commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 di setiap tempat kerja perlu dikembangkan dan ditingkatkan dalam rangka menekan serendah
mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang akan timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan efesiensi Pusat Kesehatan Kerja,
2008. Dalam undang-undang no 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pasal 1 ayat 1 dikatakan bahwa tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, di mana tenaga kerja
bekerja atau sering dimasuki kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya termasuk tempat kerja adalah
seluruh ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau berhubungan dengan tempat kerja Departemen Tenaga
Kerja RI, 1970. Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa hampir semua tempat kerja harus menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3,
terutama tempat kerja yang mengandung satu atau lebih sumber bahaya guna menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja serta alat-alat yang ada di tempat
kerja tersebut Budiono, 2003. Dalam dunia kerja, penggunaan Alat Pelindung Diri APD sangat
dibutuhkan terutama pada lingkungan kerja yang memiliki potensi bahaya
commit to user
2
bagi kesehatan dan keselamatan kerja seperti pada industri tekstil, atau industri-industri lainnya. Pada umumnya perusahaan telah menerapkan sistem
menejemen K3, yang didalamnya juga terdapat ketentuan-ketentuan dalam penggunaan APD. Namun, pada kenyataannya APD tidak selalu
pekerja kenakan pada saat bekerja, banyak ditemukan pekerja yang tidak menggunakan APD Ridley, 2006.
Menurut Ridley 2006, pekerja tidak memakai APD karena berbagai hal, misalnya para pekerja tidak nyaman menggunakan APD serta belum paham
dengan resiko pekerjaan yang ada, juga di dalam beberapa kasus hanya bersifat kronik sehingga ada anggapan bahwa penggunaan APD tidak
diperlukan. Hal ini juga menjadi salah satu faktor peristiwa gunung es, di mana risiko akibat kerja yang dialami sangat jarang terungkap, di mana
apabila pekerja mengabaikan penggunaan APD maka mengalami kerugian akibat kerja baik berupa material, Penyakit Akibat Kerja PAK maupun
kecelakan kerja Ridley, 2006. Alat pelindung diri didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk
melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya hazard di tempat kerja, baik yang bersifat kimia,
biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lain-lain. APD merupakan salah satu bentuk upaya dalam menanggulangi resiko akibat kerja. Kesadaran
pekerja juga menjadi faktor yang penting, dalam hal kesadaran inilah yang merupakan kelemahan dari pekerja dan mengingat latar belakang pendidikan
mereka kebanyakan dari tingkat SMA ke bawah dengan keahlian kerja yang
commit to user
3
diperoleh dari pengalaman langsung tanpa pendalaman teori. Penggunaan APD merupakan salah satu masalah di dalam dunia kerja. Hal tersebut dapat
menambah tingkat risiko kerugian baik berupa material maupun non-material. Sebagai contoh, jika terjadi kecelakaan pada pekerja tentunya akan menjadi
kerugian bagi pekerja Silalahi dalam Panggabean, 2008. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, pengetahuan tentang
manfaat sesuatu hal akan mempunyai sikap yang positif terhadap hal tersebut. Selanjutnya sikap yang positif akan turut serta dalam kegiatan akan menjadi
tindakan apabila mendapat dukungan sosial dan tersedianya fasilitas. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah umur, jenis kelamin, pendidikan,
lama kerja Azwar, 2003. Berdasarkan teori di atas pengetahuan akan suatu hal cenderung disertai dengan penerapan sikap. Tentunya hal ini berperan
penting dalam penggunaan APD pada saat bekerja, sehingga dengan adanya perlindungan keselamatan, karyawan dapat mewujudkan produktifitas yang
optimal. Hasil penelitian menurut Latifatul Mufarokhah 2006 di unit spinning
P.T. Primatexco Indonesia Batang bahwa ada hubungan pengetahuan keselamatan kerja dengan pelaksanaan pencegahan kecelakaan kerja.
Penelitian mengenai penggunaan APD juga pernah dilakukan oleh Reid 2011 Universitas Ottawa yang menyebutkan bahwa pengetahuan tentang
APD berperan penting dalam pemakaian APD di tempat kerja. P.T. Tyfountex Indonesia adalah pabrik tekstil yang memiliki beberapa
unit kerja, salah satunya adalah unit spinning, yakni memintal serat-serat
commit to user
4
benang menjadi gulungan benang sebagai bahan baku kain. Pekerja ditargetkan untuk menyelesaikan sejumlah gulungan benang perhari yang
sama, tetapi terdapat perbedaan waktu penyelesaian target antara pekerja yang satu dengan lainnya. P.T. Tyfountex Indonesia telah menyediakan alat
pelindung diri bagi pekerja, yang berfungsi untuk melindungi pekerja pada saat bekerja, akan tetapi banyak ditemui pekerja yang tidak memakai APD
pada saat bekerja. Pada survei awal penulis melakukan wawancara terhadap kepala bagian
spinning di P.T. Tyfountex Indonesia dan didapatkan informasi bahwa pekerja di bagian spinning berasal dari latar pendidikan SMP dan SMA,
sehingga pengetahuan pekerja mengenai alat pelindung diri belum maksimal, dan sering ditemukan pekerja yang tidak menggunakan APD pada saat
bekerja, dan beberapa pekerja mengalami keluhan-keluhan yang berhubungan dengan kesehatan mereka.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mengadakan penelitian mengenai pengaruh pengetahuan terhadap implementasi Alat Pelindung Diri
APD pada pekerja bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia Sukoharjo.
B. Rumusan Masalah