Analisis Persepsi Masyarakat Analisis potensi wisata bahari

Langkah menganalisis faktor strategis internal dan eksternal adalah sebagai berikut : 1 Menginventarisir faktor internal yang mempengaruhi pencapaian goals sasaran, visi, dan misi yang telah ditetapkan secara rinci detail dengan teknik brainstorming dan atau NGTNon Group Tecnique. Kemudian mendiskusikan setiap faktor internal apakah termasuk kekuatan atau kelemahan dibandingkan dengan perusahaan lain, dengan cara poling pendapat. i Kekuatan adalah kegiatan proses dan sumberdaya sudah baik. ii Kelemahan adalah kegiatan proses dan sumberdaya belum baik. 2 Menginventarisir faktor eksternal yang mempengaruhi pencapaian goals sasaran, visi dan misi yang telah ditetapkan secara rinci detail dengan teknik brainstorming dan NGTNonGroup Tecnique. Kemudian mendiskusikan setiap faktor eksternal apakah termasuk peluang atau ancaman dibanding perusahaan lain, dengan cara poling pendapat. i Peluang adalah faktor eksternal yang positif ii Ancaman adalah faktor eksternal yang negatif 2 Membuat matriks faktor strategi internal IFAS dan matriks faktor strategis eksternal EFAS Tujuannya adalah melihat berapa posisi tiap faktor yang telah termasuk kedalam kekuatan, kelemahan, peluang ataupun ancaman setelah dilakukan pembobotan, peratingan, dan penilaian. Penyusunan matriks IFAS dan EFAS dilakukan sebagai berikut: 1 melakukan identifikasi atas faktor-faktor: 1 IFAS: kekuatan dan kelemahan 2 EFAS: peluang dan ancaman 2 pembobotan terhadap masing-masing faktor, mulai dari 1,00 sangat penting sampai dengan 0,00 tidak penting. Skor jumlah bobot untuk keseluruhan faktor adalah 1,00. 3 Penentuan rating untuk masing-masing faktor berdasarkan pengaruhnya terhadap permasalahan berdasarkan nilai median hasil responden. Nilai rating mulai dari 4 sampai dengan 1. Pemberian nilai rating: 1 IFAS: kekuatan bersifat positif semakin besar kekuatan semakin besar pula nilai rating yang diberikan, sedangkan untuk kelemahan dilakukan sebaliknya semakin besar kelemahan semakin kecil nilai rating yang diberikan. 2 EFAS: peluang bersifat positif semakin besar peluang semakin besar pula nilai rating yang diberikan, sedangkan untuk ancaman dilakukan sebaliknya semakin besar ancaman semakin kecil nilai rating yang diberikan. 4 Dilakukan perkalian bobot dengan rating untuk menentukan skor terbobot dari masing-masing faktor. 5 Jumlah dari skor terbobot menentukan kondisi sistem atau organisasi: 1 IFAS: Jika nilai total skor terbobot ≥ 2,5 berarti kondisi internal memiliki kekuatan untuk mengatasi kelemahan. 2 EFAS: Jika nilai total skor terbobot ≥ 2,5 berarti kondisi eksternal memiliki peluang untuk mengatasi ancaman. 3 Merumuskan strategi umum grand strategy Tujuannya merumuskan strategi umum grand strategy , adalah mengembangkan perusahaan dengan memanfaatkan hasil Analisis SWOT kedalam suatu format dengan memilih 5-10 faktor utama tiap kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. 4 Membuat keputusan strategis Merumuskan keputusan strategi dengan menghubungkan antara baris faktor internal S dan W dan kolom faktor eksternal O dan T. Pada pertemuan keduanya, melakukan analisis strategi yang mungkin dikembangkan dengan memanfaatkan keterkaitan keduanya. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut: 1 Strategi yang menghubungkan antara S dan O, strategi dibuat berdasarkan jalan pikiran yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaat peluang yang sebesar-besarnya. 2 Strategi yang menghubungkan antara S dan T, strategi yang dipilih adalah menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi. 3 Strategi yang menghubungkan antara W dan O, strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. 4 Strategi yang menghubungkan antara W dan T, strategi ini berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

3.3.4 Analisis hirarki proses AHP

Setelah dilakukan analisis SWOT kemudian dilanjutkan dengan Analisis Hirarki Proses AHP untuk menentukan kebijakan-kebijakan dalam rangka pengembangan wisata bahari Pulau Tagalaya dan Kumo di Kabupaten Halmahera Utara, dimana variabel-variabel dimasukkan kedalam suatu susunan hirarki, yang memberi pertimbangan numerik pada pertimbangan subyektif tentang relatif pentingnya variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas relatif yang tertinggi. Langkah paling awal dalam penggunaan proses analisis hirarki adalah merinci permasalahan kedalam elemen- elemennya dan mengatur bagian dari elemen-elemen kedalam bentuk hirarki Nurani 2008. Untuk menilai perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen terhadap elemen lain maka digunakan pembobotan berdasarkan skala proses PHA yang disarankan oleh Saaty 1993 seperti pada Tabel 4. Dalam kondisi pembangunan yang makin kompleks analisis sistematis sangat diperlukan, bahkan sedapat mungkin faktor lain, seperti faktor politis harus dapat dijadikan bagian internal keseluruhan analisis. Dengan menggunakan metode PHA permasalahan yang kompleks tersebut akan dapat dirangkum sepenuhnya. Wisata bahari di suatu daerah membutuhkan beberapa komponen penting untuk pengembangannya. Komponen-komponen tersebut menjadi kriteria dalam pengambilan keputusan kebijakan pengembangan wisata bahari di Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo. Komponen penting dalam sistem pariwisata bahari adalah 1 objek wisata bahari dimana termasuk wisata alam maupun buatan yang menunjukkan ciri khas alam atau potensi alam di wilayah tersebut. Komponen ini merupakan kriteria biologi dalam pengembangan wisata bahari, 2 pelayanan