Penerapan Good Corporate Governance di Indonesia

10. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank 15,00 1 0,15 11. Rencana strategis Bank 5,00 2 0,1 12. Jumlah Nilai Komposit 100 1,7 Bobot, Peringkat dan Nilai dalam keadaan sebenarnya diberikan oleh Indonesian Institute for Corporate Governance IICG - Sumber: Laporan CGPI, 2011 Setelah keseluruhan tahapan penilaian Corporate Governance Perception Index CGPI selesai, maka hasil yang diperoleh dibahas dalam forum panel ahli untuk menentukan hasil riset dan pemeringkatan CGPI. Pemeringkatan didesain menjadi lima kategori berdasarkan tingkatlevel terpercaya yang dapat dijelaskan menurut skor penerapan Good Corporate Governance seperti terlihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Pemeringkatan CGPI Berdasarkan Penerapan GCG Tingkat Nilai Pemeringkatan Komposit Predikat Komposit Nilai Komposit 1,5 Sangat Baik 1,5 ≤ Nilai Komposit 2,5 Baik 2,5 ≤ Nilai Komposit 3,5 Cukup Baik 3,5 ≤ Nilai Komposit 4 Kurang Baik 4,5 ≤ Nilai Komposit 5 Tidak Baik Sumber : Laporan CGPI, 2011 Nilai komposit adalah jumlah bobot hasil penilaian atas unsur-unsur mengenai GCG good corporate governance.

g. Penerapan Good Corporate Governance di Indonesia

Berdasarkan hasil survey Bank Dunia tahun 2007, dari total 175 negara yang di survei, Indonesia berada pada urutan 135. Pada tahun tersebut, peringkat Universitas Sumatera Utara penerapan GCG di Indonesia pun berada pada peringkat terendah bila dibandingkan dengan beberapa negara di ASEAN, seperti terlihat pada gambar berikut: Sumber: www.iicg.org , 2010:diakses pada tanggal 17 April 2013 Gambar 2.1 Angka CGPI Indonesia diantara Negara-negara ASEAN GCG telah dipraktekkan di luar negeri dalam waktu yang cukup lama, khususnya di Amerika dan Eropa. Di Indonesia, GCG masih menjadi isu yang relatif baru dan diperdebatkan sejak krisis ekonomi Kusumawati, 2007, dalam Kawedar, W, Handayani, S. dan Safitri, A, 2009. Penerapan GCG di Indonesia dinilai masih lemah. Indonesia mulai menerapkan prinsip GCG sejak menandatangani Letter of Intent LoI dengan International Monetary Fund IMF yang salah satu bagian pentingnya adalah pencantuman jadwal perbaikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Indonesia Filipina Thailand Malaysia Singapura Universitas Sumatera Utara pengelolaan perusahaan corporate governance di Indonesia. Pada bulan Agustus 1999, Pemerintah melalui Kep-10M.EKUIN081999 membentuk suatu lembaga yaitu Komite nasional Kebijakan Governance KNKG. Komite ini bertugas merumuskan dan menyusun rekomendasi kebijakan nasional tentang GCG, antara lain meliputi Code for GCG. Sementara itu, di sektor swasta juga tumbuh inisiatif untuk membantu upaya mensosialisasikan GCG yang ditandai dengan terbentuknya beberapa Non Governance Organization NGO, seperti Forum For Corporate Governance in Indonesia FCGI, The Indonesian Institute for Corporate Governance IICG, Corporate Leadership Development in Indonesia CLDI, Indonesian Institute for Corporate Directorship IICD, Indonesian Institute of Independent Commissioners, Kadin CG task force. Adalah FCGI Forum for Corporate Governance in Indonesia, yang saat ini merupakan institusi yang aktif dan representative. Organisasi ini didirikan tahun 2000 dan diprakarsai oleh lima asosiasi bisnis dan profesi terkemuka di Indonesia, yaitu Asosiasi Emiten Indonesia AEI, Ikatan Akuntan Indonesia – Kompartemen Akuntan Manajemen IAI-KAM, Indonesian Financial Executives Association IFEA, Indonesian Netherlands Association INA, Masyarakat Transparansi Indonesia MTI. FCGI bertujuan meningkatkan kesadaran dan mensosialisasikan prinsip dan aturan GCG pada komunitas bisnis Indonesia dan masyarakat umum yang mengacu pada International Best Practices sehingga komunitas bisnis di Indonesia dapat melaksanakan aturan yang sesuai dengan standar GCG di tingkat internasional. Universitas Sumatera Utara

h. Pengaruh GCG terhadap Kinerja Keuangan Perbankan