E stimasi tingkat kemiskinan tahun ht The estimation of proverty incidence

32. E stimasi tingkat kemiskinan tahun ht 32. The estimation of proverty incidence

2000 dan 2001 untuk level provinsi for province and national levels in 2000 dan nasional didasarkan atas Susenas

and 2001 was based on susenas-core. Kor. Estimasi tingkat kemiskinan

The estimation of proverty incidence tahun 2003 dan 2004 untuk level

for province level in 2003 and 2004 provinsi didasarkan atas Susenas

was also based on susenas-core, while Kor, sementara untuk level nasional

the estimation of the national level was

SOSIAL didasarkan pada susenas Panel Modul

based on the susenas-consumption Konsumsi.

module panel.

33. Untuk provinsi-provinsi yang tidak

33. For provinces that were not included in dicakup dalam sampel Susenas pada

the implementation of susenas during tahun 2000-2002 dilakukan estimasi.

the period 2000-2002, the figures of Data tahun 2000 termasuk estimasi

poverty incidence was estimated. Data untuk provinsi aceh dan Maluku.

in 2000 included the estimation for Data tahun 2001 termasuk estimasi

province Aceh and Maluku. Data in untuk provinsi aceh. Data tahun 2002

2001 included the estimation for Aceh. .id

termasuk estimasi untuk provinsi Aceh, Data in 2002 included the estimation Maluku, Maluku Utara, dan Papua.

for Aceh, Maluku utara, and papua. go s.

34. Untuk mengukur kemiskinan, BPS

34. To measure poverty, BPS-statistics menggunakan konsep kemampuan

Indonesia has used the concept of bp

basic needs approach. Therefore, b.

memenuhi kebutuhan dasar (basic

needs approach). Dengan pendekatan poverty is viewed as economic inability ini, kemiskinan dipandang sebagai

ka to fulfill food and non-food basic needs ketidakmampuan dari sisi ekonomi ng which are measured by consumption/

untuk memenuhi kebutuhan dasar expenditure. The menthod used

makanan dan bukan makanan yang ku is calculating poverty line, which diukur dari sisi pengluaran. Metode

ng consists of two companents that are

yang digunakan adalah menghitung food poverty line (FPL) and non-food

garis kemiskinan (GK), yang terdiri dari lu povertry line (NFPL). The poverty line dua komponen yaitu Garis Kemiskinan /k was calculated separately for urban Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan s:/ and rural areas.

Non-Makan (GKNM). Penghitungan

garus kemiskinan dilakukan secara tp terpisah untuk daerah perkotaan dan ht

perdesaan.

35. Penduduk miskin adalah penduduk

35. A person whose expenditure per capita yang memiliki rata-rata pengeluaran

per month is below the poverty line is per kapita per bulan dibawah Garis

considered to be poor. Kemiskinan.

Kabupaten Klungkung Dalam Angka 2016 81

SOCIAL

36. Garis Kemiskinan Makan (GKM)

36. The food poverty line refers to the merupakan

daily minimum requirement of 2,100 kebutuhan minimum makanan yang

nilai

pengeluaran

kcal per capita per day. Thje non-food disertakan dengan 2.100 kkalori per

poverty line refers to the minimum kapita per hari. Garis Kemiskinan Non-

requirement for household necessities Makanan (GKNM) adalah kebutuhan

for clothing, education, health, and minimum untuk perumahan, sandang,

other basic individual needs. pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya.

.id

37. Sejak Desember 1998 digunakan

37. A new standard to measure poverty standar kemiskinan baru yang

has been adopted since December go

1998. This new standard was the s.

merupakan penyempurnaan standar

yang lama. Penyempurnaan standar ini

revision of the old standard. The bp

meliputi perluasan cakupan komoditi revised included the extension of the yang diperhitungkan dalam kebutuhan

commodity coverage to be accounted b.

dasar. Disamping itu pemyempurnaan

in estimating the minimum basic ka

juga dilakukan

needs. The new standard was also mempertimbangkan keterbandingan

dengan

ng inproved in its regional comparability,

antar daerah (provinsi serta perkotaan- by using the reference population of

perdesaan) dan antar waktu yang ku the same real income (expenditure) disebabkan oleh adanya perbedaan ng class across regions so that it is also tingkat harga antar daerah yaitu

lu comparable over time. The revised

dengan cara melakukan standarisasi poverty standard hopefully was able to

harga terhadap harga di DKI Jakarta. /k measure the incidence of poverty more Penyempurnaan standar kemiskinan s:/ realistically.

ini diharapkan dapat mengukur tingkat tp kemiskinan secara lebih realistis. ht

38. Ukuran Kemiskinan:

38. Poverty Measure:

a. Head count index (HCI_P0) simply presentase penduduk miskin yang

a. a. Head Count Index (HCI-p) adalah

measures the percentage of the berada dibawah Garis Kemiskinan

population that is counted as poor, (GK).

often denoted by P0.

b. b. Indeks Kedalaman Kemiskinan

b. Poverty Gap index-P1 measure