13 -
Untuk membina peningkatan suasana kehidupan masyarakat yang aman dan tertib, atau untuk teciptanya stabilitas keamanan dan ketertiban
kehidupan masyarakat, hukum dan undang-undang harus ditegakkan dengan tepat dan tegas. M.Yahya Harahap, 2002: 75
Melaksanakan dan menegakkan hukum dan undang-undang secara tepat, pengertian ini meliputi segala segi. Bukan saja tepat ditinjau dari segi
rumusan kaidah akan tetapi juga termasuk ketepatan waktu dalam pelaksanaan penindakan. Sedangkan penegakan hukum yang tegas berarti
hukum itu tidak dipermain-mainkan atau tidak diperjualbelikan untuk kepentingan dan keuntungan pribadi pejabat penegak hukum.Penegakan
hukum tidak boleh diskriminatif. M.Yahya Harahap, 2002: 78.
2. Tinjauan Tentang Panwaslu Panitia Pengawas Pemilu
Pengawas Pemilu sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum dilakukan oleh
Badan Pengawas Pemilu yang disingkat Bawaslu untuk di tingkat pusat. Sedangkan untuk di tingkat propinsi adalah Panitia Pengawas Pemilu
Panwaslu. Selain ada Panwaslu propinsi juga ada Panwaslu kabupatenkota, Panwaslu Kecamatan, Panwaslu lapangan dan Panwaslu luar negeri.
Bawaslu adalah suatu badan yang mempunyai tugas pokok melakukan pengawasan tahapan penyelenggaraan Pemilu yang meliputi Pemilu anggota
DPR,DPD,DPRD,Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Bawaslu ini merupakan suatu badan yang
bersifat tetap dengan masa tugas anggotanya selama 5 lima tahun dihitung sejak pengucapan sumpahjanji jabatan. Bawaslu berkedudukan di Jakarta
sebagai ibukota negara. Anggota Bawaslu sebanyak 5 lima orang yang terdiri dari kalangan profesional yang mempunyai kemampuan dalam
melakukan pengawasan dan tidak menjadi anggota partai politik. Bawaslu terdiri dari seorang ketua merangkap anggota dan anggota yang masing-
masing anggota memiliki hak suara yang sama.Rozali Abdullah, 2008: 99.
14
a. Kedudukan, Susunan dan Keanggotaan Panwaslu KabupatenKota
Panwaslu KabupatenKota adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah
KabupatenKota Adapun sesuai dengan UU nomor 22 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum Panwaslu KabupatenKota
mempunyai tugas pokok yaitu melakukan pengawasan terhadap tahapan penyelenggaraan Pemilu di wilayah kerjanya masing-masing baik
Pemilu anggota DPR,DPD dan DPRD, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Panwaslu KabupatenKota dibentuk paling lambat 1 satu bulan sebelum tahapan pertama penyelenggaraan dimulai dan berakhir 2 dua
bulan setelah seluruh tahapan penyelenggaraan Pemilu selesai. Panwaslu KabupatenKota berkedudukan di ibukota kabupatenkota.
Anggota Panwaslu KabupatenKota terdiri dari 3 tiga orang berasal dari kalangan profesional yang mempunyai kemampuan dalam
melakukan pengawasan dan tidak menjadi anggota partai politik. Masing-masing anggota mempunyai hak suara yang sama . Panwaslu
Kabupatenkota terdiri dari ketua merangkap anggota dan anggota . Ketua Panwaslu KabupatenKota dipilih dari dan oleh anggota Panwaslu
KabupatenKota itu sendiri.
b. Tugas, Wewenang dan Kewajiban Panwaslu KabupatenKota
Tugas Panwaslu KabupatenKota sebagaimana di atur dalam Pasal 78 UU nomor 22 Tahun 2007 adalah :
a. Mengawasi
tahapan penyelenggaraan Pemilu
di wilayah
kabupatenkota yang meliputi : 1. Pemutakhiran data pemilih berdasarkan data kependudukan,
penetapan Daftar Pemilih Sementara DPS dan Daftar Pemilih Tetap DPT.
15 2. Pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dan tatacara
pencalonan anggota DPRD KabupatenKota dan pencalonan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah KabupatenKota.
3. Proses penetapan calon anggota DPRD KabupatenKota dan pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
KabupatenKota. 4. Penetapan pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah KabupatenKota. 5. Pelaksanaan Kampanye.
6. Perlengkapan Pemilu dan pendistribusiannya. 7. Pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil
Pemilu. 8. Mengendalikan pengawasan seluruh proses penghitungan
suara. 9. Pergerakan surat suara dari tingkat TPS sampai ke PPK
10.Proses rekapitulasi suara yang dilakukan oleh KPU KabupatenKota, dari seluruh kecamatan.
11.Pelaksanaan penghitungan suara dan pemungutan suara ulang, Pemilu lanjutan dan Pemilu susulan.
12.Proses penetapan
hasil Pemilu
anggota DPRD
KabupatenKota dan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah KabuptenKota.
b. Menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu.
c. Menyelesaikan temuan dan laporan sengketa penyelenggaraan
Pemilu yang tidak mengandung unsur tindak pidana. d. Menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU KabupatenKota
untuk ditindaklanjuti. e.
Meneruskan temuan
dan laporan
yang bukan
menjadi kewenangannya kepada instansi yang berwenang.
16 f. Menyampaikan laporan kepada Bawaslu sebagai dasar untuk
mengeluarkan rekomendasi Bawaslu yang berkaitan dengan adanya dugaan tindakan yang mengakibatkan terganggunya
tahapan penyelenggaraan Pemilu oleh penyelenggara Pemilu di tingkat KabupatenKota.
g. Mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu tentang pengenaan sanksi kepada anggota KPU KabupatenKota,
Sekretaris dan pegawai Sekretariat KPU KabupatenKota yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya
tahapan penyelenggaraan Pemilu yang sedang berlangsung. h. Mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu.
i. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh undang-undang.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas Panwalu KabupatenKota mempunyai wewenang sebagaimana diatur
dalam Pasal 78 ayat 2 Undang - Undang nomor 22 tahun 2007 yaitu sebagai berikut :
a. Memberikan rekomendasi kepada KPU untuk menonaktifkan sementara danatau mengenakan sanksi administratif atas
pelanggaran yang dilakukan anggota KPU KabupatenKota, Sekretaris KPU KabupatenKota, pegawai Sekretariat KPU
KabupatenKota, yang terbukti
melakukan tindakan yang
mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu yang sedang berlangsung.
b. Memberikan rekomendasi kepada yang berwenang atas temuan dan laporan terhadap tindakan yang mengandung unsur tindak pidana
pemilu. Pasal 79 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 mengatur
mengenai kewajiban Panwaslu KabupatenKota yaitu :
17 a.
Bersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas dan wewenangnya.
b. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
tugas Pengawasan Pemilu pada tingkatan di bawahnya. c.
Menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan adanya pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan
perundang-undangan mengenai Pemilu. d.
Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Panwaslu Propinsi, sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik danatau
berdasarkan kebutuhan. e.
Menyampaikan temuan dan laporan kepada Panwaslu Propinsi, berkaitan dengan adanya dugaan pelnggaran yang dilakukan oleh
KPU Kabupatenkota
yang mengakibatkan
terganggunya penyelenggaraan tahapan Pemilu di tingkat KabupatenKota.
f. Melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh peraturan
perundang-undangan. Selain Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 yang mengatur
tentang penyelenggaraan Pemilu, juga ada peraturan lain yang mengatur tentang Mekanisme Pengawasan Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yaitu Peraturan Badan Pengawasan Pemilihan Umum
Nomor 04 Tahun 2008 tanggal 28 Agustus 2008 . Menurut Peraturan Bawaslu Nomor 04 Tahun 2008, Pasal 7
disebutkan bahwa Panwaslu KabupatenKota melakukan pengawasan terhadap :
a. Tahapan penyelenggaraan Pemilu anggota DPR,DPD dan DPRD di
wilayah kabupatenkota yang meliputi ; 1. Pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih;
2. Pencalonan anggota DPRD KabupatenKota; 3. Masa kampanye;
18 4. Masa tenang;
5. Pemungutan dan penghitungan suara; dan 6. Penetapan hasil Pemilu Anggota DPRD KabupatenKota;
b. Pengadaan dan pendistribusian perlengkapan Pemilu di wilayah KabupatenKota;
c. Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu
lanjutan, dan Pemilu susulan di wilayah KabupatenKota; d. Pencatatan, pelaporan dan audit dana kampanye;
e. Pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu tentang pengenaan
sanksi kepada anggota KPU KabupatenKota. Sekretaris dan pegawai sekretariat KPU KabupatenKota yang terbukti melakukan
tindakan yang
mengakibatkan terganggunya
tahapan penyelenggaraan Pemilu yang sedang berlangsung;
f. Pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah
KabupatenKota; dan g. Kegiatan lain yang berkaitan dengan seluruh tahapan Pemilu
Anggota DPR, DPD, dan DPRD sebagaimana dimaksud pada huruf a di wilayah KabupatenKota.
Adapun mekanisme pengawasan Pemilu sesuai dengan peraturan Bawaslu Nomor 04 Tahun 2008 ini, yaitu :
Pasal 11, disebutkan : 1. Pengawas Pemilu melakukan pengawasan Pemilu secara aktif.
2. Pengawasan Pemilu secara aktif dilakukan dengan : a.
Memilih sasaran pengawasan di ssetiap tahapan Pemilu yang dianggap mempunyai potensi besar terjadinya pelanggaran;
b. Mengawasi secara acak pada sasaran pengawasan dan wilayah
pengawasan; c.
Meminta informasi yang dibutuhkan dalam rangka pengawasan Pemilu kepada penyelenggara Pemilu dan pihak-pihak terkait
lainnya; dan
19 d.
Melakukan kegiatan lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
3. Dalam rangka memaksimalkan pengawasan Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Pengawas Pemilu dapat :
a. Menghimbau masyarakat untuk mmelakukan pengawasan Pemilu;
b. Menjalin kemitraan dengan berbagai organisasi pemantau Pemilu,
organisasi masyarakat sipil, dan organisasi profesi; c.
Membangun komunikasi dengan peserta Pemilu; d.
Membangun sinergitas dengan media massa baik cettak maupun elektronik; dan
e. Melakukan kegiatan lain yang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan. Pasal 13 Peraturan Bawaslu Nomor 04 Tahun 2008 menyebutkan mengenai
penanganan temuan yaitu : 1
Pengawas Pemilu segera mengkaji dan menindaklanjuti temuan paling lama 3 tiga hari setelah temuan di dapat.
2 Dalam hal pengawas Pemilu memerlukan keterangan dan bukti
tambahan, kajian dan tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan paling lama 5 lima hari setelah temuan di dapat.
3 Hasil kajian terhadap temuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2
dikatagorikan sebagai : a.
Pelanggaran Pemilu; atau b.
Bukan pelanggaran Pemilu. 4
Pelanggaran Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat 3 huruf a dapat berupa :
a. Pelanggaran administrasi Pemilu;atau
b. Pelanggaran pidana Pemilu.
5 Temuan yang merupakan pelanggaran administrasi Pemilu diteruskan
kepada KPU,KPU Provinsi;dan KPU KabupatenKota. 6
Temuan yang merupakan pelanggaran pidana Pemilu diteruskan kepada penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia.
20
3. Tinjauan Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia