris tentang pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan.

3. Menemukan bukti empiris tentang pengaruh dewan komisaris independen terhadap nilai perusahaan.

4. Menemukan bukti empiris tentang pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan.

5. Menemukan bukti empiris tentang keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan.

6. Menemukan bukti empiris tentang kebijakan dividen terhadap nilai peusahaan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memperoleh hasil yang kemudian dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak seperti di bawah ini :

Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi manajemen terkait dengan pengelolaan perusahaan serta implementasi keputusan-keputusan yang akan diambil baik investasi maupun pendanaan serta kebijakan mengenai dividen dalam rangka untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu mengoptimalkan nilai perusahaan.

2. Bagi Investor Hasil penelitian ini dapat memberikan pertimbangan dalam penanaman investasi sehingga perusahaan yang dipilih adalah benar-benar perusahaan yang bernilai baik, menerapkan tata kelola perusahaan serta keputusan keuangan yang tepat bagi perusahaan.

3. Bagi penelitian berikutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau acuan awal untuk melakukan penelitian-penelitian berikutnya terutama penelitian yang berkaitan dengan corporate governance, keputusan keuangan dan nilai perusahaan.

E. Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini, penelitian dan hasil penelitian akan dipaparkan dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I

: PENDAHULUAN

Dalam bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan pustaka yang memberi penjelasan mengenai nilai perusahaan, corporate governance (kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, jumlah dewan komisaris independen) dan keputusan keuangan (keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen) serta review penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini, dilanjutkan hipotesis penelitian dan kerangka pemikiran.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang desain penelitian, data, populasi, sampel dan teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel dan metoda analisis data yang digunakan.

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai analisis data, yang merupakan analisis penelitian yang membahas hasil pengumpulan data, pengolahan data, pengujian asumsi klasik, pengujian hipotesis dan penjelasan dalam rangka menyusun kesimpulan.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini akan dijelaskan kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran bagi penelitian selanjutnya.

TINJAUAN PUSTAKA

Setelah membaca keterangan singkat di bab I, bab II ini akan menguraikan secara lebih detail mengenai berbagai hal terkait komponen-komponen variabel dalam penelitian.

A. Landasan Teori

Landasan teori ini menjelaskan tentang teori yang mendasari komponen-komponen maupun variabel penelitian.

1. Nilai Perusahaan

Secara umum tujuan perusahaan yang ingin dicapai oleh manajer keuangan bukan hanya memaksimumkan profit, karena tujuan tersebut mempunyai beberapa kelemahan. Kelemahan yang pertama, tidak memperhatikan dimensi waktu. Dengan kata lain, tidak ada perbedaan yang nyata, antara profit dalam jangka pendek maupun profit dalam jangka panjang, sehingga perusahaan hanya berkonsentrasi pada profit saat itu juga. Kelemahan yang kedua, profit tersebut merupakan jumlah profit secara nominal ataukah tingkat profit. Hal tersebut yang kemudian memunculkan masalah mengenai penentuan tingkat profit yang akan dicapai perusahaan. Ketiga, menyangkut risiko yang berkaitan dengan alternatif keputusan. Risiko yang dimaksud adalah kemungkinan bahwa tingkat output tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keempat, tidak memperhatikan besarnya Secara umum tujuan perusahaan yang ingin dicapai oleh manajer keuangan bukan hanya memaksimumkan profit, karena tujuan tersebut mempunyai beberapa kelemahan. Kelemahan yang pertama, tidak memperhatikan dimensi waktu. Dengan kata lain, tidak ada perbedaan yang nyata, antara profit dalam jangka pendek maupun profit dalam jangka panjang, sehingga perusahaan hanya berkonsentrasi pada profit saat itu juga. Kelemahan yang kedua, profit tersebut merupakan jumlah profit secara nominal ataukah tingkat profit. Hal tersebut yang kemudian memunculkan masalah mengenai penentuan tingkat profit yang akan dicapai perusahaan. Ketiga, menyangkut risiko yang berkaitan dengan alternatif keputusan. Risiko yang dimaksud adalah kemungkinan bahwa tingkat output tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keempat, tidak memperhatikan besarnya

Nilai perusahaan atau firm value merupakan hasil penilaian investor terhadap kinerja perusahaan. Jika kinerja perusahaan baik, maka pasar modal akan bereaksi secara positif sehingga harga saham perusahaan akan meningkat. Di samping itu, firm value atau juga dikenal sebagai enterprise value merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi investor untuk menilai perusahaan secara keseluruhan (Thomsen dan Pedersen, 2000 dan Ngui, Ling, dan Eidith, 2007).

Purnamasari, Kurniawati dan Silvi (2009) mendefinisikan, nilai perusahaan dapat direfleksikan melalui harga pasar saham. Harga pasar saham adalah harga yang bersedia dibayar oleh calon investor apabila ia ingin memiliki saham suatu perusahaan. Semakin tinggi harga pasar saham sebuah perusahaan, semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut, maka tingkat kemakmuran yang akan diterima oleh pemegang saham semakin meningkat.

Menurut Hasnawati (2005), secara harfiah nilai perusahaan itu sendiri diamati melalui kemakmuran pemegang saham yang diukur dari harga Menurut Hasnawati (2005), secara harfiah nilai perusahaan itu sendiri diamati melalui kemakmuran pemegang saham yang diukur dari harga

2. Corporate Governance

Perhatian investor dan perusahaan Indonesia tentang pentingnya penerapan corporate governance semakin meningkat sejak tahun terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997. Sejak saat itu dalam menjalankan sebuah perusahaan diperlukan adanya corporate governance yang baik agar perusahaan tetap survive dalam menjalankan aktivitasnya. Agency theory memandang bahwa manajemen perusahaan sebagai agen bagi para pemegang saham, akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak yang bijaksana dan adil terhadap pemegang saham (Kalihatu, 2006). Adanya perbedaan kepentingan antara pemilik dan pengelola perusahaan ini dapat menimbulkan konflik yang biasa dinamakan agency conflict, sehingga diperlukan cara untuk mengatasi masalah ketidakselarasan kepentingan tersebut yaitu melalui pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance). Terdapat beberapa definisi mengenai corporate governance, antara lain:

31) mendefinisikan : “Corporate governance sebagai prinsip yang mengarahkan dan

mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan dalam pertanggungjawabannya kepada shareholders khususnya, dan stakeholders pada umumnya.”

Pelaksanaan corporate governance yang baik diperkirakan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kinerja keuangan, mengurangi risiko yang mungkin dilakukan oleh manajer dengan keputusan-keputusan yang menguntungkan diri sendiri, dan umumnya GCG dapat meningkatkan kepercayaan investor (Veronica dan Utama, 2006)

Nasution dan Setiawan (2007: 2) mendefinisikan bahwa:

“Corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan kerangka peraturan. ”

Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Corporate governance juga membantu menciptakan lingkungan kondusif demi terciptanya pertumbuhan yang efektif dan efisien di sektor korporat.

Menurut Boediono (2005), mekanisme corporate governance merupakan suatu sistem yang mampu mengendalikan dan mengarahkan kegiatan operasional perusahaan serta pihak-pihak yang terlibat didalamnya, sehingga dapat digunakan untuk menekan terjadinya masalah keagenan. Corporate governance merupakan serangkaian mekanisme yang dapat melindungi pihak-pihak minoritas dari ekspropriasi yang dilakukan oleh Menurut Boediono (2005), mekanisme corporate governance merupakan suatu sistem yang mampu mengendalikan dan mengarahkan kegiatan operasional perusahaan serta pihak-pihak yang terlibat didalamnya, sehingga dapat digunakan untuk menekan terjadinya masalah keagenan. Corporate governance merupakan serangkaian mekanisme yang dapat melindungi pihak-pihak minoritas dari ekspropriasi yang dilakukan oleh

Corporate governance merupakan suatu mekanisme yang mengendalikan dan mengarahkan kegiatan operasional perusahaan serta melindungi hak-hak pemegang saham seperti shareholders dan bondholders, dalam memperoleh tingkat pengembalian dari kegiatan perusahaan yang dijalankan oleh manajer, atau dengan kata lain bagaimana para pemegang saham keuangan perusahaan melakukan control terhadap kegiatan yang dilakukan oleh manajer (Susanti, Rahmawati dan Aryani, 2010).

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) merumuskan tujuan dari corporate governance adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Corporate governance mengandung empat unsur penting yaitu keadilan (fairness), transparansi (transparency), pertanggungjawaban (responsibility) dan akuntabilitas (accountability) yang diharapkan dapat menjadi suatu jalan dalam mengurangi konflik keagenan. Jika perusahaan benar-benar melakukan penerapan prinsip-prinsip corporate governance tersebut maka, investor akan lebih percaya terhadap perusahaan. Karena, efektifitas mekanisme pengurang masalah agensi umumnya merupakan komitmen manajer terhadap perusahaan (Arifin dan Rachmawati, 2006).

2.1 Kepemilikan Manajerial Terdapat pengertian yang sama mengenai kepemilikan manajerial, diantaranya adalah Sujoko dan Soebiantoro (2007) serta Rahmawati dan Triatmoko (2007) yang mendefinisikan bahwa kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan. Sedangkan Putra (2011: 112) mendefinisikan bahwa:

“Kepemilikan manajerial adalah prosentase jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang beredar.”

Haruman (2008) mengatakan bahwa kepemilikan manajerial adalah tingkat kepemilikan saham pihak manajemen yang secara aktif ikut berperan aktif dalam pengambilan keputusan perusahaan. Kepemilikan saham bagi manajemen perusahaan termasuk dalam program kebijakan yang dapat diterapkan oleh perusahaan untuk mengurangi masalah keagenan antara pemegang saham dengan manajer perusahaan.

Kepemilikan saham oleh manajerial yang semakin meningkat akan menjadikan manajemen perusahaan semakin terikat dengan keberlangsungan dan pertumbuhan perusahaan, sehingga secara otomatis akan mendorong mereka untuk berusaha lebih giat dan disiplin dalam menjalankan fungsinya dalam perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan, yang direfleksikan melalui peningkatan harga saham perusahaan. Kepemilikan perusahaan oleh manajemen, akan Kepemilikan saham oleh manajerial yang semakin meningkat akan menjadikan manajemen perusahaan semakin terikat dengan keberlangsungan dan pertumbuhan perusahaan, sehingga secara otomatis akan mendorong mereka untuk berusaha lebih giat dan disiplin dalam menjalankan fungsinya dalam perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan, yang direfleksikan melalui peningkatan harga saham perusahaan. Kepemilikan perusahaan oleh manajemen, akan

Manajer yang diberikan insentif saham sebagai karyawan berprestasi diharapkan akan mengurangi masalah keagenan karena mereka juga merupakan pemegang saham/ pemilik perusahaan. Apabila manajer ikut memiliki perusahaan atau apabila pendapatan dan kompensasi manajer dikaitkan secara langsung sesuai dengan kekayaan pemilik perusahaan, maka manajer akan bertindak sebagaimana pemilik (Slamet, 2005). Dengan demikian, pada akhirnya perusahaan akan mampu memberikan kemakmuran kepada pemegang sahamnya termasuk diri mereka sendiri. Kepemilikan manajerial akan mendorong manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan, karena mereka juga memiliki perusahaan. Kinerja perusahaan yang meningkat akan meningkatkan nilai perusahaan (Sujoko dan Soebiantoro, 2005).

2.2 Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional mempunyai arti penting dalam memonitor manajemen dalam pengelolaan perusahaan. Haruman (2008: 156) mengatakan bahwa : 2.2 Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional mempunyai arti penting dalam memonitor manajemen dalam pengelolaan perusahaan. Haruman (2008: 156) mengatakan bahwa :

Dalam hubungannya dengan fungsi monitor, investor institusional diyakini memiliki kemampuan untuk memonitor tindakan manajemen lebih baik dibandingkan investor individual. Investor institusional dalam melakukan investasi didasarkan pada analisis yang bersifat mendasar atau yang berkaitan dengan informasi keuangan perusahaan (Mursalim, 2009). Rachmawati dan Triatmoko (2007: 8) mengatakan bahwa :

“Investor institusional adalah investor yang berpengalaman (sophisticated) sehingga investor lebih berfokus pada laba masa datang (future earnings) yang lebih besar relatif dari laba sekarang.”

Masalah yang sering ditimbulkan dari struktur kepemilikan ini adalah agency conflict, dimana terdapat perbedaan kepentingan antara manajemen perusahaan sebagai pengambil decision maker dan para pemegang saham sebagai owners dari perusahaan. Tentunya perbedaan kepentingan ini akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan institusional merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengurangi agency conflict. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat kepemilikan institusional maka semakin kuat tingkat pengendalian yang dilakukan oleh pihak eksternal terhadap perusahaan sehingga agency cost yang terjadi di dalam perusahaan

(Shinta dan Ahmar, 2011). Adanya kepemilikan institusional seperti perusahaan asuransi, perbankan, perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi lain akan mendorong pengawasan lebih ketat terhadap kinerja manajemen. Sebuah institusi dapat menguasai mayoritas saham sebuah perusahaan, karena memiliki modal atau sumber daya yang lebih besar dibandingkan dengan pemegang saham lainnya (Djabid, 2009).

Shiller dan Pound (1989) sebagaimana yang dikutip oleh Rachmawati dan Triatmoko (2007), menjelaskan bahwa investor institusional menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan analisis investasi dan mereka memiliki akses atas informasi yang terlalu mahal perolehannya bagi investor lain. Maka dari itu, investor institusional akan melakukan monitoring lebih efektif dan dapat meningkatkan nilai perusahaan jika terjadi takeover, serta tidak akan mudah diperdaya dengan tindakan manipulasi yang akan dilakukan manajer. Di samping itu, kepemilikan institusional dipercaya dapat menurunkan biaya-biaya keagenan (Haruman, 2007).

2.3 Proporsi Dewan Komisaris Independen Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali serta bebas dari hubungan bisnis ataupun hubungan lainnya, sehingga mampu bertindak secara independen atau

Adanya komisaris independen diharapkan mampu meningkatkan peran dewan komisaris sehingga tercipta good corporate governance di dalam perusahaan. Manfaat corporate governance akan dilihat dari premium yang bersedia dibayar oleh investor atas ekuitas perusahaan (harga pasar). Jika ternyata investor bersedia membayar lebih mahal, maka nilai pasar perusahaan yang menerapkan good corporate governance juga akan lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang tidak menerapkan atau mengungkapkan praktek good corporate governance mereka (Kusumawati dan Riyanto, 2005).

Hardiningsih (2010: 63) mengatakan bahwa : “Komisaris independen bertujuan untuk menyeimbangkan dalam

pengambilan keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait. Terdapat tiga elemen penting yang akan mempengaruhi tingkat efektivitas dewan komisaris yaitu independensi, kompetensi dan komitmen.”

Dewan komisaris merupakan suatu mekanisme pengawasan, monitoring serta memberikan petunjuk atau arahan pada sistem pengelolaan perusahaan (FCGI, 2001 dalam Susanti, Rahmawati dan Aryani, 2010). Dewan komisaris sebagai puncak sistem pengelolaan internal perusahaan, memiliki peranan penting terhadap aktivitas pengawasan terhadap manajemen. Komposisi dewan komisaris merupakan salah satu karakteristik dewan yang berhubungan dengan kandungan informasi laba. Di samping itu, peranan dewan komisaris Dewan komisaris merupakan suatu mekanisme pengawasan, monitoring serta memberikan petunjuk atau arahan pada sistem pengelolaan perusahaan (FCGI, 2001 dalam Susanti, Rahmawati dan Aryani, 2010). Dewan komisaris sebagai puncak sistem pengelolaan internal perusahaan, memiliki peranan penting terhadap aktivitas pengawasan terhadap manajemen. Komposisi dewan komisaris merupakan salah satu karakteristik dewan yang berhubungan dengan kandungan informasi laba. Di samping itu, peranan dewan komisaris

Ujiyanto dan Pramuka (2007) menyatakan bahwa komisaris independen dapat menjadi penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal perusahaan dan melakukan pengawasan terhadap jalannya kebijakan manajemen, serta memberikan masukan atau nasihat kepada manajemen. Karena posisi dewan komisaris merupakan posisi terbaik untuk melakukan fungsi pengawasan atau monitoring.

3. Keputusan Keuangan

Keputusan keuangan adalah penerapan teori keuangan dalam lingkup perusahaaan (corporate finance) atau bisa disebut dengan manajemen keuangan (Wijaya, Bandi dan Wibawa, 2010).

Perusahaan dalam mewujudkan tujuan yang akan dicapai, dapat melalui fungsi manajemen keuangan. Manajemen keuangan memiliki tugas dan kewajiban untuk membuat suatu keputusan dan kebijakan keuangan yang berdampak pada pencapaian tujuan perusahaan, yaitu meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran para investor atau pemegang saham. Investor dalam menanamkan modalnya dipasar modal mempunyai 2 tujuan, yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Investor

perubahan selisih antara harga jual dan harga beli saham dalam waktu relatif singkat. Sedangkan investor jangka panjang mengharapkan return dalam bentuk dividen yaitu laba perusahaan yang dibagikan kepada investor. Untuk memenuhi harapan tersebut, manajer keuangan berusaha maksimal untuk dapat memenuhi kesejahteraan investor dengan cara membuat keputusan dan kebijakan keuangan yang tepat untuk perusahaan. Keputusan dan kebijakan keuangan yang dimaksud adalah keputusan investasi (invesment decision) , keputusan pendanaan (financing decision) dan kebijakan dividen (dividend policy). Sebuah keputusan keuangan yang diambil, akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan dapat berakibat terhadap naik ataupun turunnya nilai perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006) dan Haruman (2007).

Keputusan keuangan dalam penelitian ini direpresentasikan menjadi :

3.1 Keputusan Investasi Laporan keuangan perusahaan disusun untuk memberikan informasi keuangan kepada pihak pemakai baik internal maupun eksternal yang mempunyai hubungan dengan perusahaan. Pembuatan laporan keuangan ini, bertujuan untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan serta perubahannya dari perusahaan tersebut, yang akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan didalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi. Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa laporan keuangan sangat penting untuk dipublikasikan, 3.1 Keputusan Investasi Laporan keuangan perusahaan disusun untuk memberikan informasi keuangan kepada pihak pemakai baik internal maupun eksternal yang mempunyai hubungan dengan perusahaan. Pembuatan laporan keuangan ini, bertujuan untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan serta perubahannya dari perusahaan tersebut, yang akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan didalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi. Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa laporan keuangan sangat penting untuk dipublikasikan,

Secara garis besar keputusan investasi dapat digolongkan ke dalam investasi jangka pendek seperti misalnya investasi dalam kas, persediaan, piutang dan surat berharga. Sedangkan investasi jangka panjang dalam bentuk gedung, peralatan produksi, tanah, kendaraan dan aktiva tetap lainnya. Keputusan investasi ini akan tercermin pada sisi aktiva dalam neraca perusahaan. Investasi adalah mengeluarkan dana lebih dari satu aset yang akan digunakan untuk beberapa jangka waktu di masa depan. Investasi yang dilakukan perusahaan untuk memperlancar proses operasinya berupa investasi pada aktiva. Jika kekurangan aktiva tetap, maka perusahaan akan mengalami kesulitan dalam memenuhi keinginan konsumen sehingga perusahaan akan kehilangan konsumen potensial, dan jika perusahaan memiliki aktiva berlebih maka perusahaan akan mengalami idle fixed assets (aktiva yang tidak terpakai), sehingga akan menambah biaya pada perusahaan, diantaranya biaya perawatan. Maka komposisi aktiva perusahaan harus seimbang dan sesuai dengan kebutuhan (Haruman, 2007 dan Sartono, 2001).

untuk melakukan investasi pada perusahaan. Karena penting bagi investor untuk melihat seberapa besar nilai perusahaan tersebut sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam menginvestasikan dana yang dimilikinya (Harjono, 2010).

Semakin tinggi pertumbuhan aset perusahaan berarti keputusan investasi yang diambil manajer keuangan perusahaan memberikan sinyal pertumbuhan keuntungan perusahaan yang akan diperoleh perusahaan di masa yang akan datang. Sinyal tersebut sebagai good news yang nantinya akan mempengaruhi persepsi investor terhadap kinerja perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi nilai perusahaan (Haruman, 2007).

3.2 Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan berkaitan dengan pemilihan sumber dana bagi perusahaan baik yang berasal dari internal maupun eksternal. Sumber dana internal berasal dari laba ditahan dan depresiasi, sedangkan sumber dana eksternal berasal dari modal sendiri atau melalui hutang. Keputusan pendanaan yang tepat akan mempengaruhi kinerja perusahaan, karena setiap sumber dana memiliki keuntungan dan juga risiko yang berbeda. Kombinasi antara penggunaan modal sendiri dan hutang disebut sebagai struktur modal. Semakin tinggi proporsi hutang maka akan semakin tinggi nilai harga saham, namun pada titik tertentu peningkatan hutang akan menurunkan nilai 3.2 Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan berkaitan dengan pemilihan sumber dana bagi perusahaan baik yang berasal dari internal maupun eksternal. Sumber dana internal berasal dari laba ditahan dan depresiasi, sedangkan sumber dana eksternal berasal dari modal sendiri atau melalui hutang. Keputusan pendanaan yang tepat akan mempengaruhi kinerja perusahaan, karena setiap sumber dana memiliki keuntungan dan juga risiko yang berbeda. Kombinasi antara penggunaan modal sendiri dan hutang disebut sebagai struktur modal. Semakin tinggi proporsi hutang maka akan semakin tinggi nilai harga saham, namun pada titik tertentu peningkatan hutang akan menurunkan nilai

Purnamasari, Kurniawati dan Silvi (2009: 109) mengatakan bahwa : “Setiap perusahaan akan mengharapkan adanya struktur modal

optimal, yaitu struktur modal yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan (value of the firm) dan meminimalkan biaya modal (cost of capital).”

Dokumen yang terkait

PANDANGAN MURID TERHADAP GURU: 60 TAHUN PROF. DR. M. AMIN ABDULLAH

0 0 16

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SEBAGAI SOLUSI KONFLIK PADA HUBUNGAN REMAJA DAN ORANG TUA DI SMK BATIK 2 SURAKARTA Rina Sari Kusuma Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK - KOMUNIKASI ANTAR PR

0 0 6

Kata kunci : Model Pelatihan, Manajemen Mutu, Kerjasama Sekolah PENDAHULUAN - MANAJEMEN MUTU KERJASAMA KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PENINGKATAN KUALITAS DAN AKREDITASI SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN-KOTA MAGELANG

0 0 8

PAKOM PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY Rita Pramujiyanti Khotimah, Masduki, N. Setyaningsih Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unversitas Muhammadiyah Surakarta Email: r

0 1 8

PENINGKATAN PENDAPATAN UKM MELALUI PENGUASAAN TEKNOLOGI PAKAN LELE DAN PEMANFAATAN LIMBAH LOKAL DESA JATISARI KECAMATAN JATISRONO, KABUPATEN WONOGIRI

0 0 8

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PENELITIAN DAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU MATEMATIKA SMASMK MUHAMMADIYAH DI KLATEN DAN SUKOHARJO Masduki dan Muhammad Noor Kholid Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta E

0 0 8

PEMITRA BAGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MATEMATIKA GURU DAN SISWA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS DI BOYOLALI Sutama, Sabar Narimo, dan Suyatmini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Email : sutamaums.ac.id Abstra

0 0 7

PENINGKATAN KETRAMPILAN MEDIA KOMUNIKASI DAN PERLUASAN KERJASAMA DALAM PENCEGAHAN NARKOBA OLEH POLDA DIY DAN BNNP YOGYAKARTA

0 0 10

PEMITRA PENDAMPINGAN KELOMPOK TANI DAN PETERNAK LELE DESA PUCUNG, KECAMATAN EROMOKO KABUPATEN WONOGIRI

0 0 9

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO DALAM MASA PEMELIHARAAN PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA SURAKARTA

0 1 20