Upaya Banding di Pengadilan Tinggi Semarang Jual beli tanah menurut hukum adat harus dilakukan dengan kontan dan terang,

syarat-syarat jual beli maka syah menurut hukum, dan sebaliknya jual beli yang kedua atas tanah sengketa dari Muayanah dan Sahuri kepada Winny Rachmaindrija yang dipalsukan adalah tidak syah menurut hukum. Terhadap sengketa tanah Koperasi Unit Desa KUD “URBA” tersebut telah diupayakan hukum sampai pada tingkat Peninjauan Kembali dengan gambaran sebagai berikut :

1. Upaya Banding di Pengadilan Tinggi Semarang

Atas putusan Pengadilan Negeri Batang tersebut, pihak Penggugat Winny Rachmaindrija mengajukan upaya hukum Banding ke Pengadilan Tinggi Semarang dan telah diputus oleh Pengadilan Tinggi Semarang tanggal 20 Agustus 1983 No.4841982PdtP.T.Smg., Lampiran 2 dengan amar putusannya adalah : a. Mengabulkan permohonan Winny Rachmaindrija sebagai Penggugat Pembanding b. Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Batang tanggal 2 Juni 1982 No.15.G.1981 Pdt.P.N.Btg. c. Memerintahkan kepada Koperasi Unit Desa KUD “URBA” sebagai Tergugat Terbanding dan siapapun yang mendapatkan hak daripadanya, untuk menghentikan semua pembangunan di atas tanah Hak Milik Sertipikat No.3 dan tanah Hak Milik Sertipikat no.4 terletak di Desa Kalipucang Wetan Kecamatan dan Kabupaten Batang. d. Menetapkan demi hukum bahwa Koperasi Unit Desa KUD “URBA” sebagai Tergugat Terbanding telah melakukan tindakan melanggar hukum yang merugikan Winny Rachmaindrija sebagai Penggugat Pembanding e. Menghukum Koperasi Unit Desa KUD “URBA” sebagai Tergugat Terbanding atau siapapun yang mendapat hak daripadanya untuk mengosongkan dan menyerahkan kembali kepada Winny Rachmaindrija sebagai Penggugat Pembanding tanah-tanah Hak Milik sertipikat No.3 dan Hak Milik No.4 dalam keadaan baik dan kosong, bilamana perlu dengan bantuan polisi. Dasar hukum pertimbangan hakim Pengadilan Tinggi dalam memutus permohonan Banding dari Winny Rachmaindrija antara lain : 1. Adanya keterangan-keterangan saksi Kepala Desa Syamsuri dan Ketua Koperasi Unit Desa KUD “URBA” yakni Sudarno yang saling bertentangan.

2. Jual beli tanah menurut hukum adat harus dilakukan dengan kontan dan terang,

tetapi ternyata pengurus Koperasi Unit Desa KUD “URBA” ketika akan membeli tanah sawah sengketa hanya melalui Kepala Desa saja tanpa mengetahui tanah obyek yang akan dibelinya. 3. Ternyata dalam Letter C Desa Kalipucang Wetan, tanah sawah sengketa belum diadakan perubahan nama sampai tanah sawah sengketa dibeli oleh Winny Rachmaindrija, sehingga jual beli tanah sengketa antara pengurus Koperasi Unit Desa KUD “URBA” dengan Muayanah dan Sahuri tidak dilakukan dengan sah, sehingga perbuatan Koperasi Unit Desa KUD “URBA” membuat pondasi diatas tanah sengketa yang bukan miliknya, telah melanggar hukum.

2. Upaya Kasasi di Mahkamah Agung Jakarta.