1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pengujian bakteri Coliform untuk mengetahui apakah salah satu air sumur yang ada di Medan Johor memenuhi persyaratan kualitas air
bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416MenkesPerIX1990
1.3 Manfaat
Dari hasil pengujian dapat memberikan informasi mengenai kualitas salah satu air sumur yang ada di Medan Johor apakah memenuhi persyaratan kualitas
air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 MenkesPerIX 1990 dalam hal jumlah bakteri Coliform.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap makhluk hidup, dan kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan Dwidjoseputro, 1978.
Untuk semua ini diperlukan air yang memenuhi syarat kesehatan baik kuantitas maupun kualitasnya Entjang, 2000.
1. Syarat kuantitas
Jumlah air untuk keperluan rumah tangga per hari per kapita tidaklah sama pada tiap negara Entjang, 2000.
Kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari, berbeda untuk tiap tempat dantiap tingkat kehidupan. Yang jelas semakin tinggi taraf kehidupan, semakin
meningkat pula jumlah kebutuhannya Suriawiria, 1996. 2. Syarat kualitas
Menurut Entjang 2000, air harus memenuhi syarat: fisis, khemis dan syarat bakteriologis.
a. Syarat fisis yaitu jernih, tak berwarna, tak berasa dan tak berbau.
b. Syarat khemis yaitu tidak mengandung zat-zat yang berbahaya untuk kesehatan
seperti zat-zat racun, dan tidak mengandung mineral-mineral serta zat organik lebih tinggi dari jumlah yang ditentukan.
c. Syarat bakteriologis yaitu tidak boleh mengandung sesuatu bibit penyakit.
2.1.1 Sumber air
Menurut Entjang 2000, sumber air di alam dibagi dalam:
Universitas Sumatera Utara
1. Air dalam tanah Ground water
Adalah air yang diperoleh dari pengumpulan air pada lapisan tanah yang dalam. Misalnya, air sumur, air dari mata air.
2. Air permukaan Surface water
Adalah air yang terdapat pada permukaan tanah.Air permukaan harus diolah terlebih dahulu sebelum dipergunakan karena umumnya telah mengalami
pengotoran. Misalnya, air kali, rawa, danau, kolam dan air hujan.
2.1.2 Air Sumur
Air sumur merupakan sumber air yang banyak digunakan masyarakat Indonesia. Agar air sumur memenuhi syarat kesehatan, khususnya untuk air
rumah tangga, maka air sumur harus dilindungi terhadap bahaya-bahaya pengotoran Entjang, 2000.
Air merupakan media yang baik untuk ditumbuhi mikroba. Dari sekian banyak jenis mikroba yang bersifat patogen atau merugikan manusia, ada
beberapa jenis mikroba yang sangat tidak dikehendaki kehadirannya karena mikroba tersebut berasal dari kotoran manusia dan hewan berdarah panas lainnya.
Mikroba tersebut dapat berperan sebagai bioindikator kualitas perairan Nugroho, 2006.
2.2 Bakteri Coliform
2.2.1 Definisi Coliform
Bakteri Coliform bersifat aerob dan anaerob fakultatif, termasuk ke dalam bakteri gram negatif, tidak membentuk spora, berbentuk batang basil, dan dapat
memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas Pelczar, 1958.
Universitas Sumatera Utara
Golongan bakteri Coli merupakan jasad indikator dalam air, bahan makanan, dan sebagainya untuk kehadiran jasad berbahaya, yang mempunyai
persamaan sifat gram negatif berbentuk batang, tidak membentuk spora, dan mampu memfermentasikan laktosa pada temperatur 37ºC dengan membentuk
asam dan gas di dalam waktu 48 jam Suriawiria, 1996. Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator
adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu dan produk-produk susu. Adanya bakteri koliform di dalam makananminuman
menunjukkan kemungkinan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan Fardiaz, 1993.
2.2.2 Klasifikasi bakteri Coliform
Bakteri koliform dapat dibedakan menjadi 2 kelompok diantaranya:
1. Koliform fekal
Kelompok bakteri koliform fekal ini diantaranya Escherichia coli. Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia
Fardiaz, 1993. Jadi, adanya Escherichia coli pada air menunjukkan bahwa air tersebut pernah terkontaminasi feses manusia. Pada keadaan tertentu dapat
mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh, sehingga dapat menyebabkan diare, peritonitis, meningitis dan infeksi-infeksi lainnya. Oleh karena itu, standar air minum
mensyaratkan bakteri Escherichia coli harus nol dalam 100 ml Suriawiria, 1996. 2.
Koliform non-fekal
Pada kelompok koliform non-fekal diantaranya, Enterobacter aerogenes dan Klebsiela yang biasa disebut golongan perantara. Bakteri ini biasanya
ditemukan pada hewan atau tanaman-tanaman yang telah mati Fardiaz, 1993.
Universitas Sumatera Utara
Bakteri ini juga lebih banyak didapatkan di dalam habitat tanah dan air daripada di dalam usus Suriawiria, 1996.
2.3 Sterilisasi
Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme protozoa, fungi,
bakteri, mycoplasma, virus yang terdapat pada suatu benda atau bahan Pratiwi, 2008.
2.3.1 Sterilisasi Uap
Proses sterilisasi termal menggunakan uap jenuh di bawah tekanan berlangsung di suatu bejana yang disebut autoklaf, dan mungkin merupakan
proses sterilisasi yang paling banyak digunakan suatu siklus autoklaf yang ditetapkan dalam farmakope untuk media atau pereaksi adalah selama 15 menit
pada suhu 121ºC kecuali dinyatakan lain. Prinsip dasar kerja alat adalah udara di dalam bejana sterilisasi diganti dengan uap jenuh, dan hal ini dicapai dengan
menggunakan alat pembuka atau penutup khusus Ditjen POM, 1995.
2.3.2 Sterilisasi Panas Kering
Proses sterilisasi termal untuk bahan yang tertera di Farmakope dengan menggunakan panas kering biasanya dilakukan dengan suatu proses bets di dalam
suatu oven yang didesain khusus untuk tujuan itu. Oven modern dilengkapi dengan udara yang dipanaskan dan disaring, didistribusikan secara merata ke
seluruh bejana dengan cara sirkulasi atau radiasi menggunakan sistem semprotan dengan peralatan sensor, pemantau, dan pengendali parameter kritis. Validasi
fasilitas sterilisasi panas kering dilakukan dengan cara yang sama seperti pada
Universitas Sumatera Utara
sterilisasi panas uap. Unit yang digunakan untuk sterilisasi komponen seperti wadah untuk larutan intravena, harus dijaga agar dapat dihindari akumulasi
partikel di dalam bejana sterilisasi. Rentang suhu khas yang dapat diterima di dalam bejana sterilisasi kosong adalah lebih kurang 15 menit, jika alat sterilisasi
beroperasi pada suhu tidak kurang dari 250ºC Ditjen POM, 1995.
2.3.3 Sterilisasi Gas
Pilihan untuk menggunakan sterilisasi gas sebagai alternatif dari sterilisasi termal sering dilakukan jika bahan yang akan disterilkan tidak tahan terhadap
suhu tinggi pada proses sterilisasi uap atau panas kering. Bahan aktif yang umumnya digunakan pada sterilisasi gas adalah etilen oksida dengan kualitas
mensterilkan yang dapat diterima. Keburukan dari bahan aktif ini antara lain sifatnya yang sangat mudah terbakar, walaupun sudah dicampur dengan gas inert
yang sesuai, bersifat mutagenik, dan kemungkinan adanya residu toksik di dalam bahan yang disterilkan, terutama yang mengandung ion klorida. Proses sterilisasi
pada umunya berlangsung di dalam bejana bertekanan yang didesain sama seperti pada autoklaf, tetapi dengan tambahan bagian khusus yang hanya terdapat pada
alat sterilisasi yang menggunakan gas. Fasilitas yang menggunakan bahan sterilisasi seperti ini harus didesain sedemikian rupa hingga mampu mengeluarkan
gas sesudah proses sterilisasi, mampu untuk memantau mikroba yang masih hidup, dan mengurangi paparan gas yang sangat berbahaya terhadap petugas yang
menangani alat tersebut Ditjen POM, 1995.
Universitas Sumatera Utara
2.3.4 Sterilisasi dengan Radiasi Ion
Perkembangan yang cepat alat kesehatan yang tidak tahan terhadap sterilisasi panas dan kekhawatiran tentang keamanan etilen oksida mengakibatkan
peningkatan penggunaan sterilisasi radiasi. Tetapi cara ini juga dapat digunakan pada bahan obat dan bentuk sediaan akhir. Keunggulan sterilisasi iradiasi meliputi
reaktivitas kimia rendah, residu rendah yang dapat diukur, dan kenyataan yang membuktikan bahwa variabel yang dikendalikan lebih sedikit. Kenyataannya
sterilisasi radiasi adalah sesuatu kekhususan dalam dasar pengendalian yang penting adalah dosis radiasi yang diserap, dan dapat diukur secara tepat. Oleh
karena sifat khas tersebut, banyak prosedur baru yang telah dikembangkan untuk menetapkan dosis sterilisasi. Walaupun begitu, hal ini masih dalam peninjauan
dan pertimbangan, terutama mengenai kegunaannya, paling tidak, untuk pengendalian tambahan dan tindakan keamanan. Iradiasi hanya menimbulkan
sedikit kenaikan suhu, tetapi dapat mempengaruhi kualitas dan jenis plastik atau kaca tertentu Ditjen POM, 1995.
2.3.5 Sterilisasi dengan Penyaringan
Sterilisasi larutan yang labil terhadap panas sering dilakukan dengan penyaringan menggunakan bahan yang dapat menahan mikroba, hingga mikroba
yang dikandung dapat dipisahkan secara fisika. Perangkat penyaring umumnya terdiri dari suatu matriks berpori bertutup kedap atau dirangkaikan pada wadah
yang tidak permeabel. Efektivitas suatu penyaring media atau penyaring substrat tergantung pada ukuran pori bahan dan dapat tergantung pada daya adsorpsi
bakteri pada atau di dalam matriks penyaring atau tergantung pada mekanisme
Universitas Sumatera Utara
pengayakan. Ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa pengayakan merupakan komponen yang lebih penting dari mekanisme. Penyaring yang melepas serat,
terutama yang mengandung asbes, harus dihindarkan penggunaanya kecuali tidak ada cara penyaringan alternatif lain yang mungkin digunakan. Jika penyaring
yang melepas serat memang diperlukan, merupakan keharusan, bahwa proses penyaringan meliputi adanya penyaring yang tidak melepas serat diletakkan pada
arah hilir atau sesudah langkah penyaringan awal Ditjen POM, 1995.
2.4 Media Perbenihan
Media merupakan bahan nutrisi yang disiapkan untuk pertumbuhan mikroba. Media selektif dibuat untuk menekan pertumbuhan bakteri yang tidak
diinginkan dan meningkatkan pertumbuhan bakteri yang diinginkan Suryanto dan Munir, 2006.
Dalam pengujian bakteri Coliform, media perbenihan yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Lactose Broth Single Strength
Beef extract 3 gram
Peptone 5 gram
Lactose 5 gram
Air suling 1 liter
Larutkan bahan-bahan, atur pH 6,8. Masukkan sebanyak 10 ml ke dalam tabung kimia yang berisi tabung Durham terbalik. Sterilkan selama 15 menit pada
suhu 121°C SNI, 1992.
Universitas Sumatera Utara
b. Lactose Broth Double Strength
Beef extract 6 gram
Peptone 10 gram
Lactose 10 gram
Air suling 1 liter
Larutkan bahan-bahan, atur pH 6,8. Masukkan ke dalam tabung sebanyak 10 ml. Sterilkan selama 15 menit pada suhu 121°C SNI, 1992.
c. Brilliant Green Lactose Bile Broth 2 BGLB 2
Peptone 10 gram
Lactose 10 gram
Oxgall bile 20 gram
Brilliant green 0,0125 gram
Air suling 1 liter
Larutkan peptone dan lactose dalm 500 ml air suling.Tambahkan 20 g oxgall yang dilarutkan dalam 200 ml air suling. Campurkan kedua larutan
tersebut, lalu jadikan 950 ml, atur pH 7,4 SNI, 1992. Tambahkan air suling hingga 1 liter, kemudian masukkan 10 ml ke dalam
tabung kimia yang mengandung tabung Durham terbalik. Sterilkan dalam autoklaf pada 121°C selama 15 menit. Sesudah sterilisasi pH 7,2 SNI, 1992.
2.3 Metode Analisis
Prinsip penentuan angka bakteri Coliform adalah ditandai dengan terbentuknya gas dalam tabung Durham, setelah sampel diinkubasikan dalam
perbenihan yang cocok pada suhu 36 ± 1°C selama 24-48 jam dan selanjutnya
Universitas Sumatera Utara
dirujuk kepada tabel MPN Most Probable NumberAPM Angka Paling Mungkin SNI, 1992.
Dalam metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, di mana perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif, yaitu yang
ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya
kekeruhan, atau terbentuknya gas di dalam tabung Durham terbalik Waluyo, 2010.
Perhitungan kelompok bakteri Coli menggunakan metode MPN Most Probable Number, dengan jumlah 3-3-3 atau 5-5-5 tanpa memperhatikan apakah
jenis-jenis di dalam kelompok tersebut termasuk Coli-fekalFCB Fecal Coli Bacterial ataupun non-FCB Suriawiria, 1996. Lebih banyak tabung yang
digunakan menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi Waluyo, 2010. Adapun analisis kehadiran golongan bakteri Coli dilakukan dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut: a.
Tes Pendugaan Presumptive Test Medium yang digunakan adalah kaldu laktosa. Tes ini dikatakan positif
jika setelah inkubasi 37°C selama 48 jam laktosa yang telah difermentasi akan berubah warna dan terbentuk gas yang ditampung oleh tabung Durham yang
diletakkan terbalik Nugroho, 2006. Mungkin sekali gas yang tertampung dalam tabung Durham itu berasal dari
mikroorganisme yang lain yang gram positif, misalnya Clostridium perfringens.
Universitas Sumatera Utara
Untuk menghilangkan keragu-raguan ini perlulah diadakan test berikutnya, yaitu “uji kepastian” Dwidjoseputro, 1978.
b. Tes KonfirmasiUji kepastian Confirmed Test
Merupakan tes lanjutan dari tes pendugaan. Dari tabung yang positif pada tes pendugaan, dilakukan tes menggunakan medium BGLB Brilliant Green
Lactose Broth yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan sebaliknya, yaitu menstimulasi pertumbuhan bakteri gram negatif seperti Coliform
Nugroho, 2006.
2.6 Persyaratan Kualitas Air Bersih