Teori Manajemen Asuhan Kebidanan

Langkah III : Diagnosa Potensial.

Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi (Nursalam, 2004). Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan

pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi. Dan yang paling penting adalah melakukan asuhan yang aman. Dari kasus Hiperemesis pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi. Dan yang paling penting adalah melakukan asuhan yang aman. Dari kasus Hiperemesis

Langkah IV : Antisipasi

Antisipasi adalah mengidentifikasi tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau di tangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien (Sofyan, 2006). Antisipasi dalam kasus hiperemesis gravidarum grade II yaitu kolaborasi dengan dokter

untuk pemberian terapi Vit B 1 , B 6, Sedative, Anti emetik dan Anti histamin, serta motivasi untuk bedrest total (Wiknjosastro, 2006).

Langkah V : Perencanaan

Perencanaan adalah merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan klien (Varney, 2004). Rencana Asuhan dari diagnosa yang akan diberikan dalam kasus Hiperemesis Gravidarum Grade II menurut Manuaba (2008), adalah :

1. Isolasi penderita dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik, kalori diberikan secara parental dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2 – 3 liter sehari

2. Jaga keseimbangan cairan.

3. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum menjadi baik, diberikan minuman makanan yang sedikit demi sedikit ditambah.

4. Berikan sedative yaitu fenobarbital.

5. Anjurkan pemberian vitamin B 1 dan B 6 tambahan.

6. Berikan antiemetik seperti metokloramid, disiktomin hiroklorida atau klorpromasin.

7. Berikan terapi psikologis untuk menyakinkan pasien penyakitnya bisa disembuhkan serta menghilangkan rasa takut hamil dan konflik yang

melatarbelakangi hiperemesis gravidarum.

8. Berikan obat anti histamine, seperti dramamin, Avomin .

Langkah VI : Pelaksanaan ( Implementasi)

Menurut Varney, H (2004), pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima, dilaksanakan secara efisien dan aman. Penatalaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh klien atau tenaga kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri tetapi dia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan penatalaksanaannya (misalnya memastikan langkah-langkah tersebut benar terlaksana) (Varney, 2004).

1. Mengisolasi penderita dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik, kalori diberikan secara parental dengan

glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2 – 3 liter sehari

2. Menjaga keseimbangan cairan.

3. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum menjadi baik, memberikan minuman makanan yang sedikit demi sedikit ditambah.

4. Memberikan sedative yaitu fenobarbital.

5. Menganjurkan pemberian vitamin B 1 dan B 6 tambahan.

6. Memberikan antiemetik seperti metokloramid, disiktomin hiroklorida atau klorpromasin.

7. Memberikan terapi psikologis untuk menyakinkan pasien penyakitnya bisa disembuhkan serta menghilangkan rasa takut hamil dan konflik yang

melatarbelakangi hiperemesis gravidarum.

8. Memberikan obat anti histamine, seperti dramamin, Avomin . (Wiknjosastro, 2006)

LangkahVII : Evaluasi

Evalusi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan menandakan seberapa jauh rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai (Nursalam, 2008). Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah dipenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya (Varney, 2004).

a. Mual muntah berkurang.

b. Keadaan umum baik

c. Ibu dan janin sehat

d. Nafsu makan sudah baik

e. Berat badan naik

f. Tidak terjadi dehidrasi

g. Tidak terjadi Hiperemesis Gravidarum Grade III

3. Data Perkembangan Di dalam memberikan asuhan lanjutan digunakan tujuh langkah

manajemen Varney, sebagai catatan perkembangan dilakukan asuhan kebidanan SOAP dalam pendokumentasian. Menurut Varney. (2004), sistem pendokumentasian asuhan kebidanan dengan menggunakan SOAP, yaitu :

a. S (Subyektif)

: Menggambarkan

pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa sebagai langkah satu Varney.

b. O (Obyektif)

: Menggambarkan

pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan tes diagnostic lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan langkah satu Varney.

c. A (Assesment) : Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan intepretasi data subyektif dan obyektif suatu

identifikasi:

1) Diagnosa atau masalah

2) Antisipasi diagnosa atau masalah

3) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi atau kolaborasi dan atau rujukan