pemeriksaan Ultrasonografi USG. Melalui observasi teratur pertumbuhan janin maka diharapkan dapat mengevaluasi keadaan janin, sehingga janin
bisa lahir menjadi bayi baru lahir dengan berat badan normal secara aterm Wheeler, 2003.
Penelitian mengenai Lingkar Lengan Atas LILA dengan berat bayi lahir pernah dilakukan oleh Mutazalimah, tahun 2005 dari fakultas
Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta
dengan judul
“Hubungan LILA dan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Berat bayi Lahir di RSUD DR. Moewardi Surakarta” pada 106 responden. Melalui
penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara ukuran LILA ibu hamil dan kadar hemoglobin dengan berat bayi lahir.
Berdasarkan studi pendahuluan di puskesmas Sukodono, Kabupaten Sragen pada bulan Januari–Desember 2008 di dapatkan data 202 ibu hamil
dengan ukuran LILA kurang dari 23,5 cm 9,9 dari jumlah keseluruhan ibu hamil yaitu sebanyak 2042 orang dan terdapat 20 4, 4 bayi dengan
BBLR dari 457 persalinan. Sedangkan Oleh karena itu, penulis mengambil penelitian yang berjudul
“Hubungan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil dengan Taksiran Berat Janin di wilayah puskesmas Sukodono, Kabupaten Sragen”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil dengan Taksiran Berat Janin di wilayah
puskesmas Sukodono, Kabupaten Sragen ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil dengan Taksiran
Berat Janin di wilayah puskesmas Sukodono, Kabupaten Sragen. 2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui ukuran LILA ibu hamil di wilayah puskesmas Sukodono, kabupaten Sragen.
b. Mengetahui Taksiran Berat Janin rumus Johnson di wilayah puskesmas Sukodono, kabupaten Sragen.
c. Menganalisa hubungan LILA ibu hamil dengan taksiran berat janin pada kehamilan aterm di wilayah puskesmas Sukodono, kabupaten
Sragen.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yaitu : 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Institusi Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan
mahasiswa mengenai lingkar lengan atas ibu hamil dan taksiran berat janin.
b. Bagi Profesi Sebagai
bahan masukan
dalam meningkatkan
pelayanan pemeriksaan kehamilan, khususnya melakukan pemeriksaan rutin
LILA ibu hamil kaitannya pemantauan TBJ disetiap kunjungan ibu hamil.
c. Bagi Masyarakat Meningkatkan pengetahuan khususnya tentang LILA ibu hamil
dengan TBJ, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pada ibu hamil akan pentingnya pemeriksaan kehamilannya secara
rutin.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Lingkar Lengan Atas LILA a. Pengertian
LILA merupakan salah satu cara untuk menilai status gizi yang dilakukan secara antropometri Supariasa, dkk, 2002.
LILA adalah salah satu cara untuk mengetahui keadaan gizi Wanita Usia Subur WUS yang paling sederhana dengan cara
mengukur lingkar lengan atas Depkes dan kesejahteraan sosial RI, 2000.
LILA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko KEK pada ibu hamil serta untuk menapis melahirkan BBLR Meilani, dkk,
2009. b. Tujuan pengukuran LILA
1 Mengetahui risiko KEK Wanita Usia Subur WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang
mempunyai risiko melahirkan BBLR. 2 Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih
berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.
3 Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
4 Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita KEK.
5 Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang menderita KEK.
Supariasa,dkk, 2002. c. Ambang Batas.
Ambang batas LILA WUS adalah 23,5 cm, apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA berarti
wanita tersebut mempunyai risiko KEK yaitu melahirkan dengan BBLR atau berat kurang dari 2500 gram Kusmiyati, 2008.
d. Cara mengukur LILA 1 Tetapkan lengan yang akan di ukur.
2 Posisikan lengan sejajar dengan tubuh dan siku membentuk sudut 90 derajad.
3 Ukur lengan dari bahu ke siku acromion ke olecranon. 4 Tentukan titik tengah lengan.
5 Luruskan lengan sejajar dengan tubuh. 6 Lingkarkan pita LILA pada titik tengah lengan.
7 Pita jangan terlalu ketat dan longgar. 8 Pembacaan skala yang benar Mandriwati, 2008.
e. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA. 1 Pengukuran dilakukan pada posisi berdiri.
2 Lakukan pada lengan yang tidak aktif digunakan sehari-hari, karena tangan yang aktif digunakan cenderung memiliki ukuran
yang lebih besar karena adanya pelebaran otot-otot. 3 Alat pengukur tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga
permukaannya sudah tidak rata Mandriwati, 2008.
f. Tindak lanjut pengukuran LILA. Hasil pengukuran LILA ada dua kemungkinan, yaitu kurang
dari 23,5 cm dan di atas atau sama dengan 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran kurang dari 23,5 cm berarti risiko KEK dan lebih sama
dengan dari 23,5 cm berarti tidak berisiko KEK. 1 Pengertian kekurangan energi kronis pada ibu hamil
Kekurangan Energi Kronis pada ibu hamil adalah keadaan dimana ibu hamil mengalami kekurangan energi dan
protein yang lama atau menahun Harahap, 2009. 2 Etiologi
a Ekonomi Seseorang dengan tingkat ekonomi rendah akan
mempengaruhi kurangnya pemenuhan kebutuhan makanan yang di konsumsi sehari-hari.
b Pendidikan Pendidikan rendah akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan tentang pentingnya pemenuhan gizi yang seimbang.
c Penyakit Seseorang yang menderita penyakit kronis akan
mempengaruhi status gizinya Harahap, 2009. d Jarak kelahiran
Ini dapat terjadi jika seorang ibu belum kembali kepada gizi yang normal setelah melahirkan, ibu tersebut
hamil lagi Hendrisal, 2008. e Keturunan
Faktor keturunan kadang mempengaruhi penampilan fisik seseorang yang memperlihatkan orang tersebut
kekurangan gizi, meskipun sebenarnya dalam pemenuhan kebutuhan gizinya tercukupi Nurasih, 2002.
3 Skema Tindak Lanjut Pengukuran LILA Untuk mengetahui tindak lanjut pengukuran LILA
dapat di lihat pada skema :
Bagan 1. Skema tindak lanjut pengukuran LILA
PENGUKURAN LILA
Dasa Wisma
Kelompok Masyarakat
Posyandu Polindes
Pustu Perusahaan
Lain- lain
23,5 cm ≥ 23,5 cm
Risiko KEK Bukan risiko
KEK Anjuran
Anjuran 1.
Makan cukup, dengan pedoman 1. Pertahankan kondisi kesehatan
gizi seimbang 2. Hidup Sehat
2. Hidup Sehat
3. Bila hamil periksa kehamilan 3.
Tunda Kehamilan kepada petugas kesehatan
4. Bila hamil segera rujuk
sedini mungkin 5.
Diberi penyuluhan dan melaksanakan anjuran
Sumber : Supariasa,dkk 2002
2. Taksiran Berat Janin TBJ. a. Pengertian
Taksiran berat janin adalah salah satu cara menafsir berat janin ketika masih di dalam uterus Kusmiyati, 2008.
b. Tujuan Taksiran ini berguna untuk memantau pertumbuhan janin
dalam rahim, sehingga di harapkan dapat mendeteksi dini
kemungkinan terjadinya pertumbuhan janin yang abnormal Wheeler, 2004.
c. Cara mengukur TBJ rumus Johnson Selain USG, cara yang paling sederhana adalah dengan
menggunakan rumus Johnson. Taksiran ini hanya berlaku untuk persentasi kepala dan mengukur terlebih dahulu Tinggi Fundus
Uterus dengan tehnik Mc Donald. Rumusnya adalah sebagai berikut :
Tinggi Fundus Uteri dalam cm – n x 155 = berat gram Keterangan :
1 Bila kepala janin belum masuk Pintu Atas Panggul PAP maka n = 12
2 Bila kepala janin sudah masuk PAP maka n = 11 Siswosudarmo, 2008.
d. Cara mengukur Tinggi Fundus Uteri tehnik Mc Donald Dalam upaya standarisasi perkiraan tinggi fundus uteri, para
peneliti saat ini menyarankan penggunaan pita ukur untuk mengukur tinggi fundus dari tepi atas simfisis pubis. Pengukuran ini
di sebut juga tehnik Mc Donald. Telah di buktikan bahwa teknik ini sangat berguna di negara berkembang sebagai alat untuk mendeteksi
secara dini yang dilakukan oleh para dokter dan bidan Kusmiyati, 2008.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengukur TFU adalah sebagai berikut :
1 Pita ukur hendaknya terbuat dari bahan yang tidak bisa mengendur meteranmetlyn
2 Kandung kemih hendaknya kosong 3 Pengukuran dilakukan dengan menempatkan ujung dari pita
ukur pada tepi atas simfisis pubis sampai fundus uteri dengan tetap mejaga pita ukur menempel pada dinding abdomen
Mandriwati, 2008. e. Kehamilan aterm
Menurut kusmiyati 2008, pertumbuhan hasil konsepsi dibedakan menjadi tiga tahap penting, yaitu ovum telur 0-2
minggu, embrio mudigah hari ke15–8 minggu, janin fetus di atas 8 minggu.
Prawirohardjo 2007 menyatakan bahwa kehamilan cukup bulan aterm adalah apabila umur kehamilan sudah mencapai 37- 42
minggu. Menurut Mochtar 1998, kehamilan aterm adalah apabila
umur kehamilan 37 – 40 minggu. Sedangkan Depkes RI 2007 menyatakan bahwa kehamilan aterm adalah apabila umur kehamilan
antara 37 – 40 minggu.
Pada penelitian ini umur kehamilan yang akan diteliti untuk pengukuran LILA dan TBJ adalah pengertian kehamilan aterm
menurut Mochtar dan Depkes RI yaitu umur kehamilan antara 37 - 40 minggu.
Pertumbuhan dan perkembangan janin pada kehamilan aterm adalah :
1 Minggu ke-37
Berat bayi harusnya minimal mencapai 2500 gram. Panjang sekitar 47 cm.
Di usia ini dikatakan aterm atau siap lahir karena seluruh fungsi organ-organ tubuhnya bisa matang untuk bekerja
sendiri. Kepala bayi biasanya masuk ke jalan lahir dengan posisi siap lahir. Meskipun sebagian kecil di antaranya dengan
malpresentasi. 2
Minggu ke-38 Berat bayi sekitar 3100 gram dengan panjang 48 cm .
3 Minggu ke-39
Di usia kehamilan ini bayi mencapai berat sekitar 3250 gram dengan panjang sekitar 49 cm.
Nurasih, 2009. 4
Minggu ke-40 Kuku panjang, kulit halus, dan hampir tidak ada lanugo
Panjangnya mencapai kisaran 45-55 cm dan berat sekitar 3300 gram. Jika laki-laki, testisnya sudah turun ke skrotum, sedangkan
pada wanita, labia mayora bibir kemaluan bagian luar sudah berkembang baik dan menutupi labia minora bibir kemaluan
bagian dalam. Arief, 2008.
f. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin Secara garis besar, pertumbuhan lebih menekankan pada
aspek fisik. Sedangkan perkembangan menekankan pada aspek pematangan fungsi organ, terutama kematangan sistem saraf pusat.
1 Pertumbuhan Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan janin
mulai konsepsi sampai lahir adalah : a Faktor Internal genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan. Melalui genetik yang berada didalam
sel telur yang telah di buahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan Supariasa, dkk, 2002.
b Faktor Eksternal lingkungan Faktor lingkungan dipengaruhi oleh :
1 Gizi ibu pada saat hamil Status
gizi ibu
hamil sangat
mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan. Apabila status
gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan dan selama
kehamilan akan menyebabkan Berat Badan Lahir Rendah BBLR. Di samping itu, akan mengakibatkan
terhambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, abortus, dsb Supariasa, dkk, 2002.
2 Mekanis Kelainan bawaan pada bayi dapat disebabkan oleh
trauma dan cairan ketuban yang kurang. Demikian pula posisi janin yang tidak normal dapat menyebabkan
berbagai kelainan pada bayi yang dilahirkan dan dapat menyebabkan pertumbuhannya terlambat Manuaba,
2001. 3 Toksin zat kimia
Bagi ibu hamil yang kecanduan alkohol, narkoba dan perokok berat dapat melahirkan bayi dengan BBLR,
lahir mati, cacat atau retardasi mental. 4 Endokrin
Jenis hormon
yang mungkin
berperan pada
pertumbuhan janin adalah somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin dan peptida-peptida
lain dengan aktivitas mirip insulin Supariasa, 2002. 5 Radiasi
Radiasi dapat menyebabkan cacat bawaan pada anak.
6 Infeksi Jenis infeksi yang menyebabkan penyakit pada janin
seperti varisela,
malaria, HIV,
TORCH Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, dan herpes
simplex, virus hepatitis dsb. 7 Stres
Ketenangan kejiwaan yang didukung oleh lingkungan keluarga, akan menghasilkan janin yang baik.
Supariasa, dkk, 2002. 8 Anoksia embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat dapat menyebabkan bayi lahir
dengan berat badan lahir rendah. 2 Perkembangan
Perkembangan searah pararel dengan pertumbuhan, sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan juga akan
mempengaruhi perkembangan janin Supariasa,dkk, 2002. 3. Hubungan umur kehamilan, TFU dan berat bayi
Hubungan umur kehamilan, TFU dan berat bayi dap at di lihat
pada grafik di bawah ini :
Grafik .1 Hubungan Umur kehamilan dan berat bayi
Sumber : Wheeler 2003
Grafik 2. Hubungan Umur Kehamilan dengan TFU
Sumber : Westin 2002.
Julianti 2006 menyatakan bahwa tinggi fundus uteri mempunyai hubungan yang kuat dengan berat badan bayi serta mampu
merefleksikan pertumbuhan janin serta ukuran fetus. Menurut Wheeler 2004, apabila tinggi fundus 3 sampai 4 cm
lebih kecil dari normal, kemungkinan retardasi pertumbuhan intrauterin terhambat, presentasi sungsang, infeksi janin, abnormalitas kromosom
atau genetik, penurunan bagian presentasi ke pelvis, kematian janin, atau oligohidramnion jumlah cairan amnion sedikit. Sedangkan
apabila tinggi fundus melebihi sekitar 3 sampai 4 cm dari normal, kemungkinan bayi makrosomia karena ibu menderita diabetes, gestasi
multipel, bayi yang secara konstitusional besar, dan polihidramnion cairan amnion berlebih.
Sehingga salah satu cara sederhana memantau pertumbuhan dan perkembangan janin dapat dilakukan dengan menghitung TBJ melalui
pengukuran TFU terlebih dahulu. 4. Hubungan LILA dengan TBJ
Ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronik KEK mempunyai risiko pertumbuhan dan perkembangan janinnya terhambat.
Hal ini dapat mengakibatkan bayi lahir dengan BBLR Fajar, 2005. Oleh karena itu, kaitannya dengan peningkatan kesejahteraan
ibu dan anak dapat dilakukan pemantauan LILA ibu hamil serta
taksiran berat janin sedini mungkin selama kehamilannya Saimin, 2002.
B. Kerangka Teori