Kehidupan memang sebuah kegelapan, kecuali jika ada dorongan dan semua dorongan buta belaka kecuali ada pengetahuan dan segala pengetahuan adalah hampa kecuali jika ada pekerjaan dan segenap pekerjaan adalah sia-sia belaka kecuali ada kecintaan (Khalil Gi

PENGARUH LABEL HALAL, MOTIVASI DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK PEMBERSIH WAJAH DI TOKO HNH COSMETIC (STUDI KASUS MAHASISWA UIN IMAM BONJOL PADANG)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Sebagai Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

pada Prodi Ekonomi Syari’ah

Oleh :

AZANUL FAJRI NIM: 1313060050

P RODI EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG 1438 H/ 2017 M

KATA PERSEMBAHAN

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap. (QS. Al-Insyirah : 6-8)

Kehidupan memang sebuah kegelapan, kecuali jika ada dorongan dan semua dorongan buta belaka kecuali ada pengetahuan dan segala pengetahuan adalah hampa kecuali

jika ada pekerjaan dan segenap pekerjaan adalah sia-sia belaka kecuali ada kecintaan (Khalil Gibran)

Hari ini aku merasa lega dan dapat tersenyum Serta bersyukur kepada Mu ya Allah hari ini yang sangat aku inginkan Karena Mu aku bisa meraih kesuksesan Setitik kebahagiaan yang telah ku miliki Sekeping cita-cita telah ku raih Namun seribu hadangan dan tantangan masih harus ku hadapi Ini bukan akhir dari suatu perjalanan Tapi, awal dari perjuangan yang sangat panjang

Untuk menggapai suatu masa depan yang harus ku pertanggung jawabkan di hadapan

Mu

Ya Allah ……

Aku menyadari sepenuh hati apa yang aku perbuat Sampai saa ini belum mampu membalas

Walau setetes keringat Walau secuil asa

Walau sekedar kebanggaan orang tua dan keluargaku Dengan syukur dan ketulusan do’a kupersembahkan karya ini Untuk Ayahanda Mailis dan Ibunda Trisna Elfia Do’a restumu selalu kui harap di setiap langkahku

Engkau tanamkan arti kehidupan Kasih sayangmu begitu tulus dalam kesederhanaanmu Tampa mengenal lelah dan penuh ketabahan Terimakasih kepada Kakanda Arif Kurniawan dan kakak Iparku Syarifah Yang telah memberikan motivasi dan dorongan

\serta semangat kepadaku

Serta berkat do’a semuanya aku bisa menyelesaikan semua ini

To My Friends

Aku berterima kasih kepada sahabatku Zaitil Akbar, Dani Saputra dan semua sahabatku yang tidak bisa ku sebutkan satu persatu Yang telah memberikan semangat dan motivasi kepadaku Terutama saat aku terpuruk dan hamper putus asa Terima kasih ku ucapkan kepada kalian semua Semoga Allah membalas kebaikan yang kalian berikan

Ya Allah …. Akhirnya kepadaMu lah ku berserah diri dalam hidup ini Walau hidup ini tak semudah yang ku impikan Tapi ini semua merupakan limpahan Rahmat Mu Petunjuk yang Engkau berikan kepadaku Jangan lepaskan aku dari Hidayah Mu Dalam hidup dan mati ku

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya….

(QS. Al-Baqarah : 286)

By : Azanul Fajri

ABSTRAK

Azanul Fajri, NIM 1313060050, dengan judul skripsi “Pengaruh Label Halal, Motivasi dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Pembersih Wajah (Studi Kasus Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang di

Toko HNH Cosmetic )”, Prodi Ekonomi Syari’ah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Imam Bonjol Padang.

Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah dengan perkembangan produk kosmetik saat ini, produsen menghalalkan segala cara untuk menghasilkan kosmetik yang berkualitas dan memiliki modal yang murah agar dapat menjual dengan harga yang terjangkau oleh konsumen untuk membelinya misalnya memakai minyak babi dalam bahan bakunya. Produsen memasarkan produk kosmetik juga mencoba mempengaruhi konsumen dengan segala macam cara agar bersedia membeli produk yang ditawarkannya.Dari hal tersebut peneliti terfokus untuk meneliti seberapa besar label halal, motivasi dan harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk kosmetik pembersih wajah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh label halal (X1), Motivasi (X2), dan Harga (X3) terhadap keputusan pembelian (Y) Produk Kosmetik Pembersih Wajah dengan populasi Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang yang membeli Kosmetik di Toko HNH Cosmetic dan sampelnya sebanyak 100 orang. Jenis penelitian pada penelitian ini adalah Kuantitatif dan Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah secara non probability sampling dengan menggunakan Accidental sampling. Sedangkan Teknik analisis yang digunakan adalah Uji Asumsi Klasik (Uji Noemalitas, Multikolonearitas, Heterokedastisitas) dan Kelayakan Model ( Uji t dan Uji Desterminan).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa label halal berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dengan nilai t sebesar 3.869 dan nilai signifikan sebesar 0.000, motivasi berpengaruh signifikan dengan nilai t sebesar 2.826 dan nilai signifikan sebesar 0.006, kemudian harga juga berpengaruh signifikan dengan nilai t sebesar 2.623 signifikan sebesar 0.010. Kemudian Uji Determinan (R²) sebesar 0.280 atau 28% yang artinya 28% dari keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabel label halal, motivasi dan harga, dan sisanya 72% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata Kunci : Label Halal, Motivasi, Harga dan Keputusan Pembelian

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapakan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmad dan karunia-Nya. Sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi

yang berjudul “Pengaruh Label Halal, Motivasi dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Pembersih Wajah (Studi Kasus

Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang di Toko HNH Cosmetic) ”. Shalawat beserta salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya untuk menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat. Berkat kemudahan dan izin dari Allah, dan bantuan semua pihak akhirnya penulisan skripsi ini bisa diselesaikan.

Penulis persembahkan skripsi ini kepada kedua orang tua, ayahanda tercinta Mailis dan Ibunda tersayang Trisna Elfia, terima kasih atas cinta dan kasih sayang serta kesabaran dalam mendidik dan menghadapi tingkah laku penulis, dan maaf kalau selama ini penulis belum mampu membuat ayah dan ibu bangga. Selanjutnya kepada kakakku tercinta dengan istrinya, Arif Kurniawan dan Syarifah, terima kasih atas semua dukungan dan motivasinya. Dan terima kasih kepada seluruh keluarga besar atas dukungan dan arahanya, semoga Allah membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda.

Melalui kata pengantar ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini :

1. Rektor UIN Imam Bonjol Padang Bapak Dr. H. Eka Putra Wirman,

2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Bapak H. Ahmad Wira, M.Ag, M.Si, Ph.D beserta jajaran Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Imam Bonjol Padang.

3. Ketua prodi Ekonomi Syariah Bapak Tony Iswandi, SE, MM, Ak dan sekretaris prodi Bapak H. Hari Candra, MA.

4. Dosen Penasehat Akademik (PA) Dra. Hulwati, M.Hum, Ph.D yang telah memberikan ilmu, dukungan dan arahannya selama masa perkuliahan sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

5. Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Bapak/Ibu pegawai akademik mahasiswa (AKAMA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan Bapak/Ibu pegawai Perpustakaan UIN Imam Bonjol yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menggunakan buku-buku sebagai bahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak H. Hari Candra, M.A selaku pembimbing I dan Ibuk Novia Indriani, SE, M.Si selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, serta memberikan bimbingan, arahan dan sumbangan pemikiran sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

7. Ibu Dr. Rozalinda, M.Ag dan Bapak Romi Iskandar, SE, MM selaku penguji yang telah memberikan kritik, saran dan arahan demi kesempurnaan skripsi ini.

Ucapan terimaksih penulis kepada semua pihak yang telah membantu dari awal perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini Ucapan terimaksih penulis kepada semua pihak yang telah membantu dari awal perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini

Padang, 08 Agustus 2017

Azanul Fajri 1313060050

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehalalan dan kebaikan suatu produk merupakan suatu hal yang harus diperhatikan oleh seluruh manusia terutama Umat Muslim. Pada dasarnya, perhatian kehalalan dan kebaikan suatu produk itu didasarkan kepada beberapa hal, diantaranya perintah Allah SWT di dalam Al- Qur‟an surat Al-Baqarah ayat 186 :

168. Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang

nyata bagimu (Q.S. Al-Baqarah:168). 1

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT menganjurkan manusia untuk mengkonsumsi yang ada di muka bumi ini yang serba halal dan baik, baik itu berupa makanan maupun minuman bahkan selain itu seperti kosmetik, obat- obatan dan lain-lainnya. Kosmetik dan obat-obatan keduanya disebut halal bahan- bahan yang terkandung dalam keduanya harus dari bahan baku yang sesuai dengan syariat Islam dan mempunyai sertifikat atau label halal dari Majelis Ulama

1 Departemen Agama RI Al- Qur‟an dan Terjemahnya, Al-Qur’an dan Terjemahnya

Indonesia. 2 Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa manusia harus memperhatikan apa yang dikonsumsinya dalam segala hal.

Sehubungan dengan itu, di dalam masyarakat masih banyak terjadi permasalah tentang produk yang belum mempunyai labelisasi halal. Adapun salah satu permasalahan atau isu tentang labelisasi halal sebagai berikut :

“K.H Ma‟ruf Amin mengatakan bahwa Kapsul pembungkus obat yang hingga saat ini sebagian masih menggunakan gelatin babi. LPPOM MUI sedang melakukan penelitian untuk membuat kapsul dari bahan yang lebih halal, yakni rumput laut dan tumbuhan lidah buaya. Dan beberapa kosmetik impor masih mengandung zat seperti minyak babi yang pastinya telah diharamkan oleh syari‟at Islam. Akan tetapi, dengan produk lokal yang berlabel halal di Indonesia sekarang baru sekitar 15%, MUI akan optimis dengan berjalannya Undang-Undang nomor 33 tahum 2014 tentang jaminan produk halal akan meningkatkan produk halal lokal

menjadi 85%. 3

Dari permasalahan/isu dan data diatas dapat disimpulkan bahwa di Indonesia masih ada beberapa produk lokal yang belum mempunyai label halal dan bahan baku produksinya masih mengandung zat yang di haramkan seperti minyak babi, sedangkan LP POM MUI terus berusaha untuk meningkatkan produk lokal yang belum mempunyai label halal tersebut.

Disamping itu, kehalalan dan kebaikan bagi warga negara Indonesia yang berpenduduk mayoritas Muslim ini mempunyai ketentuan mengenai informasi halal atau tidaknya suatu produk merupakan hal yang penting, karena menyangkut pelaksanaan hukum syariat agama. Oleh karena itu, kehalalan suatu produk khususnya pangan yang dikonsumsi merupakan masalah yang sangat sensitif.

2 Teti Ernawati,”Pengaruh Label Halal dan Tingkat Harga terhadap Penggunaan Produk Kosmetik” Skripsi Sarjana Ekonomi Syari‟ah (Jakarta: Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah,

2015), h.1,t.d 3 Ma‟ruf Amin,”Isu-Isu Label Halal” diakses pada tanggal 13 Maret 2017 dari alamat

Apabila sebuah produk tidak secara jelas mencantumkan label halal, kemungkinan bisa berdampak fatal terhadap diri individu maupun bagi perusahaan yang

memproduksinya. 4 Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pentingnya bagi umat Muslim untuk mengkonsumsi produk halal baik itu dari

produk pangan, obat-obatan maupun kosmetik, karena produk halal itu menjaga keamanan konsumen, baik segi lahir ataupun batin.

Untuk menjaga konsumen di Indonesia, terdapat Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mempunyai Lembaga Pengawas dan Peredaran Obat dan Makanan Majlis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI) membantu masyarakat untuk memilih produk yang halal dengan memberikan label atau sertifikasi pada kemasannya. LP POM MUI mengawas produk yang akan beredar mulai dari bahan baku yang dipergunakan dan proses pembuatan sampai bagian akhir produksi suatu produk tersebut. Hal ini berarti dengan adanya lembaga LPPOM-MUI tersebut memudahkan manusia terutama umat muslim untuk mengkonsumsi produk makanan, minuman, obatan atau berupa kosmetik. Berikut prosedur pelabelan

halal di Indonesia : 5

1. Produsen mendaftarkan seluruh produknya yang di produksi dalam satu lokasi.

2. Memberikan formulir keterangan halal dari MUI daerah

3. Sistem jaminan halal yang di uraikan dalam panduan halal dengan mengaudit seluruh data yang di berikan oleh Tim Auditor LP POM MUI.

4 Lembaga Pengawasan Obat-obatan dan Makanan, “Dampak Produk yang tidak berlabel Hala l” diakses pada tanggal 13 Maret 2017 dari alamat http//ANTARA.com

4. Hasil pemeriksaan atau audit yang dilakukan dilaboratorium dievaluasi dalam rapat Ahli Tim LP POM MUI dan dituangkan dalam bentuk fatwa. Dengan prosedur yang dibuat LP POM MUI tersebut, maka produk yang

dikonsumsi masyarakat terjaga dengan pengawasan dan pemeriksaan yang sangat rinci serta memberikan peringatan terhadap produk yang membahayakan konsumen. Produk tersebut tidak hanya soal makanan pangan, Kosmetik yang hanya untuk pemakaian luar pun juga diharuskan untuk menggunakan kosmetik yang halal. Dalam panduan umat Islam, Al- Qur‟an dan Al-Hadits, bahan yang disebutkan haram atau belum jelas halal haramnya (subhat) harus juga diperhatikan dalam keputusan membelinya agar tidak membahayakan diri

konsumen. 6 . Keputusan pembelian konsumen merupakan tindakan dari konsumen

untuk mau membeli atau tidak terhadap produk dari berbagai alternatif yang disukai, dipercaya dan tidak membahayakan dirinya. 7 Pada hakikatnya keputusan

pembelian ini adalah bentuk perilaku konsumen dalam memutuskan atau memecahkan masalah dalam membeli produk yang akan dikonsumsi dengan mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Menurut LP POM MUI Keputusan Pembelian dipengeruhi oleh label halal apalagi pada konsumen muslim karena

label halal menengandung keamanan bagi pemakai produk tersebut. 8 Label halal ini penting karena menyelamatkan konsumen akan bahaya produk yang tidak

6 Majlis Ulama Indonesia,”Kosmetik Haram Menurut MUI Ketentuan Hukum dan Rekomendasi” diakses pada 02 maret 2017dari http://adevnatural.com 7

Ibnu Syamsi, Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) Ibnu Syamsi, Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2010)

Keputusan pembelian konsumen ini terutama pada umat muslim salah satunya dipengaruhi oleh label halal. Label halal ini berfungsi sebagai kontrol munculnya keputusan untuk membeli dalam diri konsumen. Label hal ini memicu kontrol perilaku dalam diri konsumen yang dipengaruhi oleh faktor pendukung dan penghambat untuk mengambil keputusan keputusan. Faktor pendukung didasarkan pada keamanan yang dijamin dengan label halal oleh LP POM MUI dan pengalaman serta informasi yang di dapat konsumen. Informasi diperoleh dari pengetahuan didalam diri individu dan orang lain disekitarnya. Label halal termasuk pengetahuan individu dari informasi yang menjadi faktor pendukung kuatnya kontrol perilaku yang dirasakan individu ditambahnya kepercayaan konsumen dengan keamanan yang terjamin dengan label halal tersebut. Kontrol perilaku yang kuat akan membuat konsumen untuk mengambil keputusan

pembelian. 9 Jadi, dengan label halal akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Keputusan pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh motivasi sebagai kekuatan psikologis yang membentuk perilaku manusia sebagian besar tidak disadari dan bahwa seseorang tidak dapat sepenuhnya memahami motivasi dirinya. Ketika seorang mengamati merek-merek tertentu, ia akan bereaksi tidak hanya kemampuan yang terlihat nyata pada merek-merek tersebut, melainkan

9 Yuli Mutiah Rambe dan Syaad Afifuddin, Pengaruh Pencantuman Label halal pada 9 Yuli Mutiah Rambe dan Syaad Afifuddin, Pengaruh Pencantuman Label halal pada

Selain label halal dan motivasi, cara lain yang digunakan untuk memutuskan pembelian suatu produk adalah variasi dalam Harga dalam suatu

toko. 10 Harga merupakan tugas kritis yang menunjang keberhasilan operasi organisasi profit maupun non-profit. Keputusan mengenai harga ini tidak mudah

dilakukan. Disatu sisi, harga yang terlalu mahal dapat meningkatkan laba jangka pendek, tapi disisi lain akan sulit dijangkau konsumen. Dalam kasus tertentu, harga yang mahal sekali dapat diprotes lembaga konsumen dan bahkan mengundang campur tangan pemerintah untuk menurunkannya. Selain itu, marjin laba yang besar cenderung menarik para pesaing untuk masuk ke industri yang sama. Sedangkan bila harga terlampau murah, maka pangsa pasar dapat melonjak. Akan tetapi, marjin konstribusi dan laba bersih yang diperoleh dapat jadi amat kecil, bahkan tidak cukup untuk mendukung pertumbuhan atau ekspansi

organisasi. 11 Jadi Harga harus diperhatikan agar produk yang di pasarkan terjual dan diminati konsumen, karena Harga ini juga sangat berpengaruh terhadap

keputusan pembelian. Di samping itu, menurut Kotler dan Keller Harga bisa dikatakan sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa karena harga merupakan satu-satunya unsur dari bauran pemasaran yang memberikan pendapatan dan pemasukan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk, distribusi dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya. Hal ini karena harga merupakan unsur bauran

10 Philip Kotler dan Kevin lane Keller, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2009) 10 Philip Kotler dan Kevin lane Keller, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2009)

Dengan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa label halal, motivasi dan Harga sangat penting diperhatikan apalagi bagi umat muslim karena keduanya mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan dalam pembelian suatu produk khususnya produk kosmetik.

Dalam teori, label halal, motivasi dan harga terhadap keputusan pembelian itu berhubungan sebagaimana telah dijelaskan dilatar belakang diatas. Oleh karena itu, dilakukan penelitian terkait dengan label halal, motivasi dan harga terhadap keputusan pembelian di Toko HNH Kosmetik yaitu salah satu toko yang beralamat di Jalan M.Yunus, Lubuk Lintah Kota Padang. Toko HNH Kosmetik merupakan toko yang menjual berbagai macam alat kosmetik dengan berbagai merek, ukuran dan harga yang berlabel halal atau sebaliknya. Berikut adalah data kosmetik khususnya kosmetik pembersih wajah yang berlabel halal dan yang tidak mempunyai label halal dalam satu ukuran sama yang dijual di toko HNH Kosmetik beserta harganya:

Tabel 1.1 Merek dan Harga Kosmetik Pembersih Wajah yang Dijual di Toko HNH Kosmetik

N LABEL HALAL

TIDAK BERLABEL HALAL O

2 Sari Ayu

Garnier

17.000 Sumber : Pemilik Toko HNH Kosmetik Dari data tersebut dapat kita ketahui bahwa Toko HNH Kosmetik ini menjual berbagai macam produk kosmetik terutama kosmetik pembersih wajah dari merek yang mempunyai label halal sampai yang tidak mempunyai merek label halal sebagaimana terdaftar pada tabel di atas.

Mengingat Toko tersebut dekat dengan Kampus, maka pelanggan dari toko tersebut adalah Mahasiswa UIN IB Padang. Disini, apakah Mahasiswa UIN teliti dalam memilih dan memutuskan dalam pembelian produk kosmetik yang berlabel halal atau sebaliknya, serta harga yang bagaimana menjadi tolak ukur pembelian Mahasiswa membeli produk kosmetik tersebut. Berdasar hal itu, penulis

mengangkatkan judul penelitian Skripsi yaitu “Pengaruh Label Halal, Motivasi dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Pembersih Wajah di Toko HNH (Studi Kasus: Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar belakang Masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

a. Apakah Mahasiswa UIN Imam Bonjol teliti dalam memutuskan membeli produk kosmetik pembersih wajah label halal atau sebaliknya, dan apa motvasi serta harga yang bagaimana menjadi tolak ukur pembelian kosmetik tersebut.

b. Pentingnya produk Kosmetik berlabel halal bagi semua manusia terutama masyarakat Muslim.

c. Kosmetik halal dan harganya yang terjangkau berpengaruh terhadap peningkatan keputusan pembelian konsumen terutama konsumen muslim.

C. Batasan Masalah

Agar pembahasan ini lebih terarah dan memudahkan dalam memahaminya, maka dalam penelitian ini penulis memberikan batasan masalah yaitu Apakah Mahasiswa UIN Imam Bonjol teliti dalam memutuskan membeli produk kosmetik pembersih wajah label halal atau sebaliknya motivasi yang bagaimana serta harga yang bagaimana menjadi tolak ukur pembelian kosmetik tersebut

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan diatas, maka rumusan permasalahan skripsi ini adalah sebagai berikut :

a. Seberapa besar pengaruh Label Halal terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Pembersih Wajah Pada Mahasiswa UIN Imam Binjol Padang ?

b. Seberapa besar pengaruh Motivasi terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Pembersih Wajah Pada Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang ?

c. Seberapa besar pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Pembersih Wajah pada Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui seberapa besar pengaruh Label Halal terhadap keputusan pembelian produk Kosmetik Pembersih Wajah pada Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang.

b. Mengetahui seberapa besar pengaruh Motivasi terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Pembersih Wajah Pada Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang.

c. Mengetahui seberapa besar pengaruh Harga terhadap keputusan pembelian produk Kosmetik Pembersih Wajah pada Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang.

F. Kegunaan Penelitian

a. Bagi Penulis Penelitian ini dapat memperluas wawasan dan menambah informasi serta sebagai tempat membandingkan sekaligus mengaplikasikan teori yang telah didapatkan selama perkuliahan untuk menganalisa permasalahan yang penulis teliti.

b. Bagi Civitas akademisi Sebagai bahan pertimbangan dan penngevaluasi pada proses belajar mengajar dalam perkulian yang mata kuliahnya dapat diterapkan dalam lapangan, terutama mengenai Ekonomi Islam yaitu mempertimbangkan label halal dan Harga terhadap keputusan pembelian

c. Bagi Toko HNH Kosmetik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terutama masalah kehalalan dan Harga produk yang akan dijual agar pihak Toko HNH Kosmetik memdapatkan pembeli yang lebih banyak dan meningkat.

d. Bagi Masyarakat (Mahasiswa) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagaimana batasan- batasan membeli produk kosmetik yang halal dan diberkahi oleh Allah SWT pada konsumen toko HNH Kosmetik.

e. Bagi Pihak Lain Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi kepada seluruh lapisan masyarakat agar membeli produk halal dan harga yang semestinya.

BAB II KERANGKA TEORI

A. Landasan Teori

Pada penelitian ini akan dijelaskan beberapa teori yang terkait tentang keputusan pembelian, label halal, motivasi dan harga.

1. Keputusan Pembelian

a. Pengertian Keputusan Pembelian

Pada umumnya, keputusan pembelian (purchase decision) disebut juga dengan membeli merek yang paling disukai. 1 Berikut terdapat beberapa pendapat

para ahli tentang pengertian keputusan pembelian :

1) Menurut Davis, keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara alternatif yang dapat digunakan untuk

memecahkan masalah yang dihadapinya. 2

2) Menurut Kotler 2002 dalam buku Ibnu syamsi, keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk.

1 Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran (Jakarta: Erlangga, 2008) ed. 12, jilid 1, h. 181

2 Ibnu Syamsi, Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2010)

Jadi, Keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk membeli atau tidak membeli produk yang sudah dipilih dari berbagai alternatif yang disukai konsumen tersebut.

b. Proses Keputusan Pembelian

Proses tersebut merupakan sebuah penyelesaian masalah harga yang terdiri dari lima tahap. Lima tahap proses keputusan pembelian tersebut adalah : 3

Pengenalan Pencarian

Evaluasi

Keputusan Perilaku pasca

masalah informasi alternatif pembelian pembelian

Gambar 2.1 Tahap proses keputusan pembelian

Gambar tahap proses keputusan pembelian diatas dapat kita jelaskan sebagai berikut :

1) Pengenalan masalah Merupakan tahap pertama dalam proses keputusan pembelian dimana konsumen mengenali masalah atau kebutuhan.

2) Pencarian informasi : pada tahap ini konsumen digerakkan untuk mencari lebih banyak informasi, konsumen bisa lebih mudah melakukan pencarian informasi aktif, ketika lebih banyak informasi diperoleh maka kesadaran dan pengetahuan konsumen tentang barang atau jasa akan semakin meningkat. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok sebagai berikut :

3 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran (Jakarta : Indeks, 2009) 3 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran (Jakarta : Indeks, 2009)

b) Sumber Komersial, berupa iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan.

c) Sumber Publik, berupa media massa, organisasi penentu.

d) Sumber Pengalaman, berupa penanganan, pengkajian dan pemakaian produk

3) Penilaian alternatif : Konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek-merek alternatif dalam himpunan pikiran.

4) Keputusan pembelian : Keputusan seorang konsumen untuk mengubah, menangguhkan, atau membatalkan keputusan pembelian, hal ini banyak dipengaruhi oleh pandangan risiko seseorang. Besar kecilnya risiko yang ditanggapi seseorang adalah berbeda-beda sesuai dengan besar uang yang dibelanjakan, banyak ciri yang tidak pasti dan tingkat kepercayaan diri konsumen. Seorang konsumen mengembangkan kebiasaan tertentu untuk mengurangi risiko, seperti membatalkan keputusan, menghimpun informasi dari teman-teman dan memilih sebuah merek nasional dan memiliki jaminan.

5) Perilaku setelah pembelian : Setelah pembelian produk, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Jika produk sesuai harapan maka konsumen akan puas. Jika melebihi harapan, maka konsumen sangat puas. Jika kurang memenuhi harapan maka konsumen tidak puas. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen dengan suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Bila konsumen 5) Perilaku setelah pembelian : Setelah pembelian produk, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Jika produk sesuai harapan maka konsumen akan puas. Jika melebihi harapan, maka konsumen sangat puas. Jika kurang memenuhi harapan maka konsumen tidak puas. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen dengan suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Bila konsumen

pengambilan keputusan itu dikelompokkan pada lima tahap, yang mana dimulai dengan pengenalan masalah sebagai proses awal kemudian dilanjutkan dengan pencarian informasi, penilaian alternatif, keputusan pembelian dan di akhiri dengan perilaku setelah pembelian. Tahapan pada proses tersebut dilakukan secara berurutan, agar keputusan pembelian itu menjadi keputusan yang tepat.

c. Faktor-Faktor Utama yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Keputusan Pembelian

Jika dianalisis, faktor utama yang mempengaruhi keputusan pembelian yaitu faktor yang berkaitan dengan pembelian, berkaitan dengan produk, berkaitan dengan penjual dan berkaitan dengan situasi.

1) Karakteristik Pembeli Adapun karakteristik yang menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku

dalam keputusan pembelian yaitu 4 :

a) Faktor Budaya yang meliputi kebudayaan dari mana ia datang. Faktor ini merupakan penentu keinginan dan perilaku pembelian yang dominan. Budaya terdiri dari sub budaya yang berupa kelompok- kelompok kecil yang mengandung cirri sosialisasi anggotanya yang lebih khusus.

4 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan dan Pengendalian (Jakarta 4 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan dan Pengendalian (Jakarta

c) Situasi Ekonomi merupakan kemempuan finansial konsumen untuk membeli suatu produk.

d) Kelompok Anutan adalah semua kelompok yang mempengaruhi sikap, pendapat dan nilai-nilai seseorang. Seperti kelompok bragama, berkeluarga, profesi dan sebagainya.

e) Gaya Hidup yang dianut orang yang datang dari sub budaya, Kelas sosial, bahkan kelompok.

f) Motivasi menurut Freud adalah orang tidak cenderung menyadari motif sejati yang memberi arah pada perilakunya karena sudah dibentuk sejak kanak-kanak dan sering tertekan oleh kesadaran dirinya sendiri.

g) Persepsi adalah sesorang yang dimotivasi untuk bertindak dan bagaimana persepsinya mengenai sesuatu.

h) Keyakinan dan Sikap Melalui proses belajar dan mencari informasi tentang produk, orang mendapatkan keyakinan mereka terhadap suatu produk. Keyakinan adalah pikiran yang memberi gambaran bahwa seseorang menganut pendirian tertentu.

2) Faktor Pembelian Individu

Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi diantaranya :

a) Usia dan siklus kehidupan keluarga Seseorang akan merubah pilihan produknya seiring dengan siklus kehidupannya. Usia tentulah memiliki peran penting dalam mengambil keputusan untuk tetap pada suatu produk atau menggantinya dengan yang lebih terasa manfaatnya.

b) Pekerjaan dan keadaan ekonomi Pekerjan dan keadaan ekonomi mempengaruhi keputusan pembelian produk seorang individu, produk yang mana yang terjangkau dengan keadaan ekonominya dan perbedaan pekerjaan akan berbeda juga pembeliannya.

c) Gaya hidup Gaya hidup seseorang akan membentuk pola kehidupan yang membentuk aktivitasnya, dimana seseorang dapat mengekspresikan dengan menunjukkan ketertarikan dan opini terhadap suatu produk.

d) Kepribadian Stiap orang memiliki berbagai macam karakteristik kepribadian yang berbeda-beda yang dapat mempengaruhi aktivitas kegiatan pembeliannya.

d. Indikator Keputusan Pembelian

Indikator keputusan pembelian merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur keputusan pembelian konsumen. Adapun indikator pengukuran

keputusan pembelian yaitu sebagai berikut: 5

1) Menganalisis keinginan dan kebutuhan

2) Menilai beberapa sumber yang ada

3) Mengidentifikasi alternatif pembelian

4) Mengambil keputusan untuk membeli

5) Perilaku sesudah pembelian

2. Label Halal

Adapun yang perlu dibahas dalam sub bab penelitian ini yaitu tentang pengertian halal, pengertian label, pengertian label halal, tujuan label halal, indikator label halal.

a. Pengertian Halal

Halal berasal dari bahasa arab berakar dari kata halla, artinya lepas atau tidak terikat. Menurut KBBI halal berarti diizinkan (tidak dilarang oleh syarak) atau yang diperoleh atau diperbuat dengan sah. Secara etimologi kata halalan berarti hal-hal yang boleh dan dapat dilakukan, bebas dari atau tidak terikat dari ketentuan-ketentuan yang melarangnya. Atau bisa juga diartikan segala sesuatu yang bebas dari bahaya duniawi dan ukhrawi. Dalam konteks pangan, makanan

5 Feri Aditia dan Suhaji, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputuhan Pembelian Baju “MINT” di Counter Java Mall Semarang” dalam Jurnal Ekonomi (Semarang: Widya 5 Feri Aditia dan Suhaji, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputuhan Pembelian Baju “MINT” di Counter Java Mall Semarang” dalam Jurnal Ekonomi (Semarang: Widya

tetapi Islam juga melarang menggunakan benda yang haram menyentuh kulit bagian luar karena haram itu membahayakan dan halal itu menyelamatkan pemakainya.

7 Berikut adalah beberapa bahaya kosmetik yang ada zat yang diharamkan:

1) Membuat kulit mati, sehingga tidak dapat berfungsi lebih dini

2) Kulit menjadi kering dan pecah-pecah.

3) Menimbulkan rang kulit, alergi dan eksim

4) Beberapa warna kosmetik dapat mempercepat penyerapan matahari sehingga sehingga menimbulkan alergi cahaya

5) Krim yang digunakan sebagai bahan dasar kosmetik dapat menutup pori- pori dan menimbulkan tojolan kecil seperti jerawat.

6) Kosmetik dapat merangsang jerawat lebih kuat pada orang yang susah diobati.

7) Do ’anya tidak diterima atau tidak dikabulkan dan dapat menggelapkan hati. 8

Semua makanan, minuman, obat-obatan maupun kosmetik yang halal itu mengandung kebaikan atau thayyib. Thayyib berarti lezat, baik sehat, menentramkan dan paling utama. Dalam kaitan dalam masalah makanan, kata

6 Fadhlan Mudhafier dan Wibisono, Makan halal Kebutuhan Umat dan kepentingan Pengusaha (Jakarta: Zakia Press, 2004) h. 37

7 Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim, Fiqih Sunnah Untuk Wanita (Jakarta:Al- I’tishom Cahaya Umat, 2007) h. 517

8 Imam al Ghazali, Benang Tipis Antara Halal dan Haram (Surabaya, Putra Pelajar, 8 Imam al Ghazali, Benang Tipis Antara Halal dan Haram (Surabaya, Putra Pelajar,

1) Sehat adalah makanan yang mengandung gizi cukup dan seimbang. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al- Qur’an Surat An-Nahl ayat

69. kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan (Q.S An-Nahl :14)

2) Proporsional, artinya sesuai dengan kebutuhan konsumen, tidak berlebih lebihan (tabdzir) atau berkekurangan. Dalam kaitan ini pengertian “mengharamhkan yang halalan thayyiban” berarti mengurangi

kebutuhan. Sedangkan melampaui batas berarti melebihi dari batas yang wajar. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al- A’raf ayat 31:

31. Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih- lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih- lebihan (Q.S Al- A’raf :31).

3) Aman, artinya yang tidak mendatangkan penyakit, dalam kata lain aman secara duniawi dan ukhrawi. Keamanan pangan ini (food safety). Secara implisit dinyatakan dalam Al- Qur’an surat Al-Ma’idah ayat 88 :

88. dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya (Q.S Al- Ma’idah : 88).

Ayat ini memerintahkan untuk mengkonsumsi makanan dalam rangka ketaqwaan. Hal ini mambuat rangkaian erat yang meniscayakan manusia agar berada dalam koridor ketaqwaan pada saat menjalankan perintah mengkonsumsi makanan. Maka manusia harus berupaya menghindari makanan yang

mengakibatkan siksa dan terganggunya rasa aman. 9 Aisjah Girindra mengatakan dalam bukunya Pengukir Sejarah Sertifikasi

Halal mengatakan secara umum ada tiga kategori makanan yang dikonsumsi manusia adalah nabati, hewani dan produk olahan. Makanan bahan nabati secara keseluruhan adalah halal, karena itu boleh dikonsumsi kecuali yang mengandung racun, bernajis, dan/atau memabukkan. Adapun makanan yang berasal dari hewani terbagi dua, yaitu hewan laut yang secara keseluruhan boleh dikonsumsi dan hewan darat yang hanya sebagian kecil saja yang tidak boleh dikonsumsi. Sementara itu kehalalan atau keharaman makanan olahan sangat tergantung dari

bahan (baku, tambahan, dan/atau penolong) dan proses produksinya. 10

9 , Fadhlan Mudhafier dan Wibisono, Op.Cit h.38-39

Departemen Agama RI dalam bukunya yang berjudul Panduan Sertifikasi Halal menyatakan Produk makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetika yang halal adalah produk yang memenuhi syarat kehalalan sesuai dengan syari’at Islam, antara lain : 11

a. Tidak mengandung babi dan bahan yang berasal dari babi.

b. Tidak mengandung bahan-bahan yang diharamkan seperti bahan- bahan yang berasal dari organ manusia darah dan kotoran.

c. Semua bahan yang berasal dari hewan halal yang disembelih menurut tata cara syari’at Islam.

d. Semua tempat penyimpanan, tempat penjualan, tempat pengelolaan dan transportasi tidak boleh dipergunakan untuk babi dan/atau barang tidak halal lainnya. Jika pernah digunakan untuk babi dan/atau barang tidak halal lainnya terlebih dahulu harus dibersihkan dengan tata cara syari’at Islam.

e. Semua makanan dan minuman yang tidak mengandung khamar.

b. Pengertian Label

Menurut Fajar Laksana 12 , Label adalah bagian dari sebuah barang yang berupa tentang keterangan keterangan tentang produk tersebut. Label merupakan

ciri lain dari produk yang perlu diperhatikan. Label adalah bagian dari sebuah produk yang membawa informasi verbal tentang produk atau tentang penjualnya.

11 Ibid. h. 111 12 Fatkhurohmah, “Pengaruh Pemahaman Label Halal dan Faktor Sosial terhadapNiat Membeli Produk Makanan Kemasan Berlabel Halal” dalam Skripsi Sarjana Ekonomi

Label bisa merupakan bagian sebuah kemasan, atau merupakan etiket lepas yang ditempelkan pada produk. Sewajarnya jika antara kemasan, label, dan

merek terjalin satu hubungan yang erat sekali. Berikut ini fungsi label, yaitu: 13

1) Label mengidentifikasikan produk atau merek.

2) Label berfungsi menggolongkan produk.

3) Menjelaskan beberapa hal mengenai produk, yaitu siapa yang membuat, dimana dibuat, kapan dibuat, apa isinya, bagaimana harus digunakan, bagaimana cara menggunakan dengan aman

4) Sebagai alat promosi. Macam-macam label : 14

a. Brand identifisies label, yaitu label yang semata-mata sebagai brand merek.

b. Grade label, yaitu label yang menunjukkan tingkat kualitas tertentu suatu barang.

c. Descripting label, yaitu label yang menggambarkan tentang cara penggunaan, pemeliharaan, dan features lainnya dari pada produk.

c. Pengertian Label Halal

Label halal adalah perizinan pemasangan kata “HALAL” pada kemasan produk dari suatu perusahaan oleh Badan POM. Izin pencantuman label halal pada kemasan produk makanan yang dikeluarkan oleh Badan POM didasarkan rekomendasi Majlis Ulama Indonesia (MUI) dalam bentuk sertifikat halal MUI.

13 William J Stanton, Manajemen Pemasaran (Jakarta: Erlangga,1984) h.282

Sertifikat halal MUI dikeluarkan MUI berdasarkan hasil pemeriksaan LP POM MUI. 15

Majelis Ulama Indonesia (MUI) merupakan wadah musyawarah para Ulama, Z u’ama dan Cendikiawan Muslim dipandang sebagai lembaga paling berkompeten dalam pemberian jawaban masalah sosial keagamaan ( ifta’) yang senantiasa timbul dan dihadapi masyarakat Indonesia. Hal yang mengingat bahwa lembanga ini merupakan wadah bagi semua umat Islam Indonesia yang beraneka ragam kecenderungan dan mazhabnya. Oleh karena itu, fatwa yang dikeluarkan oleh MUI diharapkan dapat diterima oleh seluruh kalangan dan lapisan masyarakat, serta diharapkan pula dapat menjadi acuan pemerintah dalam

pengambilan kebijakan. 16 Pemerintah di Indonesia juga mengatur tentang jaminan produk halal

yang tercantum dalam UU Nomor 33 tahun 2014, pada UU ini Negara berkewajiban memberikan perlindungan dan jaminan tentang kehalalan produk yang dikonsumsi dan digunakan masyarakat. Hal ini bertujuan memberikan kenyamanan, kemanan, keselamatan dan kepastian ketersediaan produk halal bagi masyarakat yang akan mengkonsumsi produk, serta meningkatkan nilai tambah

bagi pelaku usaha untuk memproduksi dan menjual produk halal. 17 Label dalam Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun1999 tentang Label dan

Iklan Pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar,

15 Zulham, Op.Cit, h.113 16 Ma’ruf Amin et al, Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Sejak 1975 (Jakarta: 15 Zulham, Op.Cit, h.113 16 Ma’ruf Amin et al, Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Sejak 1975 (Jakarta:

Maka, setiap orang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke wilayah Indonesia untuk diperdagangkan wajib mencantumkan label pada, didalam, dan/atau di kemasan pangan. Label yang dimaksud tidak mudah lepas dari kemasannya, tidak mudah luntur, serta terletak pada bagian kemasan pangan yang mudah untuk dilihat dan dibaca.

Label halal dalam produk sekurang-kurangnya memuat keterangan:

1) Nama Produk

2) Daftar bahan yang digunakan

3) Berat bersih atau isi bersih

4) Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan ke dalam wilayah Indonesia

5) Tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa Berikut adalah gambar label halal yang asli dan resmi dibuat oleh LP POM MUI :

Gambar 2.2 Label Halal yang Resmi 18

18 Lembaga Pengawas Peredaran Obat dan Makanan Majelis Ulama Indonesia (LP POM 18 Lembaga Pengawas Peredaran Obat dan Makanan Majelis Ulama Indonesia (LP POM

Adapun beberapa tujuan LP POM MUI memberi Label Halal kepada suatu produk yaitu sebagai berikut: 19

1) Melindungi konsumen dari produk yang bahan bakunya tercemar dan merusak atau membahayakan dengan menjamin produk makanan, minuman, Obat-obatan maupun kosmetika aman dari bahan ang membahayakan konsumen.

2) Mengurangi kecenderungan umat muslim mengkonsumsi barang luar negeri yang tidak ada label halal.

3) Meningkatkan kesadaran masyarakat mengkonsumsi produk makanan, obat-obatan maupun kosmetik yang halal.

4) Agar meningkankan daya saing produk berlabel halal yang mampu menambah kualitas dan keamanan produk.

e. Alat Ukur/Indikator Label halal

Adapun beberapa yang Menjadi alat ukur Produk yang berlabel halal adalah sebagai berikut : 20

1) Gambar Merupakan hasil dari tiruan berupa bentuk atau pola (hewan, orang, tumbuhan dan sebagainya) dibuat dengan coretan alat tulis.

2) Tulisan Merupakan hasil dari menulis yang diharapkan bisa untuk dibaca.

19 Departemen Agama R.I, Modul Pelaihan dan Audior Internal halal (Jakarta: 2003) h.66-67

20 Wahyu Budi Utami, Pengaruh Label Halal terhadap Keputusan Pembelian, dalam

3) Kombinasi gambar dan tulisan Merupakan hasil gabungan antara hasil gambar dan hasil tulisan yang menjadi satu bagian.

4) Penempelan pada Kemasan Dapat diartikan sebagai sesuatu yang melekat (dengan sengaja atau tidak sengaja) pada kemasan (pelindung suatu produk).

3. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia untuk membeli sesuatu. Pengertian motivasi menurut para ahli yang dikutip oleh Engel et al 1994

antara lain : 21

1) American Encyclopedia Motivasi adalah kecenderungan (suatu yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri seseorang yang membangkitkan topangan dan tindakan.

2) Merle J. Moskowits Motivasi secara umum didefenisikan sebagai inisiasi dan pengarahan tingkah laku dan pelajaran motivasi sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku.

b. 22 Teori Motivasi

1) Teori Freud Teori ini mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis yang membentuk perilaku manusia sebagian besar tidak disadari dan bahwa seseorang tidak dapat sepenuhnya memahami motivasi dirinya. Ketika seorang mengamati merek-merek tertentu, ia akan bereaksi tidak hanya kemampuan yang terlihat nyata pada merek-merek tersebut, melainkan pada petunjuk (clues) lain yang samar. Wujud, ukuran, berat, bahan, warna dan nama merek dapat memicu asosiasi dan emosi tertentu.

2) Teori Maslow Abraham Maslow berusaha menjelaskan mengapa orang didorong oleh kebutuhan tertentu pada waktu tertentu. Berdasarkan urutan tingkat kepentingannya, kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.

3) Teori Herzberg Frederick Herzberg mengembangkan teori dua faktor yang membedakan dissatisfiers (faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan) dan satisfiers (faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan). Teori ini memiliki dua implikasi yaitu pertama, para penjual berusaha sebaik-baiknya menghindari dissatisfiers. Kedua, para pabrikan harus mengidentifikasi satisfier atau motivasi pembelian di pasar.

c. Tujuan Motivasi Konsumen

Adapun tujuan motivasi konsumen adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan kepuasan.

2) Mempertahankan loyalitas.

3) Efesiensi

4) Efektivitas.

5) Menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara produsen atau penjual dan pembeli atau konsumen.

d. Asas Motivasi

Adapun asas motivasi antara lain:

1) Asas Mengikutsertakan Asas ini berusaha untuk memberikan kesempatan kepada konsumen untuk mengajukan ide-ide, rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan.

2) Asas Komunikasi Asas komunikasi maksudnya menginformasikan secara jelas tentang tujuan yang ingin dicapai, cara mengerjakannya, dan kendala yang dihadapi

3) Asas Pengakuan Asas pengakuan maksudnya memberikan penghargaan dan pengakuan yang tepat serta wajar kepada konsumen atas prestasi yang dicapainya.

4) Asas Wewenang yang di Delegasikan

Maksudnya adalah memberikan kebebasan kepada konsumen untuk mengambil keputusan dan berkreativitas sebebas-bebasnya tapi masih ada aturan yang membatasi.

5) Asas Perhatian Timbal Balik Asas ini adalah memotivasi para konsumen mengemukakan keinginan atau harapan perusahaan disamping memenuhi kebutuhan yang diharapkan konsumen dari produsen.

e. Indikator Motivasi

Adapun indikator/alat ukur motivasi menurut Sondang P. Siagian 2008, adalah sebabai berikut :

1) Daya pendorong Daya pendorong ini maksudnya motif dari motivasi seperti kebutuhan, trend, kegemaran dan ingin sering digunakan konsumen.

2) Kemauan

3) Kerelaan

4) Tujuan Maksudnya tujuan produsem memotivasi konsumen tersebut dan melihat dulu dari tujuan konsumen ituterlebih dahulu.

4. Harga

Adapun yang perlu dibahas dari sub bab penelitian tentang penetapan harga ini yaitu tentang pengertian harga, pengertian penetapan harga, tujuan penetapan harga, faktor yang mempengaruhi penetapan harga, indikator penetapan harga dan harga menurut perspektif Islam.

a. Pengertian Harga

Harga dapat diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan atau aspek lain (non-moneter) yang mengandung utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu produk. Produk adalah segala sesuatu (barang, jasa, orang, tempat, ide, informasi, organisasi) yang dapat di tawarkan

untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan. 23 Harga adalah satu-satunya elemen dalam bauran pemasaran yang

menghasilkan pendapatan, elemen-elemen yang lain menghasilkan biaya. Harga juga merupakan satu dari elemen bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, dimana ia dapat berubah dengan cepat, tidak seperti ciri unik produk dan

komitmen saluran. 24 Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan

para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi 25

1) Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas teringgi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia , kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

23 Fandi Tjiptono et al, Pemasaran Strategik (Yogyakarta: Andi, 2008) h.465 24 Philip Kotler et al, Manajemen Pemasaran Perspektif Asia (Yogyakarta: Andi, 2000)