Cina dan Myanmar Menjadi Mitra Dialog MRC

93 semakin menunjukkan keinginannya untuk bekerjasama dalam pemanfaatan aliran sungai Mekong. Pada tahun 2000, Myanmar menandatangani Perjanjian Navigasi Komersial Mekong-Lancang Agreement on Commercial Navigation bersama Cina, Thailand dan Laos yangbertujuan untuk meningkatkan pelayaran di aliran Hulu Sungai Mekong Upper Mekong Basin . 244 Pada tahun 1997 dan 2005, Myanmar menandatangani Memorandum of Understanding MOU dengan Thailand tentang ekspor listrik. 245

4.2 Cina dan Myanmar Menjadi Mitra Dialog MRC

Pada awal 1990an, ketika rencana pembangunan PLTA Cina menjadi jelas, pihak Thailand ingin China berpartisipasi dalam rejim Mekong. 246 Para juru runding Vietnam mengusulkan untuk menegosiasikan terlebih dahulu Perjanjian Mekong, dan baru kemudian mengundang Pemerintah Cina dan Myanmar untuk bergabung dengan rejim Mekong. 247 Thailand enggan menyetujui usulan Vietnam, dan setelah pembentukan MRC pada tahun 1995, salah satu prioritas tertinggi adalah untuk meminta keterlibatan Cina dan Myanmar. 248 Setelah sejumlah pertemuan dilakukan yaitu pada bulan November 1995 dan Maret 1996, MRC memulai Dialogue Meeting untuk pertama kalinya pada bulan July 1996 pada pertemuan tingkat Komite Bersama. Proses dialog tersebut mengadopsi tujuan dan kerangka kerja untuk pertemuan mendatang dengan membahas topik-topik kepentingan bersama dan kepedulian dalam mengejar 244 Susanne Schmeier, hal 32 245 Ibid, hal 34 246 Greg Browder Leonard Ortolano, hal 525 dikutip dalam Supapohn Kanwerayotin, The Mekong: More of a Liability than an Asset? BANGKOK POST, 2 Mar 1992. 247 Ibid 248 Greg Browder Leonard Ortolano, hal 526 dikutip dalam Interview with Krit Kraichitti 94 kerjasama yang lebih besar dan pemahaman bersama di antara empat anggota MRC dan dua Mitra Dialog dan terus mengeksplorasi cara dan sarana untuk semua negara riparian untuk berpartisipasi di bawah Perjanjian Mekong 1995. MRC membentuk dua kelompok kerja dengan anggota dari MRC, Cina, dan Myanmar, dimana satu kelompok fokus terhadap hidrologi dan yang lainnya berfokus pada navigasi. 249 Akhirnya pertemuan Dilogue Meeting antara MRC dengan Cina dan Myanmar menyetujui sejumlah kegiatan yang mungkin bisa sebagai acuan untuk kerjasama di masa depan. Kerjasama tersebut adalah pertukaran data hidrologi, perlindungan lindungan, PLTA, pengembangan sumber daya air, navigasi rute transportasi, pariwisata, dan manajemen banjir. Selama ini pemantauan hidrologi di hulu sungai tidak dapat dilakukan sepenuhnya karena infrastruktur hidrologi yang buruk dan kurangnya pengumpulan data lanjutan. Untuk menyediakan data yang lebih baik untuk MRC, Cina telah meningkatkan kemampuan pemantauan hidrologi. 250 Dalam pernyataan penutup dari ketua Dialogue Meeting , Dr Prathes Sutabutr anggota Komite Bersama untuk Thailand, Direktur Jenderal Departemen Pengembangan dan Promosi Energi dari Kementerian Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Lingkungan menyampaikan apresiasinya atas pertemuan dialog pertama yang sangat bermanfaat. Dia lebih lanjut menekankan sejumlah prestasi yang dibuat pada pertemuan tersebut yaitu kerangka kerja sama yang telah disepakati, diskusi yang intensif telah diselenggarakan berkaitan 249 Ibid 250 MRC Secretariat , Record of The First Dialogue Meeting 26 July 1996, Bangkok Thailand, hal 7 95 dengan pertukaran data hidrologi, dan membentuk kelompok kerja pada potensi navigasi. Akhirnya ia menyimpulkan bahwa kesuksesan Dialogue Meeting yang pertama tersebut meramalkan masa depan yang sangat cerah bagi pencapaian tujuan yang mana tujuan tersebut adalah untuk bekerja sama lebih erat dengan Cina dan Myanmar. Dr Prathes Sutabutr mengakhiri dengan mengungkapkan terima kasih kepada semua delegasi untuk upaya berharga mereka dan partisipasi yang aktif dalam pertemuan. 251 Ada beberapa faktor yang menunjukkan bahwa Cina tidak mungkin untuk menandatangani Perjanjian Mekong. Pertama, pemerintah Cina mungkin berkeberatan dan takut untuk membahayakan program pengembangan PLTA nya yang ambisius di Sungai Mekong Hulu Upper Mekong States dengan menundukkan diri dengan aturan MRC pada pemanfaatan air. 252 Kedua, Cina salah satu dari dari tiga negara yang menentang Konvensi PBB tentang tentang Program Air Internasional Non-Navigational tahun 1997. 253 Sejak pemerintah China menentang konvensi tersebut, diragukan bahwa mereka akan menandatangani Perjanjian Mekong yang lebih komprehensif lagi. 254 Ketiga, pemerintah Cina mungkin bisa mencapai banyak tujuannya, seperti meningkatkan navigasi pada Sungai Mekong, melalui proses dialog, tanpa harus mengikat Cina 251 Ibid 252 Ibid 253 Ibid 254 Perjanjian Mekong lebih komprehensif daripada Konvensi untuk alasan berikut: Konvensi tidak memerlukan negara basin untuk mendirikan sebuah manajemen organisasi, juga tidak meminta negara basin untuk memberitahu negara-negara basin lainnya mengenai usulan penggunaan air dalam segala situasi, juga tidak membutuhkan basin untuk bekerja sama untuk saling menguntungkan. Standar minimum perilaku dalam Konvensi ini adalah untuk mencoba untuk menghindari kerugian bagi negara-negara basin lainnya dan ketika bahaya atau mungkin tidak terjadi untuk menegosiasikan solusi yang dapat diterima bersama. 96 dengan persyaratan Perjanjian Mekong. 255 Selain itu, hampir semua program MRC didanai oleh donor. Hal ini mungkin telah menyebabkan Cina enggan bergabung dengan MRC karena Cina adalah suatu negara yang tidak ingin ada campur tangan donor dalam setiap kepentingan nasionalnya.

4.3 Kerjasama MRC dengan Cina dan Myanmar sebagai Mitra Dialog