Landasan Teori

4.2 Efek Subsitusi dan Efek Pendapatan

McEachern (2000), mengemukakan bahwa pengaruh perubahan harga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu efek substitusi dan efek pendapatan. Berdasarkan efek substitusi, bila harga suatu barang turun, konsumen cenderung mensubstitusikan dengan barang lain yang harganya menjadi relatif lebih mahal. Berdasarkan efek pendapatan, penurunan harga suatu barang akan meningkatkan pendapatan riil konsumen yaitu pendapatan yang diukur dengan apa yang dapat dibeli, sehingga konsumen menjadi lebih mampu membeli barang (konsumen cenderung untuk meningkatkan jumlah barang yang diminta).

commit to user

untuk menentukan apakah suatu barang itu normal (termasuk superior) ataukah tergolong barang inferior (termasuk giffen). Barang normal adalah barang yang efek pendapatannya selalu positif. Bila efek pendapatan lebih besar daripada nilai absolut efek substitusi, barang ini tergolong superior. Barang inferior adalah barang yang mempunyai efek pendapatan negatif. Bila efek pendapatan negatif ini lebih besar daripada nilai absolut efek substitusi, barang ini tergolong giffen (Sudarsono, 1983). Harga

1 B D B X kuantitas

Gambar 4. Barang Inferior : Efek Substitusi (e.s) dan Efek Pendapatan (e.p) Harga

kuantitas

Gambar 5. Kurva Permintaan Barang Inferior Harga

kuantitas barang X

Gambar 6. Kurva Permintaan Barang Giffen

commit to user

1. Teori Dasar Permintaan Konsep permintaan digunakan untuk mengukur keinginan pembeli dalam suatu pasar. Fungsi permintaan mengukur hubungan antara jumlah barang yang diminta dengan semua faktor yang mempengaruhinya (Arsyad, 1995). Hubungan antara permintaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya ditunjukkan dalam satu bentuk fungsi permintaan sebagai berikut:

Qd = f (X 1 ,X 2 , Y, JP)

Keterangan: Qd: Permintaan terhadap suatu barang (kg/th)

X 1 : Harga barang yang dimaksud (Rp/th)

X 2: Harga barang lain (substitusi dan komplementer) (Rp/th) Y:

Tingkat Pendapatan (rupiah/th) JP: Jumlah penduduk (jiwa) (Futong, 2002).

2. Estimasi Fungsi Permintaan Model yang digunakan untuk mengestimasi fungsi permintaan adalah model regresi non linear berganda dengan model perpangkatan atau eksponensial. Bentuk fungsinya dituliskan sebagai berikut:

Qd = b 0 .X 1 b1 .X 2 b2 .X 3 b3 .X 4 b4 .X 5 b5

Fungsi tersebut berbentuk non linier sehingga agar dapat diestimasi harus ditransformasikan terlebih dahulu ke dalam bentuk double logaritmik linier , sehingga bentuknya menjadi sebagai berikut:

ln Qd = ln b 0 +b 1 ln X 1 +b 2 ln X 2 +b 3 ln X 3 +b 4 ln X 4 +b 5 ln X 5 Keterangan : Qd = permintaan suatu barang (kg/th)

X 1 = harga barang tersebut (Rp/th)

X 2 = harga barang subtitusi (Rp/th)

X 3 = harga barang komplementer (Rp/th)

X 4 = tingkat pendapatan (rupiah/th)

commit to user

b 0 = konstanta

b 1 -b 4 = koefisien masing-masing variabel (Sumodiningrat, 1994). Estimasi terhadap fungsi permintaan menggunakan metode kuadrat terkecil yang biasa (Ordinary Least Square/OLS). Metode ini akan dihasilkan pemerkira yang terbaik, linear, dan memiliki varians yang minimum dalam kelas sebuah pemerkira tanpa bias (Best Linear Unbiased Estimator/BLUE ) (Supranto, 1984).

Nachrowi (2005), menjelaskan tentang keistimewaan model log- log dalam aplikasinya adalah slope β 2 dalam model ln Y = ln β 1 +β 2 ln X

menyatakan ukuran elastisitas Y terhadap X, yaitu ukuran persentase perubahan dalam Y bila diketahui perubahan persentase X. dengan perkataan lain, bila Y menyatakan kuantitas yang diminta dan X

menyatakan harga komoditas per unit, maka β 2 menyatakan elastisitas harga dari permintaan. Hal lain yang dapat diperhatikan dalam model ini adalah koefisien elastisitas antara Y dan X selalu konstan. Artinya bila lnX berubah 1 unit, perubahan lnY akan selalu sama meskipun elastisitas tersebut diukur pada lnX yang mana saja. Oleh karena itu, model ini

disebut juga model elastisitas konstan. Selain itu β 1 dan β 2 juga bisa diinterpretasikan dengan mengembalikan model ke bentuk semula. Jadi β 1 dan β 2 diinterpretasikan melalui e β1 dan e β2 . Model tersebut juga menunjukkan bahwa bila harga komoditas mahal sekali, maka permintaan akan minimal yaitu e β1 , dan bila harganya murah sekali maka permintaan maksimal.

Gambar 7, harga tidak akan pernah mencapai nol. Maka dapat dikatakan bahwa permasalahan yang dihadapi dalam regresi linier dapat teratasi dengan fungsi dibawah ini:

commit to user

e β1

Harga Gambar 7. Fungsi Permintaan dan Harga

(Nachrowi ,2005).

commit to user

dapat dilihat pada gambar 8 berikut :

Barang Mewah/Normal/ Inferior

Elastisitas/

Inelastis

Elastisitas Harga Sendiri

Analisis Permintaan Kentang Di Kabupaten Boyolali

Gambar 8. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Permintaan Kentang

di Kabupaten Boyolali

Elastisitas Harga Silang

Elastisitas Pendapatan

Subsitusi/ Komplementer

Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kentang di Kabupaten Boyolali

Faktor Ekonomi Faktor Non Ekonomi

Pendapatan

Harga Barang

Faktor Sosial

Jumlah penduduk

Harga Barang Lain

Harga Barang

Sendiri

commit to user

1. Diduga bahwa harga kentang, harga wortel, harga beras, jumlah penduduk dan pendapatan perkapita di Kabupaten Boyolali berpengaruh terhadap permintaan kentang di Kabupaten Boyolali.

2. Diduga kentang termasuk barang normal dan permintaan kentang bersifat inelastis.

3. Diduga wortel sebagai barang subsitusi dari kentang.

4. Diduga beras sebagai barang komplementer dari kentang.