Komponen contextual teaching and learning

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu ”Prestasi” dan ”belajar”. Meskipun demikian kedua kata tersebut saling berhubungan antara satu dengan yang lain.

Beberapa ahli sepakat bahwa ‘prestasi’ adalah hasil dari suatu kegiatan. Dimana hasil yang dimaksud adalah hasil yang memiliki ukuran atau nilai. Dibawah ini merupakan pendapat para ahli dalam memahami kata ‘prestasi’ yaitu:

a. WJS Poerdarminta berpendapat, bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan lain sebagainya).

b. Mas’ud Khasan Abu Qodar, prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.

c. Nasrun Harahap dan kawan-kawan memberi pengertian prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan terhadap nilai-nilai yang

terdapat dalam kurikulum. 19 Dari pengertian yang dikemukakan oleh para ahli diatas, maka

dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan berupa penilaian terhadap proses yang telah dilalui. Dimana didalam pendidikan, prestasi merupakan hasil dari pemahaman yang didapat serta penguasaan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. Sehingga prestasi dapat diukur dengan nilai yang di dapat dari pengadaan tes maupun evaluasi belajar.

Sedangkan pengertian belajar menurut para ahli antara lain adalah :

a. Hitzman berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat dipengaruhi oleh tingkah laku organisme tersebut.

b. Chaplin berpendapat bahwa belajar merupakan perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.

19 Saiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), hlm. 20-21.

c. Barlow (1985) mengemukakan bahwa perubahan itu terjadi pada bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan sifat perubahan yang terjadi pada bidang-bidang tersebut tergantung

pada tingkat kedalaman belajar yang dialami. 20 Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa

belajar merupakan proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan baik kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari pengalaman seseorang berinteraksi dengan lingkungannya.

Prestasi belajar secara umum berarti suatu hasil yang dicapai dengan perubahan tingkah laku yaitu melalui proses membandingkan pengalaman masa lampau dengan apa yang sedang diamati oleh siswa dalam bentuk angka yang bersangkutan dan hasil evaluasi dari berbagai aspek pendidikan baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa kata prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari aktivitas. Sedangkan belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakjibatkan perubahan dalam diri individu yaitu perubahan tingkah laku. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa

20 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004), hlm. 89-70.

kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan diri individu sebagai hasil dari aktivitas relajar.

2. Macam-macam Prestasi Belajar

Macam-macam prestasi belajar disini dapat diartikan sebagai tingkatan keberhasilan siswa dalam belajar yang ditunjukkan dengan taraf pencapaian prestasi.

Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya psikologi belajar mengemukakan “pada prinsipnya, pengembangan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat

pengalaman dan proses belajar siswa”. 21 dengan demikian prestasi belajar di bagi ke dalam tiga macam prestasi diantaranya::

a. Prestasi yang bersifat kognitif (ranah cipta) Prestasi yang bersifat kognitif yaitu: pengamatan, ingatan, pemahaman, aplikasi atau penerapan, analisis (pemerikasaan dan penilaian secara teliti), sisntesis (membuat paduan baru dan utuh).

b. Prestasi yang bersifat afektif (ranah rasa) Prestasi yang bersifat afektif (ranah rasa) yaitu meliputi: penerimaan, sambutan, apresiasi (sikap menghargai), internalisasi (pendalaman), karakterisasi (penghayatan). Misalnya seorang siswa dapat menunjukkan sikap menerima atau menolak terhadap suatu pernyataan dari permasalahan atau mungkin siswa

21 Muhibbin Syah ibid., hlm. 150.

menunjukkan sikap berpartisipasi dalam hal yang dianggap baik dan lain-lain.

c. Prestasi yang bersifat psikomotorik (ranah karsa) Prestasi yang bersifat psikomotorik (ranah karsa) yaitu: ketrampilan bergerak dan bertindak, kecakapan ekspresi verbal dan non verbal. Misalnya siswa menerima pelajaran tentang adab sopan santun kepada orang tua, maka si anak mengaplikasikan pelajaran

tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 22

3. Faktor-faktor yang Menpengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal dari dalam dirinya (Internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor tersebut. Oleh karena itu pengenalan guru terhadap faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa penting sekali artinya dalam rangka membantu siswa mencapai prestasi belajar yang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Makmun dalam buku Mulyasa mengemukakan komponen- komponen yang terlibat dalam pembelajaran, dan berpengaruh

terhadap prestasi belajar adalah: 23

22 Muhibbin Syah Ibid., hlm. 151-152. 23 Mulyasa, op. cit.,hlm. 190.

a. Masukan mentah menunjukkan pada karakteristik individu yang mungkin dapat memudahkan atau justru menghambat proses pembelajaran.

b. Masukan instrumental, menunjuk pada kualifikasi serta kelengkapan sarana yang diperlukan, seperti guru, metode, bahan, atau sumber dan program.

c. Masukan lingkungan, yang menunjuk pada situasi, keadaan fisik dan suasana sekolah, serta hubungan dengan pengajar dan teman. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain adalah:

a. faktor internal yaitu faktoryang berasal dari dalam diri siswa, factor ini terdiri dari:

1) Faktor fisiologis

a. Kondisi fisik, yang mana pada umumnya kondisi fisik mempengaruhi kehidupan seseorang.

b. Panca indra

2) Faktor psikologis Keadaan psikologis yang terganggu akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, adapun yang mempengaruhi faktor ini adalah:

a. Intelegensi adalah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuan.

b. Minat, merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Oleh karena itu minat dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar dalam mata pelajaran tertentu.

c. Bakat, menurut Zakiyah Darajat bakat adalah semacam perasaan dan keduniaan dilengkapi dengan adanya bakat salah satu metode berfikir.

d. Motivasi, menurut Mc Donald motivasi sebagai sebagai sesuatu perubahan tenagadalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan.

e. Sikap, sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi dan merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang

dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. 24

b. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, meliputi:

1) Faktor lingkungan social Factor sosial menyangkut hubungan antara manusia yang terjadi dalam ber bagai situasi social. Lingkungan social sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-

24 Muhibbin Syah, op. cit., hlm. 152-154.

teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.

2) Faktor lingkungan non sosial Faktor lingkungan yang bukan sosial seperti lingkungan non sosial seperti gedung, sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan dan waktu belajar yang digunakan siswa.

3) Faktor pendekatan belajar Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat operasional yang direkayasa sedemikina rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar

tertentu. 25 Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan

prestasi belajar antara lain:

a. Keadaan Jasmani Untuk mencapai hasil belajar yang baik, diperlukan jasmani yang sehat, karena belajar memerlukan tenaga, apabila jasmani dalam keadaan sakit, kurang Gizi, kurang istirahat maka tidak dapat belajar dengan efektif.

b. Keadaan Sosial Emosional.

25 Muhibbin Syah, op. cit, hlm. 152-153

Peserta didik yang mengalami kegoncangan emosi yang kuat, atau mendapat tekanan jiwa, demikian pula anak yang tidak disukai temannya tidak dapat belajar dengan efektif, karena kondisi ini sangat mempengaruhi konsentrasi pikiran, kemauan dan perasaan.

c. Keadaan lingkungan Tempat belajar hendaknya tenang, jangan diganggu oleh perangsang-perangsang dari luar, karena untuk belajar diperlukan konsentrasi pikiran. Sebelum belajar harus tersedia cukup bahan dan alat-alat serta segala sesuatu yang diperlukan.

d. Memulai pelajaran Memulai pelajaran hendaknya harus tepat pada waktunya, bila merasakan keengganan, atasi dengan suatu perintah kepada diri sendiri untuk memulai pelajaran tepat pada waktunya.

e. Membagi pekerjaan Sewaktu belajar seluruh perhatian dan tenaga dicurahkan pada suatu tugas yang khas, jangan mengambil tugas yang terlampau berat untuk diselesaikan, sebaiknya untuk memulai pelajaran lebih dulu menentukan apa yang dapat diselesaikan dalam waktu tertentu.

f. Adakan kontrol

g. Selidiki pada akhir pelajaran, hingga manakah bahan itu telah dikuasai. Hasil baik menggembirakan, tetapi kalau kurang baik akan menyiksa diri dan memerlukan latihan khusus.

h. Pupuk sikap optimis Adakan persaingan dengan diri sendiri, niscaya prestasi meningkat dan karena itu memupuk sikap yang optimis. Lakukan segala sesuatu dengan sesempurna, karena pekerjaan yang baik memupuk suasana kerja yang menggembirakan.

i. Menggunakan waktu Menghasilkan sesuatu hanya mungkin, jika kita gunakan waktu dengan efisien. Menggunakan waktu tidak berarti bekerja lama sampai habis tenaga, melainkan bekerja sungguh-sungguh dengan sepenuh tenaga dan perhatian untuk menyelesaikan suatu tugas yang khas. j. Cara mempelajari buku Sebelum kita membaca buku lebih dahulu kita coba memperoleh gambaran tentang buku dalam garis besarnya. k. Mempertinggi kecepatan membaca Seorang pelajar harus sanggup menghadapi isi yang sebanyak- banyaknya dari bacaan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Karena itu harus diadakan usaha untuk mempertinggi efisiensi membaca sampai perguruan tinggi.

Selain faktor di atas yang mempengaruhi, prestasi belajar juga dipengaruhi oleh waktu dan kesempatan. Waktu dan kesempatan yang dimiliki oleh setiap individu berbeda sehingga akan berpengaruh terhadap perbedaan kemampuan peserta didik. Dengan demikian Selain faktor di atas yang mempengaruhi, prestasi belajar juga dipengaruhi oleh waktu dan kesempatan. Waktu dan kesempatan yang dimiliki oleh setiap individu berbeda sehingga akan berpengaruh terhadap perbedaan kemampuan peserta didik. Dengan demikian

C. Mata Pelajaran IPA

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut GBPP sekolah dasar 1994, ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah hasil kegiatan manusia yang berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh melalui serangkaian proses ilmiah. Mata pelajaran IPA memiliki materi pelajaran yang terdiri dari fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan prosedur IPA. Semua unsur tersebut diperoleh

melalui serangkaian proses ilmiah. 26 Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang

diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada tiga kemampuan dalam IPA yaitu: (1) kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati, (2) kemampuan untuk memprediksi apa yang belum diamati, dan kemampuan untuk menguji tindak lanjut hasil eksperimen, (3) dikembangkannya sikap ilmiah. Kegiatan pembelajaran IPA mencakup pengembangan kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban,

26 Hadi Suwono, Pembelajaran dan Konsep IPA Serta Kesalahan Konsep IPA Yang Sering Terjadi Di Sekolah Dasar, (Malang: Depag Kabupaten Malang, 2000), hlm. 1.

memahami jawaban, menyempurnakan jawaban tentang “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana” tentang gejala alam maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis yang akan diterapkan dalam lingkungan dan teknologi. Kegiatan tersebut dikenal dengan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode ilmiah.

Ilmu pengetahuan alam merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan IPA di sekolah dasar bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri

sendiri dan alam sekitar. 27 Merujuk pada pengertian IPA itu, maka dapat disimpulkan

bahwa hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu:

1.Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended.

2.Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.

27 Hadi Suwono, Ibid., hlm. 3.

3.Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. 28

2. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Tujuan pembelajaran IPA (sains) di sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) adalah agar siswa:

a. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

b. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat

c. Mengembangkan keteranpilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan

d. Berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

e. Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

f. Memiliki pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama

(SMP) atau madrasah tsanawiyah (MTs). 29

Http://smpn4cimahi.com/?p=48. 29 Kurikulum Berbasis Kompetensi (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005),

hlm. 2

D. Penggunaan Contekstual Teaching Learning (CTL) dengan Metode Inquiri dalam Pembelajaran IPA

Selama menggunakan contekstual teaching learning dengan metode inquiri dalam pembelajaran IPA, guru hendaknya mampu menciptakan kondisi belajar yang dapat menarik perhatian siswa serta konsentrasi siswa sehingga tujuan yang diharapkan dapat terwujud dengan baik. Dengan demikian memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Mengingat pentingnya peran contekstual teaching learning dengan metode inquiri di dalam pembelajaran IPA, guru harus dapat menentukan kegiatan pembelajaran dengan tepat. Namun sebagai guru harus tetap ingat bahwa peran guru sangat penting dalam kegiatan pembelajaran dan pendekatan, strategi maupun metode pembelajaran sifatnya membantu guru dalam meningkatkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo dan dokumen resmi lainnya. Oleh karena itu, penelitian ini termasuk dalam

penelitian kualitatif deskriptif. 30 Penelitian ini juga menggunakan data kuantitatif dalam bentuk angka-angka yang diperoleh dari tes yang

dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Sehingga yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah ingin menggambarkan realitas empirik di balik fenomena yang ada secara mendalam, rinci dan

tuntas. 31

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Suyanto menyatakan bahwa PTK yaitu penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan cara melakukan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang

30 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), hlm. 5.

31 M. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), hlm. 66.

diangkat dari kegiatan tugas guru sehari-hari di kelasnya. Permasalahan itu merupakan permasalahan faktual yang benar-benar dihadapi di lapangan,

bukan permasalahan yang dicari-cari atau direkayasa. 32 PTK berbeda dengan penelitian lainnya, sebab pada dasarnya

penelitian formal yang lain bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum. PTK bertujuan untuk memperbaiki kinerja pembelajaran di kelas, sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi, mengingat karakteristik siswa, kondisi pembelajaran setiap kelas/sekolah adalah berbeda.

Prosedur PTK mencakup: penetapan fokus permasalahan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dibarengi observasi dan interpretasi, analisi dan refleksi, dan perencanaan tindak lanjut.

Penelitian ini bertujuan mencari solusi terhadap permasalahan- permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelas. Secara lebih rinci

prosedur pelaksanaan PTK ini dapat digambarkan sebagai berikut: 33

32 Wahidmurni, Penelitian Tindakan Kelas Dari TeoriMenuju Praktik (Malang : UM Press, 2008), hlm. 14 .

33 Wahidmurni dan Nur Ali, Penelitian Tindakan KelasPendidikan Agama dan Umum Dari Teori menuju Praktik(Malang: UM Press, 2008), hlm. 39.

Pelaksanaan

Permasalahan

Alternatif Pemecahan

(Rencana Tindakan ) I

Tindakan I

Terselesaikan Refleksi

Analisi Data I

Observasi

Pelaksanaan terselesaikan

Belum

Alternatif Pemecahan

Tindakan II

(Rencana Tindakan ) II

Terselesaikan Refleksi

Analisi Data I

Observasi

Analisi Data I

Siklus Selanjutnya

Gambar 2 Alur dalam PTK (sumber data: wahidmurni, 2008)

Selanjutnya yang perlu mendapatkan perhatian dalam kaitannya dengan diterapkannya suatu model PTK ialah bahwa terdapat langkah- langkah yang seharusnya diikuti oleh peneliti, yaitu 1) ide awal, 2) pra survey/temuan awal, 3) diagnosa, 4) perencanaan, 5) implementasi

tindakan, 6) observasi, 7) refleksi, 8) laporan. 34 Dari prosedur PTK di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

pelaksanaan PTK bersifat terus menerus dan berlanjut sampai permasalahan yang dihadapi teratasi.

3. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus penggumpul data yang diperoleh di lapangan. Dalam hal ini, peneliti

34 Wahidmurni dan Nur Ali, Ibid., hal. 45.

sebagai pengamat partisipan artinya peneliti ikut berpartisipasi aktif sekaligus meneliti dan mengamati proses penelitian

4. Lokasi Penelitan

Penelitian ini dilaksanakan di MI Yaspuri yang beralamat di kota Malang. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena letaknya yang berada di wilayah pecan kotaan dan dekat dengan tempat tinggal peneliti, sekolah ini berdekatan dengan SD dan MI, dengan kondisi demikian persainganpun terjadi secara sportif hal ini menuntut masing-masing lembaga untuk meningkatkan kualitas yang dimiliki dengan harapan mampu bersaing dan tetap bertahan dengan kondisi yang ada. Hal ini mendorong peneliti untuk mengetahui pembelajaran di MI Yaspuri dan menerapkan suatu pembelajaran dan media pembelajaran dan diharapkan akan dapat menigkatkan prestasi belajar siswa.

5. Sumber Data dan Jenis Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II yang berjumlah 29 orang di MI Yaspuri Malang. Rancangan penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini merupakan rancangan PTK dengan melibatkan data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa deskripsi atas suasana kelas pada saat pembelajaran sedang berlangsung, suasana di lapangan pada saat masing-masing kelompok mencari benda, keceriaan atau keantusiasan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan data kuantitatif berupa hasil skor tes, skor tugas kelompok, dan skor ulangan.

6. Instrument Penelitian

Dalam pelaksanaan pengumpulan data diperlukan instrumen pengumpulan data yang tepat. Secara terperinci instrumen penelitian ini adalah:

a. Pedoman pengamatan

b. Pedoman wawancara

c. Tes digunakan untuk menggali data kuantitatif berupa hasil skor tes, skor tugas kelompok, skor tugas individu

7. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Observasi Metode observasi adalah suatu cara penelitian yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak langsung, Sutrisno Hadi mengatakan “observasi adalah metode pengumpulan data dengan pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diteliti”. 35 Metode ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung situasi

lingkungan dan tempat penelitian. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum proses pembelajaran IPA menggunakan pendekatan CTL di MI Yaspuri yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya.

2. Metode Interview (wawancara)

35 Sutrisno Hadi, Metodologi Research 2, (Yogyakarta: Andi Ofset, 1991), hlm. 136

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 36 Secara garis besar ada tiga macam pedoman dalam melakukan

penelitian yang menggonakan metode interview, yaitu :

a) Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Di sini kreatifitas seorang pewawancara sangat diperlukan karena pewawancara menjadi seorang pengemudi jawaban responden.

b) Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai chek list, disini pewawancara tinggal membubuhkan tanda √ (chek) pada nomor yang sesuai.

c) Pedoman wawancara semi structure, dalam pedoman ini interviewer mula-mula menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstuktur, kemudian satu persatu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian keterangan yang diperoleh bisa meliputi semua variable dengan keterangan

yang lengkap dan mendalam. 37

36 Sutrisno Hadi, Ibid., hlm.135. 37 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), hlm. 202

Dari penelitian ini penulis menggunakan metode wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Oleh karena itu, penulis harus mampu mengarahkan responden terhadap pembicaraan tentang data yang diharapkan.

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang perkembangan hasil penelitian yang dilakukan. Seperti pencapaian atau kemajuan serta kendala dari penelitian yang dilakukan.

3. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda,

dan sebagainya. 38 Metode ini lebih mudah dibanding dengan metode lain karena apabila ada kekeliruan dalam penelitian sumber datanya

tidak berubah dan dalam metode dokumentasi yang diamati adalah benda mati.

8. Analisis Data / Pengolahan Data

Teknis analisis data yang penulis gunakan adalah teknik analisis deskriptif yaitu pengumpulan data berupa kata-kata dan gambar yang berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan, foto dan lain-lain.

Setelah semua data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya data diolah dan disajikan dengan

38 Suharsimi Arikunto, Ibid.,hlm. 206.

menggunakan teknik analisis deskriptif dengan melalui tahapan-tahapan tertentu, yakni identifikasi tentang pendekatan CTL juga tentang penerapannya dalam pembelajaran IPA.

9. Hasil Penelitian Terdahulu

Dalam kaitanya penelitian tentang contextual teaching learning dalam bidang pendidikan pada sekolah, ada beberapa temuan penelitian diantaranya yaitu; temuan penelitian Khoimatul Ariza di MAN Malang

I, diantaranya, yaitu bahwa (1) penerapan CTL dalam pembelajaran ekonomi di MAN Malang I dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran., (2) keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran., (3) prestasi belajar siswa mengalami peningkatan selama menggunakan CTL.

Penelitian dengan pendekatan contextual teaching learning teknik inquiry dalam meningkatkan motivasi siswa pada pembelajaran pendidikan agama islam di kelas 2-7 smu negeri 1 batu oleh tim guru agama islam. Temuan penelitian tersebut adalah; (1)untuk meningkatkan motivasi siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam perlu adanya pendekatan, metode ataupun teknik pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa dan lebih membuat siswa menghargai pengetahuan yang ia dapat., (2) pendekatan contextual teaching learning dengan teknik inquiry pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah salah satu pendekatan dan teknik pembelajaran yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan motivasi siswa pada pembelajaran

Pendidikan Agama Islam., (3) siswa akan lebih respek dan berpartisipasi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam jika siswa lebih termotivasi dan lebih menghargai pengetahuan yang ia dapatkan dari proses pembelajaran.

10. Langkah-langkah Penelitian

1. Perencanaan Tindakan Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas dari pembelajaran IPA di kelas II MI Yaspuri kota Malang yang menggunakan pendekatan CTL untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk itu peneliti merumuskan strategi penelitian mulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan, sampai tahap evaluasi. Penelitian ini dimulai dari persiapan peneliti untuk mempersiapkan suatu metode sebelum materi tersebut diberikan yaitu membuat skenario pembelajaran sebelum mengajar, mencari tahu karakteristik siswa dalam kelas dan menentukan metode yang tepat untuk digunakan dalam kelas tersebut. Setelah peneliti menentukan suatu metode untuk diterapkan, maka peneliti mulai melakukan penelitian.

2. Implementasi Tindakan Pelaksanaan tindakan yang direncanakan sebagai berikut:

1. Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Menyampaikan materi secara garis besar

3. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL

4. Evaluasi terhadap pelajaran yang telah dipelajari untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.

3. Observasi dan Interprestasi Observasi adalah mengetahui data secara langsung pada lokasi penelitian. Observasi ini dilakukan sejak pertemuan pertama masuk kelas dan menyesuaikan dengan rencana pengajaran yang telah dibuat. Sedangkan untuk mengetahui perkembangan dan efektifitas penggunaan pendekatan CTL terhadap peningkatan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPA, maka terlebih dahulu peneliti mengamati proses pembelajaran di kelas, Setelah itu baru kemudian peneliti mengadakan interpretasi dan mendiagnosa tentang permasalahan yang muncul pada kelas tersebut.

4. Analisis dan Refleksi 1.Analisis Analisis merupakan tahap akhir terhadap apa yang dilakukan selama dilapangan dan disertai dengan membuat laporan penelitian tindakan kelas.

Peneliti harus menganalisis hasil data yang telah diperoleh, gunanya untuk memastikan bahwa dengan menerapkan pendekatan CTL ini siswa dapat menigkatkan prestasi belajar siswa.Sedangkan analisis data merupakan hal yang sangat penting, maka dalam mengadakan analisis data perlu memperhatikan prosedur dan teknik-teknik yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Proses tersebut dapat dirinci dengan prosedur sebagai berikut : Setelah peneliti mendapatkan data di lapangan, kemudian melakukan perekaman data, peneliti memproses data yang telah diperoleh dengan mengumpulkan berbagai data yang ada. Dengan harapan, data yang diperoleh dapat mewakili apa yang dicari oleh peneliti. Setelah data diperoleh, peneliti mulai menganalisis data untuk mendapatkan apa yang ingin diperoleh dari data-data tersebut. Dengan demikian peneliti dapat menyusun refleksi dari data-data tersebut.

2. Refleksi Refleksi merupakan pelaksanaan atau interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Setelah data didapat dan peneliti menemukan apa yang telah diinginkan, yaitu adanya data pendukung bahwa dengan penerapan pendekatan CTL ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPA yang dibuktikan dengan hasil tes dan pengamatan tentang keadaan siswa dalam mengikuti dan menerima pelajaran.

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Latar Belakang Sekolah

1. Sejarah MI Yaspuri

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Yaspuri Malang berdiri sejak tahun 1994 dibawah naungan yayasan pendidikan sunan giri (Yaspuri) yang beralamatkan di Jln. Joyo Raharjo 240 A Telp (0341)565942 Kel. Merjosari Kec. Lowokwaru Kota. Malang 65144. Telah terakreditasi B (Baik) dengan NSM.124 105 006

2. Visi, Misi, Tujuan dan Motto MI Yaspuri Malang Visi

Membangun generasi yang berilmu dan bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu pengetahuan teknologi,terampil serta berahlak mulia.

Misi

1) Mengembangkan kultur sekoalah yang berdasarkan Al-Quran dan Al- Hadist

2) Mengembangkan keterampilan sejak kelas I

3) Mengembangkan iklim pembelajaran aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan (PAKEM)

4) Membiasakan anak berkepribadian yang luhur secara vertical dan horizontal

5) Mengembangkan MBS, PSM dan PAKEM

Tujuan

1) Dapat mengamalkan ajaran islam yang sesuai dengan Al-Quran dan Al-Hadist dalam kehidupan sehari-hari Meliputi: membaca surat pendek sebelum dan sesudah pelajaran, sholat dhuha dan istighosah, peringatan hari besar islam

2) Meningkatkan nilai rata-rata UAS, UAM, UAN setiap tahun

3) Meraih kejuaraan bidang akademik maupun non akademik minimal tingkat kota setiap tahun

4) Menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih melalui kegiatan jum’at bersih

5) Dapat mengoperasikan computer minimal windows dan excel mulai kelas I-VI

Motto

Terampil dalam berkarya, santun dalam berkata

3. Struktur organisasi

MI Yaspuri berada di bawah naungan yayasan Sunan Giri Malang. MI Yaspuri mempunyai komite sekoah yang diketuai bapak Drs. M. Rozikin.

Adapun struktur organisasi di MI Yaspuri yaitu Bapak Budi Harianto,S.Pd sebagai kepala sekolah, bapak Syamsul Arifin sebagai TU dan Ibu Dra. Sumartini sebagai unit perpustakaan. Terdapat guru Adapun struktur organisasi di MI Yaspuri yaitu Bapak Budi Harianto,S.Pd sebagai kepala sekolah, bapak Syamsul Arifin sebagai TU dan Ibu Dra. Sumartini sebagai unit perpustakaan. Terdapat guru

4. Denah sekolah

MI Yaspuri 20 ruangan. Estela melewati gerbang terdapat ruang satpam, kemudian ruang guru dan ruang kantor menghadap ke barat, sebelahnya terdapat ruang kelas V dan VI, dan berderet di sebahnya kelas IV sampai kelas I. di sebelah kelas I ruang perpus dan UKS, di camping UKS terdapat 2 buah kamar mandi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran.

B. Paparan Data dan Temuan Penelitian Siklus I

1. Perencanaan Tindakan

Pada siklus pertama, hanya ditetapkan satu kali pertemuan selama 70 menit sebagai kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pemahaman secara garis besar tentang berbagai macam sumber energi serta eneri yang dihasilkan dengan pembelajaran CTL dan media benda asli.

Pengalaman yang diberikan kepada siswa adalah pengalaman bagaimana siswa menemukan sumber energi yang ada di sekitar Pengalaman yang diberikan kepada siswa adalah pengalaman bagaimana siswa menemukan sumber energi yang ada di sekitar

Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode pembelajaran yang termuat dalam pembelajaran yang bercirikan contekstual teaching learning. Media yang akan digunakan berupa media benda asli (setrika, handphone, lampu belajar, kipas angin, jam beker, senter ). Untuk mengungkap prestasi belajar siswa digunakan instrument penilaian berupa pedoman pengamatan terhadap aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran.

RPP dibuat berdasarkan acuan yang di pakai oleh guru IPA KLS

II di MI Yaspuri.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Pada awal pertemuan I sebelum siklus penelitian tindakan kelas dilaksanakan guru memberi penjelasan kepada siswa bahwa pada pertemuan berikutnya untuk pembelajaran IPA akan digunakan untuk penelitian, hal ini dilakukan untuk memperkenalkan kepada siswa tentang kehadiran peneliti di lokasi penelitian.

Daftar nilai siswa pada pertemuan pertama sebelum menggunakan contekstual teaching learning (CTL), sebelum siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 1 Hasil Pre tes (hari rabu, tanggal 26 Februari 2009)

No Nama siswa Nilai

2 Adinda Artasya Aqilla

3 Ahmad Arief Zuenni

4 Ahmad Danang Setyo Pratama

5 Ahmad Miftahul Huda

6 Ahmad Nafi

7 Aldina Puspita W

8 Azzahro Cahyaning A

9 Darin Intan Nurainatus S

10 Erik Triwan Budianto

11 Fajar Bahrul Anwar

12 Fian nadriyah

13 Karina Adurani Al-Fatima

14 Komang Annur Pujo P

15 Lutfia Nur Faizah

16 M. Andi Akbar

17 M. Ikhyak Ulumuddin

18 M. Ilzam Nadzif Fuadi

19 M. Iqbaluz Zaman

20 M. Rausan Fikri

21 M. Rizki Akbar

22 M. Zaidan

23 Nala Sukma Tirtapawitra

24 Nur Fauziah Rohmah

25 Phelia Hammam M

26 Restu Adi P

27 Riska Dewi S

28 Zeva Zidan Azriel R

29 Naufal

Pada pertemuan siklus I tempat duduk disusun secara melingkar, jadi bukan berderet sebagaimana tempat duduk pada pembelajaran konvensional. Pada tahap ini peneliti mulai menggali pengetahuan siswa yang berhubungan dengaan sumber energi dengan megajak siswa menyanyikan lagu “matahari terbenam”.

Pelaksanaan PTK siklus I pada hari Rabu tanggal 4 Maret 2009. di sesuaikan dengan skenario dalam kegiatan pembelajaran

Pada jam 08.10 WIB saat pelaksanaan pengamatan diluar kelas siswa begitu antusias, mereka sangat tertib mengikuti arahan guru. Guru memberikan waktu 10 menit untuk semua kelompok. Setelah itu semua siswa kembali ke kelas duduk berdasarkan anggota kelompok dan guru memberikan lembaran keada masing-masing kelompok untuk mengisi benda-benda yang berhasil mereka amati selama di luar kelas dan mendiskusikannya. Kegiatan ini berjalan lancar. Kegiatan di luar kelas berakhir pada jam 08.20 WIB.

Setelah tugas dikerjakan secara kelompok selesai, guru mengambil lembaran tersebut dan menempelkanya di depan kelas. Masing-masing ketua kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan hasil kerja dari kelompoknya. Pertama-tama ketua yang maju masih ragu-ragu setelah mendapat dukungan dari guru ia mulai berani untuk maju kedepan kelas demikian juga seterusnya sampai kelompok terakhir. Saat ketua kelompok membacakan hasil dari diskusi dan tugas yang dikerjakan kelompoknya, semua siswa memperhatikan dan membenarkan jawaban yang salah dari hasil presentasi tersebut. Ada 2 orang siswa yang bergurau sendiri kegiatan ini berjalan hal ini diakibatkan suara yang kurang keras dari setiap ketua yang mempresentasikan hasil diskusi kelompok sehingga suaranya tidak dapat dijangkau oleh siswa yang duduk dibelakang.

Berdasarkan pengamatan, pekerjaan kelompok dan diskusi dapat berjalan lancar. Setelah dilaksanakan penilaian dapat diketahui skor atau nilai dari masing-masing kelompok sebagai berikut:

Tabel 2

Daftar hasil kerja kelompok pada siklus I (hari rabu, tanggal 4 Maret 2009)

No Nama kelompok Ketua kelompok Nilai

1 Rajawali

M. Zaidan

2 Mawar

Riska Dewi S

3 Kelompok 5

Fajar Bahrul A

5 Kelompok (C) Ahmad Miftahul H

6 Kelompok 3 Ahmad Dhanang SP

7 Kelompok 4 M. Ilzam Nadzif F

Tabel 3

Hasil pengukuran tes secara kelompok pada siklus I (hari rabu, tanggal 4 Maret 2009)

No Nama kelompok

Skor

Keterangan

1 Rajawali

70 Lulus

2 Mawar

60 Lulus

5 Kelompok (C)

Selama kegiatan berlangsung guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahami mereka. Kurang lebih ada 4 orang yang bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum mereka pahami.

Setelah semua ketua kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Peneliti menyuruh siswa kembali ke kelompok masing- masing, kemudian untuk penilaian tahap akhir guru membagikan lembaran soal kepada masing-masing siswa untuk dikerjakan berdasarkan perintah yang tertera. Peneliti membacakan perintah soal kepada siswa “anak-anak kalian amati benda-benda yang sudah tersedia, dan isilah tabel dibawahnya, kalian gambar benda yang kalian amati dan yang punya pensil warna atau spidol boleh kalian gunakan untuk mewarna”.

Setelah dilakukan penilaian terhadap lembar evaluasi individu, dapat diperoleh skor atau nilai sebagai berikut:

Tabel 4

Daftar nilai individu pada siklus I (hari Rabu, tanggal 4 Maret 2009)

No Nama siswa Nilai

2 Adinda Artasya Aqilla

3 Ahmad Arief Zuenni

4 Ahmad Danang Setyo Pratama 100

5 Ahmad Miftahul Huda

6 Ahmad Nafi 100

7 Aldina Puspita W

8 Azzahro Cahyaning A

9 Darin Intan Nurainatus S

10 Erik Triwan Budianto

11 Fajar Bahrul Anwar 100

12 Fian nadriyah

13 Karina Adurani Al-Fatima

14 Komang Annur Pujo P 100

15 Lutfia Nur Faizah 100

16 M. Andi Akbar

17 M. Ikhyak Ulumuddin

18 M. Ilzam Nadzif Fuadi 100

19 M. Iqbaluz Zaman

20 M. Rausan Fikri

21 M. Rizki Akbar

22 M. Zaidan

23 Nala Sukma Tirtapawitra

24 Nur Fauziah Rohmah

25 Phelia Hammam M

26 Restu Adi P

27 Riska Dewi S 100

28 Zeva Zidan Azriel R

Hasil pengukuran tes secara individual pada siklus I (hari Rabu, tanggal 4 Maret 2009)

No Skor Tes

Frekuensi

Status

11 Lulus

2 Lulus

4 Lulus

0 Lulus

5 80 - 76

6 Lulus

0 Tidak lulus

8 55 - 41

2 Tidak lulus

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan CTL dapat dikatakan efektif untuk meningkatkan prestasi belajar terhadap mata pelajaran IPA materi “sumber dan kegunaannya” pada indikator sumber energi yang sedang dipelajari.

Pada akhir sesi pembelajaran sebagai kegiatan akhir guru memberikan pekerjaan rumah untuk semua siswa, guru menginstruksikan “anak-anak kalian tulis benda-benda yang ada dirumah dan sumber energi yang digunakan serta energi yang dihasilkan”. Gurupun mengakhiri pelajaran pada hari ini.

3. Refleksi Penerapan Tindakan

Pada siklus I, menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dalam perumusan perencanaan tindakan (RPP). Jadwal jam telah sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan pembelajaran. Waktu pelaksanaan tindakan pada saat mengerjakan tugas secara kelompok siswa dapat melaksanakan dengan baik dan tidak mendapatkan kendala selama pelaksanaan tetapi pada saat ketu kelas melakukan presentasi di depan kelas dan siswa yang lain menanggapi terdapat kendala sebagai berikut:

• Ketua kelas yang presentasi di depan kelas masih malu-malu untuk maju ke depan kelas

• Waktu mempresentasikan hasil diskusi masih belum berani untuk mengeraskan sehingga siswa yang di belakang tidak dapat mendengar suaranya dengan jelas

• Beberapa siswa masih belum biasa menaggapi hasil presentasi.

Dalam pelaksanaan tindakan menunjukkan bahwa: • Siswa masih perlu mengkondisikan untuk bekerja dengan kelompoknya • Siswa masih perlu dukungan agar mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang direncanakan • Terdapat satu kelompok yang terlambat mengumpulkan hasil diskusi dikarenakan kekompakan anggota kelompoknya kurang • Komponen pembelajaran yang lain seperti: alokasi waktu, media, dan metode yang digunakan, langkah-langkah pembelajaran, dan

kegiatan penilaian dapat berjalan dengan baik dalam rangka mencapai kompetensi yang diharapkan • Secara umum rencana kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik, meskipun ada sedikit siswa yang bermain dan kurang memperhatikan serta kurang aktif dalam proses pembelajaran, dengan perincian 30 persen siswa aktif bertanya, sementara kegiatan penilaian dapat berjalan dengan baik dalam rangka mencapai kompetensi yang diharapkan • Secara umum rencana kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik, meskipun ada sedikit siswa yang bermain dan kurang memperhatikan serta kurang aktif dalam proses pembelajaran, dengan perincian 30 persen siswa aktif bertanya, sementara

C. Paparan Data dan Temuan Penelitian siklus II

1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan pada siklus kedua ini dibuat berdasarkan refleksi pada siklus satu. Pada siklus kedua, peneliti menetapkan dua kali pertemuan atau selama 70 menit sebagai kegiatan pembelajaran dan 70 menit sebagai evaluasi dari satu kompetensi dasar yang telah dipelajari oleh siswa. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman kepada siswa tentang macam-macam peralatan rumah tangga yang menggunakan energi listrik, bagaimana mengetahui bahwa ada beberapa peralatan rumah tangga yang menggunakan energi listrik. Pembelajaran di desain bagaimana siswa memperoleh pengalaman secara langsung mengamati peralatan rumah tangga, mengidentifikasi peralatan tersebut sehingga siswa memperoleh pembelajaran yang sesuai dengan kehidupan nyata di lingkungan tempat tinggalnya. Guru hanya mengaitkan pengetahuan awal yang dimiliki siswa dari rumah dengan pengalaman baru yan diperolehnya.

Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran adalah semua peralatan rumah tangga yang ada di perpustakaan dan dapur MI Yaspuri. Adapun untuk mengungkap hasil belajar yang dicapai digunakan instrument penelitian berupa pedoman pengamatan terhadap Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran adalah semua peralatan rumah tangga yang ada di perpustakaan dan dapur MI Yaspuri. Adapun untuk mengungkap hasil belajar yang dicapai digunakan instrument penelitian berupa pedoman pengamatan terhadap

2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan Siklus II

a. Penerapan tindakan dan pengamatan siklus II, minggu I (rabu

11 maret 2009)

Pada pertemuan ke I yang merupakan awal siklus II ini, peneliti membahas tugas yang diberikan pada pertemuan minggu sebelumnya. Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari. Pelaksanaan PTK siklus I pada hari Rabu tanggal 4 Maret 2009. di sesuaikan dengan skenario dalam kegiatan pembelajaran.

Selama kegiatan mengamati peralatan rumah tangga di perpus dan dapur sekolah, ada beberapa siswa yang ramai sendiri tidak memperhatikan instruksi dari guru kemudian miftah berkata”kenapa sih kita perpus ko’ kurang kerjaan katanya belajar ko’ hanya mengamati peralatan rumah tangga?”. Dari kejadian ini dapat diketahui bahwa siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran CTL, mereka masih beranggapan bahwa belajar itu hanya mendengarkan ceramah dari guru kalau perlu mencatat dan yang terakhir mengerjakan tugas dari guru dan PR. Mereka tidak sadar bahwa apa yang sedang mereka lakukan itu sebenarnya adalah belajar. Keadaan siswa saat mengikuti kegiatan pengamatan sangat antusias, banyak siswa yang senang karena diajak belajar Selama kegiatan mengamati peralatan rumah tangga di perpus dan dapur sekolah, ada beberapa siswa yang ramai sendiri tidak memperhatikan instruksi dari guru kemudian miftah berkata”kenapa sih kita perpus ko’ kurang kerjaan katanya belajar ko’ hanya mengamati peralatan rumah tangga?”. Dari kejadian ini dapat diketahui bahwa siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran CTL, mereka masih beranggapan bahwa belajar itu hanya mendengarkan ceramah dari guru kalau perlu mencatat dan yang terakhir mengerjakan tugas dari guru dan PR. Mereka tidak sadar bahwa apa yang sedang mereka lakukan itu sebenarnya adalah belajar. Keadaan siswa saat mengikuti kegiatan pengamatan sangat antusias, banyak siswa yang senang karena diajak belajar

Setelah semua siswa sudah melakukan pengamatan tentang peralatan rumah tangga yang menggunakan energi listrik di perpus dan dapur sekolah, siswa diminta kembali ke kelas. Ketika dalam perjalanan ke kelas suasana sangat gaduh karena mereka harus melewati kela satu yang kebetulan pada hari itu kelas satu jam kosong jadi banyak yang berada di luar kelas hal ini memancing beberapa siswa kelas dua untuk menggoda dan menyapa siswa kelas satu dengan demikian suasana semakin gaduh. Suasana dapat dikondisikan setelah salah satu peneliti mengisi jam pelajaran di kelas satu sehingga siswa kelas dua dpat kembali ke kelasnya.

Jam 08.30 WIB siswa sudah kembali ke kelas, kemudian peneliti memberikan tugas kepada semua kelompok untuk mengisi tabel yang telah dipersiapkan oleh guru kemudian mendiskusikannya. Pada saat diskusi masing-masing kelompok berjalan ada siswa bernama Zia tidak ikut berdiskusi dengan kelompoknya melainkan main mainan di laci mejanya, kemudian Jam 08.30 WIB siswa sudah kembali ke kelas, kemudian peneliti memberikan tugas kepada semua kelompok untuk mengisi tabel yang telah dipersiapkan oleh guru kemudian mendiskusikannya. Pada saat diskusi masing-masing kelompok berjalan ada siswa bernama Zia tidak ikut berdiskusi dengan kelompoknya melainkan main mainan di laci mejanya, kemudian

Pada saat diskusi berlangsung, kelompok satu agak sepertinya merasa kesulitan mengerjakan tugas kelompok tersebut, ada beberapa kelompok yang terlihat sangat antusias dalam mengerjakan tugas tersebut. Kegiatan selanjutnya pengukuhan dari peneliti terhadap hasil kerja siswa. Masing-masing siswa membacakan hasil diskusi . Berdasarkan pengamatan, pekerjaan kelompok dan diskusi dapat berjalan lancar. Setelah dilaksanakan penilaian dapat diketahui skor atau nilai dari masing-masing kelompok sebagai berikut:

Tabel 6

Daftar hasil kerja kelompok pada siklus II (hari rabu, tanggal

11 Maret 2009)

No Nama kelompok Ketua kelompok Nilai

3 Kelompok 5 Fajar Bahrul A

4 Kelompok 2

Bela

5 Singa

Nadhil

6 Gajah

Naufal

7 Kelompok 4

Zia

Tabel 6

Hasil pengukuran tes secara kelompok (hari rabu, tanggal 11 Maret 2009)

No Nama kelompok

Kegiatan selanjutnya siswa mengerjakan soal secara individu hal ini dilakukan untuk mengetahui sebatas mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Tepat jam 09.00 WIB siswa mampu mengerjakan soal yang telah diberikan oleh peneliti. Setelah dilakukan penilaian terhadap lembar evaluasi individu, dapat diperoleh skor atau nilai sebagai berikut:

Tabel 7

Daftar nilai tes individu pada siklus II (hari Rabu, tanggal 11 Maret 2009)

No Nama siswa Nilai

2 Adinda Artasya Aqilla

3 Ahmad Arief Zuenni

4 Ahmad Danang Setyo Pratama

5 Ahmad Miftahul Huda

6 Ahmad Nafi 100

7 Aldina Puspita W

8 Azzahro Cahyaning A 100

9 Darin Intan Nurainatus S

10 Erik Triwan Budianto 100

11 Fajar Bahrul Anwar 100

12 Fian nadriyah 100

13 Karina Adurani Al-Fatima

14 Komang Annur Pujo P 100

15 Lutfia Nur Faizah

16 M. Andi Akbar

17 M. Ikhyak Ulumuddin

18 M. Ilzam Nadzif Fuadi 100

19 M. Iqbaluz Zaman

20 M. Rausan Fikri

21 M. Rizki Akbar

22 M. Zaidan 100

23 Nala Sukma Tirtapawitra

24 Nur Fauziah Rohmah 100

25 Phelia Hammam M

26 Restu Adi P

27 Riska Dewi S 100

28 Zeva Zidan Azriel R 100

29 Naufal

Tabel 8

Hasil pengukuran tes secara individual disajikan dalam tabel di bawah ini pada siklus II (hari Rabu, tanggal 11 Maret 2009)

No Skor Tes

0 Tidak Lulus

8 55 - 41

0 Tidak Lulus

Kegiatan akhir pada pertemuan ini guru memberikan PR kepada siswa untuk menuliskan peralatan rumah tangga yang ada di rumah yang menggunakan energi listrik. Peneliti memberikan kesimpulan bahwa betapa pentingnya pengalaman pengamatan yang dilakukan siswa karena hal ini lebih memudahkan siswa memahami apa yang sedang ia pelajari sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat.

b. Penerapan Tindakan dan Pengamatan Siklus II, minggu ke 2 (rabu 18 maret 2009)

Pada pertemuan hari ini dilaksanakan ulangan harian dengan soal-soal yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Soal-soal ulangan harian I ini dibuat melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

• Penyebaran soal

Tabel 9 Penyebaran soal evaluasi

Bentuk Soal No

Kompetensi

Pilihan Isian Uraian SK

3 3.1 • Mencari contoh 5 3 2 Mengidentifikasi

alat-alat rumah

energi (panas,

menghasilkan

listrik, cahaya,

panas, bunyi,

dan bunyi) yang

dan cahaya

ada di lingkungan

• Menunjukkan

sumber energi yang menghasilkan panas, bunyi, dan cahaya

rumah tangga yang menggunakan energi listrik

• Soal Nama:……………………

Ulangan Harian I

I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, atau c pada jawaban yang

benar!

1. Alat yang dapat menghasilkan energi panas adalah

a. setrika

b. radio

c. kipas angin

2. Alat yang dapat menghasilkan energi suara adalah

a. kipas angin

b. radio

c. setrika

3. Alat yang dapat menghasilkan energi cahaya adalah

a. senter

b. radio

c. televisi

4. Sumber energi yang menghasilkan panas adalah

a. matahari

b. angin

c. air

5. Jam beker menghasilkan energi

a. gerak

b. suara

c. bunyi

6. lampu dapat menyala karena mendapat sumber energi dari

a. listrik

b. baterai

c. matahari

7. Sepeda motor dapat berjalan karena mendapat sumber energi dari 7. Sepeda motor dapat berjalan karena mendapat sumber energi dari

b. baterai

c. listrik

8. Gitar dapat menghasilkan bunyi jika

a. dipukul

b. ditiup

c. dipetik

9. Dispenser dapat memanaskan air jika di hubungkan dengan sumber energi

a. matahari

b. listrik

c. baterai

10.Matahari merupakan sumber energi

a. bunyi

b. panas

c. gerak

11.Komputer menggunakan energi yang berasal dari

a. panas

b. listrik

c. bunyi

12.lampu belajar menggunakan energi yang berasal dari

a. panas

b. listrik

c. bunyi

13.Alat yang menggunakan energi listrik adalah

a. setrika arang

b. telefon rumah

c. kompor

14.Magicom dapat digunakan untuk menanak nasi jika disalurkan dengan sumber energi

a. listrik

b. baterai

c. gas

15.Cara menghemat energi dengan

a. menggunakan dengan sebanyak-banyaknya a. menggunakan dengan sebanyak-banyaknya

c. menggunakan seperlunya

II. Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat

1. Setrika menghasilkan energi… 2. Jam beker menghasilkan energi… 3. Handphone (Hp) menghasilkan energi… 4. Mobil menggunakan energi yang berasal dari… 5. Matahari menghasilkan energi……dan…… 6. lampu dapat menyala karena disambungkan dengan sumber energi…. 7. Sumber energi yang paling banyak digunakan di rumah adalah…… 8. Sumber energi yang paling banyak digunakan di jalan adalah…… 9. Agar lampu menyala maka kabelnya harus…….dengan listrik 10. Alat listrik yang dapat memanaskan dan mendinginkan air minum disebut……

III. Jawablah soal di bawah ini dengan benar

1. Tuliskan 3 alat rumah tangga yang menghasilkan panas

Jawab………………………………………..

2. Tuliskan 3 alat rumah tangga yang menghasilkan bunyi

Jawab……………………………………….

3. Tuliskan 3 alat yang menggunakan baterai

Jawab……………………………………….

4. Tuliskan 3 macam sumber energi yang kamu ketahui

Jawab………………………………………..

5. Tuliskan 3 alat rumah tangga yang menggunakan energi listrik

Jawab……………………………………………

selamat mengerjakan ……….semoga sukses!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Pada jam 08.00 WIB evaluasi dimulai. Langkah pertama peneliti bersama siswa membacakan soal dari awal sampai akhir, hal ini dilakukan untuk membantu siswa yang kurang lancar dalam membaca supaya mampu mengerjakan evaluasi ini. Pada saat evaluasi ini berlangsung, siswa sangat serius mengerjakan lembar kerja yang disediakan oleh peneti.

Tabel 10

Daftar nilai evaluasi individu pada siklus II (hari Rabu, tanggal 18 Maret 2009

No

Nama siswa

2 Adinda Artasya Aqilla

3 Ahmad Arief Zuenni

4 Ahmad Danang Setyo Pratama

5 Ahmad Miftahul Huda

6 Ahmad Nafi

7 Aldina Puspita W

8 Azzahro Cahyaning A

9 Darin Intan Nurainatus S

10 Erik Triwan Budianto

11 Fajar Bahrul Anwar

12 Fian nadriyah

13 Karina Adurani Al-Fatima

14 Komang Annur Pujo P

15 Lutfia Nur Faizah

16 M. Andi Akbar

17 M. Ikhyak Ulumuddin

18 M. Ilzam Nadzif Fuadi

19 M. Iqbaluz Zaman

20 M. Rausan Fikri

21 M. Rizki Akbar

22 M. Zaidan

23 Nala Sukma Tirtapawitra

24 Nur Fauziah Rohmah

25 Phelia Hammam M

26 Restu Adi P

27 Riska Dewi S 100

28 Zeva Zidan Azriel R

Hasil pengukuran tes secara individual pada siklus II (hari Rabu, tanggal 18 Maret 2009

No Skor Tes

Frekuensi

Status

3 Lulus

4 Lulus

4 Lulus

2 Tidak lulus

3. Refleksi penerapan tindakan

Pada siklus II menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dalam perumusan perencanaan tindakan (RPP). Jadwal jam telah sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan pembelajaran

Penggunaan CTL pada siklus II berjalan dengan cukup baik hal ini terlihat dari:

1. Antusias siswa dalam mengikuti pelajaran

2. Penguasaan materi

3. Pelaksanaan pembelajaran dengan CTL untuk mata pelajaran IPA berhasil

4. Respon yang diberikan siswa terhadap materi yang disampaikan sangat baik.

5. Serta hasil belajar yang diperpoleh siswa sangat bagus dan mengalami peningkatan.

Penggunaan CTL banyak menuntut siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu penggunaan CTL ini perlu Penggunaan CTL banyak menuntut siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu penggunaan CTL ini perlu

1. Peran serta guru dan lingkungan agar siswa tetap konsisten dalam belajar

2. Evaluasi yang tepat harus dilakukan dalam rangka mengukur tingkat perkembangan siswa.

BAB V PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, pemberian pertanyaan dalam angket, dan tes atas penerapan contekstual teaching learning (CTL) dengan metode inquiri pada mata pelajaran IPA telah menunjukkan bukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II MI Yaspuri di Malang.

Pada siklus I dapat diketahui kekurangan, kelebihan dan perbaikan sebagai berikut:

1. Kekurangan • Siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran CTL metode

inquiri • Pada saat masing-masing ketua kelompok mempresentasikan hasil

diskusi terlihat masih kurang percaya diri • Waktu ketua kelompok mempresentasikan hasil diskusi masih

belum berani untuk mengeraskan sehingga siswa yang di belakang tidak dapat mendengar suaranya dengan jelas

• Beberapa siswa masih belum biasa menaggapi hasil presentasi. • Siswa masih perlu mengkondisikan untuk bekerja dengan

kelompoknya • Siswa masih perlu dukungan agar mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang direncanakan

2. Kelebihan • Prestasi belajar siswa mengalami peningkatan setelah menerapkan CTL dengan metode inquiri dalam kegiatan pembelajaran IPA • Siswa sangat antusias mengikuti kegiatan pembelajaran di luar kelas • Siswa sangat senang bekerja secara kelompok meskipun masih sulit mengkondisikan diri untuk belajar berkelompok

Setelah mengetahui kekurangan dan kelebihan pada siklus I, maka untuk pertemuan berikutnya dapat diadakan perbaikan sebagai berikut:

1. Membiasakan pembelajaran CTL dengan metode inquiri

2. Merencanakan kegiatan pembelajaran (RPP) lebih teliti dan memperhatikan karakteristik siswa kelas II MI Yaspuri dengan berpedoman pada konsep CTL metode inquiri dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan

3. Memberikan pengarahan secara singkat kepada siswa sebelum mempelajari materi pembelajaran

4. Memberikan dukungan kepada tiap-tiap kelompok agar dapat melakukan kegiatan belajar secara berkelopmpok

5. Memberikan arahan kepada masing-masing ketua kelompok sebelum mempresentasikan hasil diskusi kelompok

6. Mengkondisikan kelas ketika ketua kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas supaya semua siswa dapat mendengarkan dan menanggapi hasil diskusi.

Berdasarkan data skor tes siswa secara kelompok dapat diketahui bahwa semua kelompok telah lulus dalam mengerjakan tugas kelompok. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 80 dan nilai terendah 60 dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM) 60. Sedangkan skor tes secara individu terdapat 58, 62 % atau sebanyak 17 orang siswa dari 29 siswa dinyatakan lulus. Sedangkan yang gagal sebanyak 6, 8 % atau sebanyak 2 orang siswa yang tidak lulus. Dengan demikian keberhasilan kelas adalah sebesar 58, 62 %, yakni sama dengan jumlah keberhasilan peserta tes individu. Jadi dapat disimpulkan penerapan CTL dengan metode inquiri pada siklus I berhasil.

Pada siklus II menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dalam perumusan perencanaan tindakan (RPP) dengan berpedoman pada refleksi pada siklus I. Jadwal jam telah sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan pembelajaran

Penggunaan CTL dengan metode inquiri pada siklus II berjalan dengan cukup baik hal ini terlihat antusias siswa dalam mengikuti pelajaran dan penguasaan materi. Pelaksanaan pembelajaran dengan CTL metode inquiri untuk mata pelajaran IPA mempunyai peluang untuk berhasil, dengan respon yang diberikan siswa terhadap materi yang disampaikan, serta hasil belajar yang diperpoleh siswa sangat bagus dan mengalami peningkatan.

Pada siklus II dari skor tes kelompok dapat diketahui bahwa semua kelompok telah lulus dalam mengerjakan tugas kelompok, dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 80. Sedangkan skor tes secara individu terdapat 100 % atau sebanyak 29 orang siswa dari 29 siswa dinyatakan lulus. Sedangkan yang gagal sebanyak 0 %. Dengan demikian keberhasilan kelas adalah sebesar 100 %, yakni sama dengan jumlah keberhasilan peserta tes individu. Jadi dapat disimpulkan penerapan CTL dengan metode inquiri pada siklus II berhasil.

Bukti kualitatif dapat dijelaskan dari banyaknya siswa yang menyatakan senang terhadap pembelajaran CTL denagn metode inquiri. Tumbuhnya rasa kebersamaan kelompok, keberanian mengemukakan pendapat dan penerapan pengetahuan yang diperoleh siswa ke dalam dunia nyata.

Setelah membandingkan data yang diperoleh dari siklus I dan siklus

II dapat diketahui bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan CTL dengan metode inquiri dalam pembelajaran IPA kelas II di MI Yaspuri Sangat berhasil

Penggunaan CTL dengan metode inquiri banyak menuntut siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu penggunaan CTL dengan metode inquiri ini perlu dilanjutkan agar hasil yang diterima siswa lebih maksimal. Untuk menindak lanjuti keberhasilan Penggunaan CTL dengan metode inquiri banyak menuntut siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu penggunaan CTL dengan metode inquiri ini perlu dilanjutkan agar hasil yang diterima siswa lebih maksimal. Untuk menindak lanjuti keberhasilan

Dengan menggunakan contextual teaching and learning dengan metode inquiri diharapkan hasil pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dan konteks yang terbatas, sedikit-demi sedikit, dan dari proses mengkontruksi sendiri, sebagai bekal untuk

memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat. 39 Dari penggunaan contextual teaching and learning dengan metode

inquiri dalam mata pelajaran mempunyai beberapa keuntungan antara lain:

a. Contextual teaching and learning dengan metode inquiri dapat diolah sendiri oleh guru

b. Contextual teaching and learning dengan metode inquiri sederhana dan tidak memakan waktu.

c. Contextual teaching and learning dengan metode inquiri dapat memberikan pengalaman kepada siswa yang lebih bermakna.

39 Nurhadi, dkk, Pembelajaran Konetekstual dan Penerapan Dalam KBK,(Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang, 2003), hlm. 13 39 Nurhadi, dkk, Pembelajaran Konetekstual dan Penerapan Dalam KBK,(Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang, 2003), hlm. 13

Maka berdasarkan paparan data dan analisis data, contextual teaching and learning dengan metode inquiri sangat diperlukan dalam pembelajaran IPA, karena dapat mempermudah siswa dalam memahami materi sehingga prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan.

BAB VI PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian pada siklus I dapat berjalan dengan lancar. perencanaan dibuat berdasarkan pedoman RPP guru IPA kelas II MI Yaspuri dan memperhatikan karakteristik siswa serta berpedoman pada konsep pembelajaran contextual teaching and learning dengan metode inquiri. Pelaksanaan pembelajaran dengan konsep contextual teaching and learning dengan metode inquiri dapat dinilai berhasil berdasarkan hasil tes yang di peroleh, akan tetapi dalam pelaksanaannya terdapat beberapa kendala- kendala yang menuntut peneliti untuk mengatasi kendala tersebut pada siklus berikutnya. Perencanaan pada siklus II dibuat berdasarkan pedoman RPP guru IPA II MI Yaspuri dan memperhatikan karakteristik siswa serta berpedoman pada konsep pembelajaran contextual teaching and learning dengan metode inquiri. Tidak ada permasalahan dalam pembuatan perencanaan pada siklus II. Pada pelaksanaannya juga Sangat berhasil terbukti dari prestasi belajar siswa yang mengalami peningkatan jika dibandingkan pada siklus I.

Adanya peningkatan prestasi belajar pada siswa dapat terlihat dari antusias siswa selama kegiatan belajar berlangsung. Penerapan pembelajaran menggunakan contextual teaching and learning dengan metode inquiri dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi IPA yang telah dipelajari, hal ini dapat dilihat dari :

1. Antusias siswa selama mengikuti pembelajaran

2. Banyaknya siswa yang aktif tanya jawab selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

3. Masing-masing siswa memiliki catatan yang lengkap setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

4. Siswa mampu menjelaskan kembali materi pada tiap kegiatan pembelajaran telah usai

Penerapan pembelajaran CTL dengan metode inquiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan:

1. Peningkatan ketuntasan belajar siswa.

2. Peningkatan prestasi belajar siswa pada setiap siklus

3. Peningkatan kerjasama pada tiap siklus

4. Penerapan pengetahuan yang diperoleh siswa dalam kehidupannya.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi siswa

a. Suatu keberhasilan dalam bentukan prestasi belajar ditentukan oleh diri sendiri. Kemauan yang tinggi akan sangat berperan dalam meningkatkan prestasi.

b. Hendaknya siswa terlibat secara penuh baik secara fisik maupun mental dalam proses belajar mengajar, hal ini akan mempermudah tercapainya tujuan belajar.

c. Siswa hendaknya terlibat secara aktif didalam kelas.

2. Bagi Guru

a. Guru hendaknya mampu menggunakan variasi metode mengajar dengan baik yang memungkinkan berkembangnya potensi siswa. Metode mengajar yang baik tidak saja menciptakan situasi kelas yang hidup, tetapi juga mempermudah siswa dalam mencapi tujuan belajar yang telah ditentukan.

b. Guru hendaknya memilih metode yang akan digunakan dengan memperhatikan karaktristik siswanya.

c. Guru hendaknya merencanakan pembelajaran yang akan dilakukan secara maksimal.

d. Guru hendaknya menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan metode yang digunakan

e. Guru hendaknya selalu dan terus menerus mendorong siswanya untuk memiliki motivasi belajar, dengan begitu prestasi siswa yang diharapkan oleh guru dapat tercapai.