3. Pengaruh Konsentrasi Bakteri terhadap Intensitas Serangan Bakteri
Erwinia carotovora pada daun Phalaenopsis
Perlakuan konsentrasi bakteri tidak berpengaruh nyata terhadap intensitas serangan, dengan kata lain penggunaan konsentrasi bakteri 10
9
cfuml dan 10
10
Tabel 5 Pengaruh konsentrasi bakteri terhadap intensitas serangan pada daun Phalaenopsis
cfuml menunjukkan hasil yang tidak berbeda terhadap tingkat intensitas serangan bakteri Tabel 5.
Konsentrasi Bakteri Intensitas Serangan
10
9
10 cfuml
10
31.421 a cfuml
30.701 a
Keterangan : Nilai pada baris perlakuan yang sama diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Duncan Multiple Range Test DMRT pada taraf nyata 5 .
Hasi perlakuan konsentrasi bakteri terhadap intensitas serangan menunjukan bahwa intensitas serangan bakteri Erwinia carotovora pada daun Phalaenopsis,
tidak ditentukan oleh konsentrasi inokulum akan tetapi dipengaruhi oleh virulensi bakteri Erwinia carotovora dalam menginfeksi jaringan anggrek Phalaenosis.
Bakteri Erwinia carotovora memiliki aktivitas pektolitik yang kuat dan dapat menyebabkan penyakit busuk lunak Agrios 1996.
4. Pengaruh Cara Inokulasi terhadap Intensitas Serangan Bakteri
Erwinia carotovora pada daun Phalaenopsis.
Perlakuan cara inokulasi berpengaruh sangat nyata terhadap intensitas serangan bakteri Erwinia carotovora pada daun anggrek Phalaenopsis. Cara
inokulasi dengan pelukaan menyebabkan intensitas serangan bakteri tinggi yaitu 54.1, sedangkan inokulasi tanpa pelukaan intensitas serangannya kecil yaitu
1.9 Tabel 6. Tabel 6 Pengaruh cara inokulasi terhadap intensitas serangan pada daun
Phalaenopsis Cara Inokulasi
Intensetas serangan Pelukaan
Tanpa Pelukaan 54.1 a
1.9 b
Keterangan : Nilai pada baris perlakuan yang sama diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Duncan Multiple Range Test DMRT pada taraf nyata 5
Berdasarkan hasil penelitian, bakteri Erwinia carotovora dapat dengan mudah menyerang daun Phalaenopsis melalui pelukaan dan hanya beberapa
tanaman mengalami serangan Erwinia carotovora tanpa melalui pelukaan. Perbandingan perlakuan cara inokulasi terhadap rata-rata intensitas serangan
bakteri Ewinia carotovora pada tiap populasi, menunjukan bahwa intensitas serangan tertinggi terdapat pada cara inokulasi melalui pelukaan Gambar 6.
Gambar 6. Pengaruh cara inokulasi terhadap intensitas serangan pada setiap populasi
66.3
53.3
44.7 51.5
6.6 0.2
0.8 0.2
10 20
30 40
50 60
70
508 529
655 688
Int e
ns it
a s S
e ra
ng a
n
Populasi
Pelukaan Tanpa pelukaan
Setelah satu hari inokulasi, daun Phalaenopsis yang diinokulasi dengan pelukaan pada umumnya menunjukkan gejala serangan bakteri Erwinia
carotovora dengan skala 1 bercak kecil berwarna coklat kehitaman, kemudian
serangan terus berkembang hingga pengamatan hari kesepuluh. Semua populasi menunjukkan respon yang sama terhadap intensitas serangan penyakit busuk
lunak yaitu perkembangan serangan penyakit terus meluas seiring dengan bertambahnya waktu. Laju perkembangan serangan penyakit tertinggi terdapat
pada populasi 508 dan laju perkembangan serangan bakteri terkecil terdapat pada populasi 655 Gambar 7.
Gambar 7. Grafik perkembangan serangan pada inokulasi melalui pelukaan Setiap populasi memiliki tingkat ketahanan yang berbeda. Tingkat
ketahanan setiap populasi diduga dipengaruhi oleh sifat pertahanan struktural yang terdapat pada tumbuhan tanaman, yang diduga diwariskan dari tetua.
Interaksi antara populasi dengan konsentrasi membuktikan bahwa bakteri Erwinia carotovora
merupakan bakteri patogen yang dapat menginfeksi daun tanaman anggrek secara nyata dan mengakibatkan penyakit busuk lunak soft-rot pada
daun bibit anggrek Phalaenopsis.
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Int ens
it as
Se ran
gan
Masa Inkubasi hari
508 529
655 688
100 80
60 40
20
Bakteri Erwinia carotovora pada umumnya masuk ke dalam tanaman anggrek melalui luka-luka dan menyebabkan busuk lunak yang berkembang
dengan pesat terutama pada masa pembibitan. Melalui perlakuan pelukaan pada daun dengan menggunakan jarum yang telah dicelupkan kedalam bakteri Erwinia
carotovora menunjukkan pengaruh yang sangat nyata terhadap inveksi bakteri
terhadap daun bibit Phalaenopsis. Berdasarkan hasil dari hari pertama pengamatan hingga hari kesepuluh, tiap populasi menunjukkan respon yang
positif terhadap perkembangan intensitas serangan penyakit. Terutama pada populasi 508 menunjukkan respon terbesar terhadap serangan penyakit, hal ini
menunjukkan populasi ini merupakan populasi yang paling rentan terhadap serangan penyakit busuk lunak dibanding dengan populasi yang lain, sedangkan
pada populasi 655 menunjukkan nilai intensitas serangan terkecil. Masuknya bakteri Erwinia carotovora pada perlakuan cara inokulasi tanpa
pelukaan diduga melalui lubang alami pada jaringan tanaman Phalaenopsis. Penyakit busuk lunak dapat ditularkan melalui berbagai cara yaitu infeksi antar
tanaman, air, lubang-lubang alami, peralatan yang telah terinfeksi, dan serangga. Bakteri Erwinia carotovora dapat bertahan dalam usus serangga selama beberapa
jam, sehingga dapat dipindahkan secara mudah oleh serangga Semangun 2007.
5. Interaksi Antar Perlakuan terhadap Intensitas Serangan