Instrumen Penelitian

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah sesuatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. 9 Pada prinsipnya meneliti adalah

melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Meneliti dengan data yang sudah ada dan lebih tepat kalau dinamakan membuat laporan dari pada

melakukan penelitian. 10 Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini adalah berupa angket/kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan dengan menggunakan

skala likert. Skala likert adalah suatu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau kelompok tentang subjek, objek atau kejadian tertentu. Alat ukur ini digunakan dengan lima alternatif jawaban dan setiap jawaban diberi poin 1-5 sebagai berikut ini

Tabel 3.1 Daftar skor jawaban skala likert berdasarkan sifatnya

No Alternatif Jawaban Sifat pernyataan Positif

Negative

1. Sangat Setuju (SS)

2. Setuju (S)

3. Kurang Setuju (KS)

4. Tidak Setuju (TS)

5. Sangat Tidak Setuju (STS)

9 Sugiyono, Op.Cit, h.114 10 Sugiyono, “ Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D” ( Bandung, PT:

Untuk memperoleh instumen yang baik maka perlu disusun kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi instrumen penelitian yang dilakukan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

NO VARIABEL

INDIKATOR

1 Label Halal sebagai variabel Gambar independen (X1)

Tulisan Kombinasi antara gambar dan tulisan Penempelan pada kemasan

2 Motivasi sebagai

variabel

Daya pendorong

independen (X2)

Kemauan Kerelaan Tujuan

3 Harga sebagai

variabel Persepsi Harga

independen (X3)

Prosedur Harga Kewajaran Harga

4 Keputusan Pembelian sebagai Menganalisis keinginan dan kebutuhan variabel dependen (Y)

Menilai beberapa sumber yang ada Mengidentifikasi alternatif pembelian Mengambil keputusan untuk membeli Perilaku sesudah pembelian

F. Teknik Pengumpulan Data

Data adalah bahan keterangan tentang suatu objek penelitian yang diperoleh di lokasi penelitian 11 . Sumber pengumpulan data terbagi atas dua yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diberikan dari responden kepada peneliti, berikut teknik pengumpulan data yang di gunakan peneliti:

a. Kuesioner (Angket) Kuesioner berasal dari bahasa latin: Questionnaire, yang berarti serangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan topik tertentu diberikan kepada

sekelompok individu dengan maksud untuk memperoleh data. 12 Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data berupa tulisan yang

efesien bila penelitian dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden.

Jenis pengumpulan data kuesioner ini terbagi atas tiga bentuk yaitu :

a. Kuesioner tertutup Dalam kuesioner tertutup, alternatif jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu, responden hanya memilih dari alternatif yang telah disediakan.

b. Kuesioner terbuka Bentuk kuesioner ini memberikan kesempatan kepada responden untuk mengemukakan pendapatnya yang sesuai dengan pandangan

11 Burhan Bungin, Op.Cit, h.119 12 Muri Yusuf, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif & Peneliatian Gabungan 11 Burhan Bungin, Op.Cit, h.119 12 Muri Yusuf, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif & Peneliatian Gabungan

c. Kombinasi Bentuk terbuka dan tertutup Kombinasi yang menggunakan bentuk tertutup danterbuka dapat menghilangkan kelemahan keduanya akan tetapi pemprosesannya

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak secara langsung diberikan responden kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. 13

G. Uji Coba

Untuk memastikan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alat ukur yang akurat dan dapat dipercaya, maka digunakan dua macam pengujian, yaitu :

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah uji ananlisis yang bertujuan untuk melihat seberapa kuat variabel-variabel yang diukur dengan variabel lain. Validitas mengambarkan bahwa pernyataan yang digunakan mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur (valid). Dari proses analisis dengan korelasi product moment, maka instrumen

dinyatakan valid jika nilai corrected item correlation (r) lebih besar dari 0,3610. 14 Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product momont

sebagai berikut : 15

13 Sugiyono, Op.Cit, 153 14 Idris, Aplikasi Model Data Kuantitatif Dengan Program SPSS, 2012, (Padang:

Universitas Negeri Padang), hlm. 8 15 Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian (Jakarta: Rajawali Pers, 2014) Universitas Negeri Padang), hlm. 8 15 Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian (Jakarta: Rajawali Pers, 2014)

2 2 2 2 √{nƩX – (ƩX) }{n ƩY - (ƩY) }

Dimana : r

= Koefisien korelasi suatu item dengan nilai item total ƩX

= Jumlah skor setiap item ƩX 2 = Jumlah kuadrat skor item

ƩY

= Jumlah skor seluruh item ƩY 2 = Jumlah kuadrat skor seluruh item

ƩXY

= Jumlah hasil kali skor seluruh item

= Jumlah responsen

Kriteria pengujiannya adalah jika r h ≥r tabel berarti valid, sebaliknya jika r h

˂r tabel berarti tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya ukuran dalam penggunannya. Instrument yang reliable adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, atau jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu.

Uji ini juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran pada subjek yang sama atau dengan kata lain untuk menunjukkan adanya kesesuian antara sesuatu yang dikur dengan alat pengukuran yang dipakai. Sedangkan untuk Uji ini juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran pada subjek yang sama atau dengan kata lain untuk menunjukkan adanya kesesuian antara sesuatu yang dikur dengan alat pengukuran yang dipakai. Sedangkan untuk

Dimana : r tt

= Koefesien reliabilitas

k = Banyak butir pertanyaan atau banyaknya jumlah item

b = Jumlah varians skor item

1 = Varians skor total

Tingkat reliabilitas dengan metode Cronbach Alpha diukur bersdarkan skala alpha 0 (nol) sampai 1 (satu). Adapun kriteria pengujian reliabilitas adalah jika r tt ≥ r tabel berarti reliable, sebaliknya jika r tt ˂r tabel berarti tidak reliable. r tabel mengacu tabel r untuk uji satu arah.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dugunakan dalam menginterprestasikan data-data temuan dari hasil penelitian guna menjawab pertanyaan yang ada adalah sebagai berikut :

1. Analisis Induktif

a. Uji Asumsi Klasik

Model regresi yang baik adalah model regresi yang menghasilkan estimasi linier tidak biasa. Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi, yang disebut dengan asumsi klasik. Adapun pembagian dari asumsi klasik yaitu :

16 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, 2005, (Jakarta : PT.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data variabel independen dan data variabel dependen adalah normal. Model regresi yang baik adalah mempunyai

distribusi data normal atau mendekati normal. 17 Normal atau tidaknya distribusi sebuah data dapat dilihat dengan menggunakan Uji One Simple Kolmogorov

Smirnov. Distribusi data yang dikatakan normal jika nilai signifikansi ˃ 0,05.

2) Uji Multikolinearitas

Analisis ini dapat menggunakan SPSS, berguna untuk melihat apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen dengan variaberl dependen. Asumsi multikolinearitas menyatakan adanya bahwa variabel independen harus bebas dari segala multikolinearitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Faktor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut :

a) VIF ˂ 5, maka tidak terdapat multikolinearitas

b) VIF ˃ 5, maka variabel tersebut mempunyai multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.

3) Uji Heterokedastisitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual atas suatu pengamatan lain. Jika suatu

17 Suliyanto, Ekonomi Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS, 2011, (Yogyakarja : 17 Suliyanto, Ekonomi Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS, 2011, (Yogyakarja :

maka tidak terdapat gejala heterokedastisitas, model yang baik adalah tidak terjadinya heterokedastisitas

b. Uji Kelayakan Model

1) Uji t (t-test)

Untuk menguji pengaruh variabel bebas (X) secara parsial terhadap variabel terikat (Y) serta melakukan penerimaan atau penolakan hipotesis penelitian berdasarkan hasil pengujian, digunakan uji t dengan rumus :

Keterangan :

T o = Koefisien nilai test bi = Koefisien regresi

sbi

= Standar kesalahan koefisien regresi

Kriteria :

a) Jika dihitung ≤ t tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima

b) Jika dihitung ≥ t tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak, dimana taraf pengujian α = 0,05 (95 %).

2) Uji Determinasi (R square )

Koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Dimana nilai koefisien determinasi adalah antara nol variabel dependen. Dimana nilai koefisien determinasi adalah antara nol

(R 2 ) mempunyai suatu besaran yang digunakan untuk mengukur garis kebaikan (goodness of fit) secara vertikal, untuk proporsi atau persentase

total variabel dalam Y yang dijelaskan oleh model regresi, dirumuskan sebagai berikut :

2 2 R 2 = 1- (Ʃ (Ŷ-Y) / Ʃ (Y-Y) )

Keterangan :

R 2 = Koefisien determinasi

= Y hasil observasi Ŷ = Hasil regresi Ʃ = Y rata-rata

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek dan Lokasi Penelitian

1. Sejarah Kosmetik

Sejarah kosmetik pertama kali pada zaman mesir kuno sekitar 5000 SM, sedangkan peradaban Mesir kuno sekitar 4000-3500 SM. Lembah sungai nil merupakan cikal bakal kerajaan mesir kuno mulai mengenal ritual pembalseman atau pengawetan mayat menggunakan rempah-rempah yang belum diketahui asalnya. Dipercaya pada saat tersebut Piramida dan Spinx dibangun dengan tujuan penyimpanan jenazah seorang pemimpin yang telah di awetkan. Teknik pengawetan ini makin berkembang hingga zaman mesir kuno. Lambat laun, perkembangan kosmetik sampai ke bagian Eropa yaitu pada tahun 1300 SM.

Di Indonesia kosmetik sendiri sudah dikenal dari abad ke-4 dengan di temukannya naskah kuno mengenai kebiasaan putri raja yang gemar menggunakan ramuan tradisional seperti kunyit dan masker dari beras yang ditumbuk. Seiring perkembangan zaman pada abad ke-19, barulah kosmetik mendapatkan perhatian yang sangat khusus. Kemudian kosmetik masuk era

modern seperti yang kita kenal sekarang. 1 Jadi, perkembangan kosmetik di Indonesia ini sudah ada dari abad ke-4 dan terus berkembang serta mendapatkan

perhatian khusus hingga sekarang.

1 1 Teti Ernawati,”Pengaruh Label Halal dan Tingkat Harga terhadap Penggunaan Produk Kosmetik” Skripsi Sarjana Ekonomi Syari’ah (Jakarta: Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah,

Kosmetik yang semakin berkembang sampai era modern ini mulai menambah variasi yaitu salah satunya di segmen pembersih wajah dengan berbagai macam merek yang telah diciptakan beberapa perusahaan kosmetik di Indonesia baik itu yang mempunyai label halal ataupun yang belum mempunyai label halal. Pembersih wajah ini sangatlah diminati konsumen di Indonesia untuk membersihkan jerawat atau komedo yang ada di wajahnya agar terlihat lebih cantik dan menarik.

Konsumen yang sangat meminati produk pembersih wajah ini mayoritas pada kalangan remaja dan orang dewasa seperti mahasiswa. Pada penelitian ini penulis mengambil studi kasus mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang. Mahasiswa ini juga meminati berbagai kosmetik yang ada, apalagi produk pembersih wajah, agar penampilan mereka terjaga dan terlihat cantik dan menarik.

2. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Toko HNH Kosmetik merupakan salah satu toko yang menjual berbagai kosmetik dengan berbagai macam harga sesuai dengan ukuran. Toko HNH ini beralamat di Jln. M.Yunus Lubuk Lintah Kec. Kuranji, dekat Kampus II UIN Imam Bonjol Padang . Toko HNH ini menjual Kosmetik beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Segmentasi Produk Kosmetik yang di Jual di Toko HNH Kosmetik NO

Segmentasi

1 Pembersih Wajah

2 Pembersih kulit

3 Pemutih Kulit danb Wajah

4 Pelembab Wajah dan Kulit

5 Sabun Cuci, Minyak Rambut dll

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 100 responden maka kriteria responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang, responden dapat digolongkan kedalam karakteristik berikut :

a. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Data mengenai karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini :

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Sumber : Hasil pengolahan data primer 2017 Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa terdapat perbedaan jumlah responden

berdasarkan jenis kelamin yaitu antara laki-laki dan perempuan. Dimana jumlah responden berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 26 orang atau 26.%. Dan perempuan sebanyak 74 orang atau 74 %. Hal ini menandakan bahwa mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang pengguna Produk Kosmetik Pembersih wajah adalah 100 orang.

b. Karakteristik Berdasarkan Fakultas

Untuk karakteristik responden berdasarkan fakultas dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Fakultas

Fakultas Jumlah ( Orang ) Persentase ( % )

Fak. Tarbiyah dan Keguruan

43 43% Fak. Syari’ah

8 8% Fak. Ekonomi Dan Bisnis Islam

11 11% Fak. Adab dan Humaniora

10 10% Fak. Dakwah

Dan Ilmu

18 18% Komunikasi

Fak. Ushuluddin

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2017 Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa dari 100 responden Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang yang terdiri dari 6 Fakultas yaitu dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan berjumlah 43 orang, Fakultas Syari’ah berjumlah 8 orang, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam berjumlah 11 orang, Fakultas Adab dan Humaniora berjumlah 10 orang, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi berjumlah 18 orang, serta Fakultas Ushuluddin berjumlah 10 orang. Jumlah diatas didapatkan karena teknik pengambilan sampel yg digunakan adalah Accidental Sampling. Jadi dari 100 responden diatas diambil secara acak dan secara kebetulan, maka didapatlah masing-masing fakultas berjumlah sepeti yang terpapar diatas.

c. Karakteristik Berdasarkan Uang Saku/Pendapatan Untuk karakteristik responden berdasarkan Uang Saku/Pendapatan dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4 Karakteristik Berdasarkan Uang Saku/Pendapatan Uang Saku/Pendapatan

Jumlah (Orang) Persentase (%)

≤ Rp. 500.000,-

49 49% Rp. 501.000,- s/d Rp.1.000.000,-

45 45% Rp. 1.001.000,- s/d Rp. 1.500.000,-

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2017 Berdasarkan tabal 4.4 di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan responden dari jumlah uang saku/pendapat yang diterimanya. Dimana /jumlah responden yang mempunyai uang saku/pendapatan kecil dari Rp

500.000,- berjumlah 49 responden, yang mempunyai uang saku/pendapatan antara Rp. 501.000,- s/d Rp 1.000.000,- berjumlah 45 responden, yang memiliki uang saku/pendapatan antara Rp. 1.001.000,- s/d Rp.1500.000,- berjumlah 5 responden dan yang memiliki pendapatan besar dari Rp.1.501.000,- berjumlah 1 responden saja.

2. Hasil Uji Coba Penelitian

a. Uji Validitas

Uji Validitas adalah uji analisis yang bertujuan untuk melihat seberapa Uji Validitas adalah uji analisis yang bertujuan untuk melihat seberapa

besar dari 0.3610 2 . Berikut adalah Uji Validitas dalam penelitian ini:

Tabel 4.5 Uji Validitas

Variabel Nilai sig.

Nilai sig. Keterangan Statistik

R tabel

R hitung

hitung

Label Halal

Tidak Valid

Tidak Valid

Keputusan Pembelian

Valid Y.16

Valid Y.17

2 Idris, Aplikasi Model Data Kuantitatif dengan Program SPSS (Padang Universitas Negeri

Y.18

Valid Y.19

Valid Y.20

Valid Y.21

Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2017

Data dianggap valid jika nilai r tabel < r sig. hitung dan data tidak valid jika r tabel > r sig. hitung. Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa setiap item pernyataan r tabelnya < r sig. hitung yang dinyatakan valid kecuali pernyataan X1.1 dimana r tabel > r sig.hitung (0.361 > 0.356) dan X2.4 (0.361 > 0.224) maka ke dua item diatas dinyatakan tidak valid dan tidak kuat untuk ditanyakan.

b. Uji Reliabilitas

Uji ini juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran pada subjek yang sama atau dengan kata lain untuk menunjukkan adanya kesesuian antara sesuatu yang dikur dengan alat pengukuran yang dipakai. Sedangkan untuk mengukur koefisien keandalan (reliability). Tingkat reliabilitas dengan metode Cronbach Alpha diukur bedasarkan skala alpha

0 (nol) sampai 1 (satu). Adapun kriteria pengujian reliabilitas adalah jika r tt ≥ r tabel berarti reliable, sebaliknya jika r tt ˂r tabel berarti tidak reliable. r tabel

mengacu tabel r untuk uji satu arah. Berikut ini adalah hasil Uji Reliabilitas dalam penelitian ini terlihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Uji Reliabelitas

Variabel

Cronbach's Alpha

Keterangan

Label Halal

Reliabel /Baik Motivasi

Reliabel /Baik Harga

Reliabel /Baik Keputusan Pembelian 0.726

Reliabel /Baik Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2017

Dari Tabel 4.6 di atas dapat kita lihat bahwa nilai Cronba ch’s Alpha ≥ r tabel yaitu 0.710. Jika nilai Cronbach’s Alpha ≥ r tabel maka dinyatakan reliable. Berdasarkan uji reliabilitas tersebut maka setiap variabel yang diteliti memiliki

nilai Cronbach’s Alpha ≥ r tabel, maka setiap variabel tersebut reliabel atau handal untuk ditanyakan.

3. Hasil Analisis Data dan Pembahasan

a. Uji Asumsi Klasik

Untuk mengetahui sebarapa besar pengaruh label halal, motivasi dan harga terhadap keputusan pembelian produk kosmetik pembersih wajah, maka dilakukan pengujian hipotesis secara parsial terhadap persamaan regresi. Hasil analisis data dengan menggunakan program SPSS membuktikan hasil sebagai berikut :

1) Uji Normalitas

Untuk menentukan apakah data berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas variabel dengan menggunakan metode PP Plot 3 .

Hasilnya dapat dilihat pada gambar 4.1 :

Gambar 4.1 Uji Normalitas

Berdasarkan Gambar 4.1 Dari Uji normalitas diatas diperoleh bahwa nilai PP Plot tidak menyimpang jauh dan mendekati dari garis diagonal, sehingga terpenuhi asumsi normalitas (berdistribusi normal). Artinya bahwa data dalam penelitian ini dapat disimpulkan berdistribusi normal. Kemudian berikut ini adalah Uji One Simple Kolmogorov Smirnov yang juga digunakan untuk Berdasarkan Gambar 4.1 Dari Uji normalitas diatas diperoleh bahwa nilai PP Plot tidak menyimpang jauh dan mendekati dari garis diagonal, sehingga terpenuhi asumsi normalitas (berdistribusi normal). Artinya bahwa data dalam penelitian ini dapat disimpulkan berdistribusi normal. Kemudian berikut ini adalah Uji One Simple Kolmogorov Smirnov yang juga digunakan untuk

Tabel 4.7 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Keterangan Unstandardiz

ed Residual Asymp. Sig. (2-tailed)

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data. Sumber : Hasil pengolahan Data Primer 2017

Berdasrkan tabel 4.7 diatas, Uji One Simple Kolmogorov Smirnov diperoleh nilai Asymp.Sig.(2-tailed) sebesar 0.983. Data dikatakan normal jika nilai signifikansi > 0,05. Jadi nilai Asymp.Sig.(2-tailed) 0.983 > 0,05, maka data tersebut berdistribusi normal.

2) Uji Multikolonearitas

Dengan menguji VIF (Variance Inflating Factors) yang dijabarkan dalam matrik korelasi, maka akan dapat dilihat apakah terdapat korelasi sesame variabel bebas, maka dieliminir atau dikeluarkan dari analisis regresi linear berganda. Uji Multikolonearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai dari VIF dan Tollerance, dimana nilai VIF nya < 5 dan nilai Tollerance nya > 0,10.

Berikut adalah uji Multikolonearitas terhadap variabel bebas dari penelitian ini dapat dilihat dari table 4.8 yaitu:

Tabel 4,8 Uji Multikolonearitas

Coefficients a

Model Collinearity Statistics Tolerance

VIF

(Constant) Label Halal

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian Sumber : Hasil pengolahan Data primer 2017

Dari tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa Uji Multikolonearitas tersebut memenuhi syarat terbebasnya data penelitian ini dari gejala multikolonearitas yaitu dengan nilai VIF untuk masing-masing variabel yaitu < 5 dan nilai tolerance > 0,10. Jadi, data tersebut terbebas dari multikolonearitas.

3) Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas dilakukan untuk melihat varians residual. Menurut Idris menyatakan dalam regresi, salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah bahwa varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tidak

memiliki pola tertentu 4 . Untuk melihat ada atau tidaknya gejala heterokedastisitas dalam suatu persamaan regresi, dapat dilihat dari gambar sctterplot. Hasil

pengujian heterokedastisitas dapat dilihat dari gambar 4.2 Berikut ini :

Gambar 4.2

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer 2017

Dari gambar 4.2 di atas dapat dilihat pola dengan titik yang menyebar sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel dalam penelitian ini tidak dapat gejala heterokedastisitas karena syarat data terbebas dari gejala heterokedastisitas adalah pola titik yang ada pada gamber menyebar. Model yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas.

Uji Heterokedastisitas dapat juga diketahui dari tabel 4.9 yaitu tabel coefisients dibawah ini yang berbentuk angka dalam tabel :

Tabal 4.9 Uji Heterokedastisitas

Coefficients a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

t Sig.

Coefficients

B Std. Error

Beta

(Constant)

Sumber : hasil pengolahan Data Primer 2017

Data terbebas dari gejala heterokedastisitas jika nilai signifikansi > 0.05. Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa setiap variabel yaitu variabel label halal, motivasi dan harga mempunyai nilai sig. nya > 0.05., maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini terbebas atau tidak terjadi heterokedastisitas.

b. Uji Kelayakan Model

1) Uji Parsial (t-test)

Uji t merupakan pengujian untuk menunjukkan pengaruh variabel bebas secara parsial yang ada dalam model terhadap variabel terikat. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh satu variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat.

Apabila nilai sig. lebih kecil dari 0.05, 5 maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

Berikut adalah hasil uji parsial pada penelitian ini :

Tabel 4.10 Uji Parsial (t-test)

Coefficients a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

t Sig.

Coefficients

B Std. Error

Beta

(Constant)

.001 Label Halal

.232 2.623 .010 a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2017

Dari tabel Uji Parsial di atas dapat di buat beberapa hipotesis, yaitu sebagai berikut :

a) Hipotesis 1

Berdasarkan hasil perhitungan secara parsial di atas, maka didapatkan pengaruh label halal terhadap keputusan pembelian produk kosmetik pembersih wajah yang menunjukkan t hitung sebesar 3.869 dengan t tabel sebesar 1.664 atau t hitung (3.869) > t tabel (1.664) dan nilai signifikansi sebesar 0.000, karena nilai sig. variabel label halal < 0.05 , maka Hα diterima dan Hο ditolak. Jadi label halal berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian pembelian produk kosmetik pembersih wajah.

b) Hipotesis 2

Berdasarkan hasil perhitungan secara parsial di atas, maka didapatkan pengaruh motivasi terhadap keputusan pembelian produk kosmetik pembersih wajah yang menunjukkan t hitung sebesar 2.826 dengan t tabel sebesar 1.664 atau t hitung (2.826) > t tabel (1.664) dan nilai signifikansi sebesar 0.006. karena nilai sig. variabel Motivasi < 0.05, mak a Hα Berdasarkan hasil perhitungan secara parsial di atas, maka didapatkan pengaruh motivasi terhadap keputusan pembelian produk kosmetik pembersih wajah yang menunjukkan t hitung sebesar 2.826 dengan t tabel sebesar 1.664 atau t hitung (2.826) > t tabel (1.664) dan nilai signifikansi sebesar 0.006. karena nilai sig. variabel Motivasi < 0.05, mak a Hα

c) Hipotesis 3

Berdasarkan hasil perhitungan secara parsial di atas, maka didapatkan pengaruh harga terhadap keputusan pembelian produk kosmetik pembersih wajah yang menunjukkan nilai t hitung sebesar 2.623 dengan t tabel sebesar 1.664 atau t hitung (2.623) > t tabel (1.664) dan nilai signifikansi sebesar 0,010. Karena nilai sig. variabel Harga < 0.05, maka Hα diterima dan Hο ditolak. Jadi Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pembelian produk kosmetik pembersih wajah

2) 2 Uji Determinasi (R )

Koefisien determinasi digunakan untuk menunjukkan berapa besar persentase variabel bebas (Label halal, Motivasi dan Harga) secara bersama-sama menerangkan variansi variabel terikat (Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Pembersih Wajah).

Tabel 4.11 Uji Koefesien Determinasi

Model Summary b

Model

R Square

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate

.34287 a. Predictors: (Constant), Harga, Motivasi, Label Halal

1 .529 a .280

b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2017

Hasil pengujian di atas menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R²) sebesar 0,280 atau 28.0%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa 72.0% Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Pembersih Wajah dipengaruhi oleh Label Halal, Motivasi dan Harga. Sedangkan sisanya yaitu 72.0% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Label Halal terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Pembersih Wajah

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa label halal berpengaruh signifikan tehadap keputusan pembelian produk kosmetik pembersih wajah. Setelah uji hipotesis dilakukan ternyata terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel label halal terhadap keputusan pembelian produk pembersih wajah dengan tingkat signifikansi 0.000 < 0.005. Hal ini menunjukkan bahwa label halal sangat mempengaruhi keputusan pembelian produk kosmetik pembersih wajah oleh mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang di HNH Kosmetik.

Penelitian ini diperkuat dan sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Karuniawati Hasanah, KN.Sofyan Hasan Vol 14, Vivi Rahmawati, Iranita dan Ade Vera Rosidta Zani dkk, semuanya mengatakan bahwa label halal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian.

Jadi label halal merupakan salah satu penentu keputusan pembelian produk kosmetik pembersi wajah, semakin banyak produk kosmetik pembersih wajah yang berlabel halal maka akan semakin banyak juga konsumen yang akan mengkonsumsi Produk kosmetik pembersih wajah tersebut.

2. Pengaruh Motivasi terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Pembersih Wajah

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Motivasi berpengaruh signifikan tehadap keputusan pembelian produk kosmetik pembersih wajah. Setelah uji hipotesis dilakukan ternyata terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel Motivasi terhadap keputusan pembelian produk pembersih wajah dengan tingkat signifikansi 0.006 < 0.005. Hal ini menunjukkan bahwa Motivasi sangat mempengaruhi keputusan pembelian produk kosmetik pembersih wajah oleh mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang di HNH Kosmetik.

Penelitian ini diperkuat dan sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi Urip Wahyuni, Nurcahya Agung Sulistya Budi dan Aditya Huriantanto dkk, semua penelitiannya menunjukkan bahwa motivasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian konsumen.

Motivasi merupakan salah saatu karakteristik yang menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku dalam keputusan pembelian. Motivasi mempengaruhi bahwa kekuatan psikologis yang membentuk perilaku manusia sebagian besar tidak disadari dan motivasi dari luar dirinya yang mempengaruhi dalam keputusan

pembelian suatu produk. 6 Jadi, dengan uraian uji hipotesis diatas berkaitan erat dengan teori motivasi yang telah dipaparkan, maka Motivasi berpengaruh

signifikan terhadap keputusan pembelian produk koosmetik pembersih wajah

6 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan dan Pengendalian (Jakarta

3. Pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Pembersih Wajah

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Harga berpengaruh signifikan tehadap keputusan pembelian produk kosmetik pembersih wajah. Setelah uji hipotesis dilakukan ternyata terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel Harga terhadap keputusan pembelian produk pembersih wajah dengan tingkat signifikansi 0.010 < 0.005. Hal ini menunjukkan bahwa Harga sangat mempengaruhi keputusan pembelian produk kosmetik pembersih wajah oleh mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang di HNH Kosmetik.

Penelitian ini diperkuat dan sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Iful Anwar dkk, Kunisius Waro Wanda, Tina Martini Dan Ummu habibah Sumiati, semua penelitiannya menunjukkan bahwa Harga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian.

Jadi dengan uraian uji hipotesis di atas, sesuai dengan teori harga yaitu Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para

pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi 7 , yaitu peran alokasi dan informasi. Dengan demikian dapat simpulkan harga mempengaruhi dan menjadi

salah satu faktor penentu keputusan pembelian konsumen. Harga yang terjangkau dan mempunyai banyak manfaat dan utilitas yang tinggi , maka tinggi pula keputusan konsumen untuk membeli produk dan jasa karena konsumen sangat memperhatikan harga dalam setiap membeli suatu barang atau jasa.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analiss yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh secara signifikan variabel label halal terhadap keputusan pembelian prroduk kosmetik pembersi wajah. Hal ini ditunjukkan dari nilai t hitung sebesar 3.869 dengan t tabel sebesar 1.664 atau t hitung (3.869) > t tabel (1.664) dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh label halal terhadap keputusan pembelian produk kosmetik pembersih wajah. Hal tersebut membuktikan bahwa label halal memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk kosmetik pembersih wajah.

2. Terdapat pengaruh secara signifikan Motivasi terhadap keputusan pembelian produk kosmetik pembersih wajah. Hal ini ditunjukkan dari t hitung sebesar 2.826 dengan t tabel sebesar 1.664 atau t hitung (2.826) > t tabel (1.664) dan nilai signifikansi sebesar 0.006. karena nilai sig. variabel Motivasi < 0.05, maka Hα diterima dan Hο ditolak. Jadi Motivasi

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pembelian produk kosmetik pembersih wajah.

3. Terdapat pengaruh Harga terhadap keputusan pembelian produk kosmetik pembersih wajah. Hal ini ditunjukkan dari nilai t hitung sebesar 2.623 dengan t tabel sebesar 1.664 atau t hitung (2.623) > t tabel (1.664) dan nilai signifikansi sebesar 0,010. Karena nilai sig. variabel Harga < 0.05, maka Hα diterima dan Hο ditolak. Jadi Harga berpengaruh signifikan

terhadap keputusan pembelian pembelian produk kosmetik pembersih wajah.

4. Dari hasil koefisien determinasi (R²) sebesar 0,280 atau 28.0%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa 28.0% Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Pembersih Wajah dipengaruhi oleh Label Halal, Motivasi dan Harga. Sedangkan sisanya yaitu 72.0% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

B. Saran

1. Bagi Perusahaa/Toko Berdasarkan hasil penelitian ini yang variabelnya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Untuk itu peneliti menyarankan agar perusahaaan atau toko yang menjual kosmetik pembersih wajar agar lebih meningkatkan produksi produk yang berlabel halal dengan harga yang terjangkau dan membeikan motivasi terhadap konsumen. Serta memperbanyak varian label halal tersebut mengingat mayoritas masyarakat beragama Islam/Muslim karena akan memudahkan terjualnya produk kosmetik pembersih wajah tersebut karena label halal termasuk pengetahuan individu dari informasi yang menjadi faktor 1. Bagi Perusahaa/Toko Berdasarkan hasil penelitian ini yang variabelnya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Untuk itu peneliti menyarankan agar perusahaaan atau toko yang menjual kosmetik pembersih wajar agar lebih meningkatkan produksi produk yang berlabel halal dengan harga yang terjangkau dan membeikan motivasi terhadap konsumen. Serta memperbanyak varian label halal tersebut mengingat mayoritas masyarakat beragama Islam/Muslim karena akan memudahkan terjualnya produk kosmetik pembersih wajah tersebut karena label halal termasuk pengetahuan individu dari informasi yang menjadi faktor

mengambil keputusan pembelian. 1

2. Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan meneliti faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Peneliti selanjutnya juga dapat menggunakan metode lain dalam meneliti keputusan pembelian, misalnya kulitas produk, Keragaman poduk dan kemasan produk melalui wawancara mendalam terhadap konsumen, sehingga informasi yang diperoleh dapat lebih bervariasi dari pada angket yang jawabannya telah tersedia.

1 Yuli Mutiah Rambe dan Syaad Afifuddin, Pengaruh Pencantuman Label halal pada