Konsep Masyarakat Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif Pada Masyarakat di Desa Mazingo Tanoseo Kecamatan Hiliduho Kabupaten Nias 2015

2.4 Konsep Masyarakat

Manusia adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya tidak bisa hidup sendiri sehingga membentuk kesatuan hidup yang dinamakan masyarakat Notoatmodjo, 2010 Menurut R. Linton yang merupakan seorang ahli Anrtopologi mengemukakan bahwa : Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka ini dapat mengorganisasi dalam kesatuan sosial dengan batas-batas tertentuSyafrudin,2009. 1. Masyarakat Desa Masyarakat desa adalah sekelompok orang hidup bersama dan bekerja sama yang erat tahan lama dengan sifat-sifat yang hampir sama homogen di suatu daerah tertentu dengan bermata pencaharian dari sektor agraris. Adapun cirri-ciri antara lain: a. Masyarakat desa di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat. b. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan c. Sebagian besar warga masyarakat desa hidup dari pertanian d. Masyarakat tersebut homogeny seperti dalam mata pencaharian, agama, adat istiadat, dsb. 2. Masyarakat Kota Masyarakat kota adalah suatu himpunan penduduk masalah tidak agraris yang bertempat tinggal di dalam dan disekitar suatu kegiatan ekonomi, pemerintah, kesenian, ilmu pengetahuan, dsb. Pengertian masyarakat kota lebih Universitas Sumatera Utara ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ciri-ciri masyarakat kota adalah : a. Kehidupan keagaman berkurang bila dibandingkan dengan masyarakat desa. b. Orang kota pada umumnya dapat mengurus diri sendiri. c. Pembagian kerja warga kota tegas dan batas-batasnya nyata. d. Kemungkina untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak. e. Jalan kehidupan cepat mengakibatkan pentingnya faktor waktu. 3. Masyarakat pinggiran Masyarakat yang tinggalnya di daerah-daerah pinggiran kota yang kehidupannya selalu diwarnai dengan kegelisahan dan kemiskinan dan mencari nafkahnya dengan menjadi pemulung. 2.5 Perilaku 2.5.1 Batasan Perilaku