Sarana Proteksi Kebakaran Aktif dan Pasif

4.6. Sarana Proteksi Kebakaran Aktif dan Pasif

Tabel 4.1.

Hasil Pengamatan Sarana Proteksi Kebakaran Aktif dan Pasif di PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Perkebuanan Goalpara

Tahun 2009

No Sarana Pemadan Kebakaran

Kuantitas

Kualitas

1 Alarm Kebakaran

2 unit : Terdapat di

Berfungsi baik dan

bagian pengolahan

penempatan

(pabrik)

mudah terlihat (tidak terhalang)

2 Detektor

Tidak terdapat detektor

di PTPN. VIII Goalpara

3 Sprinkler

Tidak terdapat sprinkler

Aktif -

di PTPN. VIII Goalpara

4 APAP

APAR : 15 buah

Berfungsi baik dan

APAB : 1 buah

penempatan mudah dilihat

5 Hidran

Indoor : 1 buah di

Belum memadai

bagian pengolahan (pabrik)

6 Sarana Jalan Keluar Koridor yang terhubung Koridor bersih dan

dengan pintu dan atau

tidak terhalang

tangga darurat (sesuai

oleh apapun

lantai masing-masing)

7 Pintu Darurat

7 buah pintu darurat

Mudah dijangkau

Kebakaran

dan tidak terhalang apapun

Tangga tidak licin Pasif

8 Tangga Darurat

Tangga terbuat dari

Kebakaran

papan kayu disertai

dan tidak terhalang

dengan pegangan

apapun

9 Lokasi Berkumpul Sebuah halaman di luar Halaman mudah

gedung PTPN. VIII

dijangkau dan

Goalpara

aman

10 Sistem Pengendali Cerobong pengendali

berfungsi dengan baik

4.6.1. Sarana Proteksi Aktif

Sistem proteksi aktif yaitu proteksi yang dilakukan pada bangunan terhadap bahaya kebakaran dengan menggunakan sistem perlindungan secara langsung atau sarana aktif peralatan pemadaman api, seperti halnya hidran, APAP, springkler, alarm, alat deteksi dan peralatan pemadaman api lainnya.

Pada dasarnya penyediaan sarana proteksi aktif di PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Perkebunan Goalpara masih perlu ditingkatkan. Karena perusahaan hanya mempunyai alarm, hidran, dan APAP. Seharusnya perusahaan dengan resiko sedang ini disarankan memasang detektor dan springkler.

4.6.1.1. Alarm Kebakaran

Sistem alarm kebakaran gedung adalah suatu cara untuk memberikan peringatan secara dini kepada penghuni gedung tentang adanya kejadian kebakaran. Tipe alarm kebakaran di PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Perkebunan Goalpara adalah tombol tekan (push button). Titik panggil terhubung dengan panel kebakaran di bagian pengolahan (pabrik). Jika terjadi kebakaran maka orang pertama harus menekan tombol yang ada. Alarm dipasang di dinding dengan ketinggian 150 cm dari lantai.

Jumlah keseluruhan alarm sebanyak 2 unit yaitu di bagian pengolahan, 1 titik panggil manual di unit kerja penggilingan dan 1 titik panggil manual di unit kerja sortasi. Jarak antara titik panggil manual adalah 20 meter.

Untuk mengkomunikasikan adanya kebakaran, petugas yang ditunjuk atau orang yang pertama melihat api akan menekan tombol alarm selama 1 menit konstan (terus menerus).

Gambar 4.1. Alarm dan Sirine Untuk Komunikasi Bahaya Kebakaran

Pengadaan alarm dan sirine di PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Perkebunan Goalpara masih memiliki kelemahan, yaitu mengharuskan seseorang untuk menekan tombol alarm untuk memberitahukan adanya kebakaran. Apabila kebakaran terjadi di tempat yang jauh dari tombol titik panggil, dikhawatirkan api sudah menjadi besar lebih dahulu sebelum seseorang sampai ke tempat untuk memberitahukan adanya kebakaran yaitu tombol titik panggil. Sebaiknya alarm ini diganti dengan sistem alarm automatik dengan menambahkan alat pendeteksi yaitu detektor kebakaran berupa detektor asap yang dapat secara otomatis memberikan tanda apabila terjadi kebakaran. Jadi, tidak mengharuskan seseorang untuk menekan tombol alarm. Pekerja bisa langsung menyelamatkan diri setelah mendengar bunyi alarm.

4.6.1.2. Detektor

Strategi yang pertama dalam menghadapi bahaya kebakaran adalah berpacu dengan waktu, api yang masih awal lebih mudah dipadamkan dibandingkan dengan yang lama terbakar, karena itu perlu adanya sistem pendeteksian dini dan sistem tanda bahaya serta sistem komunikasi darurat. Alat ini terpasang menjadi satu rangkaian yang saling mempengaruhi. Namun, PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Perkebunan Goalpara belum mempunyai alat detektor khusus untuk mendeteksi kebakaran.

Sebaiknya perusahaan memasang alat yang dapat mendeteksi kebakaran lebih awal berupa detektor asap karena dikhawatirkan pada saat terjadi kebakaran tidak ada satupun orang/karyawan yang mengetahuinya. Akibatnya api telah lebih dahulu menjadi besar sementara tidak ada satupun yang mengetahuinya. Detektor ini terhubung menjadi satu rangkaian dengan alarm yang bersifat automatik untuk mengkomunikasikan adanya bahaya kebakaran.

Detektor ini sebaiknya dipasang di setiap unit kerja karena tidak menutup kemungkinan kebakaran terjadi di seluruh bagian unit kerja. Dengan adanya detektor ini kebakaran lebih cepat diketahui tanpa harus menunggu api menjalar dan menjadi besar untuk diketahui oleh pekerja. Kebakaran akan dideteksi melalui asap yang dihasilkan oleh kebakaran.

4.6.1.3. Sprinkler

Sprinkler adalah alat pemancar air untuk pamadaman kebakaran yang mempunyai tudung berbentuk deflector pada ujung mulut pancarnya, sehingga

air dapat memancar ke semua arah secara merata. Sistem sprinkler harus dirancang untuk memadamkan kebakaran atau sekurang-kurangnya mampu mempertahankan kebakaran agar tidak berkembang, minimal 30 menit sejak kepala sprinkler pecah.

Namun, PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Perkebunan Goalpara belum mempunyai sistem instalasi pemercik air di bangunan pabrik. Akibatnya, perusahaan harus selalu menyediakan alat pemadam lainnya yang harus selalu dalam keadaan terisi. Pengadaan sprinkler di perusahaan sangat berguna sekali karena penggunaannya tidak mengharuskan digunakan oleh orang. Instalasi ini bersifat automatik. Pada saat detektor mendeteksi sebuah kebakaran, alarm akan segera mengeluarkan bunyi dan dalam selang waktu beberapa detik sprinkler dengan sendirinya akan mamancarkan air di seluruh ruangan.

Oleh karena itu, perusahaan disarankan untuk memasang instalasi pemercik air (sprinkler) di setiap ruangan untuk proteksi pamadaman api lebih awal. Dengan demikian, karyawan/pekerja bisa langsung menyelamatkan diri tanpa harus ikut serta dalam proses pemadaman

4.6.1.4. Alat Pemadam Api Portable (APAP)

Ukurannya yang ringan memberikan manfaat tersendiri bagi yang menggunakannya yaitu dapat digunakan oleh satu orang yang dapat dipindahkan. Fungsi utama alat ini sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per-04/Men-1980 adalah hanya memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.

Dalam mengatasi bahaya kebakaran secara dini, pihak perusahaan telah memasang Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di setiap bagian unit kerja. Di setiap unit kerja dipasang 2 buah APAR jenis Multi Purpose Dry Chemical Powder, 6 kg . APAR ditempatkan pada posisi yang mudah terlihat dengan jelas, mudah dijangkau dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan. Tidak ada yang menghalangi kemudahan dalam menjangkau APAR dan terletak di jalur keluar arah refleks pelarian.

Gambar 4.2. Letak dan jenis APAR

Seluruh APAR yang ada di perusahaan mengacu pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per-04/Men1980. Seluruh APAR yang ada di perusahaan dibandingkan dengan ketetapan yang ada dalam peraturan menteri tersebut. Kesesuaian APAR yang dimiliki perusahaan dengan standar Permenakertrans, dapat dilihat table 4.2 dibawah ini :

Tabel 4.2

Kesesuaian APAR PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Goalpara dengan Permennaker No. Per-04/Men 1980

PT. Perkebunan Permennaker Nusantara VIII

Keterangan No. Per-04/Men 1980 (Persero) Goalpara

Setiap satu/kelompok APAR harus APAR ditempatkan di Sesuai ditempatkan pada posisi yang mudah sisi dinding dilengkapi dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan dengan tanda “pemadam” diambil serta

dilengkapi

dengan diatasnya

pemberian tanda pemasangan Tinggi pemberian tanda adalah 125 cm Tinggi tanda “pemadam”

dari dasar lantai tepat diatas satu atau 125 cm dari dasar lantai Sesuai kelompok APAR bersangkutan

diatas tabung APAR Pemasangan dan penempatan APAR Penempatan

APAR Sesuai harus sesuai dengan jenis dan berdasarkan kebutuhan penggolongan kebakaran

Penempatan antara APAR yang satu Jarak antar APAR < 15 Sesuai dengan yang lainnya tidak boleh m melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan oleh pegawai atau ahli keselamatan kerja Setiap APAR harus ditempatkan APAR diletakkan diatas

Sesuai menggantung pada dinding dengan penyangga penguatan atau ditempatkan dalam lemari atau peti (box) yang tidak dikunci Semua tabung alat pemadam api ringan Seluruh tabung APAR Tidak sesuai sebaiknya berwarna merah

berwarna biru

Secara garis besar APAR yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara

VIII (Persero) Perkebunan Goalpara sesuai dengan standar Permennaker. Ada satu elemen yang tidak sesuai, warna APAR yang seharusnya merah, pada kenyataannya di perusahaan seluruh APAR berwarna biru. Pihak perusahaan mengatakan APAR yang mereka punya dari awal pembelian memang berwarna biru. Pada dasarnya pemberian warna pada tabung APAR ditujukan untuk kemudahan karyawan untuk melihatnya. Warna tabung APAR harus mencolok agar karyawan mudah melihatnya. (Permennaker No. Per-04/Men 1980)

Pengisian dan pengujian APAR dilakukan oleh petugas pemadam kebakaran kabupaten setiap setahun sekali. Petugas pemadam kebakaran kabupaten akan datang ke perusahaan untuk melakukan pengecekan dan pengisian APAR. Selalu ada koordinasi antara petugas pemadam kebakaran kabupaten dengan perusahaan dalam pengadaan dan pemeliharaan APAR.

Selain APAR, PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Perkebunan Goalpara juga mempunyai Alat Pemadam Api Berat (APAB). APAB yang tersedia adalah jenis All Purpose Fire Extinguisher, 40 kg . Alat ini tidak berisi (kosong) dengan alasan butuh biaya besar untuk pengisian. Perusahaan mengganggap APAB tidak terlalu berfungsi, oleh karena itu APAB tidak diisi dan diletakkan di tempat yang tidak wajar yaitu pojokan ruang pengepakan.

Gambar 4.3. Posisi APAB yang tidak wajar

Dari hasil pengamatan, APAB yang ada di perusahaan tidak berfungsi dengan baik, karena itulah APAB diletakkan di tempat yang tidak seharusnya. Penempatan APAB yang tidak benar juga disebabkan karena kejahilan pekerja dengan memindah-memindahkan APAB tanpa izin petugas. Sebaiknya APAB tetap diletakkan di tempat yang sewajarnya yaitu di tempat yang mudah dilihat dan dijangkau oleh pekerja karena kebakaran bisa terjadi kapan saja. APAB akan sangat membantu kerja APAR pada saat pemadaman api tahap awal. Jadi, alat pemadam kebakaran harus tetap siaga di perusahaan walaupun akan terjadi kebakaran atau tidak.

4.6.1.5. Hidran

Hidran merupakan sistem alat pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadan air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-pipa dan selang. Prinsip utamanya adalah upaya pendinginan ( cooling ).

Pada awalnya PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Perkebunan Goalpara sudah memiliki hidran di bagian pengolahan (pabrik) yang diletakkan

di ruang unit kerja fermentasi (oksidasi enzimatis). Hidran memiliki selang dengan panjang 20 meter. Sumber air hidran adalah aliran air mata air yang langsung dari pegunungan. Karena lokasi perusahaan yang dekat, dengan gunung tidak ada masalah dalam penyediaan air bersih yang digunakan untuk proses pengolahan maupun hidran.

Namun, pengadaan hidran di perusahaan belum sempurna yaitu semua komponen-komponen hidran belum tercukupi jadi hidran belum berfungsi dengan maksimal. Sebaiknya perusahaan secepatnya melengkapi komponen- komponen hidran tersebut agar bisa berfungsi maksimal dan bisa membantu proses pemadaman jika terjadi kebakaran.

4.6.2. Sarana Proteksi Pasif

Sistem kebakaran proteksi pasif yaitu proteksi yang dilakukan berdasarkan desain bangunan sehingga akses untuk pemadam kebakaran, baik dalam site maupun ke dalam bangunan dapat dilakukan dengan cepat, mudah dan aman.

4.6.2.1. Sarana Jalan Keluar (Jalur Evakuasi)

Untuk mengevakuasi karyawan dan pekerja ke daerah yang aman, setiap bagian PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Perkebunan Goalpara sudah memiliki jalur evakuasi yang menuju ke pintu darurat dan langsung menuju ke area evakuasi.

Jalur evakuasi sudah direncanakan sedemikian rupa dan untuk menandakan, jalur evakuasi (exit route) ditandai dengan tanda panah menggunakan cat berwarna kuning di lantai. Pekerja tinggal mengikuti jalur yang telah disediakan dengan melihat tanda panah kuning di lantai untuk menuju area evakuasi dan daerah yang lebih aman.

Gambar 4.4. Jalur Evakuasi di Areal Pabrik

Tipe sarana jalan keluar yang terdapat di PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Perkebunan Goalpara adalah langsung menuju tempat terbuka yang terdapat pada ruang layuan atas dan melalui koridor atau gang yang terdapat di areal pabrik bawah. Sarana jalan keluar berupa koridor yang bebas dari hambatan yang memudahkan pekerja untuk menyelamatkan diri apabila terjadi keadaan darurat. Sarana jalan keluar merupakan jalan untuk aktifitas sehari-hari dan tidak dipergunakan untuk keperluan lain. Secara keseluruhan, sarana jalan keluar yang terdapat di PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Perkebunan Goalpara sudah baik karena memudahkan pekerja dalam penyelamatan diri.

4.6.2.2. Pintu Darurat Kebakaran

Pintu darurat merupakan pintu dorong namun bukan pintu otomatis dan tidak dilengkapi dengan panic handle (batangan panic). Pada lantai 1 terdapat 5 buah pintu darurat yang tersebar di seluruh areal pabrik. 2 buah pintu selalu dalam keadaan tertutup namun tidak terkunci karena merupakan pintu keluar masuk. Sedangkan pada lantai 2 terdapat 1 pintu yang juga merupakan pintu masuk dan keluar utama. Pada lantai 4 terdapat 1 buah pintu. Selain di bagian pengolahan, pada kantor induk juga terdapat 2 buah pintu darurat yang juga berfungsi sebagai pintu keluar masuk. Jadi, keseluruhan PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Perkebunan Goalpara memiliki 9 buah pintu darurat.

Keberadaan pintu exit di PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Perkebunan Goalpara cukup sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, yaitu terdapat tulisan “emergency exit”, mudah diakses, dan tidak terhalang oleh apapun. Pintu terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar yaitu besi. Sebaiknya pintu exit ditambahkan panic bar, sehingga memudahkan pekerja untuk membuka pintu.

Gambar 4.5. Pintu darurat untuk evakuasi

4.6.2.3. Tangga Darurat Kebakaran

Tangga darurat yang terdapat di PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Perkebunan Goalpara terbuat dari papan kayu yang dilengkapi dengan pegangan. Permukaan lantai tidak licin dan bebas dari barang-barang, baik di pijakan maupun pada bagian bawah tangga. Anak tangga dalam keadaan baik dan masih berfungsi dengan baik pula. Tangga darurat ini juga digunakan sebagai jalan untuk keperluan sehari-hari.

Namun keadaan tangga yang terdapat di PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Perkebunan Nusantara tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, dimana tangga darurat tersebut harus terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar. Karena tangga darurat adalah jalur pertama bagi pekerja untuk menyelamatkan diri. Sebaiknya tangga yang terbuat dari papan kayu diganti dengan besi atau bahan yang tidak mudah terbakar.

4.6.2.4. Lokasi Berkumpul/Area Evakuasi

PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Perkebunan Goalpara mempunyai tempat berkumpul/area evakuasi jika terjadi keadaan darurat yang terletak di luar gedung. Tidak ada halangan bagi karyawan untuk mencapai area evakuasi pada saat penyelamatan diri.

Pada tempat inilah dilakukan pemeriksaan karyawan, apakah seluruh karyawan telah berkumpul. Apabila belum, tim penyelamat kembali melakukan penyelamatan ke area terjadinya kebakaran.

Gambar 4.6. Area Evakuasi di Luar Gedung

Area evakuasi yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Perkebunan Goalpara sudah memenuhi kriteria yang disarankan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Area evakuasi yang dekat dengan gedung/pabrik akan memudahkan karyawan untuk mencapainya sehingga proses evakuasi akan cepat berlangsung. Selain itu, area evakuasi yang luas dapat menampung seluruh pekerja pada saat evakuasi dan aman dari bahaya kebakaran.

4.6.2.5. Sistem Pengendali Asap

Terdapat 4 metode untuk mengendalikan asap, yaitu melemahkan ( dilution ), membuang ( exhaust ), membatasi (memasang sarana penghambat asap agar tidak menyebar), dan tekanan udara (tempat jalur pelarian harus dijamin aman sementara dari serangan asap dan gas dengan cara memberikan tekanan udara sedikit lebih tinggi).

Bentuk sistem pengendali asap di PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Perkebunan Goalpara adalah pengendali asap berupa cerobong yang

terpasang di atas ruang produksi. Sistem pengendali asap hanya mampu melemahkan karena fungsinya yang sama dengan ventilasi biasa. Tidak terdapat sistem pengendali asap khusus kebakaran yang dapat menurunkan resiko kecelakaan akibat adanya bahaya asap.

Sebaiknya perusahaan membuat atau memasang suatu sistim pengendali asap yang mampu menyedot asap yang dihasilkan oleh kebakaran. Asap sangat berbahaya apabila terhirup oleh manusia karena apabila terhirup dalam kapasitas yang banyak akan menyebabkan kematian.

Gambar 4.7. Cerobong Asap Sebagai Pengendali Asap