BAB TEKNIK-TEKNIK MEMANIPULASI DAN MENGONTROL VARIABEL

BAB TEKNIK-TEKNIK MEMANIPULASI DAN MENGONTROL VARIABEL

  penelitian deskriptif ataupun eksploratori. Manipulasi variabel S

  alah satu karakteristik penelitian yang bersifat experimental ialah memungkinkan bagi peneliti melakukan manipulasi dan mengontrol variabel yang tidak dapat dilakukan dalam jenis-jenis

  mempunyai arti peneliti memberikan suatu perlakuan (treatment) tertentu terhadap variabel bebas yang akan diukur pengaruhnya terhadap variabel tergantung. Tujuan memanipulasi suatu variabel bebas ialah peneliti ingin melihat sebesar apa pengaruh pemberian perlakuan yang berbeda variabel bebas terhadap variabel tergantung yang dipengaruhinya. Dengan melakukan manipulasi variabel bebas, maka peneliti akan dapat mengetahui perlakuan yang mana yang paling efektif hasilnya. Mengontrol variabel mempunyai arti peneliti melakukan pengendalian sedemikian rupa sehingga peneliti dapat menghilangkan pengaruh variabel tersebut agar tidak mempengaruhi proses pengukuran pengaruh variabel-variabel yang diteliti. Tujuan mengontrol variabel ialah untuk menghilangkan bias yang kemungkinan akan muncul karena pengaruh variabel tersebut yang tidak dikehendaki oleh peneliti. Di bawah ini akan dibahas teknik-teknik memanipulasi dan mengontrol variabel.

  Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

9.1 9.1 KELOMPOK PENGENDALI (CONTROL GROUP) KELOMPOK PENGENDALI (CONTROL GROUP)

  Salah satu teknik dalam melakukan manipulasi dan mengontrol variabel ialah dengan cara membuat kelompok pengendali (atau pembanding) dengan adanya kelompok pengendali maka peneliti akan dapat mengontrol kemungkinan munculnya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses penilaian yang valid terhadap efek kondisi perlakuan yang dikenakan pada kelompok atau obyek yang sedang diteliti.

9.2 9.2 FAKTOR-FAKTOR Y FAKTOR-FAKTOR Y FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANG MEMPENGARUHI VALIDIT VALIDITAS INTERNAL AS INTERNAL

  Dalam penelitian eksperimental, jika tidak dilakukan pengontrolan akan mempengaruhi apa yang disebut dengan validitas internal. Variabel-variabel eksternal yang dapat mempengaruhi validitas internal akan dibahas di bawah ini, diantaranya:

  9.2.1 “History”

  Faktor history mengacu pada kejadian-kejadian yang sedang terjadi di lingkungan pada waktu yang sama ketika variabel yang sedang dibuat eksperimen sedang diuji atau dilakukan pengukuran. Hal ini dapat dipahami dengan menggunakan contoh sbb: jika anggota suatu kelompok sedang mengalami suatu masalah psikologis ataupun adanya tekanan eksternal diikutsertakan dalam suatu penelitian misalnya pengujian kurikulum baru terhadap kelompok tersebut, maka hasil pengukuran tes eksperimental mungkin tidak akan mencerminkan masalah pengujian penerapan kurikulum baru tetapi mencerminkan faktor kejadian luar atau disebut “external historical event”

9.2.2 Seleksi

  Proses seleksi yang tidak baik akan mengakibatkan dalam suatu kelompok yang sedang dilakukan pengetesan terdapat perbedaan dalam

  Teknik-teknik Memanipulasi dan Mengontrol Variabel

  sebagainya. Akibatnya terjadi respon yang berbeda terhadap perlakuan yang sedang diujikan. Proses seleksi anggota kelompok yang diteliti secara tidak benar akan menghasilkan kesimpulan yang salah atau bias.

9.2.3 Maturasi

  Maturasi mempunyai pengertian bahwa adanya proses perubahan yang terjadi pada obyek yang sedang diteliti (responden) pada saat mereka sedang berpartisipasi dalam penelitian eksperimen. Biasanya hal ini terjadi pada penelitian yang memerlukan waktu panjang. Orang- orang yang dijadikan obyek penelitian atau responden secara terus menerus berubah baik secara fisik maupun mental. Perubahan- perubahan yang terjadi pada diri responden ini dapat mengakibatkan bias pada hasil pengukurannya.

9.2.4 Testing

  Testing mengacu pada efek-efek yang terjadi karena adanya pra- test yang mendahului test yang sebenarnya yang akan dikenakan pada para responden. Kegiatan pra-test ini akan mempengaruhi para responden dalam mengerjakan test yang sebenarnya. Terdapat kemungkinan adanya kecenderungan bagi individu yang sudah melakukan pra-test akan lebih baik hasilnya dalam mengerjakan test yang sebenarnya.

9.2.5 Instrumentasi

  Instrumentasi mempunyai pengertian bahwa perubahan- perubahan yang terjadi pada pengukuran atau prosedur observasi selama eksperimen berlangsung. Prosedur tersebut diantaranya ialah test, instrumen pengukuran yang bersifat mekanik, petugas yang melakukan observasi atau yang melakukan penilaian. Salah satu bentuk ancaman yang dapat mempengaruhi validitas internal misalnya: jika petugas observasi, penilai atau pewawancara baik secara disengaja atau tidak disengaja melakukan pencocokkan terhadap hipotesis penelitian yang diinginkan. Kejadian ini memungkinkan para petugas tersebut mengarahkan responden dalam hipotesis yang diinginkan.

  Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

9.2.6 Mortalitas Eksperimental

  Dalam suatu penelitian yang membutuhkan data post-test, semua responden diikutkan dalam studi karena para responden yang mengundurkan diri dari studi eksperimen berbeda dengan responden yang masih aktif dalam kelompok tersebut; maka perbedaan status ini akan memunculkan apa yang disebut dengan bias pasca test (post-test bias) atau bias karena tidak adanya validitas internal berdasarkan pada mortalitas. Contoh, dalam suatu penelitian ekperimen, peneliti menggunakan para lulusan dari dua kelompok disiplin ilmu yang berbeda, karena alasan tertentu beberapa anggota dari kelompok masing-masing tidak hadir atau mundur sehingga salah satu dari kelompok tersebut kehilangan anggotanya lebih banyak dari kelompok lain. Karena jumlah kedua kelompok menjadi tidak sama, maka akan menimbulkan bias.

9.2.7 Stabilitas

  Yang dimaksud dengan bias stabilitas ialah hasil temuan penelitian tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (unreliable). Bias ini dapat diuji dengan menggunakan penghitungan statistik.

9.2.8 Kombinasi Interaktif dari Beberapa Faktor

  Ada kemungkinan pula terjadinya hasil penelitian yang validitas internalnya tidak ada disebabkan oleh beberapa faktor kombinasi secara bersamaan, misalnya sumber kehilangan validitas internal karena interaksi kombinasi faktor seleski dan maturasi. Dalam menentukan seleksi kelompok yang didasarkan pada umur, maka beberapa anggota ada yang sudah dewasamatang (mature) sementara anggota lain masih pada tahap perubahan fisik atau mental.

9.2.10 Pengharapan

  Yang dimaksud dengan faktor pengharapan ialah adanya pengharapan pihak peneliti untuk mendapatkan hasil penelitian tertentu

  Teknik-teknik Memanipulasi dan Mengontrol Variabel

  yang sesuai dengan keinginannya. Agar tujuannya tercapai, maka peneliti secara sadar ataupun tidak sadar berusaha mempengaruhi proses penelitian dan obyek yang sedang ditelitinya. Tindakan seperti ini dapat mengakibatkan hilangnya faktor validitas internal.

9.3 9.3 FAKTOR-FAKTOR Y FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FAKTOR-FAKTOR Y ANG MEMPENGARUHI VALIDITAS EKSTERNAL VALIDIT AS EKSTERNAL

  Validitas eksternal mempunyai arti adanya generalibitas atau kemampuan mewakili (populasi) hasil penelitian. Hasil penelitian dapat diaplikasikan dalam konteks waktu, tempat dan kelompok orang (obyek penelitian) yang berbeda. Hanya penelitian yang mempunyai validitas eksternal yang hasilnya dapat dikatakan mencerminkan populasi.

  Di bawah ini akan dibahas beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ada dan tidaknya validitas eksternal pada penelitian yang sedang dijalankan.

9.3.1 Dampak Reaktif Suatu Testing

  Jika peneliti mengenakan kegiatan pretest yang dapat mempengaruhi para responden yang sedang diteliti dalam suatu penelitian eksperimental, maka dampak perlakuan dapat dipengaruhi oleh sebagian kegiatan pretest tersebut. Jika tidak pretest tidak dilakukan, maka dampak perlakukan tidak akan sama.

9.3.2 Efek Interaksi Bias Seleksi

  Jika peneliti membuat kesalahan dalam penarikan sampel yang mengakibatkan sampel tersebut tidak mewakili populasi yang lebih besar, maka peneliti akan mengalami kesulitan dalam menggeneralisasi penemuan-penemuan studinya dari tingkatan sampel ke populasi. Contoh: jika peneliti mengambil sampel dari suatu bagian kota A, maka hasilnya tidak akan valid jika diterapkan kebagian yang lain di kota tersebut.

  Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

9.3.3 Efek Reaktif Pengaturan Eksperimen

  Peneliti dalam melakukan pengaturan eksperimen secara sengaja atau tidak sengaja dapat menciptakan suatu kondisi yang bersifat dibuat- buat untuk membatasi kemungkinan hasil penelitian yang dapat digeneralisasi dalam pengujian suatu perlakuan yang bukan eksperimen.

9.3.4 Inferensi Perlakuan Jamak

  Dalam melakukan studi peneliti memberikan beberapa perlakuan secara bersamaan kepada para responden dimana perlakuan-perlakuan tersebut dapat berupa perlakukan yang bersifat eksperimental atau bukan eksperimental; perlakuan-perlakuan tersebut dapat berinteraksi dengan berbagai cara sehingga dapat menyebabkan perwakilan dampak perlakukan tersebut berkurang.

9.4 9.4 MENY MENY MENYAMAKAN KELOMPOK EKSPERIMENT AMAKAN KELOMPOK EKSPERIMENT AMAKAN KELOMPOK EKSPERIMENTAL AL DAN PENGONTROL

  Untuk mendapatkan hasil eksperimen yang baik, peneliti perlu memilih anggota kelompok pengontrol (control group) yang mempunyai kemiripan karakteristik dengan anggota kelompok eksperimen (experiment group). Dengan melakukan proses seleksi tersebut, maka kemungkinan hilangnya validitas seleksi akan berkurang. Di bawah ini akan diberikan contoh beberapa cara untuk menyamakan kelompok eksperimen dan kelompok pengontrol.

a. Randomisasi

  Teknik randomisasi merupakan suatu prosedur untuk mengontrol variabel-variabel seleksi dengan tanpa mengidentifikasinya terlebih dahulu. Tujuannya ialah untuk menghindari kemungkinan munculnya perbedaan tipe orang yang dipilih sebagai anggota yang terdapat dalam kelompok pengontrol ataupun kelompok pengendali

  Teknik-teknik Memanipulasi dan Mengontrol Variabel

b. Teknik Pasangan yang Cocok

  Sebelum menggunakan teknik pasangan yang cocok, peneliti harus terlebih dahulu menentukan variabel kontrol mana yang dapat diaplikasikan kepada individu-individu yang berbeda. Biasanya variabel yang digunakan ialah jenis kelamin, umur, status sosio- ekonomi, I.Q, prestasi; sedang pada variabel tergantung, peneliti biasanya menggunakan nilai-nilai pretest. Dalam menentukan anggota pasangan, misalnya peneliti membuat pasangan antara satu anggota yang berumur 30 tahun dengan anggota lain yang mempunyai umur sama. Semua anggota yang dijadikan obyek penelitian dibuat berpasang-pasangan. Sehingga jika peneliti membutuhkan 50 anggota maka akan menjadi 25 pasangan. Kemudian dengan melakukan pemilihan secara random satu anggota setiap pasangan akan dijadikan sebagai anggota dalam kelompok eksperimental, sedangkan anggota yang lain akan dijadikan sebagai anggota kelompok pengontrol.

c. Teknik Kelompok yang Cocok

  Menggunakan teknik kelompok yang cocok dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan teknik pasangan yang cocok. Pada kelompok eksperimen dipilih anggota tertentu dengan menggunakan variabel yang sama, misalnya umur; maka pada kelompok pengontrol dilakukan pemilihan dengan menggunakan variabel yang sama.

d. Membatasi Populasi

  Sampel penelitian pada dasarnya diambil dari populasi. Dengan membatasi karakteristik populasi maka secara otomatis peneliti akan dapat membatasi karakteristik sampel. Misalnya peneliti ingin melakukan penelitian dengan menggunakan obyek mahasiswa perguruan tinggi, sebaiknya dilakukan pembatasan, misalnya hanya mahasiswa universitas, kemudian dibatasi lagi hanya mahasiswa universitas jurusan teknik. Pembatasan ini akan

  Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

  menghasilkan karakteristik yang sama pada populasi dan jika dari populasi tersebut ditarik sampel, maka sampel akan mempunyai karakteristik yang sama.

  -oo00oo-