PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG MENGGUNAKAN MEDIA MOVIE MAKER PADA POKOK BAHASAN MINYAK BUMI DAN KEGUNAANNYA.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN LANGSUNG MENGGUNAKAN MEDIA
M O VI E M A K E R PADA PO KO K B AH AS AN
MINYAK BUMI DAN KEGUNAA NNYA

Oleh :
Tiur I.R Tambunan
NIM 4103131075
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014


iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih
dan kebaikanNya mengaruniakan kesehatan dan kemudahan kepada penulis
hingga karya tulis ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Langsung
Menggunakan Media Movie Maker Pada Pokok Bahasan Minyak Bumi Dan
Kegunaannya” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan
Kimia, Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Bapak Drs. Wesly Hutabarat, M.Sc selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak penyusunan
proposal, penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.S,
Bapak Dr. Simson Tarigan, M.Pd, dan Bapak Drs. Marudut Sinaga, M.Si selaku
Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang

membangun mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi
ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Murniaty
Simorangkir, MS selaku Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan
Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang sudah
membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

Ibu Tuti

Kusrini S. Pd serta Bapak Ibu guru di SMK dan SMA Swasta, Budi Agung Medan
atas segala arahan bantuan dan kerjasama yang diberikan kepada penulis.
Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada Bapak (Hulman
tambunan) dan Mamak (Kasania Nainggolan) yang telah bekerja keras demi
tercapainya cita-cita penulis, terima kasih untuk doa, kasih sayang dan
dukungannya. Juga kepada abang dan adik-adik penulis (Jonri, Hendro, Nela dan
Vitha), penulis menyampaikan terimah kasih atas dukungan dan bantuan selama
perkuliahan dan penyusunan skripsi ini. Ucapan trimakasih juga penulis
sampaikan kepada teman-teman Kimia Dik C 2010 (Martri, Mery, Ruth, Putri,

v


Risna, Yos, Romi, Rinces, Melva, Sarika dan teman-teman lainnya), kepada
teman- teman PPLT SMK Swasta Persiapan Siantar (Mitung, Flo, Ebita, Mo,
Limbong, Daniel, Horas, Lodien, Fernandus dan teman-teman lainnya), juga
kepada Sri, Kak Mely, Kak Atikah, Bu July, Bu Masitha, Bu Ahadiah, Bou Putri
dan Victorious Kids yang telah memberikan semangat, motivasi dan doa kepada
penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2014
Penulis,

Tiur I.R Tambunan

iii

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing Dengan Model pembelajaran Langsung Menggunakan Media
Movie Maker Pada Pokok Bahasan Minyak Bumi Dan Kegunaannya.
Tiur I.R Tambunan (NIM 4103131075)
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar dari penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model
pembelajaran langsung menggunakan media movie maker pada pokok bahasan
minyak bumi dan kegunaannya. Penelitian ini dilaksanakan dibulan Mei – Juni
2014. Populasi dari penelitian ini adalah semua siswa kelas XI SMK Swasta Budi
Agung Medan Jurusan Teknik Kendaraan Ringan sebanyak 4 kelas dengan jumlah
165 orang, 2 kelas terpilih menjadi sampel eksperimen 1 sebanyak 30 orang dan
sampel eksperimen II sebanyak 30 orang juga. Sebelum dilakukan penelitian
instrumen soal yang digunakan terlebih dahulu diujicobakan dengan uji statistik.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum diberikan
perlakuan hasil rata-rata pretes kelas eksperimen I 52,666 dan rata-rata postesnya
83,333 sedangkan pada kelas eksperimen II rata-rata nilai pretest 53 dan nilai
postesnya sebesar 76,666. Peningkatan hasil belajar kelas eksperimen I sebesar
65,9 % dan pada kelas eksperimen II 47,6 %. Hipotesis dalam penelitian ini diuji
dengan menggunakan uji t dengan kriteria pengujian Ha diterima jika thitung > ttabel.
Berdasarkan perhitungan harga thitung = 4,15 kemudiaan dikonsultasikan t(0,05) (n1 +

n2 – 2) pada ɑ = 0,05 maka secara interpolasi diperoleh harga thitung > ttabel = 4,15
> 1,9, maka hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
model pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan media movie maker
dibandingkan dengan model pembelajaran langsung menggunakan media movie
maker.
Kata kunci : inkuiri terbimbing, movie maker, minyak bumi dan kegunaannya.

vi

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii


Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

x


Daftar Lampiran

xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

1

1.2. Ruang Lingkup

5

1.3. Rumusan Masalah

5

1.4. Batasan Masalah

5


1.5. Tujuan Penelitian

6

1.6. Manfaat Penelitian

6

1.7. Definisi Operasional

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan teoritis

8

2.1.1. Hasil Belajar Kimia


8

2.1.2. Model Pembelajaran Inkuiri

8

2.1.3. Konsep Dasar Model Pembelajaran Inkuiri

9

2.1.4. Prinsip-prinsip Penggunaan MPI

10

2.1.5. Model Inkuiri Terbimbing

12

2.1.6. Langkah-langkah Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing


12

2.1.7. Kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 14
2.1.8. Pengertian Model Pembelajaran langsung (Direct Instruction)

15

vii

2.1.9. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran

15

2.1.10. Media Pembelajaran

17

2.1.11. Media Berbasis Komputer

20


2.1.12. Windows Movie Maker

21

2.1.13. Minyak Bumi

23

2.1.14. Proses Pembentuakan Minyak Bumi

24

2.1.15. Pengolahan Minyak Bumi

25

2.1.16. Dasar dan Teknik Pemisahan Fraksi-Fraksi Minyak Bumi

26

2.1.17. Bensin dan bilangan oktan

28

2.2. Kerangka Berpikir

30

2.3. Hipotesis

31

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

32

3.2. Populasi dan sampel

32

3.2.1. Populasi

32

3.2.2. Sampel

32

3.3. Variabel dan Instrument Penelitian

32

3.3.1. Variabel

32

3.3.2. Instrument Penelitian

33

3.4. Rancangan / Desain Penelitian

37

3.5. Teknik Pengumpulan Data

39

3.6. Teknik Analisis Data

40

3.6.1. Pedoman Penilaian Instrumen Tes

40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian

43

4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian

43

4.1.2. Data Hasil Penelitian

44

4.2. Analisis Data Penelitian

45

4.2.1. Uji Normalitas Data

45

viii

4.2.2. Uji Homogenitas Data

46

4.2.3. Pengujian Hipotesis

46

4.3. Pembahasan

47

.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

54

5.2. Saran

55

DAFTAR PUSTAKA

56

x

Daftar Tabel
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Model Pengajaran Langsung

16

Tabel 2.2. Komposisi Minyak Bumi

24

Tabel 2.3. Fraksi-fraksi Hasil Destilasi Bertingkat Minyak Bumi

27

Tabel 2.4. Jenis-jenis bensin yang diproduksi pertamina

29

Tabel 2.5. Jenis Zat Pencemar dari Pembakaran bensin

29

Tabel 3.1. Kisi-kisi Soal

34

Tabel 3.2. Rancangan Penelitian

37

Tabel 4.1. Data Hasil Penelitian

45

Tabel 4.2. Uji Normalitas Data

45

Tabel 4.3. Uji Homogenitas Data

46

Tabel 4.4. Hasil Uji Hipotesis

47

Tabel 4.5. Hasil Gain Ranah Kognitif

48

ix

Daftar Gambar

Halaman
Gambar 2.1. Minyak bumi, gas alam, dan batu bara di dalam lapisan bumi

26

Gambar 3.1. Desain Penelitian

38

Gambar 4.1. Tingkatan Aspek Kognitif Kelas Eksperimen I

48

Gambar 4.2. Tingkatan Aspek Kognitif Kelas Eksperimen II

48

Gambar 4.3. Perbandingan Ranah Kognitif yang terkembangkan
Pada Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
Gambar 4.4. Diagram Peningkatan Hasil Belajar

49
50

xi

Daftar Lampiran
Halaman
Lampiran 1. Silabus

57

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

59

Lampiran 3. Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar (sebelum divalidasi) 70
Lampiran 4. Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar (setelah divalidasi)

79

Lampiran 5. Rumusan Masalah Pertemuan 1

86

Lampiran 6. Materi Pelajaran Pertemuan 1

91

Lampiran 7. Rumusan Masalah Pertemuan 2

98

Lampiran 8. Materi Pelajaran Pertemuan 2

101

Lampiran 9. Pengamatan Keterlaksanaan Rencana Pelajaran

106

Lampiran 10. Dokumentasi Foto Penelitian

118

Lampiran 11. Perhitungan Mencari Validitas Soal

124

Lampiran 12. Perhitungan Reliabilitas Soa

126

Lampiran 13. Perhitungan Taraf kesukaran Soal

128

Lampiran 14. Perhitungan Daya Pembeda

130

Lampiran 15. Data Penelitian

132

Lampiran 16. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi,
Varians Hasil belajar

133

Lampiran 17. Uji Normalitas

138

Lampiran 18. Uji Homogenitas

142

xii

Lampiran 19. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar

144

Lampiran 20. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi,
Varians Data Gain Tes

147

Lampiran 21. Uji Normalitas Data Gain Tes

150

Lampiran 22. Uji Homogenitas Gain Tes

152

Lampiran 23. Pengujian Hipotesis

154

Lampiran 24. Tabulasi Skor Gain

155

Lampiran 25. Rata-rata Skor Gain

160

Lampiran 26. Tabel Nilai-Nilai r Product Moment

162

Lampiran 27. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2)

163

Lampiran 28. Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi-t

164

Lampiran 29. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F

165

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU No. 20 Tahun 2013 tentang
SISDIKNAS)
Peranan pendidikan sangat penting bagi seluruh aspek kehidupan manusia.
Hal

ini

disebabkan

karena

pendidikan

terpengaruh

perkembangan kehidupan manusia. Seperti

langsung

terhadap

yang diungkapkan Syaodik,

pendidikan menentukan model manusia yang akan dihasilkannya (Barus dan
Silitonga, 2006). Ini berarti bahwa belajar membawa perubahan dalam
karakteristik dan perubahan ini sebagai akibat dari adanya usaha dari individu
yang belajar.
Guru sangat berpengaruh dalam perkembangan pendidikan. Guru
merupakan dasar penentu kualitas lulusan siswa yang baik maupun buruk. Maka
dari itu sangat diperlukan kualitas guru yang profesional dalam proses
perkembangan pendidikan, guru dituntut tidak hanya pintar dalam penguasaan
materi pelajaran, tetapi juga diharapkan mampu mengelola kelas dengan baik
supaya proses pembelajaran berjalan dengan aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (Jauhar, 2011). Maka dari itu hendaknya guru dalam proses
pembelajaran tidak hanya bersifat mentransfer ilmu, tetapi juga mampu membantu
proses pemahaman materi pelajaran melalui pemilihan model dan media
pembelajaran yang sesuai.
Berdasarkan

pengalaman

peneliti

ketika

melaksanakan

Program

Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT), siswa-siswi SMK kurang menaruh
perhatian terhadap pelajaran kimia yang berdampak pada hasil belajar kimia yang
rendah. Faktor-faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa tersebut antara lain,

2

aktivitas siswa yang kurang aktif dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM),
kurangnya minat belajar siswa, interaksi siswa dalam KBM kurang terjalin
dengan baik, model pembelajaran yang kurang tepat dan kurang bervariasi, dan
penggunaan media pembelajaran masih jarang digunakan guru, sehingga
menyebabkan kejenuhan pada siswa pada saat kegiatan belajar mengajar (KBM)
berlangsung, serta anggapan yang salah pada siswa SMK bahwa konsep-konsep
dalam pelajaran kimia tidak penting dan tidak berguna untuk jurusan mereka.
Setelah dilakukan observasi dan wawancara dengan salah seorang guru
kimia di SMK Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Swasta Budi Agung
Medan, model pembelajaran yang biasa digunakan disekolah tersebut adalah
model pembelajaran konvensional. Hasil belajar siswa belum mencapai
ketuntasan 50% dari jumlah siswa. Faktor utama yang dirasakan sebagai
penyebab kurangnya hasil belajar kimia siswa dalam kegiatan belajar kimia
adalah siswa menganggap bahwa kimia adalah pelajaran yang abstrak, berisi
konsep-konsep yang membingungkan dan mereka lebih menyukai praktek
daripada belajar teori.
Pembelajaran konvensional selama ini yang terjadi di sekolah SMK
Swasta Budi Agung Medan, yakni guru masih sering melakukan ceramah untuk
menyampaikan materi pelajaran dan tanya jawab antara guru dan siswa untuk
membahas

permasalahan

yang

diberikan.

Guru

tidak

memakai

media

pembelajaran saat mengajar dikelas. Inilah yang membuat siswa kurang respon,
sulit memahami materi pelajaran dan menyelesaikan persoalan yang diberikan
oleh guru.
Dalam belajar kimia hendaknya fakta, konsep dan prinsip- prinsip fakta
tidak diterima secara prosedural tanpa pemahaman dan penalaran. Pengetahuan
tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang (guru) ke kepala orang
lain (siswa). Siswa sendirilah yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan
dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalaman mereka. Maka dari itu,
untuk mempermudah pemahaman dan penalaran siswa guru harus dapat
menentukan model dan media yang tepat dalam proses pembelajaran.

3

Sebuah penelitian oleh Raden Rara Siti Toyibah (2012) diperoleh hasil
bahwa terdapat pengaruh penggunaan media movie maker untuk meningkatkan
hasil belajar kimia siswa, dimana pada kelas eksperimen diperoleh peningkatan
hasil belajar 72,00 %.dan kelas kontrol (tanpa menggunakan media movie maker)
40%. Oleh pertimbangan ini, peneliti mengintegrasikan media movie maker dalam
model – model pembelajaran yang akan dibandingkan. Media ini digunakan untuk
menciptakan sebuah film yang dapat didesain semenarik mungkin agar siswa –
siswi SMK lebih termotivasi dalam belajar dan memudahkan siswa dalam
memahami materi pelajaran yang diajarkan.
Pokok bahasan minyak bumi pernah diteliti oleh Mahrani Safitri (2006)
dalam skripsi berjudul “ Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Pada Materi Pokok Minyak Bumi Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa”, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
memberikan efektifitas sebesar 34,17 % terhadap peningkatan hasil belajar siswa
pada materi pokok minyak bumi. Dalam penelitian ini, peneliti berkeinginan
mengajarkan materi minyak bumi dengan model pembelajaran berbasis sains
yaitu model pembelajaran inkuiri terbimbing.
Dalam beberapa jurnal inkuiri (Narni Lestari Dewi,dkk 2013), skor ratarata hasil belajar IPA siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri
terbimbing yakni 78,12 berada pada kategori tinggi/lebih besar dari pada rata-rata
skor hasil belajar IPA siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional
yakni 59,76 pada kategori sedang dan hasil penelitian Nasution Riyadhoh (2007)
menunjukkan bahwa hasil belajar yang diajarkan dengan metode inkuiri
terbimbing meningkat sebesar 77,03 lebih tigggi dibandingkan dengan hasil
belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional yaitu 68,46,
sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diberi model
pembelajaran inkuiri lebih tinggi dari pada model pembelajaran konvensional.
Strategi inkuiri akan membuat siswa menjadi lebih kreatif, berpikir positif
dan bebas berekspresi (Kuhne 1995 dalam Alberta 2014). Hal ini berlaku
menyeluruh pada semua siswa walaupun setiap individu membutuhkan perhatian
yang berbeda selama proses inkuiri. Hasil penelitian dari Sastrina Habeahan

4

(2013) dalam skripsi berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi di SMA kelas XI T.A
2012/2013. “ dan penelitian dari Suhendry Panjaitan (2013) dalam skripsi
berjudul “Pengaruh strategi pembelajaran inkuiri terbimbing terintegrasi
pendidikan karakter terhadap hasil belajar kimia siswa SMA”, analisis hasil
penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan
strategi pembelajaran inkuiri lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional.
Pengajaran langsung adalah suatu model pengajaran yang bersifat teacher
center. Menurut Arends (dalam Trianto, 2011), model pengajaran langsung adalah
salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses
belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
prosedural yang tersruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan
yang bertahap, selangkah demi selangkah. Selain itu model pembelajaran
langsung ditunjukkan pula untuk membantu siswa mempelajari keterampilan
dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran langsung
adalah dua model pembelajaran dengan pendekatan yang berbeda. Dimana, model
pembelajaran inkuiri berpusat pada siswa sedangkan model pembelajaran
langsung berpusat pada guru. Peneliti berkeinginan melakukan penelitian untuk
mengetahui apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar siswa SMK bila
diajar dengan kedua model diatas bila menggunakan media movie maker dalam
proses pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti berkeinginan melakukan
penelitian yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Langsung
Menggunakan Media Movie Maker Pada Pokok Bahasan Minyak Bumi dan
Kegunaannya.”

5

1.2 Ruang lingkup
Ruang Lingkup penelitian ini adalah perbedaan model pembelajaran
inkuiri terbimbing dan model pembelajaran langsung dengan media movie maker
pada pokok bahasan Minyak Bumi dan Kegunaannya dan pengaruhnya terhadap
peningkatan hasil belajar siswa di SMK Swasta Budi Agung Medan kelas XI
SMK jurusan Teknik Kendaraan Ringan.

1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas ditetapkan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah hasil belajar kimia siswa yang diperoleh menggunakan
model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan media movie maker
dibandingkan dengan model pembelajaran langsung dengan media movie
maker pada materi pokok minyak bumi dan kegunaannya?
2. Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan media movie maker
dibandingkan dengan model pembelajaran langsung menggunakan media
movie maker?
3. Ranah kognitif manakah yang terkembangkan pada siswa melalui
pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing menggunakan media movie
maker dan model pembelajaran langsung menggunakan media movie
maker pada materi pokok minyak bumi dan kegunaaannya?

1.4 Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan, maka perlu dilakukan pembatasan
masalah penelitian ini, yaitu :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran inkuiri
terbimbing dan model pembelajaran langsung.
2. Media pembelajaran yang digunakan adalah media movie maker.
3. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMK semester 2 di SMK Swasta
Budi Agung Medan Tahun Pelajaran 2013/2014.

6

4. Pokok Bahasan yang diajarkan Minyak Bumi dan Kegunaanya di SMK
Budi Agung Medan Tahun Pelajaran 2013/2014.
5. Penelitian ini menilai aspek kognitif, yaitu berdasarkan Taksonomi Bloom
dari C1-C3

1.5 Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan media movie maker dan
hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran langsung
menggunakan media movie maker.
2. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa

yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan media
movie maker dibandingkan dengan model pembelajaran langsung
menggunakan media movie maker.
3. Untuk mengetahui ranah kognitif yang terkembangkan pada siswa melalui
pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing menggunakan media movie
maker dan model pembelajaran langsung menggunakan media movie
maker pada materi pokok minyak bumi dan kegunaaannya.

1.6.

Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan bagi guru dan mahasiswa jalur pendidikan untuk
dapat memilih model pembelajaran dan media pembelajaran yang tepat
untuk nantinya melaksanakan pengajaran di sekolah.
2. Siswa mendapat pengalaman belajar yang baru dengan diterapkannya
model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran langsung
dengan media movie maker
3. Sebagai sumbangan pikiran dalam dunia pendidikan guna memajukan
pembelajaran pada umumnya dan pembelajaran kimia khususnya.

7

1.7

Definisi Operasional
Definisi operasional yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:
1. Inkuiri terbimbing adalah suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam
praktiknya guru menyediakan bimbingan dan petunjuk bagi siswa. Peran
guru dalam model ini lebih dominan daripada siswa. Guru membuat
rumusan masalah, lalu menyerahkannya pada siswa. Guru tidak langsung
melepas segala kegiatan yang dilakukan siswa. Bimbingan dan arahan
dalam model ini masih sangat dibutuhkan. Inkuiri terbimbing ini biasanya
digunakan pada siswa yang belum pernah melakukan model inkuiri.
(Hartono. 2013)
2. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang timbul, misalnya dari
tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, perubahan sikap,
kebiasaan dan keterampilan. (Sudjana, 2005).

56

DAFTAR PUSTAKA

Alberta., (2004), focus on inquiry: a techer guide to implementing inquiry Based
learning, (http:www. Learning. Gov. Ab. C/k 12 / currichulum/by
subject/jocusoninquiry.pdf.) diakses 3 Maret 2014.
Arikunto, S., (2011), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta
Arsyad, A., (2010), Media Pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Dewi, Narni Lestari dkk., (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar IPA, e-Journal Pascasarjana
Terbimbing Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar.
Volume 3.
Dimyati, Mujiono., (2002). Belajar dan pembelajaran. Penerbit Rineka Cipta.
Jakarta.
Erawati, dkk., (2009), Kimia 2 untuk SMK Kelas XI, Yudhistira, Jakarta.
Jauhar, mohammad., (2011). Implementasi Paikem Dari Behavioristik sampai
Kontruktivistik. Prestasi Pustaka, Jakarta.
Habeahan, Sastrina. (2013). Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Laju reaksi di SMA kelas XI T.A
2012/2013, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Hartono, Rudi., (2013), Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid,
Diva press, Yogyakarta
Henry, (2009), Membuat video dengan Windows Movie Maker.

57

http

://

www.tobipuken.com/indexphp/animasi/62-membuat-video-

dengan-windows-movie-maker, artikel, diakses 7 Maret 2014
Nn, (2009), Movie maker vs Adobe Preire
http

://coretankami.wordpress.com/2009/10/19/movie-maker-vs-adobe-

premiere//artikel, diakses 7 Maret 2014
Riyadoh, Nasution., (2007). Metode Pembelajaran Inkuiri terbimbing, Jurnal
pendidikan, Jakarta. ,http://www.bse.depdiknas.go.id diakses tanggal 7
maret 2014.
Safitri, Maharani., (2006). Efektifitas Penerapan pemebelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Pada Materi Pokok Minyak Bumi Sebagai Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran, Penerbit Kencana Prenada Media
Group. Jakarta.
Sanjaya, Wina., (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan.Penerbit Kencana. Penerbit Kencana, Jakarta.
Silitonga, P M, Statistik Teori Dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA UNIMED,
Medan.
Sudarmo, Unggul., (2004), Kimia SMA 1, Erlangga, Jakarta.
Sudjana, N., (2005), Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Sunardi,. (2011), Kimia Bilingual, Yrama Widya, Bandung.
Softyatiningrum, dkk., (2007), Sains Kimia 1, Bumi aksara, Jakarta.
Toyibah, Raden Rara Siti., (2012), Penerapan Pendidikan Berkarakter

58

MenggunakanWindows Movie Maker Untuk Meningkatkan Kualitas
Karakter Dan Hasil Belajar Kimia Siswa di SMA, Skripsi, FMIPA,
UNIMED, Medan.
Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Penerbit
Rineka Kencana, Jakarta.
Trianto, M.Pd. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif.
Penerbit Kencana. Jakarta.
Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 2006.PT Arnas Duta Jaya. Jakarta.
Warjana., (2007), Teknik Cespleng Membuat video & Mengelola foto dengan
Windows Vista / Windows XP, INDAH, Surabaya.

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN BERBASIS MASALAH DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA

0 11 135

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN MODEL DIRECT INSTRUCTION TERINTEGRASI METODE EKSPERIMEN PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM.

0 2 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM.

0 3 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 2 22

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN PEMBELAJARAN DISCOVERY.

0 2 24

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN MODEL DIRECT INSTRUTION DENGAN MEDIA POWER POINT PADA POKOK BAHASAN HIDROLIS GARAM.

0 6 15

PENGARUH PENERAPAN MEDIA WINDOWS MOVIE MAKER PADA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA.

1 10 18

PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG DIBELAJARKAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG.

0 4 23

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR

2 7 176

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR

0 0 17