Defenisi Kala IV Defenisi Perdarahan Kala IV Penyebab, Gejala Dan Penanganan Perdarahan Kala IV

oksitosin karena hisapan bayi pada puting payudara. Selama tahap ke 3 persalinan, oksitosin menyebabkan pemisahan plasenta.Selanjutnya bertindak atas otot yang menahan kontraksi, melepaskan plasenta dan mencegah perdarahan. Pada wanita yang memilih melakukan IMD dan menyusui bayinya maka isapan bayi akan merangsang keluarnya oksitosin Ambarwati 2009, dalam Martini, 2012.

B. Perdarahan Kala IV

1. Defenisi Kala IV

Persalinan kala IV dimulai sejak plasenta lahir sampai dengan 2 jam sesudahnya, adapun hal-hal yang perlu diperhatikan adalah kontraksi uterus. Hal itu dapat dilakukan dengan melakukan masase untuk merangsang uterus berkontraksi dengan baik dan kuat Sumarah, dkk, 2009. Kontraksi miometrium dan darah yang keluar harus diperiksa beberapa kali selama 1 jam pertama. Sepanjang periode yang sama, bidan harus memperhatikan juga kesejahteraan umum bayi memeriksa klem tali pusat, mengobservasi warna kulit secara umum, pernafasan, suhu tubuh dan melakukan kontak kulit antara bayi dan ibu Fraser, D.M Cooper, M.A, 2009.

2. Defenisi Perdarahan Kala IV

Perdarahan pada kala IV dimulai setelah kelahiran plasenta sampai 2 jam kemudian yang melebihi 500 cc. Menurut Elizabeth Davis “ Pengeluaran darah yang perlahan dan terus menetes setelah pelahiran plasenta dapat menjadi kondisi yang paling berbahaya dari seluruh perdarahan jika tidak dipantau secara ketat” Boyle, 2007, hal. 193. Universitas Sumatera Utara Defenisi perdarahan postpartum ialah perdarahan yang melebihi 500 cc setelah bayi lahir. Prawirohardjo, 2008. 3. Volume Darah Kala IV Rerata kehilangan darah pasca persalinan yang masih dianggap dalam batas normal adalah maksimal 300 ml Greenhil.JP dalam JP Pranoto, 2001.

4. Penyebab, Gejala Dan Penanganan Perdarahan Kala IV

Sebab-sebab perdarahan kala IV dan penanganannya ialah : a Atonia uteri Atonia uteri adalah suatu kondisi dimana miometrium tidak dapat berkontraksi Sumarah, dkk, 2009. Faktor-faktor predisposisi atonia uteri yaitu : 1 Bayi besar 2 Kehamilan kembar 3 Polihidramnion Gejala-gejala atonia uteri, yaitu : 1 Perdarahan pervaginam 2 Konsistensi uterus lunak 3 Fundus uteri naik kalau pengaliran darah keluar terhalang oleh bekuan darah atau selaput janin 4 Tanda-tanda shock Penanganan atonia uteri dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut, diantaranya : 1 Masase uterus untuk menstimulasi kontraksi Universitas Sumatera Utara 2 Lakukan kateterisasi kandung kemih. Adanya urine yang tersimpan dapat mempengaruhi kontraksi dan dalam keadaan ini bidan perlu mengetahui bahwa kandung kemih kosong dan harus tetap kosong sampai perdarahan dapat dikontrol. 3 Pertimbangkan dosis lanjutan syntosinon dalam bolus intravena atau melalui infus 4 Jika ibu mampu meletakkan bayi di dadanya untuk melakukan IMD, hal ini akan menstimulasi pelepasan oksitosin alami yang meningkatkan kontraksi otot miometrium Boyle, 2008. b Perlukaan jalan lahir Persalinan seringkali menyebabkan perlukaan jalan lahir.Luka yang terjadi biasanya ringan tetapi seringkali juga terjadi luka yang luas dan berbahaya, untuk itu setelah persalinan harus dilakukan, vulva dan perineum. c Luka pada vulva Pada primipara lebih sering timbul luka di vulva disekitar introitus vagina yang biasanya tidak dalam akan tetapi kadang-kadang dapat menimbulkan perdarahan yang banyak khususnya luka dekat klitoris. d Robekan perineum Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Namun hal ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan cara menjaga jangan sampai dasar pangul dilalui oleh kepala janin dengan cepat. Robekan perineum dibagi menjadi robekan perineum derajat 1, robekan perineum derajat Universitas Sumatera Utara 2,3 dan 4. Derajat laserasi jalan lahir adalah sebagai berikut : 1 Derajat I : mukosa vagina, fauchette posterior, kulit perineum. Pada derajat I dapat segera dijahit. 2 Derajat II : mukosa vagina, fauchette posterior, kulit perineum, otot perineum. Pada derajat II, setelah diberi anastesi lokal otot-otot diafragma urogenitalis dihubungkan digaris tengah dengan jahitan dan kemudian luka pada vagina dan kulit perineum ditutup beserta jaringan-jaringan dibawahnya. 3 Derajat III : mukosa vagina, fauchette posterior, kulit perineum, otot perineum, otot sfingter ani eksterna. Pada derajat III menjahit harus dilakukan dengan teliti ; mula-mula dinding depan rektum yang robek dijahit, kemudian fasia prarektal ditutup, dan muskulus sfingtern ani eksternus yang robek dijahit. Selanjutnya dilakukan penutupan robekan seperti pada robekan perineum derajat II Sumarah, dkk, 2009. e Plasenta rest Plasenta rest ialah suatu keadaan dimana adanya bagian dari selaput plasenta yang tertinggal di cavum uteri. Jika pada pemeriksaan plasenta ternyata jaringan plasenta tidak lengkap, maka harus dilakukan eksplorasi dari cavum uteri.Potongan-potongan plasenta yang tertinggal tanpa diketahui dapat penyebabkan perdarahan kala IV dan perdarahan Universitas Sumatera Utara postpartum lambat.Jika perdarahan banyak hendaknya sisa-sisa plasenta ini segera dikeluarkan walaupun ibu demam. f Gangguan pembekuan darah Penyebab perdarahan karena gangguan pembekuan darah dicurigai bila penyebab yang lain dapat disingkirkan apabila disertai ada riwayat pernah mengalami hal yang sama pada persalinan sebelumnya. Pada pemeriksaan penunjang ditemukan hasil pemeriksaan faal hemostasis yang abnormal.Waktu perdarahan dan waktu pembekuan memanjang, trombositopenia, terjadi hipofibrinogenemia, dan terdeteksi adanya FDP fibrin degradation product serta perpanjangan tes protombin dan PTT partial thromboplastin time.Predisposisi untuk terjadinya hal ini ialah solusio plasenta, kematian janin dalam kandungan, eklamsia, emboli cairan ketuba, dan sepsis.Tetapi yang dilakukan adalah dengan transfusi darah Prawirohardjo, 2008.

5. Pemantauan Kala IV

Dokumen yang terkait

Efektifitas Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Peningkatan Produksi ASI Di Klinik Bersalin Mariani

7 56 73

Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Terhadap Involusi Uterus Pada Ibu Post Partum Di Klinik Bersalin Khadijjah dan Klinik Bersalin Wina Medan

17 130 59

Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini terhadap pencegahan Hipotermi pada bayi baru lahir di Klinik Bersalin Bidan Mariani dan Klinik Ramini Medan Tahun 2010

10 103 69

Pengaruh InisiasiMenyusui Dini (IMD) terhadap Perkiraan Volume Darah Kala IV di Klinik Bersalin Vauziah, Am.Keb dan Praktek Klinik Bidan Ira Batang Kuis

0 25 75

Pengaruh InisiasiMenyusui Dini (IMD) terhadap Perkiraan Volume Darah Kala IV di Klinik Bersalin Vauziah, Am.Keb dan Praktek Klinik Bidan Ira Batang Kuis

0 0 4

Pengaruh InisiasiMenyusui Dini (IMD) terhadap Perkiraan Volume Darah Kala IV di Klinik Bersalin Vauziah, Am.Keb dan Praktek Klinik Bidan Ira Batang Kuis

0 0 2

Pengaruh InisiasiMenyusui Dini (IMD) terhadap Perkiraan Volume Darah Kala IV di Klinik Bersalin Vauziah, Am.Keb dan Praktek Klinik Bidan Ira Batang Kuis

0 1 21

Pengaruh InisiasiMenyusui Dini (IMD) terhadap Perkiraan Volume Darah Kala IV di Klinik Bersalin Vauziah, Am.Keb dan Praktek Klinik Bidan Ira Batang Kuis

0 0 13

Pengaruh InisiasiMenyusui Dini (IMD) terhadap Perkiraan Volume Darah Kala IV di Klinik Bersalin Vauziah, Am.Keb dan Praktek Klinik Bidan Ira Batang Kuis

0 0 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) - Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini terhadap Perdarahan Post Partum di Klinik Bersalin Tanjung dan Klinik Bersalin Kurnia Delitua Tahun 2012

0 1 34