Persepsi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Kualitas Isi Berita Di Website Pemerintah Daerah Kabupaten Garut
(2)
Sidang Skripsi
Diajukan untuk memperoleh Gelar Strata (S1) Pada Program Studi Ilmu Komnikasi Konsentrasi Humas
Oleh : Andi Hasan NIM : 41808049
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
(3)
(4)
OLEH : Andi Hasan Skripsi ini dibawah bimbingan :
Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Persepsi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Kualitas Isi Berita Di Website Pemerintah Daerah Kabupaten Garut. Untuk menjawab masalah diatas maka diangkat indicator sensasi, atensi, interpretasi untuk variabel persepsi, fakta isi berita, objektifitas, keseimbangan isi berita, kelengkapan isi berita, keauratan isi berita untuk variabel kualitas isi berita.
Tipe penelitian adalah kuantitatif, metode penelitian menggunakan metode analisis deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui angket, wawancara, studi pustaka dan internet searching. Populasi (N=30) adalah wartawan pemerintah daerah kabupaten Garut. Teknik sampling menggunakan total sampling. Teknik analisa data adalah pengeditan data, pemberian ode, buku koding (cooding book) dan lembar koding ((cooding sheet), tabulasi data, pengolahan data koefisien korelasi Ran Spearman, dan mengolah data menggunakan Software Statistical Program For Social Science (SPSS Version 19.0).
Hasil penelitian adalah 1) Hubungan sensasi terhadap kualitas isi berita sebesar (-0,499) adalah tidak cukup berarti, tidak valid dan tidak signifikan. 2) Hubungan Atensi terhadap Kualitas isi berita sebesar ((0,479)) adalah cukup berarti, valid dan signifkan. 3) Interpretasi terhadap kualitas isi berita sebesar (0,210) adalah tidak cukup berarti, tidak valid dan tidak signifikan. 4) hubungan persepsi terhadap fakta isi berita sebesar (0,227) adalah tidak cukup berarti, tidak valid dan tidak signifikan. 5) Hubungan persepsi terhadap objektifitas berita sebesar (0,312) adalah tidak cukup berarti, tidak valid dan tidak signifikan. 6) Hubungan persepsi terhadap keseimbangan isi berita sebesar (0,371) adalah cukup berarti, valid dan signifikan. 7) persepsi terhadap kelengkapan isi berita sebesar (0,133) adalah tidak cukup berarti, tidak valid dan tidak signifikan. 8) Hubungan persepsi terhadap keakuratan isi berita sebesar (0,176) adalah tidak cukup berarti, tidak valid dan tidak signifikan.
Kesimpulan penelitian adanya hubungan antara persepsi terhadap ualitas isi berita sebesar (0,362) adalah cukup berarti, valid dan signifikan.
Saran Penelitian adalah hendaknya dalam website Pemda Kabupaten Garut dibuat klasifikasi berita agar memudahkan pembaca untuk memilih topic berita yang
(5)
Andi Hasan
This thesis under the guidance of: Desayu Eka Surya, s. Sos., M. Si
This research aims to determine the extent to which the perception of local Government Reporter Garut to quality News Content on the Website of the local government district of Garut. To respond to the issue raised above, indicator, gained popularity in the sensation, perception, interpretation to the facts of the content variable news, objectiveness, balance, completeness of contents contents News News, news content for keauratan variable quality content news.
This type of research is research using quantitative methods, methods of analysis of descriptive data collection technique through angket, interview, study library and internet searching. Population (N = 30) is a local government district of Garut. Sampling sampling technique using total. Data analysis techniques is the ability to edit data, providing coding book, ode (cooding book) and coding sheet ((cooding sheet), tabulate data, processing of data correlation coefficient, Spearman and cultivate Ran data using a Statistical Software Program For Social Science (SPSS Version 11.8).
Research results are 1) Relationship to quality news content sensation of (-0,499) is not enough means, invalid and insignificant. 2) Relationship to the quality of the contents of news Attention of ((0,479)) is a pretty mean, valid and signifkan. 3) Interpretation of the quality of news content (0,210) is not enough means, invalid and insignificant. 4) relationship to perception of facts of news contents (0,227) is not enough means, invalid and insignificant. 5) Relationship to perception of the objectiveness of news (0,312) is not enough means, invalid and insignificant. 6 perception of balance Relation) contents of news is pretty (0,371) mean, valid and significant. 7 perceptions towards completeness of contents News registration (0,133) is not enough means, invalid and insignificant. 8) against the accuracy of the contents of the Relationship perceptions of news (0,176) is not enough means, invalid and insignificant.
Conclusions research of is the relationship between the perception of the news content of ualitas (0,362) is a pretty mean, valid and significant.
Research advice is in the local government website should Garut to facilitate classification made news readers to choose the topic you want to read news.
(6)
Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Persepsi Wartawan Kabupaten Garut Terhadap Kualitas Isi berita Di Website Pemda
Kabupaten Garut” yang merupakan salah satu syarat untuk melengkapi program perkuliahan S1 pada Fakultas Sosial dan Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)
Dalam Penulisan skripsi ini, Penulis menyadari bahwa Penulisan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak dan bantuan yang telah diberikan ini tak ternilai harganya dan tidak mungkin dapat dibalas dengan apapun.
Dalam Penulisan Laporan ini banyak sekali pihak yang membantu penulis.Untuk itu penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Yth. Bapak Ir. Eddy Suryanto Soegoto,M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung. Yang telah memimpin Unikom menjadi salah satu kampus unggulan di Bandung.
2. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu. R, Drs., M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia. Yang telah mengeluarkan surat izin untuk penelitian di Pemda Kabupaten Garut 3. Yth. Bapak Drs. Manap Solihat, M.SI. selaku Ketua Program studi Ilmu
(7)
telah memfasilitasi Peneliti untuk melakukan perwalian.
5. Yth. Desayu Eka Surya, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak sekali membantu tersusunnya skripsi ini. Selain itu juga selalu memberikan dorongan kepada Peneliti untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Yth. Seluruh Staf Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia, atas bekal ilmunya kepada peneliti.
7. Yth. Ibu Ratna Widiastuti, A. Md, selaku sekertaris dekan, ibu Atri Ikawati, A. Md dan ibu Inta S. Ikom selaku Sekretariat Program studi yang telah membantu peneliti dalam memproses segala sesuatu yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.
8. Yth. Bapak Drs. Undang Suryana M.si selaku kepala bagian Informatika yang telah memberikan izin peneliti untuk meneliti website pemda Garut 9. Kedua Orang Tua peneliti yang sangat peneliti sayangi,yang telah banyak
memberikan perhatian, dukungan baik moril maupun materil kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini. 10.Buat Saudaraku tercinta, Teh Yuli, Teh Meli, A Didin atas do’a serta
dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
11.Teman-teman Sekelas IK-Humas 2 yang selalu memberi masukan dalam mengerjakan skripsi ini.
(8)
oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Akhir kata peneliti mendoakan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas semua bantuan yang telah diberikan amin.Harapan Penulis agar Laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi pihak lain pada umumnya dan rekan-rekan di Unikom pada khususnya.
Untuk kesempurnaan dari usulan penelitian ini, maka kritik dan saran yang membangun selalu peneliti nantikan/ harapkan terima kasih
Bandung, September 2012
Penulis Andi Hasan
(9)
SURAT PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xxi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah. ... 8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10
1.3.1 Maksud Penelitian ... 10
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 10
1.4 Kegunaan Penelitian... 11
1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 11
(10)
2.1.2 Proses Komunikasi ... 15
2.1.3 Unsur-unsur Komunikasi ... 21
2.2 Tinjauan Tentang Humas ... 22
2.2.1 Definisi Humas ... 22
2.2.2 Karakteristik Humas... 24
2.2.3 Tujuan Humas ... 26
2.3 Tinjauan Tentang Media Komunikasi ... 27
2.4 Tinjauan Media Komunikasi Nirmassa ... 28
2.5 Tinjauan Tentang Wartawan ... 29
2.5.1 Pengertian Wartawan ... 29
2.5.2 Standar Profesi Wartawan ... 29
2.6 Tinjauan Tentang Berita ... 30
2.6.1 Pengertian Berita ... 30
2.6.2 Jenis-jenis Berita ... 31
2.6.3 Nilai Berita ... 33
2.6.4 Frekuensi Penyajian Berita ... 34
2.6.5 Isi Berita ... 35
2.7 Tinjauan Persepsi ... 36
(11)
2.8 Tinjauan Tentang Kualitas ... 39
2.8.1 Pengertian Kualitas ... 39
2.9 Kerangka Pemikiran ... 40
2.9.1 Kerangka Teoritis ... 40
2.9.2 Kerangka Konseptual ... 44
2.10 Hipotesis ... 46
BAB III OBJEK dan PENELITAN 3.1Objek Penelitian ... 49
3.1.1 Tinjauan Tentang Pemda Kabupaten Garut ... 49
3.1.1.1 Sejarah Kabupaten Garut ... 49
3.1.1.2 Visi dan Misi kabupaten Garut ... 54
3.1.1.3 Moto Kabupaten Garut ... 55
3.1.1.4 Visi dan Misi Pemerintahan Kabupaten Garut... 56
3.1.1.5 Logo Kabupaten Garut ... 57
3.1.1.6 Struktur Organisasi Pemda Garut... 59
3.1.2 Tinjauan Tentag Website ... 60
3.1.2.1 Pengertian Website ... 60
(12)
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 65
3.2.2.1 Studi Pustaka ... 65
3.2.2.2 Studi Lapangan... 65
3.2.3 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 67
3.2.3.1 Populasi ... 67
3.2.3.2 Sampel ... 68
3.2.4 Operasionalisasi Variabel... 69
3.2.5 Teknik Analisa Data ... 71
3.2.5.1 Uji Validitas ... 71
3.2.5.2 Uji Realibilitas ... 72
3.2.5.3 Uji Statistik Penelitian ... 73
3.3Lokasi dan Waktu Penelitiann ... 74
3.3.1 Lokasi Penelitian ... 74
3.3.2 Waktu Penelitian ... 75
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1. Ananlisis Deskripsi Identitas Responden ... 78
4.1.1 Jenis Kelamin ... 78
(13)
Garut ... 83
4.1.6 Pernah Membaca Berita Di Website Pemda Garut ... 84
4.2. Ananlisis Deskripsi Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 85
4.2.1 Ananlisis Deskripsi Uji Validitas ... 85
4.2.2 Ananlisis Deskripsi Uji Reliabilitas ... 86
4.3. Analisa Deskripsi Hasil Penelitian ... 87
4.3.1 Sensasi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Kualitas Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut ... 88
4.3.1.1 Hasil Penelitian Dalam Tabulasi ... 88
4.3.1.2 Hasil Penelitian Dalam Penghitungan Statistik.... 90
4.3.2 Atensi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Kualitas Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut ... 93
4.3.2.1 Hasil Penelitian Dalam Tabulasi ... 93
4.3.2.2 Hasil Penelitian Dalam Penghitungan Statistik.... 95
4.3.3 Interpretasi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Kualitas Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut ... 98
(14)
Terhadap Fakta Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut ... 102
4.3.4.1 Hasil Penelitian Dalam Tabulasi ... 103 4.3.4.2 Hasil Penelitian Dalam Penghitungan Statistik.. 104 4.3.5 Persepsi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Objektifitas Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut ... 106
4.3.5.1 Hasil Penelitian Dalam Tabulasi ... 107 4.3.5.2 Hasil Penelitian Dalam Penghitungan Statistik.. 108 4.3.6 Persepsi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Keseimbangan Isi Berita Di Website Pemda
Kabupat Garut ... 111 4.3.6.1 Hasil Penelitian Dalam Tabulasi ... 111 4.3.6.2 Hasil Penelitian Dalam Penghitungan Statistik.. 113 4.3.7 Persepsi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Kelengkapan Isi Berita Di Website Pemda
Kabupat Garut ... 115 4.3.7.1 Hasil Penelitian Dalam Tabulasi ... 115 4.3.7.2 Hasil Penelitian Dalam Penghitungan Statistik.. 117
(15)
4.3.8.1 Hasil Penelitian Dalam Tabulasi ... 119
4.3.8.2 Hasil Penelitian Dalam Penghitungan Statistik.. 120
4.3.9 Persepsi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Kualitas Isi Berita Di Website Pemda Kabupat Garut ... 123
4.3.9.1 Hasil Penelitian Dalam Tabulasi ... 123
4.3.9.2 Hasil Penelitian Dalam Penghitungan Statistik.. 127
4.4. Pembahasan ... 130
BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1. Kesimpulan ... 136
5.2. Saran ... 138
5.2.1 Saran Untuk Instansi ... 138
5.2.1 Saran Untuk Peneliti Selanjutnya ... 138
DAFTAR PUSTAKA...140
LAMPIRAN...143
(16)
Website Pemda Kabupaten Garut……….4 Gambar 3.1 Logo Kabupaten Garut………...…….57 Gambar 3.2 Struktur Organisasi Pemda………..59 Gambar 4.1 Diagram Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin………...79 Gambar 4.2 Diagram Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan
Usia………...………...80
Gambar 4.3 Diagram Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan
Agama……...………...81
Gambar 4.4 Diagram Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir…....……….………82 Gambar 4.5 Diagram Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Pertanyaan
“Konten Berita yang Ada Di Website Pemda Garut………...83 Gambar 4.6 Diagram Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Pertanyaan
“Membaca Berita Di Website Pemda Garut”………...…...84 Gambar 4.7 Kurva uji –t Dua Pihak………92 Gambar 4.8 Kurva uji –t Dua Pihak………97 Gambar 4.9 Kurva uji –t Dua Pihak………..101 Gambar 4.10 Kurva uji –t Dua Pihak………..105 Gambar 4.11 Kurva uji –t Dua Pihak………..110 Gambar 4.12 Kurva uji –t Dua Pihak………..………114 Gambar 4.13 Kurva uji –t Dua Pihak………..118 Gambar 4.14 Kurva uji –t Dua Pihak………..122 Gambar 4.15 Diagram Persepsi Responden………....125 Gambar 4.16 Diagram Persepsi Responden Tentang Kualitas Isi Berita…………127 Gambar 4.17 Kurva uji –t Dua Pihak………..129
(17)
(18)
Model Lasswel………14 Tabel 3.1 Populasi Penelitian………...66 Table 3.2 Operasional Variable………...71 Tabel 3.3 Nilai Koefisien……….………74 Tabel 3.4 Waktu Penelitian……….….76 Tabel 4.1 Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………..…78 Tabel 4.2 Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Usia………...……..……79 Tabel 4.3 Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Agama……...………..…80 Tabel 4.4 Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan
Pendidikan Terakhir………...………..…81 Tabel 4.5 Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Pertanyaan “Konten
Berita Yang Ada Di Website Pemda Garut”..…...……..…...………..…83 Tabel 4.6 Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Pertanyaan “Apakah
Anda Pernah Membaca Berita Di Website Pemda Garut………...…..…84 Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi…………...………..…85 Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Isi Berita...………..…86 Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian…………...………..…87 Tabel 4.10 “Menurut Pengindraan Anda, Kualitas Isi Berita Yang Dimuat Di
(19)
Kualitas Isi Berita Di Website Pemda Garut”...…...………..…90 Tabel 4.12 “Lingkungan Disekitar Mempengaruhi Dalam Penilailaian
Kualitas Isi Berita Di Website Pemda Garut”...…...………..…91 Tabel 4.13 Hubungan Antara Sensasi Dengan Kualitas Isi Berita………..…93 Tabel 4.14 “Judul Berita Yang Muncul Di Website Pemda Garut Bisa Menarik Minat Orang Untuk Membaca Isi Berita Tersebut”....………..…94 Tabel 4.15 “Reaksi Positif Yang Timbul Setelah Membaca Berita
Di Website Pemda Garut”...…...………..…95 Tabel 4.16 “Informasi Yang Di Dapat Setelah Membaca Berita Di Website
Pemda Garut Dapat Merubah Pandangan Anda TErhaap
Kualitas Isi Berita Di Website Tersebut”...…...………..…96 Tabel 4.17 Hubungan Antara Atensi Dengan Kualitas Isi Berita….………..…98 Tabel 4.18 “Asgnitif Yang Muncul Di Berita Website Kabupaten Garut
Sudah Muncul”………...…...……….…..…99 Tabel 4.19 “Cara Pendalaman Dan Penulisan Isi Berita
Sudah Baik”………...………..…99 Tabel 4.20 “Motivasi Wartawan Dalam Menulis BErita Mempengaruhi
(20)
Berita……….103 Tabel 4.23 “Isi BErita Yang Di Muat Di Website Pemda Kabupaten Garut
Sudah Sesuai Dengan Kenyataan Yang Terjadi”...………...103 Tabel 4.24 “Isi Berita Yang Di Muat Di Website Pemda Garut
Tidak Mengandung Kebohongan”…………...…...………....104 Tabel 4.25 “Hubungan Persepsi Dengan Fakta Isi Berita”...…...………..104 Tabel 4.26 “Isi Berita Di Website Pemda Garut Di Tulis Apa Adanya
Dan Tidak Melebih-lebihkannya”…………...…...………107 Tabel 4.27 “Isi Berita Di Website Garut mempunyai Latar Belakang
Yang Jelas Terhadap Objek Yang Di Beritakannya”….…………...108 Tabel 4.28 “Hubungan Antara Persepsi Dengan Objektifitas Isi Berita”…...…….109 Tabel 4.29 “Berita Di Website Pemda Garut Mempunyai Penekanan
Berita Yang Berbeda-beda”...………...………..…111 Tabel 4.30 “Kelengkapan Isi Berita Di Website Pemda Garut Udah Lengkap”...112 Tabel 4.31 “Pemilihan Kata Yang Terkandung Dalam Berita Yang Dimuat
Di Website Pemda Garut sudah Tepat”...………....………..…112 Tabel 4.32 Hubungan Antara Persepsi Dengan Keseimbangan Isi Berita……..…..113 Tabel 4.33 “Isi Berita Di Website Pemda Garut Sudah Terorganisir
(21)
Tabel 4.36 “Isi Berita Yang Di Muat Di Website Pemda Garut Tidak
Mengandung Kesalah Pahaman”...…...………..……..…119 Tabel 4.37 “Berita Di Website Pemda Garut Disajikan Secara Tepat”………..…...120 Tabel 4.38 Hubungan Antara Persepsi Dengan Keakuratan Isi Berita…………..…121 Tabel 4.39 Persepsi Responden Tentang Persepsi...………...………..…124 Tabel 4.40 Persepsi Responden Tentang Kualitas Isi Berita...………..…126 Tabel 4.41 Hubungan Antara Persepsi Dengan Kualitas Isi Berita………...…128 Tabel 4.42 Ringkasan Analisis Data Korelasi...…...………..….131
(22)
juan Pembimbing……… Lampiran 2 Surat Izin Penelitian………...144 Lampiran 3 Surat Rekomendasi Pembimbing..……….145 Lampiran 4 Lembar Revisi Skripsi..……….146 Lampiran 5 Berita Acara Bimbingan………....147 Lampiran 6 Surat Balasan Dari Perusahaan……...………...148 Lampiran 7 Daftar Pertanyaan dan Jawaban Hasil Wawancara dengan……….…..150 Lampiran 8 Surat Pengantar Angket………...…..152 Lampiran 9 Angket Penelitian……….……..153 Lampiran 10 Cooding Book……….……….……..…..157 Lampiran 11 Cooding Sheet………....……..161 Gambar L. 1 Foto Website Pemda Garut………..163 Gambar L. 2 Foto Bagian Informatika………..164 Gambar L. 3 Peneliti Saat Sedang Mewawancara KASUBAG Informatika….…...165 Gambar L. 4 Responden Saat Mengisi Angket………..………...166
(23)
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari yang penuh dengan berbagai aktivitas tentunya setiap orang menginginkan segala sesuatu yang serba instan. Sehingga tidak menjadi penghambat dalam melakukan aktivitas lain. Manusia tidak bisa hidup sendiri, karena manusia termasuk mahluk sosial. Untuk menunjang kehidupan sehari-harinya manusia membutuhkan orng lain untuk melakukan kegiatan aktivitasnya. Untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia memerlukan segala sesuatu yang mempunyai kualiats, seperti kualitas makanan untuk menjaga kesehatan, kualitas pendidikan untuk meningkatkan SDM, kualitas informasi untuk mengetahui sesuatu yang terjadi di sekitar kita.
Untuk meningkatkan kualitas SDM setiap orang tentunya harus mendapatkan pendidikan yang berkualitas, informasi yang berkualitas, berita yang berkualitas sehingga setiap orang mempunyai pengetahuan yang luas. kualitas dapat berbeda makna bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat bergantung pada konteksnya. Adapun pengertian kualitas adalah sesuatu yang mencirikan tingkat dimana suatu produk memenuhi keinginan atau harapan1.Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas SDM setiap orang ada beberapa faktor salah satunya dengan mendapatkan berita yang berkulaitas. Karena dengan
(24)
mendapatkan isi berita yang berkualitas bisa menambah wawasan, sehingga mempunyai wawasan yang luas. Dalam rangka meningkatkan SDM masyarakat Garut maka Pemda Garut membuat sebuah website yang di dalamnya mengandung isi informasi seputar garut.
Website merupakan halaman situs sistem informasi yang dapat diakses secara cepat. Website ini didasari dari adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Melalui perkembangan teknologi informasi, tercipta suatu jaringan antar komputer yang saling berkaitan. Jaringan yang dikenal dengan istilah internet secara terus-menerus menjadi pesan–pesan elektronik, termasuk e-mail, transmisi file, dan komunikasi dua arah antar individu atau komputer.
Kini semakin maraknya penggunaan website oleh berbagai orang dan juga kalangan, maka membuat perusahaan maupun instansi pemerintahan menggunakan website perusahaan. Menurut Kriyantono website perusahaan merupakan,
“Sarana komunikasi yang pertama kali dan paling populer dilihat oleh individu ketika membutuhkan informasi tentang suatu perusahaan atau organisasi. Karena itu, pada abad ini setiap perusahaan mesti melengkapi sarana komunikasinya dengan membuat website.” (Kriyantono, 2008:260)
Salah satu upaya dan bukti Pemda Kabupaten Garut dalam upayanya dalam meningkatkan SDM masyarakat Garut, adalah dengan dibangunnya situs www.garutkab.go.id yang memuat seluruh data, informasi dan berita yang semuanya dikelola oleh BPPK-InTel. www.garutkab.go.id merupakan salah satu bentuk dari
(25)
pemanfaatan dan pengembangan teknologi yang menyajikan berbagai data atau informasi yang penting untuk publik dan Pemerintah Kabupaten Garut sendiri.
Website kabupaten Garut dibuat pada tahun 2004, berdasarkan peraturan daerah No. 9 tahun 2004 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah. BPPK- InTel adalah lembaga non dinas atau badan yang merupakan unsur penunjang daerah yang dipimpin oleh seorang kepala badan yang berada dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui sekretaris daerah.
Dengan terbentuknya website Pemda Garut mempunyai dampak positif dan negatif. Salah satu contoh dampak positif salah satunya komunikasi dalam sistem administrasi berlangsung dalam hitungan jam, bukan hari atau minggu. Artinya, pelayanan pemerintah pada masyarakat menjadi sangat cepat, service dan informasi dapat disediakan 24 jam sehari, tujuh hari dalam seminggu. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah. Tetapi juga mempunyai dampak negatif nya salah satunya adalah semakin jarangnya komunikasi face to face antar masyarakat dengan pegawai pemerintah karena sudah tersedianya website yang menyediakan segala informasi yang dibutuhkan masyarakat, bahkan sudah tersedianya tempat menampung aspirasi dari masyaraka di website.
(26)
Gambar 1.1 Tampilan Website Garut
Situs web pemerintah daerah merupakan salah satu strategi didalam melaksanakan pengembangan e-government secara sistematik melalui tahapan yang realistik dan terukur. Pembuatan situs web pemerintah daerah merupakan tingkat pertama dalam pengembangan e-government di Indonesia dengan sasaran agar masyarakat Indonesia secara umum dan masyarakat Kabupaten Garut khususnya dapat dengan mudah memperoleh akses kepada informasi dan layanan pemerintah daerah, serta ikut berpartisipasi di dalam pengembangan demokrasi di Indonesia dengan menggunakan media internet.
(27)
Unsur terpenting dari sebuah tampilan yang efektif situs web di internet adalah isi (content) dan disain yang baik serta menarik. Sebuah situs web pemerintah daerah mempunyai persyaratan minimal untuk isi. Pengelola situs web pemerintah daerah harus mampu menentukan apa yang diharapkan oleh para pengguna mengenai apa yang seharusnya ada di situs web. Menurut panduan dari KOMINFO maka isi minimal pada setiap situs web pemerintah daerah adalah :
1. Selayang Pandang
Menjelaskan secara singkat tentang keberadaan Pemerintah Daerah bersangkutan (sejarah, motto daerah, lambang dan arti lambang, lokasi dalam bentuk peta, visi dan misi).
2. Pemerinta Daerah.
Menjelaskan struktur organisasi yang ada di Pemerintah Daerah bersangkutan (eksekutif, legislatif) beserta nama, alamat, telepon, e-mail dari pejabat daerah. Jika memungkinkan biodata dari Pimpinan Daerah ditampilkan agar masyarakat luas mengetahuinya.
3. Geografi
Menjelaskan antara lain tentang keadaan topografi, demografi, cuaca dan iklim, sosial dan ekonomi, budaya dari daerah bersangkutan. Semua data dalam bentuk numeris atau statistik harus mencantumkan nama instansi dari sumber datanya.
4. Peta wailayah dan Sumber Daya
Menyajikan batas administrasi wilayah dalam bentuk peta wilayah (sebaiknya digunakan peta referensi yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional – Bakosurtanal, atau instansi pemerintah lainnya yang mempunyai tugas pokok dan fungsi pembuatpeta), dan juga sumberdaya yang dimiliki oleh daerah bersangkutan dalam bentuk peta sumberdaya (digunakan peta referensi yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi pembuat peta) yang dapat digunakan untuk keperluan para pengguna.
5. Peraturan atau Kebijakan Daerah
Menjelaskan Peraturan Daerah (Perda) yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah bersangkutan. Melalui situs web pemerintah daerah inilah semua Perda yang telah dikeluarkan dapat disosialisasikan kepada masyarakat luas.
(28)
6. Buku Tamu
Tempat untuk menerima masukan dari pengguna situs web pemerintah daerah bersangkutan.
Maka dari itu isi website Pemda Garut mengikuti pentunjuk dari KOMINFO. Tetapi dalam website Pemda Garut ada penambahan isi konten pada website. Contohnya koten berita, konten ekonomi, konten layanan umum, konten keagamaan.yang dimana bertujuan untuk memperkaya isi dari website Ini dikarenakan pengunjung dari website mempunyai tujuan yang berbeda, sekaligus untuk mempromosikan daerah Garut kepda masyarakat luas.
Tetapi konten yang paling ditonjolkan adalah konten berita. Dimana selalu di update setiap hari. Yang dimana bertujuan untuk agar masyarakat luas dan khususnya masyarakat Garut dapat dengan mudah mendapatkan berita untuk menambah wawasan. Karena berita merupakan salah satu sumber ilmu yang berguna bagi masyarakat. Maka dari itu dalam mewujudkan tujuan tersebut maka isi berita harus mempunyai kualitas yang bagus.
Dalam penulisan berita, keakuratan penempatan fakta dan opini sangat penting untuk diperhatikan. Nilai kualitas sebuah berita ditentukan pula oleh beberapa ketentuan unsur kelayakan berita untuk dimuat seperti keakuratan, lengkap tidaknya sebuah berita, kelugasan sebuah berita, adil dan berimbangnya sebuah berita. Terutama terhadap berita-berita yang memberikan informasi kepada masyarakat mengenai hal penting dan menjadi pengetahuan bagi mereka.
(29)
Adapun kualitas berita itu adalah “keakuratan, keseimbangan, objektif, ringkas atau jelas dan baru” (Charnley, 1965:22). Mengenai unsur-unsur yang membuat suatu berita layak dimuat, Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat dalam bukunya Teori dan Praktek Jurnalistik, menjelaskan bahwa :
“Dari ketentuan yang ditetapkan oleh Kode Etik Jurnalistik itu menjadi jelas pada kita bahwa berita pertama-tama harus cermat dan tepat atau dalam bahasa jurnalistik akurat. Selain cermat dan tepat, berita juga harus lengkap (complete), adil (fair), dan berimbang (balance). Kemudian erita pun harus tidak mencampurkan fakta dan opini sendiri atau dalam bahasa akademis disebut objektif. Dan, yang merupakan syarat praktis entang penulisan berita, tentu saja berita itu harus ringkas (concise), jelas (clear), dan hangat (current)”. (Hikmat Kusumaningrat & Purnama Kusumaningrat 2005 : 47)
Dalam perjalanan website Pemerinta Daerah Garut dari tahun ketahun tentu harus semakin bagus nya website tersebut. Karena pengalaman pengelola website pemda Garut pun bertambah banyak. Selain itu juga harus melakukan evaluasi tentang isi konten dari website tersebut. Salah satunya konten berita.yang harus di update setiap hari. Untuk lebih meningkatkan kualitas isi berita diperlukannya pandangan dari wartawan. karena wartawan profesianya seputar mencari dan menulis berita. Adapun pengertian wartawan sebagai berikut:
“Wartawan adalah orang-orang yang terlibat dalam pencarian, pengolahan, dan penulisan berita atau opini yang dimuat di media massa, mulai dari pemimpin redaksi hingga koresponden yang terhimpun dalam bagian redaksi”. (Romli, 2005 : 7)
Dari definisi diatas wartawan merupaka salah satu kalangan yang tepat untuk bisa memberikan pandangannya atau persepsinya terhadap kualitas isi berita di
(30)
website pemda kabupaten Garut. Adapun definisi persepsi menurut Devito yang dikutip oleh Mulyana :
“proses dengan mana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita”. (Mulyana, 2003:168).
Sedangkan menurut Deddy Mulyana, persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita. Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi. (Mulyana, 2001:167)
Dengan adanya persepsi yang timbul dikalangan wartawan terhadap kualitas isi berita yang dimuat di website pemda Garut diharapkan bisa membuat lebih berkualitas nya setiap isi berita yang di muat dalam website pemda kabupaten garut dan isi berita agar lebih menarik untuk di baca oleh khalayak yang mengunjungi situs website kabupaten Garut.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti menentukan masalah yaitu “Sejauhmana Persepsi Wartawan Kabupaten Garut Terhadap Kualitas Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut”
1.2 Identifikasi Masalah
Bertolak dari rumusan masalah diatas, maka identifikasi penelitian sebagai berikut:
(31)
1. Sejauhmaana Sensasi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Kualitas Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut? 2. Sejauhmaana Atensi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut
Terhadap Kualitas Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut? 3. Sejauhmaana Interpretasi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten
Garut Terhadap Kualitas Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut?
4. Sejauhmaana Persepsi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Fakta Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut?
5. Sejauhmaana Persepsi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Objektifitas Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut?
6. Sejauhmaana Persepsi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Keseimbangan Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut?
7. Sejauhmaana Persepsi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Kelengkapan Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut?
8. Sejauhmaana Persepsi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Keakuratan Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut?
(32)
9. Sejauhmaana Persepsi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Kualitas Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Penelitian ini dumaksudkan untuk menjelaskan, menganilasa dan menceritakan tentang persepsi wartawan kabupaten Garut terhadap kualitas isi berita di kabupaten Garut.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Sementara, untuk tujuan penelitian ini didasarkan pada identifikasi masalah yang telah dikemukakan. Tujuan penelitian menunjukan apa yang akan dicapai. Adapaun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk Mengetahui Sensasi Wartawan Kabupaten Garut Terhadap Kualitas Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut.
2. Untuk Mengetahui Atensi Wartawan Kabupaten Garut Terhadap Kualita Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut.
3. Untuk Mengetahui Interpretasi Wartawan Kabupaten Garut Terhadap Kualita Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut.
(33)
5. Untuk Mengetahui Persepsi Wartawan Kabupaten Garut Terhadap Objektifitas Di Website Pemda Kabupaten Garut.
6. Untuk Mengetahui Persepsi Wartawan Kabupaten Garut Terhadap Keseimbangan Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut.
7. Untuk Mengetahui Persepsi Wartawan Kabupaten Garut Terhadap Kelengkapan Isi Beirta Di Website Pemda Kabupaten Garut
8. Untuk Mengetahui Persepsi Wartawan Kabupaten Garut Terhadap Keakuratan Isi Beirta Di Website Pemda Kabupaten Garut.
9. Untuk Mengetahui Bagaimana Persepsi Wartawan Kabupaten Garut Terhadap Kualitas Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi pengembangan Ilmu Komunikasi khususnya tentang penggunaan website sebagai media dalam menjalin komunikasi.
1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini berguna bagi peneliti sebagai aplikasi ilmu pengetahuan, dan pengalaman dalam melakukan penelitian tentang komunikasi yang dilakukan Pemerinta Daerah Kabupaten Garut pada penggunaan website sebagai media komunikasi
(34)
2. Bagi Universitas
Kegunaan penelitian ini berguna bagi mahasiswa Universita Komputer Indonesia secara umum, dan mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi secara Kusus, dan sebagai literatur terutama bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian pada kajian yang sama.
3. Kegunaan Bagi Instansi
Penelitian ini diharapkan pula dapat berguna bagi Pemda Garut sebagai bahan referensi, informasi, perkembangan, perbandingan, atau evaluasi pada pengolahan website dalm menyampaikan berita yang berkualitas pada wartawan
(35)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi
2.1.1 Hakikat dan Definisi Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa Inggris, communication yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak.1
Ilmu Komunikasi Adalah Ilmu yang mempelajari usaha manusia dalam menyampaikan isi pernyataannya kepada manusia lain. Sebagai ilmu, komunikasi memiliki objek kajian yaitu usaha manusia dalam menyampaikan isi pernyataannya kepada manusia lain.
Komunikasi adalah pesan yang disampaikan kepada komunikan(penerima) dari komunikator(sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator.Yang memenuhi 5 unsur who, says what, in which channel, to whom, with what effect.
(36)
Analisis 5 unsur menurut Lasswell (1960) dalam buku Onong Uchjana Effendy :
Gambar 2.1
Model Lasswell
No Pertanyaan Jawaban
1 2.. 3. 4. 5. Siapa (Who)?
Mengatakan apa (Says What)?
Melalui saluran apa (In Which Channel)?
Kepada siapa (To Whom) ?
Dengan efek apa (With What Effect) ?
Komunikator (Communicator) : Orang yang menyampaikan pesan. Pesan (Message) : Pernyataan yang didukung oleh lambang. Media (Media) : Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.
Komunikan (Receiver) : Orang yang menerima pesan.
Efek (Effect) : Dampak sebagai pengaruh pesan.
(Sumber : Effendy, 2003 : 253)
Pada proses interaksi, komunikasi telah menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasala dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi, kalau dua orang terlibat komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung
(37)
selama ada kesamaan mangenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan lain perkataan, mengerti bahasanya saja belum mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang digunakan, juga mengerti dari bahan yang dipercakapkan.
2.1.2 Proses Komunikasi
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder.
1. Proses Komunikasi Primer
Dalam melakukan komunikasi, perlu adanya suatu proses yang memungkinkannya untuk melakukan komunikasi secara efektif. Proses komunikasi inilah yang membuat komunikasi berjalan dengan baik dengan berbagai tujuan. Dengan adanya proses komunikasi, berarti ada suatu alat yang digunakan dalam prakteknya sebagai cara dalam pengungkapan komunikasi tersebut. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek”, Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap yakni proses komunikasi secara primer dan secara sekunder, yakni:
(38)
“Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.” (Effendy, 2003: 11).
Onong Uchjana Effendy mengatakan bahwa, “Bahasa digambarkan paling banyak dipergunakan dalam proses komunikasi karena dengan jelas bahwa bahasa mampu menerjemahkan pikiran seseorang untuk dapat dimengerti dan dipahami oleh orang lain secara terbuka.” (Effendy, 2003: 11). Apakah penyampaian bahasa tersebut dalam bentuk ide, informasi atau opini mengenai hal yang jelas (kongkret) maupun untuk hal yang masih samar (abstrak), bukan hanya mengenai peristiwa atau berbagai hal yang sedang terjadi melainkan pada waktu dulu dan masa yang akan datang.
Kial (gesture) merupakan terjemahan dari pikiran seseorang sehingga dapat terekspresikan secara nyata dalam bentuk fisik, tetapi kial ini hanya dapat mengkomunikasikan hal-hal tertentu secara terbatas. Isyarat juga merupakan cara pengkomunikasian yang menggunakan alat “kedua” selain bahasa yang biasa digunakan seperti misalnya kentongan, semaphore (bahasa isyarat menggunakan bendera), sirine, dan lain-lain.
(39)
Pengkomunikasian ini juga sangat terbatas dalam menyampaikan pikiran seseorang. Warna sama seperi halnya isyarat yang dapat mengkomunikasikan dalam bentuk warna-warna tertentu sebagai pengganti bahasa dengan kemampuannya sendiri. dalam hal kemampuan menerjemahkan pikiran seseorang, warna tetap tidak “berbicara” banyak untuk menerjemahkan pikiran seseorang karena kemampuannya yang sangat terbatas dalam mentransmisikan pikiran seseorang kepada orang lain.
Gambar sebagai lambang yang lebih banyak porsinya digunakan dalam komunikasi memang melebihi kial, isyarat, dan warna dalam hal kemampuan menerjemahkan pikiran seseorang, tetapi tetap tidak dapat melebihi kemampuan bahasa dalam pengkomunikasian yang terbuka dan transparan. Penggunaan bahasa sebagai “penerjemah” pikiran dapat didukung dengan menggunakan gambar sebagai alat bantu pemahaman, tetapi posisinya hanya sebagai pelengkap bahasa untuk lebih mempertegas maksud dan tujuannya.
Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa, tetapi tidak semua orang dapat mengutarakan pikiran dan perasaan yang sesungguhnya melalui kata-kata yang tepat dan lengkap. Hal ini juga diperumit dengan
(40)
adanya makna ganda yang terdapat dalam kata-kata yang digunakan, dan memungkinkan kesalahan makna yang diterima. Oleh karena itu bahasa isyarat, kial, sandi, simbol, gambar, dan lain-lain dapat memperkuat kejelasan makna.
2. Proses Komunikasi sekunder
Setelah proses komunikasi primer, maka proses komunikasi kedua adalah proses komunikasi sekunder. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Onong Uchjana Effendy bahwa, “Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.” (Effendy,2003: 16).
Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh atau dengan jumlah yang banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, internet, dan lain-lain adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Media kedua ini memudahkan proses komunikasi yang disampaikan dengan meminimalisir berbagai keterbatasan manusia mengenai jarak, ruang, dan waktu.
(41)
Menurut Onong Uchjana Effendy, “Pentingnya peran media, yakni media sekunder dalam proses komunikasi disebabkan oleh efisiensi dalam mencapai komunikan.” (Effendy, 2003: 17). Surat kabar, radio, atau televisi misalnya, merupakan media yang efisien dalam mencapai komunikan dalam jumlah yang amat banyak.
Keefektifan dan efisiensi komunikasi bermedia hanya dalam menyebarkan pesan-pesan yang bersifat informatif. Menurut para ahli komunikasi yang efektif dalam menyampaikan pesan persuasif adalah komunikasi tatap muka karena kerangkan acuan (frame of reference) komunikan dapat diketahui oleh komunikator, sedangkan dalam proses komunikasinya umpan balik berlangsung seketika, dalam artian komunikator mengetahui tanggapan atau reaksi komunikan pada saat itu. Ini berlainan dengan komunikasi bermedia, apalagi menggunakan media massa yang tidak memungkinkan komunikator mengetahui kerangka acuan khalayak yang menjadi sasaran komunikasinya dan dalam proses komunikasinya, umpan balik tidak berlangsung saat itu tetapi memerlukan waktu untuk menanggapinya.
Komunikasi sekunder ini merupakan sambungan dari komuniksi primer untuk menembus ruang dan waktu. Dalam menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan
(42)
komunikasi, komunikator harus mempertimbangkan sifat media yang akan digunakan. Penentuan media yang akan dipergunakan sebagai hasil pilihan dari sekian banyak alternatif perlu didasari atas pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan dituju.
Komunikan media surat, poster atau papan pengumuman akan berbeda dengan komunikan surat kabar, radio, televisi, atau film. Setiap media memiliki ciri atau sifat tertentu yang hanya efektif dan efisien untuk dipergunakan bagi penyampaian suatu pesan tertentu.
Onong Uchjana Effendy mengatakan bahwa, “Proses komunikasi sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (massmedia) dan media nirmassa atau nonmassa (non-mass media).” (Effendy, 2003: 18). Media massa seperti surat kabar, radio, televisi, film, dan lain-lain memiliki ciri-ciri tertentu, antara lain massif (massive) atau massal (masal), yakni tertuju kepada sejumlah orang yang relatif banyak. Sedangkan media nirmassa atau media nonmassa seperti, telepon, surat, telegram, spanduk, papan pengumuman, dan lain-lain tertuju kepada satu orang atau sejumlah orang yang relatif sedikit.
(43)
2.1.3 Unsur-unsur Komunikasi
Unsur-unsur dalam proses komunikasi terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
1. Sender
Sender adalah komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.
2. Encoding
Encoding adalah penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambing.
3. Message
Message adalah pesan yang merupakan seperangkat lambing bermakna yang disampaikan oleh komunikator.
4. Media
Media adalah saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.
5. Decoding
Decoding adalah pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan pada komunikator kepadanya.
6. Receiver
Receiver adalah komunikan yang menerima pesan dari komunikator
7. Response
Response adalah tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterima pesan
8. Feedback
Feedback adalah umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.
9. Noise
Noise adalah gangguan tak terencana yang terjadi pada proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan komunikator kepadanya. (Effendy, 2011 : 18)
(44)
2.2 Tinjauan Tentang Humas
2.2.1 Definisi Humas
Definisi Humas menurut Frank Jefkins yang diterjemahkan oleh Daniel Yadin adalah ”Sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi dari semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”. (Jefkins, 1992:9).
Terdapat analisis dari pengertian tersebut, yakni sebagai berikut :
a. Bagian pertama, unsur tujuannya lebih diperinci, yaitu tidak hanya terbatas pada saling pengertian saja, melainkan juga berbagai macam tujuan khusus lainnya yang sedikit banyak berkaitan dengan saling pengertian itu. Tujuan-tujuan khusus itu biasanya adalah penanggulangan masalah-masalah komunikasi yang memerlukan suatu perubahan tertentu, misalnya saja perubahan sikap yang negatif menjadi positif.
b. Public relations harus menggunakan metode manajemen berdasarkan tujuan (manajemen by objectives) dalam mengejar suatu tujuan, semua hasil atau tingkat kemajuan yang telah dicapai harus bisa diukur secara jelas, mengingat public relations merupakan kegiatan yang nyata. Kenyataan dengan tegas menyangkal anggapan keliru yang mengatakan bahwa public relations merupakan kegiatan yang abstrak. (Jefkins, 1992:9).
Roberto Simoes (1984) yang dikutip oleh Sr. Mria Assumpta Rumanti menyimpulkan ”apa public relations itu sebenarnya”.
a. Public relations merupakan proses interaksi. PR menciptakan opini publik sebagai input yang mnguntungkan kedua belah pihak.
b. Public relations adalah fungsi manajemen. PR menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau organisasi dengan publiknya, baik internal maupun eksternal. Hal ini merupakan unsur yang sangat penting dalam manajemen dalam pencapaian tujuan
(45)
c. Public relations merupakan aktivitas diberbagai bidang ilmu (PR adalah multidisiplin ilmu). PR menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik, bertujuan menanamkan goodwill, kepercayaan, saling adanya pengertian, dan citra yang baik dari publiknya.
d. Public relations merupakan profesi profesional dalam bidangnya. Juga PR merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi dengan secara tepat dan dengan secara terus-menerus. PR merupakan kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan.
e. Public relations merupakan penggabungan berbagai ilmu, PR merupakan penerapan kebijksanaan dan pelaksanaannya melalui interpretasi yang peka atas berbagai peristiwa. (Rumanti, 2002:7).
Public relation merupakan aktivitas yang proses kegiatannya melalui empat tahap, yakni sebagai berikut:
a. Penelitian yang didahului penemuan analisis, pengolahan data dan sebagainya
b. Perencanaan yang direncanakan c. Pelaksanaan yang tepat
d. Evaluasi, penilaian setiap tahap dan evaluasi keseluruhan. (Rumanti, 2002:7-8).
Adapun Definisi Humas menurut Onong Uchjana Effendy yakni:
Humas adalah fungsi manajemen dari sikap budi yang berencana dan berkesinambungan yang dengan itu organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berupaya membina pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang ada kaitannya atau yang mungkin ada hubungannya dengan jalan menilai pendapat umum di antara mereka
(46)
untuk mengkorelasikan, sedapat mungkin kebijkasanaan dan tata cara mereka yang dengan informasi yang berencana dan tersebar luas mencapai kerja sama yang lebih produktif dan pemenuhan kepentingan bersama lebih efisien. (Effendy. 1993:21)
2.2.2 Karakteristik Humas
Humas pada hakikatnya adalah aktivitas, maka sebenarnya tujuan humas dapat dianalogikan dengan tujuan komunikasi, yakni adanya penguatan dan perubahan kognisi, afeksi dan perilaku komunikannya. Bila dikaitkan kedalam tujuan humas, maka tujuan humas adalah terjaga dan terbentuknya kognisi, afeksi dan perilaku positif publik terhadap organisasi/lenbaga. Adapun rumusan yang paling tepat mengenai tujuan humas adalah sebagai berikut:
a. Adanya upaya komunikasi bersifat 2 arah b. Sifatnya terencana
c. Berorientasi pada organisasi/lembaga
d. Sasarannya adalah publik. (Kusumastuti, 2001, 15-17)
Hakikat humas adalah komunikasi. Namun, tidak semua komunikasi dapat dikatakan humas. Komunikasi yang menjadi ciri kehumasan adalah komunikasi dua arah yang memungkinkan terjadinya arus informasi timbal balik. Komunikasi timbal balik dalam praktik kehumasan bukan berarti
(47)
komunikasi yang harus bersifat langsung, melainkan bersifat tertunta (delayed). Oleh karena itu, setiap upaya yang memungkinkan terjadinya arus timbal balik dapat disebut sebagai komunikasi kehumasan.
Humas adalah suatu kerja manajemen atau fungsi manajemen. Oleh karena itu, humas haruslah menerapkan prinsip-prinsip manajemen, supaya hasil kerjanya dapat diukur. Humas tidak beda dengan fungsi manajemen yang lain, yang memerlukan fact finding, perencanaan, pengorganisasian, aksi dan evaluasi. Artinya aktivitas humas perlu direncanakan, dirumuskan tujuannya, dan ditentukan ukuran keberhasilannya.
Humas berorientasi pada organisasi atau lembaga (penghasil produk) untuk mencapai pengertian, kepercayaan, dan dukungan publik. Dengan mencermati orientasi tersebut, maka syarat mutlak dalam kerja humas adalah pemahaman yang tinggi terhadap visi, misi, dan budaya orgsnisasi/lembaga . Visi, misi, dan budaya orgsnisasi/lembaga inilah yang menjadi materi utama humas, sehingga dapat mencapain tujuan humas dan mendukung tujuan manajemen lainnya.
Sasaran humas adalah publik, yakni suatu kelompok dalam masyarakat yang memiliki karakteristik kepentingan yang sama. Jadi, sasaran humas bukanlah perorangan. Hal ini perlu disampaikan sebab masih ada orang yang mengistilahkan PR sebagai personal relations. Terjemahan public
(48)
relations menjadi Hubungan masyarakat juga harus dibedakan dengan pengertian masyarakat sebagai ”society”.
Dalam prakteknya publik ini di kelompokan menjadi dua yakni publik internal dan publik eksternal. Publik internal meliputi publik karyawan, publik pemegang saham, dan publik pengelola. Sedangkan publik eksternal yang prinsipnya publik ini berada di luar organisasi/lembaga. Publik ini meliputi komunitas lokal (tetangga), publik pers, dan publik pemerintah.
2.2.3 Tujuan Humas
Humas pada hakikatnya adalah aktivitas, maka sebenarnya tujuan humas dapat dianalogikan dengan tujuan komunikasi, yakni adanya penguatan dan perubahan kognisi, afeksi dan perilaku komunikannya. Bila dikaitkan kedalam tujuan humas, maka tujuan humas adalah terjaga dan terbentuknya kognisi, afeksi dan perilaku positif publik terhadap organisasi/lenbaga. Adapun rumusan yang paling tepat mengenai tujuan humas adalah sebagai berikut:
1. Terpelihara dan terbentuknya pengertian (aspek kognisi)
Saling pengertian dimulai dari saling mengetahui dan saling mengenal. Tujuan humas pada akhirnya adalah membuat publik dan organisasi/ lembaga saling mengenal. Baik mengenal kebutuhan, kepentingan, harapan, maupun budaya masing-masing. Dengan demikian, aktivitas kehumasan haruslah menujukan adanya usaha komunikasi untuk mencapai saling kenal dan mengerti tersebut. Sifat komunikasi cenderung inpormatif saja .
(49)
2. Menjaga dan membentuk salaing pecaya (aspek afeksi)
Tujuan humas berikutnya lebih pada tujuan emosi, yakni pada sikap (afeksi) saling percaya (mutual confidence). Untuk mencapai tujuan saling percaya ini, prinsip-prinsip komunikasi persuasif dapat diterapkan. Bila humas memberi dua kepentingan (organisasi dan pers), maka berikutnya humas harus dapat meyakinkan kedua belah pihak untuk dapat menerima dan menghormati kepentingan masing-masing. Humas harus dapat meyakinkan bahwa pers akan menulis sesuai dengan fakta, mencari dan memperoleh berita merupakan hak pers dan pers memiliki kode etik sendiri
3. Memelihara dan menciptakan kerjasama (aspek psikomotoris)
Maksud dari tujuan ini adalah dengan komunikasi diharapkan akan terbentuknya bentuan dan kerjasama nyata. Artinya, bantuan dan kerjasama ini sudah dalam bentuk perilaku atau termanifestasikan dalam bentuk tindakan tertentu. Dalam contoh hubungan dengan pers, aspek psikomotoris dapat dilihat dari usaha humas sebagai wakil organisasi/lembaga untuk senantiasa terbuka terhadap pers yang mengingkan fakta, tidak mempersulit kerja pers dalam memberi ide kepada pers dan pers dapat mempertimbangkan untuk memuat secara tidak menyolok dan proporsional. (Kusumastuti, 2001:20-22).
Mengacu pada tiga tujuan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa setelah pengetahuan/pikiran dibuka, emosi dan kepercayaan disentuh maka selanjutnya perilaku positif dapat diraih. Pada akhirnya, semua itu kembali pada tujuan yang lebih besar, yakni terbentuknya citra/image yang favourable terhadap organisasi lembaga dimana humas berada.
2.3 Tinjauan Tentang Media Komunikasi
Media komunikasi merupakan komunikasi yang menggunakan media saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan yang jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.
(50)
Secara sederhananya, media komunikasi ialah “perantara dalam penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikate yang bertujuan untuk efisiensi penyebaran informasi atau pesan tersebut”. (Burgon & Huffner, 2002)2
2.4 Tinjauan Media Komunikasi Nirmassa
“Media nirmasa pada umumnya diklasifisikan berdasarkan sasaran yang dituju, apakah hanya satu orang atau banyak orang
A. media individual
Yang dimaksud dengan media individual adalah media nirmasa yang dipergunakan untuk komunikasi titik ke titik maksudnya komunikasi antara seseorang dengan seseorang lainnnya.
yang termasuk media individual adalah surat,telepon,telegram,telex dan lain-lain media tyang hanya menyalurkan suatu pesan kepada satu orang B. Media Umum
yang dimaksudkan dengan media umum adalah sarana komunikasi yang dipergunakan oleh humas untuk menyampaikan berbagai pesan kepada publik, baik publik inter maupun exteren, dalam jumlah yang leratif banayak contoh untuk media umum ini adalah papanb pengumuman , penerbit organisasi,poster, spanduk, planplet, pameran, pergelaran, dan sebagainya”.(Effendy, 1998;76)
(51)
2.5 Tinjauan Tentang Wartawan
2.5.1 Pengertian Wartawan
Wartawan adalah orang-orang yang terlibat dalam pencarian, pengolahan, dan penulisan berita atau opini yang dimuat di media massa, mulai dari pemimpin redaksi hingga koresponden yang terhimpun dalam bagian redaksi. (Romli, 2005 : 7)
Menurut undang-undang nomor 11/1966 tentang ketentuan-ketentuan pokok pers, bab 1, pasal 1, ayat (4) wartawan adalah karyawan yang malakukan pekerjaan kewartawanan secara contnue.
Menurut undang-undang nomor 11/1999 tentang pers, bab 1, pasal 1, ayat (4) wartawan adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik.
Menurut Adinegoro yang dikutip dalam buku Alex Sobur yang berjudul Etika Pers Propesionalisme dengan Nuran,i menyatakan bahwa :
”wartawan adalah orang yang hidupnya bekerja sebagai anggota redaksi surat kabar, baik yang duduk dalam redaksi dengan bertanggung jawab terhadap isi surat kabar maupun diluar kantor redaksi sebagai koresponden, yang tugasnya mencari berita, menyusunnya, kemudian mengirimkannya kepada surat kabar yang dibantunya, baik berhubungan tetap maupun tidak tetap dengan surat kabar yang memberi nafkahnya”. (Sobur,2001 : 101)
2.5.2 Standar Profesi Wartawan
Manajemen sebuah penerbitan pers hendaknya menentukan kualifikasi SDM Wartawan agar memenuhi standar profesi. Hal itu penting bagi
(52)
kemajuan penerbitan pers karena wartawan merupakan ujung tombak media massa.
Setidaknya ada enam standar profesi wartawan sejati (real journalist) : 1. Well selected, maksudnya wartawan harus terseleksi dengan baik. 2. Well educated, artinya wartawan harus terdidik dengan baik
setidaknya melalui tahap pendidikan kewartawanan dan pelatihan jurnalistik yang terpola dan terarah secara baik.
3. Well trained, artinya wartawan terlatih dengan baik.
4. Well equipped, maksudnya wartawan dilengkapi dengan perlengkapan yang memadai agar dapat bekerja secara optimal. 5. Well paid, yakni wartawan digaji secara layak. Jika tidak jangan
harap “budaya amplop” bisa diberantas.
6. Well motivated, artinya memiliki motivasi yang baik ketika menerjuni dunia kewartawanan motivasi disini lebih pada idealisme bukan materi. (Romli, 2005 : 9)
2.6 Tinjauan Tentang Berita 2.6.1 Pengertian Berita
Kata “berita” sendiri berasal dari kata sansakerta, vrit (ada atau terjadi) atau vritta (kejadian atau peristiwa). Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan, Berita adalah “laporan tercepat mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat”.Berita dalam bahasa Inggris disebut News. Dalam The Oxford Paperback Dictionary terbitan Oxford University Press (1979), news diartikan sebagai “informasi tentang peristiwa terbaru”.
Adapun definisi berita yang dikemukakan para pakar komunikasi dan jurnalistik:
(53)
Berita adalah suatu kenyataan atau ide yang benar dan dapat menarik perhatian sebagian besar pembaca (Dean M Lyle Spencer).
Berita adalah sesuatu yang terkini (baru) yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar sehingga dapat menarik atau mempunyai makna dan dapat menarik minat bagi pembaca (Willard C. Bleyer).
Berita adalah sesuatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta yang punya arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian pembaca surat kabar yang memuat hal tersebut (William S. Maulsby). Berita adalah laporan pertama dari kejadian penting dan dapat menarik perhatian umum (Eric C. Hepwood).
Berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca serta menyangkut kepentingan mereka. (Romli, 2003; 35)
Sedangkan menurut The New Glorier Webster International Dictionary, berita adalah:
1. Informasi hangat tentang sesuatu yang telah terjadi, atau tentang sesuatu yang belum diketahui sebelumnya.
2. Berita adalah informasi yang disajikan oleh media semisal surat kabar, radio dan televis.
3. Berita adalah sesuatu atau seseorang yang dipandang oleh media merupakan subjek yang layak untuk diberitakan.
(Hikmat, Purnama Kusumaningrat, 2005: 39)
2.6.2 Jenis-jenis Berita
Ada sejumlah jenis berita yang dikenal di dunia jurnalistik, yang paling popular dan menjadi menu utama surat kabar adalah:
1. Berita Langsung
Berita langsung (straight news) adalah laporan peristiwa yang ditulis secara singkat, padat, lugas, dan apa adanya. Ditulis dengan gaya memaparkan peristiwa dalam keadaan apa adanya, tanpa ditambah dengan penjelasan, apalagi interpretasi. Berita langsung dibagi menjadi dua jenis: berita keras atau hangat (hard news) dan berita lembut atau ringan (soft news).
(54)
2. Berita Opini
Berita opini (opinion news) yaitu berita mengenai pendapat, pernyataan, atau gagasan seseorang, biasanya pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu peristiwa. 3. Berita Interpretatif
Berita interpretaif (interpretative news) adalah berita yang dikembangkan dengan komentar atau penilaian wartawan atau nara sumber yang kompeten atas berita yang muncul sebelumnya sehingga merupakan gabungan antara fakta dan interpretasi. Berawal dari informasi yang dirasakan kurang jelas atau tidak lengkap arti dan maksudnya.
4. Berita Mendalam
Berita mendalam (depth news) adalah berita yang merupakan pengembangan dari berita yang sudah muncul, dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan. Bermula dari sebuah berita yang masih belum selesai pengungkapannya dan bisa dilanjutkan kembali (follow up system). Pendalaman dilakukan dengan mencari informasi tambahan dari narasumber atau berita terkait.
5. Berita Penjelasan
Berita penjelasan (explanatory news) adalah berita yang sifatnya menjelaskan dengan menguraikan sebuah peristiwa secara lengkap, penuh data. Fakta diperoleh dijelaskan secara rinci dengan beberapa argumentasi atau pendapat penulisnya. Berita jenis ini biasanya panjang lebar sehingga harus disajikan secara bersambung dan berseri.
6. Berita Penyelidikan
Berita penyelidikan (investigative news) dalah berita yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber. Disebut pula penggalian karena wartawan menggali informasi dari berbagai pihak, bahkan melakukan penyelidikan langsung ke lapangan, bermula dari data mentah atau berita singkat. Umumnya berita investigasi disajikan dalam format tulisan feature.
(Romly, 2003 : 40-46).
Selain jenis-jenis berita di atas, dikenal pula jenis-jenis berita lainnya, antara lain :
1. Berita Singkat (spot news), yaitu berita atau laporan peristiwa yang sedang terjadi secara langsung atau siaran langsung.
(55)
2. Berita Basi, yaitu berita yang sudah tidak actual lagi.
3. Berita Bohong (libel), yaitu berita yang tidak benar atau tidak factual sehingga menjurus pada kasus pencemaran nama baik. 4. Berita Foto, yaitu laporan peristiwa yang ditampilkan dalam
bentuk foto lepas, tidak ada kaitan dengan tulisan yang ada di sekelilingnya.
5. Berita Kilat (news flash), yaitu berita yang penting segera diketahui publik, dimuat di halaman depan surat kabar.
6. Berita Pembuka Halaman (opening news), yaitu berita atau tulisan yang ditempatkan di bagian awal atau paling atas halaman surat kabar, semacam berita utama (headline)
(Romly, 2003 : 47)
2.6.3 Nilai Berita
Suatu berita memiliki nilai layak berita jika didalamnya ada unsur kejelasan (clarity) tentang kejadiannya, ada unsur kejutannya (surprise), Ada unsur kedekatannya (proximity) secara geografis, serta ada dampak (impact) dan konflik personalnya.
Tetapi, kriteria tentang nilai berita ini sekarang sudah lebih disederhanakan dan disistimatiskan sehingga sebuah unsur kriteria mencangkup jenis-jenis berita yang lebih luas, dalam buku Jurnalistik Terapan Asep Syamsul M Romli (2003 : 37), mengemukakan unsur-unsur nilai berita yang sekarang dipakai dalam memilih berita, unsur-unsur tersebut adalah :
1. Aktualitas, peristiwa terbaru, terkini, terhangat (up to date), sedang atau baru saja terjadi (recent events).
2. Faktual (factual), yakni ada faktanya (fact), benar-benar terjadi bukan fiksi (rekaan, khayalan, atau karangan). Fakta muncul dari
(56)
sebuah kejadian nyata (real event), pendapat (opinion), dan pernyataan (statement).
3. Penting, besar kecilnya dampak peristiwa pada masyarakat (consequences), artinya, peristiwa itu menyangkut kepentingan banyak atau berdampak pada masyarakat.
4. Menarik, artinya memunculkan rasa ingin tahu (curiousity) dan minat membaca (interesting). Peristiwa yang biasanya menarik perhatian pembaca, disamping actual, factual, dan penting, juga bersifat :
a. Menghibur, yakni peristiwa lucu atau mengandung unsur humor yang menimbulkan rasa ingin tertawa atau minimal tersenyum.
b. Mengandung Keganjilan, peristiwa yang penuh keanehan, keluarbiasaan, atau ketidaklaziman.
c. Kedekatan (proximity), peristiwa yang dekat baik secara geografis maupun emosional.
d. Human Interest, terkandung unsur menarik empati, simpati atau menggugah perasaan khalayak yang membacanya. e. Mengandung unsur seks, yakni peristiwa yang berkaitan
dengan kebutuhan biologis atau nafsu seksual manusia. f. Konflik, pertentangan, dan ketegangan.
2.6.4 Frekuensi Penyajian Berita
Frekuensi asal kata dari frekuen, yang artinya sering, jadi frekuensi digunakan untuk mengukur berapa sering dan banyaknya berita yang dimuat di surat kabar, baik berita berupa tulisan maupun foto.
Sedangkan pemberitaan yang baik hendaknya disampaikan berulang-ulang melalui medianya. Perberulang-ulangan pesan di radio berkali-kali, penayangan di TV pun demikian, kekerapan muncul di halaman surat kabar atau majalah di setiap waktu terbit. Artinya dengan demikian mudah mengingatkan pada
(57)
waktu tertentu, halaman tertentu, akan muncul pada media. Pemakian secara refleks cepat mengingatnya (Liliweri, 1992: 77).
Melihat pentingnya jangka waktu dalam kegiatan pemberitaan ini, maka Tams Djayakusumah menjelaskan sebagai berikut :
“Melihat jangka waktu yang dipergunakan yang tentunya disesuaikan dengan tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang maka penerbitan atau penyiaran turut membantu dan menentukan sering tidaknya komunikan melihat atau mendengar yang disampaikan melalui media massa tersebut.sehingga dengan sendirinya konsumen akan terpengaruh dan bergerak sesuai dengan isi pesan, tanpa adanya suatu paksaan” (Djayakusumah, 1982: 18)
2.6.5 Isi Berita
Untuk mengetahui unsur-unsur yang membuat isi suatu berita layak dimuat. Sekiranya perlu menyimak isi dari pasal 5 Kode Etik Jurnalistik Wartawan Indonesia :
“Wartawan Indonesia menyajikan berita secara berimbang dan adil, mengutamakan kecermatan dan ketepatan, serta tidak mencampurkan fakta dan opini sendiri. Tulisan berisi interpretasi dan opini wartawan agar disajikan dengan menggunakan nama jelas penulisnya. “
Dari ketentuan yang ditetapkan Kode Etik Jurnalistik Wartawan Indonesia itu menjadi jelas bahwa berita pertama-tama harus cermat dan tepat atau dalam bahasa jurnalistik harus akurat, selain cermat dan tepat, berita juga harus lengkap (complete) dalam hal ini menggunakan elemen 5W+1H: What (apa yang sedang terjadi), Where (dimana hal itu terjadi), When (kapan
(58)
peristiwa itu terjadi), Who (siapa yang terlibat dalam peristiwa itu), Why (kenapa hal itu terjadi), dan How (bagaimana peristiwa itu terjadi), adil (fair) dan berimbang (balanced). Kemudian berita harus tidak mencampurkan fakta dan opini sendiri atau dalam bahasa akademis disebut objektif, serta berita harus tepat (current), ringkas (concise) dan jelas (clear) dalam pemakaian gaya bahasa yang digunakan.
2.7 Tinjauan Tentang Persepsi
2.7.1 Pengertian Persepsi
Definisi persepsi menurut Jalaludin Rakhmat yaitu “Pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah memberi makna pada stimuli indrawi (sensori indrawi)”. (Rakhmat, 2003:51)
Sedangkan menurut Deddy Mulyana, persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita. Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi. (Mulyana, 2001:167)
(59)
Senada dengan apa yang dinyatakan diatas definisi persepsi pun dinyatakan oleh beberapa pakar seperti John F. Wenburg dan William W. Wilmot yang menyatakan bahwa: “Persepsi dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna”; Rudolph F. Verderber: “Persepsi aadalah proses menafsirkan informasi indrawi”, dan J. Cohen: “Persepsi didefinisikan sebagai interpretasi bermakna atas sensasi sebagai repesentasi objek ekternal”. (Mulyana, 2001:167)
Dari definisi diatas dapat diketahui dan peneliti ambil kesimpulan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang suatu objek: pengenalan dan pengertian terhadap orang-orang, lembaga, dan keadaan melalui panca indra; dan proses pemberian makna pada panca indra.
2.7.2 Proses Pembentukan Persepsi
Pesepsi adalah suatu proses dimana rangsangan atau stimuli diterima oleh sistem sensorik, setelah terjadi pengalaman kemudian akan menghasilkan bentuk-bentuk, tindakan-tindakan, pikiran-pikiran atau konsep-konsep. Dalam menjumpai dan menerima berbagai macam rangsangan atau stimulus, namun tidak semua stimulus akan mendapatkan reaksi dari individu.
Persepsi baru terbentuk bila ada perhatian, pengertian dan penerimaan dari individu sesuai dengan kebutuhan individu dalam pengamatannya.
(60)
Kemampuan orang untuk mempersepsikan stimulus yang sama akan ditafsirkan berbeda oleh beberapa individu, penafsiran tersebut tergantung pada pengalaman yang lalu dan sistem nilai khusus.
2.7.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Jalaludin Rakhmat banyak faktor yang dapat mempengaruhi persepsi, faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Perhatian (Attention). 2. Faktor-faktor fungsional.
3. Faktor-faktor struktural. (Rakhmat, 2003:52)
Berdasarkan pendapat diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Perhatian (Attention)
Definisi perhatian menurut Kenneth E. Anderson yang dikutip Jalaludin Rakhmat adalah “Proses mental ketika stimuli atau
rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran paada saat stimului lainya melemah” (Rakhmat, 2003:52). Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri kita pada salah satu alat indra kita, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indra yang lain.
2. Faktor-faktor fungsional (Personal) yang menentukan persepsi berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang disebut faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon paada stimuli itu. 3. Faktor-faktor struktural stimuli yang menentukan persepsi berasal
(61)
warna, ukuran daan intensitas) yang ditimbulkan pada system saraf individu (Rakhmat, 2003:55).
2.7.4 Hakikat Persepsi
Menurut Linda L. Davidoff yang diterjemahkan oleh Mari Juniati Hakekat Persepsi ada 3 yaitu:
1. Persepsi bukanlah cermin realitas: orang seringkali menganggap bahwa persepsi menyajikan satu pencerminan yang sempurna mengenai realitas atau kenyataan. Persepsi bukanlah cermin. Pertama, indra kita tidak memberikan respons terhadap aspek-aspek yang ada di dalam linhkungan. Kedua, manusia seringkali melakukan persepsi rangsang-rangsang yang pada kenyataannya tidak ada. Ketiga, persepsi manusia tergantung pada apa yang ia harapkan, pengalaman, motivasi.
2. Persepsi: kemampuan kognitif yang multifaset: pada awal pembentukan proses persepsi, orang telah menentukan dulu apa yang akan diperhatikan. Setiap kali kita memusatkan perhatian, lebih besar kemungkinannya anda akan memperoleh makna dari apa yang kita tangkap, lalu menghubungkannya dengan pangalaman lalu, dan untuk kemudian hari diingat kembali. Kesadaran dan ingatan juga mempengaruhi persepsi.
3. Atensi: Perananya pada persepsi: atensi atau perhatian adalah ketertbukaan kita untuk memilih sesuatu. Beberapa orang psikolog melihat atensi sebagai sejenis alat saring (filter) yang akan menyaring semua informasi pada titik-titik yang berbeda pada proses persepsi. (Davidoff, 1988: 233-236)
2.8 Tinjauan Tentang Kualitas
(62)
Goetsh dan Davis (dalam Fandy Tjiptono 2004 : 51) merumuskan definisi kualitas yaitu bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Kualitas menurut Kotler dan Amstrong (2006:225) adalah: “The ability of a product to perform its functions”, yang berarti kemampuan suatu produk dalam memberikan kinerja sesuai dengan fungsinya. Kualitas yang sangat baik akan membangun kepercayaan konsumen sehingga merupakan penunjang kepuasan konsumen.
2.9 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan alur pikir penulis yang dijadikan sebagai skema pemikiran yang melatar belakangi penelitian ini mengingat fungsinya sangat penting dalam penelitian ini, penulis mengemukakan kerangka pemikiran tersebut sebagai berikut.
2.9.1 Kerangka Teoritis
Pemda merupakan sebuah organisasi yang di mana didalamnya terjadi komunikasi. Mempelajari organisasi adalah mempelajari perilaku pengorganisasian,dan inti perilaku tersebut adalah komunikasi. Setelah
(63)
mengetahui konten dari penelitian ada komunikasi organisasi dan komunikasi massa hakikat organisasi dan komunikasi, maka kita dapat melihat arah dan pendekatan yang ada pada komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi lebih dari sekedar apa yang dilakukan orang-orang. Adapun pengertian komunikasi organisasi adalah:
Komunikasi organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang dapat mengambil sejumlah arah yang sah dan bermanfaat ”. (Pace dan Faules, 2002 : 25)
Dalam menjalankan tugasnya pemda Garut tidak terlepas dari melakukan komunikasi massa. Adapun pengertian komunikasi massa adalah:
“Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khlayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat”(Komala, 1999 : 7)
Penggunaan website yang dilakukan oleh Pemda Garut sebagai media komunikasi tentunya akan menimbulkn persepsi dikalangan masyarakat. Adapun pengertian persepsi menurut Joseph A Devito:
“Persepsi adalah proses dengan mana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita”
Dalam penelitian ini terdapat dua variable yaitu persepsi dan kualitas isi. Yang bisa diterangkan sebagai berikut.
Menurut Deddy Mulyana dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, bahwa persepsi meliputi
(64)
“pengindraan (sensasi) melalui alat-alat indra manusia (indra peraba, pencium, penglihatan dan pendengar), atensi dan iterpretasi. Untuk timbulnya suatu persepsi yang mengkombinasikan fungsi-fungsi alat indra yang dimiliki oleh manusia” (Mulyana. 2002: 168)
Bertolak dari tentang persepsi untuk mengukur variable pada penelitian ini, maka dapat di jabarkan sebagai berikut:
Sensasi merupakan pengindraan melalui alat-alat indra kita. Sensasi merujuk pada pada pesan yang dikirimkan yang dikirimkan ke otak lewat penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan pengecapan.
Atensi atau perhatian adalah pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari pengindraan, ingatan maupun proses kognitif lainnya. Proses atensi membantu efisiensi penggunaan sumberdaya mental yang terbatas yang kemudian akan membantu kecepatan reaksi terhadap rangsangan tertentu. Ada dua faktor meningkatnya Atensi, yaitu, faktor Eksternal dan faktor Internal. Faktor Eksternal misalnya, Movement, Stimulus Intensity, Pengulangan, dan Kebaruan. Sedangkan faktor Internal misalnya, faktor biologis, sosiopsikologis, dan sosiogenis.
Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang amat penting. Proses interpretasi ini tergantung pada cara pendalaman (learning), motivasi dan kepribadian seseorang. Pedalaman, motivasi dan kepribadian seseorang akan berbeda dengan orang lain,. Oleh karena itu interpretasi
(65)
terhadap sesuatu informasi yang sama, akan berbeda antara satu orang dengan yang lain. Disinilah letak sumber perbedaan pertama dari persepsi dan itulah sebabnya mengapa interpretasi merupakan subproses yang penting.
Dari hal diatas bagaimana sensasi, atensi, interpretasi bisa mempengaruhi wartawan yang sehingga bisa menciptakan pesepsi yang berbeda dikalangan wartawan itu sendiri. .Dari penjabaran diatas maka didapat indikator dari persepsi yaitu sensasi, atensi, interpretasi.
Syarat suatu berita adalah fakta (fact), Objektif (objective), berimbang (balance), lengkap (complete), dan akurat (accurate) (Widodo, 1997: 36). Dari pendapat widodo tentang syarat suatu berita maka dapat di tarik indikator kualitas berita adalah fakta, objektif, berimbang, lengkap, dan akurat.
Bertolak dari tentang berita untuk mengukur variabel pada penelitian ini sebagai berikut:
Fakta, menulis berita berdasarkan apa yang terjadi dan tidak mengandung kebohongan, yang dapat menimbulkan kerugian bagi orang lain.
Objektif, ditulis apa adanya artinya wartawan dalam memilih dan menyususn berita tidak memasukan prasangka-prasangka pribadinya atau pesan, berita harus jujur merupakan erat kaitannya dengan berita interpretasi. Dalam berita atau laporan, harus dapat mengungkapkan latar belakang yang
(1)
caraberbicara,dengankaryawanmaupunstafperusahaan agar tidakmenimbulkanefeknegatif.
2. Bagimahasiswa yang
akanmelakukanpenelitianhendaknyaharusmenaatisegalaperaturan yang berada di perusahaanhususnyabagianinformatika.
3. Bagimahasiswa yang
akanmelakukanpenelitianhendaknyaharusmempunyaikomunikasi yang baikdalammelakukanpenelitiankaryawanataustafperusahaan agar tidakterjadinyakesalahpahaman.
4. Bagimahasiswa yang
melakukanpenelitianharusbisabersosialisasidenganbaik agar suasanapenelitiandapatterciptadengannyaman.
(2)
140
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Davidoff, Linda. L terjemahan Mari Juniati. 1988. Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta:Erlangga.
Djayakusumah, Tams. Pengertian Periklanan. Bandung : CV. Armico. 1982. Fandy Tjiptono, 2004, Pemasaran Jasa, Bayu Media Malang
Jefkins, Frank. 1992. Public Relations ER. Jakarta : Erlangga Kotler, Philip. 2006. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium.
AlihBahasa,
Kriyantono, Rachmat. 2008. Public Relations Writing. Jakarta : Kencana Prenada MediaGroup.
Kusumaningrat, Frida 2001. Jurnalistik Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
Kusumastuti, Frida. 2001. Dasar-Dasar Humas. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.
Liliweri, Alo.1992. Dasae-dasar Komunikasi Periklanan. Bandung PT. Citra AdityaBakti.
Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja RosdaKarya.
Nazir. 1988. Metode Penelitian. Bogor. Ghalia.
Onong Uchjana Effendy,. 1993. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Bandung.RemajaRosda .
____________________.2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT.Citra Aditya Bakti.
____________________, 1998. Human Relations dan Public Relations dalam Manajemen.Cetakan Ketujuh : Bandung Mandar Maju
_____________________,2011 Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Cetakan Ke DuaPuluh tiga. Rosda.
(3)
Pace, R. Wayne and Faules, Don .F, Penerjemah Mulyana, Deddy, 2000 Komunikasi Organisasi, Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Rakhmat, Jalaludin.2003. Psikologi Massa, edisi revisi. Bandung : PT. RemajaRosdakarya.
Romli, Asep Syamsul M. 2005.Jurnalistik Terapan. Bandung : BATIC PRESS.
Sobur, Alex. 2001. Etika Pers. Propesionalisme dengan Nurani, Bandung : HumanioraUtama Press (HUP).
Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto. 2002. Dasar-dasar PublicRelations. Bandung:PT.Remaja Rosda Karya.
Sugiono.2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta. ______. 2006Statistika untuk Penelitian . Bandung ; Alfabeta.
Tukiran dan Mustafidah. 2011. Penelitian Kuantitatif sebuah pengantar. Bandug : CVAlfabeta
Widodo. 1997. Teknik Wartawan Menulis Berita Di Surat Kabar dan Majalah.Surabaya:Penerbit Indah.
Wiryanto. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Grasindo. B. Sumber Lain
FadliPermana Putra, 41807040. StrategiBidangTelematikaDinas
KomunikasidanInformatikaProvinsiJawa Barat Melaluli M-Cap (Mobile Community Acces Point) Tentang “Internet Sehat” TerhadapKepuasanPerolehanInformasiBagiSiswa/I
SekolahDasarStandarNasionalNegeri 5 CibadakSukabumi. Arsip Pemda Kabupaten garut.
(4)
142
http://www.anneahira.com/definisi-ilmu-komunikasi.htmanneahira,menyelami definisi Ilmu komunikasi, Rabu/25-04-2012, 22.15 WIB.
http://indicomm.wordpress.com/kode-etik-jurnalistik-2/jurnalistik-berita/, Rabu, 24/04, 23.40 WIB
http://www.psikologizone.com/definisi-media-komunikasi-dan-fungsinya/06511971 definisi media komunikasi dan fungsinya, Rabu/25-04, 23.10 WIB.
(5)
167
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI:
Nama : Andi Hasan
Nama Panggilan : Andi
Tempat Tanggal Lahir : Ciamis, 28 Mei 1990
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 21 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Komplek Bumi Adipura Jalan Pinus No 46
Telepon : 089654711824
(6)
168
Nama Ayah : Sujono Kusman
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Maesunah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat Orang Tua : Dusun Desa Kulon Jalan Jalatrang No. 10 RT.12
RW.08 Kec. Cikoneng Kab. Ciamis 46211
E-mail : [email protected]
A. PENDIDIKAN FORMAL
No. Tahun. Uraian Keterangan
1 2008 - Sekarang Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas (S1) Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik UNIKOM Bandung
2 2005 - 2008 SMA Negeri 2 Ciamis Lulus/Beijazah 3 2002 - 2005 SMP Negeri 2 Ciamis Lulus/Berijazah 4 1997 - 2002 SD Negeri 2 Cimari Lulus/Berijazah