diukur berdasarkan persentase jumlah piksel yang dikelaskan secara benar dibagi dengan jumlah total piksel yang diklasifikasi. Akurasi tersebut sering disebut
dengan overall accuracy atau akurasi umum. Namun, akurasi ini jarang digunakan sebagai indikator yang baik untuk mengukur kesuksesan suatu klasifikasi karena
hanya menggunakan piksel-piksel yang terletak pada diagonal suatu matriks kontingensi. Akurasi yang dianjurkan adalah akurasi Kappa. Penelitian ini
menggunakan akurasi Kappa dengan ekstensi Jaya’s Kappa Dendogram V 1.2 pada ArcView 3.2. Akurasi ini menggunakan semua elemen dalam matriks.
Persamaan matematis dari akurasi Kappa adalah sebagai berikut:
Keterangan: X
ii
= nilai diagonal dari matriks kontingensi baris ke-I dan kolom ke-i X
+i
= jumlah piksel dalam kolom ke-i X
i+
= jumlah piksel dalam baris ke-i N
= banyaknya piksel dalam contoh
3.6.2 Analisis Indeks Biomassa
Biomassa merupakan berat bahan organik per unit area yang ada dalam beberapa komponen ekosistem pada waktu tertentu. Pengukuran terhadap
biomassa dilakukan dengan melakukan pengukuran DBH. Pengukuran DBH bambu maupun DBH pohon dilakukan dengan cara mengukur diameter pohon
pada ketinggian 1.3 m di atas tanah atau sekitar setinggi dada. Selanjutnya, dari pengukuran DBH dapat diduga biomassanya.
3.6.2.1 Indeks Biomassa Tegakan Bambu
Perhitungan indeks biomassa bambu dapat dibedakan menurut usia kemunculan buluh bambu muda rebung, yaitu indeks biomassa pada bambu
yang berusia di atas satu tahun atau lebih 1-year-old and older culms dan indeks biomassa bambu yang berusia kurang dari satu tahun current year emerged-culm
Saroinsong, 2007. Dalam penelitian ini, pengukuran indeks biomassa yang digunakan adalah indeks biomassa bambu yang berusia satu tahun atau lebih
dengan asumsi bahwa plot-plot bambu yang dipilih merupakan plot bambu yang permanen yang sudah lama dibudidayakan dan dikelola secara aktif. Indeks
K=
∑ ∑ 1
1 2
–
∑
100
biomassa bambu dapat dihitung dengan melihat hubungan antara DBH buluh dengan total berat kering bambu yang berasal dari buluh culms, cabang
branches, dan daun leaves. Persamaan indeks biomassa bambu yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengikuti persamaan indeks biomassa
yang digunakan Saroinsong 2007 sebagai berikut:
Keterangan: D= Diameter setinggi dada DBH
B
B
= Indeks biomassa cabang B
C
=Indeks biomassa buluh B
L
= Indeks biomassa daun 3.6.2.1 Indeks Biomassa Tegakan Pohon
Indeks biomassa pohon didefinisikan sebagai jumlah total dari total bahan organik yang terdapat di atas tanah atau berat kering dalam ton per unit area
Brown, 1997. Persamaan dalam menentukan volume pohon biomassa dengan menggunakan persamaan yang dikembangkan Brown 1997 adalah:
Keterangan: Y = biomassa
D = diameter setinggi dada cm a,b = konstanta untuk daerah tropis lembab, dengan a=0,11 dan b=2,53
3.6.3 Analisis Indeks Keanekaragaman