25. Roadmap teknologi off farm dalam pengembangan pangan

Gambar 4.25. Roadmap teknologi off farm dalam pengembangan pangan

karbohidrat berbasis bahan baku lokal

DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI AGROINDUSTRI DAN BIOTEKNOLOGI BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI AGROINDUSTRI DAN BIOTEKNOLOGI BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

Kebutuhan teknologi dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu kelompok teknologi generasi pertama adalah kebutuhan teknologi pendukung pelaksanaan produksi pertanian, mulai dari teknologi penyediaan bibit, pupuk, obat-obatan, peralatan mesin pertanian, dan sarana pendukung lainnya. Kelompok teknologi generasi kedua adalah teknologi yang terkait langsung dengan proses produksi pertanian untuk menghasilkan komoditas sumber pangan karbohidrat. Dan kelompok teknologi generasi ketiga adalah teknologi proses produksi menjadi produk akhir termasuk teknologi penyiapan tool (peralatan sederhana) untuk pengujian cepat terkait mutu produk dan deteksi cemaran bahan berbahaya.

Berdasarkan hasil kajian terkait kebutuhan teknologi dalam diversifikasi sumber pangan karbohidrat dan tren masyarakat dalam mengonsumsi pangan, khususnya pangan pokok, maka pada kelompok teknologi generasi pertama dibutuhkan teknologi penyediaan bibit unggul yang tahan terhadap berbagai hama penyakit, adaptif terhadap berbagai kondisi iklim di wilayah Indonesia yang luas, mempunyai umur panen yang lebih pendek, terutama untuk komoditas yang umur panennya lebih dari dari 3 (tiga) bulan untuk mengurangi risiko petani panen sebelum pada waktunya karena untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, mempunyai produktivitas yang tinggi, mempunyai keseragaman ukuran produk supaya efisien pada tahap pengolahannya, serta diharapkan dapat menghasilkan kandungan pati yang tinggi.

Hal tersebut sangat penting karena pada tahap selanjutnya komoditas sumber pangan karbohidrat tersebut akan diproses untuk menghasilkan tepung ataupun pati sebelum diproses lebih lanjut menjadi berbagai macam produk akhir yang siap dikonsumsi oleh masyarakat. Kemajuan teknologi rekayasa dan perakitan gen untuk pemuliaan tanaman, maupun teknologi radiasi nuklir yang aman diharapkan dapat menjawab kebutuhan bibit- bibit unggul tanaman pangan sumber karbohidrat yang dibutuhkan.

Di samping itu, kepedulian akan kelestarian lingkungan termasuk lahan pertanian juga mendorong untuk penggunaan pupuk maupun obat-obatan yang aman dan ramah lingkungan dalam produksi tanaman. Berbagai upaya untuk melakukan bioremediasi lahan maupun imbauan untuk penggunaan pupuk-pupuk organik maupun hayati (biofertilizer

BAB 4: PROYEKSI HINGGA TAHUN 2045

(biopestisida) maupun obat-obatan lainnya yang dibutuhkan petani masih belum berhasil seperti yang diharapkan.

Hal tersebut diduga karena harga produk-produk ramah lingkungan tersebut masih lebih mahal, belum terdistribusi hingga ke pelosok desa, dan kemampuannya masih belum dapat bersaing dengan produk-produk pupuk dan obat-obatan kimia. Penggunaan teknologi Slow Release Fertilizer (SRF) yang dikombinasi bahan aktifnya dengan bahan-bahan organik dan hayati diharapkan dapat menjadi alternatif yang aman dan ramah lingkungan di masa mendatang.

Keberhasilan dalam proses produksi pertanian juga sangat ditentukan oleh penggunaan peralatan mesin pertanian yang andal, berbiaya murah, dan harga terjangkau. Peralatan pertanian tersebut tidak hanya dibutuhkan saat pengolahan lahan, tetapi juga dibutuhkan selama proses budidaya dan pemanenan. Penguatan terhadap industri peralatan pertanian untuk menghasilkan berbagai peralatan mesin pertanian yang inovatif dan tepat guna juga sangat penting. Kerja sama yang intensif antara lembaga litbang, perguruan tinggi, dan kalangan industri permesinan untuk menghasilkan produk-produk peralatan mesin pertanian yang dapat meningkatkan hasil pertanian dengan biaya yang murah menjadi kunci dalam pengembangan teknologi peralatan dan mesin pertanian di masa kini dan mendatang.

Pada kelompok teknologi generasi kedua, penerapan teknologi yang lebih luas teknologi penginderaan jauh untuk pendugaan tingkat kesuburan lahan maupun pendugaan umur panen tanaman dapat memberikan input data yang akurat terhadap kesesuaian jenis tanaman serta pemberiaan pupuk yang sesuai dan data yang akurat terkait potensi jumlah panen pada suatu lokasi tertentu. Hal tersebut sangat bermanfaat terutama untuk pendugaan umur panen tanaman yang tidak terbudidayakan dengan baik, seperti pada hutan sagu di Papua. Teknologi penginderaan jauh juga dibutuhkan untuk mengidentifikasi sejak dini kesehatan tanaman dan kemungkinan adanya hama dan wabah penyakit tanaman yang mudah tersebar dengan cepat sehingga dapat diantisipasi penyebarannya dengan baik.

Pada bagian lain, terjadinya pemanasan global yang berpengaruh langsung pada perubahan iklim yang sangat cepat membawa dampak ketidakpastian dalam proses budidaya pertanian. Teknologi modifikasi cuaca tidak hanya dibutuhkan untuk mengisi waduk-waduk pada musim kemarau atau pemadaman hutan pada saat terjadi kebaran hutan, tetapi juga sangat dibutuhkan dalam membantu memberikan data dan informasi terkait tren curah hujan yang dapat digunakan untuk mengatur

DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI AGROINDUSTRI DAN BIOTEKNOLOGI BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI AGROINDUSTRI DAN BIOTEKNOLOGI BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

Pemenuhan kebutuhan air selama budidaya tanaman membutuhkan sistem pengaturan tata air (irigasi) yang baik. Terlebih pada hutan sagu yang kebanyakan hidup pada daerah rawa, sehingga pengelolaan irigasi sangat penting terutama saat pengangkutan hasil panen. Teknologi pengelolaan air yang andal dan modern untuk pemenuhan kebutuhan air untuk pertanian sangat penting untuk keberhasilan budidaya tanaman. Penerapan teknologi pompanisasi pada lahan-lahan yang tidak tersedia sistem irigasi sudah terbukti dapat membantu petani dalam memenuhi kebutuhan air lahannya sehingga diperoleh hasil panen yang baik.

Namun demikian, biaya bahan bakar dan pengangkutannya untuk mencapai lokasi lahan yang jauh dari akses jalan juga menjadi kendala yang dihadapi petani. Di samping itu, penentuan titik untuk pengeboran sumur di lahan juga menjadi hambatan manakala tidak terdapat sumber air di lokasi lahan tersebut. Oleh karena itu, dukungan teknologi penyediaan mesin pompa yang murah dan efisien, termasuk dengan pemanfaatan alternatif sumber bahan bakarnya, dan teknologi geolistrik untuk penentuan sumber-sumber air menjadi penting untuk keberhasilan budidaya pertanian.

Teknologi mekanisasi pertanian untuk lahan-lahan pertanian yang luas dan datar sangat dibutuhkan untuk mengurangi biaya dan waktu panen sehingga dapat mengurangi risiko penurunan mutu, kesulitan pemenuhan tenaga pertanian, serta kehilangan hasil saat proses panen. Penerapan teknologi mekanisasi pertanian secara luas diharapkan dapat meningkatkan daya saing petani dan produk hasil pertanian. Meningkatnya daya saing produk hasil pertanian khususnya tanaman pangan sumber karbohidrat akan sangat berpengaruh positif terhadap industri pengolahannya yang menggunakan komoditi hasil panen tersebut sebagai bahan baku utamanya, yang pada akhirnya juga akan dapat meningkatkan daya saing produk pangan lokal yang dihasilkan.

Di samping penerapan teknologi mekanisasi pertanian, penerapan teknologi pemberian pupuk berimbang dan presisi juga memegang peranan penting dalam meningkatkan efisiensi proses budidaya maupun turut menjaga kelestarian lingkungan khususnya lahan. Namun demikian, pada praktiknya tidak sedikit petani yang memberikan pupuk berlebih pada tanamannya dengan harapan dapat memperoleh hasil yang lebih banyak. Apalagi dalam praktiknya, petani tidak